Makalah Biokimia Kelompok 4 (Askep Asam Urat)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BIOKIMIA

PENYAKIT ASAM URAT

DOSEN PENGAJAR :
Rodhiansyah Djayasinga S.Pd,M.Si

DISUSUN OLEH :
Indah Lestari (1914301029)
Nabila Amanda Putri (1914301030)
Anissa Dian Utami (1914301031)
Yeni Handayani (1914301032)
Revina Lutfitawaliya (1914301033)
Naila Gifiria Apchatika (1914301034)
Sonia Paramita (1914301037)
Kristanti Wulandari (1914301038)
Olva Nugrahemi Triyono (1914301039)
M. Abduh Musyaffa (1914301041)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang di
berikan dosen dengan judul “Penyakit Asam Urat”.

Tujuan kami menyusun makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “Biokimia”
guna untuk mengetahui dan lebih memahami tentang “Penyakit asam urat” yang telah di
berikan oleh dosen.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih belum sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang masih berhubungan dengan makalah ini sangat kami harapkan
untuk menyempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
Jurnal.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................2
1.4 Manfaat.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi...................................................................................................3
2.2 Jenis.......................................................................................................3
2.3 Penyebab...............................................................................................4
2.4 Patofisiologi...........................................................................................4
2.5 Manifestasi Klinis.................................................................................5
2.6 Pemeriksaan Penunjang......................................................................6
2.7 Penatalaksanaan...................................................................................7
2.8 Komplikasi............................................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................9
BAB IV PENUTUP..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
Hubungan Konsumsi Makanan Sumber Purin Dengan Kadar Asam Urat Pada Wanita Usia
45-59 Tahun Di Desa Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung

Evi Lestari*, Sugeng Maryanto*, Meilita Dwi Paundrianagari*


*Program Studi Gizi STIKes Ngudi Waluyo
E-mail: prodigizi.nw@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Makanan sumber purin seperti (jeroan, kacang-kacangan, kangkung, bayam,
kembang kol, tahu dan tempe) merupakan makanan yang dapat meningkatkan kadar asam urat.
Konsumsi asupan sumber purin lebih dari 85% kecukupan dapat memicu terjadinya asam urat.

Tujuan: Mengetahui hubungan konsumsi makanan sumber purin dengan kadar asam urat pada
wanita usia 45-59 tahun di Desa Sanggrahan Kecamatan Kranggan KabupatenTemanggung.

Metode: Rancangan penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross-sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia 45-59 tahun di Desa Sanggrahan dengan jumlah
sampel sebesar 71 orang yang ditentukan berdasarkan teknik proportional random sampling.
Pengukuran kadar asam urat responden menggunakan Blood Uric Acid Strip sedangkan asupan
sumber purin menggunakan wawancara dan kuesioner FFQ Semikuantitatif. Analisis univariat
dilakukan secara deskriptif, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman rho
dengan nilaiα=0,05.
Hasil: Hasil penelitian menunujukkan bahwa paling banyak responden yang mengkonsumsi
konsumsi makanan sumber purin dengan kategori lebih yaitu 52,1%, kategori cukup sebanyak
32,1% dan responden yang mengkonsumsi makanan sumber purin dalam kategori kurang
sesebanyak 15,5%. Sebanyak 39,4% responden memiliki kadar asam urat normal dan 60,6%
responden memiliki kadar asam urat tinggi. Ada hubungan konsumsi makanan sumber purin dengan
kadar asam urat pada wanita usia 45-59 tahun di Desa Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten
Temanggung (p=0.0001)

Simpulan: Ada hubungan konsumsi makanan sumber purin dengan kadar asam urat pada wanita
usia 45-59 tahun di Desa Sanggrahan Kecamatan Kranggan KabupatenTemanggung.

Kata kunci : purin, kadar asam urat.

iii
PENDAHULUAN saja (Indriawan,2009).
Meningkatnya usia harapan hidup di
Indonesia terjadi karena peningkatan taraf hidup
dan pelayanan kesehatan yang berakibat
populasi lansia di Indonesia semakin meningkat.
Pada tahun 2012 tercatat jumlah lansia sebanyak
28 juta jiwa, jumlah ini mengalami peningkatan
22,5% dari jumlah lansia pada tahun 2009 yaitu
19 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2012).
Proses penuaan menimbulkan berbagai
masalah baik secara fisik, biologis, mental
maupun sosial ekonominya. Angka kesakitan
pada penyakit tidak menular seperti kanker,
penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes
melitus dan hiperurisemia memperlihatkan
kecenderungan yang semakin meningkat. Salah
satu penyakit yang sering dialami oleh kelompok
pralansia yaitu penyakit hiperurisemia.
Hiperurisemia merupakan gangguan metabolik
yang di tandai dengan meningkatnya kadar asam
urat (Lingga,2012).
Penyakit hiperurisemia disebabkan
karena kelebihan produksi asam urat dalam
tubuh atau dapat juga disebabkan karena
terhambatnya pembuangan asam urat oleh
tubuh. Peningkatan terjadinya hiperurisemia
ditunjang dengan peningkatan supan makanan
sumber purin, seperti daging, jeroan, kepiting,
udang, emping, kacang kacangan, bayam,
kangkung, jamur dan kembang kol, buah-buahan
seperti durian, nanas, alpukat, serta hasil olahan
kedelai (tempe, tahu, tauco, kecap dan susu
kedelai).
Purin selain didapat dari makanan juga
berasal dari penghancuran sel-sel tubuh yang
sudah rusak akibat gangguan penyakit atau
penggunaan obat kanker (kemoterapi), serta
sintesis purin dalam tubuh dari bahan-bahan
pangan seperti, CO2, glutamine, glisin, asam
aspartat, dan asam folat (Indriawan, 2009). Pada
dasarnya konsumsi makanan sumber purin bagi
individu yang tidak memiliki kadar asam urat
berlebih tidak menimbulkan masalah, namun
bagi individu yang memiliki kadar asam urat
berlebih dapat menimbulkan gejala
hiperurisemia (Juandy, 2005). Hal ini
dikarenakan tubuh telah menyediakan 85%
senyawa purin untuk kebutuhan tubuh,
sedangkan dari makanan hanya diperlukan 15%
iv
Hiperurisemia yang tidak ditangani Menurut survey yang diadakan oleh
menyebabkan asam urat dalam darah berlebihan “National Health and Nutrition
sehingga menimbulkan penumpukan krisal asam Examination Survey” (NHANES) di Asia
urat. Apabila kristal berada dalam cairan sendi prevalensi penderita hiperurisemia Usia di
maka akan menyebabkan penyakit asam urat atas 20 tahun sebesar 24%, usia 45-59
(Putra, 2007). Sebagian besar penyebabnya di tahun sebesar 30%, usia lebih dari 60
perkirakan kelainan proses metabolisme dalam tahun sebesar 40%. Terjadi peningkatan
tubuh dan 10% kasus dialami oleh wanita setelah hiperurisemia pada usia 45-59 tahun
menopause karena gangguan hormon karena pada saat ini wanita akan memasuki
(Kaparang,2007). masa menopause (Lingga,2012).
Kadar rata-rata asam urat di dalam Epidemiologi di Indonesia,
darah atau serum tergantung pada usia dan jenis hiperurisemia masih belum banyak
kelamin. Kadar asam urat pada wanita lebih diketahui, tetapi beberapa penelitian di
rendah daripada laki-laki, karena wanita Sinjai, Sulawesi Selatan didapatkan angka
mempunyai hormon estrogen yang dapat kejadian hiperurisemia pada pria 10% dan
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui pada wanita 4% dengan kadar asam urat
ginjal melalui urin. Wanita umumnya rata-rata pada pria 7,4 mg/dl dan wanita
mengalami hiperurisemia pada saat masa 5,6 mg/dl. Di Minahasa, Sulawesi Utara
menopause karena terkait penurunan produksi dan Karema sebesar 34,3% pada pria dan
estrogen. Keberadaan estrogen sangat penting 23,31% pada wanita dengan kadar asam
untuk membantu pengaturan sekresi asam urat urat pada pria rata-rata sebesar 7,90mg/dl
sehingga mampu melindungi wanita dari dan wanita 6,70mg/dl (Wisesa, 2009).
hiperurisemia (Lingga,2012) Prevalensi hiperurisemia pada penduduk di
Jawa Tengah sebesar 24,3% padalaki-laki
dan 11,7% pada wanita dengan kadar asam urat 6,45 mg/dl dan dari 3 warga (20%)
rata-rata pada pria 7,2mg/dl dan 6,10mg/dl pada mengkonsumsi makanan sumber purin serta
wanita (Hidayat,2009). hasil olahan kedelai (tempe, tahu, kecap)
Berdasarkan data di puskesmas kurang dari lima kali seminggu didapatkan
Kecamatan Kranggan selama bulan November kadar asam urat normal yaitu rata-rata
dan Desember 2013 menyebutkan bahwa asam 5,20mg/dl.
urat menjadi urutan ke 3 dari 10 besar penyakit Banyaknya warga yang menderita
tidak menular yaitu, hipertensi, diabetes melitus asam
dan asam urat, sejumlah 4210 (4,22%) warga urat dan tingginya konsumsi makanan
di desa Sanggrahan terdapat 178 warga sumber purin di Desa Sanggrahan
menderita asam urat . Warga yang menderita menjadikan peneliti tertarik meneliti apakah
asam urat paling banyak terdapat di dusun ada hubungan antara Konsumsi Makanan
Rowowetan terdapat 46 orang (25,84%) di Sumber Purin dengan Kadar Asam Urat pada
dusun Madusari terdapat 38 orang (21,35%), di wanita usia 45-59 tahun di Desa
dusun Gunung Pring terdapat 29 orang Sanggrahan Kecamatan Kranggan
(16,29%), di dusun Rowokulon terdapat 25 KabupatenTemanggung.
orang (14,04%), di dusun Sanggrahan terdapat Penelitian ini bertujuan untuk
19 orang (10,67%), di dusun Krajan terdapat21 Mengetahui hubungan konsumsi makanan
orang (11,80%). sumber purin dengan kadar asam urat pada
Studi pendahuluan pada 15 warga usia 45- wanita usia 45-59 tahun di Desa Sanggrahan
59 tahun di dusun Rowowetan menyebutkan Kecamatan Kranggan
bahwa terdapat 12 orang (80%) mengkonsumsi KabupatenTemanggung.
makanan sumber purin seperti jeroan, bayam, Manfaat dari penelitian ini yaitu bagi
kembang kol dan produk hasil olahan kedelai masyarakat dan tenaga kesehatan sebagai
(tempe, tahu, kecap) enam kali dalam seminggu, bahan informasi dan tambahan pengetahuan
didapatkan kadar asam urat tinggi yaitu rata-rata dibidang kesehatan sehingga diharapkan
masyarakat dapat memilih lebih bijak dalam
v
mengkonsumsi makanan (terutama sumber tambahan informasi yang berguna dalam
purin).Sebagaibahan kegiatan perencanaan dibidang kesehatan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian
studi korelasi, yang bertujuan mengetahui
hubungan antara konsumsi makanan
sumber purin dengan kadar asam urat.
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cross sectional.
Pengukuran konsumsi makanan sumber
purin dilakukan dengan survey wawancara,
dan kuesioner, sedangkan pengukuran
kadar asam urat menggunakan Blood Uric
Acid Test Strip. Kriteria inklusi dalam
peneletian ini adalah wanita usia 45-59
tahun tidak sedang minum obat-obatan
diuretik, tidak mempunyai penyakit ginjal,
hipertensi, dislipidemia dan diabetes
melitus.
Analisis data dilakukan dengan
analisis univariat dan bivariat
menggunakan program SPSS. Analisis
univariat dilakukan secara deskriptif untuk
menggambarkan konsumsi makanan
sumber purin dan kadar asam urat yang
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
sedangkan analisis bivariatnya adalah
hubungan konsumsi makanan sumber
purin dengan kadar asam urat
menggunakan uji statistik Korelasi
Spearman rho (α=0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden
Gambaran umum responden meliputi
usia dan jenis pekerjaan. Berdasarkan
penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar usia responden adalah usia 45-49
tahun yaitu 49,30, usia 50-54 tahun
sebanyak 35,21% dan usia 55-59 tahun
sebanyak 15,49%. Paling banyak
responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga 46 (64,8%) responden.selanjutnya
petani 12 (16,9%) responden. Sisanya 10
(14,1%) responden sebagai wirausaha dan
PNS 3 (4,2%).
Tabel 1 KarakteristikResponden Karakteristik Frekuensi (%)
Umur(tahun)

vi
sayur-sayuran tersebut mudah didapat oleh Sanggrahan. Hal tersebut didukungoleh
sebagian besar masyarakat di Desa
45-49 35 49,30 wilayah yang berada di daerah pertanian
50-54 25 35,21 dan sebagian besar masyarakatnya bermata
55-59 11 15,49 pencaharian sebagai petani dan ibu rumah
Jenis Pekerjaan tangga yang memiliki sawah, dimana sayur-
IbuRumahTangga 46 64,8 sayuran tersebut langsung di dapat dari hasil
Petani 12 16,9 kebun sendiri.
Wirausaha 10 14,1 Jenis makanan lainnya yang sering
PNS 3 4,2 dikonsumsi responden adalah hasil olahan
Makanan Sumber Purin kedelai (tahu dan tempe), yang mana
Berdasarkan hasil wawancara food kedua makanan tersebut memiliki
frequncy (FFQ) semi kuantitatif diketahui kandungan gizi seperti protein, kalsium,
bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi karbohidrat, fosfor, besi, vitamin A,B,C
makanan sumber purin setiap kali makan yaitu 3- dan air. Protein dari tempe dan tahu
4 kali makan dalamsehari. tersebut terdiri atas asam-asam amino yang
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Konsumsi sebagian besar akan terbentuk menjadi
Makanan Sumber Purin Di Desa Sanggrahan purin. Rata-rata konsumsi tempe dan tahu
Kecamatan Kranggan KabupatenTemanggung responden dalam sehari yang diperoleh
dari hasil wawancara FFQSemikuantitatif
Konsumsi Makanan Frek (%) berkisar antara 200-250 gr/hari, konsumsi
SumberPurin tersebut termasuk dalam asupanberlebih,
Lebih (>100-150gr/hr) 37 52,1 jika dibandingkan dengan kecukupan purin
Cukup (≥ 50-100gr/hr) 23 32,1 dalam sehari. Konsumsi makanan sumber
Kurang (<50gr/hr) 11 15,5 purin dikatakan cukup apabila berkisar
Total 71100 nabati tahu dan tempe karena responden
Pada Tabel 2 diketahui bahwa paling menyatakan tempe dan tahu memiliki cita
banyak 52,1% (n=37) responden memiliki rasa yang enak serta harganya yang relatif
asupan konsumsi makanan sumber purin dalam murah sehingga digemari oleh sebagian
kategori lebih (>100-150 gr/hr), sisanya 32,4% responden. Selain hal tersebut, tingginya
(n=23) responden memiliki asupan konsumsi konsumsi tempe dan tahu dikarenakan
makanan sumber purin dalam kategori cukup (≥ karena sebagian besar responden (81,7%)
50-100gr/hr dan 15,5% (n= 11) memiliki asupan bermata pencaharian sebagai petani,
konsumsi makanan sumber purin dalam kategori pedagang dan sebagai ibu rumah tangga.
kurang (<50gr/hr). Dilihat dari penghasilan responden yang
Responden yang mempunyai asupan rendah mereka lebih memilih tempe dan
konsumsi makanan sumber purin dalam kategori tahu sebagai makanan yang sering
lebih sebesar 52,1% menyatakan bahwa asupan ditambahkan dalam sayuran yang mereka
makan mereka tidak banyak yang berubah masak serta digunakan sebagai lauk pauk.
selama di diagnosa asam urat. Jenis makanan Hal tersebut juga didukung karena tempe
sumber purin yang sering dikonsumsi responden juga merupakan makanan khas yang diolah
seperti kacang-kacangan (kacang panjang, menjadi empis- empis tempe, sehingga
kacang tanah, buncis), sayur-sayuran (kangkung, sebagian besar responden menyatakan lauk
bayam, kembang kol). Rata-rata konsumsi pauk mereka belum lengkap jika belum ada
asupan purin yang berasal dari makanan yang olahan dari tempe atautahu.
sering dikonsumsi responden sebesar 91,57%, Ada berbagai cara yang dilakukan
sedangkan kecukupan asupan purin dari oleh responden di Desa Sanggrahan,
makanan yaitu 85%. Seringnya responden Kecamatan Kranggan, Kabupaten
mengkonsumsi makanan tersebut dikarenakan Temanggung untuk memasak tempe dan
antara ≥ 50-150 gr/hari. Tingginya konsumsi tahu, menghidangkan serta memakannya.

vii
Cara tersebut diantaranya ada yang dimasak yang mengandung kafein (seperti kopi, teh)
dengan cara digoreng, yang biasanya dikonsumsi 1-2 kali perhari, dimana minuman seperti
responden sebagai camilan sehari-hari seperti ini dapat menyebabkan peningkatan kadar
tempe goreng atau mendoan, keripik tempe dan asam urat, karena kopi, teh mengandung
kering tempe, ditumis (sambal goreng tempe, alkoloida turunan purin (xantin), jika
empis-empis tempe, oseng-oseng tempe) begitu dalam darah kadar alkoloida ini tinggi,
pula dengan tahu, tahu biasanya diolah menjadi maka dengan adanya enzim xantin
tahu goreng, tumis tahu, tahu bacem, tahu rebus, oksidase akan terbentuk asam urat. Selain
tahu bawang garam dan keringtahu. itu responden juga menyatakan sering
Responden juga menyatakan sering membuat minuman kopi atau teh dengan
mengkonsumsi makanan sumber purin seperti menggunakan gula 2-3 sendok makan
tempe atau tahu yang digoreng dengan perhari, selain teh dan kopi responden juga
menggunakan minyak jelantah yang digunakan sering membuat minuman dari sirup
lebih dari 3 kali penggorengan hampir setiap hari dengan penambahan gula yang dibuat
dimana makanan yang digoreng dapat minuman seperti es buah yang dicampur
meningkatkan kadar asam urat darah karena dengan sirup. Konsumsi karbohidrat
lemak dapat menghambat pengeluaran asam urat sederhana jenis fruktosa seperti gula,
melalui urin. Penggorengan yang bersuhu tinggi permen, arum manis, gulali dan sirup dapat
menyebabkan ikatan rangkap pada asam lemak mengganggu kinerja tubuh dalam
tidak jenuh akan terurai menjadi ikatan jenuh. mengatur keseimbangan asam urat. High
Pada saat penggorengan akan terjadi degradasi, Fructose Syrup (HFS) memicu aktifitas
oksidasi dan dehidrasi dari minyak goreng, sintesis purin endogen sehingga kadar
sedangkan proses penggorengan dengan suhu asam urat meningkat. Fruktosa juga
yang tinggi akan menyebabkan reaksi menurunkan ekskresi asam urat terhadap
dekomposisi pada minyak goreng karena panas transport protein yang dikendalikan oleh
dan terbentuk akreolin, yaitu senyawa yang gen SLC2A9, pengaruh fruktosa terhadap
bersifat racun. Hal inilah yang dapat penurunan ekskresi asam urat direspon
menghambat pengeluaran asam urat melelui urin positif oleh gen yang peka terhadap asam
didalam tubuh. (Yulstiani,2008). urat sehingga dapat meningkatkan asam
Selain itu jenis makanan sumber purin urat serum dan memicu kenaikan kadar
yang mengandung purin paling tinggi yaitu asam urat. selain itu HFS dalam darah
jeroan. Responden menyatakan mengkonsumsi mendorong percepatan proses glycation
jeroan dan hasil makanan laut 2-3 kali dalam sehingga terbentuk radikal bebas yang
seminggu seperti usus dan ampela hati ayam memicu stress oksidatif yang akan
serta teri yang biasanya diolah menjadi empis- menimbulkan kekacauan sistem yang
empis tempe, dimana bahan makanan tersebut mengatur keseimbangan asamurat.
dicampurkan bersamatempe. Responden yang mempunyai
Konsumsi jeroan akan menambah purin asupan konsumsi makanan sumber purin
dalam tubuh, sehingga mengganggu dalam kategori cukup ≥ 50-100 gr/hari
keseimbangan purin dalam serum, hal ini dapat sebanyak 23 responden (32,14%)
mengakibatkan meningkatnya kadar asam urat dikarenakan responden sudah mulai
dalam darah bahkan melebihi batas normal mengurangi asupan makanan yang
(diatas 7 mg/dl). Purin yang terkandung dalam mengandung purin sejak di diagnosa
jeroan akan dirubah dan disusun kembali menderita asam urat seperti jeroan, ikan
menjadi protein-protein tubuh. Proses asin, telur, bayam, kangkung,
pengubahan purin ini melibatkan enzim HGPRT. kembang kol, tahu, tempe, ikan pindang,
Enzim HGPRT (hypoxantin-guanyl mereka mengkonsumsi hanya ketika
phosporilbosyl transferase) merupakan enzim mereka ingin makan makanan itu saja dan
yang memiliki hubungan yang cukup erat dengan dalam jumlah yang sedikit.
purin sebagai bahan dari asam urat. Disamping itu Responden yang mempunyai
responden juga sering mengkonsumsi minuman asupan konsumsi makanan sumber purin

viii
dalam kategori kurang < 50 gr/hari sebanyak 11 Responden yang memiliki kadar
responden (15,5%). Hal ini dikarenakan karena asam urat tinggi (> 6 mg/dl) yaitu
responden menghindari dan menjaga pola makan responden yang sering mengkonsumsi
karena mereka tidak ingin penyakit asam urat makanan sumber purin dengan kategori
yang mereka derita kambuh lagi, responden cukup dan lebih. Keadaan ini dapat
menyatakan sayuran yang sering mereka disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu
konsumsi adalah terong, pepaya muda dan daun penyebab tingginya kadar asam urat adalah
talas, sedangkan frekuensi konsumsi tahu dan makanan tinggi purin, hal ini dapat dilihat
tempe adalah 2-3 kali dalamseminggu. dari jumlah konsumsi makanan tersebut
rata-rata diatas kebutuhan perhari yang
Tabel 3 Kadar Asam Urat Pada Wanita Usia diketahui dari wawancara FFQ (Food
45-59 Tahun di Desa Sanggrahan Kecamatan FrequencyQuestionaire).
Kranggan Kabupaten Temanggung Purin adalah molekul yang terdapat
didalam sel yang berbentuk nukleotida.
Kadar Asam Urat Frek (%) Normal
Asam nukleat yang dilepas dari
(≤ 6mg/dl) 28 39,4
pencernaan asam nukleat dan
Tinggi (> 6mg/dl) 43 60,6
nukleoprotein di dalam traktus intestinalis
Total 71 100 akan diurai menjadi mononukleotida oleh
Pada Tabel 3 Diketahui bahwa dari 71 enzim ribonuklease, deoksiribonuklease,
responden yang diteliti sebagian besar 60,6% dan polinukleotidase. Enzim nukleotidase
(n=43) responden memiliki kadar asam urat dan fosfatase menghidrolisis
dalam kategori tinggi (> 6mg/dl), dan selebihnya mononukleotida menjadi nukleosida yang
39,4% (n= 28) responden memilki kadar asam kemudian diserap atau diurai lebih lanjut
urat dalam kategori normal Normal (≤ 6mg/dl). oleh enzim fosforilase intestinal menjadi
Kadar asam urat pada wanita usia 45-59 tahun basa purin dan pirimidin. Adenosin
berkisar antara 4,80 – 8,40 dengan rata-rata 6,5 pertama-tama mengalami deaminasi
mg/dl. Pemeriksaan kadar asam urat responden menjadi inosin oleh enzim adenosin
menggunakan uji strip dengan metode enzimatik deaminase. Fosforolisis ikatan N-glikosidat
yaitu tes dengan metode pengambilan sampel inosin dan guanosin, yang dikatalisis oleh
darah kapiler dengan cara penusukan jarum enzim nukleotida purin fosforilase, akan
diujung jari. melepas senyawa ribosa 1-fosfat dan basa
Responden yang memiliki kadar asam purin. Hipoxantin dan guanin selanjutnya
urat normal ( ≤ 6 mg/dl) yaitu responden yang membentuk xantin dalam reaksi yang
mengurangi asupan makanan yang mengandung dikatalisis masing-masing oleh enzim
purin sejak di diagnosa menderita asam urat xantin oksidase dan guanase. Kemudian
seperti jeroan, ikan asin, telur, bayam, kangkung, xantin teroksidasi menjadi asam urat dalam
kembang kol, tahu, tempe, ikan pindang, mereka reaksi kedua yang dikatalisis oleh enzim
mengkonsumsi hanya ketika mereka ingin xantin oksidase. Asam urat yang terbentuk
makan makanan itu saja dan dalam jumlah yang dapat diserap dan selanjutnya
sedikit. diekskresikan ke dalam urin (Rodwell,
2003).

ix
Hubungan Konsumsi Makanan Sumber purin dengan Kadar Asam Urat Pada Wanita Usia 45-
59 Tahun di Desa Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung.
Tabel 4 Tabulasi silang Konsumsi Makanan Sumber Purin Dengan Kadar Asam Urat Pada Wanita
Usia 45-59 Tahun di Desa Sanggrahan Kecamatan Kranggan KabupatenTemanggung

Kategori Kategori
Konsumsi
Kadar asam Urat pvalue
makanan
sumber Tinggi Normal Total
purin N % n % N %
Lebih 34 91,9 3 8,1 37 100
Cukup 5 21,7 18 78,3 23 100 0,0001
Kurang 4 36,4 7 63,6 11 100
Total 43 60,6 28 39,4 71 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 37 bagi penderita kadar asam urat tinggi, karena
responden (52,1%) yang mengkonsumsi makanan hal ini berpeluang meningkatkan
sumber purin dengan kategori lebih memiliki metabolisme purin didalam tubuh yang
kadar asam urat tinggi yaitu sebanyak 34 orang menghasilkan kadar asam urat berlebih
(91,9%) dan yang memilki kadar asam urat didalam darah. Hal ini dikarenakan tubuh
normal sebanyak 3 orang (8,1%) sedangkan telah menyediakan 85% senyawa purin
terdapat 23 responden yang mengkonsumsi untuk kebutuhan tubuh, sedangkan dari
makanan sumber purin dengan kategori cukup makanan hanya diperlukan 15% saja
memiliki kadar asam urat tinggi yaitu sebanyak 5 (Indriawan,2009).
orang (21,7%) dan yang memiliki kadar asam urat Seseorang dikatakan mempunyai
normal sebanyak 18 orang (78,3%) dan terdapat asupan purin berlebih jika asupan purinnya
11 responden yang mengkonsumsi makanan lebih dari >100-150 gr/hari. Berdasarkan
sumber purin dalam kategori kurang memiliki hasil wawancara diketahui bahwa asupan
kadar asam urat tinggi sebanyak 4 orang (36,4%) makanan sumber purin responden yang
dan yang memiliki kadar asam urat normal diteliti sebesar 200-250 gr/hari dari total
sebanyak 7 orang (63,6%). Hasil uji statistik asupan purin yang dibutuhkan perhari.
dengan menggunakan uji Spearman rho, Hasil penelitian menunjukkan responden
didapatkan p value= 0,0001 jika dibandingkan yang memiliki asupan konsumsi makanan
dengan α = 0,05 maka p ≤ 0,05 dapat sumber purin kategori lebih dengan kadar
diinterpretasikan ada hubungan konsumsi asam urat tinggi, menyatakan bahwa
makanan sumber purin dengan kadar asam urat responden sering mengkonsumsi makanan
pada wanita usia 45-59 tahun di Desa Sanggrahan yang mengandung purin, selain itu
Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dikarenakan kebiasaan makan responden
sedangkan berdasarkan nilai korelasi Spearman tidak banyak berubah setelah mengetahui
rho diperoleh r = 0,500 yang menunjukkan bahwa bahwa dirinya didiagnosa menderita asam
arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi urat dan responden masih tetap
sedang. mengkonsumsi makanan sumber purin
Peningkatan kadar asam urat dengan yang seharusnya dilarang. Hal ini
cepat dapat terjadi, antara lain karena asupan dikarenakan karena faktor sosial ekonomi
makanan yang tinggi purin. Dalam kehidupan yang merupakan faktor yang paling
sehari-hari, pembatasan konsumsi makanan menentukan kualitas dan kuantitas
tinggi purin, seperti daging, jeroan, dan berbagai makanan yang dikonsumsi. Selain hal
jenis sayuran dan kacang-kacangan yang tersebut karena makanan tersebut sudah
mengandung purin perlu dilakukan, terutama tersedia karena sebagian besarresponden
x
menanamnya diladang sendiri, selain lebih salah satu media pembuangan hasil metabolit
hemat responden akan lebih mudah dan praktis tubuh. Jika seseorang mengkonsumsi cairan
dalam menyediakanmakanannya. dalam jumlah yang tinggi, reabsopsi air di
Purin di dalam bahan pangan terdapat ginjal menurun dan ekresi zat terlarut air
didalam asam nukleat berupa nukleoprotein, di akan meningkat. Asupan minimal cairan
usus, asam nukleat dibebaskan dari perhari yaitu 2,5 liter (8 gelas). Namun
nukleoprotein oleh enzim pencernaan. kebutuhan seseorang akan air berbeda-beda
Selanjutnya, asam nukleat ini akan dipecahlagi tergantung tingkat aktifitas fisik, suhu dan
menjadi mononukleotida. Mononukleotida lingkungan. Selain itu cairan juga
dihidrolisis menjadi nukleosida yang secara dipengaruhi oleh usia, berat badan, asupan
langsung dapat diserap oleh tubuh dan sebagian energi dan luas permukaan tubuh. Rata-rata
dipecah lebih lanjut menjadi purin dan pirimidin. asupan cairan responden yang
Purin dioksidasi oleh enzim xanthin oksidase mengkonsumsi makanan sumber purin
membentuk asam urat yang merupakan produk dalam kategori kurang, namun memiliki
akhir dari metabolisme purin (Lorrain,2002). kadar asam urat tinggi yaitu 3 gelasperhari.
Responden yang memiliki asupan Sacher (2004) mengemukakan
konsumsi makanan sumber purin dalam kategori asam urat merupakan metabolisme akhir
cukup dengan kadar asam urat tinggi sebanyak 5 purin. Di dalam tubuh, perputaran purin
responden. Hal ini menunjukkan bahwa asupan terjadi secara terus menerus seiring dengan
konsumsi makanan sumber purin yang cukup sintesis dan penguraian RNA dan DNA,
juga cenderung berisiko memiliki kadar asam sehingga walaupun tidak ada asupan purin,
urat yang tinggi pula. Peningkatan kadar asam tetap terbentuk asam urat dalam jumlah
urat darah dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang substansial. Selain itu, Sylvia (2006)
yaitu tingginya asupan makanan sumber purin, menjelaskan pada wanita kadar asam urat
usia, obesitas, dan aktivitas fisik atau kebiasaan tidak meningkat sebelum masa menopause
olah raga (Setiati, 2009) faktor yang paling karena estrogen membantu meningkatkan
berpengaruh yaitu tingginya asupan makanan ekskresi asam urat melalui ginjal. Namun
sumber purin. Makanan yang mengandung purin pada saat memasuki masa menopause yaitu
dapat meningkatkan produksi asam urat. 45-59 tahun akan terjadi perubahan
pembentukan asam urat di dalam tubuh selain hormonal pada organ-organ kewanitaan.
merupakan hasil dari proses fisiologis normal, Salah satu organ yang mengalami
juga terjadi akibat faktor dari luar terutama dari perubahan yaitu ovarium. Ovarium akan
makanan dan minuman. Hal ini sesuai dengan mengecil dan mengalami penurunan
yang dikemukakan Utami (2009) Asam urat di fungsi, yaitu untuk menghasilkan estrogen
dalam tubuh bisa berasal dari luar yaitu dari diet (Fitrah,2010).
Terjadi peningkatan kadar asam
tinggi purin dan dari dalam yang merupakan
urat dikarenakan pada usia 40 tahun akan
hasil akhir metabolismepurin.
Responden yang memiliki asupan dimulai proses penuaan. Secara umum
konsumsi makanan sumber purin dalam kategori dapat dikatakan bahwa terdapat
kurang dengan kadar asam urat tinggisebanyak kecenderungan terjadi penurunan kapasitas
4 responden. Hal ini menunjukkan walaupun fungsional baik pada tingkat seluler
beberapa responden memiliki kadar asam urat maupun pada tingkat organ sejalan dengan
normal, namun masih terdapat beberapa orang proses menua. Akibat yang terjadi
yang memiliki kadar asam urat tinggi walaupun berkaitan dengan menurunnya kapasitas
mereka sudah menjaga pola makan. Selain itu untuk beradaptasi terhadap lingkungan
responden juga menyatakan kurang internal yang berubah yaitu cenderung
mengkonsumsi cairan (air putih), responden membuat orang berusia lanjut mengalami
menyatakan hanya mengkonsumsi air putih 3 kesulitan untuk memelihara kestabilan
gelas dalam sehari. Minuman memiliki status fisikawi dan kimiawi di dalam tubuh
kontribusi tertinggi dalam pemenuhan kebutuhan atau memelihara homeostatis tubuh.
air dalam tubuh manusia. Cairan merupakan Gangguan terhadap homeostatis tubuh
xi
tersebut dapat menyebabkan disfungsi sistem
organ. Salah satunya terjadi perubahan pada Astawan. 2008. Sehat dengan Sayuran:
ginjal, seperti penurunan kecepatan penyaringan Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan
(filtrasi), pengeluaran (ekskresi), dan penyerapan dengan Sayuran. Jakarta: Dian Rakyat.
kembali (reabsorbsi) oleh ginjal, akibatnya
pembuangan atau ekskresi sisa-sisa metabolisme Aqilla. 2012. Rematik dan Asam Urat.
protein dan elektrolit yang harus dilakukan ginjal Yogjakarta : PT Gramedia Pustaka
menjadi beban tersendiri (Setiati, 2009).
Berdasarkan penelitian, ternyata pola Badan Pusat Statistik. 2012. Survei
makan memegang peranan utama, disisi lain Demografi dan Kesehatan Indonesia.
kebiasaan hidup tanpa olahraga. Makanan yang Jakarta: Badan Pusat Statistik
mengandung purin dapat meningkatkan kadar
asam urat. Jika pola makan diatur dengan baik Carter & Michael. 2006. Buku Ajar
dapat membantu pengontrolan kadar asam urat Patofisiologi edisi 6. Jakarta : EGC.
dalam batas normal. Asam urat sangat erat
kaitannya dengan pola makan. Umumnya karena Damayanti D. 2012. Mencegah dan
pola makan yang tidak seimbang (jumlah asupan Mengobati Asam Urat. Yogyakarta :
protein sangat tinggi) Araska..

Hidayat. 2009.Gout dan Hiperurisemia


SIMPULAN edisi 2. Diakses 16 April2014.
Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan konsumi makanan sumber purin Juandy &Jo. 2005. Gout Dan Diet, http ://
dengan kadar asam urat pada wanita usia 45-59 www.depkes.go.id/0404/19 gout - dan-diet.
tahun di Desa Sanggrahan Kecamatan Kranggan html diakses 12 April2014.
Kabupaten Temanggung disimpulkan bahwa
sebagaiberikut: Kaparang. 2007. Penyakit Kaum
1. Asupan konsumsi makanan sumber purin Bangsawan . Jakarta : PT Etika Media
responden sebagian besar dalam kategori Utama
lebih sebanyak 37 responden (52,1%), dan
sisanya responden yang mengkonsumsi Lingga. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat
makanan sumber purin dalam kategori cukup Tanpa Obat. Jakarta : PT Agro Media
sebanyak 23 (32,4%) dan responden yang Pustaka
mengkonsumsi makanan sumber purin dalam
kategori kurang sebanyak 11(15,5%). Lorrain, MC. 2002. Buku Kedokteran
Patofisiologi:Konsep Klinis
2. Kadar asam urat responden sebagian besar
Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
dalam kategori tinggi sebanyak 43 responden
(60,6%) dan sisanya responden mempunyai
kadar asam urat dalam kategori normal Misnidiarly. 2007. Rematik, Asam Urat,
sebanyak 28 responden(39,4%). Hiperurisemia , Arthritis Gout. Jakarta :
3. Ada hubungan antara konsumsi makanan Pustaka Obor.
sumber purin dengan kadar asam urat pada
wanita usia 45-59 tahun di Desa Sanggrahan Notoatmodjo S. 2010. Metodologi
Kecamtan Kranggan Kabupaten Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Temanggung. Cipta.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S.2010. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

xii
Purwaningsih. 2009. Faktor-faktor Resiko Hyperurisemia. Tesis Program Studi Magister
Epidemiologi, Universitas Diponegoro.

Putra. 2006. Hyperurisemia Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Riwidikdo H. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Mitra Cendekia.

Rodwell, V. W. 2003, Metabolisme Nukleotida Purin dan Pirimidin, dalamMurray


R.K ., Granner D.K ., Mayes P.A .,dan Rodwell V.W., Biokimia Harper, edisi 25,374-377,
diterjemahkan oleh Andri Hartono, Jakarta : EGC.

Sabri L dan Hastono SP. 2006. Statistik Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Rajawali.
Sastroasmoro S & Ismael S. 2006. Dasar- dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Kedua.
Jakarta : CV Sagung Seto.

Setiati. 2009. Proses Menua dan Implikasi Kliniknya. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1.
Jakarta: InternaPublishing.

Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabet.

Wibowo S. 31 Januari 2011. Asam Urat atau Gout. 70 Edisi 1. Diakses 26Maret
2014.

Widodo. 2008. Metabolisme Nukleotida Purin dan Pirimidin Bagian Biokomia. Universitas
Wijaya Kusuma. Diakses dari http://www.fk.uwks.ac.id pada tanggal 24 Maret 2014.

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Asam urat, pasti tidak asing lagi dengan penyakit ini. Selama ini penyakit
asam urat lebih dikenal sebagai penyakit yang sering menyerang kebanyakan orang
yang sudah lanjut usia atau 40 tahun ke atas yang sering terlihat menderita penyakit
ini. Namun dengan gaya hidup serba instant dan modern seperti sekarang gejala asam
urat seringkali ditemukan pada orang yang lebih muda.
Asam urat merupakan hasil samping dari pecahan sel yang terdapat didalam
darah, karena tubuh secara berkesinambungan memecah dan membentuk sel yang
baru.Kadar asam urat meningkat ketika ginjal tidak mampu mengeluarkanya melalui
feces (Efendi, Makhfudli, 2009).
Umumnya yang terserang asam urat adalah pria yang telah lanjut usia,
sedangkan pada wanita didapati hingga memasuki menopause. Perjalanan penyakit
biasanya mulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah
memeriksakan kadar asam uratnya yang nilai kadar asam urat darahnya lebih dari 7
mg/dl, dan makin lama makin tinggi (Tamher, Noorkasiani, 2009).
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam
urat.Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu atau obat
tradisional.Penyakit rematik banyak jenisnya.Tidak semua keluhan nyeri sendi itu
berarti asam urat.Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.Secara
alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel
hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan
(daging, jeroan, ikan sarden).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari asam urat?
2. Apa saja jenis dari asam urat?
3. Apa faktor penyebab asam urat?
4. Bagaimana pathofisiologi dari asam urat?
5. Bagaimana menifestasi klinis dari asa urat?
6. Apa pemeriksaan penunjang untuk asam urat?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis untuk sam urat?

1
8. Apa komplikasi dari asam urat?
9. Bagaimana hubungan antara asam urat dengan lansia
10. Bagimana asuhan keperawatan asam urat pada lansia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari asam urat
2. Untuk mengetahui jenis dari asam urat
3. Untuk mengetahui faktor penyebab asam urat
4. Untuk mengetahui pathofisiologi dari asam urat
5. Untuk mengetahui menifestasi klinis dari asa urat
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk asam urat
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis untuk sam urat
8. Untuk mengetahui komplikasi dari asam urat
9. Untuk mengetahui hubungan antara asam urat dengan lansia
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan asam urat pada lansia

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menambah wawasan kepada kami penulis dan khususnya bagi pembaca
makalah ini agar mendapat pemahaman mengenai asam urat dan dampak asam
urat terhadap tubuh.
2. Untuk menambah wawasan tentang bagaimana asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien dengan asam urat

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout
artritis).Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid)
menumpuk dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi
gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam persendian
(Wijayakusuma, 2006).
Selain itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein
(terutama dari daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan
buncis) atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui
ginjal, feses, atau keringan (Sustrani, 2004).
Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi.Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap
bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam
tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup
tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan
buah-buahan juga terdapat purin.Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel
tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu (Hidayat, 2007).
Kadar normal asam urat  darah dalam rata-rata adalah antara 3 – 7 mg/dl, dengan
perbedaan untuk pria 2,1 – 8,5 mg/dl dan wanita 2,0 – 6,6 mg/dl. Untuk mereka yang
berusia lanjut kadar tersebut lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar
tersebut mencapai lebih dari 12 mg/dl ( Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007, 2007 ).

B. Jenis Asam Urat


Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).Diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan factor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam
urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari
tubuh.

3
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin
tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat
(asam inti dari sel) dan termasuk asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi
asam urat juga akan meningkat apabila adanya penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisetemia), mengonsumsi alkohol, dan penyebab lainnya adalah faktor
obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigiserin yang tinggi.
Berbeda dengan artritis lain, pada asam urat bagian tubuh yang terkena
terutama adalah ibu jari kaki, siku, lutut, pergelangan kaki atau tangan, dan bahu.
Gangguan tersebut ditandai dengan serangan berulang dari peradangan sendi yang
akut, kadang-kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang
dinamakan tophi (tophus), kerusakan (deformitas) sendi secara kronis, dan cedera
pada ginjal(Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007 ).

C. Penyebab
Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
a. Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar.
Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi
dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
b. Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme
yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau
manula beresiko besar terkena asam urat karena proses penguraian dan
metabolism sudah menurun. Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh penyakit
darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat – obatan, alkohol,
obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat.

D. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan sistem eksresi asam urat yang tidak adekuat akan
menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah

4
(hiperuricemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan responinflamasi.
Hiperuricemia merupakan hasil :
- Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purin abnormal
- Menurunnya eksresi asam urat
- Kombinasi keduanya
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam
urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam – garam urat yang
berakumulasi atau menumuk di jaringan konectif diseluruh tubuh, penumpukan ini
disebut tofi. Adanya Kristal memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan
lisosomnya.Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
- Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya
yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah.
Mekanisme serangan gout akan berlangsung melalui beberapa fase secara
berurutan, sebagai berikut : Presipitasi Kristal monosodium urat. Dapat terjadi
dalam jaringan bila konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini
terjadi di rawan, sonovium, janringan para – artikuler misalnya bursa, tendon dan
selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh
berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil
untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
- Respon leukosit polimorfonukuler (PMN). Pembentukan kristal menghasilkan
faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan
terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.

E. Manifestasi Klinis
Serangan asam urat umumnya terasa secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai
dengan gejala sebelumnya, dan dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada
sendi ibu jari kaki (big toe joint).Bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan
dan kaki, siku dan jari tangan. Karena itu dikenal empat tahap gout (Sustrani, Alam,
Hadibroto, 2007) :
1. Asymptomatic (tanpa gejala)
Pada tahap ini kelebihan asam urat tidak membutuhkan pengobatan, tapi
penderitanya harus sadar diri untuk menurunkan kelebihan tersebut dengan
melakukan perubahan pola makan atau gaya hidup.

5
2. Akut
Pada tahap ini gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau
beberapa persendian.Sakit yang dirasakan penderita seringnya dimulai di malam
hari, dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti ditusuki jarum.Persendian
yang terserang tampak meradang, merah, terasa panas dan lunak.Rasa sakit pada
persendian tersebut mungkin berkurang dalam beberapa hari, tapi bisa muncul
kembali pada interval yang tidak tentu.Serangan susulan biasanya berlangsung
lebih lama. Pada beberapa penderita berlanjut menjadi artritis gout yang kronis,
sedang di lain pihak banyak pula yang tak akan mengalaminya lagi.
3. Interkritikal
Tahap di mana penderita asam urat mengalami serangan berulang yang tidak
menentu.
4. Kronis
Tahap di mana massa kristal asam urat (tophi) menumpuk di berbagai wilayah
jaringan lunak tubuh penderitanya.
Gejala lain yang mungkin terjadi adalah; demam, dengan suhu tubuh 38,3
derajat celsius atau lebih, tidak menurun selama tiga hari, walaupun telah dilakukan
perawatan, ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah, atau gusi berdarah,
bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan yang tiba-tiba, diare atau muntah.
Serangan artritis akut biasanya akan berhenti secara menyeluruh setelah asam urat
hilang dari sendi.

F. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam
darah (> 6mg/dl). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg/dl dan pada
wanita 7 mg/dl. Pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih tepat lagi bila dilakukan
dengan cara enzimatik. Kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan dengan LED
meninggi sedikit. Kadar asam urat dalam urin juga sering tinggi (500 mg/dl/24 jam).
Disamping ini pemeriksaan tersebut, pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk
menegakkan diagnosis. Cairan tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan
kental sekali sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan
gambaran kristal asam urat (berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik. Pemeriksaan
diagnostic dapat berupa :

6
o Asam urat meningkat
o Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
o Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
o Pemeriksaan urin
o Rontgen

G. Penatalaksanaan
Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan darurat sewaktu terjadi
serangan, pengobatan dokter, dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa.
Bila terjadi serangan gout secara tiba-tiba maka tindakan darurat yang bisa
dilakukan adalah (Sustrani, Alam, Hadibroto ,2007 ) ;
1. Istirahatkan sendi agar lekas sembuh, beri kompres dingin beberapa jam sekali 
selama 15 sampai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri .
2. Minum obat penahan sakit (analgesik biasa),  untuk menghilangkan rasa nyeri.
3. Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8 sampai 10 gelas sehari) untuk
membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin.
4. Bila terjadi komplikasi kelumpuhan pada penderita berusia sangat lanjut, perlu
dilakukan perawatan khusus untuk melatih agar dapat bergerak mandiri.
Pencegahan ;
Belum ditemukan cara yang efektif, tapi usaha pencegahan asam urat pada
umumnya adalah menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan
misalnya; latihan fisik berlebihan stres, dan makanan yang mengandung purin
berlebihan seperti daging, jerohan (ginjal, hati), bahkan ikan asin. Meskipun serangan
berulang dapat dicegah dengan pemberian obat, tetapi mengurangi konsumsi makanan
berlemak dan alkohol dapat memperkecil kemungkinan terjadi serangan gout.
Mengenali jenis makanan yang kadar purinnya amat tinggi, sedang dan rendah.
Dengan demikian  dapat mengontrol asupan semaksimal mungkin. Adapun jenis
bahan makanan yang dapat dikenali adalah (Yenrina, 2008 ) ;
a. Kadar tinggi (150-180 mg/100 g) : Jerohan (hati, ginjal, jantung, limpa, paru,
otak) dan sari pati daging.
b. Kadar sedang (50-150 mg/ 100 g) : Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang,
kacang-kacangan, asparagus dan jamur.
c. Kadar rendah (dibawah 50 mg/100 g ) : Gula telur dan susu

7
Mengimbangi konsumsi makanan tersebut dengan minum air yang banyak 
untuk membantu memperlancar pembuangan asam urat oleh tubuh, selain itu bila
tergolong gemuk sebaiknya mengurangi berat badan dengan melakukan olah raga
yang juga bermanfaat untuk mencegah kerusakan sendi.

H. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penyakit asam urat adalah persendian menjadi
rusak sehingga pincang, peradangan tulang, kerusakan ligament dan tendon (otot),
batu ginjal (kencing batu), dan gagal ginjal.

I. Hubungan Kadar Asam Urat dengan Lansia


Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang dapat
berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam
penyakit seperti peningkatan kadar asam urat yang dapat menimbulkan terjadinya
penyakit seperti batu ginjal, gout, dan rematik (Ferry Efendi, Makhfudli, 2009).
Penyakit asam urat atau biasa dikenal dengan gout merupakan penyakit yang
menyerang para lanjut usia (lansia) terutama kaum pria. Penyakit ini sering
menyebabkan gangguan pada satu sendi misalnya paling sering pada salah satu
pangkal ibu jari kaki, walaupun dapat menyerang lebih dari satu sendi. Penyakit ini
sering menyerang para lansia dan jarang didapati pada orang yang berusia dibawah 60
tahun dengan usia rata-rata paling banyak didapati pada usia 65-75 tahun, dan
semakin sering didapati dengan bertambahnya usia (Nyoman Kertia, 2009).
Pada usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan secara nyata
yang menyebabkan kelemahan peda fisik, kelemahan pada organ. Sehingga
menunjukkan olahraga penting bagi lansia untuk menghambat kehilangan fungsional,
Olahraga baik bagi kesehatan lanjut usia, tidak bergerak sama sekali mempercepat
penurunan fisik. Pada lanjut usia, olahraga penting untuk menghambat terjadinya
berbagai penyakit yang disebabkan bertambahnya usia (Ferry effendi,
Makhfudi,2009).

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Dasar Data Pengkajian Pasien


1. Aktivitas/Istirahat
Gejala :
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi :
kekakuan pada pagi hari.
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot,
Kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot
2. Kardiovaskuler
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
3. Integritas Ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan Keputusasaan dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan
orang lain
4. Makanan atau Cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat : mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa
5. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan
pada orang lain.
6. Neurosensori
Gejala : Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Tanda : Pembengkakan sendi
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri terasa nyeri kronis dan kekakuan
a. Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada
sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien

9
menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang
diperoleh
b. Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan,
demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
8. Keamanan
Gejala : Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga,
kekeringan pada mata dan membran mukosa

B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut/kronis behubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada
membran sinovial, tulang rawan/ kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan
otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan pada sendi
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan terbentuknya
tofus

C. Intervensi
No Diagnosa Tujuan & kriteria intervensi Rasional
keperawatan hasil
1 Nyeri Setelah dilakukan 1. Kaji dan 1. Untuk mengetahui
akut/kronis tindakan kep. observasi lokasi, respon subjektif
behubungan Selama 3x24 jam intensitas, dan tipe pasien dalam
dengan nyeri nyeri. melaporkan nerinya
peradangan berkurang/hilang 2. Bantu pasien dan skala nyeri
sendi, KH: dalam 2. Untuk mengetahui
penimbunan  Pasien tampak mengidentifikasi faktor pencetus nyeri
kristal pada rileks faktor pencetus 3. Untuk mengetahui
membran  Pasien 3. Jelaskan dan keefektifan dalam
sinovial, tulang melaporkan bantu pasien terkait mengurangi nyeri
rawan/ penurunan dengan tindakan 4. Akan melancarkan
kerusakan nyeri pereda nyeri non peredaran darah
integritas  Nyeri farmakologi sehingga kebutuhan
jaringan berkurang 4. Ajarkan teknik oksigen terpenuhi dan

10
sekunder Skala nyeri relaksasi terkait mengurangi nyeri
tehadap gout menjadi 0-1 ketegangan otot 5. Menurunkan kadar
ü  rangka yg dpt asam urat serum dan
mengurangi mengurangi nyeri
intensitas nyeri pasien.
5. Kolaborasi
dengan tim medis
untuk pemberian
obat analgetik dan
allopurinol.

2 Hambatan Setelah dilakukan 1. Kaji mobilitas yg 1. Mengethui tingkat


mobilitas fisik tindakan ada dan observasi kemampuan pasien
berhubungan keperawatan adanya peningaan dalam melakukan
dengan selama 3x24 jam kerusakan aktivitas
penurunan psien mampu 2. Anjurkan pasien 2. Gerakan aktif
rentang gerak, melaksanakan melakuka latihan memberi masaa,
kelemahan aktivitas fisik gerak aktif pada tonus dan kekuatan
otot, nyeri sesuai dengan ektremitas yang tdk otot, serta
pada gerakan, kemampuannya. sakit memperbaiki fugi
dan kekakuan KH: 3. Bantu pasien jantung dan
pada sendi  Pasien tidak melakukan latihan pernafasan
mengalami dan perawatan diri 3. Untuk
kontraktur 4. Kolaborasi mempertahankan
sendi dengn ahli fisioterapi sendi sesuai
 Kekuatan otot untuk latihan fisik kemampuanya.
bertambah pasien 4. Kemampuan
 Pasien dapat mobilisasi ekstremitas
melakukan dapat
aktivitas tanpa ditingkatkandengan
bantuan latihan fisik dari tim
fisioterapi
3 Gangguan citra Setelah dilakukan 1. Kaji perubahan 1. Menentukan
diri tindakan persepsi dan bantuan individual

11
berhubungan keperawatan berhubunganya dg dlm menyusun
dengan selama 3x24 jam derajat rencana perawatan
perubahan diharapkan citra ketidakmampuan atau pemilihan
bentuk kaki diri pasien 2. Ingatkan kembali intervensi
dan meningkat realita bahwa masih 2. Membantu pasien
terbentuknya KH: dapat menggunakan bahwa perawat
tofus  Pasien mampu sisi yang sakit dan menerima kedua
menyatakan belajar mengontrol bagian dari seluruh
penerimaan sisi yang sehat tubuh
diri terhadap 3. Bantu dan 3. Membantu
situasi anjurkan perawatan meningkatkan
 Pasien yg baik dan perasaan harga
menunjukkan memperbaiki diri&mengontrolnya
penerimaan kebiasaan 4. Pasien dapat
penampilan 4. Dukung beradaptasi terhadap
 Mengenali perilaku/usaha perubahan &
perubahan peningkatan minat memahami peran
aktual pada partisipasi dalam individu dimasa
fungsi tubuh. aktivitas rehabilitasi mendatang
5. Kolaborasi 5. Dapat
dengan ahli memfasilitasi
neuropsikologi & perubahan peran yang
koseling bila ada penting untuk
indikasi perkembangan
perasaan

12
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Asam urat merupakan suatu gangguan metabolik karena kandungan
asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh. Terdapat dua factor
penyebab terjadinya asam urat ; pertama faktor dari luar, asam urat dapat
meningkat dengan cepat disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan
dengan kadar purin tinggi. Kedua factor dari dalam, terjadinya proses
penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia,
penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat –
obatan, alkohol, obesitas, dan diabetes mellitus. Gejala yang muncul terasa
secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai dengan gejala sebelumnya, dan
dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada sendi ibu jari kaki (big toe
joint).Bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki, siku dan
jari tangan. Kadar asam urat dalam tubuh dioengaruhi oleh usia yang semakin
bertambah terutama pada lansia.
Diagnose yang ditemukan :Nyeri akut/kronis behubungan dengan
peradangan sendi, penimbunan kristal pada membran sinovial, tulang rawan/
kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout; Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, nyeri pada
gerakan, dan kekakuan pada sendi; Gangguan citra diri berhubungan dengan
perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.

B. Saran
Setelah kita mengatahui tentang penyebab maupun perjalanan penyakit
dari asam urat sebaiknya kita berusaha mencegah terjadinya asam urat terlebih
dahulu. Bagi yang sudah menderita asam urat sebaiknya segera dilakukan
penanganan agar tidak terjadi komplikasi dan juga mengurangi makanan yang
mengandung purin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Machfud. 2010. Rahasia Pijat Reflrksi, Jakarta: Grafika Mulia

Brunner & suddath. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran.
EGC. Jakarta. 2001

Mansjoer , Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media


Aeusculapius.

Prince, Sylvia Anderson, 1999.,Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed.


4, EGC, Jakarta.

Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.

Suparyanto.Metabolisme Purin dan Pirimidin.http://dr-suparyanto-m.kes.blogspot.com


(Online) 01 Juli 2012.

14

Anda mungkin juga menyukai