Anda di halaman 1dari 42

“PENGELOLAAN GEOTEKNIK

DI TAMBANG PT. KIDECO”


Disampaikan dalam acara :

WEBINAR
GEOTEKNIK PADA PERTAMBANGAN
25 Juni 2020

Oleh :
Achmad Maulana, ST
Manager – Geotechnical KJA
OUTLINE
Pendahuluan

Pengelolaan Geoteknik

Contoh Kasus dan Penanganannya

Penutup

2
LOKASI WP PKP2B KIDECO

PKP2B Tahun 1982 masa kontrak 30 tahun


(1993 – 2023) luas konsesi : 47.400 Ha

Awal produksi 1993 ( 1.2 juta ton) dan secara kumulatif 500
juta ton (Des 2018)
Rencana Produksi 2020 : 29.65 Juta ton

KAB. PASER PROP. KALTIM

Pinang
Jatus

Susubang
Uko

Roto
Samurangau Coal SM (4,200 GAR)
Coal RS (>4,700 GAR)

Samu Biu

3
Pit SM SEBARAN & PENAMPANG BATUBARA

Pit RTN

Geology Local :
Termasuk Sub-Cekungan Paser,
satuan batuan berumur Pra – tresier
sampai kuarter.
Pit RTM Sebagian besar batuan sedimen dari
Formasi Warukin dan sisanya
ditempati oleh formasi : Berai, Tuyu,
Pitap, Haruyan serta Endapan Aluvial

Coal SM (4,200 GAR)


Coal RS (>4,700 GAR)

Pit RTS

4
Geoteknik Tambang
adalah pengelolaan teknis pertambangan yang meliputi penyelidikan,
pengujian conto, dan pengolahan data geoteknik serta penerapan
rekomendasi geometri dan dimensi bukaan tambang, serta pemantauan
kestabilan bukaan tambang.
(Kepmen ESDM RI NO.1827 K/30/MEM/2018 - 7 Mei 2018)

Spesifik

Pengelolaan Resiko Geoteknik


(Geotechnical Risk Management)

5
MENGAPA PENGELOLAAN RESIKO GEOTEKNIK SANGAT PENTING ?

Mining Hasil Operasional


aman lancar
Area optimal dan Ekonomis

Baik

Geoteknik Control Man Power

Equipment
Safety
Objek Tidak Baik
permasalahan Reserved
Environmenttal
Tool

Time & Cost


Safety issue,
Enviromental issue,
Lost time, Loss cost,
Reserve
Instability

6
Menerapkan Geoteknik Risk Management, ibarat memasang “rem” di
mobil.

Rem bukan untuk membuat laju kendaraan semakin pelan, tetapi membuat
kita menjadi berani melaju kencang dan semakin kencang…

7
Key Activity
Pengelolaan Geoteknik di Kideco:

1. Organization
2. Administrative
3. Engineering Control
4. Support Tools
5. Slope Monitoring
6. Geotechnical Inspection
7. Geotechnical Investigation

8
1. Organization
• Pembentukan organisasi khusus pengelola Geoteknik

Operation
Director

Manager

Ast. Manager Ast. Manager


Inspection Section Analysis Section

Tim Lab Test


Survey/Geology

Engineer-1 Engineer-2 Engineer-3 Engineer-4

Drafter

Tim Geotek Tim Geotek Tim Geotek Tim Geotek Peran aktif
Kontraktor-1 Kontraktor-2 Kontraktor-3 Kontraktor-4
2. Administrative :
1. Pembuatan dan sosialisasi SOP,
2. Training pengelolaan geoteknik

In-house Training Geoteknik untuk Peningkatan


Kompetensi dengan Trainer : Prof. Dr. Ir.
Irwandy Arif, M.Sc.

Sosialisasi SOP 10
Weekly Meeting Geoteknik
3. Engineering Control :
• Pembuatan kajian geoteknik terhadap desain atau kasus kegagalan geoteknik
• Memberikan rekomendasi geoteknik a.l : cut back, counterweight, dll

Slope Stablity Analysis

Drain Hole Cut back Counterweight

11
Nilai Faktor Keamanan dan Probabilitas Longsor Lereng
Tambang (untuk Studi Kelayakan) berdasarkan
Kepmen ESDM RI NO.1827 K/30/MEM/2018 - 7 Mei 2018

Kriteria dapat diterima (Acceptance Criteria)


Keparahan
Longsor Faktor Faktor Keamanan Probabilitas
Jenis Lereng (Consequenc Keamanan (FK) (FK) Dinamis (min) Longsor
es of Statis (Min) (Probability of
Failure/CoF) Failure) (maks)
PoF (FK≤1)
Lereng tunggal Rendah s.d. 1,1 Tidak ada 25-50%
(single slope) Tinggi
Rendah 1,15-1,2 1,0 25%
Inter-ramp Menengah 1,2-1,3 1,0 20%
Tinggi 1,2-1,3 1,1 10%
Lereng Rendah 1,2-1,3 1,0 15-20%
Keseluruhan Menengah 1,3 1,05 10%
(Overall Slope) Tinggi 1,3-1,5 1,1 5%

12
Design Criteria of Bench and Slope

PIT WASTE DUMP


AREA Height Berm Single Overall Height Berm Single Overall
(m) (m) (o) (o) (m) (m) (o) (o)

RTN 8 5.9 45 27 - 30 5 10 27 - 30 15 - 20
RTM 8 5.9 45 27 - 30 5 10 27 - 30 15 - 20
RTS 8 5.9 45 27 - 30 5 10 27 - 30 15 - 20
SMA 8 5.9 45 27 - 30 5 10 27 - 30 15 - 20
SMB 8 5.9 45 27 - 30 5 10 27 - 30 15 - 20
SSB 8 5.9 45 27 - 30 5 10 27 - 30 15 - 20

13
Kriteria Keparahan Longsor
(consequences of failure)
Tinggi bila ada konsekuensi terhadap:
1. kematian manusia;
2. cidera berat manusia lebih dari 3 orang;
3. kerusakan sarana dan prasarana Pertambangan lebih dari 50 %;
4. terhentinya produksi lebih dari 24 jam;
5. cadangan hilang dan tidak bisa diambil; dan/atau
6. kerusakan lingkungan yang berdampak sampai ke luar wilayah IUP termasuk
pemukiman;
Menengah bila ada konsekuensi terhadap:
1. cidera berat manusia;
2. kerusakan sarana dan prasarana pertambangan dari 25%;
3. terhentinya produksi lebih dari 12 jam sampai kurang dari
24 jam;
4. cadangan tertimbun tetapi masih diambil; dan/atau
5. kerusakan lingkungan di dalam wilayah IUP.

Rendah bila ada konsekuensi terhadap:


1. cidera ringan manusia;
2. kerusakan sarana dan prasarana pertambangan
kurang dari 25% dan/atau
3. terhentinya produksi kurang dari 12 jam;

14
4. Support Tools :
• Penyediaan alat-alat (tools) untuk mendukung kegiatan geoteknik tambang al :
drilling machine, rock laboratory, survey and monitoring tools, and software

Direct Shear Test

Triaxial & UCS Test

Drilling Machine

Physical Characteristic Test


Brazilian Test
Indirect Tensile Test 15
Survey and Monitoring Tools

Total Station GPS - RTK Robotic Total Station

Laser Scanner

Crack Meter

Slope Stability Radar

16
Software

SLIDE-5 PHASE-2
Metode Kesetimbangan Batas (Limit Metode Beda Hingga (Finite
Equilibrium Method) Element Method)

RS 3

17
5. Slope Monitoring :
• Pemasangan sistem monitoring kestabilan lereng
• Pemantauan dan evaluasi hasil monitoring
Metode Pemantauan :
1. Periodik : menggunakan alat TS (Total Station), Laser Scanner, dan GPS-
RTK
2. Real Time : menggunakan alat Crackmeter, RTS, dan SSR (Slope Stabilty
Radar)

Tabel Keriteria Status Slope Berdasarkan Nilai Pergerakan Lereng

Displacement
Resiko Kondisi Status Respon
(cm/hari)

Low Safe Normal < 1.5 Montoring : 1 kali bulan/minggu

Monitoring : 1 kali per hari


Medium Warning Waspada 1.6 - 6.0 Tindakan : evaluasi stabilitas slope,
penambangan dilanjutkan+maintenance

Monitoring : 2 kali per hari


High Critical Siaga 6.1 - 15.0 Tindakan : monitoring intensif dan
maintenance

Extreme Supercritical Bahaya > 15 Tindakan : Evakuasi

18
Evaluasi Kondisi Kestabilan Lereng

PIT WD

19
6. Geotechnical Inspection :
• Melakukan kegiatan inspeksi rutin aspek geoteknik
• Melakukan penilaian resiko (risk assessment)

20
7. Geotechnical Investigation :
• Melakukan kegiatan penyelidikan geoteknik
• Melakukan test laborat untuk sample geoteknik

Geotechnical Drilling
Soil Sampling

Insitu Shearbox Test

Rock Testing

21
Failure pada Out Pit Dump
Longsor WD1M – Des 2014

Failure Area = 200 ha

Tension Crack

Penyebab Longsor
1. Tidak tersedianya sistem saluran permukaan yang baik sehingga menambah infiltrasi dan
peningkatan tekanan air pori .
2. Terjadinya softening material karena pelapukan dan adanya air (permukaan dan infiltrasi).
3. Kaki timbunan kurang dipersiapkan untuk bisa berfungsi sebagai counterweight.
4. Proses penimbunan tidak menghasilkan pemadatan yang memadai.
5. Intensitas hujan yang tinggi.
22
Peta Situasi Saat Setelah Terjadi Longsor

Drain Channel

Failure Boundary

Sliding Area 265 Ha

23
Rencana Penanganan Longsor

Jangka Pendek (Short Term)


1. Pemasangan Patok Monitoring
2. Pembuatan Tanggul Sementara (Temporary Dam)
3. Reshaping dan Perapihan dan Pengaturan Air Permukaan
4. Pembuatan Tanggul Penguat (Reinforcement Bund wall) sistem Panel
Jangka Panjang (Long Term)
1. Monitoring dan Evaluasi Kestabilan Lereng
2. Kajian dan Rekomendasi Geoteknik
3. Penyelesaian Counterweight (Tahap-1) Sisi Selatan
4. Pembuatan Interlock untuk pondasi Counterweight sisi Utara
5. Pemasangan Sub Surface Drainage
6. Pembuatan Conterweight (Tahap-2) Sisi Utara

24
Investigasi Geoteknik
As Counterweight
1. Pengeboran SPT sebanyak 3 titik dengan 2
titik di lokasi as counterweight dan 1 titik di
lokasi disposal.
Failure Area
2. Pengambilan sample tanah tak terganggu UDS
(undisturbed soil sample) dan lumpur (mud) di
area waste dump.
3. Pengujian Soil Mechanic di Laboratorium (LAPI
ITB) untuk mendapatkan parameter material
timbunan dan lumpur.
4. Pembuatan observation well sebanyak 1 hole
pada area timbunan dan melakukan pumping
test – hasil : poor drainage material

Pelaksanaan Undisturbed Sample Soil


Pelaksanaan SPT (Standard Penetration Test) Pelaksanaan Pumping Test
6/25/2020 25
25

25
Rekomendasi Geoteknik (Konsultan PT. LAPI – ITB)
1. WD.M1 masih bisa dilakukan penambahan beban disposal sebanyak 30 juta bcm (ML + 170).
2. Desain untuk Waste Dump : overall slope 6.5 (≈ 7) derajat dengan inter ramp pada bench ke-
6 selebar 70 m (elevasi + 140), tinggi tiap bench 5 m dengan dengan slope 30 derajat lebar
bench 35 m.
3. Desain untuk Counterweight : overall slope 12.5 (≈13) derajat, dengan lebar top 90 m (elevasi
+ 110) , tinggi tiap bench 5 m dengan slope 30 derajat dan lebar bench 14 m.
4. Perlu ada loading lumpur dibawah rencana Conterweight Tahap-2 sebagai interlock untuk
lebih menambah tingkat kestabilan WD.M1
5. Perlu ada pemasangan horizontal sub surface drainage untuk lebih menjamin agar timbunan
WD.M1 tidak dalam kondisi full saturated.
6. Kegiatan rutin minimal sehari sekali untuk monitoring displacement pada untuk WD.M1 harus
dilakukan sampai kondisi benar-benar stabil.
Timbunan Baru WD 1M

Timbunan Counterweight
ML + 170

ML + 140

ML + 110

Timbunan Lama WD 1M Interlock Counterweight Sub Surface Drainage

26
Hasil kajian geoteknik LAPI ITB

Plan - Sub Surface Drainage

27
Strategi Penanganan Longsor

6. Sub Surface Drain 1. Temporary Dam


2. Reshaping dan Pengaturan Air
Permukaan

5. Interlock C/W
3. Tanggul Penguat
7. Counterweight
Tahap-2 (sisi Utara)

4. Counterweight
Tahap-1 (sisi Selatan)

28
1. Pembuatan Tanggul Sementara (Temporary Dam)

Tujuan : untuk menahan pergerakan material lonsoran (berupa material lunak dan lumpur) agar tidak
masuk ke dalam kolam sedimen pond.
Prosedure pekerjaan :
• Dibuat tanggul sementara di up stream dan down stream untuk menahan lumpur
• Dilakukan loading lumpur bagian tengah
• Setelah lumpur terambil, dilakukan backfilling dengan material bagus, pemadatan per 1 layer.

Section A_A

Section B_B

Loading Lumpur pada Pondasi Tanggul Tanggul Sementara yang Sudah Selesai

29
2. Reshaping dan Pengaturan Air Permukaan
• Pembuatan tanggul untuk blocking CA di
sekitar WD
• Membagi aliran air menjadi dua bagian (kanan
dan kiri)
• Pembuatan saluran drain di sisi Utara dan
Saluran Drainase (sisi Utara)
Selatan
• Mengurangi genangan air dengan merelease air
keluar dan meleveling area kantong air.

Pengaturan Air Permukaan


Reshaping Area

Saluran Drainase
(sisi Selatan)

Pengarahan Reshaping dan Perapihan Slope Timbunan


Aliran Air

Pengarahan
Aliran Air
Blocking Catchment Area

30
Achmad Maulana - Kideco
3. Pembuatan Tanggul Penguat
a. Tujuan memperkuat lereng waste dump dan berfungsi juga
sebagai acces road untuk reshaping dan pengendalian air
permukaan. Dibentuk seperti bund wall dengan sistem frame
atau panel.
b. Prosedur penimbunan adalah sbb :
• Dilakukan setelah kondisi displacement timbunan
menunjukkan trend stabil (base monitoring)
• Dimulai dari bawah dengan arah Timur ke Barat
(melawan arah displacement) bagian bawah dengan
arah penimbunan dari Utara menuju ke Selatan.
Tanggul ditimbun dengan sistem per layer (1.5 m) dan
dipadatkan dengan dozer dan HD.
35 m
3m
30°
Tipikal Tanggul Penguat

Tanggul Penguat Sisi Selatan Tanggul Penguat sisi Utara


31

31
4. Counterweight Tahap-1 – sisi Selatan

Tujuan : memperkuat pondasi Counterweight sisi Utara, dengan


cara membuat semacam kuncian yang terlebih dahulu dilakukan
loading material lunak dan selanjutnya dibackfill dengan material
bagus.

32
5. Pembuatan Interlock – Pondasi Counterweight Sisi Utara

Tujuan : memperkuat pondasi Counterweight sisi Utara, dengan


cara membuat semacam kuncian yang terlebih dahulu dilakukan
loading material lunak dan selanjutnya dibackfill dengan material
bagus.

Timbunan
WD.M1 Baru

Loading Material Lunak pada Pondasi Interlock yang Sudah di Backfilled

33
6. Pemasangan Sub Surface Drainage

Geotextile Gravel

Drain Outlet

Sub Surface Drain (4 lines)

34
7. Pembuatan Counterweight Tahap-2 – sisi Utara

Tujuan : memperkuat kaki disposal di sisi Utara dengan membuat


semacam timbunan dengan material bagus dan pemadatan yang
terkontrol ( 2 m per layer).

35
Metode Penimbunan pada WD1 – M

Timbunan Baru Final Desain

Timbunan Baru per layer : 2.5 m


Patok Monitoring

Arah Penimbunan
ML + 170

ML + 140

ML + 110

Timbunan Counterweight
Timbunan Lama

36
Metode Penimbunan
1. Pemasangan patok (prisma) monitoring pergerakan lereng
(displacement) sebanyak 10 titik dan dilakukan pemantauan secara rutin
(per hari) untuk memastikan kondisi counterweight aman dan stabil selama
proses penimbunan.
• Kontrol Displacement : batas displacement maksimum 15 cm/hari
• Kontrol settlement : batas setllement maksimum yang diijinkan adalah
1.14 m (sampai elevasi +140 m)

2. Jika terjadi Penimbunan dilakukan sistem layer by layer dengan tinggi


layer maksimal 2.5 m dengan tinggi tiap bench 5 m, single slope 30 derajat
dan lebar bench 35 m.

3. Penimbunan dimulai dari kaki rencana timbunan secara merata (layer-1)


dan selanjutnya berkelanjutan yang dimulai lagi dari kaki/ujung disposal
sebelumnya sampai menuju elevasi rencana untuk tahun 2016 + 140,
maksimal + 170.
Metode Penimbunan pada WD1 – M

Max. 5 m

Max. 5 m

Max. 5 m

38
Sistem Monitoring
Velocity (cm/day) Total Displacement (m)
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
3. Last Status

10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00

0.00
2.00
4.00
6.00
8.00

1-Jan-16
1-Jan-16 8-Jan-16
Location Area

8-Jan-16 15-Jan-16
15-Jan-16 22-Jan-16
1. Total displacement

22-Jan-16 29-Jan-16
29-Jan-16 5-Feb-16
5-Feb-16 12-Feb-16
12-Feb-16
Period of Monitoring Slope

19-Feb-16
19-Feb-16 26-Feb-16
26-Feb-16 4-Mar-16
2. Movement Velocity Periodic

4-Mar-16 11-Mar-16
11-Mar-16 18-Mar-16
18-Mar-16 25-Mar-16

Average Velocity
25-Mar-16 1-Apr-16
1-Apr-16 8-Apr-16
:

8-Apr-16
:
:
:
:

15-Apr-16
15-Apr-16 22-Apr-16
22-Apr-16 29-Apr-16
29-Apr-16 6-May-16
6-May-16 13-May-16
13-May-16 20-May-16
20-May-16 27-May-16
27-May-16 3-Jun-16
3-Jun-16 10-Jun-16
10-Jun-16 17-Jun-16
17-Jun-16 24-Jun-16
24-Jun-16 1-Jul-16
1-Jul-16 8-Jul-16
Hasil Monitoring Displacement WD1M
1.44
5.17

8-Jul-16
SAFE

15-Jul-16
1-Jan-16

15-Jul-16 22-Jul-16
22-Jul-16 29-Jul-16
29-Jul-16 5-Aug-16
5-Aug-16 12-Aug-16
12-Aug-16
Rainfall

19-Aug-16
SAFE ZONE ( v <1.5 cm/day)

19-Aug-16 26-Aug-16
WD 1 M - Pit RTM

26-Aug-16 2-Sep-16
2-Sep-16 9-Sep-16
until

9-Sep-16 16-Sep-16
cm/day

16-Sep-16 23-Sep-16
23-Sep-16 30-Sep-16
30-Sep-16 7-Oct-16
7-Oct-16 14-Oct-16
14-Oct-16 21-Oct-16
21-Oct-16 28-Oct-16
REGRESIVE

28-Oct-16 4-Nov-16
4-Nov-16 11-Nov-16
11-Nov-16 18-Nov-16
18-Nov-16 25-Nov-16
25-Nov-16 2-Dec-16
Date

2-Dec-16 9-Dec-16
Date

9-Dec-16 16-Dec-16
16-Dec-16 23-Dec-16
23-Dec-16 30-Dec-16
30-Dec-16 6-Jan-17
6-Jan-17 13-Jan-17
13-Jan-17 20-Jan-17
20-Jan-17 27-Jan-17
27-Jan-17
31-Oct-17

3-Feb-17
Graph of Total Displacement

3-Feb-17
Graph of Velocity Movement

10-Feb-17
10-Feb-17 17-Feb-17
17-Feb-17 24-Feb-17
24-Feb-17 3-Mar-17
3-Mar-17 10-Mar-17
WARNING ZONE (1.5 cm/day < v < 6 cm/day)

10-Mar-17 17-Mar-17
SUMMARY MONITORING PIT REPORT

17-Mar-17 24-Mar-17
24-Mar-17 31-Mar-17
31-Mar-17 7-Apr-17
7-Apr-17 14-Apr-17
#REF!

14-Apr-17 21-Apr-17
21-Apr-17 28-Apr-17
28-Apr-17 5-May-17
5-May-17 12-May-17
12-May-17 19-May-17
19-May-17 26-May-17
26-May-17 2-Jun-17
2-Jun-17 9-Jun-17
9-Jun-17 16-Jun-17
16-Jun-17 23-Jun-17
23-Jun-17 30-Jun-17
30-Jun-17 7-Jul-17
7-Jul-17 14-Jul-17
14-Jul-17 21-Jul-17
21-Jul-17 28-Jul-17
28-Jul-17 4-Aug-17
4-Aug-17 11-Aug-17
11-Aug-17 18-Aug-17
18-Aug-17 25-Aug-17
25-Aug-17 1-Sep-17
1-Sep-17 8-Sep-17
8-Sep-17 15-Sep-17
15-Sep-17
CRITICAL ZONE (6 cm/day < v < 15 cm/day)

22-Sep-17
22-Sep-17 29-Sep-17
29-Sep-17 6-Oct-17
6-Oct-17 13-Oct-17
13-Oct-17 20-Oct-17
20-Oct-17
39

27-Oct-17
27-Oct-17
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200

Rainfall (mm)
Kondisi Disposal sudah Stabil

40
1. Geoteknik tambang pada operasional pertambangan batubara
sangat penting dan sangat diperlukan untuk menjamin
terciptanya operasional penambangan yang aman lancar dan
ekonomis.

2. Secara spesifik geoteknik tambang di Kideco dilaksanakan


dalam bentuk Pengelolaan Resiko Geoteknik.

3. Kideco dalam melaksanakan Pengelolaan Resiko Geoteknik


melibatkan peran aktif kontraktor sehingga diperoleh hasil
yang efektif dan efisien.

41
TERIMA KASIH

Geotechnic Team

“ Making Mining Safe and Optimum”

Anda mungkin juga menyukai