Anda di halaman 1dari 5

Nama : Azka Mufliha

NIM : G0018040

Kelas :B

Kelompok : B7

Skenario :2

BLOK : 3.2 Integuman & Muskuloskeletal Disease

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi beserta ujud kelainan kulit dari diagnosis
banding
2. Mahasiswa dapat menjelaskan etiologic, pathogenesis, dan faktor resiko dari
diagnosis yang paling mungkin
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dari
diagnosis kerja
4. Mahasiswa dapat menjelaskan prognosis dari diagnosis kerja
5. Mahasiswa dapat enjelaskan tatalaksana medika mentosa dan non medika mentosa
berserta edukasi yang tepat dari diagnosis kerja yang ditemukan pada penderita

B. RINGKASAN BELAJAR

Keluhan yang didapatkan di scenario: ruam-ruam kemerahan di punggung, dada,


perut sejak 2 minggu yang lalu. Kadang terasa gatal, awalnya muncul 1 ruam kemerahan
yang paling besar di di dada kiri, beberapa hari kemudian muncul ruam-ruam kemerahan
dengan ukuran lebih kecil di punggung, dada, dan perut. Beberapa ruam bersisik, plakat
eritem berbatas tegas, multiple, ruam yang besar berukuran 4 cm dan yang kecil 1-2 cm,
berbentuk lonjong, beberapa dengan skuama kolaret, distribusi simetris, dan pasien belum
pernah berhubungan seksual.

Dari keluhan yang ditemukan pada skenario, diagnosis banding yang mungkin yaitu:

a. Pytiriasis Rosea
Merupakan erupsi papuloskuamosa dengan lesi khas makula eritematosa lonjong, dan
ditutupi skuama halus. Terdapat bentukan herald patch, yaitu 1 ruam merah yang
besar dan ruam-ruam kecil lain. Terdapat bentukan Christmas tree appearance pula.
Lesi muncul diawali dengan 1 lesi besar, dan sekitar 7 hari berikutnya muncul ruam-
ruam kecil lain. Pytiriasis rosea tidak ada kaitannya dengan hubungan seks.

b. Sifilis Sekunder
Gejala yang timbul hampir sama dengan Pytiriasis rosea, namun berhubungan dengan
riwaya hubungan seks. Biasanya berupa eritema ditutupi skuama dengan warna coklat
tembaga, tidak ada plaque primer.

c. Dermatitis Numular
Kelainan kulit berupa pinpoint papules & vesicles lebih prominen disbanding
pytiriasis rosea, dengan predileksi di tangan, dan bawah lutut, dan terasa gatal yang
intens. Bentukan lesih bulat tidak lonjong.

d. Psoriasis
Yaitu penyakit kulit dengan lesih khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas,
skuama tebal berlapis-lapis putih mengkilat, macula eritema. Dengan predileksi di
siku, dan terdapat fenomena tetesan lilin, dan koebner fenomenon.

e. Dermatitis Seboroik
Merupakan peradangan kulit di daerah yang memiliki kelenjar sebacea, terasa gatal,
berskuama halus, lesi kemerahan difuse, dapat berminyak. Namun tidak ada herald
patch.

f. Dermatofitosis
Merupakanan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, dengan lesi khas central
healing dan sisi aktif, berskuama di tepi.

Pytiriasis Rosea

 Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun dapat disebabkan oleh virus
yaitu virus HHV 6 dan 7. Faktor yang memengaruhi terjadinya Pytiriasis rosea dapat
dipengaruhi oleh iklim atau cuaca yaitu musim dingin dan gugur, musim hujan,
sehingga kulit lembab dan lebih mudah terkena penyakit kulit. Pytiriasis rosea tidak
dipengaruhi oleh faktor keturunan

 Lesi Pytiriasis rosea sering muncul pada bagian-bagian tubuh yang tertutup pakaian
seperti dada, punggung, perut, lutut.
 Lesi yang timbul diakibatkan adanya reaksi inflamasi yang terjadi di kulit sehingga
timbul kemerahan, rasa gatal, plakat, dan timbul skuama
 Pytiriasis rosea sendiri merupakan self limiting disease yang dapat sembuh sendiri
dalam waktu 4-10 minggu.
 Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan seperti pada skenario yaitu inspeksi dan
palpasi sehingga dapat ditemukannya lesi seperti ruam kemerahan, macula eriten,
skuama kolaret, gatal, terdapat lesi besar dan diikuti lesi kecil yang lain, dan
berbentuk plakat pula.
 Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu dapat dilakukan pemeriksaan
serologis berupa cek IgM spesifik, pemeriksaan kerokan kulit KOH untuk melihat
lesi jika disebabkan oleh jamur, dan juga tes HIV untuk membedakan dengan sifilis
sekunder.
 Untuk prognosis dari Pytiriasis rose baik, dapat sembuh sendiri dalam waktu 4-10
minggu namun harus dengan penatalaksanaan yang benar jika ingin sembuh lebih
cepat.
 Tatalaksana:
o Karena penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, maka terapi yang diberikan
dapat berupa antivirus seperti acyclovir, para acyclovier, famsiklovir. Namun
penggunaan acyclovir lebih banyak digunakan karena lebih efektif
o Dapat pula diberikan bedak kocok asam salisilat 2%
o Untuk terapi sistemik dapat diberikan antihistamin seperti chlortrine dengan
dosis 3x1 bentuk tablet, roborantia (Vitamin B12) 1000 mg/hari
o Dapat dilakukan pula fototerapi dengan sinar UV A dan B dosis rendah, untuk
mengurangi gatal, dengan 2 kali seminggu dalam waktu 1 bulan
o Edukasi yang dapat diberikan yaitu penderita diminta untuk tidak menggaruk
lesi, istirahat yang cukup, hindari stress, dan menjaga asupan yang bergizi dan
teratur
DAFTAR PUSTAKA

Tanto, Chris., et al. (2014). Kapita Selekta Keodkteran Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius.

Wolff, K., Goldsmith, L., Katz, S., Gilchrest, B., Paller, A. S., & Leffeli, D. (2011). Fitz
Patrick’s Dermatology in General Medicine, 8th Edition. New York: McGraw-Hill.

Djuanda, Adhi, dkk. (2009). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FK UI.

Anda mungkin juga menyukai