Anda di halaman 1dari 12

Nama : Laras Hadyaning Tias

NIM : 201610410311058

Kelas : Farmasi B

Mata Kuliah : Farmasetika Sediaan Steril

1. Jelaskan prosedur pembuatan Sterile water For Injection (buat bagan alirnya)
2. Jelaskan perbedaan istilah dibawah ini
a. Water for injection
b. Sterile Water for injection
c. Bacteriostatic water for injection
d. Sodium Chlorida Injection
e. Bacteriostatic sodium Chlorida Injection
3. Berapa jumlah NaCL yang harus ditambahkan untuk membuat isotoni larutan efedrin
sulfat 2% sebanyak 30 ml. Diketahui ekuivalensi efedrin sulfat 1 % terhadap Nacl
adalah 0,23
4. Buat larutan dapar hepes 2 % yang isotonic dengan mata. Berapa mg NaCl yang harus
ditambahkan?Diketahui penurunan titik beku isotonic NaCl 0,52 dan titik beku hepes
2% adalah 0,163
5. Hitung konsentrasi NaCl yang diperlukan untuk membuat larutan KCl 0,5% menjadi
isoosmotik dengan plasma darah (Ekivalensi KCl 1% terhadap NaCl = 0,76)

Jawab
1. Jelaskan prosedur pembuatan Sterile water For Injection (dibuat bagan alirnya)
Pengolahan air untuk injeksi (Water For Injection/WFI) berasal dari
purified water system, yang selanjutnya dilakukan destilasi (penyulingan) dengan
terlebih dahulu melewati lampu UV untuk membunuh bakteri. Purified water system
merupakan sistem pengolahan air yang dapat menghilangkan berbagai cemaran (ion,
bahan organik, partikel, mikroba dan gas) yang terdapat di dalam air yang akan
digunakan untuk produksi. Pengolahan air dapat diperoleh dar iair PDAM (city
water), Shallow well (sumur dangkal) dengan kedalaman 10-20 m, atau berasal dari
Deep well (sumur dalam) dengan kedalaman 80-150 m. Variasi mutu dari pasokan air
mentah (raw water) yang memenuhi syarat ditentukan dari target mutu air yang
akan dihasilkan. Demikian pula mutu air menentukan peralatan yang
diperlukan untuk pengolahan air tersebut. Purified water system terdiri dari:
Multimedia filter, Carbon filter, Water softener Heat Exchanger (HE), Micro filter,
Ultra filteration (R.O=Reverse Osmosis), dan Electro De-Ionization (EDI).
 Multimedia Filter
Multimedia filter berfungsi untuk menghilangkan lumpur,
endapan dan partikel-partikel yang terdapat pada raw water.
Multimedia filter terdiri dari beberapa filter dengan porositas 6-12 mm;
2,4 ± 4,8 mm; 1,2-2,4 mm dan 0,6-1,2 mm. Filter-filter ini tersusun
dalam satu vessel (tabung) dengan bagian bawah tabung diberikan
gravel atau pasir sebagai alas vessel (sehingga sering juga disebut
dengan sand filter).
 Active Carbon Filter
Carbon aktif adalah karbon yang telah diaktifkan dengan
menggunakan uap bertekanan tinggi atau karbon dioksida
(CO2) yang berasal dari bahan yang memiliki daya adsorbsi
yang sangat tinggi. Biasanya digunakan dalam bentuk Granular
(butiran). Active carbon berfungsi sebagai pre-treatment sebelum
proses de-ionisasi untuk menghilangkan chlorine, chloramine,
benzene, pestisida, bahan-bahan organik, warna, bau dan rasa dalam
air.

 Water Softener Filter


Water softener filter berisi resin anionik yang berfungsi
untuk menghilangkan dan/atau menurunkan kesadahan air dengan cara
mengikat ion Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan tingginya tingkat
kesadahan air.
 Reverse Osmosis
Reverse osmosis merupakan teknik pembuatan air murni
(purified water) yang dapat menurunkan hingga 95% Total Dissolve
Solids (TDS) di dalam air. Reverse osmosis terdiri dari lapisan filter
yang sangat halus (hingga 0,0001 mikron).
 EDI (Elektonic De-Ionization)
EDI merupakan perkembangan dari Ion Exchange system
dimana sebagai pengikat ion (+) dan (-) dipakai juga elektroda
disamping resin. Elektroda ini dihubungkan dengan arus listrik searah
sehingga proses pemurnian air dapat berlangsung terus menerus tanpa
perlu regenerasi. Setelah melewati EDI, selanjutnya purified
water yang dihasilkan ditampung dalam tanki penampungan (storage
tank) yang dilengkapi dengan CIP (cleaning in place) dan siap
di distribusikan ke ruang produksi.
2. Jelaskan perbedaan istilah dibawah ini
a) Water for injection
Air untuk produksi steril (Water for Injection/WFI) merupakan salah
satu faktor yang memegang peranan PENTING dan KRITIS dalam proses
produksi produk-produk steril. Dalam produk steril, terutama obat suntik cair
atau cairan infus (cairan irigasi), air merupakan bahan baku dalam jumlah
besar. Sehingga apabila terjadi pencemaran, akan menimbulkan risiko fatal
bagi pasien.
Air yang dipakai untuk membuat produk steril, termasuk penyimpanan
dan sistem distribusinya hendaklah selalu dikendalikan untuk menjamin
bahwa spesifikasi yang sesuai dicapai tiap pengoperasian. Karena air
merupakan bahan awal yang sangat penting, maka mutunya hendaklah
dikendalikan yang dimulai dengan kualifikasi kinerja Sistem Pengolahan Air.
Kualifilkasi dan Validasi, hingga pengoperasian dan pemantauannya
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai persyararan air untuk
injeksi adalah sebagai berikut :
 Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi melalui cara penyulingan
(distilasi) atau cara lain yang akan menghasilkan mutu yang sama.
 Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi, disimpan dan
didistribusikan dengan cara yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba,
misal disirkulasi dengan konstan pada suhu di atas 70°C (Hot Loop
System).
 Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah disimpan dalam wadah yang bersih,
steril, nonreaktif, nonabsorptif, nonaditif dan terlindung dari pencemaran.
 Sumber air, peralatan pengolahan air dan air hasil pengolahan hendaklah
dipantau secara teratur terhadap pencemaran kimiawi, biologis dan, bila
perlu, terhadap cemaran endotoksin untuk menjamin agar air memenuhi
spesifikasi yang sesuai dengan peruntukannya. Hasil pemantauan dan
tindakan penanggulangan yang dilakukan hendaklah didokumentasikan.
Alat perekam hendaklah digunakan untuk memantau suhu penyimpanan.
Gambar 1.1 Distiller for WFI (Water For Injection)

Gambar 1.2 Tabel Persyaratan WFI (Water For Injection)


b) Sterile Water for injection

Gambar 1.3 Sterile Water For Injection

Air untuk injeksi adalah air dengan kualitas ekstra tinggi tanpa
kontaminasi yang signifikan. Versi steril digunakan untuk membuat solusi
yang akan diberikan secara injeksi. Sebelum digunakan, zat lain umumnya
harus ditambahkan untuk membuat larutan lebih atau kurang isotonik. Ini
dapat diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah, otot, atau di bawah kulit.
Versi yang tidak steril dapat digunakan dalam pembuatan dengan sterilisasi
yang terjadi kemudian dalam proses produksi. Jika diberikan melalui suntikan
ke dalam vena tanpa membuatnya lebih atau kurang isotonik, kerusakan sel
darah merah dapat terjadi. Hal ini kemudian dapat menyebabkan masalah
ginjal. Jumlah berlebihan juga dapat menyebabkan kelebihan cairan. Air untuk
injeksi umumnya dibuat dengan distilasi atau reverse osmosis. Ini harus
mengandung kurang dari satu mg unsur selain air per 100 ml.

c) Bacteriostatic water for injection

Gambar 1.4 Bacteriostatic water for injection


Bacteriostatic Water (air bakteriostatik untuk injeksi) adalah air steril
yang mengandung 0,9% benzyl alkohol yang digunakan untuk mengencerkan
atau melarutkan obat; wadah dapat dimasukkan kembali beberapa kali
(biasanya dengan jarum steril) dan benzil alkohol menekan atau menghentikan
pertumbuhan bakteri yang paling berpotensi kontaminasi. Bacteriostatic Water
tersedia secara umum dan memiliki nama yang sama. Air Bacteriostatic dapat
digunakan dalam obat pengencer yang kemudian dapat diberikan dengan
injeksi intravena, intramuskuler , atau subkutan. Ada beberapa efek samping
dari Air Bacteriostatic, jika ada, pada orang dewasa dan jika mereka terjadi,
itu mungkin terkait dengan kontaminasi, partikel atau obat yang sedang larut
(lihat di bawah). Efek samping yang mungkin terjadi setelah obat ditambahkan
ke Bacteriostatic Water termasuk demam, pembentukan abses , trombosis
vena atau flebitis , kematian jaringan, dan infeksi.
Bacteriostatic Water for Injection disuplai dalam botol fliptop plastik
30 mL dosis ganda yang terbuat dari plastik dan tidak diberi tekanan. Ini tidak
digunakan untuk pengobatan neonatal karena kemungkinan perubahan tekanan
darah dan toksisitas benzyl alkohol. Jika Air Bacteriostatic disuntikkan secara
intravena tanpa senyawa encer, itu dapat menyebabkan beberapa lisis sel darah
merah karena itu bukan isotonik. Bacteriostatic Water biasanya tidak
berinteraksi dengan obat lain; Namun, beberapa obat untuk injeksi mungkin
tidak sesuai.
d) Sodium Chlorida Injection

Gambar 1.5 Sodium Chlorida Injection

Sodium Chloride Injection 0,9% digunakan untuk menggantikan cairan


dan garam tubuh yang hilang. Obat-obatan lain yang diberikan melalui
suntikan atau tetesan, dapat diencerkan dengan Sodium Chloride Injection
0,9%. Sodium Chloride Injection 0,9% juga dapat digunakan sebagai solusi
irigasi steril.
Injeksi Natrium Klorida (natrium klorida /injeksi natrium klorida).
Injeksi USP adalah larutan steril nonpyrogenik untuk pengisian cairan dan
elektrolit dalam wadah dosis tunggal untuk pemberian intravena . Tidak
mengandung agen antimikroba . PH nominal adalah 5,5 (4,5 hingga 7,0).
Komposisi, osmolaritas , dan konsentrasi ion ditunjukkan di bawah ini:
 0,45% Sodium Chloride Injection, USP mengandung 4,5 g / L
Sodium Chloride (injeksi natrium klorida (injeksi natrium
klorida)), USP (NaCl) dengan osmolaritas 154 mOsmol / L
(kalk). Ini mengandung 77 mEq / L sodium dan 77 mEq / L
chloride.

 0,9% Sodium Chloride Injection, USP mengandung injeksi


Sodium Chloride (natrium klorida (injeksi natrium klorida)
injeksi 9 g / L), USP (NaCl) dengan osmolaritas 308 mOsmol /
L (kalk). Ini mengandung 154 mEq / L sodium dan 154 mEq /
L chloride.
Wadah fleksibel dibuat dengan bahan plastik non-lateks yang
dirancang khusus untuk berbagai macam obat parenteral termasuk yang
membutuhkan pengiriman dalam wadah yang terbuat dari poliolefin atau
polipropilen. Misalnya, sistem wadah AVIVA kompatibel dengan dan sesuai
untuk digunakan dalam campuran dan administrasi paclitaxel . Selain itu,
sistem wadah AVIVA kompatibel dengan dan sesuai untuk digunakan dalam
pencampuran dan pemberian semua obat yang dianggap kompatibel dengan
sistem wadah polivinil klorida yang ada. Bahan kontak solusi tidak
mengandung PVC , DEHP , atau plasticizer lainnya.
Gambar 1.6 Sodium Chlorida Injection dalam wadah polivinil klorida
Kesesuaian bahan wadah telah ditetapkan melalui evaluasi biologis,
yang telah menunjukkan wadah tersebut lulus pengujian Kelas VI US
Pharmacopeia (USP) untuk wadah plastik. Tes-tes ini mengkonfirmasi
keamanan biologis sistem wadah. Wadah fleksibel adalah sistem tertutup, dan
udara dimasukkan ke dalam wadah untuk memudahkan drainase. Wadah tidak
memerlukan udara luar selama administrasi. Wadah tersebut memiliki dua
port: satu adalah port outlet administrasi untuk pemasangan set administrasi
intravena dan port lainnya memiliki situs obat untuk penambahan obat
tambahan (Lihat Petunjuk Penggunaan ). Fungsi utama dari overwrap adalah
untuk melindungi wadah dari lingkungan fisik.
e) Bacteriostatic sodium Chlorida Injection

Gambar 1.7 Bacteriostatic sodium Chlorida Injection


Bacteriostatic Sodium Chloride Injection, USP adalah steril,
nonpyrogenic, diawetkan,larutan isotonik 0,9% Sodium Chloride dalam Air
untuk Injeksi. Setiap mL mengandung: Sodium Chloride 9 mg, Benzil Alkohol
0,9% sebagai pengawet, pH Air untuk Injeksi qs (kisaran 4,5 - 7,0)
disesuaikan dengan Asam Hidroklorat dan/atau Natrium Hidroksida.
Digunakan sebagai pengencer.
Farmakologi Klinis: Natrium klorida dalam air berdisosiasi untuk
menghasilkan natrium (Na + ) dan Ion klorida (Klorida). Sodium (Na + )
adalah kation utama dari cairan ekstra seluler dan memainkan peranan besar
dalam terapi gangguan cairan dan elektrolit. Klorida (Cl) memiliki peran
integral dalam tindakan buffering ketika pertukaran oksigen dan karbon
dioksida terjadi dalam sel darah merah. Distribusi dan ekskresi natrium dan
klorida sebagian besar di bawah kendali ginjal yang menjaga keseimbangan
antara asupan dan pengeluarannya. Air adalah unsur penting dari semua
jaringan tubuh dan menyumbang sekitar 70% dari total tubuh bobot. Distribusi
air sangat tergantung pada konsentrasi elektrolit dalam kompartemen tubuh
dan natrium memainkan peran utama dalam menjaga keseimbangan fisiologis.
Indikasi dan Penggunaan: Injeksi Bacteriostatic Sodium Chloride, USP
0,9%, digunakan untuk persiapandan mengencerkan larutan steril. Sodium
Chloride Injection bebas pengawet harus digunakan untuk pembilasan kateter
intravaskular. Dimana, diperlukan larutan natrium klorida untuk menyiapkan
atau mengencerkan obat untuk digunakan pada bayi baru lahir. Sodium
Chloride Injection bebas pengawet harus digunakan. Jumlah berlebihan
Bacteriostatic Sodium Chloride dengan rute apa pun dapat menyebabkan
hipopotasemia danasidosis. Jumlah berlebihan dengan rute parenteral dapat
memicu gagal jantung kongestif dan akutedema paru, terutama pada pasien
dengan penyakit kardiovaskular dan pada pasien yang menerima
kortikosteroid atau kortikotropin atau obat yang dapat menimbulkan retensi
natrium. Bacteriostatic Sodium Chloride Injection, 0,9% harus digunakan
dengan memperhatikan kompatibilitas agen antimikroba atau agen yang
dikandungnya dengan zat obat tertentu yang akan dibuat dilarutkan atau
diencerkan.

3. Berapa jumlah NaCL yang harus ditambahkan untuk membuat isotoni larutan efedrin
sulfat 2% sebanyak 30 ml. Diketahui ekuivalensi efedrin sulfat 1 % terhadap Nacl
adalah 0,23
0,9 g
Jawab : Isotoni NaCl 0,9% dalam 30ml = x 30 ml=¿ 0,27g
100 ml
1g
Efedrin sulfat 1% = → 1 g – 0,23g NaCl
100 ml
2g
Efedrin sulfat 2% dalam 30mL = x 30ml = 0,60g
100 ml
Berapa gram NaCl ?
1g 0,60 g
 = x
0,23 g x
x = 0,14g (Hipotonis)
 0,27g – 0,14g = 0,13g Nacl

4. Buat larutan dapar hepes 2 % yang isotonic dengan mata. Berapa mg NaCl yang harus
ditambahkan?Diketahui penurunan titik beku isotonic NaCl 0,52 dan titik beku hepes
2% adalah 0,163
Jawab : dapar Heper 2%
..... mg NaCl ?
 Penurunan titik beku isotonic NaCl = 0,52
 Titik Beku dapar Hepes 2% = 0,163
0,52−a
 W% =
b
0,52−0,163 0,69 g
W% = = (NaCl)
0,52 100 ml
5. Hitung konsentrasi NaCl yang diperlukan untuk membuat larutan KCl 0,5% menjadi
isoosmotik dengan plasma darah
(Ekivalensi KCl 1% terhadap NaCl = 0,76)
Jawab : NaCl 0,9%
KCl 0,5%
......% konsentrasi NaCl
 KCl 1g – 0,76g NaCl
1g 0,5 g
 Konsentrasi NaCl = =
0,76 g x
x = 0,38
0,90 – 0,38 = 0,52%

Anda mungkin juga menyukai