Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nur Eka Dian Hamadai

NIM : 201910420311026
NERS UMM

Efek Samping Anti-Psikotik


1. Sindrom ekstrapiramidal
a. Parkinsonisme : tremor, bradikinesia, hipersaliva, rigiditas otot
b. Distonia : otot bergerak tidak terkendali, terutama otot area leher. Menyebabkan
kepala mendangak/menengok ke belakang secara berulang, mata mendelik, lidah
menjulur, dan postur tidak wajar
c. Akatisia : gelisah dan terus menggerakkan tubuh
d. Diskinesia tardif: mulut berulang kali melakukan gerakan mengunyah/menghisap
2. Hipotensi orthostatik : kondisi dimana penderitanya merasakan pusing ketika beranjak dari
duduk atau berbaring.
3. Efek antikolinergik : mulut kering, konstipasi, mata kabur
4. Sedasi
5. Mual/muntah
6. Diare
7. Insomnia
8. Tidak nafsu makan
9. Gatal kemerahan
10. Anoreksia
11. Sering BAK
12. Kesadaran menurun
13. Sesak nafas dan batuk
14. Penurunan Hb
15. Kenaikan AST (aspartat aminotransferase/SGOT)
16. Kenaikan ALT (alanine aminotransferase/SGPT)
17. Keluar busa di hidung
Nama : Nur Eka Dian Hamadai
NIM : 201910420311026
NERS UMM

Golongan anti-psikotik
1. Tipikal (neuroleptic/antipsikotik konvensional/generasi pertama)
- Dikembangkan tahun 1950an
- Untuk mengatasi episode psikosis pada pasien skizofrenia
- Untuk memulihkan kondisi mania (perasaan gembira berlebihan), rasa gelisah, serta
kondisi kejiwaan lain
- Efek samping : mengantuk, agitasi, mulut kering, sembelit, penglihatan kabur, otot
kaku dan kejang
- Contoh obat :
 Haloperidol (halidol)
 Stelazine (trifluoperazine)
 Mellaril (thioridazine)
 Thorazine (chlorpromazine/CPZ)
 Navane (thiothixene)
 Trilafon (perphenazine)
 Prolixin (fluphenazine)
2. Atipikal (generasi kedua)
- Obat golongan baru, dikembangkan tahun 1990an, bekerja dengan cara berbeda
dibandingkan atipikal
- Berisiko lebih kecil menimbulkan sindrom ekstrepiramidal
- Memulihkan kondisi psikosis/psikotik
- Untuk mengatasi gangguan mood, kecemasan, bipolar, stres pasca trauma, gangguan
obsesif kompulsif
- Efek samping : mulut kering, pusing, penglihatan kabur, kejang
- Contoh obat :
 Risperidone (risperidal)
 Quetiapine (zeldox)
 Olanzapine (zyprexa)
 Ziprasidone (zeldox)
 Paliperidone (invega)
 Aripiprazole (abilify)
 Dozapine (clozaril)
Nama : Nur Eka Dian Hamadai
NIM : 201910420311026
NERS UMM

Jenis-jenis psikofarmaka/psikotik
1. Anti-depresi
a. Serotonin and norepineprin reuptake inhibitors (SNRIs) : menghambat serotonin dan
norepinephrine supaya tidak diserap kembali oleh sel saraf.
- Contoh obat : duloxetine (Cymbalta), desvenlafaxine (Pristiq), reboxetine
(Edronax), dan venlafaxine (Effexor XR)
- Efek samping :  sakit kepala, mual, muntah, mimpi
buruk, insomnia atau gangguan tidur, gemetar, cemas, sembelit, keringat
berlebihan, hingga masalah seksual.
b. Selective serotonin re-uptake inhibitor (SSRIs) : memblokir serotonin agar tidak
diserap kembali oleh sel saraf, karena saraf biasanya mendaur ulang neurotransmitter.
- Contoh obat :  sertraline (Zoloft), fluoxetine (Lovan atau Prozac), escitalopram
(Lexapro), citalopram (Cipramil), dan paroxetine (Aropax).
- Efek samping :  mulut kering, kejang-kejang, mengantuk, gugup, halusinasi,
gangguan fungsi seksual, anoreksia, gatal, biduran, anafilaksis, myalgia, mual,
muntah, sakit perut, diare, konstipasi, dispepsia, hiponatremia,
gangguan pendarahan, gangguan penglihatan, dan gangguan pada kandung
kemih untuk mengeluarkan urin.
c. Monoamine oxidase inhibitors (MOIs) : menghambat enzim monoamine oxidase yang
dapat menghancurkan epinefrin, serotonin, dan dopamin.
- Contoh obat : phenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate), dan isocarboxazid
(Marplan).
- Efek samping : pusing, kepala berputar, sulit tidur, penglihatan kabur,
mengantuk, kenaikan berat badan, perubahan tekanan darah, serta munculnya
timbunan cairan dalam seperti pembengkakan kaki dan pergelangan kaki.
d. Trisiklik : menghambat sejumlah neurotransmiter, termasuk epinefrin, serotonin, dan
norepinephrine, supaya tidak kembali terserap dan mengikat reseptor sel saraf.
- Contoh obat : dosulepin (Prothiaden atau Dothep), clomipramine
(Anafranil), amitriptyline (Endep), nortriptyline (Allegron). doxepin (Deptran),
dan imipramine (Tofranil).
- Efek samping : mulut kering, pandangan kabur, mengantuk, berkeringat,
konstipasi, retensi urin, aritmia, blokade jantung (khususnya pada penggunaan
amitriptyline), serta detak jantung yang meningkat dan tidak teratur.
e. Noradrenaline and specific serotonergic antidepressants (NASSAs) : meningkatkan
kadar serotonin dan noradrenalin. 
- Contoh obat : mirtazapine (Avanza).
- Efek samping : pusing, gejala flu, rasa mengantuk, berat badan naik, mulut
kering, sembelit, dan nafsu makan meningkat.
2. Anti-cemas
- Contoh obat : diazepam (valium), ativan (lorazepam), clobazam, alprazolam (xanax),
benzodiazepine, chlordiazepoxide (librium), clonazepam (klonopin).
3. Anti-psikosis
- Contoh obat : chlorpromazine, haloperidol, risperidon, clozapine, cycozam, seroquel
XR (quetiapin), onzapine (olanzapine), olandoz, abilify (aripiprazole),
trihexyphenidyl HCl, levopar, stelazine, lodomer, bamgetol, fluoxetine.
4. Anti-mania
- Mengendalikan suasana hati, pengendali mood, untuk pasien bipolar, depresi tingkat
berat/episode mania.
- Contoh obat : frimania (lithium carbonate), carbamazepine, depakole, asenapine,
lamotrigine, valproate.
5. Anti-dementia
- Contoh obat : aricept evess (donepezil HCl), galantamin, memantin HCl, rivastigmin.
Nama : Nur Eka Dian Hamadai
NIM : 201910420311026
NERS UMM

Bahaya merokok pada pasien gangguan jiwa


Menurut hasil studi peneliti dari Bristol University. Merokok dapat menyebabkan
gangguan kejiwaan, berupa depresi dan skizofrenia.

Sebuah penelitian lain yang dilakukan King College London menemukan adanya
hubungan perokok dengan risiko gangguan jiwa berat atau skizofrenia pada usia muda.
Diterbitkan di Lancet Psychiatry, analisis yang dilakukan dari 61 studi terpisah ini
menunjukkan, nikotin dalam asap rokok dapat mengubah otak. Penelitian yang
melibatkan 14.555 dan 273.162 non-perokok ini menunjukkan, ada 57 persen orang di
antaranya yang mengalami kondisi gangguan kejiwaan.

Sebelumnya, merokok memang telah lama dikaitkan dengan psikosis, tetapi pasien
skizofrenia sering percaya, merokok bisa meringankan penderitaan akibat penyakit ini seperti
mendengar suara-suara atau halusinasi. Penelitian ini menguatkan, bahwa perokok harian
memiliki risiko skizofrenia dua kali lebih besar dari yang tidak merokok. Para peneliti
mengatakan nikotin dapat mengubah kadar dopamin otak. Direktur Institute of Psychological
Medicine di Cardiff University, Prof Michael Owen juga sependapat, merokok dapat
meningkatkan risiko skizofrenia.

Anda mungkin juga menyukai