Anda di halaman 1dari 19

KONSOLIDASI TANAH DAN PENURUNAN TANAH

Anggit Aji Pramono


Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh PO. BOX 202 Purwokerto 53182 Telp. (0281) 636751, 630463, Fax.
(0281) 637239
Email : anggitajipramono@gmail.com atau anggitajipramono.aap@gmail.com

ABSTRAK
Penurunan konsolidasi tanah merupakan masalah geoteknik yang sering ditemukan pada kasus
timbunan, terutama pada tanah lunak. Penurunan konsolidasi disebabkan oleh keluarnya air
pori dari dalam tanah yang disebabkan oleh peningkatan tegangan pada massa tanah. Untuk
memprediksi besar penurunan serta lama waktu konsolidasi umumnya digunakan teori
konsolidasi satu dimensi Terzaghi. Prediksi penurunan konsolidasi dengan teori ini, pada
banyak kasus, memberikan hasil yang lebih besar dari penurunan aktual. Hal ini, salah satunya,
disebabkan adanya pengabaian fenomena perkuatan tanah yang mungkin terjadi akibat proses
penimbunan secara bertahap. Selain teori tersebut terdapat pula prediksi penurunan tanah
dengan metode elemen hingga yang sudah menganalisis penurunan secara dua dimensi bahkan
tiga dimensi. Namun untuk metode ini prediksi penurunan terhadap waktu, terutama untuk kasus
perbaikan tanah dengan drainase vertikal, metode ini tidak memberikan hasil yang baik.
Observasi Asaoka. Melalui prosedur ini, besarnya penurunan akhir dapat diprediksi dengan
menggunakan data observasi penurunan akibat timbunan dengan menggunakan metoda curve
fitting. Studi ini juga membahas perbandingan metode perhitungan penurunan dengan
menggunakan teori konsolidasi Terzaghi, metode elemen hingga dan metode observasi Asaoka.
Kata-kata Kunci: Prediksi penurunan, konsolidasi, terzaghi, metode elemen hingga, teori
asaoka

A. PENDAHULUAN
Sebelum mendirikan suatu bangunan perlu diadakan peninjauan terhadap tanah
sebagai berikut:
 Daya dukung tanah mencukupi
 Penurunan akibat konsolidasi tidak membahayakan bangunan, baik penurunan
maksimum maupun penurunan deferensial.

Teknik Sipil III B Page 1


Berat bangunan akan menyebabkan tekanan pada tanah dasar yang menyebar dan
semakin kebawah semakin kecil. Penyebaran tekanan dapat dihitung dengan beberapa
metode.

a. Cara pendekatan 2 : 1

Jika di bawah tanah ada lapisan tanah kompresibel, tambahan tekanan efektif
menyebabkan tanah berkonsolidasi dan mengalami penurunan. Tanah yang kompresibel
adalah lempung, lanau lempung atau lempung lanau yang lunak, medium atau kenyang
air. Penurunan dapat terjadi karena :
1. Penurunan seketika karena elastisitas tanah.
2. Karena konsolidasi primer.
3. Karena konsolidasi sekunder

B. KONSOLIDASI
Konsolidasi adalah peristiwa mampatnya tanah karena menderita tambahan tekanan
efektif. Pada peristiwa konsolidasi ada 2 hal penting :
1. Besarnya penurunan yang akan terjadi, yang ditentukan :
 Kompresibitas tanah.
 Tebal tanah kompresibel.
 Besarnya tambahan tekanan efektif.
2. Laju konsolidasi, dipengaruhi oleh :
 Permeabilitas tanah.
 Tebal tanah kompresibel.
 Kondisi drainase di atas dan dibawah lapisan tanah kompresibel.

Teknik Sipil III B Page 2


Untuk bisa mampat, air yang ada di dalam pori tanah harus dikeluarkan. Kecepatan
penampatan dipengaruhi oleh proses keluarnya air dari dalam pori tanah dan sifat
kompresibelitas tanah.

Pasir adalah tanah yang sangat permeable dan tanah yang tidak kompresibel, sehingga
proses penurunan terjadi sangat cepat dan penurunannya kecil.

Lempung yang kenyang air adalah tanah yang rapat air dan bersifat sangat
kompresibel sehingga penurunan yang terjadi bisa bertahun-tahun dan penurunan yang
terjadi besar.

KONDISI TANAH DI ALAM

1. Tanah normal ( Normally Consolidated)


Tanah di alam pada umumnya telah mengalami konsolidasi primer selama bertahun-
tahun karena beratnya sendiri. Bagian tanah di A yang berada pada kedalaman h telah
berpuluh-puluh tahun memikul beban berat sendiri dari tanah yang ada di atasnya.
Tekanan efektif lapangan Po :
Po = ho.ϒ

2. Tanah prakonsolidasi (Over Konsolidated)

Adalah tanah yang pernah mengalami konsolidasi oleh beban yang lebih besar
daripada tekanan efektif yang ada sekarang. Misalnya suatu bukit yang mengalami
longsoran.

Teknik Sipil III B Page 3


Tanah di b yang sekarang kedalamannya ho, ternyata pernah mengalami
konsolidasi dengan beban yang lebih besar pada waktu dulu.

Tekanan lapangan sekarang : Po = ho.ϒ


Tekanan prakonsolidasi : Pc = ho.ϒ
3. Tanah teoritis

Yaitu tanah yang belum pernah mengalami konsolidasi meskipun oleh beratnya
sendiri.

C. PERCOBAAN KONSOLIDASI DI LABORATURIUM

Gambar Oedometer :
Benda uji : sampel tanah kenyang air, berbentuk bulat berdiameter 0.5 – 11 cm dan ketebalannya
2.0 – 4.0 cm.
Di atas di bawah benda uji dipasang batu pori dapat keluar baik ke atas maupun ke bawah.
Cara kerja Oedometer :
1. Tanah kenyang air diberi beban P, dan diperbesar setiap tahap.
2. Dalam setiap tahap beban dibiarkan selama 24 jam.
3. Diamati penurunan tebal selama 24 jam pada waktu – waktu yang ditentukan.
Percobaan dimaksudkan untuk mempelajari kompresibilitas suatu tanah tertentu, yaitu :
1. Mempelajari hubungan antara beban P dan besarnya penurunan atau antar beban dengan
angka pori sehingga dapat ditentukan indek kompresi atau koefisien perubahan volume.

Teknik Sipil III B Page 4


2. Mempelajari kecepatan penurunan dengan waktu bagi setiap tahap beban untuk
menentukan koefisien konsolidasi.
Penurunan tanah terjadi karena berkurangnya volume pori tanah, sehingga pengurangan
tebal diturunkan menjadi perubahan angka pori. Hubungan penurunan dengan waktu bagi
setiap beban digunakan untuk mempelajari waktu proses konsolidasi.
Hubungan Antara Beban P dan Angka Pori e
1. Untuk tanah teoritis
Yaitu tanah yang belum pernah mengalami konsolidasi. Hubungan antara P dan e jika
digambarkan pada grafik semi logaritma diperoleh hubungan garis lurus. Tingkat
kompresibilitas tanah dinyatakan dengan parammepeter indek kompresi Cc yaitu kemiringan
garis.

2. Tanah Normal
Yaitu tanah yang telah mengalasi oleh beratnya sendiri. Jika sampel tanah dari lapangan
diambil dan dilaboraturium dikeluarkan dari tabung sama dengan bebannya dilepas dari
tanah. Apabila diuji konsolidasi sampel tersebut seolah-olah diadakan pengujian terhadap
pengulangan grafik sebagai berikut :
p – q adalah penurunan saat beban dinaikan bertahap.
q – r adalah pengembangan saat beban dikurangi.

Garis konsolidasi lapangan, garis p – q – r sama dengan garis c – d – e pada tanah teoritis
dengan beban berulang. Angka pori sebelum dibebani eo dan beban lapangan po. Garis e= eo

Teknik Sipil III B Page 5


dan P= po berpotongan di A. seandainya sampel tanah dapat seperti kondisi asli dilapangan, pada
tanah normal perpanjangan bagian lurus garis p – q akan memotong garis e= eo di A.
Dalam praktek tidak mungkin mendapat sampel tanah murni, sehingga perpanjangan
bagian lurus akan selalu dititik A’ meskipun dikatakan kondisi aslinya.
3. Tanah Prakonsolidasi
Yaitu tanah yang mengalami konsolidasi dengan beban yang lebih besar dari tekanan
yang ada sekarang, misalnya sampel tanah diambil dari kedalaman h dengan tekanan efektif
lapangan Po= h. ϒ, missal Po= 200 Kn/m”. padahal dulu tanah ini berada pada kedalaman
h1, sehingga tekanan lapangan pada saat itu po= h1. ϒ = 500 kn/m”. maka pada saat
diadakan percobaan laboraturium seolah-olah seperti tanah teoritis diuji berrulang dua kali.
Untuk mengetahui suatu tanah bersifat prakonsolidasi dapat dilihat pada grafik e-logP hasil
pegujian konsolidasi. Perpanjangan bagian lurus garis penurunan memotong garis e= eo
dikanan titik A. sifat ini digunakan untuk mengetahui kondisi prakonsolidasi. Untuk
mengetahui besar tekanan prakonsolidasi Pc dicari secara grafis menurut cara empiris
Cassagrande.

 Cari titik m pada grafik penurunan e-log, yaitu titik yang mempunyai kelengkungan
terbesar dalam jangka.
 - Tarik garis datar melalui m= ma
- Tarik garis singgung melalui m= mb
- Tarik garis bagi sudut ma-m-mb-mc
 Perpanjangan bagian lurus grafik e-logP, sedemikian sehingga memotong garis bagi
mc di n, maka absis titik n adalah tekanan prakonsolidasi Pc yang dicari.

Teknik Sipil III B Page 6


D. NILAI INDEK KOMPRESI (CC)
Adalah nilai parameter suatu tanah Cc dicari dari grafik e-logP berdasarkan hasil
percobaan konsolidasi laboraturium. Diperoleh dari pengamatan penurunan setelah
konsolidasi 11% pembacaan 24 jam.
Bagi setiap tahap beban mula-mula s-P diubah menjadi e-P.
1. Tanah Normal
Nilai Cc adalah kemiringan garis penurunan dari garis konsolidasi tanah teoritis atau
sama dengan garis konsolidasi tanah asli. Garis konsolidasi laboraturium agak lebih
landau dari garis konsolidasi lapangan, karena dipengaruhi tidak kesempurnaan
keasliannya misalnya kurang baiknya prosedur pengambilan sampel. Dari penelitian
ditemukan sifat bahwa garis laboraturium dan garis lapangan berpotongan pada garis
e=0,42 eo. Sifat ini dipergunakan untuk menarik garis konsolidasi lapangan.

1) - gambar grafik e-logP hasil pengamatan pengujian konsolidasi laboraturium.


- Tarik garis datar e 1=0,42 eo, memotong garis lab di B.
2) Tarik garis datar e 1 = 0,42eo, memotong garis lab di B
3) Garis penghubung AB sama dengan garis konsolidasi lapangan.
4) Dihitung nilai Cc sama dengan kemiringan garis AB pada skala semi logaritma.

Teknik Sipil III B Page 7


Nilai Cc untuk bermacam-macam tanah :

Rumus empiris untuk mencari Cc :


Rumus empiris untuk tanah normal, dan hanya digunakan untuk memperkirakan penurunan
pondasi secara kasar sebelum pengujian laboraturium.
a) Rumus Terzhagi
Digunakan apabila diketahui batas cair tanah :
Cc = 0.009 (WL – 10)
WL = batas cair tanah dalam %
b) Rumus Nishida
Cc = 0.54 (eo-0.35)
O = angka pori tanah lapangan
Cc = 0.0054 (2.6w-35)
W = kadar air tanah lapangan (kenyang air) dalam %

E. INDEKS KOMPRESI UNTUK TANAH PRAKONSOLIDASI


Tanah ini pernah mengalami konsolidasi dengan tekanan prakonsolidasi Pc yang lebih
besar dari pada tekanan lapangan yang ada sekarang Po. Konsolidasi prakonsolidasi dapat
diketahui jika titik A’ ada dikanan A.

Nilai Pc dengan metode Cassagrande :


Tanah prakonsolidasi mempunyai dua nilai indeks kompresi yaitu :
Cr = yang berlaku untuk tekanan P diantara Po dan Pc.
Cc = yang berlaku untuk tekanan P yang lebih besar dari pada Pc.

Teknik Sipil III B Page 8


Bagian yang lurus jika diperpanjang bila memotong :
- Dikiri A berarti tanah normal
- Dikanan A berarti tanah prakonsolidasi
Nilai Cr dan Cc dicari dari grafik e-logP sbb :

Teknik Sipil III B Page 9


F. PENURUNAN PONDASI
penurunan yang diakibatkan oleh lapisan tanah kompresif yang mengalami konsolidasi
karena adanya tambahan tekanan efektif perlu dihitung jika dijumpai lapisan kompresibel
yang terdapat di bawah pondasi diantara dasar pondasi sampai kedalaman sekitar dua kali
lebar pondasi. Tambahan tekanan efektif dihitung berdasarkan teori penyebaran tekanan.

untuk tanah dengan luas tampang dasar 1 satuan luas, pada waktu terjadi penurunan yang
berkurang adalah volume porinya sehingga angka pori berkurang. Karena luas datar A satu
satuan luas, maka pada gambar V menjadi H, Vs = hs, dan

Teknik Sipil III B Page 10


G. PENURUNAN TANAH PRAKONSOLIDASI
Tanah prakonsolidasi mempunyai dua nilai indeks kompresi :
Cr digunakan Untuk P1 </= Pc
Cc digunakan untuk P1 >/= Pc

Teknik Sipil III B Page 11


Untuk menghitung penurunan yang perlu diketahui adalah :
Table tanah kompresif H, angka pori tanah asli eo, dan nilai indeks kompresi Cc atau
koefisien perubahan volume mv. Tekanan efektif lapangan di tengah-tengah lapisan tanah
kompresif sama dengan Po sedang tambahan tekanan ditengah-tengah lapisan adalah Po
dan ditinjau di tengah-tengah lapisan tanah kompresif jika tebal maksimum sekitar 5m.
jika ketebalan lapisan tanah kompresif lebih dari 5m, lapisan dianggap terdiri atas
beberapa lapisan di mana setiap lapisan tebalnya 3-5 m. untuk pondasi yang dibuat dalam
galian tanah (basement) maka berat tanah yang digali merupakan pengurangan beban.
Untuk pondasi yang merupakan satu kesatuan yang kaku dan dianggap penurunannya
sama, penyebaran tekanan dihitung dengan cari pendekatan 2 : 1. Untuk pondasi yang
tidak kaku, dimana penurunan deferensial bisa terjadi, untuk pondasi yang berbentuk
persegi dapat dihitung dengan cara fadum. Pada pondasi tiang yang dipancang pada tanah
lunak jika ujung-ujung tidak mencapai lapisan tanah keras, maka tekanan akan
menyebabkan konsolidasi tanah lunak sedalam H.
Untuk mengurangi penurunan yang terjadi dapat dilakukan jika P makin kecil. Penurunan
dapat juga dikurangi dengan memberi pra beban berupa urugan. Tanah dibiarkan
mengalami konsolidasi oleh beban berat tanah. Setelah tanah relative selesai
penurunannya baru dibuat bangunan.

Teknik Sipil III B Page 12


H. WAKTU PROSES KONSOLIDASI DAN DERAJAT KONSOLIDASI
Akibat adanya tambahan tekanan tanah efektif pada lapisan tanah kompresif, tanah
mengalami konsolidasi yang prosesnya berlangsung lambat dan berlangsung dalam waktu
yang lama. Kecepatan konsolidasi dipengaruhi oleh :
 Koefisien konsolidasi tanah
 Tebal lapisan tanah kompresif
 Drainase tanah
Apabila proses konsolidasi telah selesai dikatakan derajat konsolidasinya telah mencapai
100% atau Uv = 100%. Pada saat ini secara teoritis penurunan telah berhenti dan
besarnya penurunan telah maksimum sebesar :

Jika suatu saat besarnya penurunan konsolidasi St, maka dikatakan derajat konsolidasinya
mencapai :

Jadi Uv = 60% berartipada saat itu penurunan baru mencapai St= 60%, sedangkan waktu
untuk mencapai St 60 disebut T60.
Teori konsolidasi menurut Terzhagi

Dipandang lempung kompresif air, tebalnya H = 2d terletak diantara dua lapisan pasir.
Maka kondisi drainasenya menjadi dua arah yaitu ke atas dank e bawah. Pada lempung
bekerja dengan efektif yang menyebabkan bertambahnya air pori. Tekanan ini
menyebabkan air mengalir keatas dan kebawah sehingga ada perbedaan tekanan
hidrostatika antara bagian dalam tanah dengan bagian tepi. Pengurangan air akan diikuti
pengurangan volume pori dan tebal tanah. Pada saat permukaan beban bekerja, tekanan

Teknik Sipil III B Page 13


akses U terbagi merata. Dengan mengalirnya air, tekanan ekses berkurang yang makin
lama makin kecil dan menjadi nol setelah konsolidasi selesai.

Teknik Sipil III B Page 14


Teknik Sipil III B Page 15
Teknik Sipil III B Page 16
I. PENUTUP
Kesimpulan
1. Estimasi penurunan konsolidasi yang didapat dari analisis konsolidasi Terzaghi
memiliki hasil yang jauh lebih besar dari penurunan yang diperoleh dari analisis
berdasarkan metode Asaoka. Dengan adanya perbedaan antara prediksi penurunan
konsolidasi dengan penurunan aktual yang terjadi dilapangan, maka observasi
penurunan di lapangan pada kasus-kasus konsolidasi mutlak diperlukan untuk
mengoreksi prediksi konsolidasi yang telah dibuat sehingga kegiatan konstruksi dapat
berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
2. Analisis dan prediksi penurunan dengan metode elemen hingga sudah
memperhitungkan perkuatan tanah yang mungkin terjadi akibat penimbunan
bertahap. Kekurangan dari analisis ini adalah masih membutuhkan parameter-
parameter tanah yang ketidakpastiannya tinggi, sehingga hasil analisis masih
memiliki perbedaan yang signifikan dengan penurunan aktual di lapangan.
3. Dengan menggunakan metode Asaoka dapat diperoleh nilai penurunan akhir yang
lebih mendekati penurunan aktual. Nilai penurunan ini diperoleh dari data
pengamatan penurunan awal di lapangan, sehingga hasil analisis akan lebih sesuai.
Dengan metode ini dapat diperoleh pula nilai b1 yang dapat digunakan untuk
mendapatkan parameterparameter koreksi untuk konsolidasi yang terjadi di lapangan.
Dari parameter koreksi seperti koefisien konsolidasi dapat diperoleh time-rate yang
berguna sebagai acuan pengambilan keputusan di lapangan.

Teknik Sipil III B Page 17


4. Modifikasi persamaan Hausmann, dapat digunakan untuk memprediksi besarnya
penurunan terhadap waktu. Persamaan ini memberikan kurva penurunan yang lebih
mendekati kurva penurunan di lapangan.
5. Hasil prediksi penurunan akhir dengan menggunakan metode Asaoka sangat
bergantung pada data pengamatan penurunan yang ada. Kriteria data penurunan yang
dapat digunakan untuk analisis Asaoka adalah:
 Data penurunan yang sudah menunjukkan nilai tetap (asimtotik) terhadap suatu
nilai tertentu
 Data yang tidak fluktuatif. Jika data yang tersedia sangat luas sebarannya, maka
harus ada penyesuaian terhadap data-data tersebut
 Data dengan interval waktu pengukuran yang sama

Teknik Sipil III B Page 18


Daftar Pustaka

http://andrieasgunawan.blogspot.co.id/2013/03/mekanika-tanah-2-konsolidasi-dan.html
https://www.google.com/search?q=makalah+konsolidasi+tanah&ie=utf-8&oe=utf
8#q=makalah+pemadatan+tanah+pdf
Mikasa, M., 1963, Consolidation of Soft Clay, Kajimashuppan-kai, Tokyo.

Teknik Sipil III B Page 19

Anda mungkin juga menyukai