Yunidar Jurnal2
Yunidar Jurnal2
ABSTRAK
Smart home system adalah sebuah sistem berbasis komputer yang akan memberikan segala kenyamanan, keselamatan,
keamanan dan penghematan energi, yang berlangsung secara otomatis dan terprogram melalui komputer, pada gedung atau
rumah tinggal. Programmable Logic Controller sebagai salah satu andalan sistem kendali otomatis pada bidang industri
memberikan alternatif lain dalam pengaturan komponen rumah cerdas tersebut. Sistem pendeteksi kebakaran pada rumah
cerdas berbasis PLC Omron CPM2A bertujuan untuk mendeteksi ruangan dari bahaya kebakaran. Bekerja secara otomatis
dengan memanfaatkan PLC Omron CPM2A sebagai kontrol sistem dihubungkan dengan detektor asap, dan mengaktifkan
buzzer sebagai alarm dan LED sebagai indikator terjadinya kebakaran, driver motor dengan empat buah relay sebagai
penggerak pintu darurat (forward dan reverse secara otomatis dan manual), pompa air dan sprinkler sebagai media pemadaman
api. Hasil diperoleh heat detector berupa perbandingan temperatur ≥ 37,8oC dengan tegangan ≤ 9V, smoke detector berupa
perbandingan partikel asap yang masuk kedaerah ionisasi dengan kuat arus (makin besar partikel asap yang masuk
menyebabkan pengurangan arus listrik) dan kondisi output sistem apabila detektor aktif dan tidak aktif.
Kata kunci: Detektor asap, PLC Omron CPM2A, CX-Programmer, Buzzer, lampu indikator, Pompa air, sprinkler, dan kipas
ABSTRACT
Smart home system is a computer-based system that will provide all the comfort, safety, security and energy saving, which
takes place automatically and programmed via a computer, on a building or residence. Programmable Logic Controller
(PLC) as one unit in the automatic control system in the industry to provides another alternative arrangement of components
in the smart home. Detection system of fire based on smart home PLC Omron CPM2A aims to detect the room of fire hazards.
The system works automatically by using PLC Omron CPM2A as a control system related with smoke detectors, and activate
the buzzer as the alarm and LED as fire indicator, motor drivers with two relay as a driver of the emergency exit (forward
and reverse automatically and manually), water pump and sprinklers as a media of fire fighting. The result obtained by heat
detector in the form of temperature comparison ≥ 37.8° C which ratio of the voltage ≤ 9V, smoke detector in the form of
smoke particles comparison that coming into the ionization area with strong currents (the greater smoke particles entry
causes the reduction of electrical current) and the condition of the output system if the detector active and inactive.
Keywords: Smoke detectors, PLC Omron CPM2A, Buzzer, Driver motor, Relay, Water pump, Sprinkler, and fans
1) Mahasiswa tugas akhir, 2) Dosen pembimbing utama., 3) Dosen pembimbing kedua. Karya ilmiah ini telah di-review oleh komite pembahas
dan disetujui untuk dipublikasikan pada tanggal 10 Agustus 2012.
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
hanya menginformasikan deteksi berasal dari zone atau Proteus mengkombinasikan program ISIS untuk membuat
loop, tanpa bisa memastikan detektor mana yang skematik desain rangkaian dengan program ARES untuk
mendeteksi, sebab 1 loop atau zone bisa terdiri dari 5 membuat layout PCB dari skematik yang kita buat.
bahkan 10 detektor, bahkan terkadang lebih. (Muhammad Adapun fitur-fitur dari PROTEUS adalah sebagai
Taufan 2011) berikut :
1. Memiliki kemampuan untuk mensimulasikan hasil
2.4 Instalasi Fire Alarm rancangan baik digital maupun analog maupun
Instalasi Fire Alarm bisa dimulai dari yang gabungan keduanya,Mendukung simulasi yang
sederhana sampai dengan tingkatan kompleks. Sistem menarik dan simulasi secara grafis,
sederhana hanya memerlukan beberapa detektor, satu 2. Mendukung simulasi berbagai jenis microcontroller
panel dan fire bell. Sistem ini umumnya menggunakan seperti PIC, 8051 series.
cara analog dan dikenal dengan istilah fire alarm 3. Memiliki model-model peripheral yang interactive
konvensional. seperti LED, tampilan LCD, RS232, dan berbagai
Sedangkan sistem yang lebih kompleks biasanya jenis library lainnya,
menggunakan apa yang disebut dengan Addressable Fire 4. Mendukung instrument-instrument virtual seperti
Alarm. voltmeter, ammeter, oscciloscope, logic analyser, dll,
Perlu dijelaskan di sini, bahwa tidak setiap sistem 5. Memiliki kemampuan menampilkan berbagi jenis
analog itu sederhana. Terkadang dijumpai pula sistem analisis secara grafis seperti transient, frekuensi,
analog yang melibatkan pompa hidran untuk pemadaman noise, distorsi, AC dan DC, dll.
api (sprinkler system), sistem evakuasi dan flow 6. Mendukung berbagai jenis komponen-komponen
switch untuk memantau ketinggian level cairan. Sistem analog,
inilah yang menjadikannya kompleks, sedangkan sistem 7. Mendukung open architecture sehingga kita bisa
fire alarmnya sendiri sebenarnya cukup sederhana. (Tanya memasukkan program seperti C++ untuk keperluan
Alarm 2010) simulasi,
8. Mendukung pembuatan PCB yang di-update secara
2.5. PLC Omron CPM2A langsung dari program ISIS ke program pembuat
PLC tipe CPM2A Series merupakan Compact PLC. PCB-ARES. (Dunia computer 2010)
Pada PLC Tipe ini antara CPU, DC Power Supply, I/O
Port dan Communication port menjadi satu pada bodi 2.8. Detektor Kebakaran
PLC. Sehingga dari segi penggunaan lebih mudah dan Adalah detektor yang berpungsi mendeteksi awal
lebih ekonomis. (Eko Agus M 2009) adanya suatu kebakaran. Sistem deteksi kebakaran (fire
detector) terdiri dari beberapa macam yaitu :
2.6. CX-Programmer 1. Detektor nyala api (Flame Detector)
CX – Programmer adalah software ladder untuk 2. Detektor Panas (Heat Detector)
PLC merk OMRON. Ia beroperasi di bawah sistem 3. Detector Asap (Smoke Detector)
operasi Windows, oleh sebab itu pemakai software ini 4. Detektor Gas LPG (LPG Detector)
diharapkan sudah familier dengan sistem operasi Keempatya termasuk alat untuk mendeteksi
Windows antara lain untuk menjalankan software program kebakaran secara dini. Kejadian kebakaran karena
aplikasi, membuat file, menyimpan file, mencetak file, terpenuhinya 3 unsur (fire chain) : fuel (hidrokarbon),
menutup file, membuka file, dan keluar dari software heat, dan oxigen. Pencegahannya memutuskan rantai
program. tersebut dengan meniadakan salah satu dari ketiga unsur.
Ada beberapa persyaratan minimum yang harus (Muhammad Taufan 2011) dan (Smoke alarms 2009)
dipenuhi untuk bisa mengoperasikan CX– Programmer
secara optimal yaitu : III. PERANCANGAN SISTEM
a. Komputer IBM PC/AT kompatibel
b. CPU Pentium I minimal 133 MHz Perancangan sistem merupakan tahap awal dari
c. RAM 32 Mega byte perancangan perangkat keras dan perangkat lunak.
d. Hard disk dengan ruang kosong kurang lebih 100 MB Perancangan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi
e. Monitor SVGA dengan resolusi 800 x 600 (Electrical sistem secara umum.
engineer 2011)
3.1. Blok Diagram Sistem
Blok diagram sistem secara umum pada
2.7. Proteus 7.8
perancangan ini dapat dilihat pada Gambar 2 :
Proteus adalah sebuah software untuk mendesain
PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi pspice pada
level skematik sebelum rangkaian skematik diupgrade ke
PCB shingga sebelum PCBnya di cetak kita akan tahu
apakah PCB yang akan kita cetak sudah benar atau tidak.
(a) (b)
Gambar 9. Hasil perancangan program ladder Gambar 11. Pengujian rangkaian keseluruhan
dengan menggunakan software
CX - Programmer 9 Berikut ini adalah program ladder yang dibuat
untuk menerima input dari rangkaian input detektor dan
IV. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN input saklar, kemudian data tersebut diproses oleh PLC
dan kemudian ditampilkan oleh rangkaian output penanda Dari program ladder diatas diketahui bahwa apabila
kebakaran, output penyelamatan, output pemadam detektor tidak mendeteksi adanya sumber pembawa
kebakaran, dan output penetralisir udara. kebakaran lagi, motor DC bekerja secara referse menutup
kembali pintu darurat. Apabila limit switch aktif motor DC
reverse tidak berputar lagi, dan kipas penetralisir bekerja
untuk menetralisir kembali udara yang telah tercemar
akibat kebakaran.
V. KESIMPULAN