PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. DASAR PEMIKIRAN
1. Kesehatan sebagai suatu faktor utama dan investasi berharga yang
pelaksanaannya didasarkan pada sebuah paradigma baru yang biasa dikenal
dengan paradigma sehat,yakni paradigma kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memuat ketentuan yang menyatakan
bahwa bidang kesehatan sepenuhnya diserahkan kepada daerah masing-
masing yang setiap daerah diberi kewenangan untuk mengelola dan
menyelenggarakan seluruh aspek kesehatan.
3. Peraturan PemerintahNomor 38 Tahun 2007 yang mengatur tentang
pembagian urusan antara Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota. Berdasarkan hal tersebut,
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan perlu disesuaikan
dengan semangat otonomi daerah. Oleh karena itu, perlu dibentuk kebijakan
umum kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh semua pihak dan sekaligus
dapat menjawab tantangan era globalisasi dan dengan semakin kompleksnya
permasalahan kesehatan .
5. Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi
klinik, imunologi klinik, atologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan
dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
(Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 364/MENKES/SK/III/2003).
C. TUJUAN
1. Mengenalkan arti pentingnya pemeriksaan laboratorium Kesehatan pada
masyarakat,
2. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas
5. Agar Peran serta masyarakat, swasta, lintas sektor, Organisasi Profesi, dan
asosiasi semakin meningkat.
1. Visi :
2
Menjadi laboratorium klinik terbaik dalam hal kualitas dan pelayanan di
bidang kesehatan.
2. Misi :
BAB II
PEMBAHSAN
3
A. STANDAR KETENAGAAN
1. Kualifikasi SDM
2. Standar Kompetensi
4
4. Mampu mendokumentasikan setiap kegiatan dilaboratorium.
5. Mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium Patologi Klinik
6. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
7. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya
sesuai dengan prosedur tetap
8. Mampu bekerja sama baik sesama profesi maupun team kesehatan
lain
9. Mampu bersikap ramah ,sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
10. Mampu berbahasa inggris aktif dan fasif
11. Menguasai komputer minimal MS World
5
2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat
3. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan infeksius dan
berbahaya pada petugas dan klien
5. Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling sesuai
prosedur tetap
6. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
7. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
8. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
9. Menguasai komputer minimal MS World
V. Pelaksana Administrasi.
6
a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses
spesimen.
7
3. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji
yang dilakukan.
8
C. Denah Ruangan Laboratorium
1. Ruangan Sampling
Yaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel
2. Ruangan administrasi
Yaitu tempat untuk registrasi data pasien, tempat untuk proses akhir hasil
laboratorium dan tempat mengentry data bahan habis pakai/reagen yang
dipakai
3. Tempat reagen
Yaitu tempat reagen yang sudah didistribusikan dari gudang barang
laboratorium
4. Gudang barang laboratorium
Yaitu tempat untuk penyimpanan stok reagen dan semua barang habis
pakai di laboratorium.
D. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam laboratorium;
9
No. Barang Satuan
1. Spuit 3 cc 18 box
2. Torniquet 5 buah
10
No NAMA ALAT FUNGSI Jumlah
F. Alur Pemeriksaan
Pasien Rawat 11
Jalan
Sampel Dari Sampel dari
Ruang Rawat IGD
Inap
Analisa
Analis Lab
Release
Analis Quality
Control
Autorized
Dokter Penanggung Jawab Lab
Print
Analis Lab
G. Harga Pemeriksaan
12
Darah lengkap 60.000
Hemoglobin 25.000
Hematokrit 25.000
Gula darah 50.000
Eritrosit 25.000
Leukosit 25.000
Trombosit 30.000
LED 32.500
MCHC 24.500
MCH 24.500
MCV 24.500
Morfologi darah tepi 48.500
Retikulosit 52.000
Golongan darah rhesus 24.500
13
H. Pengolahan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan
container dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus
benda tajam yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai ¾ jerigen ganti
dengan kantong limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak
tumpah atau berceceran.
b. Jerigen yang ¾ penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di bawa
ke tempat pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk,
kemudian diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke tempat
pengolahan limbah.
KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda
tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3
dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
14
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup
yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah untuk masing-masing
kegiatan. Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi
sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna seperti digambarkan pada tabel 7 sebagai berikut:
15
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
16
setiap hari untuk mencegah dan mendeteksi suatu kesalahan serta
memperbaikinya sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak tahap preanalitik, tahap analitik sampai
dengan tahap pasca analitik.
1) Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah
terlanjur minum obat. Sebaiknya diberikan informasi tentang takaran serta
lama pemberian obat.
2) Pengambilan bahan dilakukan dengan alat yang steril secara aseptic
3) Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang dipilih
dengan mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi dengan
kuman-kuman penyebab penyakit.
4) Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan
lengkap
5) Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.
6) Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan
sesuai.
2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak
semua kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil
sembarangan. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Cara pengambilan
b. Jumlah bahan yang dibutuhkan
c. Waktu pengambilan
d. Tempat pengambilan
e. Wadah
3. Pemberian identitas
17
c. Pengirim
d. Tanggal spesimen diterima
e. Diagnosa
f. Nama petugas penerima spesimen
g. Tanggal spesiman selesai diperiksa
h. Nama pemeriksa
4. Pengiriman sampel
a. Bahan darah, urin dan dahak harus secepatnya dikirim ke
laboratorium.
b. Untuk pengiriman bahan (serum darah) yang jauh harus
memakai pendingin/es batu
5. Penyimpan sampel
18
8. Tahap Analitik
i. Pengolahan sampel :
19
Kebijakan : Prosedur tetap pemantapan mutu external sebagai pedoman bekerja di
laboratorium dan harus dipatuhi oleh semua petugas.
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal
PNPKLK-K ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium
Kesehatan ) bekerja sama dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan perhitungan WIS ( Wariance Index Score ),
dengan nilai 0 – 400, makin kecil nilai WIS yang diperoleh suatu laboratorium
berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal
sebagai PNPKLK-H ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium
Bidang Hematologi ). Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium
Kesehatan bekerja sama dengan PDS Patklin. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan perhitungan ID ( Index Deviasi ) dengan nilai 0 - > 3, semakin
kecil nilai yang diperoleh oleh suatu laboratorium, berarti semakin baik
penampilan laboratorium tersebut.
3. Pemantapan mutu eksternal bidang IMUNOLOGI ( PME I ) meliputi
pemeriksaaan VDRL, HbsAg, HIV, HCV. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan system scoring dengan nilai 0 – 4. Semakin tinggi nilai yang
didapat oleh suatu laboratorium, berarti semakin baik penampilan
laboratorium tersebut.
1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya
PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
20
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :
Formulir hasil
1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagen
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
21
b. Oleh petugas dimasukan di dalam arsip hasil pemantapan mutu
eksternal Laboratorium.
c. Sifat pengolahan data berdasarkan :
1) Metode pemeriksaan
2) Alat yang digunakan
3) Jumlah data yang ada
5. Evaluasi komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama
dan jumlah peserta > 20
c. Dinilai dengan system Variance Index Score ( VIS )
d. Setiap peserta akan mendapat nilai :
1) VIS setiap pemeriksaan
2) Overal VIS
3) Mean Running VIS
6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score ( VIS )
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata – rata VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata – rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0 – 50 : Sangat baik
51 – 100 : Baik
101 – 200: Cukup
201 – 300 : Kurang
301 – 400 : Buruk
22