Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIFTERI

Disusun oleh :
Nia Rahmawati Arif
171.0069

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Satuan Penyuluhan dengan judul “DIFTERI” ini telah disetujui oleh
Pembimbing Lahan dan pembimbing Institusi.

Menyetujui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

(.......................................) (....................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Difteri
Sub topic : Pencegahan Difteri
Sasaran : Anak dan Orang Tua
Tempat : Puskesmas Siwalan Kerto
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2018
Waktu : 25 menit

A. LATAR BELAKANG
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular
(contagious disease). Penyakit ini  disebabkan oleh infeksi bakteri
Corynebacterium diphtheriae, yaitu kuman yang menginfeksi saluran
pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan
faring/ tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak
hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh karier atau penderita
yang akan sembuh, juga melalui batuk dan bersin penderita.
Penderita difteri umumnya anak-anak, usia di bawah 15 tahun.
Dilaporkan 10 % kasus difteri dapat berakibat fatal, yaitu sampai
menimbulkan kematian. Selama permulaan pertama dari abad ke-20,
difteri merupakan penyebab umum dari kematian bayi dan anak - anak
muda. Penyakit ini juga dijumpai pada daerah padat penduduk dengan
tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan sangatlah
penting, karena berperan dalam menunjang kesehatan kita.

B. TUJUAN UMUM
Pada akhir proses penyuluhan, diharapkan anak dan orang tua mengerti,
memahami dan dapat mencegah terjadinya atau tertular dari Difteri
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan tentang difteri anak dan orang tua, mampu :
1. Mengerti apa itu penyakit Difteri dan Penyebabnya
2. Tanda dan gejala dari penyakit Difteri
3. Komplikasi yang didapatkan
4. Bagaimana cara penularan penyakit Difteri
5. Bagaimana cara pencegahan
6. Fakto resiko Difteri
7. penatalaksanaan
D. SASARAN
Anak dan Orang Tua
E. MATERI (TERLAMPIR)
F. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
G. MEDIA
Leaflet
H. KEGIATAN
No TAHAP KEGIATAN PERAWAT KEGIATAN AUDIENS
1 Pendahuluan 1) Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
3 menit 2) Berdoa 2. Berdoa
3) Perkenalan 3. Mendengarkan
4) Kontrak penyuluhan
5) Menyampaikan tujuan
penyuluhan
2 Penyajian 1) Menyampaikan 1. Mendengarkan,
17 menit materi memperhatikan
2) Menekankan hal yang 2. Memerhatikan, dan
penting dan mendemonstrasikan
memberikan contoh
serta
mendemonstrasikan
3 Penutup 1) Evaluasi 1. Menjawab pertanyaan
5 menit 2) Ucapan terimakasih 2. Memerhatikan
3) Berdoa 3. Berdoa
4) Ucapan salam 4. Menjawab salam

LAMPIRAN MATERI

DIFTERI
A. Pengertian
Difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari Corynebacterium
diphtheriae, yang biasanya mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan.
Difteri umumnya menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar tonsil
(amandel) bengkak, dan lemas. Dalam tahap lanjut, difteri bisa
menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal dan sistem saraf. Kondisi
seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung pada
kematian. karena bakteri mengeluarkan racun yang mengganggu fungsi
organ-organ yang mengalami kerusakan tersebut. manusia yang kurang
memilki sistem kekebalan tubuh terutama yang tidak mendapatkan suntikan
imunisasi lengkap saat masih kecil atau kanak-kanak mudah terserang
bakteri ini.

B. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala difteri meliputi, sakit tenggorokan dan suara serak,
nyeri saat menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening
membesar) di leher, dan terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu
menutupi tenggorokan dan amandel, sulit bernapas atau napas cepat,
demam, dan menggigil.
Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang
menjadi terinfeksi. Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak
merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali.
Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai
carier (pembawa) difteri. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah
manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier.
Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri
kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit
lainnya. Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga
mempengaruhi mata.

C. Cara Penularan
Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute :
1. Bersin : Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan
melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang
di sekitarnya terpapar bakteri tersebut.
2. Kontaminasi barang pribadi : Penularan difteri bisa berasal dari
barang-barang pribadi seperti gelas yang belum dicuci.
3. Barang rumah tangga : Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar
melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara
bersamaan, seperti handuk atau mainan.
Selain itu, Anda juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut
apabila menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi. Orang yang telah
terinfeksi bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang
nonimmunized selama enam minggu - bahkan jika mereka tidak
menunjukkan gejala apapun.
D. Komplikasi
Jika tidak diobati, difteri dapat menyebabkan :
 Gangguan pernapasan
C. Diphtheriae dapat menghasilkan racun yang menginfeksi jaringan
di daerah hidung dan tenggorokan. Infeksi tersebut menghasilkan
membaran putih keabu-abuan (psedomembrane) terdiri dari
membran sel-sel mati, bakteri dan zat lainnya. Membran ini dapat
menghambat pernapasan.
 Kerusakan jantung
(racun) difteri dapat menyebar melalui aliran darah dan merusak
jaringan lain dalam tubuh Anda, seperti otot jantung, sehingga
menyebabkan komplikasi seperti radang pada otot jantung
(miokarditis). Kerusakan jantung akibat miokarditis muncul sebagai
kelainan ringan pada elektrokardiogram yang menyebabkan gagal
jantung kongestif dan kematian mendadak.
 Kerusakan saraf
Toksin juga dapat menyebabkan kerusakan saraf khususnya pada
tenggorokan, di mana konduksi saraf yang buruk dapat menyebabkan
kesulitan menelan. Bahkan saraf pada lengan dan kaki juga bisa
meradang yang menyebabkan otot menjadi lemah. Jika racun ini
merusak otot-otot kontrol yang digunakan untuk bernapas, maka
otot-otot ini dapat menjadi lumpuh. Kalau sudah seperti itu, maka
diperlukan alat bantu napas.
Dengan pengobatan, kebanyakan orang dengan difteri dapat bertahan dari
komplikasi ini, namun pemulihannya akan berjalan lama.

E. Cara pencegahan
Jika Anda telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah pergi
ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Dokter mungkin
akan memberi Anda resep antibiotik untuk mencegah infeksi penyakit itu.
Di samping juga pemberian vaksin difteri dengan dosis yang lebih banyak.
Pemberian antibiotik juga diperlukan bagi mereka yang diketahui sebagai
carrier (pembawa) difteri.
Difteri adalah penyakit yang umum pada anak-anak. Penyakit ini tidak
hanya dapat diobati tetapi juga dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin difteri
biasanya dikombinasikan dengan vaksin untuk tetanus dan pertusis, yang
dikenal sebagai vaksin difteri, tetanus dan pertusis (DTP).Versi terbaru dari
vaksin ini dikenal sebagai vaksin DTP untuk anak-anak dan vaksin Tdap
untuk remaja dan dewasa. Pemberian vaksinasi sudah dapat dilakukan saat
masih bayi dengan lima tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18
bulan dan 4-6 tahun.
Vaksin difteri sangat efektif untuk mencegah difteri. Tapi pada
beberapa anak mungkin akan mengalami efek samping seperti demam,
rewel, mengantuk atau nyeri pasca pemberian vaksin. Pemberian vaksin
DTP pada anak jarang menyebabkan komplikasi serius, seperti reaksi alergi
(gatal-gatal atau ruam berkembang hanya dalam beberapa menit pasca
injeksi), kejang atau shock. Untuk beberapa anak dengan gangguan otak
progresif - tidak dapat menerima vaksin DTP.
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap
penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri,
pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh
sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti
digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut.

F. Faktor resiko
Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi :
a) Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi
terbaru
b) Orang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau
tidak sehat
c) Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan.
d) Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri
Difteri jarang terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan
Eropa, karena telah mewajibkan imunisasi pada anak-anak selama beberapa
dekade. Namun, difteri masih sering ditemukan pada negara-negara
berkembang di mana tingkat imunisasinya masih rendah seperti halnya yang
saat ini terjadi di Jawa timur.
Manfaat imunisasi DPT :
Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu
penyakit adalah dengan jalan memberikan imunisasi. Dengan imunisasi ini
tubuh akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak tersebut
kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi DPT adalah membuat anak
kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus.
Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah :
 Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan
terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
 Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding
terkena penyakit secara alami.
Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur : Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai dengan struktur
yang telah dibuat.
2. Evaluasi proses : Diharapkan peserta sasaran mengikuti sampai kegiatan
selesai dilaksanakan.
3. Evaluasi Hasil : Diharapkan sasaran mengerti tentang penanganan dan
pencegahan difteri
DAFTAR PUSTAKA

Suharjo, J.B dan B. Cahyono. 2010. Vaksinasi. Jakarta: Kanisius.


Suryana. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai