Anda di halaman 1dari 2

Tugas Pendahuluan Praktikum Mikropaleontologi A

Bagian 1: Sebelum mahasiswa mampu untuk mengaplikasikan foraminiera


bentonik untuk menentukan lingkungan pengendapan, mahasiswa harus
mampu menggunakan Ternary Plot (Trioplot)

Ternary Plot (Triplot)


A. Pemahaman definitif Ternary plot
1. Apa yang dimaksud dengan ternary plot?
2. Apa fungsi ternary plot?
3. Berapa variable yang digunakan pada ternary (tri) plot.
4. Jabarkan cara penggunaan ternary plot.

B. Tentukan titik warna pada Triplot ~ PASTIKAN, 100%


1. Merah (A: 80; B: 16; C: 04)
2. Biru Tua (A: 60; B: 24; C: 16)
3. Hitam (A: 30; B: 20; C: 50)
4. Coklat (A: 20; B: 80; C: 00)
5. Pink (A: 06; B: 14; C: 80)
6. Hijau Tua (A: 00; B: 90; C: 10)
7. Ungu (A: 30; B: 30; C: 40)
8. Jingga (A: 40; B: 20; C: 40)
9. Biru Muda (A: 29; B: 20; C: 56) B
10. Hijau Tua (A: 30; B: 00; C: 70) C
BAGIAN 2: Perhatikan triplot dibawah ini, Triplot dibawah merupakan overlay dari area ploting dari
sebaran pengelompokan data, terdapat 7 kondisi lingkungan pengendapan yang dapat
direpresentasikan melalui plot ini. Pahami baik keterangan & pola marka (arsiran) yang ada.
Kemudian marka kembali pada ketujuh plot dengan pemberian warna yang diarahkan pada area
data. Ternary plot of shell type ratio showing the paleoenvironment of PAMOL samples (Murray, 1973, 1991)

Warnai kembali area


Hyper-saline lagoons
dengan warna merah

Warnai kembali area


hyper-saline marshes Warnai kembali area
dengan warna jingga normal marine marshes
dengan warna hijau muda
Warnai kembali area
Normal marine lagoon
dengan warna kuning Warnai kembali area
(most) shelf seas
dengan warna Biru tua

Warnai kembali area


Hyposaline lagoons
dengan warna Biru muda

Warnai kembali area


Hyposaline marshes dengan warna hijau muda

Anda mungkin juga menyukai