Anda di halaman 1dari 20

MODUL 2 PEMODELAN SISTEM

Galih Pratama Sulaeman (1710631160058)


Asisten: - Krisna Aditya
- Livia Ayudia Yuliani
Tanggal Percobaan: 06/03/2020
TEL61650- Praktikum Sistem Kendali
Laboratorium Komputasi – Fakultas Teknik UNSIKA

Abstrak perubahan torsi beban.Bentuk fisik motor DC pada


dasarnya sama dengan generator DC, dimana
Perkembangan teknologi dimasa kini komponen utamanya terdiri dari tiga bagian,
memberikan kemudahan berbagai pihak yakni :
untuk mengakses dan menggunakannya
dalam segala bidang kehidupan,  Kumparan (belitan) jangkar yang terletak
termasuk juga pendidikan. Banyak pada rotor
aplikasi yang digunakan dalam  Kumparan (belitan) medan yang terletak
komputer yang dapat dimanfaatkan pada stator, dan
dalam pembelajaran matematika,
 Celah udara antara kumparan jangkar dan
perhitungan, grafik sinyal, dan yang
kumparan medan
lainnya. Salah satu perangkat lunak
yang digunakan adalah Matrix Pada aplikasi industri umum, penggunaan motor
Laboratory (MATLAB). Motor DC adalah searah (DC) sudah jarang digunakan karena hampir
sebuah komponen elektronik yang semua sistem utiliti listrik diperlengkapi dengan
digunaskan sebagai motor penggerak perkakas arus bolak-balik (AC). Meskipun
yang dialiri oleh arus listrik sebagai demikian, untuk aplikasi khusus adalah
sumber tenaganya, pada percobaan kali menguntungkan jika mengubah arus bolak-balik
menjadi arus searah dengan menggunakan motor
ini kita menganailisis motor DC pada
dc. Motor arus searah digunakan dimana kontrol
grafik simulasi Simulink, rootlocus, dan
torsi dan kecepatan dengan rentang yang lebar
nyquist . Hasil dari analisis tersebut diperlukan untuk memenuhi kebutuhan aplikasi.
ialah persamaan pada motor DC
mempunya hasil yang berbeda ketika
2. STUDI PUSTAKA
persamaan tersebut menjadi persamaan
diskrit dan dengan bantun Simulink, kita
2.1 MATLAB
dapat mengatur step time dan nilai
constantnya Matlab adalah suatu bahasa tingkat tinggi untuk
komputasi numerik, visualisasi, dan pemrograman.
Kata kunci: Simulink, rootlocus, Matlab bisa digunakan untuk berbagai aplikasi,
nyquist, step time, dan constant. termasuk pemrosesan sinyal dan komunikasi,
gambar dan pemrosesan video, sistem kontrol, uji
1. PENDAHULUAN dan pengukuran, keuangan komputasi, dan biologi
Motor dc adalah motor yang paling ideal untuk komputasi. Di dalam Matlab, terdapat suatu tools
pengemudian elektris (electric drive), karena arus yang bisa digunakan untuk simulasi, yaitu
medan dan arus jangkar dapat dikontrol secara Simulink. Simulink menyediakan fungsi-fungsi
terpisah, serta kecepatan motor dapat dikontrol yang diprogram secara grafik untuk melakukan
tanpa bantuan konverter. Namun adanya simulasi berbagai sistem.
komutator pada motor dc membutuhkan 2.2 Motor DC
pemeliharaan yang rutin, ini menyebabkan sistem
kurang handal (reliable). Karena itu penggunaan Motor adalah mesin yang berfungsi untuk
motor dc pada industri-industri mulai tergeser oleh mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanik
motor induksi. Kelebihan dari motor induksi rotasional. Motor DC sendiri merupakan salah satu
adalah konstruksinya sederhana dan kokoh, jenis motor yang menggunakan energi listrik arus
harganya relatif murah serta perawatannya mudah. searah atau direct current untuk kemudian diubah
Namun kelemahan dari motor induksi adalah tidak menjadi gerakan rotasional. Motor DC terdiri dari
mampu mempertahankan kecepatannya dengan stator dan rotor. Stator adalah bagian yang tidak
konstan bila terjadi perubahan kecepatan maupun bergerak (statis) dan rotor adalah bagian yang
berputar. Dari jenis komutasinya, motor DC
1
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
dibedakan menjadi dua, yaitu motor DC tanpa sikat Secara umum, dalam domain Laplace, hubungan
(brushless) dan motor DC dengan sikat (brushed). antara tegangan masukan motor vm dengan
Motor DC dengan sikat sendiri dibedakan menjadi kecepatan putaran rotor w m dinyatakan dalam
5 berdasarkan cara medan magnet dibangkitkan, persamaan berikut:
yaitu konfigurasi seri (series), paralel (shunt),
campuran (compound), eksitasi terpisah (separately Persamaan 1.1
excited) dan magnet tetap. Masing-masing
konfigurasi memiliki karakteristik (kelebihan dan Pada umumnya, cukup kecil bila dibandingkan
kekurangan) yang berbeda-beda.Untuk praktikum dengan , sehingga persamaan (1) dapat
sistem kendali ini digunakan motor DC dengan
sikat.

Agar motor DC bisa dikendalikan dengan suatu


pengendali tertentu, terlebih dahulu perlu
diketahui karakteristik-karakteristik apa saja yang
dimiliki oleh motor tersebut. Pemodelan disederhanakan menjadi berikut:
merupakan salah satu proses untuk mengetahui
model matematika dari suatu sistem yang akan
dikendalikan (kendalian). Sebelum merancang
pengendali motor, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menurunkan persamaan model
dinamika dari motor. Biasanya model tersebut

Persamaan 1.2

Persamaan (2) bisa dinyatakan dalam bentuk


umum sebagai berikut:
dinyatakan dalam bentuk fungsi transfer (transfer
function). Gambar berikut adalah model rangkaian
motor DC dengan eksitasi terpisah:

Gambar 2.1 model rangkaian motor DC

adalah tegangan masukan ke motor, adalah Persamaan 1.3


induktansi motor, adalah resistansi motor, adalah
arus yang mengalir pada motor, adalah tegangan memberikan hubungan antara tegangan input
gaya gerak listrik balik atau back electromotive motor dengan kecepatan putaran motor dalam
force (back emf), adalah torsi yang dihasilkan oleh domain Laplace sebagaimana dinyatakan dalam
motor, dan adalah kecepatan putaran rotor. persamaan berikut:
Asumsikan fluks magnetik yang digunakan adalah
tetap, maka hubungan antara dan adalah
berbanding lurus dengan faktor pengali , yaitu
konstanta momen. Hubungan antara dan juga
berbanding lurus dengan faktor pengali , yang
disebut juga sebagai konstanta gaya gerak listrik Persamaan 1.4
balik. Pada bagian mekanik, motor memiliki
redaman/gesekan yang direpresentasikan oleh dan 2.3 SIMULINK
inersia rotor yang direpresentasikan oleh . Simulink adalah blok diagram yang dapat
digunakan untuk simulasi multidomain dan model
desain dasar. Simulink mendukung untuk level
sistem desain simulasi, pembuatan program
otomatis dan test berkelanjutan serta verifikasi
embed sistem.
Simulink menyediakan grafik editor, penyesuaian
Gambar 2.2 Diagram blok sistem motor DC blok library dan pemecahan masalah untuk model
dan simulasi model dinamik. Simulink terintergrasi
dengan matlab dengan model dan mengeluarkan
2
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
hasil simulasi pada matlab untuk menganalisis
lebih lanjut.
Simulink sendiri mempunyai banyak kegunaan,
misalnya untuk mensimulasi rangkaian elektronik,
signal processing, pemodelan persamaan 3. Maximum Overshoot
differensial dan masih banyak lainnya. Eksplorasi
Nilai relatif yang menyatakan
adalah bagaimana simulink digunakan untuk
perbandingan antara nilai maksimum
memplotting suatu fungsi sederhana serta
respon (overshoot) yang melampaui
bagaimana menyimpan data yang digenerate ke
nilai steady state dibanding dengan
dalam file.
nilai steady state.
2.4 KARAKTERISTIK SISTEM
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis respon
sistem dan analisis sistem kendali yang dimana
analisis respon sistem terdiri dari beberapa bagian.
Diantaranya:
 Respon Waktu 4. Settling Time

Respon waktu ini adalah waktu tanggaap Waktu tunak (settling time) adalah
yang diberikan oleh antarmuka/interface ukuran waktu yang menyatakan
ketika user merequest/ mengirim respon telah masuk ±5%, atau ±2% atau
permintaan. Respon waktu sistem kendali ±0.5% dari keadaan steady state,
terdiri dari “respon transient” dan “ steady dinyatakan dalam persamaan berikut:
state”. Respon transient adalah respon 
sistem yang berlangsung dari keadaan awal
sampai keadaan akhir, sedangkan respon
steady state adalah kondisi adalah kondisi
keluaran sesudah habis respon transien Kestabilan
hingga waktu relative tak terhingga. Untuk
merepresentasikan karakteristik dari Sebuah sistem dikatatakan stabil apabila
respon waktu suatu sistem berikut ini : pole-pole pada loop tertutup terletak
sebelah kiri bidang-s, sebuah sistem
1. Rise Time dikatakan stabil jika respon naturalnya
Waktu naik adalah ukuran waktu yang mendekati nol ketika waktunya mendekati
di ukur mulai dari respon t= 0 sampai tak terhingga.
dengan respon memotong sumbu
 Lokasi Akar-akar
steady state yang pertama. Besarnya
nilai waktu naik dinyatakan pada Root Locus merupakan suatu analisis yang
persamaan berikut: menggambarkan pergeseran letak polepole
suatu sistem loop tertutup dari perubahan
besarnya penguatan loop terbuka dengan
gain adjustment . Bila ada koefisien yang
bernilai 0 atau – disamping koefisisen
positif akan adanya akar imajiner/real
posistif dan lengkap.
 Respon Frekuensi
Respon frekuensi atau tanggapan frekuensi
2. Peak Time adalah tanggapan untuk suatu sistem
terhadap masukan sinusoida. Dalam
Waktu puncak adalah waktu yang metode tanggapan frekuensi dilakukan
diperlukan respon mulai dari t=0 pengubahan frekuensi sinyal masukan
hingga mencapai puncak pertama dalam suatu daerah frekuensi tertentu dan
overshoot. Waktu puncak dinyatakan mengamati tanggapan frekuensi
pada persamaan berikut: keluarannya.
 Nyquist Plot
Dalam keadaan banyak, stabilitas dari
sistem control loop tertutup dapat
3
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
ditentukan langsung dengan menghitung Langkah-langkah percobaan diatas hanya untuk
kutub dari fungsi transfer loop tertutup. menentukan pole dan zero saja.
Sebaliknya, kriteria kestabilan Nyquist
memungkinkan stabilitas ditentukan tanpa
menghitung kutub loop tertutup.
Diagram Nyquist pada dasarnya plot dari
G(jω) dimana G(s) adalah fungsi loop
terbuka dan ω adalah vector frekuensi yang
berada dekat bidang sebelah kanan. Sistem  Langkah untuk tugas 1
dikatakan stabil jika tidak memiliki pole
atau zero di separuh sisi kanan (right-half
plane) bidang kompleks, jika dan hanya
titik (-1, j0) terletak di sebelah kiri diagram
Nyquist loop terbuka relative terhadap
pengamat yang berjalan sepanjang diagram
dalam arah penambahan frekuensi, dengan
kata lain Nyquist Plot diagram yang
terbentuk tidak melingkup titik (-1, j0).
Sistem tidak stabil jika memiliki pole atau
zero loop terbuka di separuh sisi kanan
(right-half plane) atau dengan kata lain,
Nyquist Plot diagram yang terbentuk
melingkup titik (-1, j0).

3. METODOLOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN

 Laptop beserta software MATLAB


 Buku Catatan

3.2 PERCOBAAN 1 SCRIPT MATLAB


Langkah percobaan diatas untuk merubah dari
Pada percobaan 1 ini akan dilakukan percobaan waktu kontinyu ke waktu diskrit.
untuk mencari kecepatan dan pengendalian posis,
yang masing-masing pada waktu diskrit dan  Langkah untuk tugas 2
kontinyu.

4
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Untuk menganalisis respon frekuensi sistem
dengan menggunakan bode plot, ketikkan kode
pada command window: bode(sys) ketika
waktu kontinyu, dan ketika waktu disktrit
ketikkan: bode(sysd)
 Langkah untuk tugas 4
Untuk tugas 4 sama seperti tugas 3 hanya saja
ada penambahan analisis Gain Margin ( GM )
dan Phase Margin (PM) pada setiap plot
Nyquist dan Bode.
 Langkah untuk tugas 5
Pada percobaan tugas 5 ini kita harus mencari
nilai penguatan dengan plot root locus

3.3 PERCOBAAN 2 MATLAB SIMULINK


Pada percobaan ini, akan disimulasikan sistem
motor DC dengan simulink.

Pada langkah percobaan diatas, dapat dilihat


untuk respon waktu “impulse” dan selanjutnya
dilakukan percarian untuk respon waktu bode,
nyquist, root locus.
Untuk setiap percobaan untuk melihat respon
sistem terhadap sinyal impulse, ketik kode “step
(sys)” dan untuk melihat respon sistem terhadap
sinyal sinusoidal dengan periode t, durasi tf, dan
sampling dt, gunakan kode berikut ini “
[u,t]=gensig('sine',t,tf,dt); lsim(sys,u,t)”
 Langkah untuk tugas 3
Selanjutnya, untuk tugas 3 sama dengan
percobaan di tugas 2 hanya saja percobaannya
hanya untuk model sistem kecepatan untuk
waktu diskrit dan kontinyu. Dengan wakktu
yang telah di tentukan pada modul.
Untuk mencari grafik root locus, ketik kode
di command window : rlocus (sys)
ketika waktu kontinyu, dan ketika waktu
disktrit ketikkan: rlocus(sysd)
Untuk menganalisis sistem dengan
menggunakan Nyquist, ketikkan kode berikut
ini pada command window: nyquits(sys) ketika
waktu kontinyu, dan ketika waktu disktrit
ketikkan: nyquits(sysd)
5
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
3.4 PERCOBAAN 3 PENENTUAN FUNGSI
TRANSFER SECARA GRAFIS
Pada percobaan keriga akan mencari dan
menentukan fungsi transfer dengan persamaan:

dengan nilai t diperoleh saat respon sistem


mencapai 63% nilai keadaan tunaknya (lihat
Gambar). Catat besarnya konstanta waktu t, ∆ , dan
∆ pada buku catatan. Dapatkan nilai . Dengan
menggunakan persamaan di atas, turunkan fungsi
transfer motor.

4. HASIL DAN ANALISIS


Pada percobaan ini akan dilakukan pengamatan
terhadap pemodelan sistem, diantaranya:
Gambar 4.2 Fungsi Transfer Persamaan 1.4
4.1    PERCOBAAN SCRIPT MATLAB
Tugas 1: buatlah fungsi transfer motor DC untuk
pengendalian kecepatan (persamaan 1.4) dan
pengendalian posisi (persamaan 1.5) dengan nilai K Hasil pole dan zero untuk persamaan 1.4
sebesar 19,9 rad/V.s dan τ sebesar 0,0929 s. Carilah
pole dan zero-nya. Catat hasilnya pada buku
catatan.

(1.4) (1.5)
Berikut adalah Script untuk mencari fungsi transfer
motor DC persamaan 1.4;

Gambar 4-3 Pole dan Zero Waktu Kontinu


Persamaan 1.4

Gambar 4-1 Script untuk mencari fungsi Didapatkan nilai pole dan zero dari fungsi transfer
transfer motor DC persamaan 1.4 persamaan 1.4 adalah; Pole = -10.7643 Zero = 0
Berikut adalah Script untuk mencari fungsi transfer
motor DC persamaan 1.5
Setelah di run, untuk melihat fungsi transfernya
adalah dengan mengetikkan sys pada Command
Window lalu Enter.

Gambar 4-4 Script untuk mencari fungsi


transfer motor DC persamaan 1.5

6
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Hasil pole dan zero untuk persamaan 1.5 Hasil pole dan zero untuk persamaan 1.4 waktu
diskrit

Gambar 4-8 Pole dan Zero Waktu Kontinu


Gambar 4-5 Pole dan Zero Waktu Kontinu Persamaan 1.4 waktu diskrit
Persamaan 1.5
Didapatkan nilai pole dan zero dari fungsi transfer
Didapatkan nilai pole dan zero dari fungsi transfer persamaan 1.4 adalah; Pole = 0,8979 Zero = 0
persamaan 1.5 adalah; Pole = -10.7643 Zero = 0
Berikut adalah Script untuk mencari fungsi transfer
Membuat Fungsi Transfer Sistem Waktu Diskrit motor DC persamaan 1.5 waktu diskrit
Tugas 2: ubahlah fungsi transfer motor DC untuk
pengendalian kecepatan (persamaan 1.4) dan
pengendalian posisi (persamaan 1.5) yang telah
dibuat dalam Tugas 1 ke waktu diskrit dengan
periode sebesar 0.01 detik. Carilah pole dan zero-
nya. Catat hasilnya pada buku catatan.
Berikut adalah Script untuk mencari fungsi transfer
motor DC persamaan 1.4 waktu diskrit; Gambar 4-9 Script untuk mencari fungsi
transfer motor DC persamaan 1.5 waktu
diskrit

Setelah di run, untuk melihat fungsi transfernya


adalah dengan mengetikkan sys pada Command
Window lalu Enter.

Gambar 4-6 Script untuk mencari fungsi


transfer motor DC persamaan 1.4 waktu
diskrit

Setelah di run, untuk melihat fungsi transfernya


adalah dengan mengetikkan sys pada Command
Window lalu Enter.

Gambar 4-10 Fungsi Transfer Persamaan 1.5


waktu diskrit

Hasil pole dan zero untuk persamaan 1.5 waktu


diskrit

Gambar 4.7 Fungsi Transfer Persamaan 1.4


waktu diskrit
7
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Gambar 4-11 Pole dan Zero Waktu Kontinu
Persamaan 1.5 waktu diskrit Gambar 4-12 Respons Impuls Waktu Kontinu
Persamaan 1.4
Didapatkan nilai pole dan zero dari fungsi transfer
persamaan 1.5 adalah; Pole = 1,0000 dan 0,8979
Zero = -0,9648
Respon Waktu
Tugas 3: Buatlah plot respon sistem terhadap input
berupa sinyal impuls, step, dan sinusoidal untuk
model sistem kecepatan dan posisi motor DC
lingkar terbuka dalam model persamaan waktu
kontinu dan waktu diskrit. Untuk sinyal kotak,
gunakan periode sebesar 5 detik, durasi sebesar 10
detik, dan sampling sebesar 0.01 detik. Sesuaikan
tampilannya sehingga terlihat respon waktunya
dengan cukup jelas. Catat hasilnya pada buku
catatan lalu lakukan analisis.

Selanjutnya dilakukan percobaan membuat plot Gambar 4-13 Respons Impulse Waktu Diskrit
respons sistem terhadap input berupa sinyal Persamaan 1.4
impuls, step, dan sinusoidal dengan menggunakan
persamaan 1.4 dan 1.5 untuk motor DC lingkar Dari gambar diatas antara Response Impulse waktu
terbuka dalam model persamaan waktu kontinu kontinu dengan waktu diskrit sangatlah berbeda,
dan waktu diskrit. Berikut adalah scipt untuk plot respon sinyal hasil waktu diskrit berbentuk kotak-
sinyal respons; kotak dan dimulai dari 0.

 Respons Impuls = impulse(sys)

 Step Respons = step(sys)

 Sinyal Sinusoidal = [u,t]= gensig (’sine’


,t,tf,dt); lsim(sysd, u, t )

Sinyal sinusoidal digunakan;


Periode (t) =5
Durasi (tf) = 10
Periode Sampling (dt) = 0.01

Gambar 4-14 Step Respons Waktu Kontinu


Persamaan 1.4

8
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Gambar 4-15 Step Respons Waktu Diskrit Gambar 4-17 Sinusoidal Waktu Diskrit
Persamaan 1.4 Persamaan 1.4

Dari gambar diatas Step Response antara waktu Dari gambar sinyal sinusoidal diatas bahwa tidak
kontinu dan waktu diskrit terlihat ada persamaan ada perbedaan sinyal keluaran yang dihasilkan oleh
dan perbedaan, persamaannya adalah Rise time sinusoidal waktu kontinu dengan sinyal sinusoidal
keduanya adalah 0,204 s, sedangkan perbedaannya waktu diskrit. Nilai plot yang dihasilkan;
adalah Setling time waktu kontinu 0,363 s
sedangkan waktu diskrit adalah 0,364 s. Perbedaan Respon Step Sinyal
yang paling terlihat adalah bentuk sinyal yang Performanc
s Response Sinusoida
dihasilkan waktu diskrit yaitu kotak-kotak. e
Impulse ; l
;

Setting 0,363 s 0,363 s -


Time
(second)
Peak
At 0 s = At 0,9 s = At 1,34 s
Amplitudo
214 19,9 = 19,8
At … s
Rise Time - 0,204 s -
(second)
Steady - 19,9 s -
State

Gambar 4-16 Sinusoidal Waktu Kontinu


Persamaan 1.4 Dari data diatas dapat dikatakan bahwa sistem
tersebut stabil. Terlihat bahwa nilai Steady state =
19,9 dan nilai K = 19,9. Sistem yang stabil adalah
sistem yang inputnya sama dengan output.
Untuk nilai plot persamaan 1.4 waktu diskrit
sebagai berikut:

Respons Step Sinyal


Performanc
Impulse Response Sinusoida
e
; ; l

Setting 0,374 s 0,364 s -


9
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Time
(second)
Peak
At 0,01 At 0,7 s = 19,8
Amplitudo
s = 203 19,9
At … s
Rise Time - 0,204 s -
(second)
Steady State - 19,9 -
Overshoot 0% - -

Berikutnya adalah plot respon sistem persamaan


1.5 waktu kontinu.

Gambar 4-20 Step Respons Waktu Kontinu


Persamaan 1.5

Gambar 4-18 Respons Impulse Waktu


Kontinu Persamaan 1.5

Gambar 4-21 Step Respons Waktu Diskrit


Persamaan 1.5
Dari gambar diatas sinyal step respons hanya ada
perbedaan nilai pada Peak amplitude dan At time
(second) antara waktu kontinu dan waktu diskrit.
Jadi step respons pada At time untuk waktu
kontinu itu > 45 s sedangkan untuk waktu diskrit
>1e+03 s. Kemudian pada Peak Amplitude untuk
waktu kontinu bernilai ≥ 894 dan untuk waktu
diskrit bernilai ≥ 1.99e + 04.

Gambar 4-19 Respons Impulse Waktu Diskrit


Persamaan 1.5
Dari gambar diatas ada perbedan di at time. Jadi
pada At time (second) waktu kontinu = > 0,7
sedangkan waktu diskrit = > 0,6 dan sinyal
keluaran yang dihasilkan waktu diskrit berbentuk
kotak-kotak

10
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Setting
Time (s)

Nilai plot yang dihasilkan persamaan 1.5 waktu


diskrit;

Respon Step Sinyal


Performanc
s Response Sinusoida
e
Impulse ; l
;

Setting - - -
Gambar 4-22 Sinusoidal Waktu Kontinu Time
Persamaan 1.5 (second)
Peak
At 0,06 At 0,7 s = At 7,6 s =
Amplitudo
s = 19,9 19,9e+03 31,6
At … s
Rise Time - N/A -
(second)
Steady - Infinite -
State
Overshoot
NaN% - - -
Setting
Time (s)

Gambar 4-23 Sinusoidal Waktu Diskrit Tugas 4: Dapatkan plot Root Locus, Nyquist Plot,
Persamaan 1.5
dan Bode Plot untuk model kecepatan dan posisi
motor DC lingkar terbuka dalam model persamaan
waktu kontinu dan waktu diskrit. Untuk plot
Dari gambar sinyal sinusoidal diatas hampir tidak
Nyquist dan Bode dapatkan Gain Margin (GM) dan
ada perbedaan dari respon waktu kontinu dengan
phase margin (PM)-nya. Selanjutya dilakukan
waktu diskrit. Setelah di perhatikan ternyata ada
percobaan untuk mengetahui ploting Root Locus,
perbedaan titik steady statenya.
Nyquist, dan Bode. Berikutnya adalah plot respon
sistem persamaan 1.4 waktu kontinu motor DC.
Nilai plot yang dihasilkan persamaan 1.5 waktu
kontinu;
Tabel 1.4 Perbandingan kestabilan root locus
Parameter Nilai
Respon Step Sinyal
Performanc
s Response Sinusoida Frequency
e
Impulse ; l Gain
; Pole
Damping
Setting 0,364 s 0,364 s - Overshoot
Time Kestabilan
(second)
Peak
At 0,07 At 0,9 s = At 0,6 s =
Amplitudo
s = 19,9 695 31,6
At … s
Rise Time - N/A -
(second)
Steady - Infinite -
State
Overshoot - - -
NaN%
11
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Gambar 4-24 Root Locus Waktu Kontinu Gambar 4-27 Nyquist Diagram Waktu Diskrit
Persamaan 1.4 Persamaan 1.4

Diperoleh analisis dari gambar diatas jelas terlihat


perbedaan, yaitu Nyquist pada waktu kontinu
hampir sempurna berbentuk lingkaran, tetapi titik
perpotongan tidak di 0. Sedangkan Nyquist waktu
diskrit berbentuk oval dan berpotongan di titik 0.

Gambar 4-25 Root Locus Waktu Diskrit


Persamaan 1.4
Dari gambar diatas terlihat jelas berbeda hasil yang
diberikan dari Root locus waktu kontinu dengan
waktu diskrit, hasil waktu kontinu yaitu sejajar
dengan sumbu x, sedangkan waktu kontinu setara
dengan lingkaran 360 derajat.

Gambar 4-28 Bode Diagram Waktu Kontinu


Persamaan 1.4

Gambar 4-26 Nyquist Diagram Waktu


Kontinu Persamaan 1.4

12
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Gambar 4-29 Bode Diagram Waktu Diskrit
Persamaan 1.4

Gambar diatas hanya ada sedikit perbedaan antara


diagram bode waktu kontinu dengan waktu diskrit,
yaitu pada digram phase nya.

Tabel Nyquist
Parameter Nilai
Peak Gain (dB) 26
Delay Margin (deg) 0,00758
Closed Loop Stable Yes
Gain Margin (GM) Infinite
Phase Margin (PM) 92,9 deg

Nilai plot sinyal pada persamaan 1.4 waktu diskrit;


Tabel Root Locus
Parameter Nilai
Frequency 10,8
Gambar 4-30 Gain Margin dan Phase Margin Gain 0
Waktu Kontinu Persamaan 1.4 Pole 0,898
Damping 1
Overshoot 0%
Tabel Nyquist
Parameter Nilai
Peak Gain (dB) 26
Delay Margin (deg) 0,588
Closed Loop Stable No
Gain Margin (GM) -0,588 dB
Phase Margin (PM) Infinite

Berikutnya adalah plot respon sistem persamaan


1.5 waktu kontinu motor DC.

Gambar 4-31 Gain Margin dan Phase Margin


Waktu Diskrit Persamaan 1.4

Dari gambar diatas terlihat ada perbedaan di nilai


Gain Margin dengan Phase Margin.
Nilai plot sinyal pada persamaan 1.4 waktu
kontinu;
Tabel Root Locus
Parameter Nilai
Frequency 10,8
Gain 0
Pole -10,8
Damping 1
Overshoot 0% Gambar 4-32 Root Locus Waktu Kontinu
Persamaan 1.5

13
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Dari gambar diatas ada perbedaan pada nilai Peak
gain (db) dan Frequency (rad/s) Nyquist waktu
kontinu dengan waktu diskrit.

Gambar 4-33 Root Locus Waktu Diskrit Persamaan 1.5

Bag Dari gambar diatas terlihat sangat berbeda,


terlihat pada posisi waktu diskrit X=-0,9648 , Y= 0.
Sedangkan waktu kontinu X=kurang lebih -5,5 Y=
0,89. Gambar 4-36 Bode Diagram Waktu Kontinu
Persamaan 1.5

Gambar 4-34 Nyquist Diagram Waktu


Kontinu Persamaan 1.5

Gambar 4-37 Bode Diagram Waktu Diskrit


Persamaan 1.5

Dari gambar diatas terdapat perbedaan yang bisa


lihat, yaitu pada frekuensi antara waktu kontinu
dengan waktu diskrit.

Gambar 4-35 Nyquist Diagram Waktu Diskrit


Persamaan 1.5

14
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Nilai plot sinyal pada persamaan 1.5 waktu diskrit;
Tabel Root Locus
Parameter Nilai
Frequency 10,8
Gain 0
Pole 0,898
Damping 1
Overshoot 0%
Tabel Nyquist
Parameter Nilai
Peak Gain (dB) 299
Gambar 4-38 Gain Margin dan Phase Margin Delay Margin (deg) 49,4
Waktu Kontinu Persamaan 1.5 Closed Loop Stable Yes
Gain Margin (GM) 80,4 dB
Phase Margin (PM) 36,4 deg
Tabel Bode
Parameter Nilai
Gain Margin (GM) 20,2 dB
Phase Margin (PM) 36,4 deg

Analisis Sistem Waktu Diskrit: Pengaruh Periode


Sampling Terhadap Karakteristik Sistem
Tugas 5 : Buatlah analisis dari respon step open-
loop yang didapat dari proses ekstraksi model
linier ke Matlab Workspace yang sudah dibuat.

Gambar 4-39 Gain Margin dan Phase Margin


Waktu Diskrit Persamaan 1.5

Nilai plot sinyal pada persamaan 1.5 waktu


kontinu;
Tabel Root Locus
Parameter Nilai
Frequency 10,8
Gain 0 Gambar 4-40 Model motor dc simulink
Pole -10,8
Damping -
Overshoot 0%

Tabel Nyquist
Parameter Nilai
Peak Gain (dB) 426
Delay Margin (deg) 0,00547
Closed Loop Stable Yes
Gain Margin (GM) Infinite
Phase Margin (PM) 40,1 deg

15
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
dibutuhkan untuk mencapai steady state akan lebih
lama.

Gambar 4-44 input constant 25


Dari grafik yang dihasilkan sistem motor DC ketika
input constant bernilai 25, maka respon akan
terpengaruh pada waktu delay. Pada saat input
bernilai 25, maka waktu yang dibutuhkan untuk
Gambar 4-41 sistem motor dc mencapai steady state 0.025 akan lebih cepat.

Gambar 4.45 input constant 100


Gambar 4-42 Input step 1 Dari grafik yang dihasilkan sistem motor DC ketika
Dari grafik yang dihasilkan sistem motor DC ketika input constant bernilai 25, maka akan bepengaruh
input step bernilai 1, maka respon akan pada waktu delay. Saat input yang diberikan pada
terpengaruh pada respon waktu steady state. Pada constant bernilai 100, maka waktu yang dibutuhkan
saat input bernilai 1, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai steady state 0.1 sistem semakin
untuk mencapai steady state 0.001 akan lebih cepat. lama untuk
Pada saat perubahan input yang diberikan dari
sistem model motor DC akan berpengaruh pada
respon waktu dari sistem untuk mencapai steady
state. Ketika input yang diberikan adalah step,
semakin besar nilai final value maka waktu yang
dibutuhkan sistem semakin lama untuk mencapai
steady state.sedangkan apabila input yang
diberikan adalah constant maka, delay time yang
dihasilkan sistem semakin kecil. Semakin besar
nilai constant yang diberikan maka semakin lama
sistem mencapai steady state.
Tugas 6: Dengan menggunakan fungsi transfer
Gambar 4-43 input step 10 kecepatan dan posisi motor DC sistem lingkar
terbuka dalam model waktu diskrit, carilah
Dari grafik yang dihasilkan sistem motor DC ketika
pengaruh periode sampling terhadap kestabilan
input step bernilai 1, maka respon waktu akan
sistem. Gunakan 3 nilai periode sampling yang
terpengaruh pada nilai respon waktu steady state.
berbeda ( misal 0.01 detik (frekuensi 100 Hz), 0.001
Pada saat input bernilai 100, maka waktu yang
detik (frekuensi 1000 Hz), dan 0.0001 detik
16
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
(frekuensi 10 kHz)). Pada masing-masing nilai Gambar 4-43 Respon Impulse Persamaan 1.4
periode sampling, perolehlah fungsi transfer, grafik Pada Periode Sampling 0,01
respon waktu. Selanjutnya yatu menganalisis
pengaruh perubahan periode sampling terhadap
karakteristik sistem. Periode sampling yang
digunakan ada 3 nilai peiode sampling yang
berbeda yaitu : 0,01 detik ;0,001 detik ;0,0001 detik;
dan mencari fungsi transfer dan grafik respon
waktu setiap periode sampling. Mencari fungsi
transfer diskrit motor DC persamaan 1.4 dan respon
waktu pada periode sampling 0,01 detik.

Gambar 4-44 Respon Impulse Persamaan 1.4


Pada Periode Sampling 0,001

Gambar 4-40 Hasil Respon Waktu Persamaan


1.4 Pada Periode Sampling 0,01

Gambar 4-45 Respon Impulse Persamaan 1.4


Pada Periode Sampling 0,0001

Dari gambar diatas response impulse yang


memiliki periode sampling 0,01 memiliki bentuk
Gambar 4-41 Hasil Respon Waktu Persamaan keluaran sinyal kotak-kotak.
1.4 Pada Periode Sampling 0,001

Gambar 4-42 Hasil Respon Waktu Persamaan Gambar 4-46 Step Respon Persamaan 1.4
1.4 Pada Periode Sampling 0,0001 Pada Periode Sampling 0,01

Dari gambar diatas, semakin besar pole yang di


dapat makan semakin kecil sample timenya

17
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Gambar 4-47 Step Respon Persamaan 1.4 Nilai yang didapatkan dari setiap plot sinyal pada
Pada Periode Sampling 0,001 persamaan 1.4 pada periode sampling 0,01;

Respon Step Sinyal


Performanc
s Response Sinusoida
e
Impulse ; l
;

Setting 0,374 0,363 s -


Time
(second)
Peak
Gambar 4-48 Step Respon Persamaan 1.4 203 19,9 19,8
Amplitudo
Pada Periode Sampling 0,0001
At 0,1 s
Rise Time - 0,204 s -
(second)
Dari gambar diatas response impulse yang
Steady - 19,9 -
memiliki periode sampling 0,01 memiliki bentuk
State
keluaran sinyal kotak-kotak.
Overshoot - 0% -
Nilai yang didapatkan dari setiap plot sinyal pada
persamaan 1.4 pada periode sampling 0,001;

Respon Step Sinyal


Performanc
s Response Sinusoida
e
Impulse ; l
;

Setting 0,364 0,363 s -


Time
Gambar 4-49 Sinusoidal Persamaan 1.4 Pada (second)
Periode Sampling 0,01
Peak
213 19,9 19,8
Amplitudo
At 0,001 s
Rise Time - 0,204 s -
(second)
Steady - 19,9 -
State
Overshoot - 0% -

Setelah dilihat dari nilai-nilai yang didapatkan,


terdapat pengaruh terhadap karakteristik sistem
Gambar 4-50 Sinusoidal Persamaan 1.4 Pada setelah persamaan kecepatan diberi 3 nilai periode
Periode Sampling 0,001 sampling yang berbeda. Dilihat dari hasilnya, Peak
Amplitudo pada plot respon impulse yaitu semakin
besar frekuensi maka semakin besar peak
amplitudonya. Begitu juga Setting Time, semakin
besar frekuensi maka semakin kecil setting time
nya. Ketika dilihat dari bentuk sinyalnya,
perubahan begitu signifikan. Semakin besar
frekuensi, maka bentuk sinyal respon impulse dan
step respon akan lebih ’bagus’.

4.2 PERCOBAAN 2 MATLAB SIMULINK

Gambar 4-51 Sinusoidal Persamaan 1.4 Pada


Periode Sampling 0,0001

18
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Pada Selanjutnya yang digunakan adalah Simulink.
Tools yang terdapat pada MATLAB software. Kali
ini memodelkan suatu sistem motor DC dengan

Gambar 4-54 Output Scope dengan Input


Step 1

beberapa parameter hingga menghasilkan sistem


yang ideal. Pertama adalah dengan membuat
sistem motor DC seperti pada gambar;

Gambar 4-55 Output Scope dengan Input


Step 10

Gambar 4-52 Sistem Motor DC

Setelah rangkaian sudah selesai dirangkai, masukan


parameter-parameter pada setiap komponen yang
diperlukan. Berikut adalah parameternya; (J) =
moment of inertia of the rotor 0.01kg.m^2 (b) =
motor viscous friction constant 0.1 N.m.s (Ke) =
electromotive force constant 0.01 V/rad/sec (Kt) =
motor torque constant 0.01 N.m/Amp (R) = electric Gambar 4-56 Output Scope dengan Input
resistance 1 Ohm (L) = electric inductance 0.5 H Constant 25
Setelah parameternya dimasukkan, berikan 2
macam input yaitu step dan constant, dan berikan
output scope untuk melihat hasilnya.

Gambar 4-57 Output Scope dengan Input


Constant 100

Ketika dilihat dari hasilnya, setiap nilai dan jenis


Gambar 4-53 Sistem Motor DC dengan 3 output mempunyai pengaruh masing-masing. Pada
input dan output scope input step, nilai 1 dan 10 memiliki perbedaan pada
rise timenya. Pada input constant, nilai 25 dan 100
Lakukan akuisisi data dengan menggunakan input memiliki perbedaan pada steady statenya. Hal ini
step dan constant. Nilai input sebagai berikut; Input dibuktikan bahwa output = input, maka dari itu
Step = 1 dan 10 Input Constant = 25 dan 100. sistem motor DC dikatakan sebagai sistem yang
ideal.
Berikut adalah hasil pada scope setelah diberikan
inputnya;

19
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
5. KESIMPULAN
Dari percobaan yang saya telah lakukan ada
beberapa hal yang dapat disimpulkan :
1. Rumus-rumus yang ada pada motor DC
dapat kita hitung atau analisis
menggunakan matlab dan Simulink.
2. Hasil antara persamaan fungsi alih
kontinyu sebagian besar berbeda dengan
persamaan fungsi alih diskrit.
3. Pada simulasi simulink, membuat sebuah
persamaan integral dalam bentuk yang
sederhana.
4. Munculnya grafik pada simulasi simulink
dipengaruhi oleh step time.
5. Kita dapat melihat kecepatan konstan
sebuah Motor DC melalui simulasi
simulink.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Wayan Raka Ardana, SIMULASI
SISTEM KONTROLER PID UNTUK
MOTOR INDUKSI
MENGGUNAKAN PERANGKAT
LUNAK MATLAB / SIMULINK Adel
S. Sedra dan Kennet C. Smith,
Microelectronic Circuits, Oxford
University Press, USA, 1997.
[2] Yusnaini Arifin, Ardi Amir,
PEMODELAN DAN
PENGENDALIAN MOTOR DC
MENGGUNAKAN SIMULASI
MATLAB
[3] Latifa Ulinnuha, praktikum sistem
kendali, Laboratorium Komputasi
Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang,
Karawang, 2020

20
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA

Anda mungkin juga menyukai