Anda di halaman 1dari 11

PEWARNAAN GRAM

(Laporan Mikrobiologi Industri)

Oleh:
RAHMAD HIDAYAT
1810516210017

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
PENDAHULUAN

Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena
banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna. Salah satu cara untuk
mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan
metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui
sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecatan (Waluyo, 2007).
Bakteri memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral.
Bakteri dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang biak dengan cara
membelah diri. Bakteri memiliki habitat yang bervariasi, dari air, tanah, udara,
hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam usus manusia. Bakteri ada yang dapat
hidup secara anaerob murni dan akan mati dengan adanya oksigen, ada yang
bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk metabolismenya, dan ada yang
bersifar aerob fakultatif yaitu dapat hidup pada kondisi anaerob, tapi bila ada
oksigen, metabolismenya bersifat aerob (Betsy, 2005).
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri
gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna
merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya
dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain itu, ada endospore yang bisa diwarnai.
Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena
kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan
sampai kondisi menjadi baik (Rudi, 2010).
Pewarnaan atau pengecatan terhadap mikroba banyak dilakukan baik secara
langsung (bersama bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui
biakan murni). Tujuan dari pewarnaan tersebut ialah untuk :
1.    Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, ataupun fungi.
2.    Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.
3.    Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.
4.    Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat
fisik dan kimia yang ada akan dapat diketahui (Suriawiria, 1999).
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti
pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Pewarnaan gram adalah salah satu
teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas digunakan untuk
bakteri. Bakteri yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua
kelompok, salah satu diantaranya bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
(Pelczar & Chan, 1986).
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri dari 40 lapis rangka
dasar murein, meliputi 30-70 % berat kering dinding sel bakteri. Murein adalah
senyawa yang tersusun dari N-asetil glukosamin dan N-asetil asam muramat yang
terikat oleh ikatan 1,4-β-glikosida. Senyawa lain penyusun dinding sel gram
positif adalah polisakarida yang terikat secara kovalen, dan asam teikoat yang
sangat spesifik. Sementara bakteri Gram negatif memiliki 1 lapis rangka dasar
murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat kering dinding sel. Murein hanya
mengandung diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin. Di luar rangka murein
tersebut terdapat sejumlah besar lipoprotein, lipopolisakarida, dan lipida jenis lain.
Senyawa-senyawa ini merupakan 80 % penyusun dinding sel. Asam teikoat tidak
terdapat dalam dinding sel ini (Sumarsih, 2003).
Pewarna yang digunakan antara lain : kristal violet sebagai gram A, iodine sebagai
gram B, alkohol sebagai gram C, serta safranin sebagai gram D. Bakteri tahan
asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga tidak
bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan
tahan asam. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA) karena dapat
mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan larutan pemucat.
Golongan bakteri ini biasanya bersifat patogen pada manusia contohnya
adalah Mycobacterium tuberculosis (Pelczar & Chan, 1986).

Latar Belakang
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mempelajari kegunaan
pewarnaan untuk mempertinggi kontras antara sel bakteri dan sekelilingnya dan
mengamati ciri-ciri tertentu dari bakteri.
METODOLOGI

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 21 Februari 2020,
pada pukul 16:30-18:00 WITA. Tempat pelaksanaan praktikum ini di
Laboratorium Analisis Kimia II Fakultas Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, pipet,
kaca preparat, cover glass dan bunsen.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kertas saring,
larutan methylene blue, larutan lugol, alkohol, larutan safranin/ fuchin dan
aquades.

Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah :
Dibuat preparat ulas kemudian difiksasi dengan api

Diberi larutan methylene blue dan didiamkan selama 1 menit

Dibersihkan dengan aquades

Diberikan larutan lugol dan didiamkan selama 1 menit

Dibersihkan dengan aquades

Diteteskan larutan alkohol (larutan pemucat) dan didiamkan selama


10-20 detik

A
A

Diperhatikan waktu pemucatan jika terlalu lama akan memberi


hasil yang menyimpang

Dibersihkan dengan aquades

Diteteskan larutan safranin dan didiamkan selama 15 detik

Dibersihkan dengan aquades

Dikeringkan dengan kertas saring

Ditutup kaca objek dengan kaca penutup

Diamati dalam mikroskop


Hasil dan Pembahasan
Hasil
Hasil pada praktikum kali ini adalah :
No Nama Media Gambar Keterangan
1 Pekasam 1 Hari Bentuk bakteri : Coccus
(NA dan MRS) Warna bakteri : ungu
Gram Positif

2 Pekasam 4 Hari Bentuk bakteri : Coccus


( NA dan SS ) Warna bakteri : ungu tua
Gram Positif

3 Tempuyak Bentuk bakteri : Coccus


(NA dan SS) Warna bakteri : ungu
Gram Positif

4 Pekasam 1 hari Bentuk bakteri : Baccilli


(NA dan SS) Warna bakteri : ungu
Gram Positif
5 Mandai Bentuk bakteri : Baccilli
(NA dan SS) Warna bakteri : ungu
Gram Positif

Pembahasan
Laporan praktikum mikrobiologi kali ini adalah pewarnaan dan pengamatan
morfologi pada bakteri. Pewarnaan gram merupakan salah satu teknik pewarnaan
yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi
mikroorganisme. Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan
sifatnya yang khas terhadap pewarnaan tertentu (pewarnaan gram) dapat
digunakan untuk identifikasi awal. Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil
yaitu gram positif dan gram negative, tergantung dari reaksi dinding sel terhadap
tinta safranin atau methylene blue.
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan
sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut di suspensikan,
salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk
diidentifikasi ialah degan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga
berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding
sel bakteri melalui serangakaian pengecatan.
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar
dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-
sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan
warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan
sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan structural.
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar
dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-
sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Pewarnaan gram akan
menghasilkan bakteri dengan jenis gram negatif dan gram positif.
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara
bakteri gram negative tidak.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil
ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau
ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah
muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan
pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.
Pada praktikum kali ini melakukan pewarnaan gram yang mana
menggunakan bakteri biakan yang telah diinokulasi pada praktikum sebelumnya.
Pada pewarnaan bakteri digunakan berbagai macam reagen atau pewarna seperti
methylene blue, lugol dan safranin. Penambahan methylene blue diteteskan pada
objek dan didiamkan selama kurang lebih 1 menit bertujuan agar cat atau pewarna
ini dapat melekat sempurna pada dinding sel bakteri. Lalu, penambahan lugol
diteteskan dan didiamkan selama kurang lebih 1 menit bertujuan agar pengikatan
warna oleh bakteri menjadi semakin lebih kuat.
Selanjutnya, diteteskan alkohol 95% kemudian didiamkan selama 10-20
detik. Setelah itu, kaca objek dibilas dengan aquades mengalir hingga warnanya
hilang. Alkohol 95% berfungsi untuk membilas kelebihan zat warna pada sel
bakteri. Kemudian, diteteskan safranin kemudian didiamkan selama 10-20 detik.
Pemberian reagen atau pewarna yang berganti dari satu pewarna ke pewarna
lain dengan waktu yang telah ditentukan disebabkan karena zat-zat warna tersebut
dapat berikatan dengan komponen dinding sel bakteri dalam waktu singkat.
Karena itulah rentang waktu pemberian zat warna yang satu ke yang lainnya tidak
lama sehingga proses identifikasi bakteri berlangsung cepat.
Pada pekasam 1 hari (media NA dan MRS), pekasam 4 hari (media NA dan
SS) dan tempuyak (NA dan SS) memiliki bentuk bakteri Coccus, dimana coccus
ialah bakteri yang memiliki bentuk bulat/ bujur telur. Coccus asalnya dari bahasa
yunani (kokkos artinya beri). Organisme coccus dapat hidup secara sendiri,
namun dapat pula hidup pada formasi dengan bakteri coccus yang lain. Susunan
umum bakteri coccus yakni bakteri (streptococci) berukuran kurang lebih 0,5
hingga 1 mikro meter.
Pada pekasam 1 hari (media NA dan SS) dan mandai (media NA dan SS)
memiliki bentuk bakteri Baccilli, Bacalli atau baccillus ialah golongan bakteri
yang bentuknya batang, namun ada pula genus bakteri yang namanya bacillus.
Perbedaannya ini dari letak penulisannya, apabila bacillus penulisannya ini tidak
miring maka merujuk dari bentuk bakteri, sementara bacillus ini penulisannya
miring maka merujuk dari genus bakteri.
Sedangkan pada pekasam 1 hari (media NA dan MRS), pekasam 4 hari
(media NA dan SS), tempuyak (NA dan SS), pekasam 1 hari (media NA dan SS)
dan mandai (media NA dan SS) merupakan bakteri dengan gram positif karena
pada saat diteteskan safranin tidak terjadi perubahan warna dan tetap berwarna
ungu karena persenyawaan kompleks methylene blue tetap terikat pada dinding 
pada bakteri merupakan bakteri dengan gram positif dengan warna ungu.
Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna
merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding
selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes
dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk
sehingga sel berwarna biru atau bahkan ungu. Dimana bakteri ini
mempertahankan warnya yang kristal violet sehingga disebut gram-positif.
Bakteri gram positif mempunyai lapisan peptidoglycan tebal (lapisan ganda),
banyak bakteri gram positif yang mempunyai asam teitotik dengan tanpa ruang
perisplasmik serta tidak memiliki membran luar. Bakteri Gram-positif ini lebih
resisten terhadap kekeringan, tetapi tidak terlalu resisten terhadap antibiotik.
Dinding selnya satu lapisan, dengan kandungan lipid dinding sel rendah namun
kandungan mureinnya malah lebih tinggi kurang lebih 70-80%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Pewarnaan bertujuan agar dapat mengetahui atau mengidentifikasi bakteri
yang tergolong gram positif dan gram negatif dengan mudah.
2. Bakteri yang diwarnai dengan teknik pewarnaan gram terbagi dua golongan,
yaitu gram positif dan gram negatif.
3. Pewarna yang digunakan pada pewarnaan gram adalah methylene blue,
alkohol, safranin dan lugol.
4. Bakteri gram positif ialah bakteri yang mengikat warna utama (methylene
blue) dengan kuat. Sedangkan bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak
mengikat warna utamanya.
5. Pekasam 1 hari (media NA dan MRS), pekasam 4 hari (media NA dan SS),
tempuyak (NA dan SS), pekasam 1 hari (media NA dan SS) dan mandai
(media NA dan SS) merupakan bakteri dengan gram positif.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur
warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.

Saran
Saran dari praktikum kali ini adalah alangkah baiknya apabila pada saat
praktikum saling kerjasama tiap anggota kelompok, agar dapat dengan mudah
dalam menyelesaikan praktikum dan agar lebih kondusif saat melakukan
praktikum.
Daftar Pustaka

Besty T. 2005. Microbiology Demystifed. McGraw-Hill Publisher. USA.


Pelczar, M. J., Chan, E.C.S,1986. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Company: New York.
Rudi. 2010. Bakteri Gram dan Pewarnaannya. Wordpress. Makassar.
Sumarsih S. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Faperta UPN “Veteran”.
Yogyakarta.
Suriawiria U. 1999. Mikrobiologi. Universitas Terbuka. Jakarta.
Waluyo L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM-Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai