Semen Baturaja
Pada saat didirikan pada 14 November 1974, Perusahaan lahir dengan nama PT Semen
Baturaja (Persero) dengan kepemilikan saham sebesar 45% dimiliki oleh PT Semen Gresik
dan PT Semen Padang sebesar 55%. Lima tahun kemudian, pada tanggal 9 November
1979 Perusahaan berubah status dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi
Persero dengan komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh Pemerintah
Republik Indonesia, PT Semen Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik sebesar 5%.
Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1991, saham Perseroan diambil alih
secara penuh oleh Pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya Perseroan terus mengalami
perkembangan sehingga pada tanggal 14 Maret 2013 PT Semen Baturaja
(Persero) mengalami perubahan status menjadi Perseroan terbuka dan berubah nama
menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Perseroan menjalankan roda usaha secara khusus dalam produksi Terak dengan pusat
produksi terletak di Baturaja, Sumatera Selatan. Sedangkan proses penggilingan dan
pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik Palembang dan Pabrik
Panjang yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-daerah pemasaran Perseroan. Adapun
bahan baku produk semen Perseroan berupa batu kapur dan tanah liat yang didapatkan dari
lokasi pertambangan batu kapur dan tanah liat milik Perseroan yang berlokasi sekitar 1,2
km dari pabrik di Baturaja. Bahan baku pendukung lainnya seperti pasir silika didapatkan
dari rekanan di sekitar wilayah Baturaja; pasir besi diperoleh dari rekanan di provinsi
Lampung; Gypsum diperoleh dari Petro Kimia Gersik maupun impor dari Thailand;
sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi yang dijual di dalam
negeri. Dalam rangka mengembangkan bisnis yang dijalankan, Perseroan
menyempurnakan peralatan yang sudah ada guna mencapai target kapasitas terpasang
sebesar 50.000 ton semen per tahun sekaligus sebagai upaya meningkatkan kapasitas
terpasang. Untuk itu, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi
I (OPT I). Proyek tersebut kemudian dimulai pada tahun 1992 dan selesai
pembangunannya pada tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat menjadi 550.000
ton semen per tahun.
KETERBUKAAN
Prinsip ini diadopsi sebagai Budaya Perusahaan yang mengedepankan keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan. Keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan. Perusahaan akan menyediakan informasi yang cukup,
akurat, dan tepat waktu kepada seluruh stakeholders, sehingga pihak-pihak
yang mempunyai keterkaitan dengan Perusahaan, seperti pemegang saham, Bapepam,
Bursa Efek, pegawai, pelanggan, pemasok dan stakeholders lainnya, mengetahui risiko
yang mungkin terjadi dan keuntungan yang dapat diperoleh dalam melakukan transaksi
dengan Perusahaan, sekaligus ikut serta dalam mekanisme pengawasan terhadap
jalannya Perusahaan.
AKUNTABILITAS
Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ-
organ Perusahaan sehingga pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas
menciptakan pengawasan efektif yang mendasarkan pada keseimbangan hak dan
tanggungjawab antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Akuntabilitas
mencerminkan aplikasi mekanisme sistem internal checks and balances yang
mencakup praktik-praktik yang sehat. Direksi bertanggung jawab dalam
kegiatan operasional sehari-hari dan Dewan Komisaris mewakili Pemegang Saham dalam
pelaksanaan pengawasan atas jalannya Perusahaan.
TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab untuk kesesuaian di dalam pengelolaan Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.
Perusahaan memenuhi dan mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk didalamnya pemenuhan hak-hak stakeholders, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan penghindaran dari praktik bisnis yang tidak sehat. Perusahaan tidak
hanya bertanggung jawab terhadap mereka yang berhubungan secara langsung maupun
tidak langsung dengan Perusahaan.
KEMANDIRIAN
Merupakan suatu keadaan di mana Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.
Direksi dalam menjalankan tugas tugas kepengurusan Perusahaan dan Dewan Komisaris
dalam melaksanakan peran pengawasan atas jalannya Perusahaan bebas dari intervensi
pihak luar.
KEWAJARAN
Merupakan keadaan dimana keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Terhadap stakeholders tersebut diberikan perlindungan, kesempatan dan perlakuan
yang wajar untuk menuntut jika terjadi pelanggaran terhadap hak mereka.
4.3 Struktur Organisasi