Perencanaan Tambang
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN PERENCANAAN
Perencanaan adalah penentuan persyaratan teknik pencapaian sasaran
kegiatan serta urutan teknis pelaksanaan dalam berbagai macam kegiatan yang
harus dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan.
Perencanaan Tambang:
Studi konseptual
Studi pra kelayakan
Studi kelayakan
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
Perencanaan Tambang
BAB II
PENAKSIRAN CADANGAN BIJIH (REVIEW)
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
Perencanaan Tambang
C. MODEL KOMPUTER
1. Model Blok Teratur (Regular Block Model)
a. Cebakan bijih dan daerah sekitarnya dibagi menjadi unit-unit yang lebih
kecil.
b. Tiap-tiap blok memiliki atribut-atribut seperti jenis batuan, jenis alterasi,
jenis mineralisasi dll.
c. Model blok teratur adalah model computer yang paling umum dipakai.
2. Gridded Seam Model
a. Untuk pemodelan batubara dan cebakan-cebakan berlapis lainnya
b. Cebakan mineral dan daerah sekitarnya dibagi menjadi sel-sel yang
teratur dengan lebar dan panjang tertentu.
c. Dimensi vertikalnya tidak dikaitkan dengan tinggi jenjang tertentu.
3. Model Blok Tak Teratur (Irreguler Block Model)
a. Blok-blok berukuran amat besar dapat digunakan dalam daerah-daerah
tepi yang tidak termineralisasi, dimana informasi detail tidak diperlukan.
Sebaliknya, blok-blok berukuran kecil dapat diterapkan didaerah
mineralisasi bijih yang penting dimana detail diperlukan.
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
Perencanaan Tambang
BAB III
KADAR BATAS, NISBAH PENGUPASAN, DAN KADAR
EKIVALEN
A. PERHITUNGAN KADAR BATAS ( CUT-OFF GRADE)
1. Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-Off Grade = BECOG)
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
Perencanaan Tambang
BECOG=
Ton Waste
Ton Ore
atau
SR=
Ton Waste
Ton Ore
-1
BESR =
Perencanaan Tambang
1. Bilamana dalam cebakan bijih kita dapati lebih dari satu mineral (utama dan
ikutan), biasanya perlu dipakai konsep dasar ekivalen untuk mengevaluasinya.
2. Pertama kali, kita defenisikan dahulu NSR ( Net Smelter Return) sebagai nilai
kotor dari satu ton bijih setelah dikurangi dengan ongkos-ongkos smelting,
refining, dan freight (SRF).
3. Kadar ekivalen dapat pula dipahami sebagai kadar yang menghasilkan gabungan
nilai NSR dari semua mineral yang ada.
BAB IV
PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN
A. PERTIMBANGAN EKONOMIS
1. Cut Off Grade
Ada 2 pengertian tentang Cut Off Grade, yaitu:
a. Kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan
keuntungan apabilah ditambang.
b. Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih
memberikan keuntungan apabilah ditambang.
Cut Off Grade inilah yang akan menentukan batas-batas atau besarnya
cadangan, serta menentukan perlu tidaknya dilakukan mixing/blending.
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
Perencanaan Tambang
BESR =
B. PERTIMBANGAN TEKNIS
1. Ultimate pit slope
Ultimate pit slope adalah batas akhir atau paling luar dari suatu tambang
terbuka yang masih diperbolehkan dan pada kemiringan ini, jenjang masih
tetap mantap (stabil).
Jadi dalam menentukan kemiringan lereng suatu tambang harus ditinjau
dari dua segi, yaitu:
Dari segi ekonomis masih menguntungkan
Dari segi teknis keamanannya masih bisa dijamin
Factor-faktor yang mempengaruhi kemiringan lereng (Ultimate pit slope)
suatu tambang adalah:
BESR yang masih diperbolehkan
Struktur geologi yang meliputi joint, bidang-bidang geser, dll
Ada air, yaitu kandungan air tanah didalam lapisan-lapisan.
Unsur waktu.
2. Sistem penirisan
Secara garis besar sistem penirisan Tambang (drainage system) dapat
dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Sistem penirisan langsung
Yaitu sistem penirisan dengan cara mengeluarkan (memompa) air yang
sudah masuk kedalam tambang.
Sistem penirisan langsung dibedakan menjadi 2 yaitu:
Penirisan dengan tunnel atau adit yaitu air dikeluarkan melalui
terowongan (tunnel/adit).
Penirisan dengan open sump yaitu air yang masuk kedalam
tambang dikumpilkan pada suatu sumuran (sump) yang biasanya
dibuat di dasar tambang dan dari sumuran tersebut air dipompa
keluar tambang.
b. Sistem penirisan tidak langsung
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
Perencanaan Tambang
BAB V
PERANCANGAN BATAS AKHIR PENAMBANGAN
(PIT LIMIT DESIGN)
A. KONSEP DASAR
1. Data yang ada (model blok cebakan bijih dan data tekno-ekonomik)
2. Kadar batas pulang pokok dan nisbah pengupasan pulang pokok :
berdasarkan data ekonomik dan perolehan kita dapat menghitung BECOG
dan membuat suatu tabel yang menunjukkan BESR untuk berbagai kadar
batas.
3. Beberapa algoritma perancangan ( penentuan pit limit)
a. Metode penampang
b. Pemrogram dinamik 2 dimensi
c. Metode kerucut mengambang (Floating cone)3-D
d. Metode tiga dimensi lainnya:
Teori grafik (Grafh Theory)
3-D Dynamic programming
Aliran jaringan (Network flow)
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
Perencanaan Tambang
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
10
Perencanaan Tambang
Usaha yang serius dapat meliputi perancangan dua geometri pit yang
berbeda, lengkap dengan jalan angkutnya dan dengan lereng akhir
pada berbagai posisi yang berlainan, kemudian dipilih alternative
yang lebih baik.
c. Pada tahap-tahap belakangan, khususnya ketika lereng akhir dengan
nisbah pengupasan yang relative besar akan dibuat, energy yang besar
perlu dicurahkan untuk perancangan pit limit ini.
Studi kelayakan akan memakan waktu beberapa bulan. Beberapa
alternative rancangan dapat dibuat untuk melihat detail dari
penjadwalan produksi, kebutuhan alat serta ongkos-ongkos.
BAB VI
PENJADWALAN PRODUKSI
A. PENDAHULUAN
1. Suatu penjadwalan produksi tambang menyatakan, dalam periode waktu, ton
bijih, kadar dan pemindahan material total.
2. Sasarannya adalah menghasilkan suatu jadwal untuk mencapai beberapa sasaran
ekonomik.
3. Pada perancangan jangka panjang, kita akan menghasilkan suatu jadwal
produksi dan kemudian menentukan kebutuhan peralatan untuk mengoperasikan
jadwal tersebut. Pada jangka yang pendek mungkin fokusnya berbeda.
4. Selama proses penjadwalan, evaluasi beberapa alternative sering dilakukan.
5. Data masukan dasar adalah penyataan tonase dari tahap-tahap penambangan,
yaitu tabulasi ton dan kadar per jenjang dari material yang akan ditambang untuk
tiap tahap.
B. ASUMSI AWAL YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGEMBANGKAN
SUATU JADWAL
1. Tingkat produksi bijih untuk tiap periode waktu
a. Ditentukan dengan studi perbandingan tingkat produksi
b. Tingkat produksi dapat berubah dengan waktu
2. Cut off grade untuk tiap periode waktu
C. PENGAMATAN TERHADAP TABULASI CADANGAN PER JENJANG
UNTUK TIAP TAHAP
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
11
1.
2.
3.
4.
Perencanaan Tambang
Jenjang atas biasanya terdiri dari tanah penutup yang harus dikupas
Jenjang dasar umumnya terdiri dari kebanyakan bijih
Pada elevasi berapa akan terjadi peralihan dari tanah penutup ke bijih
Suatu kriteria dalam nisbah kupas.
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
12
Perencanaan Tambang
4. Rule off thumb yang lain adalah mencoba mencapai penghasilan sekitar dua
kali biaya operasi untuk 4 atau 5 tahun pertama dari umur tambang.
Metode yang digunakan yaitu; metode manual dan metode komputer. Adapun
metode manual, jika ada parameter rancangan yang berubah, maka prosesnya harus
diulang kembali.
Penggunaan metode computer dapat menangani data dan alternative yang
lebih banyak. Adapun metode computer yaitu:
Computer assisted methods (dilakukan computer dibawah
pengawasan langsung desainer)
Automated Methods (tanpa campur tangan langsung insinyur).
BAB VII
PERANCANGAN PIT DAN PUSHBACK
A. SUDUT LERENG
1. Geometri Jenjang
Geometri jenjang terdiri dari tinggi jejang, sudut lereng jenjang tunggal,
dan lebar dari jenjang penangkap (catch bench). Rancangan geoteknik jenjang
biasanya dinyatakan dalam bentuk parameter-parameter untuk ketiga aspek ini.
Pada beberapa tambang terkadang digunakan konfigurasi multi-jenjang.
Dalam operasi di pit, pengontrolan sudut lereng biasa dilakukan dengan
menandai lokasi pucuk jenjang yang diinginkan dengan menggunakan bendera
kecil.
2. Sudut lereng inter-ramp vs. overall
a. Sudut lereng antar jalan adalah sudut lereng gabungan beberapa jenjang
diantara dua jalan angkut.
b. Sudut lereng keseluruhan adalah sudut yang sebenarnya dari dinding pit
keseluruhan, dengan memperhitungkan jalan angkut, jenjang penangkap dan
semua profil lain di pit wall.
c. Penggambaran dengan metoda garis tengah
B. JALAN ANGKUT
1. Letak Jalan Keluar Tambang
a. Untuk tambang yang baru, penting diperhitungkan dimana letak jalan-jalan
keluar dari tambang.
b. Topografi merupakan factor yang penting.
2. Lebar jalan
a. Tergantung pada lebar alat angkut, biasanya 4 kali lebar truk.
b. Lebar jalan seperti diatas memungkinkan lalu lintas dua arah.
3. Kemirigan jalan
a. Biasanya dirancang pada kemiringan 8% atau 10%
b. Untuk tambang-tambang besar, kemiringan jalan yang paling umum 8%.
c. Untuk jalan-jalan yang panjang, kemiringan 10% adalah kemiringan
maksimum yang masih praktis.
4. Pertimbangan keamanan
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
13
Perencanaan Tambang
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
14
Perencanaan Tambang
BAB VIII
WASTE DUMP DAN STOCKPILE
A. PENDAHULUAN
Waste Dump adalah suatu daerah dimana suatu operasi tambang terbuka
dapat membuang material kadar rendah dan/ atau material bukan bijih yang
harus digali dari pit untuk memperoleh bijih kadar tinggi.
Stockpile digunakan untuk menyimpan material yang akan digunakan
pada saat yang akan dating.
B. JENIS DUMP
1. Valley Fill/Crest Dumps
Dapat diterapkan pada tempat yang mempunyai topografi curam.
Elevasi puncak ditetapkan pada awal pembuatan dump.
Dump dubangun pada angle of repose.
Diperlukan usaha yang cukup besar untuk pemadatan yang memenuhi
persyaratan reklamasi.
2. Terraced Dump / dump yang dibangun keatas.
Dapat diterapkan jika topografi tidak begitu curam pada lokasi dump
Dump dibangun dari bawah ke atas. Dalam lift biasanya 20-40 m
Ada untung ruginya dari segi ekonomi antara jarak horizontal untuk
perluasan lift.
Lift-lift berikutnya terletak lebih kebelakang, sehinggah sudut lereng
keseluruhan mendekati yang dibutuhkan untuk reklamasi.
C. PEMILIHAN LOKASI
1. Tergantung pada beberapa faktor:
a. Lokasi dan ukuran pit
b. Topografi dan volume waste rock
c. Batas KP/CoW dan jalur penirisan yang ada.
d. Persyaratan reklamasi dan kondisi pondasi
e. Peralatan penanganan material.
2. Selama rancangan detail dapat dipertimbangkan beberapa lokasi yang
berbeda untuk perbandingan factor ekonomik.
D. PARAMETER RANCANGAN
1. Angle off repose
2. Faktor pengembangan
3. Tinggi lift/jarak ``setback``
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
15
Perencanaan Tambang
BAB IX
EVALUASI FINANSIAL
A. PENDAHULUAN
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
16
Perencanaan Tambang
penghasilan
diperoleh
dengan
17
Perencanaan Tambang
2. Dalam analisis sensitivitas tiap variable yang penting untuk evaluasi diubahubah untuk menentukan pengaruhnya terhadap ukuran kerja.
G. ANALISIS RESIKO
1. Mirip dengan analisis sensitivitas, hanya disini suatu distribusi probabilitas
dibuat untuk parameter-parameter yang penting.
2. Simulasi monte carlo dipakai untuk membuat suatu distribusi ukuran kinerja.
BAB X
ONGKOS ONGKOS KAPITAL TAMBANG
A. PENDAHULUAN
1. Ongkos ongkos kapital tambang meliputi pembelian awal peralatan
pertambangan, dan peralatan pengganti yang harus dibeli selama jangka
waktu penambangan.
2. Struktur fisik seperti bengkel tambang dan gudang untuk suku cadang,
gudang bahan peledak, dan fasilitas untuk bahan bakar termasuk pula
kedalam ongkos-ongkos capital tambang.
B. KAPITAL UNTUK PERAWATAN
1. Peralatan Utama Tambang
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
18
2.
3.
4.
5.
Perencanaan Tambang
Peralatan pembantu
Perkakas bengkel
Suku cadang
Berbagai tingkat penaksiran ongkos
BAB XI
ONGKOS OPERASI TAMBANG
A. KOMPONEN UTAMA
1. Tenaga kerja
2. Suku cadang dan bahan habis
B. ONGKOS OPERASI BIASA DINYATAKAN UNTUK TIAP UNIT
OPERASI
1. Pemboran
2. Peledakan
3. Pemuatan
4. Pengangkutan
5. Kegiatan pendukung utama
6. Kegiatan penunjang tambang
7. Perawatan umum
8. General dan Administrative (G&A)
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
19
Perencanaan Tambang
BAB XII
PERENCANAAN TAMBANG BATUBARA
A. PENAKSIRAN CADANGAN
Penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan berat
tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan karena
keputusan-keputusan teknis sangat tergantung padanya.
Model cadangan yang dibuat adalah pendekatan dari keadaan cadangan
nyata berdasarkan data/informasi yang tersedia dan masih mengandung ketidak
pastian.
B. METODE PENAKSIRAN CADANGAN
1. Metode penampang melintang
2. Metode penampang horizontal
3. Metode triangular
4. Metode polygon
5. Menurut U.S. geological survey, 1980 (perhitungan batubara dilakukan
berdasarkan berat batubara per unit volume, luas daerah yang melingkupi
sumber daya yang akan dihitung dan rata-rata ketebalan seam).
6. Model gridded seam
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
20
Perencanaan Tambang
C. KONSEP PENAMBANGAN
Dalam merencanakan suatu tambang batubara perlu pemahaman
mengenai konsep penambangan dan perancangan penambangan yang benar
untuk suatu tambang terbuka batubara.
a. Pemilihan daerah penambangan
b. Tahapan penambangan
c. Cadangan tertambang
d. Strategi penambangan
D. PERANCANGAN PENAMBANGAN
a. Rencana produksi
b. Kriteria penambangan
c. Rancangan penambangan
1. Permuka kerja penambangan
2. Batas penambangan
3. Arah dan urutan penambangan
4. Kegiatan penambangan
5. Pembersihan lahan
6. Penanganan tanah pucuk
7. Penggalian, pemuatan dan pengangkutan lapisan penutup
8. Penggalian, pemuatan dan pengangkutan batubara
9. Jalan tambang
10. Perencanaan penimbunan lapisan penutup
11. Kebutuhan peralatan
E. APLIKASI MINESCAPE 4
Minescape 4 merupakan salah satu perangkat lunak terpadu yang
dirancang khusus untuk industry pertambangan.
Komponen- komponen minescape meliputi:
a. GTI (Graphic Task interface)
Merupakan system minescape yang menyediakan manajemen
interface.
b. Page
Page (halaman Layar) merupakan gabungan jendela yang
menjalankan fungsi-fungsi khusus dan ditampilkan didalam GTI window.
c. CAD Window
CAD Window menampilkan grafis 3D CAD dari minescape
(Computer Aided Design) .
d. Format
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar
21
Perencanaan Tambang
Teknik Pertambangan
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar