Tidur
Tidur
'Ya Allah aku serahkan diriku kepadaMu dan aku pasrahkan seluruh perkaraku
kepadaMu, dan aku sandarkan hidupku kepadamu karena mengharap ridhaMu
dan takut akan murkaMu.
Sungguh tiada tempat kembali bagiku kecuali kepadaMu dan tak ada yang
bisa menyelamatkanku dari murkaMu kecuali Engkau. Ya Allah aku beriman
kepada kitab yang Engkau turunkan, dan aku beriman kepada Nabi yang
Engkau utus.' Jika engkau mati pada malam ini, maka engkau dalam keadaan
yang suci, dan jadikanlah kalimat doa ini akhir kalimat yang kamu ucapkan.”
(HR Bukhari)
Dengan posisi tidur seperti ini, maka seluruh anggota tubuh selain tangan kiri
akan berada sejajar atau di bawah jantung. Sehingga darah pun akan dengan
mudah mengalir ke seluruh bagian tubuh sesuai dengan hukum gravitasi. Dan
posisi tubuh seperti inilah yang baik untuk jantung.
Sedangkan jika kita tidur dengan posisi telentang, aliran darah juga akan
dengan mudah mengalir ke hampir seluruh bagian tubuh. Di mana posisi
jantung berada sejajar dengan seluruh anggota tubuh kecuali bagian depan
kepala (wajah). Akan tetapi, posisi tidur seperti ini lebih merepotkan jantung
daripada posisi tidur miring ke kanan. Karena posisi jantung lebih cenderung
ke arah kanan.
Maka jika dalam satu malam kita tidur dengan posisi telentang, jantung tidak
akan mendapatkan kesempatan untuk beristrahat.
Sedangkan untuk posisi tidur miring ke kiri, akan membuat jantung bekerja
lebih keras lagi. Karena darah akan dipompa dari bilik jantung sebelah kiri ke
Aorta yang posisinya lebih tinggi 10 derajat, sehingga aliran darah pun tidak
lagi mengikuti hukum gravitasi dan hanya bisa mencapai ke 45% bagian tubuh
saja.
Ditambah lagi dengan posisi Aorta yang menjadi bengkok setelah terpisah
dengan jantung. Oleh sebab itu, posisi tidur miring ke kiri bukanlah cara yang
baik dan memudahkan kerja jantung mengalirkan darah ke bagian kanan
kepala dan seluruh tubuh.