Anda di halaman 1dari 12

PALEONTOLOGI

A. Pengertian Paleontologi

Paleontologi berasal dari kata paleo yang artinya masa lampau, onto yang artinya
kehidupan dan logos yang artinya adalah ilmu. Jadi secara umum paleontologi berarti
ilmu yang mempelajari tentang masa lampau.

Paleontologi adalah ilmu yangluk hidup purba yang biasanya adalah dengan mempelajari
fosil-fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari fosil makh untuk mempelajari jejak
kehidupan dan segala sesuatu tentang zaman purba. Secara sempit, Paleontologi dapat
diartikan ilmu mengenai fosil sebab jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.

Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada
bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang
binatang,jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral.
Catatan fosil ( fossil record ) adalah susunan teratur di mana fosil mengendap dalam
lapisan/ strata,pada batuan sedimen yang menandai berlalunya waktu geologis.Semakin
atas letak strata tempat fosil ditemukan,semakin muda usia fosil tersebut.

Ada bermacam-macam fosil bila ditinjau dari dari kejadiannya, antara lain:

· Bagian keras yang terawetkan dan menjadi fosil seperti keadaannya


semula. Misalnya: tulang,gigi, cangkang

· Suatu rongga yang terbentuk karena bagian keras yang semula ada,
terlarut oleh air dan akibatnya terbentuk rongga yang bentuknya seperti
semula.

· Hasil pembatuan

· Awetan yang terdapat dalam lapisan seperti batu amber

· Jejak, lubang, tempat tinggal, kotoran

Menurut Shrock &Twenhofel (1952), Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi.

B. Konsep-Konsep Dasar Paleontologi

1 Taksonomi
2 Konsep Spesies
3 Filogeni
4 Metode Identifikas
Taksonomi

adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik tertentu. Dalam


penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan taksonominya
belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit tertinggi
adalah kingdom. Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak di atas
unit baku, contoh: super kingdom, merupakan unit yang lebih
tinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub terletak di bawah unit baku, contoh: sub
filum, terdapat di bawah unit filum.

Spesifikasi Nama

 Deskriptif, Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa:


5 Bentuk tubuh:Turritella angulata, memperlihatkan bentuk tubuh turreted
(meninggi) dan menyudut pada kamarnya.
6 Struktur: Tubipora musica, memperlihatkan struktur tubuh berpipa (tube) dan
terangkai seperti alat musik (musica).
 Geografis:Pemberian nama yang didasarkan pada lokasi dimana fosil
tersebutpertama kali diketemukan. Contoh:Fussulina sumatrensis, Fussulina
yangdiketemukan di sumatera.
 Personal:Mencantumkan nama penemunya. Contoh:Discoatermartinii, Martini
adalah penemu fosil tersebut

Filogeni

Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme


denganorganisme lainnya. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga
DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan
taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari
suatuorganisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi
sendirimerupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya

Metode Penyusunan Filogeni

1.Fenetik,Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan


tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa
pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor
yang dianalisispunya kedudukan yang sama.

2.Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu
mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai
tingkatan yang berbeda
Metode Identifikasi

 Morfologi.Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif. Meliputi bentuk


tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.
 Biometri,Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu
organisme

C. Ruang Lingkup Paleontologi

Secara umum paleontologi dapat digolongkan menjadi dua yaitu Paleobotani


( tumbuhan ) dan Paleozoologi ( hewan ). Jadi ruang lingkup paleontologi ( terbagi dalam
paleobotani dan paleozoologi) antara lain:

1. Paleobotani

Paleobotani adalah ilmu yang mempelajari fosil tumbuhan. Kajian


Paleobotani meliputi aspek fosil tumbuhan, rekonstruksi taksa, dan sejarah
evolusi dunia tumbuhan.

Tujuan mempelajari Paleobotani adalah:

a. Untuk rekonstruksi sejarah dunia tumbuhan. Hal ini dapat dilakukan


karena fosil tumbuhan dari suatu kolom geologis tertentu berbeda dengan
yang terdapat pada kolom geologis lainnya. Dengan demikian dapat
diketahui jenis tumbuhan yang ada dari waktu ke waktu, atau dengan
kata lain dapat diketahui sejarahnya, khususnya mengenai kapan
kelompok tumbuhan tersebut mulai muncul di muka bumi, kapan
perkembangan maksimalnya, dan kapan kelompok tumbuhan tersebut
punah.

b. Untuk keperluan analisa pola dan suksesi vegetasi dari waktu ke


waktu.

c. Untuk analisa endapan dari masa karbon ( khususnya yang


mengandung sisa tumbuhan ), yang berpotensi dalam presiksi sifat-
sifat batubara. Dengan demikian dapat diketahui macam batubara
serta dari tumbuhan apa batubara tersebut berasal.

d. Untuk dapat melakukan dedukasi mengenai aspek-aspek perubahan


iklim. Dengan cara ini maka dimungkinkan untuk merekonstruksi
lingkungan masa lampau beserta perubahan-perubahan yang terjadi,
dan juga untuk mempelajari hubungan antara tumbuhan dengan
hewan yang menghuni lingkungan tersebut. Salah satu perubahan
iklim yang seringkali dapat diungkap dengan pendekatan ini adalah
perubahan ternperatur rata-rata.

2. Paleozoology ( hewan vertebrata dan invertebrata )

Tujuan dari mempelajari paleozoology adalah :

a. Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di bidang


hewan dan perkembangan manusia. Proses rekonstruksi kehidupan
dilakukan melalui rekonstruksi fosil karena fosil ditemukan dalam
lapisan/strata geologis yang berlainan sehingga dapat diketahui perkiraan
waktu munculnya dan kehidupan makhluk yang telah memfosil tersebut.

b. Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke waktu.


Kehidupan pada masa purba di mana kondisi bumi masih belum stabil
sangat memungkinkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan yang
ekstrim sehingga mempengaruhi kehidupan spesies dan vegetasi tanaman

c. Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini
bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada
lingkungan, mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan
tumbuhan yang hidup pada lingkungan tersebut

d. Analisa kehidupan biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi,


proses evolusinya melalui masa dan wilayah distribusinya seluas dan
selama mungkin

e. Analisa proses adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap


perubahan kondisi lingkungan, makhluk yang mampu beradapatasi akan
terus bertahan walaupun peiode waktu geologis terus berjalan sedangkan
yang tidak mampu beradaptasi akan punah. Proses adaptasi membuka
zona adaptif yang baru yaitu suatu kumpulan kondisi hidup dan sumber
daya baru yang memberikan banyak kesempatan yang sebelumnya tidak
dimanfaatkan.

D. Ilmu yang Berkaitan dengan Paleontologi

Sebagai satu cabang ilmu yang memiliki ruang lingkup kajian yang sangat luas,
paleontologi tidak dapat berdiri sendiri dan memiliki kaitan yang sangat erat dengan
cabang keilmuan yang lain antara lain adalah :

1. Zoologi dengan berbagai cabang keilmuannya seperti mammalogi dan


primatologi membantu dalam menganalisis fosil hewan yang
ditemukan,sangat berkaitan dengan paleozoologi.
2. Morfologi dibutuhkan sejak proses preparasi / perbaikan fosil yang
ditemukan dan rekonstruksi fosil sampai ke tingkat individu.

3. Fisiologi dan Biokimia, ilmu ini penting untuk analisa nutrisi yang
dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup zaman purba ( paleonutrisi ),
proses dan siklus reproduksi,jarak imunologis serta identifikasi biokimiawi.

4. Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan ( manusia ) pada


masa lampau melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditemukan.
Peninggalan arkeologis ini sering disebut artefak yaitu alat yang dipakai
manusia untuk mengeksploitasi lingkungan. Ilmu ini sangat berkaitan dengan
paleontologi karena bermanfaat untuk mempelajari kebudayaan dan
mengenali alat yang dipakai oleh manusia purba.

5. Geologi, ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang lapisan pembentuk


bumi, proses pembentukannya yang menjadi acuan penentuan umur relatif
suatu fosil atau artefak peninggalan manusia purba. Penentuan umur relatif
berdasar skala waktu geologis dengan urutan sejarah yang konsisten dan
terdiri dari empat zaman yaitu Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum dan
Senozoikum.

6. Radiologi, ilmu ini berguna dalam metode penentuan umur radiometrik


yang dipakai untuk menentukan umur batuan dan fosil dalam skala waktu
absolut / sebenarnya. Metode ini berdasarkan kandungan isotop suatu unsur
dalam fosil yang terkumpul saat organisme masih hidup.

Berikut beberapa pengembangan dari ilmu Paleontologi:

Ø Paleoantropologi ( ilmu manusia purba ), Ilmu yang menyelidiki


evolusi manusia sejak awal sejarah kemunculannya hingga zaman manusia
logam serta variasi biologisnya dalam masa dan tempat. Hal yang
dipelajari dalam paleoantropologis antara lain sisa bagian tubuh manusia.

· Paleopatologi, adalah ilmu yang menganalisa penyakit yang


dideritamanusia purba sehingga menyebabkan kematiannya.Bukti – bukti
terlihat pada tulang belulang dan gigi – geligi

· Paleofloristik, ilmu yang mempelajari kumpulan fosil tumbuhan dalam


dimensi ruang dan waktu,hal ini menggambarkan distribusi populasi
tumbuhan dan migrasinya sebagai respon perubahan lingkungan di masa
lampau.

E. Tokoh Paleontologi

Perkembangan ilmu paleontologi tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh, antara lain :
· Georges Cuvier ( 1769 – 1832 )

Seorang ahli anatomi berkebangsaan perancis.Ia mendokumentasikan


suksesi spesies fosil di lembah paris,setiap stratum ditandai dengan suatu
kelompok spesies fosil yang unik dan makin dalam/makin tua stratum
maka kehidupan flora dan faunanya makin berbeda dengan kehidupan
modern.

· Gerald T. Todd

Ahli paleontologi evolusionis, mengakui fakta ini dalam artikel “Evolusi


Paru-Paru dan Asal Usul Ikan”: Ketiga subdivisi ikan bertulang muncul
pertama kali dalam catatan fosil pada saat yang kira-kira bersamaan.
Secara morfologis mereka telah sangat beragam, dan mereka memiliki
tubuh yang sangat terlindung.

· Robert L. Carrol

Seorang ahli paleontologi evolusionis dengan spesialisasi di bidang


paleontologi vertebrata, mengakui bahwa “reptil-reptil awal sangat
berbeda dengan amfibi dan nenek moyang mereka belum dapat
ditemukan.”

F. Sejarah Perkembangan Paleontologi

Paleontologi diawali dari

1. Strabo ( 58 SM – 25 M ), melihat kenampakan seperti beras pada


batugamping yang digunakan untuk membangun piramid. Fosil tersebut
kemudian dikenal sebagai Nummulites.

2. Abbe Giraud de Saulave (1777)

Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna). Jenis-jenis fosil itu


berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa
dengan formasi yang di atasnya.

3. Chevalier de Lamarck (1774 – 1829)

Pencetus Hipotesa Evolusi, organisme melakukan perubahan diri untuk


beradaptasi dengan lingkungannya.

4. Baron Cuvier (1769 – 1832)


Penyusun sistematika Paleontologi ( Taksonomi ), Taksonomi adalah suatu
cara pengelompokan dari kehidupan tumbuhan atau binatang berdasarkan
sifathubungan genetiknya.Urutan taxonomi
adalah:Kingdom,Phyllum,Subphyllum,Klas,Ordo,Genus dan Species.

5. William Smith (1769 – 1834)

Law of Strata Identified by Fossils ( Hukum Mengenali Lapisan Dengan


FosilKemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan
fosilnya.

6. Charles Robert Darwin (1809 – 1882)

Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam.

G. Aplikasi paleontologi
1. Menentukan Umur Relatif Batuan
Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga fosil
dapatdigunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan sedimen. Fosil
Indeks: fosil yang kemunculannya sangat spesifik mewakili suatu zaman,
contoh:Ammonit pada Trias. Syarat-syarat fosil indeks: Memiliki penyebaran
lateral yang luas, kisaran umurnya pendek dan mudah dikenali.
2. Melakukan Korelasi
Korelasi:menghubungkan dua atau lebih satuan batuan berdasarkan kesamaan
umur. Biostratigrafi adalah menyusun suatu satuan batuan berdasarkan
kesamaan kandungan fosilnya. Dalam perkembangannya satuan biostratigrafi
sering identik dengan umur dari batuan itu sendiri.
3. Menentukan Lingkungan Pengendapan
Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan, dimana
organismetersebut dapat beradaptasi. Dengan demikian fosil dapat
dipergunakan untukmenentukan lingkungan pengendapan. Syarat: fosil
terendapkan pada lingkungan dimana dia hidup (bioconoese ), lingkungan
hidupnya sempit dan mudah dikenali. Lingkungan Pengendapan : Darat,
meliputi gurun, sungai, danau, dan sebagainya. Sedangkan laut, meliputi:
pantai, rawa, laut dangkal (neritik) dsb.

4. Mengetahui Paleoklimatologi
Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim sebagai salah
satu unsur lingkungan. Contoh: Koral biasanya hidup pada iklim tropis - sub
tropis.

Definisi Paleontologi
Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu paleon yang berarti tua atau yang berkaitan
dengan masa lalu ontos berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu atau pembelajaran,
atau di pihak lain menyebutkan bahwa paleontology adalah juga paleobiologi ( paleon =
tua, bios = hidup, logos = ilmu ) jadi paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah
menjadi fosil.

Di dalam paleontologi ini, kita akan mempelajari tentang hewan dan tumbuhan yang
hidup di masa lampau yang kini bisa kita lihat melalui fosil-fosil dan peninggalan
lainnya. Berbeda dengan mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman
sekarang, paleontology menggunakan fosil sebagai sumber utama peneliti, yang artinya
ini akan sangat sulit untuk di pelajari. Data yang kita peroleh saat ini merupakan data-
data hasil penelitian selama berpuluh-puluh tahun.
Ruang lingkup paleontology
Paleontology menggunakan fosil sebagai sumber utama peneliti, otomatis di dalam
paleontology ini kita akan berkecimpung dengan banyak fosil-fosil hewan maupun
tumbuhan. tanaman adalah salah satu organisme yang berlimpah dan beragam di Bumi,
dengan lebih dari 250.000 spesies yang dikenal. Tanaman memiliki dinding sel yang kaku
di setiap sel dan menghasilkan makanan mereka sendiri dengan menangkap energi cahaya
pada pigmen seperti klorofil. Tanaman mengubah energi ini menjadi gula, pati, dan
makanan lain yang dibutuhkan tanaman untuk bertahan hidup. Beberapa fosil yang
tampak dari tanaman kembali ke Ordovisium (Pertama dikenal terjadinya fosil), tapi tidak
diragukan lagi kejadian pertama berasal dari fosil tanaman Akhir Silur.
Tidak hanya hewan dan tumbuhan, sekarang ini telah berkembang sebagai bagian dari
paleontology yang meneliti tentang protista. "protista" mengacu pada eukariota yang
bukan tanaman, hewan, atau jamur. Kebanyakan protista uniseluler, sementara yang lain
multiseluler atau bahkan multinukleat (inti banyak dalam satu sel). Ini menunjukkan
berbagai kelompok berbagai ukuran, bentuk, siklus hidup, habitat, dan makan dan strategi
reproduksi. Para protista memiliki panjang, meskipun dalam beberapa kasus setengah-
setengah, catatan fosil yang membentang kembali ke Prakambrium.
Juga ada bakteri, Organisme uniseluler Bakteri yang memiliki dinding sel, organel, dan
DNA, seperti halnya eukariota. Namun, tidak seperti eukariota, DNA organel mereka dan
tidak terkandung dalam selaput terpisah di dalam sel. Cyanobacteria, atau "bakteri biru-
hijau," telah ditemukan di batuan dari Archean, 3,5 miliar tahun lalu. Cyanobacteria
(bersama dengan bakteri lainnya) juga membentuk tikar dan gundukan dikenal sebagai
stromatolites, yang ada di bumi dari Prakambrium sampai hari ini. Fosil terkecil yang
pernah ditemukan milik magnetobacteria, yang membentuk nanometer ukuran kristal-dari
mineral magnetit di dalam sel mereka.
Jenis-jenis jamur yang kita makan atau mencoba untuk memberantas kami dari rumah
hanya mewakili kecil sejumlah spesies sekitar. jamur Kebanyakan tidak membuat
makanan mereka sendiri, sebagai tanaman lakukan. Beberapa parasit dan beberapa
bentuk lain simbiosis hubungan dengan ganggang atau tanaman. Mereka ditemukan di
tanah, pada organisme lain, dalam lingkungan perairan, dan mereka adalah dekomposer
pokok organik material di Bumi. Beberapa dapat tumbuh sangat besar (misalnya, jamur
dan puffballs), yang lain bersel tunggal (ragi), tetapi kebanyakan multiselular. Meskipun
jamur sering dianggap terlalu rapuh untuk fosil atau terlalu sulit untuk diidentifikasi
sebagai fosil, catatan fosil mereka akan kembali ke Prakambrium, dan mereka sering
ditemukan di Devon Bawah Rhynie Rijang Skotlandia.
Pada dasarnya ruang lingkup paleontology berkisar tentang segala sesuatu yang telah
hidup di masa lalu atau bisa dikatakan organisme purba (baik hewan, tumbuhan, protista,
jamur maupun bakteri) yang hingga kini sudah punah dan hanya tertinggal fosil-fosil,
jejak peradaban, lingkungannya dan peninggalan-peninggalan lainnya. Sehinggga kita
hanya meneliti dari jejak-jejak yang tertinggal.

Ilmu yang berkaitan dengan paleontology


Paleontology berkaitan erat tentang fosil dan perkembangan makhluk hidup hingga
sekarang. Sehingga paleontoligi berhubungan erat dengan ilmu evolusi. Tapi sampai
sekarang, ilmu tentang evolusi ban yak sekali terdapat pro dan kontra, banyak yang setuju
dengan ilmu ini, tetapi lebih banyak yang menolaknya. Tapi dalam hal ini, paleontology
sangat berkaitan dengan evolusi, bahkan sangat menunjang, unutk membuktikan
kebenarannya.
Untuk ilmu yang lainnya, ada beberapa ilmu yang erat kaitannya dengan paleontology
antara lain :
1. Biostratigrafi
Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan menggunakan fosil yang
terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk korelasi, yaitu menunjukkan bahwa
horizon tertentu dalam suatu bagian geologi mewakili periode waktu yang sama dengan
horizon lain pada beberapa bagian lain. Fosil berguna karena sedimen yang berumur
sama dapat terlihat sama sekali berbeda dikarenakan variasi lokal lingkungan
sedimentasi. Sebagai contoh, suatu bagian dapat tersusun atas lempung dan napal
sementara yang lainnya lebih bersifat batu gamping kapuran, tetapi apabila kandungan
spesies fosilnya serupa, kedua sedimen tersebut kemungkinan telah diendapkan pada
waktu yang sama.
Amonit, graptolit dan trilobit merupakan fosil indeks yang banyak digunakan dalam
biostratigrafi. Mikrofosil seperti acritarchs, chitinozoa, conodonts, kista dinoflagelata,
serbuk sari, sapura dan foraminifera juga sering digunakan. Fosil berbeda dapat berfungsi
dengan baik pada sedimen yang berumur berbeda; misalnya trilobit, terutama berguna
untuk sedimen yang berumur Kambrium. Untuk dapat berfungsi dengan baik, fosil yang
digunakan harus tersebar luas secara geografis, sehingga dapat berada pada bebagai
tempat berbeda. Mereka juga harus berumur pendek sebagai spesies, sehingga periode
waktu dimana mereka dapat tergabung dalam sedimen relatif sempit, Semakin lama
waktu hidup spesies, semakin tidak akurat korelasinya, sehingga fosil yang berevolusi
dengan cepat, seperti amonit, lebih dipilih daripada bentuk yang berevolusi jauh lebih
lambat, seperti nautoloid.
2. Kronostratigrafi
Kronostratigrafi merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari umur strata batuan
dalam hubungannya dengan waktu.
Tujuan utama dari kronostratigrafi adalah untuk menyusun urutan pengendapan dan
waktu pengendapan dari seluruh batuan didalam suatu wilayah geologi, dan pada
akhirnya, seluruh rekaman geologi Bumi.
Tata nama stratigrafi standar adalah sebuah sistem kronostratigrafi yang berdasarkan
interval waktu paleontologi yang didefinisikan oleh kumpulan fosil yang dikenali
(biostratigrafi). Tujuan kronostratigrafi adalah untuk memberikan suatu penentuan umur
yang berarti untuk interval kumpulan fosil ini.
3. Mikropaleontologi
Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil.
Mikrofosil adalah fosil yang umumnya berukuran tidak lebih besar dari empat millimeter,
dan umumnya lebih kecil dari satu milimeter, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan
mikroskop cahaya ataupun elektron. Fosil yang dapat dipelajari dengan mata telanjang
atau dengan alat berdaya pembesaran kecil, seperti kaca pembesar, dapat dikelompokkan
sebagai makrofosil. Secara tegas, sulit untuk menentukan apakah suatu organisme dapat
digolongkan sebagai mikrofosil atau tidak, sehingga tidak ada batas ukuran yang jelas.
4. Paleobotani
Paleobotani atau palaeobotani (dari bahasa Yunani paleon berarti tua dan botany yang
berarti ilmu tentang tumbuhan), adalah cabang dari paleontologi yang khusus
mempelajari tentang tumbuhan pada masa lampau.
5. Paleozoologi
Paleozoologi atau palaeozoology (bahasa Yunani: παλαιον, paleon = tua dan ζωον, zoon =
hewan) adalah adalah cabang dari paleontologi atau paleobiologi, yang bertujuan untuk
menemukan dan mengindentifikasi fosil hewan bersel banyak dari sistem geologi atau
arkeologi, untuk menggunakan fosil tersebut dalam rekonstruksi lingkungan dan ekologi
prasejarah.
6. Palinologi
Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya,
diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan
scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada
sedimen dan batuan sedimen.
Istilah palinologi diperkenalkan oleh Hyde dan Williams pada tahun 1944, berdasarkan
surat-menyurat dengan ahli geologi Swedia yang bernama Antevs, dalam Pollen Analysis
Circular (salah satu jurnal yang mengkhususkan pada analisa pollen, yang diproduksi
oleh Paul Sears di Amerika Utara). Hyde dan Williams memilih palinologi berdasarkan
kata dalam Bahasa Yunani paluno yang berarti 'memercikan' dan pale yang berarti 'debu'
(sehingga mirip dengan kata dalam Bahasa Latin pollen).

Paleontology dalam kehidupan


Di dalam kehidupan sehari-hari, paleontologi sangat bermanfaat. Manfaat di dalam
kehidupan kita, antara lain :
1. Karir
Tentang karier dan jalur karir di paleontologi dan bidang terkait, termasuk program-
program profesional, halaman menggambarkan karier dalam paleontologi, atau daftar
pekerjaan paleontologi.
2. Ilmu pengetahuan
Paleo bisa dijadikan sumber pembelajaran bagi siswa ataupun mahasiswa, tidak hanya di
sekolah atau saat kuliah saja, tapi paleo merupakan ilmu yang bisa dipelajari di luar kelas
misalnya di museum purba.
3. Sumber daya
Tambahan sumber daya, termasuk peta, panduan lapangan, koleksi gambar, publikasi, dan
kurikulum.

Tokoh dan ahli Paleontologi


Ini adalah ilmu yang dinamis yang berupaya untuk mengungkap sejarah seluruh
kehidupan di Bumi. Paleontologis mengkaji beberapa baris bukti yang memberikan
petunjuk bahwa sejarah, termasuk fosil dan bagaimana mereka terbentuk dan terpelihara,
stratigrafi, biogeografi, histologi, dan kimia. Jadi menjadi ahli paleontologi berarti
banyak hal. Di sini Anda akan bertemu dengan berbagai ahli paleontologi dan belajar
tentang apa yang mereka lakukan dan mengapa mereka menikmati pekerjaan mereka.
Karen Carr
Karen Carr adalah seniman satwa liar dan sejarah alam yang mengkhususkan lukisan
digital yang karyanya telah muncul dalam publikasi, kebun binatang, museum dan taman
di seluruh Amerika Serikat, Jepang dan Eropa.
Brian Platt
Brian Platt adalah Ph.D. candidate calon di Departemen Geologi di University of Kansas
(KU).
Warren Allmon
Dr Warren Allmon adalah Direktur Lembaga Penelitian paleontologi (PRI) dan
perusahaan Museum of the Earth di Ithaca, New York.
Linda Ivany
Dr Linda Ivany adalah Professor di Syracuse University yang mengkhususkan diri dalam
paleoecology evolusi dan paleoclimatology.
Keith Miller
Keith Miller adalah Asisten Profesor Riset di Departemen Geologi di Kansas State
University.
Leif Tapanila
Leif Tapanila adalah Profesor di Departemen Geosains di Idaho State University dan juga
menjabat sebagai Kurator Geologi di Museum Sejarah Alam Idaho.
Shanan Peters
Dr Peters Shanan adalah Asisten Profesor di Departemen Geologi dan Geofisika di
University of Wisconsin-Madison.
Rowan Lockwood Rowan Lockwood
Dr Rowan Lockwood adalah Professor di Departemen Geologi di College of William &
Mary di Williamsburg, VA, dan Program Coordinator (2007 sekarang) dari komunitas
paleontologi.
Peter Crane
Sir Peter Crane FRS adalah paleobotanist dan Profesor di Departemen Ilmu Geofisika di
University of Chicago.
David Krause
David Krause adalah Professor spesialis di Departemen Ilmu Anatomi, Departemen
Geosains, dan Program Doktor dalam Ilmu Antar antropologi di Universitas Stony Brook,
New York, dan Research Associate dari Field Museum Sejarah Alam, Chicago.
Catherine Badgley
Wawancara dengan Dr Catherine Badgley, seorang ilmuwan penelitian dan asisten
profesor di Universitas Michigan dan Presiden Society of Vertebrate Paleontology.
Sejarah teori Paleontologi
Tokoh dan teori pencetus Paleontologi.
1.Shrock &Twen hofel (1952):
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala
umur geologi.Studi Paleontologi dibatasi oleh skala waktu geologi yaitu umur termuda
adalah Kala Holosen (0,01 jt. th. yang lalu).
2. Strabo (58 SM-25 M),
Melihat kenampakan seperti beras pada batu gamping yang digunakan untuk membangun
piramid. Fosil tersebut kemudian dikenal sebagai Numm ulites.
3. Abbe Giraud de Saulave (1777)
Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna).Jenis-jenis fosil itu berada sesuai
dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa dengan formasi yang di
atasnya
4. Chevalier de Lamarck (1774 - 1829),
Pencetus Hipotesa Evolusi .Organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi
dengan lingkungannya.
5.Baron Cuvier (1769  1832)
Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi)
6.William Smith (1769 - 1834),
Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil
Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya.
7.Charles Robert Darwin (1809 - 1882)
Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam
8.Pada abad ke 18 dan 19, seorang ahli geologi berkebangsaan Inggris William Smith dan
ahli paleontologi Georges Cuvier dan Alexandre Brongniart dari Perancis.
Menemukan batuan-batuan yang berumur sama serta mengandung fosil yang sama pula,
walaupun batuan-batuan tersebut letaknya terpisah cukup jauh

Paleo di masa datang


Paleontology di masa datang akan semakin berkembang seiring berkembangnya ilmu
teknologi, dan perkembangan IT itu sendiri akan semakin membantu penelitian tentang
ilmu paleontologi

Anda mungkin juga menyukai