Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING

OLEH :
NI LUH PUTU VINA PURWANITA DEWI BM,S.Pd,M.Pd
NIP. 19870613 200901 2 001

SD NO. 4 JIMBARAN
JLN. ULUWATU SIMPANGAN JIMBARAN
KECAMATAN KUTA SELATAN
KABUPATEN BADUNG
A. Latar Belakang
Pengaruh positif akibat globalisasi dan industrialisasi adalah terbentuknya karakter manusia yang menghargai waktu, menghargai sesama,efektif dan
efisien serta dapat membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk. Hal ini berpengaruh terhadap perilaku masyarakat yang cendrung individual
dan mengabaikan kebersamaan, kegotongroyongan dan sendi-sendi kehidupan lainnya.
Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif,
pelanggaran tatatertib,etika dan degradasi moral menjadi topik pembahasan hangat di media masa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Untuk menangkal
makin merebaknya prilaku amoral pada peserta didik diperlukan upaya-upaya penanaman pengetahuan, sikap dan perbuatan yang berahklak sesuai dengan
karakter bangsa Indonesia dengan memberikan pendidikan budi pekerti yang menanamkan nilai-nilai moral pada peserta didik.
Melalui Permendikbud No. 23 Tahun 2015 ini Kemendikbud mendorong agar semua pelaku pendidikan memiliki budi pekerti. Caranya dengan
menciptakan iklim sekolah dan lingkungan yang lebih baik, agar semua warganya turut berbudi pekerti. Penumbuhan ini tak dimasukkan ke intra kurikuler .
Secara bahasa, pembiasaan berarti proses agar sesuatu menjadi biasa . Jika jujur hanya diajarkan lewat intra kurikuler, maka hanya akan menjadi pengetahuan.
Ketika diuji nilainya tentu tinggi. Namun, pada praktiknya seringkali tak muncul. Karena itu, dalam Penumbuhan ini Kemendikbud menggunakan jalur non-
kurikuler.
Pendidikan budi pekerti dilaksanakan untuk pembentukan watak kepribadian peserta didik secara utuh yang tercermin pada prilaku berupa
pikiran,ucapan, perbuatan,sikap dan hasil karya yang baik.Realisasi pendidikan budipekerti perlu diwujudkan dalam lingkup keluarga,masyarakat dan sekolah
secara terpadu.Dengan sendirinya pelaksanaan pendidikan budipekerti dapat diwujudkan melalui upaya keteladanan, pembiasaan, pengalaman, pembinaan
prilaku perbuatan-perbuatan yang baik dan pengkondisian lingkungan.
Sehubungan dengan itu pelaksanaan pendidikan budipekerti di daerah provinsi Bali berdasarkan Perda Nomor 3 tahun 1992 yang ditindak lanjuti dengan
surat edaran Kakanwil Depdikbud provinsi Bali Nomor 715/I/19/I.1994 yang menggariskan bahwa bahasa daerah Bali dan budipekerti agar dijadikan muatan
lokal wajib pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,yang menentukan kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Dalam pelaksanaannya, alokasi waktu
disesuaikan dengan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
B. Tujuan
Tujuan muatan lokal Budi Pekerti adalah:
1. Mendorong kebiasaan dan prilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai- nilai universal,nasional dan tradisi budaya bangsa yang religius;
2. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai penerus bangsa;
3. Memupuk ketegaran dan kepekaan mental peserta didik terhadap situasi sekitarnya sehingga tidak terjerumus kedalam prilaku yang menyimpang baik secara
individual maupun sosial;
4. Meningkatkan kemampuan untuk menghindari sifat-sifat yang dapat merusak dirisendiri, orang lain dan lingkungan.

C. Ruang lingkup
Ruang lingkup muatan lokal budipekerti adalah:

1. Memahami dan menerapkan nilai-nilai budipekerti melalui hakikat hubungan manusia dan Tuhan;
2. Memahami dan menerapkan nilai-nilai budipekerti melalui hakikat manusia (potensi diri);
3. Memahami dan menerapkan nilai-nilai budipekerti melalui hakikat hubungan antara manusia dengan manusia;
4. Memahami dan menerapkan nilai-nilai budipekerti melalui hakikat hubungan antara manusia dengan lingkungan(lingkungan alam,sosial dan budaya).

D. Nilai Positif Penumbuhan Budi Pekerti.


1. Internalisasi sikap moral dan spiritual
2. Keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinekaan untuk merekatkan persatuan bangsa
3. Interaksi sosial positif antara peserta didik dengan figur orang dewasa di lingkungan sekolah dan rumah,
4. Interaksi sosial positif antarpeserta didik
5. Memelihara lingkungan sekolah
6. Penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan
7. Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat yang terkait

E. PRINSIP PENERAPAN PENUMBUHAN


1. Visi Kemendikbud 2019 adalah membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter.
2. Ada 3 strategi, yaitu penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan, meningkatkan mutu dan akses, dan efektivitas birokrasi melalui perbaikan tata kelola
dan pelibatan public.
3. Strategi pertama mendorong siswa aktif di satu sisi, dan meningkatkan kemampuan dalam berperan di sisi lainnya.
4. Strategi ke tiga, khususnya tentang pelibatan publik, mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan. Masyarakat dan keluarga juga
memiliki peran saat penerapan Penumbuhan

F. WAKTU PELAKSANAAN
1. Penumbuhan ini dilaksanakan sepanjang proses pembelajaran di sekolah, sejak seorang siswa masuk sekolah hingga lulus.
2. Untuk Sekolah Dasar (SD) dilaksanakan mulai siswa hari pertama masuk sekolah.
3. Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Pendidikan Khusus dilaksanakan
mulai hari pertama Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB).

G. KOMPONEN PROGRAM
No Komponen Program Bentuk Layanan/Kegiatan
1 Pelayanan Dasar Latihan soal, small grop discussion, game edukation
2 Layanan Responsif Kunjungan rumah
3 Perencanaan individual Individual appraisa, individual advisemen, fllow up
LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

NO Tanggal Nama Siswa Kelas Kasus Tindak Lanjut Penyelesaian

Anda mungkin juga menyukai