Anda di halaman 1dari 2

Digitalisasi Penyiaran Televisi Indonesia dalam

Menghadapi Transformasi Digital

Praditya Rizky Pratama Putra Dr. Sigit Puspito Wigati Jarot M.Sc
Department of Electrical Engineering Faculty of Engineering Department of Electrical Engineering Faculty of Engineering
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
Depok, Indonesia Depok, Indonesia
pradityamail@gmail.com sigit.jarot@gmail.com

Abstrak— Digitalisasi penyiaran menjadi sebuah keharusan Oleh karena pada tulisan ini akan dibahas mengenai
dan dianggap sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan dan digitalisasi penyiaran di Indonesia sebagai upaya untuk
ketidakefsienan penyiaran analog. Penerapan teknologi menghadapi proses tersebut.
penyiaran digital diharapkan memberikan efsiensi penggunaan
spektrum frekuensi yang lebih baik sehingga dapat memenuhi II. PERSPEKTIF GLOBAL PENYIARAN TELEVISI
kebutuhan penyediaan program siaran yang lebih banyak DIGITAL
dibandingkan penyiaran analog. Indonesia menetapkan ASO
(Analog Switch Off) secara nasional pada 2018. Namun Berdasarkan konferensi internasional yang
demikian, ASO akan dilakukan sebelumnya secara bertahap di diselenggarakan oleh International Telecommunications
kota-kota besar yang telah lebih dulu terjangkau siaran TV Union (ITU) menghasilkan peralihan televisi dari penyiaran
Digital. Migrasi teknologi analog menuju digital tidak dapat analog ke digital. Posisi ITU terkait migrasi
dilaksanakan secara terburu-buru tanpa persiapan matang. menginformasikan dengan perkembangan teknologi
Terlebih kematangan persiapan regulasi yang memadai telekomunikasi memungkinkan penggunaan spektrum
sangatlah penting sehingga semua yang berkepentingan, baik frekuensi radio lebih efisien dan peningkatan kualitas gambar
pemerintah, perusahaan siaran, dan terutama masyarakat agar dan audio Sebelumnya semua orang mengandalkan spektrum
tidak dirugikan
radio untuk transmisi televisi namun yang memiliki batasan
Kata Kunci—era digital, TV Digital, infrastruktur pada transmisi analog. Transmisi analog yang saling
telekomunikasi, berdekatan dapat menyebabkan gangguan, yang
mengharuskan badan regulasi memberikan ruang di antara
I. LATAR BELAKANG saluran dan hanya dapat mengalokasikan sebagian kecil
Perkembangan teknologi penyiaran televisi diyakini dapat spektrum yang tersedia untuk transmisi, untuk menjamin
meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan transmisi dan penerimaan berkualitas tinggi di seluruh
dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, akurat, dan efisien, wilayah.
sehingga akan meningkatkan produktivitas. Perkembangan Semua kekurangan ini dapat dilewati dengan adanya
teknologi penyiaran televisi memperlihatkan munculnya digitalisasi, yang memberikan kejelasan dan kualitas sinyal
berbabagi jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi seperti dan efisiensi spektrum yang lebih baik. Sinyal televisi digital
fiber optic serta penggunaan Satellite News Gathering (SNG) lebih jelas dan lebih kuat dalam keluaran audio dan video.
untuk siaran live[1]. Perkembangan selanjutnya kualitas Mulai awal tahun 2012, Indonesia melalui Peraturan
penyiaran televisi digital yang memberikan pelayanan banyak Menteri Kominfo No. 07 tahun 2007, tentang standar
fungsi dan komunikasi interaktif. penyiaran digital terrestrial untuk Televisi tidak bergerak di
Dewasa ini kita berada dalam era digitalisasi. Salah Indonesia[2]. Dalam hal ini, pemerintah berusaha untuk
satunya adalah digitalisasi penyiaran, yang mana dianggap beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang begitu
sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan dan pesat dan menganggapnya sebagai suatu peluang bagi
ketidakefisienan penyiaran analog. Seperti yang diketahui, pengembangan industri penyiaran nasional ke depan.
teknologi penyiaran analog tidak dapat mengimbangi Sebelum menetapkan standar digital tersebut, pemerintah
permintaan industry penyiaran dalam hal program siaran yang terlebih dahulu melakukan kajian dan konsultasi publik
terus bertambah karena keterbatasan jumalah kanal frekuensi dengan melibatkan para stakeholders terkait.
yang tersedia. Selain itu, penggelaran infrastruktur penyiaran
analog tidak efisien karena belum menemukan konvergensi III. TANTANGAN MENUJU ERA DIGITAL
didalammnya[5]. Kondisi saat ini di penyiaran analog adalah Digitalisasi televisi akan memeunculkan industri kreatif
masing-masing Lembaga penyiaran memiliki infrastruktur baik itu dari content local ataupun nasional. Dengan adanya
penyiaran sendiri-sendiri. Akibatnya adalah biaya penyelenggara siaran lebih banyak maka tentunya kebutuhan
pemeliharaan yang relative mahal, pemakaian daya listrik penyedia layanan juga akan lebih banyak. Pada akhirnya, hal
yang besar, serta pemanfaatan lahan yang lebih boros. Disisi ini akan mendorong industry content tumbuh dengan baik.
penereminaan siaran pun akan terjadi masalah karena Selain itu tujuan utama dari digitalisasai televisi ini adalah
masyarakat mendapat kualitas penerimaan siaran tidak merata efisiensi spektrum radio dan potensi PNBP dari digital dividen
meskipun berada dalam wilayah layanan yang sama. serta peningkatan pertumbuhan ekonomi dari broadband.
Dalam sistem siaran analog, satu frekuensi diperuntukkan
bagi satu Lembaga siaran. Oleh karenanya, keadaan sekarang menyalurkan data gambar dan suara tetapi juga memiliki
tidak memungkinkan tumbuhkan industry televisi baru karena kemampuan multifungsi dan multimedia seperti layanan
keterbatasan alokasi frekuensi. Digitalisasi menjawab interaktif dan bahkan informasi peringatan dini bencana. Oleh
kelemahan tersebut, dengan satu frekuensi dapat disesaki karena itu Lembaga Pemerintah terkait yang berkepentingan
hingga 10 channel. dengan teknologi digital seperti Kementrian Komunikasi dan
Informatika, BPPT, KPI, serta industri penyelenggara siaran
Sekarang ini, Indonesia berada di ambang era televisi televisi digital, dapat melakukan efsiensi dan efektiftas dalam
digital. Digitalisasai televisi ini akan semakin menambah pengelolaan anggarannya dan Keebijakan Undang – Undang
kecanggihan layar tv dengan sajian program yang kian yang berkenaan dengan hal tersebut. Koordinasi dan
beragam. Televisi akan menjadi magnet yang daya tariknya konsolidasi yang konsisten akan menghasilkan output yang
kian bertambah kuat. Televisi digital memudahkan, signifkan bagi kemajuan Indonesia di Era Penyiaran Digital
memanjakan penonton di rumah hingga di lokasi kerja atau
pemerintahan. Penonton dimanjakan dengan berbagai
fasilitas yang belum pernah dinikmati sebelumnya. Fitur DAFTAR PUSTAKA
picture in picture mempersigkat proses pemindahan salurann
program siaran[4]. Telinga dan mata penonton juga dibuai
[1] Gultom. Amry Daulat. 2018. Digitalization of Television Broadcasting
kualitas suara dan gambar yang lebih tajam dan jernih. in Indonesia . Jakarta: Buletin Pos dan Telekomunikasi
Hingga, akhirnya konvergensi teknologi dapat tercapai [2] Perturan Kominfo No.07/P/M.KOMINFO/3/2007 tentang Standar
dengan sempurna jika digital televisi tersebut terdapat value Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di
added menjelajah internet. Indonesia
[3] Laporan Tahunan Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2016
A. Keterkaitan Digitalisasi Televisi pada Aspek Ekonomi [4] Tjahyono, Bambang Heru. 2006, Sistem Jaringan Penyiaran Radio dan
Penyiaran digital membawa banyak manfaat dibandingkan Televisi Dimasa Mendatang. Kajian Teknologi Informasi Komunikasi,
sistem analog. Revolusi digital menghadirkan penyiaran dengan Jakarta : BPPT
peluang besar untuk melakukan begitu banyak hal yang saat ini [5] Rianto, Puji, Bayu, Wahyono . 2012, Digitalisasi Televisi di Indonesia,
dibatasi oleh sumber daya teknologi, keuangan dan sumber lainnya. Yogyakarta : PR2Media
Beberapa manfaat digitalisasi penyiaran adalah meningkatkan
efisiensi penggunaan spektrum frekuensi, efisiensi infrastruktur
industri penyiaran, membuka peluang usaha baru bagi industri BIOGRAFI
konten, menghemat biaya listrik sebesar 94%, biaya modal Penulis merupakan lulusan Telkom
(Capital Expenditure) sebesar 79% dan biaya operasional University Tahun 2014 yang saat ini bekerja
(Operational Expenditure) sebesar 57% dibandingkan dengan karyawan swasta di bidang perusahaan
tetap menggunakan pemancar televisi analog, serta meningkatkan penyedia jasa telekomunikasi, PT
kualitas penerimaan siaran bahkan dengan definisi tinggi[3] (High Lintasarta. Sebagai seorang project engineer
Definition TV) (Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016) fiber optic, penulis dituntut untuk
mempunyai pengetahuan baik teknis atau
nonteknis guna menyelesaikan setiap
IV. KESIAPAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM project yang sedang on going.
DIGITALISASI TELEVISI
Keputusan pemerintah dengan berbagai argumentasi
untuk mengadopsi teknologi penyiaran digital menggantikan
teknologi televisi analog, yang secara logis memang dapat
dipahami. Salah satu argumentasi yang mengemuka adalah
kenyataan bahwa teknologi penyiaran digital telah menjadi
kecenderungan global sehingga perlu dipertimbangkan
apabila bangsa Indonesia tidak ingin tertinggal dan terkucil.
Alasan lainnya, diperkirakan pada masa mendatang, siaran
televisi analog tidak akan lagi beroperasi. Peralatan
analognya pun akan jarang diproduksi lagi, termasuk suku
cadangnya. Namun, migrasi teknologi analog menuju digital
tidak dapat dilaksanakan secara terburu-buru tanpa persiapan
matang. Transisi ini dalam praktiknya sangat terkait dengan
kesiapan infrastruktur dan aspek nonteknologis seperti
kondisi sosial-ekonomi dan literasi masyarakat, serta payung
regulasi yang memadai sehingga semua yang
berkepentingan, baik pemerintah, perusahaan siaran, dan
terutama masyarakat agar tidak dirugikan
V. KESIMPULAN
Siaran televisi digital di Indonesia sudah tidak dapat
terelakkan lagi keberadaannya. Sistem penyiaran digital
merupakan perkembangan yang sangat pesat di dunia
penyiaran dimana terdapat peningkatan kapasitas layanan
melalui efisiensi pemanfaatan spektrum frekuensi radio.
Sistem penyiaran televisi digital bukan hanya mampu

Anda mungkin juga menyukai