Anda di halaman 1dari 4

Nama : Eko Arif Azani

NIK : 41419310004
Matkul : Kewarganegaraan

KUIS !
Bagaimana kebijakan negara dalam menerapkan Undang-undang? jelaskan!

Jawaban :

Pemerintah, dalam
praktiknya,
seringkali menggunakan
peraturan
kebijakan sebagai dasar
hukum dalam
pelaksanaan kebijakan.
Peraturan
kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah
bentuknya bukan berupa
salah satu
jenis peraturan perundang-
undangan
yang dikenal dalam Pasal 7
UU No.12
Tahun 2011. Namun
dalam praktik
seringkali peraturan
kebijakan memiliki
kekuatan mengikat yang
sama dengan
peraturan perundang-
undangan.
Peraturan kebijakan
memiliki
substansi dan kekuatan
mengikat yang
tidak berbeda dengan
peraturan
perundang-undangan,
tetapi arus besar
pemikiran hukum tidak
mengkategorikan
peraturan kebijakan
sebagai peraturan
perundang-
undangan.
Pertama, dilihat dari tujuan hukum itu sendiri, yaitu ada tiga tujuan (1) kepastian hukum, (2)
keadilan dan (3) kemanfaatan. Pada tataran praktek ketiga tujuan ini sering benturan, jika
penerapan hukum dibidang pemerintahan hanya menerapakan teks norma yang ada pada
peraturan perundang-udangan, maka tujuan hukum yang akan dicapai hanya sebatas kepastian
hukum, seharusnya tidak hanya sekedar mencapai kepastian hukum tetapi juga mewujudkan
keadilan, hanya dalam tataran praktek apabila antara kepastian hukum dan keadilan terjadi
benturan, maka yang harus dikedepankan adalah tujuan kemanfaatan, karena ketiga tujuan
tersebut dalam praktek dapat saling berbenturan.
Kedua, dalam penerapan hukum dalam tataran pemerintahan saat ini ada dua prinsip yaitu
prinsip –prinsip Good Governance dengan tanpa mengenyampingkan prinsip-prinsip Clean
Goverment. Pada prinsip Good Governance kata kuncinya adalah tranparansi dan akuntabilitas
publik yang mengacu pada pelayanan publik saat ini dibidang pemerintahan sudah ada peraturan
perundang-undangan (UU No 14 Tahun 2008) yang menyatakan bahwa : Informasi adalah
keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan,
baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik. Informasi Publik adalah informasi yang
dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan
dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan
penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan UndangUndang ini serta informasi
lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
Kedepan informasi seperti ini tidak lagi dapat ditutup-tutupi tetapi harus ada keterbukaan oleh
lembaga pemerintahan dan merupakan bagian dari penerapan hukum.
Ketiga, perlunya pemahaman terhadap hirarki jenis peraturan perundang-undangan, UU No 10
Tahun 2004 khususnya pasal 7 yang mengatur hirarki jenis pertaruan perundang-undangan
adalah:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


2. Undang-Undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
3. Peraturan Pemerintah.
4. Peraturan Presiden.
5. Peraturan Daerah. (Pasal 7 Ayat (1) UU No 10 Tahun 2004)

Kemudian Pasal 7 ayat (4) menyatakan Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diakui KEBERADAAN dan MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM
MENGIKAT SEPANJANG DIPERINTAHKAN PERATURAN PERUNDANG -
UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI. Sedangka yang dimaksud dengan hirarki jenis peraturan
perundang-undangan adalah Hirarki adalah perjenjangan setiap jenis Peraturan Perundang-
undangan yang didasarkan pada asas bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih rendah
tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. (Penjelasan
Pasal 7 Ayat 5 UU No 10 Tahun 2004) Jadi jika membaca Pasal 7 ayat (4) diatas pemahaman
umum yang berkembang saat ini bahwa diluar dari lima jenis tersebut sepertinya bukan
dikatagorikan sebagai peraturan perundang-undangan tetapi jika membaca secara cermat
ketentuan pasal 7 ayat (4), jika ditafsirkan secara gramatikal berdasarkan interprstasi dan logika
hukum, serta memperhatikan asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan, maka jenis
dan hirarki peraturan perundang-undangan tidak bersifat LIMITATIF, tetapi jika membaca
penjesalan Pasal 7 ayat (4) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain (dalam ketentuan Pasal 7
ayat (1) ) antara lain, peraturan yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, MENTERI, Kepala Badan, Lembaga
atau Komisi yang setingkat yang dibentuk oleh UNDANG-UNDANG atau Pemerintah atas
perintah UNDANG-UNDANG, Dewan, Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau setingkat.
Berdasarkan penjelasan pasal 7 ayat (4) UU No 10 Tahun 2004 maka secara jelas peraturan
Menteri misalnya adalah termasuk jenis peratuaran perundang-undangan walaupun tidak ada
pada hirarki peraturan perundang-undangan (Pasal 7 ayat (1) UU No 10 Tahun 2004)

Anda mungkin juga menyukai