Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315683643

PEMILIHAN PRIORITAS LOKASI INDUSTRI SUSU STERILISASI DI JAWA


TENGAH DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARKHI PROCESS (AHP)

Article  in  Jurnal Teknologi · July 2015


DOI: 10.24853/jurtek.7.2.65-71

CITATIONS READS

0 887

3 authors, including:

Tri Yuni Hendrawati Jurnal Teknologi


Universitas Muhammadiyah Jakarta Universitas Muhammadiyah Jakarta
13 PUBLICATIONS   7 CITATIONS    36 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Agroindustri, Food Technology, Herbal Product and feasibility Study View project

Aloe Vera Lotion View project

All content following this page was uploaded by Jurnal Teknologi on 29 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume 7 No.2
Juli 2015
ISSN : 2085 – 1669
e-ISSN : 2460 – 0288
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@ftumj.ac.id

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

PEMILIHAN PRIORITAS LOKASI INDUSTRI SUSU STERILISASI DI JAWA


TENGAH DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARKHI PROCESS (AHP)
T.Y. Hendrawati 1,*, S. Utomo 2
1,2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27, Jakarta Pusat 10510
*E-mail: yunihendrawati@yahoo.com

Diterima: 27 Februari 2015 Direvisi: 17 April 2015 Disetujui: 12 Juni 2015

ABSTRAK

Sterilisasi susu adalah proses pengawetan susu yang dilakukan dengan cara memanaskan susu sampai
mencapai suhu diatas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman dan sporanya mati. Cara sterilisasi susu
memerlukan peralatan khusus dan perlu didesign untuk skala kecil menengah sehingga dapat diterapkan di
kelompok peternak, KUD Susu di daerah penghasil terutama pada penelitian di daerah Jawa Tengah. Tujuan
penelitian ini adalah memilih prioritas lokasi industri susu sterilisasi di Jawa Tengah dengan metode Analytical
Hierarkhi Process (AHP). Tahapan pengumpulan data/survey dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif terhadap aspek-aspek yang berhubungan dengan pemilihan
prioritas lokasi industri susu sterilisasi di Jawa Tengah. Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam survey
ini meliputi data sekunder (instansional) dan primer (wawancara dan kuesioner, data publikasi dan rujukan).
Dalam menentukan daerah mana yang akan dijadikan lokasi pembangunan pabrik susu sterilisasi untuk
provinsi Jawa Tengah ditentukan menggunakan software AHP dengan mempertimbangkan kriteria utama
ketersediaan bahan baku, ketersediaan lahan, utilitas dan kelembagaan. Sedangkan kriteria pendukung meliputi
pemasaran, populasi pabrik susu yang ada, bencana alam dan cuaca. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa
Dari hasil pemilihan prioritas lokasi Kabupaten Semarang merupakan tempat prioritas pembangunan
pengolahan susu sterilisasi dengan bobot 0,440 diikuti dengan Kabupaten Wonosobo dengan bobot 0,319 dan
Kabupaten Boyolali dengan bobot 0,241.

Kata kunci: Susu, Sterilisasi, Analytical Hierarkhi Process (AHP)

ABSTRACT

Sterilization of milk is milk preservation process is done by heating the milk until it reaches a temperature
above the boiling point, so that bacteria and germs and the spores are dead. Sterilizing milk require special
equipment and need to be designed for small and medium scale so that it can be applied in groups of farmers,
cooperatives in the milk-producing areas mainly on research in the area of Central Java. The purpose of this
study is to choose priority locations sterilization dairy industry in Central Java hierarchies Analytical Process
(AHP). Stages of data collection / survey in this study include data gathering both qualitative and quantitative,
aspects related to the selection of priority areas and sterilizing dairy industry in Central Java. Data collection
will be done in this survey include secondary data (institutional) and primary (interviews and questionnaires,
the data publications and referral). In determining which areas will be used as the construction site for the
sterilization of milk factory in Central Java province is determined using AHP software by considering the main
criteria of availability of raw materials, availability of land, utilities and institutions. While supporting criteria
covering marketing, dairy plants existing population, natural disasters and weather. AHP analysis results
indicate that the selection of priority locations From the Semarang District is a development priority
sterilization of milk processing and weighs 0.440 followed by Wonosobo weighing 0.319 and 0.241 Boyolali by
weight.
.
Keywords: Milk, Sterilization, Analytical hierarchy Process (AHP)
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 2 Juli 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

PENDAHULUAN diolah kualitasnya tetap baik, sebaliknya untuk


Susu merupakan bahan makanan yang pemasaran produk susu Sterilisasi tidak
bernilai gizi tinggi karena mengandung menjadi masalah karena kualitas susu setelah
komponen penting yaitu protein, lemak, diolah menjadi susu Sterilisasi dapat bertahan
vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim cukup lama.
dan beberapa jenis mikroba yang bermanfaat Lokasi pendirian pabrik juga diusahkan
bagi kesehatan sebagai probiotik. Namun hal agar tidak berdekatan dengan industri sejenis
ini tidak ada artinya bila susu tidak aman sehingga akan dapat terhindar dari persaingan
dikonsumsi atau tidak aman bagi kesehatan. yang tidak sehat yang akan menyebabkan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar kualitas bahan baku yang diperoleh tidak baik.
susu aman dikonsumsi adalah dengan Lokasi pendirian pabrik juga harus berada
melakukan sterilisasi. didaerah dimana pasokan susu yang akan
Sterilisasi susu adalah proses digunakan masih terdapat surplus pasokan,
pengawetan susu yang dilakukan dengan cara belum terikat penjualan pada satu pihak
memanaskan susu sampai mencapai suhu tertentu dengan jangka waktu yang lama, jika
diatas titik didih, sehingga bakteri maupun diperlukan perlu memiliki peternakan sendiri
kuman dan sporanya mati. Cara sterilisasi susu atau pertenak inti dan plasma. Hal ini
memerlukan peralatan khusus dan perlu diperlukan untuk menjamin keberlangsungan
didesign untuk skala kecil menengah sehingga produksi dan menghindari terjadinya
dapat diterapkan di kelompok peternak, KUD persaingan tidak sehat ditingkat pengumpul
Susu di daerah penghasil terutama pada susu dan tata niaga hasil industrinya. Dari
penelitian di daerah Jawa Tengah. Industri ini beberapa faktor diatas konsep klaster industri
mempunyai peluang besar dalam upaya susu penting untuk diterapkan agar
penyedian produk susu bagi 220 juta keberlangsungan dan jaminan bahan baku
penduduk Indonesia yang saat ini konsumsi dapat terpenuhi. Pihak Konsultan telah
rata-rata susu hanya mencapai 12,85 melakukan survei ke wilayah provinsi Jawa
kg/kapita/tahun, masih jauh dibawah negara Tengah, dengan rincian Kota/Kabupaten di
ASEAN lainnya antara lain Philipina 20 kg, Jawa Tengah. Lima Kota/Kabupaten di Jawa
Malaysia 20 kg, Thailand 20-25 kg, Singapura Tengah yang disurvey tersebut adalah
32 kg. Kabupaten Semarang, Kota Semarang,
Industri Pengolahan Susu (IPS) Kabupaten Salatiga, Kabupaten Boyolali dan
memiliki keterkaitan yang dapat menimbulkan Kabupaten Wonosobo.
multiplier effect yang cukup besar bagi Tujuan penelitian ini memilih prioritas
pembangunan industri persusuan di Indonesia. lokasi industri susu sterilisasi di Jawa Tengah
Hal ini meliputi keterkaitan kedepan (forward dengan metode Analytical Hierarkhi Process
linkage) dengan kegiatan budidaya sapi perah (AHP).
yang masih didominasi oleh perternakan
rakyat, serta keterkaitan kebelakang METODE PENELITIAN
(backward linkage) dengan industri Metodologi terdiri atas tata cara untuk
penyediaan sarana dan prasarana pemerahan, memperoleh data yang terkait. Untuk
pengemasan, transportasi, serta lainnya. menghasilkan dan tercapainya tujuan dalam
Lokasi pendirian pabrik pada industri kegiatan ini, tentunya memerlukan data. Jenis
susu Sterilisasi merupakan suatu faktor utama data yang digunakan dalam kajian ini adalah
yang harus dipertimbangkan, dalam data primer dan sekunder. Tahapan
pembangunan industri susu Sterilisasi banyak pengumpulan data/survey dalam penelitian ini
faktor yang terkait dalam keberlangsungan meliputi pengumpulan data baik yang bersifat
industri ini. Seperti kita ketahui salah satu ciri kualitatif maupun kuantitatif terhadap aspek-
dari unggulnya industri berbasis makanan ini aspek yang berhubungan dengan pemilihan
adalah kesegaran bahan baku yang akan prioritas lokasi industri susu sterilisasi di Jawa
diolah, oleh karena itu lokasi pabrik Tengah. Pengumpulan data yang akan
hendaknya didirikan sedekat mungkin dengan dilakukan dalam survey ini meliputi data
bahan baku sehingga kualitas susu yang akan sekunder (instansional) dan primer

66
Tri Yuni Hendrawati dan Suratmin Utomo : Pemilihan Prioritas Lokasi Industri Susu Sterilisasi Di Jawa Tengah Dengan Metode
Analytical Hierarkhi Process (Ahp)

Jurnal Teknologi 7 (2) pp 65 - 71 © 2015

(wawancara dan kuesioner, data publikasi dan Tabel 1. Daerah Penghasil Susu Terbesar di
rujukan). Jawa Tengah

2012 2013
No Kab/Kota
HASIL DAN PEMBAHASAN (Ltr) (Ltr)
Ketersediaan bahan baku merupakan hal yang 1 Kab. Boyolali 46.260.000 46.775.509
terpenting dari industri susu, karena hal ini 2 Kab. Semarang 34.761.635 34.386.871
merupakan urat nadi keberlangsungan industri 3 Kota Salatiga 6.359.310 6.372.379
susu. Ketersediaan ini tidak hanya berupa 4 Kab. Klaten 4.037.871 4.213.574
5 Kota Semarang 3.151.358 3.326.868
kuantitas tapi juga kualitas susu. Ketersediaan
Kab.
susu di Jawa Tengah merupakan salah satu 6 559.676 966.487
Wonosobo
sentra susu di Indonesia, oleh karena itu Sumber: BPS, Jawa Tengah
pasokan susu didaerah ini tidak menghawatir-
kan untuk didirikan industri susu sterilisasi. Dari data diatas terlihat bahwa data ini
Akan tetapi perlu dipertajam wilayah mana di menggambarkan jumlah produksi susu
Jawa Tengah yang memenuhi kriteria terbesar ada di Kab. Boyolali kemudian
pemilihan lokasi diatas. Langkah penentuan disusul dengan Kab. Semarang dan Kota
lokasi pendirian susu sterilisasi berdasarkan semarang. Diketiga kabupaten ini terdapat
ketersediaan bahan baku akan dilakukan peningkatan produksi mulai dari kisaran 9,79
dengan beberapa tahapan antara lain: %, 4,84& dan 4,79%. Akan tetapi penurunan
1. Penentuan 5 besar penghasil susu sapi di produksi susu juga terjadi di Kab. Klaten dan
Jawa Tengah, berdasarkan kapasitas Salatiga. Ada yang menarik di Provinsi Jawa
produksi susu sapi; Tengah dimana ada daerah yang memiliki
2. Survey ke 5 wilayah penghasil susu tingkat pertumbuhan produksi susu sapinya
terbesar di Jawa Tengah; mencapai 98,72% yaitu Kab. Wonosobo. Dari
3. Penentuan 2 wilayah tempat akan hasil survey diketahui bahwa komitmen
didirikannya industri pengolahan susu pemerintah daerah terhadap perkembangan
Sterilisasi berdasarkan kriteria: peternakan sapi perah akan sangat
 Ketersediaan bahan baku susu tanpa mendongkrak gairah peternak dalam
mengganggu tata niaga susu yang mengembangkan produksi sapi perahnya. Dan
sekarang sudah ada; untuk mengapresiasi hal tersebut maka kami
 Rencana pengembangan penambahan memasukkan Kab. Wonosobo untuk
produksi susu dengan dibukanya diikutsertakan dalam penilaian ini.
peternakan sapi baru; Guna menentukan daerah mana yang
 Kesiapan daerah untuk menyediakan akan dijadikan lokasi pembangunan pabrik
pengelolaan pabrik mulai dari susu sterilisasi untuk provinsi Jawa Tengah
pengadaan bakan baku, produksi dan ditentukan menggunakan software AHP
pemasaran; dengan mempertimbangkan kriteria utama
 Kesiapan daerah untuk menyertakan ketersediaan bahan baku, ketersediaan lahan,
modal investasi berupa lahan siap utilitas dan kelembagaan. Sedangkan kriteria
bangun dan modal kerja industri susu pendukung meliputi pemasaran, populasi
Sterilisasi. pabrik susu yang ada, bencana alam dan cuaca.
4. Penentuan 1 wilayah yang menjadi lokasi Skenario penentuan tersebut dapat dilihat pada
pendirian industri pengolahan susu gambar berikut:
Sterilisasi di Jawa Tengah melalui analisa
AHP maupun analisa deskriptif.

Berikut disampaikan hasil pengumpulan data 5


daerah di Jawa Tengah dengan produksi susu
terbanyak:

67
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 2 Juli 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

yang tertuang dalam MoU. Penciptaan


kapasitas produksi susu sapi dengan
penambahan jumlah ternak dapat menjadi
alternativ dalam penyediaan bahan baku,
hanya saja penambahan jumlah ternak perlu
proses sehingga produksi susu sapi yang
dihasilkan baru akan dihasilkan dimasa yang
akan datang bukan kapasitas yang tersedia saat
ini.

 Ketersediaan Lahan
Ketersediaan lahan baik untuk pembangunan
dan pengembangan disetiap daerah yang
Gambar 1. Skenario Penentuan Daerah disurvey kesemuanya cukup memiliki lahan
Pembangunan Pabrik Susu Sterilisasi di Provinsi sehingga hal ini sangat mendukung
Jawa Tengah pengembangan industri ke depannya.
Setiap kriteria akan diberi nilai oleh  Utilitas
orang/narasumber yang dianggap memiliki Ketersediaan utilitas yang digunakan dalam
kepakaran dalam hal membandingkan kriteria- proses seperti listrik tersedia disemua daerah
kriteria tersebut dan dari nilai tersebut akan yang disurvey, sedangkan untuk ketersediaan
dibandingkan dan di beri urutan daerah mana air hanya di Kab. Boyolali saja untuk
yang memiliki nilai tertinggi. Daerah dengan penyediaannya yang memerlukan biaya
nilai tertinggi artinya memiliki kesesuaian tambahan. Sarana jalan disemua daerah
paling besar dengan kriteria yang kita inginkan memadai dan kondisinya sangat baik.
dan pilihan itu akan kita ajukan sebagai
rekomendasi tempat atau lokasi pembangunan  Kelembagaan
industri susu sterilisasi. Kelembagaan dalam hal ini ketersediaan mitra
Sebagai gambaran dalam penyusunan yang akan mengelola pengolahan susu
prioritas lokasi pembangunan pengolahan susu terilisasi paska penyerahan menjadi suatu yang
sterilisasi di Jawa Tengah, akan dipaparkan sangat penting karena merekalah yang akan
kondisi yang menjadi kriteria dalam proses menentukan apakah unit pengolahan ini akan
pengambilan keputusan menggunakan dapat berguna atau tidak. Komitmen mitra
software AHP. untuk mengelola pengolahan ini harus sudah
dapat dilihat diawal mulai dari rekam jejak
Faktor utama yang menjadi kriteria dalam koperasi atau lembaga berbadan hukum atau
pemilihan lokasi menggunakan AHP ini terdiri kelompok menjalankan usaha yang utama
dari: sebagai produsen susu sapi. Selain itu
diharapkan mitra juga sudah memiliki usaha
Faktor Pendukung lain/produk turunan susu, sehingga jiwa
 Ketersediaan Bahan Baku kewirausahaannya sudah terbentuk. Kab.
Ketersediaan bahan baku untuk kab. Boyolali yang diwakili oleh KUD Musuk
Semarang, Boyolali dan Wonosobo dapat sudah mapan dalam pengelolaan penjualan
dilihat pada Tabel 5.1, dimana dari tabel susu segar ke IPS begitu juga dengan KUD
tersebut diketahui bahwa jumlah ketersediaan Susu murni di Wonosobo. Satu satunya KUD
susu terbanyak didaerah Boyolali akan tetapi yang sdh memiliki produk olahan turunan susu
perlu diperhatikan juga adanya komitmen berupa susu pasteurilisasi beku adalah KUD
penghasil susu dengan IPS. Komitmen Andini Luhur, selain usaha utamanya
penghasil susu dengan IPS yang sudah memasok susu ke IPS, KUD ini berlokasi di
memiliki tata niaga sendiri harus tetap kita Kab. Semarang.
jaga, dimana sumber bahan baku yang akan
kita gunakan tidak membuat persaingan yang Faktor Pendukung
tidak sehat. Sumber bahan baku diutamakan Faktor pendukung yang menjadi kriteria dalam
berasal dari pihak yang belum memiliki pemilihan lokasi menggunakan AHP ini terdiri
komitmen dengan IPS besar atau pihak lain dari:

68
Tri Yuni Hendrawati dan Suratmin Utomo : Pemilihan Prioritas Lokasi Industri Susu Sterilisasi Di Jawa Tengah Dengan Metode
Analytical Hierarkhi Process (Ahp)

Jurnal Teknologi 7 (2) pp 65 - 71 © 2015

 Pemasaran  Cuaca
Pemasaran ini merupakan hal yang harus juga Faktor merupakan hal yang sangat penting
dipertimbangkan dalam produksi susu pada industri pengolahan susu, karena dari
sterilisasi karena tanpa adanya team kondisi alam akan juga menentukan biaya
pemasaran yang handal maka produksi akan operasional dari proses produksi susu
terhambat. Semua mitra yang disurvey sterilisasi. Disatu sisi, suhu yang dingin akan
sebenarnya sudah memiliki jaringan untuk membuat kondisi operasi berjalan lebih baik
dapat memasarkan produknya akan tetapi karena proses pendinginan akan relatif lebih
perlu dilakukan pendampingan dan pelatihan ringan kerjanya, dan akan membawa
agar dapat berjalan dengan baik. KUD Musuk konsekuensi lebih sedikitnya penggunaan
di Boyolali dan Andini luhur di Kab. energi listrik. Selain itu udara yang dingin
Semarang memiliki jaringan lebih banyak jika akan menjaga kualitas susu lebih tahan lama,
dibandingkan dengan KUD Susu murni di dibalik itu pada proses pemanasan akan
Wonosobo, akan tetapi melihat dukungan membutuhkan energi lebih banyak karena
pemerintah daerah Wonosobo yang lebih harus memanaskan air dengan suhu lebih
perhatian dibandingkan kedua Kabupaten rendah dari biasanya. Lokasi di Kab.
lainnya bisa saja jaringan di Wonosobo bisa Wonosobo dan Kab. Semarang lebih dingin
setara dengan yang sudah mapan. Selain itu dari pada di Kab. Boyolali.
jika dilihat dari jumlah penduduk dan target Hasil dari pemilihan prioritas wilayah
pasar yang bisa menyerap susu sterilisasi pembangunan pengolahan susu sterilisasi ini
paling banyak berada di Kab. Semarang, untuk wilayah Jawa Tengah disampaikan pada
setelah itu Kab. Wonosobo dan Kab. Boyolali. gambar berikut:

 Populasi Pabrik Susu


Banyaknya industri pengolahan susu disekitar
lokasi akan didirikannya industri susu
sterilisasi sedikit banyaknya akan memberikan
efek terhadap penyediaan bahan baku,
walaupun dampaknya tidak begitu besar
mengingat kapasitas bahan baku yang
diperlukan masih dalam skala kecil. Di sekitar
Kab. Boyolali dan Kab. Semarang industri
pengolahan susu yang saat ini berdiri adalah
PT. Citra Nasional dan Cimory, sedangkan
disekitar Kab. Wonosobo tidak terdapat
industri pengolahan susu. Dengan tidak
adanya industri pengolahan susu di suatu
daerah ada dua hal yang menjadi peluang, Gambar 2. Hasil Pemilihan Prioritas Lokasi
pertama diperlukannya industri pengolahan Pembangunan Pengolahan Susu Sterilisasi di
susu agar kualitas susu yang dihasilkan Jawa Tengah
didaerah tersebut langsung diolah sebab jika
dibawa terlalu jauh akan mengakibatkan Dari hasil pemilihan prioritas lokasi
rendahnya kualitas susu tersebut yang kedua Kabupaten Semarang merupakan tempat
tidak akan menimbulkan persaingan dalam prioritas pembangunan pengolahan susu
pembelian bahan baku. sterilisasi dengan bobot 0,440 diikuti dengan
Kabupaten Wonosobo dengan bobot 0,319
 Bencana Alam dan Kabupaten Boyolali dengan bobot 0,241.
Untuk status bencana alam di Kab. Boyolali
dan Kab. Semarang berdekatan dengan
gunung Merapi dan Merbabu dimana belum SIMPULAN DAN SARAN
lama ini terjadi letusan gunung merapi, Dalam menentukan daerah mana yang
sedangkan di Kab. Wonosobo relatif 10 tahun akan dijadikan lokasi pembangunan pabrik
terakhir tidak terjadi letusan gunung berapi.

69
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 2 Juli 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

susu sterilisasi untuk provinsi Jawa Tengah Hadiwiyoto,S. 1982, Teknik Uji Mutu Susu
ditentukan menggunakan software AHP dan Hasil Olahannya, Universitas Gajah
dengan mempertimbangkan kriteria utama Mada Press, Yogyakarta
ketersediaan bahan baku, ketersediaan lahan, http://www.azaquar.com/en/iaa/index.php?cibl
utilitas dan kelembagaan. Sedangkan kriteria e=ta_laiterie_03#_Toc222116729,
pendukung meliputi pemasaran, populasi diakses 28 Juni 2015
pabrik susu yang ada, bencana alam dan cuaca. Lewis, M.J. dan Deeth, H. C. Milk Processing
Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa and Quality Management: Chapter 7.
Dari hasil pemilihan prioritas lokasi Heat Treatment of Milk. Edited by Dr
Kabupaten Semarang merupakan tempat Adnan Y. Tamime, Advance Dairy
prioritas pembangunan pengolahan susu Science and Technology
sterilisasi dengan bobot 0,440 diikuti dengan Pisekey, J, 1997, Handbook of Milk Powder
Kabupaten Wonosobo dengan bobot 0,319 Manufacture, Copenhagen, Denmark
dan Kabupaten Boyolali dengan bobot 0,241. PT. Sari Husada Tbk, 2003, Proses
Pengolahan Susu Bubuk, Yogyakarta
Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi
UCAPAN TERIMA KASIH Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik
Penghargaan dan Ucapan Terima Kasih untuk Pengambilan Keputusan dalam
setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Situasi Yang Kompleks. Setiono L,
Kemenristek DIKTI atas biaya yang diberikan penerjemah; Jakarta: Pustaka Binaman
dalam skema Hibah Bersaing dan Universitas Presindo.Terjemahan.
Muhammadiyah Jakarta. Seider WD, Seader JD and Lewin DR. 1999.
Process Design Principles Synthesis,
DAFTAR PUSTAKA Analysis and Evaluation. John Wiley &
Austin JE. 1992. Agroindustrial Project Sons, Inc.
Analysis: Critical Design Factors. EDI Sinnott RK. 1989. Chemical Engineering, An
Series in Economic Development. The Introduction to Chemical Engineering
Johns Hopkins University Press. Design. Pergamon Press Oxford. New
Baltimore and London. York.
Branan CR. 1994. Rules of Thumb for Soeharto. 1990. Manajemen Proyek Industri
Chemical Engineers, A Manual of (Persiapan, Pelaksanaan dan
Quick, Accurate Solutions to Everyday Pengelolaan). Erlangga, Jakarta.
Process Engineering Problems. Gulf Walstra, P., Wouters J. T. M. and Geurts, T. J.,
Publishing Company. Houston, Texas 2001, Dairy Science and Technology
Brown J G, Deloitte, Toache. 1994. Second Edition.
Agroindustrial Investment and http://www.setneg.go.id/index.php?Itemid=29
Operations. Washington DC : EDI &id=3302&option=com_content&task=
Development Studies. view
Chandan, R. C. Dairy Ingredients for Food http://investasi.kontan.co.id/v2/read/industri/3
Processing: Chapter 1. Dairy 6025/Pengusaha-Minta-Bahan-Baku-
Ingredients for Food Processing: An Susu-Masuk-BMDTP-2014
Overview. 2011 http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&o
Dieter GE. 1987. Engineering Design, A p=read&id=jbptitbpp-gdl-volricisti-
Material and Processing Approach. 27200
First edition. McGraw-Hill Book Jennes, R dan Patton, S. Principle of dairy
Company. New York. Chemistry. John Wilet & Sons, Inc.
Douglas JM. 1998. Conceptual Design of 1969.
Chemical Processes, Mc Graw Hill Murti,T.W., H. Purnomo dan S. Usmiati,
International Edition. Chemical 2009, Pascapanen dan Teknologi
Engineering Series. Pengolahan Susu. Profil Usaha
Edgar TF and Himmelblau DM. 1988. Peternakan Sapi Perah di Indonesia,
Optimization of Chemical Processes, Puslitbang Peternakan, Badan Penelitian
Chemical Engineering Series. Mc Graw dan Pengembangan Pertanian Bogor
Hill International Edition.

70
Tri Yuni Hendrawati dan Suratmin Utomo : Pemilihan Prioritas Lokasi Industri Susu Sterilisasi Di Jawa Tengah Dengan Metode
Analytical Hierarkhi Process (Ahp)

Jurnal Teknologi 7 (2) pp 65 - 71 © 2015

Thawaf, R.,T.W. Murti dan R.A. Saptati, Perah di Indonesia. Puslitbang


2009, Kelembagaan dan Tata Niaga Peternakan, Badan Penelitian dan
Susu. Profil Usaha Peternakan Sapi Pengembangan Pertanian Bogor

71

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai