Anda di halaman 1dari 21

1

Perencanaan Tambang
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN PERENCANAAN
Perencanaan adalah penentuan persyaratan teknik pencapaian sasaran
kegiatan serta urutan teknis pelaksanaan dalam berbagai macam kegiatan yang
harus dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan.
Perencanaan Tambang:

Bagaimana kita biasa membuat rancangan tambang dalam jangka waktu


tertentu secara aman dan menguntungkan.
Bagaimana menentukan tahapan penambangan

B. TUJUAN PERENCANAAN TAMBANG


Adapun tujuan dari perencanaan tambang adalah membuat suatu rencana
produksi tambang untuk sebuah cebakan biji yang akan:
Menghasilkan tonase biji pada tingkat produksi dengan biaya yang
semurah mungkin
Menghasilkan aliran khas (Cash Flow) yang akan memaksimalkan
beberapa kriteria ekonomik.
C. MASALAH PERENCANAAN TAMBANG
Masalah perencanaan tambang merupakan masalah yang kompleks
karena merupakan problem geometri tiga dimensi yang selalu berubah dengan
waktu. Geometri tambang bukan satu-satunya parameter yang berubah dengan
waktu. Parameter-parameter ekonomi penting yang lainpun sering merupakan
fungsi waktu pula.
D. BIAYA PERENCANAAN
Biaya perencanaan (Lee, 1984) bervariasi bergantung kepada ukuran dan
factor alamiah proyek, tipe dari studi yang dilakukan, jumlah alternative yang
hars diteliti dan sejumlah factor lain.
Atau bisa dinyatakan dalam persamaan berikut:
Biaya = f ( ukuran dan sifat dari proyek, jenis studi, jumlah alternative yang
diinvestasikan dll)
Dalam rangka menghitung biaya, biasanya dinyatakan sebagai persentase
dari biaya modal dari biaya proyek:

Studi konseptual
Studi pra kelayakan
Studi kelayakan

= 0,1 0,3 % dari biaya total


= 0,2 0,8% dari biaya total
= 0,5 1,5% dari biaya total

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

Perencanaan Tambang

E. AKURASI DARI ESTIMASI


1. Tonase dari Kadar
Pada tahap study kelayakan, karena pengambilan sampel yang
banyak dan pemeriksaan yang berulang, kadar rata-rata dari penambangan
dari berbagai tonase yang diumumkan, disukai karena diketahui memiliki
limit yang dapat diterima, katakanlah 5% dan diturunkan dari metode
statistik yang standar.
Walaupun tonase yang pasti dari bijih mungkin untuk tambang
terbuka diketahui jika pemboran eksplorasi dari permukaan, namun tonase
ultimate dari banyak endapan bervariasi karena tergantung pada biaya harga
dihubungkan dengan panjang waktu proyek.
2. Unjuk Kerja
Unit-unit dari penambangan open pit sudah memiliki rate unjuk kerja
yang stabil dan biasanya dicapai jika bekerja dalam organisasi yang baik dan
pengorganisasian alat secara tepat.
3. Biaya
Umumnya akurasi dalam modal atau operasi estimasi biaya operasi
kembali pada akurasi dalam kuantitas, kuota yang ada atau unit harga,
kecukupan ketentuan untuk ongkos tidak langsung dan overhead. Tendensi
terakhir menunjukkan adanya batas yang meningkat.
Normalnya, range yang biasa diterima untuk akurasi yeng diberikan
sebagai berikut:
Faktor kesalahan dari studi konseptual + 30% dari biaya total
Faktor kesalahan dari pra studi kelayakan + 20% dari biaya total
Factor kesalahan daru studi kelayakan + 10% dari biaya total
4. Harga Dan Perolehan
Pendapatan selama umur tambang adalah kategori utama dari uang.
Itu harus membayar seluruhnya, termasuk pembayaran kembali dari
investasi awal dari uang, karena pendapatan adalah dasar yang terbesar
dalam mengukur faktor ekonomi tambang sehinggah lebih sensitive
mengubah penerimaan dari pada mengubah faktor- faktor yang lain dari
jenis-jenis pengeluaran.
Penerimaan ditentukan oleh kadar, recovery, dan harga dari produk
metal.oleh karenanya harga adalah: (a) sejauh ini sangat sulit untuk
diestimasi dan (b) suatu jumlah yang besar diluar control estimator.

BAB II
PENAKSIRAN CADANGAN BIJIH (REVIEW)

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

Perencanaan Tambang

A. PENTINGNYA PENAKSIRAN CADANGAN

Memberi taksiran dari kuantitas (ton) dari cadangan bijih.


Memberikan perkiraan 3-dimensi dari cadangan bijih serta distribusi
ruang (Spatial) dari nilainya.
Jumlah cadangan menentukan umur tambang.
Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan
taksiran cadangan.

Karena semua keputusan teknis diatas amat tergantung padanya,


penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan berat tanggung
jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan.
B. PERSYARATAN DARI PENAKSIRAN CADANGAN

Suatu taksiran cadangan harus mencerminkan secara tepat kondisi


geologis dan karakter/sifat dari mineralisasi.
Harus sesuai dengan tujuan dari evaluasi.
Harus berdasarkan pada data faktual yang diolah atau diperlakukan
secara objektif. Pembobotan yang berbeda harus dengan dasar yang
jelas.
Metode penaksiran yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat
dicek/diperiksa.

C. MODEL KOMPUTER
1. Model Blok Teratur (Regular Block Model)
a. Cebakan bijih dan daerah sekitarnya dibagi menjadi unit-unit yang lebih
kecil.
b. Tiap-tiap blok memiliki atribut-atribut seperti jenis batuan, jenis alterasi,
jenis mineralisasi dll.
c. Model blok teratur adalah model computer yang paling umum dipakai.
2. Gridded Seam Model
a. Untuk pemodelan batubara dan cebakan-cebakan berlapis lainnya
b. Cebakan mineral dan daerah sekitarnya dibagi menjadi sel-sel yang
teratur dengan lebar dan panjang tertentu.
c. Dimensi vertikalnya tidak dikaitkan dengan tinggi jenjang tertentu.
3. Model Blok Tak Teratur (Irreguler Block Model)
a. Blok-blok berukuran amat besar dapat digunakan dalam daerah-daerah
tepi yang tidak termineralisasi, dimana informasi detail tidak diperlukan.
Sebaliknya, blok-blok berukuran kecil dapat diterapkan didaerah
mineralisasi bijih yang penting dimana detail diperlukan.

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

Perencanaan Tambang

b. Namun demikian, model semacam ini tidak mudah dipindahkan dari


suatu perangkat lunak keperangkat lunak lainnya.
D. DATA UTAMA
1. Geologi (hasil logging geologi dari data pemboran, percontohan yang
refresentatif dan peta-peta geologi dari pemetaan permukaan)
2. Data kadar (Assay Data) seperti sertifikat kadar dan analisa statistic serta
komposit.
3. Data Lokasi (data survey koordinat dari titik bor dan data-data survey
bawah tanah serta deviasi pemboran)
4. Peta-peta topografi.
E. METODA-METODA PENAKSIRAN
1. Penaksiran cadangan secara manual(Cross-Section)
2. Metoda poligon
3. Metoda segitiga
4. Metoda jarak terbalik ( Inverse Distance Method)
5. Metode Geostatistik dan Kriging
F. PEMERIKSAAN DARI SUATU MODEL CADANGAN MINERAL
1. Bandingkan peta-peta dari data pemboran dengan peta-peta yang sama untuk
model blok.
2. Lakukan perbandingan secara statistic antara kadar blok dan kadar percontoh
yang digunakan.
3. Lakukan perhitungan cadangan yang terpisah, secara manual atau
menggunakan computer.
4. Untuk tambang yang sudah berjalan, satu cara yang biasa digunakan untuk
mengetahui kinerja model cadangan adalah membandingkan dengan
produksi historis.
5. Lakukan pemeriksaan yang rinci terhadap data assay pemboran itu sendiri.

BAB III
KADAR BATAS, NISBAH PENGUPASAN, DAN KADAR
EKIVALEN
A. PERHITUNGAN KADAR BATAS ( CUT-OFF GRADE)
1. Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-Off Grade = BECOG)

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

Perencanaan Tambang

Dalam pertambanagan, yang ingin diketahui adalah berapa kadar bijih


yang menghasilkan angka yang sama antara pendapatan yang diperoleh dari
penjualan bijih dengan biaya yang dikeluarkan untuk menambang dan
memprosesnya.

BECOG=

Ongkos( Mine+ Mill+G A)


( Harga jualSRF ) x Mill Rec . x Smelter Rec . x Faktor

2. Kadar Batas Internal (Internal Cut-Off Grade = ICOG)


Gunakan persamaan yang sama (seperti BECOG) hanya dalam hal ini
ongkos penambanagan tidak dimasukkan atau nol.
3. Kadar Batas Proses
Bila tingkat produksi dari pabrik pemrosesan bijih telah ditentukan,
maka perhitungan cut-off grade harus memasukkan ongkos G&A.
Sebaliknya, bila tingkat produksinya tidak tertentu, maka kadar batas
dapat dihitung tanpa memasukkan ongkos-ongkos G&A.
Kadar batas ini kadang-kadang disebut kadar batas pengolahan, yakni
kadar terendah yang dapat menutupi biaya pengolahan langsung.
B. NISBAH PENGUPASAN PULANG POKOK (Break Even Stripping Ratio =
BESR)
1. Nisbah pengupasan didefinisikan sebagai nisbah dari jumlah material penutup
(Waste) terhadap jumlah material bijih (Ore). Pada tambang bijih, nisbah ini
biasanya dinyatakan dalam ton waste/ton ore. Di tambang batubara sering
dipakai m waste/ton batubara.
SR=

Ton Waste
Ton Ore

atau

SR=

Ton Waste
Ton Ore

-1

Untuk geometri penambangan yang ditetapkan, nisbah pengupasan merupakan


fungsi dan kadar batas.
2. Untuk mengetahui berapa jumlah tanah penutup yang dapat dikupas Jika kadar
bijih diketahui dan jika semua keuntungan bersih dari menambang bijih tersebut
dipakai untuk mengupas tanah penutup (Waste stripping), maka inilah konsep
BESR.

BESR =

( PendapatanOngkos PenambanganPengolahan ) / Ton bijih


Ongkos Pengupasan(Waste)

C. PERHITUNGAN KADAR EKIVALEN


Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

Perencanaan Tambang

1. Bilamana dalam cebakan bijih kita dapati lebih dari satu mineral (utama dan
ikutan), biasanya perlu dipakai konsep dasar ekivalen untuk mengevaluasinya.
2. Pertama kali, kita defenisikan dahulu NSR ( Net Smelter Return) sebagai nilai
kotor dari satu ton bijih setelah dikurangi dengan ongkos-ongkos smelting,
refining, dan freight (SRF).
3. Kadar ekivalen dapat pula dipahami sebagai kadar yang menghasilkan gabungan
nilai NSR dari semua mineral yang ada.

BAB IV
PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN
A. PERTIMBANGAN EKONOMIS
1. Cut Off Grade
Ada 2 pengertian tentang Cut Off Grade, yaitu:
a. Kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan
keuntungan apabilah ditambang.
b. Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih
memberikan keuntungan apabilah ditambang.
Cut Off Grade inilah yang akan menentukan batas-batas atau besarnya
cadangan, serta menentukan perlu tidaknya dilakukan mixing/blending.

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

Perencanaan Tambang

2. Break Even Stripping Ratio (BESR)


Untuk menganalisa kemungkinan system penambangan yang akan
digunakan, apakah tambang terbuka atau tambang bawah tanah, maka
dipelajari BESR, yaitu perbandingan antara biaya penggalian Ore dengan
biaya pengupasan Overburden atau merupakan perbandingan biaya
penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka. BESR ini juga
disebut over all stripping ratio.

BESR =

Underground mining cost /tonoreopen pit mining cost /tonore


open pit stripping cost /tonwaste

B. PERTIMBANGAN TEKNIS
1. Ultimate pit slope
Ultimate pit slope adalah batas akhir atau paling luar dari suatu tambang
terbuka yang masih diperbolehkan dan pada kemiringan ini, jenjang masih
tetap mantap (stabil).
Jadi dalam menentukan kemiringan lereng suatu tambang harus ditinjau
dari dua segi, yaitu:
Dari segi ekonomis masih menguntungkan
Dari segi teknis keamanannya masih bisa dijamin
Factor-faktor yang mempengaruhi kemiringan lereng (Ultimate pit slope)
suatu tambang adalah:
BESR yang masih diperbolehkan
Struktur geologi yang meliputi joint, bidang-bidang geser, dll
Ada air, yaitu kandungan air tanah didalam lapisan-lapisan.
Unsur waktu.
2. Sistem penirisan
Secara garis besar sistem penirisan Tambang (drainage system) dapat
dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Sistem penirisan langsung
Yaitu sistem penirisan dengan cara mengeluarkan (memompa) air yang
sudah masuk kedalam tambang.
Sistem penirisan langsung dibedakan menjadi 2 yaitu:
Penirisan dengan tunnel atau adit yaitu air dikeluarkan melalui
terowongan (tunnel/adit).
Penirisan dengan open sump yaitu air yang masuk kedalam
tambang dikumpilkan pada suatu sumuran (sump) yang biasanya
dibuat di dasar tambang dan dari sumuran tersebut air dipompa
keluar tambang.
b. Sistem penirisan tidak langsung

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

Perencanaan Tambang

Yaitu sistem penirisan dengan cara mencegah masuknya air kedalam


tambang (preventive drainage system) dengan cara membuat beberapa lubang
bor dibagian luar daerah penambangan atau di jenjang kemudian dari lubanglubang bor tersebut air dipompa keluar tambang. Ada beberapa macam
penirisan tidak langsung, yaitu:
Siemens method
Small pipe with vacuum pump
Deep well pump method
Electro osmosis methods

BAB V
PERANCANGAN BATAS AKHIR PENAMBANGAN
(PIT LIMIT DESIGN)
A. KONSEP DASAR
1. Data yang ada (model blok cebakan bijih dan data tekno-ekonomik)
2. Kadar batas pulang pokok dan nisbah pengupasan pulang pokok :
berdasarkan data ekonomik dan perolehan kita dapat menghitung BECOG
dan membuat suatu tabel yang menunjukkan BESR untuk berbagai kadar
batas.
3. Beberapa algoritma perancangan ( penentuan pit limit)
a. Metode penampang
b. Pemrogram dinamik 2 dimensi
c. Metode kerucut mengambang (Floating cone)3-D
d. Metode tiga dimensi lainnya:
Teori grafik (Grafh Theory)
3-D Dynamic programming
Aliran jaringan (Network flow)

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

Perencanaan Tambang

B. PERANCANGAN TAMBANG (MINE DESIGN) : DEFENISI DAN DASAR


PEMIKIRAN.
Istilah perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai bagian dari
proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah-masalah geometric.
Aspek perencanaan tambang yang tidak berkaitan dengan masalah
geometrik meliputi kebutuhan alat dan tenaga kerja, perkiraan biaya capital dan
biaya operasi.
Penentuan batas penambangan (final pit limit):
a. Tujuan yang ingin dicapai adalah menentukan batas-batas
penambangan pada suatu cebakan bijih.
Tidak diperhitungkan nilai waktu dari uang yang
menghasilkan bentuk pit yang paling besar untuk suatu set
parameter ekonomik tertentu.
Dengan menambakan factor bunga (interest) besar pit akan
berkurang.
b. Mengapa Factor nilai waktu pada uang tidak dimasukkan?, ada
beberapa alasan:
Untuk proyek dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari
15 tahun) tahap-tahap penambangan terakhir akan memiliki
dampak yang minimal terhadap tingkat pengembalian modal.
Selain itu, untuk proyek yang berjangka waktu panjang
seperti ini, cukup masuk akal bahwa factor teknologi yang
semakin canggih akan mengimbangi factor nilai waktu dari
uang
c. Walaupun butir (a) merupakan tujuan yang paling umum, ada
beberapa kasus terutama pada cebakan bijih dengan nisbah
pengupasan yang tinggi, dimana nilai waktu dari uang perlu
dipertimbangkan pada tahap awal dari evaluasi.
Berapa banyak energy yang harus dicurahkan untuk menentukan batas
penambangan?
a. Pada fase kelayakan suatu proyek yang berjangka panjang, memiliki
dampak yang minimal terhadap rate of return. Karena itu, tidak perlu
mencurahkan terlalu banyak waktu untuk perancangan batas
penambangan.
b. Untuk proyek penambangan yang memiliki waktu relatif singkat,
diperlukan energi dan waktu lebih banyak, terutama bila lereng akhir
akan dibuat pada tahap-tahap awal.

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

10

Perencanaan Tambang

Usaha yang serius dapat meliputi perancangan dua geometri pit yang
berbeda, lengkap dengan jalan angkutnya dan dengan lereng akhir
pada berbagai posisi yang berlainan, kemudian dipilih alternative
yang lebih baik.
c. Pada tahap-tahap belakangan, khususnya ketika lereng akhir dengan
nisbah pengupasan yang relative besar akan dibuat, energy yang besar
perlu dicurahkan untuk perancangan pit limit ini.
Studi kelayakan akan memakan waktu beberapa bulan. Beberapa
alternative rancangan dapat dibuat untuk melihat detail dari
penjadwalan produksi, kebutuhan alat serta ongkos-ongkos.

BAB VI
PENJADWALAN PRODUKSI
A. PENDAHULUAN
1. Suatu penjadwalan produksi tambang menyatakan, dalam periode waktu, ton
bijih, kadar dan pemindahan material total.
2. Sasarannya adalah menghasilkan suatu jadwal untuk mencapai beberapa sasaran
ekonomik.
3. Pada perancangan jangka panjang, kita akan menghasilkan suatu jadwal
produksi dan kemudian menentukan kebutuhan peralatan untuk mengoperasikan
jadwal tersebut. Pada jangka yang pendek mungkin fokusnya berbeda.
4. Selama proses penjadwalan, evaluasi beberapa alternative sering dilakukan.
5. Data masukan dasar adalah penyataan tonase dari tahap-tahap penambangan,
yaitu tabulasi ton dan kadar per jenjang dari material yang akan ditambang untuk
tiap tahap.
B. ASUMSI AWAL YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGEMBANGKAN
SUATU JADWAL
1. Tingkat produksi bijih untuk tiap periode waktu
a. Ditentukan dengan studi perbandingan tingkat produksi
b. Tingkat produksi dapat berubah dengan waktu
2. Cut off grade untuk tiap periode waktu
C. PENGAMATAN TERHADAP TABULASI CADANGAN PER JENJANG
UNTUK TIAP TAHAP

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

11
1.
2.
3.
4.

Perencanaan Tambang

Jenjang atas biasanya terdiri dari tanah penutup yang harus dikupas
Jenjang dasar umumnya terdiri dari kebanyakan bijih
Pada elevasi berapa akan terjadi peralihan dari tanah penutup ke bijih
Suatu kriteria dalam nisbah kupas.

D. KEBUTUHAN PENGUPASAN PRA PRODUKSI


1. Berapa banyak material penutup yang akan dikupas selama pra produksi?
2. Jumlah minimum adalah material penutup yang harus dipindahkan dari
pushback/tahap pertama.
3. Proses penjadwalan dapat mengindikasi jumlah material penutup.
4. Material bijih yang ditambang selama pra produksi biasanya ditumpuk
didekat crusher dan menjadi bagian bijih untuk tahun pertama.
E. PENENTUAN JADWAL PENGUPASAN MATERIAL PENUTUP
1. Jadwalkan bijih dari tahap-tahap peambangan sesuai urutannya.
2. Tabulasikan waste (atau material total) berdasarkan tahun
3. Puncak pemindahan waste berhubungan dengan pra-pengupasan yang
dibutuhkan pada setiap tahap.
F. KESEIMBANGAN JADWAL
1. Saat ini kita telah mempunyai tingkat produksi bijih dan pemindahan material
total berdasarkan periode waktu
2. Langkah berikutnya dalah menambang dari tahap bijih utama dan dari tahap
yang memerlukan pengupasan selama satu periode waktu untuk mencapai
sasaran produksi.
3. Setelah bijih dan waste dari tiap tahap ditentukan untuk suatu perioe waktu,
kadar untuk tahun itu dapat ditentukan sebagai ton rata-rata berbobot.
G. PETA TAMBANG
1. Setelah proses penjadwalan dilakukan, akan lebih muda membuat gambar
konseptual tentang keadaan tambang pada akhir untuk setiap tahun
2. Akan diketahui jenjang mana yang ditambang untuk setiap tahap selama satu
tahun dan akan didapatkan rancangan untuk tiap tahunnya.
3. Penting membuat peta agar kita dapat mengetahui apakah jadwal yang telah
dibuat dapat dilaksanakan.
H. STRATEGI KADAR BATAS ( CUT OFF GRADE STRATEGY)
1. Untuk Tambang yang mempunyai batas keuntungan yang cukup memadai,
jadwal yang terbaik akan dimulai pada cut off yang lebih tinggi dari break
even selama tahun-tahun awal.
2. Tambang dengan umur yang pendek dan keuntungan yang margin akan mulai
pada strategi internal cut off grade pada awal dan tetap pada kadar batas ini
untuk keseluruhan umum tambang.
3. Dengan sebuah program yang secara cepat dapat mengevaluasi jadwal,
strategi cut off yang terbaik dapat ditentukan dengan cara trial and error.

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

12

Perencanaan Tambang

4. Rule off thumb yang lain adalah mencoba mencapai penghasilan sekitar dua
kali biaya operasi untuk 4 atau 5 tahun pertama dari umur tambang.
Metode yang digunakan yaitu; metode manual dan metode komputer. Adapun
metode manual, jika ada parameter rancangan yang berubah, maka prosesnya harus
diulang kembali.
Penggunaan metode computer dapat menangani data dan alternative yang
lebih banyak. Adapun metode computer yaitu:
Computer assisted methods (dilakukan computer dibawah
pengawasan langsung desainer)
Automated Methods (tanpa campur tangan langsung insinyur).

BAB VII
PERANCANGAN PIT DAN PUSHBACK
A. SUDUT LERENG
1. Geometri Jenjang
Geometri jenjang terdiri dari tinggi jejang, sudut lereng jenjang tunggal,
dan lebar dari jenjang penangkap (catch bench). Rancangan geoteknik jenjang
biasanya dinyatakan dalam bentuk parameter-parameter untuk ketiga aspek ini.
Pada beberapa tambang terkadang digunakan konfigurasi multi-jenjang.
Dalam operasi di pit, pengontrolan sudut lereng biasa dilakukan dengan
menandai lokasi pucuk jenjang yang diinginkan dengan menggunakan bendera
kecil.
2. Sudut lereng inter-ramp vs. overall
a. Sudut lereng antar jalan adalah sudut lereng gabungan beberapa jenjang
diantara dua jalan angkut.
b. Sudut lereng keseluruhan adalah sudut yang sebenarnya dari dinding pit
keseluruhan, dengan memperhitungkan jalan angkut, jenjang penangkap dan
semua profil lain di pit wall.
c. Penggambaran dengan metoda garis tengah
B. JALAN ANGKUT
1. Letak Jalan Keluar Tambang
a. Untuk tambang yang baru, penting diperhitungkan dimana letak jalan-jalan
keluar dari tambang.
b. Topografi merupakan factor yang penting.
2. Lebar jalan
a. Tergantung pada lebar alat angkut, biasanya 4 kali lebar truk.
b. Lebar jalan seperti diatas memungkinkan lalu lintas dua arah.
3. Kemirigan jalan
a. Biasanya dirancang pada kemiringan 8% atau 10%
b. Untuk tambang-tambang besar, kemiringan jalan yang paling umum 8%.
c. Untuk jalan-jalan yang panjang, kemiringan 10% adalah kemiringan
maksimum yang masih praktis.
4. Pertimbangan keamanan
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

13

Perencanaan Tambang

a. Bila geometri pit memungkinkan, di lokasi jalan tambang dapat dibuat


belokan tanjakan darurat untuk menghentikan truk yang tidak terkontrol.
b. Tanggul pemisah ditengah jalan dapat dinuat beberapa tempat untuk tujuan
ini.

C. TAHAPAN TAMBANG ( MINING PHASES/PUSHBACK)


Pushback adalah bentuk-bentuk penambangan yang menunjukkan
bagaimana suatu pit akan ditambang, dari titik masuk awal hinggah ke bentuk
akhir pit.
Tujuan utama dari pentahapan ini adalah untuk membagi seluruh volume
yang ada dalam pit kedalam unit-unit perencanaan yang lebih kecil sehinggah
lebih muda ditangani.
Pushback biasanya dirancang mengikuti urutan penambangan dengan
algoritma floating cone untuk berbagai skenario harga komoditas.
Tahapan-tahapan penambangan yang dirancang secara baik akan
memberikan akses kesemua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang
cukup untuk operasi peralatan yang efisien.
Kriteria perancangan harus cukup lebar agar peralatan tambang dapat
bekerja dengan baik. Tak kurang pentingnya untuk memperlihatkan paling tidak
satu jalan angkut untuk setiap pushback, untuk memperhitungkan jumlah
material yang terlibat dan memungkinkan akses keluar.
Perlu diperhatikan bahwa penambahan jalan pada suatu pushback akan
mengurangi lebar daerah kerja dibawah lokasi jalan tersebut. Dan tambang kita
tidak akan pernah sama bentuknya dengan rancangan tahap-tahap penambangan.
Ini karena dalam kenyataannya, beberapa pushback akan aktif pada waktu yang
sama (dikerjakan secara bersamaan)
Peta penampang horizontal tampak atas memperlihatkan bentuk pit pada
akhir tiap tahap. Bila mungkin, tandai tiap tahap.
Peta penampang horizontal yang enunjukkan batas seluruh pushback
pada satu atau dua elevasi jenjang.
Peta penampang vertical tampak samping yang menunjukkan geometri
seluruh pushback sering berguna pula.

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

14

Perencanaan Tambang

BAB VIII
WASTE DUMP DAN STOCKPILE
A. PENDAHULUAN
Waste Dump adalah suatu daerah dimana suatu operasi tambang terbuka
dapat membuang material kadar rendah dan/ atau material bukan bijih yang
harus digali dari pit untuk memperoleh bijih kadar tinggi.
Stockpile digunakan untuk menyimpan material yang akan digunakan
pada saat yang akan dating.
B. JENIS DUMP
1. Valley Fill/Crest Dumps
Dapat diterapkan pada tempat yang mempunyai topografi curam.
Elevasi puncak ditetapkan pada awal pembuatan dump.
Dump dubangun pada angle of repose.
Diperlukan usaha yang cukup besar untuk pemadatan yang memenuhi
persyaratan reklamasi.
2. Terraced Dump / dump yang dibangun keatas.
Dapat diterapkan jika topografi tidak begitu curam pada lokasi dump
Dump dibangun dari bawah ke atas. Dalam lift biasanya 20-40 m
Ada untung ruginya dari segi ekonomi antara jarak horizontal untuk
perluasan lift.
Lift-lift berikutnya terletak lebih kebelakang, sehinggah sudut lereng
keseluruhan mendekati yang dibutuhkan untuk reklamasi.
C. PEMILIHAN LOKASI
1. Tergantung pada beberapa faktor:
a. Lokasi dan ukuran pit
b. Topografi dan volume waste rock
c. Batas KP/CoW dan jalur penirisan yang ada.
d. Persyaratan reklamasi dan kondisi pondasi
e. Peralatan penanganan material.
2. Selama rancangan detail dapat dipertimbangkan beberapa lokasi yang
berbeda untuk perbandingan factor ekonomik.
D. PARAMETER RANCANGAN
1. Angle off repose
2. Faktor pengembangan
3. Tinggi lift/jarak ``setback``
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

15

Perencanaan Tambang

4. Jarak dari pit limit


5. Makalah bonhet/kunze (surface Mining bab 5.6) merekomendasikan sedikit
tanjakan kearah dump crest dengan alas an penirisan keamanan.
E. PERHITUNGAN VOLUME
1. Penampang horizontal
2. Penampang vertical
3. Rancangan dump adalah dengan coba-coba (trial and error)
F. REKLAMASI
1. Untuk memenuhi syarat lingkungan pada umumnya dump akan dirancang
dengan kemiringan 2H:1V atau 2.5H:1V
a. Stabilitas jangka panjang
b. Memudahkan penanaman kembali
2. Mungkin harus ditimbun dengan topsoil atau overburdeb
3. Mungkin harus memelihara saluran air dalam kolam pengendapan sedimen.
4. Harus memantau air dari Dump (masalah air asam tambang dll).

BAB IX
EVALUASI FINANSIAL
A. PENDAHULUAN

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

16

Perencanaan Tambang

Tujuan evaluasi finansial adalah untuk menentukan apakah


pengembalian finansial kepada para pemilik usaha, konsisten dengan tujuan
perusahaan. Adapun aspek-aspek evaluasi finansial spesifik untuk pertambangan
yaitu:
Intensitas kapital
Masa pra-produksi yang panjang
Resiko besar
Sumber daya tak terbarukan,
mengambil/menjual asset (cadangan).

penghasilan

diperoleh

dengan

B. NILA WAKTU DARI UANG


Dalam ekonomi pasar bebas, nilai waktu dari uang terletak pada jantung
semua transaksi finansial.
Bunga (interest) adalah sewa yang dibayar untuk pemakaian uang.
a. FV = PV (1+i)
PV = Present value
b. PV = FV (1+i)
FV = future value
C. MENENTUKAN TINGKAT BUNGA (DISCOUNT RATE)
1. Walaupun telah ada kesepakatan tentang perlunya konsep nilai waktu dari
uang, pemilihan atau penentuan tingkat bunga yang pantas menjadi bahan
diskusi dan perdebatan
2. Komponen utama dari discount rate
a. Base Opportunity cost
b. Transaction cost
c. Increment resiko berbagai tingkat
d. Increment inflasi
D. PERHITUNGAN INFLASI
1. Tiga cara mendasar untuk memasukkan inflasi dalam statement aliran kas:
a. Constant dollar, tanpa perubahan untuk inflasi
b. Semua variable diinflasikan ke awal proyek, setelah itu tetap constant
c. Semua variable diinflasikan selama jangka waktu proyek.
2. Tanpa memperhittungkan inflasi akan membuat pajak terlalu kecil.
Depresiasi dan deflesi dihitung pada awal proyek yang tidak terpengaruh
dengan inflasi. Pengaruh netto dari inflasi ialah mengurangi kredit pajak dari
keduanya.
E. UKURAN KINERJA
1. Payback period
2. Net present value
3. Internal rate of return
F. ANALISA SENSITIVITAS
1. Problem utama dari analisis finansial ialah mencoba memprediksikan hasil
dari banyak parameter.
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

17

Perencanaan Tambang

2. Dalam analisis sensitivitas tiap variable yang penting untuk evaluasi diubahubah untuk menentukan pengaruhnya terhadap ukuran kerja.
G. ANALISIS RESIKO
1. Mirip dengan analisis sensitivitas, hanya disini suatu distribusi probabilitas
dibuat untuk parameter-parameter yang penting.
2. Simulasi monte carlo dipakai untuk membuat suatu distribusi ukuran kinerja.

BAB X
ONGKOS ONGKOS KAPITAL TAMBANG
A. PENDAHULUAN
1. Ongkos ongkos kapital tambang meliputi pembelian awal peralatan
pertambangan, dan peralatan pengganti yang harus dibeli selama jangka
waktu penambangan.
2. Struktur fisik seperti bengkel tambang dan gudang untuk suku cadang,
gudang bahan peledak, dan fasilitas untuk bahan bakar termasuk pula
kedalam ongkos-ongkos capital tambang.
B. KAPITAL UNTUK PERAWATAN
1. Peralatan Utama Tambang
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

18
2.
3.
4.
5.

Perencanaan Tambang

Peralatan pembantu
Perkakas bengkel
Suku cadang
Berbagai tingkat penaksiran ongkos

C. BENGKEL, GUDANG, FASILITAS FASILITAS BAHAN BAKAR DAN


BAHAN PELEDAK
1. Memperkirakan ukuran fasilitas bengkel utama
a. Ukuran dan jumlah main repair bay
b. Layout bay
c. Ruang ruang kerja untuk peralatan kecil dan kantor
d. Bengkel mekanik dan bengkel listrik
2. Fasilitas pergudangan tambang
3. Gudang bahan bakar dan bahan peledak
D. BIAYA PENGGANTIAN
1. Peralatan tambang memiliki usia yang terbatas dan biasanya harus diganti
selama jangka penambangan.
2. Untuk peralatan utama usia peralatan dinyatakan dalam jam pemakaian
aktual. Umur alat dapat ditentukan dari jadwal pemakaian actual tiap tahun
3. Umur peralatan pembantu biasanya dinyatakan dalam tahun

BAB XI
ONGKOS OPERASI TAMBANG
A. KOMPONEN UTAMA
1. Tenaga kerja
2. Suku cadang dan bahan habis
B. ONGKOS OPERASI BIASA DINYATAKAN UNTUK TIAP UNIT
OPERASI
1. Pemboran
2. Peledakan
3. Pemuatan
4. Pengangkutan
5. Kegiatan pendukung utama
6. Kegiatan penunjang tambang
7. Perawatan umum
8. General dan Administrative (G&A)
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

19

Perencanaan Tambang

C. PARAMETER PENTING DALAM PENAKSIRAN ONGKOS/BIAYA


1. Tingkat upah pekerja
2. Harga diesel hingga ke tambang
3. Biaya listrik
4. Harga bahan peledak sampai ke tambang
5. Jumlah gilir yang dijadwalkan untuk tiap jebis alat
Ongkos operasi alat per gilir berdasarkan pada biaya operasi per jam dan
jumlah actual jam pemakaian alat per gilir.
D. ONGKOS PELEDAKAN
Ogkos bahan peledak dan aksesorinya yang dibutuhkan untuk suatu pola
peledakan tipikal, dibagi dengan jumlah ton batuan yang dihasilkan.
1. Alternative lain untuk memperkirakan biaya aksesori peledakan adalah
dengan menggunakan persentase dari ongkos bahan peledak. Persentase
untuk suplai aksesori bahan peledak ini berkisar dari 2 3% untuk tinggi
jenjang dan spasi yang besar, hingga 33% untuk jenjang dan spasi kecil.
2. Suplai aksesori lainnya ini meliputi primer, booster, detonating cord, dll

BAB XII
PERENCANAAN TAMBANG BATUBARA
A. PENAKSIRAN CADANGAN
Penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan berat
tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan karena
keputusan-keputusan teknis sangat tergantung padanya.
Model cadangan yang dibuat adalah pendekatan dari keadaan cadangan
nyata berdasarkan data/informasi yang tersedia dan masih mengandung ketidak
pastian.
B. METODE PENAKSIRAN CADANGAN
1. Metode penampang melintang
2. Metode penampang horizontal
3. Metode triangular
4. Metode polygon
5. Menurut U.S. geological survey, 1980 (perhitungan batubara dilakukan
berdasarkan berat batubara per unit volume, luas daerah yang melingkupi
sumber daya yang akan dihitung dan rata-rata ketebalan seam).
6. Model gridded seam
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

20

Perencanaan Tambang

C. KONSEP PENAMBANGAN
Dalam merencanakan suatu tambang batubara perlu pemahaman
mengenai konsep penambangan dan perancangan penambangan yang benar
untuk suatu tambang terbuka batubara.
a. Pemilihan daerah penambangan
b. Tahapan penambangan
c. Cadangan tertambang
d. Strategi penambangan
D. PERANCANGAN PENAMBANGAN
a. Rencana produksi
b. Kriteria penambangan
c. Rancangan penambangan
1. Permuka kerja penambangan
2. Batas penambangan
3. Arah dan urutan penambangan
4. Kegiatan penambangan
5. Pembersihan lahan
6. Penanganan tanah pucuk
7. Penggalian, pemuatan dan pengangkutan lapisan penutup
8. Penggalian, pemuatan dan pengangkutan batubara
9. Jalan tambang
10. Perencanaan penimbunan lapisan penutup
11. Kebutuhan peralatan
E. APLIKASI MINESCAPE 4
Minescape 4 merupakan salah satu perangkat lunak terpadu yang
dirancang khusus untuk industry pertambangan.
Komponen- komponen minescape meliputi:
a. GTI (Graphic Task interface)
Merupakan system minescape yang menyediakan manajemen
interface.
b. Page
Page (halaman Layar) merupakan gabungan jendela yang
menjalankan fungsi-fungsi khusus dan ditampilkan didalam GTI window.
c. CAD Window
CAD Window menampilkan grafis 3D CAD dari minescape
(Computer Aided Design) .
d. Format

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

21

Perencanaan Tambang

Format merupakan window tersendiri yang menampilkan


parameter dan data yang relevan untuk mengoperasikan minescape secara
khusus serta memungkinkan anda untuk melihat, memanipulasi parameter
secara interaktif dan menyerahkan modul-modul tersebut untuk dijalankan.
Produk adalah perangkat lunak khusus yang dipadukan dengan aplikasi
minescape.

Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar

Anda mungkin juga menyukai