MINETECH INDONESIA
MARET 2021
Tutorial Whittle – Basic Pit Optimizing 2021
DAFTAR ISI
1. PENGANTAR ....................................................................................................................................... 1
2. TEORI PIT OPTIMASI dan DATA YANG DIBUTUHKAN ....................................................................... 1
2.1. Teori Optimasi ................................................................................................................................ 1
2.2. Data Yang Dibutuhkan ................................................................................................................... 5
2.2.1. Data Umum Rencana Penambangan ........................................................................................ 5
2.2.2. Biaya Kontraktor ......................................................................................................................... 7
2.2.3. Biaya QAQC Owner .................................................................................................................... 8
2.2.4. Operasional Scenario ................................................................................................................. 9
3. PERSIAPAN FILE DAN ATTRIBUTE BLOK MODEL............................................................................. 11
3.1. Persiapan File dan Menu Toolbar ............................................................................................... 11
3.2. Persiapan Block Model ................................................................................................................ 12
3.3. Export Block Model Surpac ke Whittle ....................................................................................... 29
4. SETUP PROJECT WHITTLE ................................................................................................................ 34
4.1. Membuat Project Baru ................................................................................................................ 34
4.2. Setup Project Whittle .................................................................................................................. 43
4.3. Setup Pit Slope Untuk Optimalisasi ............................................................................................ 48
4.4. Setup Pit Shell .............................................................................................................................. 53
4.5. Setup Operational Scenario ........................................................................................................ 65
4.6. Menentukan Final Pit .................................................................................................................. 70
4.7. Membuat Practical Pushback...................................................................................................... 78
4.8. Mengekspor Hasil Optimasi Pit ................................................................................................... 81
1. PENGANTAR
Ketika perusahaan explorasi dan tambang memerlukan untuk melakukan evaluasi kelangsungan hidup
keuangan perusahaan dan strategi penambangan yang optimal maka memerlukan solusi dari Geovia Whittle.
Dengan bantuan Whittle, perusahaan dapat menentukan strategi investasi dan untuk mengirim rencana
penambangan secara cepat yang dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan menerapkan secara
langsung di lapangan.
Optimasi pit merupakan langkah awal yang penting untuk membuka seluruh potensi ekonomi dalam
pelaksanaan kegiatan pertambangan. Lebih daripada itu, Whittle menyediakan alat yang lengkap dan
terintegrasi untuk optimalisasi nilai dari tambang yang dapat meningkatkan nilai project melebihi dan diatas
optimasi pit. Dengan Whittle kita memiliki kemampuan perencanaan tambang yang strategis dan dibutuhkan
untuk optimalisasi penambangan secara keseluruhan : perencanaan tambang strategis; detail biaya; harga
dan modelling recovery; stockpiles; multiple mines; optimalisasi blending dan cut-off; dan optimalisasi yang
berkelanjutan dan terbaru, serta terobosa alat dan metodologi yang dapat memberikan perubahan Langkah
dalam peningkatan NPV dari pendekatan sebelumnya.
Sebagai ilusreasi, gambar dibawah ini menunjukkan penampang suatu blok model seperti pada penampang
suatu deposit diatas. Setiap blok telah ditentukan nilai bersihnya yang menunjukkan biaya penambangan blok
jika sudah terekspos ke permukaan.
Setelah semua blok model telah ditentukan nilai bersihnya yang menunjukkan biaya penggalian pada blok
tersebut seolah – olah blok tersebut sudah terekspos ke permukaan.
Kemudian dari nilai ini, memungkinkan untuk menghitung nilai bersih total dalam hubungannya dengan
posisinya dalam blok model. Ini akan menjadi nilai bersih blok model tersebut dikurangi biaya penambangan
semua blok yang perlu ditambang sebelum dapat diekstraksi.
Pada contoh penampang block model diatas, diasumsikan bahwa untuk menambang sebuah blok, maka kita
juga harus menambang blok – blok yang berada diatasnya. Oleh karena itu untuk mendapatkan nilai bersih
dari suatu blok, maka kita harus mengurangi dengan total jumlah blok yang ada diatasnya.
Sebagai ilustrasi pada gambar diatas, Nilai blok ore paling kiri atas = $14, dimana nilai tersebut didapat dari
nilai awal blok ore $20 – biaya penambangan blok ore tersebut $3 = $17, lalu dikurangi sebesar $3 untuk
menambang 1 blok waste diatasnya, sehingga nilai bersih blok ore tersebut ($20 - $3) - $3 = $14.
Sedangkan ilustrasi untuk kotak blok ore kedua dari kiri, ($20 - $3) – ($3 + $3) = $17 - $6 = $11. Dan seterusnya.
Setelah nilai bersih seluruh blok model telah dihitung, kemudian langkah selanjutnya adalah mencari
kombinasi blok model yang dapat menghasilkan pengembalian yang paling maksimal dari deposit tersebut.
Seperti contoh dibawah ini, nilai bersih maksimum dari blok ini jika menggunakan pit dengan sudut bench
vertikal 90° maka total nilai bersihnya adalah $40. Angka tersebut didapat dari penambangan blok ore
sebanyak 5 blok dari paling kiri kearah kanan, dimana 2 blok ore paling kanan tidak ditambang karena nilai
bersih blok orenya negative, $14 + $11 + $8 + $5 + $2 = $40
Jika kita memperbesar rencana pit nya dengan menambahkan lagi 1 blok ore kedua dari kanan yang bernilai
-$1, maka total nilai bersihnya menjadi $39, yang didapat dari , $14 + $11 + $8 + $5 + $2+ (-$1) = $39
Sebaliknya juga jika kita coba untuk mengecilkan rencana pitnya dengan hanya mengambil 4 blok ore dari sisi
kiri, maka total nilai bersih yang bisa didapat menjadi $38, yang didapat dari $14 + $11 + $8 + $5 = $38
Dalam optimasi pit, sudut kemiringan bench menjadi pertimbangan penting saat menghitung pit optimum
karena sudut bench ini menentukan blok mana yang perlu ditambang sebelum blok tertentu dapat dilakukan
ekstraksi. Hal ini pada gilirannya mempengaruhi total nilai bersih untuk setiap blok dan akan menghasilkan
blok-blok berbeda yang membentuk lubang yang optimal. Pada contoh diatas, dimana sudut bench sebesar
90° tentulah tidak realistis. Kemudian jika rubah sudut benchnya menjadi 45° maka yang akan didapat adalah
sebagai berikut.
Dengan sudut bench sebesar 45°, maka nilai bersih yang bisa didapat adalah sebesar $13, dimana blok ore
yang dapat ditambang hanya 2 blok dari yang paling kiri, (-$3) + $14 + $11 + (-$6) + (-$3) = $13.
Jika kita memperbesar rencana pit nya dengan mengambil 3 blok ore dari sisi kiri, maka total nilai bersihnya
menjadi $12, yang didapat dari , (-$3) + $14 + $11 + $8 (-$9) + (-$6) + (-$3) = $12
Sebaliknya juga jika kita coba untuk mengecilkan rencana pitnya dengan hanya mengambil 1 blok ore dari sisi
paling kiri, maka total nilai bersih yang bisa didapat menjadi $8, yang didapat dari (-$3) + $14 + (-$3) = $8
Istirahat 1 jam/hari
Jam kerja/hari 9 jam/hari
Effisensi waktu 80%
Jam kerja efektif/tahun 2426.4 jam/tahun
Untuk rencana produksi OB Removal dan Ore Getting adalah sebagai berikut :
Estimasi rata – rata jarak tempuh antar lokasi Pit, Wastedump, ETO dan EFO adalah sebagai berikut :
LOKASI JARAK
Pit - Wastedump 1.00 km 1,000 m
Pit - ETO 1.50 km 1,500 m
ETO - EFO 6.00 km 6,000 m
EFO - Jetty 0.80 km 800 m
Estimasi biaya kontraktor untuk kegiatan penambangan langsung adalah sebagai berikut :
Biaya Penambangan Langsung US$/ton
OB Removal
OB Removal 1.089
Support OB Removal 0.375
Biaya OB Removal 1.464
Ore Getting
Ore Getting 2.681
Hauling ETO - EFO 1.411
Barging 1.059
Support Ore Getting 0.375
Biaya Ore Getting 5.526
Total Biaya Penambangan Langsung 6.990
Estimasi biaya opersional owner untuk kegiatan perencanaan, pengawasan serta QAQC ore adalah sebagai
berikut :
Biaya Operasional QAQC US$/ton
Biaya Gaji 1.55
Biaya Konsumsi 0.29
Biaya Akomodasi 0.11
Biaya Consumabel Camp 0.23
Total Biaya Operasional 2.17
Estimasi besaran biaya pajak penghasilan serta royalty yang harus dibayar adalah sebagai berikut :
Pajak - Royalti US$/ton
Income Tax 2.30
Royalti ESDM 2.80
Desa 0.48
Lain-lain 0.17
Total Pajak - Royalti 5.76
Perkiraaan scenario operasional kegiatan penambangan nikel yang akan digunakan sebagai parameter
didalam optimasi pit adalah sebagai berikut :
Bench : Single slope bench = 60°, Berm width = 2 m , Overall bench slope = 47°
Susunanlah menu Block Model dan toolbar Block Model, Edit, Display and hide
Dimana MCAF adalah Mining Cost Adjustment Factor, yaitu merupakan factor pengali dari biaya dasar
penambangan seiring dengan kedalaman dari level tambang, sedangkan PCAF adalah Processing Cost
Adjusment Factor.
Setelah selesai penambahan attribute, kita bisa cek terlebih dahulu hasilnya.
Kemudian kita mengisi attribute yang telah kita siapkan yaitu : PCAF, MCAF dan Rock_Code
Blok model PCAF
Kemudian kita buat DTM nya, dari menu Surface > DTM File function > Create DTM from string file
Pada window Create a DTM from a string file, ketikan atau pilih
Location : topo_ex3_min06 ; Object ID : 2 ; Strings to act as break lines (√) > Apply
Ulangi langkah tersebut mulai dari String Math sampai Create a DTM from a string file untuk
membuat topo_ex3_min12, 18, 24, 30, 36 dan 42, sehingga terbentuk DTM surface mulai dari -6 m
dari permukaan sampai -42 m dibawah permukaan tanah.
Setelah terbentuk 7 DTM kedalaman dari – 6 m sampai – 42 m, selanjutnya kita akan mengisi attribute MCAF
degan nilai 1 ; 1.2 ; 1.4 ; 1.6 ; 1.8 ; 2.0 ; 2.2
Dari menu Attribute > Math
Pada window Block maths – define required operations, Attribute Name : mcaf ; Expression = 1 dan
Constraint? (√) > Apply
Cek hasil pengisian attribute MCAF pada kotak blok model diatas DTM topo_ex3_min06 (warna biru), disini
terlihat memiliki nilai mcaf = 1.00
Lanjutkan pengisian attribute MCAF hingga kotak blok model paling bawah dengan nilai MCAF = 2.40 untuk
kedalaman > 42 m dari permukaan.
Depth Bench Mine cost @bench Mine cost cumm MCAF
0 6 1 2.00 2.0 1.00
6 12 2 2.30 4.3 1.15
12 18 3 2.60 6.9 1.30
18 24 4 2.80 9.7 1.40
24 30 5 3.00 12.7 1.50
30 36 6 3.20 15.9 1.60
36 42 7 3.40 19.3 1.70
Pada window Block maths – define required operations, Attribute Name : mcaf ; Expression = 1.2 dan
Constraint? (√) > Apply
Cek hasil pengisian attribute MCAF pada kotak blok model dibawah DTM topo_ex3_min06 (warna biru)
namun diatas DTM topo_ex3_min12 (warna biru muda), disini terlihat memiliki nilai mcaf = 1.20
Kemudian setelah selesai mengisi attribute MCAF, berikutnya kita isi attribute rock_code, dari menu Attribute
> Maths
Muncul window Block maths, pilih pada Attribute Name : rock_code ; kemudian ketik pada Expression :
“air” dan Constraint? (√) > Apply
Selanjutnya kita mengisi attribute rock_code : “bdrk”, sama seperti sebelumnya dari menu Attribute > Maths
Muncul window Block maths, pilih pada Attribute Name : rock_code ; kemudian ketik pada Expression :
“bdrk” dan Constraint? (√) > Apply
Selanjutnya kita mengisi attribute rock_code : “lgo”, sama seperti sebelumnya dari menu Attribute > Maths
Muncul window Block maths, pilih pada Attribute Name : rock_code ; kemudian ketik pada Expression :
“lgo” dan Constraint? (√) > Apply
Selanjutnya kita mengisi attribute rock_code : “mgo”, sama seperti sebelumnya dari menu Attribute > Maths
Muncul window Block maths, pilih pada Attribute Name : rock_code ; kemudian ketik pada Expression :
“mgo” dan Constraint? (√) > Apply
Selanjutnya kita mengisi attribute rock_code : “mgo”, sama seperti sebelumnya dari menu Attribute > Maths
Muncul window Block maths, pilih pada Attribute Name : rock_code ; kemudian ketik pada Expression :
“hgo” dan Constraint? (√) > Apply
Pada window Enter constraint, Constraint type : CONSTRAINT ; Constraint file : CONS_TOPO_BEDROCK.CON
> Apply
Window window Project Wizard – Project details, ketikan Project Name: proj_ex3 ; Project Save File:
proj_ex3.fxp ; Project Directory: D:\project_whittle\whittle_ex3 ; Project Working Directory:
D:\project_whittle\whittle_ex3\working_ex3 lalu > Next
Window window Project Wizard – Model Files to Import, Import type ® Whittle block model ; Model File to
import: D:\project_whittle\whittle_ex3\mod_ex3.mod ; Parameter Files to import (optional):
D:\project_whittle\whittle_ex3\par_ex3.par lalu > Next
Pada window Project Wizard – Perform Reblock? ® Do not reblock > Next
Pada window Project Wizard – Process description, Process type ® Standard extracted product > Next
Pada window Project Wizard – Stockpile Usage ® Don’t use stockpiles > Next
Pada window Project Wizard – Strategic design ® Maximise NPV > Next
Pada window Project Wizard – Production scenarios (dikosongkan saja) > Next
Pada window Project Wizard – Analysis and Schedulling : Selet zero or more these standard analysis which
be created under under the … (√) Schedule ; (√) Pit by pit ; ( ) Tonnage vs size > Next
Pada window Project Wizard – Sensitivity Analysis : ® Perform sensitivity analysis on : (√) Mining cost > Next
Pada window Project Wizard – Stockpile and Cut-off Optimization : ® Perform stockpile and cut-off
optimization > Next
Pada window Project Wizard – Define element type codes, Element Type Codes : ni > Next
Pada window Project Wizard – Define model dimensions, Block Dimension X = 5 ; Y = 5 ; Z = 2, Model
Framework Dimensions : X = 260 ; Y = 220 ; Z = 95, Origin co-ordinates X = 409200 ; Y = 9627500 ; Z = 100 >
Finish
Kemudian lihat pada window Block Model : Block Model EX3, ketikan pada kolom Description : BM EX3
5x5x2
Pada window Block Model – Dimension, terdapat dimensi blok model dan dimensi framework serta
koordinat origin dari framework
Pada window Block Model – Tonnage Regions, terdapat dimensi framework seperti pada bagian sebelumnya
Pada window Block Model – Summary akan terlihat jumlah tonnase dari setiap rock type serta kadar
minimum – maksimum nya
Pada window Block Model – Report akan terlihat laporan seperti contoh yang ada dibawah ini
Pada window Block Model – Massage akan terlihat pesan seperti contoh yang ada dibawah ini
Setup Slope Set – Slope Profile : ketiklah pada kolom Bearing = 0 ; Slope = 47, Slope Profile akan tertulis :
Default 0 (47.0) dan Slope Regions : Num = 1 ; Min X = 1 ; Min Y = 220 ; Min Z = 1 ; Max Z = 95 ;
Benches for slope generation = 20 ; Slope Profile = Default 0 (47.0)
Catatan : Pada Slope set description tertulis 60° namun pada Slope Profile kita tulis = 47°, angka 47°
merupakan angka sudut overall slope benchnya, dikarenakan jika kita merencanakan untuk single bench
dengan slope = 60° dan lebar berm = 2 m, maka overall slopenya akan berkisar 47° .
Lalu klik icon Run to tke selected node from the trunk
Kemudian kita bisa melihat hasil reportnya pada window Setup Slope Set – Report
Kemudian kita bisa melihat hasil reportnya pada window Setup Slope Set – Massage
Pada window Setup Pit Shells – Mining, ketikan Reference Mining Cost = 2.0 ; Mining Recovery Fraction =
1.0 ; Mining Dilution Fraction = 1.0, untuk Block Mining Cost adjustment Factors pilih (®) Model
Pada bagian Rock Type Default, untuk record Rock Type LGO pada kolom Mining CAF, klik Grade expression
(fx)
Bagian Variables pilih lah : BLOCKM – Block MCAF > Paste Selected Item > Ok
Maka akan terjadi perubahan pada record LGO kolom Mining CAF dari nilai 1 menjadi : [BLOCK] {M}
selanjutnya ulangi langkah tadi untuk mengubah nilai Mining CAF pada record HGO dan MGO
Pada window Setup Pit Shells – Processing, Ore selection method : Casf flow, klik > Add
Kemudian muncul window Add Processing path, Method : BLEN ; Rock Type : LGO ; Processing Cost = 1.0
Ulangi langkah tersebut untuk mengisi Rock Type MGO dan HGO, hingga akan terlihat seperti contoh dibawah
ini
Pada Setup Pit Shells – Selling, klik Grade expression (fx) pada kolom Price
Pada Setup Pit Shells – Selling, klik Grade expression (fx) pada kolom Sell Cost = 3
Maka pada window Setup Pit Shells – Optimization akan muncul -> 0.3 to 0.9 using 40 geometric factors, 1.0
to 2.0 using 11 fixed factors
Kemudian klik Accept
Setelah itu klik Run to the selected node from the trunk
Pada window Setup Pit Shells – Output dapat kita lihat 44 pit hasil optimasi beserta nilai Cash Flow, Rock,
Ore, Strip, Bench jumlah dan kadar Ni
Pada window Setup Pit Shells – Report dapat kita lihat hasil blen atau komposit 44 pit hasil optimasi beserta
data level bench, tonnase Ni, serta kadar Ni
Kemudian muncul window Select data to display > Select All > OK
Pada window Setup Pit Shells – Massage contoh hasil report Optimasi
Pada window Setup Operational Scenario – Mining, Reference Mining Cost = 2.0 ; Mining Recovery Fraction
= 1.0 ; Mining Dilution Fraction = 1.0
Untuk parameter Block Mining Cost Adjusment Factors, Mining Recovery Fraction, Mining Dilution Fraction,
Mining CAF dan Rehab Cost nilainya sama seperti pada Pit Shells : Base Case - Mining
Pada window Setup Operational Scenario – Processing, tidak ada perubahan seperti pada Pit Shells : Base
Case - Mining
Pada window Setup Operational Scenario – Selling tidak ada perubahan seperti pada Pit Shells : Base Case -
Selling
Pada Setup Operational Scenario – Stockpile biarkan dengan default setup nya
Pada Setup Operational Scenario – Expressions biarkan dengan default setup nya (®) Standard Whittle block
value calculation
Setting initial Capital Cost = 100000 ; Terminal Value = 0 ; Replacement Capital Costs = - Discount Rate per
period (%) = 0.67 ; Time Costs (®) Implicit time costs
Pada window Setup Operational Scenario – Limits, setting mining Limit (tonne) = 200000
Pada window Pit by pit graph – Description, ganti dengan Pit by Pit Graph Milawa NPV
Pada window Pit by pit graph – Schedule, pilih Specified Case Schedulling Algorithm (®) Milawa NPV
Pada window Pit by pit graph – Definition, biarkan Value to display in output yang sudah ada (default) >
Accept
Hasil dari Pit by Pit Graph – Output dengan Algorithma Milawa NPV
Pada window Pit by pit graph – Graph, hasil grafik nya seperti contoh dibawah
Pada window Pit by pit graph – Summary, hasil Pit 34 dengan nilai NPV dan IRR tertinggi dibanding dengan
pit lainnya
Pada window Pit by pit graph – Report, hasil report nya seperti contoh dibawah
Kemudian kita analisa output dari Pit by Pit Graph Milawa NPV, pada sumbu X merupakan jumlah dari Pit
Shell dimana Pit 1 yang terkecil dan Pit 44 yang terbesar. Kita dapat melihat naik – turunnya nilai NPV pada
Pit Shell yang berbeda.
Dari grafik ini kita dapat memilih sejumlah pushback sehingga kita dapat mengeplot spesifik skedul dan pit
final yang realistis.
Untuk mendapatkan NPV yang lebih akurat, kita dapat memilih beberapa pushback. Pushback awal bisa dapat
dari section pertama Pit 1- 5, pushback kedua didapat dari section Pit 6 – 22, pushback ketiga bisa didapat
dari section Pit 23 – 26, pushback keempat bisa didapat dari section Pit 27 – 39. Untuk contoh tutorial ini,
kita akan menggunakan pit yang berada ditengah pada tiap section yaitu Pit 3, 15, 25 dan 34
Kemudian dapat membuat lagi Pit by Pit Graph dengan klik kanan pada Navigation Tree, Ops Scenario Base
> Add > Pit by Pit Graph
Pada window Pit by pit graph – Schedule, pilih Specified Case Schedulling Algorithm (®) Fixed Lead = 10
Kemudian pada kolom Enter an individual pushback Or a series separated by spaces or commas, Pit
Number(s) : 3,15,25,34 > OK
Perhatikan grafik pit demi pit, perhatikan garis hijau, yang mewakili jadwal 'kasus tertentu' yang telah kita
tentukan, pushback 3, 15, 25 dan 34 dengan prospek tetap 11 bench di antara pushback.
Jika dilihat Pit 34 terlihat memiliki nilai NPV yang tertinggi, dan bisa digunakan sebagai final pit.
Pada window Schedule Graph – Schedule, Case : Specified ; Final Pit = 34 ; Specified Case Schedulling
Algorithm (®) Fixed Lead = 11 ; Specified Case Pushback Definition (®) Auto ; Number of pushback = 5 ;
Calculation Mode (®) Fast
Pada window Schedule Graph – Mining Width, (√) Use mining width data below when determining
pushback, Mining width = 50 ;
(√) Override default mining template, Mining width in X (blocks) = 10, Mining width in Y (blocks) = 10,
Mining tolerance (blocks) = 5
( ) Remove drop cuts with fewer blocks than, At the base of the final pit = -, At the base of intermediate
pits = -
( ) Remove walls with fewer blocks than = -
(√ ) Remove small stumps in walls ; (√ ) Remove small holes in walls ; (√ ) Remove sharp corners ; ( ) Allow
expansion of outer pit
Pada window Navigation Tree, Pit Base Case > Other > Export DXF
Pada window Export DXF file, Export file : pit_shell_34.dxf ; Selected pitshells : 34 ; (®) Block centroids >
Run
File hasil proses export pit shell pit 34 dan pit 40 pada window Navigator Surpac.
Pada window Convert File Format, pilih Output Format Type : Surpac Strign Files ; Extension : .str > Apply
Pada window Navigator, pilih file hasil convert, pit_shell_34 > Edit
Pada tampilan window notepad, pit_shell_34.str, editlah kode string dari 32000 menjadi 2. Dari menu Edit
> Replace
Pada window Replace, Find what : 32000 ; Replace with : 2 (√) Match case > Replace All
Kemudian kita break masing – masing segment tersebut menjadi point dari file string tersebut dengan
bantuan file macro strings_ka_pts.tcl > Open
Pada window Break strings into points, Operate on (®) String > Apply
Klik laj pada gambar salah satu garis pada file pit_shell_34.str
Kemudian kita bersihkan dulu point point tersebut dari kemungkinan duplicate point, dari menu Edit > String
> Clean
Dari window Clean string, Function : Duplicate Poit ; Action (®) Remove ; Target (®) String > Apply
Setelah dilakukan proses clean, maka kita bisa save file pit_shell_34.str tersebut.
Pada window Save file, ganti nama pit_shell_34.str menjadi pit_shell_34_clean.str > Apply
Dari menu Surface > DTM File functions > Create DTM from string file
Pada window Create the string file, Location : pit_shell_34_clean ; Object ID = 2 > Apply
Pada contoh kali ini, kita mau membuat batas rencana pit dengan acuan dari pit_shell_40, dengan cara
membatasi rencana pit yang akan kita buat sesuai dengan keinginan kita, namun berdasarkan hasil atau nilai
NPV maupun IRR hasil dari pit optimasi.
Constrain block model ex3 dengan DTM Pit Shell 40 serta Boundary Pit Shell 40 serta nilai Niid >= 1.5
Hasil constraint blok model dengan menggunakan DTM pit_shell_40.dtm dan String bound_pit_shell_40.str
serta ore Ni >= 1.5. Hasil constraint ini akan bisa digunakan sebagai dasar pembuatan pit design kedepannya.
Hasil dari pit optimasi juga bisa di export kedalam blok model awal yang sudah ada sebelumnya, dari
Navigation Tree, Pit Base Case > Other > Export Pitshell to Model
Pada window Export pitshell results to model, Export file : pit_shell_34_40.mod ; First pit to include (1) =
34 ; Last pit to include = 40 > Run
Kemudian dari menu Blok model > Import > Whittle file
Pada window Select Whittle model, Model name : pit_shell_34_40.mod > Apply
Pada window Import Whittle file, untuk Parameter file name, pilih pit_shell_34_40.par > Open
Pada window Import Whittle file, untuk Model file name, pilih bm_ex3.mdl > Open > Apply