net/publication/315683643
CITATIONS READS
0 887
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Agroindustri, Food Technology, Herbal Product and feasibility Study View project
All content following this page was uploaded by Jurnal Teknologi on 29 March 2017.
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A
ABSTRAK
Sterilisasi susu adalah proses pengawetan susu yang dilakukan dengan cara memanaskan susu sampai
mencapai suhu diatas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman dan sporanya mati. Cara sterilisasi susu
memerlukan peralatan khusus dan perlu didesign untuk skala kecil menengah sehingga dapat diterapkan di
kelompok peternak, KUD Susu di daerah penghasil terutama pada penelitian di daerah Jawa Tengah. Tujuan
penelitian ini adalah memilih prioritas lokasi industri susu sterilisasi di Jawa Tengah dengan metode Analytical
Hierarkhi Process (AHP). Tahapan pengumpulan data/survey dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif terhadap aspek-aspek yang berhubungan dengan pemilihan
prioritas lokasi industri susu sterilisasi di Jawa Tengah. Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam survey
ini meliputi data sekunder (instansional) dan primer (wawancara dan kuesioner, data publikasi dan rujukan).
Dalam menentukan daerah mana yang akan dijadikan lokasi pembangunan pabrik susu sterilisasi untuk
provinsi Jawa Tengah ditentukan menggunakan software AHP dengan mempertimbangkan kriteria utama
ketersediaan bahan baku, ketersediaan lahan, utilitas dan kelembagaan. Sedangkan kriteria pendukung meliputi
pemasaran, populasi pabrik susu yang ada, bencana alam dan cuaca. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa
Dari hasil pemilihan prioritas lokasi Kabupaten Semarang merupakan tempat prioritas pembangunan
pengolahan susu sterilisasi dengan bobot 0,440 diikuti dengan Kabupaten Wonosobo dengan bobot 0,319 dan
Kabupaten Boyolali dengan bobot 0,241.
ABSTRACT
Sterilization of milk is milk preservation process is done by heating the milk until it reaches a temperature
above the boiling point, so that bacteria and germs and the spores are dead. Sterilizing milk require special
equipment and need to be designed for small and medium scale so that it can be applied in groups of farmers,
cooperatives in the milk-producing areas mainly on research in the area of Central Java. The purpose of this
study is to choose priority locations sterilization dairy industry in Central Java hierarchies Analytical Process
(AHP). Stages of data collection / survey in this study include data gathering both qualitative and quantitative,
aspects related to the selection of priority areas and sterilizing dairy industry in Central Java. Data collection
will be done in this survey include secondary data (institutional) and primary (interviews and questionnaires,
the data publications and referral). In determining which areas will be used as the construction site for the
sterilization of milk factory in Central Java province is determined using AHP software by considering the main
criteria of availability of raw materials, availability of land, utilities and institutions. While supporting criteria
covering marketing, dairy plants existing population, natural disasters and weather. AHP analysis results
indicate that the selection of priority locations From the Semarang District is a development priority
sterilization of milk processing and weighs 0.440 followed by Wonosobo weighing 0.319 and 0.241 Boyolali by
weight.
.
Keywords: Milk, Sterilization, Analytical hierarchy Process (AHP)
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 2 Juli 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
66
Tri Yuni Hendrawati dan Suratmin Utomo : Pemilihan Prioritas Lokasi Industri Susu Sterilisasi Di Jawa Tengah Dengan Metode
Analytical Hierarkhi Process (Ahp)
(wawancara dan kuesioner, data publikasi dan Tabel 1. Daerah Penghasil Susu Terbesar di
rujukan). Jawa Tengah
2012 2013
No Kab/Kota
HASIL DAN PEMBAHASAN (Ltr) (Ltr)
Ketersediaan bahan baku merupakan hal yang 1 Kab. Boyolali 46.260.000 46.775.509
terpenting dari industri susu, karena hal ini 2 Kab. Semarang 34.761.635 34.386.871
merupakan urat nadi keberlangsungan industri 3 Kota Salatiga 6.359.310 6.372.379
susu. Ketersediaan ini tidak hanya berupa 4 Kab. Klaten 4.037.871 4.213.574
5 Kota Semarang 3.151.358 3.326.868
kuantitas tapi juga kualitas susu. Ketersediaan
Kab.
susu di Jawa Tengah merupakan salah satu 6 559.676 966.487
Wonosobo
sentra susu di Indonesia, oleh karena itu Sumber: BPS, Jawa Tengah
pasokan susu didaerah ini tidak menghawatir-
kan untuk didirikan industri susu sterilisasi. Dari data diatas terlihat bahwa data ini
Akan tetapi perlu dipertajam wilayah mana di menggambarkan jumlah produksi susu
Jawa Tengah yang memenuhi kriteria terbesar ada di Kab. Boyolali kemudian
pemilihan lokasi diatas. Langkah penentuan disusul dengan Kab. Semarang dan Kota
lokasi pendirian susu sterilisasi berdasarkan semarang. Diketiga kabupaten ini terdapat
ketersediaan bahan baku akan dilakukan peningkatan produksi mulai dari kisaran 9,79
dengan beberapa tahapan antara lain: %, 4,84& dan 4,79%. Akan tetapi penurunan
1. Penentuan 5 besar penghasil susu sapi di produksi susu juga terjadi di Kab. Klaten dan
Jawa Tengah, berdasarkan kapasitas Salatiga. Ada yang menarik di Provinsi Jawa
produksi susu sapi; Tengah dimana ada daerah yang memiliki
2. Survey ke 5 wilayah penghasil susu tingkat pertumbuhan produksi susu sapinya
terbesar di Jawa Tengah; mencapai 98,72% yaitu Kab. Wonosobo. Dari
3. Penentuan 2 wilayah tempat akan hasil survey diketahui bahwa komitmen
didirikannya industri pengolahan susu pemerintah daerah terhadap perkembangan
Sterilisasi berdasarkan kriteria: peternakan sapi perah akan sangat
Ketersediaan bahan baku susu tanpa mendongkrak gairah peternak dalam
mengganggu tata niaga susu yang mengembangkan produksi sapi perahnya. Dan
sekarang sudah ada; untuk mengapresiasi hal tersebut maka kami
Rencana pengembangan penambahan memasukkan Kab. Wonosobo untuk
produksi susu dengan dibukanya diikutsertakan dalam penilaian ini.
peternakan sapi baru; Guna menentukan daerah mana yang
Kesiapan daerah untuk menyediakan akan dijadikan lokasi pembangunan pabrik
pengelolaan pabrik mulai dari susu sterilisasi untuk provinsi Jawa Tengah
pengadaan bakan baku, produksi dan ditentukan menggunakan software AHP
pemasaran; dengan mempertimbangkan kriteria utama
Kesiapan daerah untuk menyertakan ketersediaan bahan baku, ketersediaan lahan,
modal investasi berupa lahan siap utilitas dan kelembagaan. Sedangkan kriteria
bangun dan modal kerja industri susu pendukung meliputi pemasaran, populasi
Sterilisasi. pabrik susu yang ada, bencana alam dan cuaca.
4. Penentuan 1 wilayah yang menjadi lokasi Skenario penentuan tersebut dapat dilihat pada
pendirian industri pengolahan susu gambar berikut:
Sterilisasi di Jawa Tengah melalui analisa
AHP maupun analisa deskriptif.
67
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 2 Juli 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
Ketersediaan Lahan
Ketersediaan lahan baik untuk pembangunan
dan pengembangan disetiap daerah yang
Gambar 1. Skenario Penentuan Daerah disurvey kesemuanya cukup memiliki lahan
Pembangunan Pabrik Susu Sterilisasi di Provinsi sehingga hal ini sangat mendukung
Jawa Tengah pengembangan industri ke depannya.
Setiap kriteria akan diberi nilai oleh Utilitas
orang/narasumber yang dianggap memiliki Ketersediaan utilitas yang digunakan dalam
kepakaran dalam hal membandingkan kriteria- proses seperti listrik tersedia disemua daerah
kriteria tersebut dan dari nilai tersebut akan yang disurvey, sedangkan untuk ketersediaan
dibandingkan dan di beri urutan daerah mana air hanya di Kab. Boyolali saja untuk
yang memiliki nilai tertinggi. Daerah dengan penyediaannya yang memerlukan biaya
nilai tertinggi artinya memiliki kesesuaian tambahan. Sarana jalan disemua daerah
paling besar dengan kriteria yang kita inginkan memadai dan kondisinya sangat baik.
dan pilihan itu akan kita ajukan sebagai
rekomendasi tempat atau lokasi pembangunan Kelembagaan
industri susu sterilisasi. Kelembagaan dalam hal ini ketersediaan mitra
Sebagai gambaran dalam penyusunan yang akan mengelola pengolahan susu
prioritas lokasi pembangunan pengolahan susu terilisasi paska penyerahan menjadi suatu yang
sterilisasi di Jawa Tengah, akan dipaparkan sangat penting karena merekalah yang akan
kondisi yang menjadi kriteria dalam proses menentukan apakah unit pengolahan ini akan
pengambilan keputusan menggunakan dapat berguna atau tidak. Komitmen mitra
software AHP. untuk mengelola pengolahan ini harus sudah
dapat dilihat diawal mulai dari rekam jejak
Faktor utama yang menjadi kriteria dalam koperasi atau lembaga berbadan hukum atau
pemilihan lokasi menggunakan AHP ini terdiri kelompok menjalankan usaha yang utama
dari: sebagai produsen susu sapi. Selain itu
diharapkan mitra juga sudah memiliki usaha
Faktor Pendukung lain/produk turunan susu, sehingga jiwa
Ketersediaan Bahan Baku kewirausahaannya sudah terbentuk. Kab.
Ketersediaan bahan baku untuk kab. Boyolali yang diwakili oleh KUD Musuk
Semarang, Boyolali dan Wonosobo dapat sudah mapan dalam pengelolaan penjualan
dilihat pada Tabel 5.1, dimana dari tabel susu segar ke IPS begitu juga dengan KUD
tersebut diketahui bahwa jumlah ketersediaan Susu murni di Wonosobo. Satu satunya KUD
susu terbanyak didaerah Boyolali akan tetapi yang sdh memiliki produk olahan turunan susu
perlu diperhatikan juga adanya komitmen berupa susu pasteurilisasi beku adalah KUD
penghasil susu dengan IPS. Komitmen Andini Luhur, selain usaha utamanya
penghasil susu dengan IPS yang sudah memasok susu ke IPS, KUD ini berlokasi di
memiliki tata niaga sendiri harus tetap kita Kab. Semarang.
jaga, dimana sumber bahan baku yang akan
kita gunakan tidak membuat persaingan yang Faktor Pendukung
tidak sehat. Sumber bahan baku diutamakan Faktor pendukung yang menjadi kriteria dalam
berasal dari pihak yang belum memiliki pemilihan lokasi menggunakan AHP ini terdiri
komitmen dengan IPS besar atau pihak lain dari:
68
Tri Yuni Hendrawati dan Suratmin Utomo : Pemilihan Prioritas Lokasi Industri Susu Sterilisasi Di Jawa Tengah Dengan Metode
Analytical Hierarkhi Process (Ahp)
Pemasaran Cuaca
Pemasaran ini merupakan hal yang harus juga Faktor merupakan hal yang sangat penting
dipertimbangkan dalam produksi susu pada industri pengolahan susu, karena dari
sterilisasi karena tanpa adanya team kondisi alam akan juga menentukan biaya
pemasaran yang handal maka produksi akan operasional dari proses produksi susu
terhambat. Semua mitra yang disurvey sterilisasi. Disatu sisi, suhu yang dingin akan
sebenarnya sudah memiliki jaringan untuk membuat kondisi operasi berjalan lebih baik
dapat memasarkan produknya akan tetapi karena proses pendinginan akan relatif lebih
perlu dilakukan pendampingan dan pelatihan ringan kerjanya, dan akan membawa
agar dapat berjalan dengan baik. KUD Musuk konsekuensi lebih sedikitnya penggunaan
di Boyolali dan Andini luhur di Kab. energi listrik. Selain itu udara yang dingin
Semarang memiliki jaringan lebih banyak jika akan menjaga kualitas susu lebih tahan lama,
dibandingkan dengan KUD Susu murni di dibalik itu pada proses pemanasan akan
Wonosobo, akan tetapi melihat dukungan membutuhkan energi lebih banyak karena
pemerintah daerah Wonosobo yang lebih harus memanaskan air dengan suhu lebih
perhatian dibandingkan kedua Kabupaten rendah dari biasanya. Lokasi di Kab.
lainnya bisa saja jaringan di Wonosobo bisa Wonosobo dan Kab. Semarang lebih dingin
setara dengan yang sudah mapan. Selain itu dari pada di Kab. Boyolali.
jika dilihat dari jumlah penduduk dan target Hasil dari pemilihan prioritas wilayah
pasar yang bisa menyerap susu sterilisasi pembangunan pengolahan susu sterilisasi ini
paling banyak berada di Kab. Semarang, untuk wilayah Jawa Tengah disampaikan pada
setelah itu Kab. Wonosobo dan Kab. Boyolali. gambar berikut:
69
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 2 Juli 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
susu sterilisasi untuk provinsi Jawa Tengah Hadiwiyoto,S. 1982, Teknik Uji Mutu Susu
ditentukan menggunakan software AHP dan Hasil Olahannya, Universitas Gajah
dengan mempertimbangkan kriteria utama Mada Press, Yogyakarta
ketersediaan bahan baku, ketersediaan lahan, http://www.azaquar.com/en/iaa/index.php?cibl
utilitas dan kelembagaan. Sedangkan kriteria e=ta_laiterie_03#_Toc222116729,
pendukung meliputi pemasaran, populasi diakses 28 Juni 2015
pabrik susu yang ada, bencana alam dan cuaca. Lewis, M.J. dan Deeth, H. C. Milk Processing
Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa and Quality Management: Chapter 7.
Dari hasil pemilihan prioritas lokasi Heat Treatment of Milk. Edited by Dr
Kabupaten Semarang merupakan tempat Adnan Y. Tamime, Advance Dairy
prioritas pembangunan pengolahan susu Science and Technology
sterilisasi dengan bobot 0,440 diikuti dengan Pisekey, J, 1997, Handbook of Milk Powder
Kabupaten Wonosobo dengan bobot 0,319 Manufacture, Copenhagen, Denmark
dan Kabupaten Boyolali dengan bobot 0,241. PT. Sari Husada Tbk, 2003, Proses
Pengolahan Susu Bubuk, Yogyakarta
Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi
UCAPAN TERIMA KASIH Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik
Penghargaan dan Ucapan Terima Kasih untuk Pengambilan Keputusan dalam
setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Situasi Yang Kompleks. Setiono L,
Kemenristek DIKTI atas biaya yang diberikan penerjemah; Jakarta: Pustaka Binaman
dalam skema Hibah Bersaing dan Universitas Presindo.Terjemahan.
Muhammadiyah Jakarta. Seider WD, Seader JD and Lewin DR. 1999.
Process Design Principles Synthesis,
DAFTAR PUSTAKA Analysis and Evaluation. John Wiley &
Austin JE. 1992. Agroindustrial Project Sons, Inc.
Analysis: Critical Design Factors. EDI Sinnott RK. 1989. Chemical Engineering, An
Series in Economic Development. The Introduction to Chemical Engineering
Johns Hopkins University Press. Design. Pergamon Press Oxford. New
Baltimore and London. York.
Branan CR. 1994. Rules of Thumb for Soeharto. 1990. Manajemen Proyek Industri
Chemical Engineers, A Manual of (Persiapan, Pelaksanaan dan
Quick, Accurate Solutions to Everyday Pengelolaan). Erlangga, Jakarta.
Process Engineering Problems. Gulf Walstra, P., Wouters J. T. M. and Geurts, T. J.,
Publishing Company. Houston, Texas 2001, Dairy Science and Technology
Brown J G, Deloitte, Toache. 1994. Second Edition.
Agroindustrial Investment and http://www.setneg.go.id/index.php?Itemid=29
Operations. Washington DC : EDI &id=3302&option=com_content&task=
Development Studies. view
Chandan, R. C. Dairy Ingredients for Food http://investasi.kontan.co.id/v2/read/industri/3
Processing: Chapter 1. Dairy 6025/Pengusaha-Minta-Bahan-Baku-
Ingredients for Food Processing: An Susu-Masuk-BMDTP-2014
Overview. 2011 http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&o
Dieter GE. 1987. Engineering Design, A p=read&id=jbptitbpp-gdl-volricisti-
Material and Processing Approach. 27200
First edition. McGraw-Hill Book Jennes, R dan Patton, S. Principle of dairy
Company. New York. Chemistry. John Wilet & Sons, Inc.
Douglas JM. 1998. Conceptual Design of 1969.
Chemical Processes, Mc Graw Hill Murti,T.W., H. Purnomo dan S. Usmiati,
International Edition. Chemical 2009, Pascapanen dan Teknologi
Engineering Series. Pengolahan Susu. Profil Usaha
Edgar TF and Himmelblau DM. 1988. Peternakan Sapi Perah di Indonesia,
Optimization of Chemical Processes, Puslitbang Peternakan, Badan Penelitian
Chemical Engineering Series. Mc Graw dan Pengembangan Pertanian Bogor
Hill International Edition.
70
Tri Yuni Hendrawati dan Suratmin Utomo : Pemilihan Prioritas Lokasi Industri Susu Sterilisasi Di Jawa Tengah Dengan Metode
Analytical Hierarkhi Process (Ahp)
71