DISUSUN OLEH
NIM : 18034142
PRODI : FISIKA NK C
JURUSAN FISIKA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya pada kami, salawat beserta salam semoga
Allah limpah curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat, dan umatnya sampai akhir zaman.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TEORI DASAR.................................................................................................................2
BAB III..............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Pengertian Geolistrik..............................................................................................4
B. Sejarah Perkembangan Geolistrik..........................................................................5
C. Cara kerja dan prinsip Geolistrik............................................................................6
Konfigurasi Wenner...................................................................................................7
Konfigurasi Schlumberger.........................................................................................7
Koreksi Kedalaman..................................................................................................10
D. Fungsi dan kegunaan geolistrik............................................................................13
BAB IV............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
Kesimpulan..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
a. Pengertian geolistrik
b. Sejarah geolistrik
c. Cara kerja dan prinsip geolistrik
d. Fungsi dan kegunaan geolistrik
1
BAB II
TEORI DASAR
Geolistrik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya dipermukaan bumi. Pendeteksian
ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi
secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi (Kanata, dan
Zubaidah. 2008).
2
efektif dan cocok digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, karena
jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 kaki atau 1500
kaki. Pada metode tahanan jenis konfigurasi Schlumberger, bumi diasumsikan
sebagai bola padat yang mempunyai sifat homogen isotropis. Dengan asumsi ini
maka seharusnya resistivitas yang terukur merupakan resistivitas sebenarnya dan
tidak bergantung atas spasi elektroda, namunpada kenyataannya bumi terdiri atas
lapisan-lapisan dengan ρlapisan. Hal yang berbeda-beda sehingga potensial yang
terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Maka harga resistivitas
yang terukur bukan merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja, tetapi
beberapa lapisan. Hal ini terutama untuk spasi elektroda yang lebar.
3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geolistrik
4
B. Sejarah Perkembangan Geolistrik
Perubahan dilanjutkan dengan cara bertahap : thn. 1871 oleh W. Skey, thn.
1847 oleh Charles Matteucci. , thn. 1882 oleh Cart Barus, thn. 1891 oleh Brown,
thn. 1897 oleh Bernfield, thn 1912 oleh Gottchalk, thn. 1914 oleh R. C. Wells
serta George Ottis.
5
curve " hingga piranti lunak VESPC, RESINT 53, GRIVEL, RESIX serta
IP2Win.
6
Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Schlumberger
7
Pertimbangan perubahan jarak elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu
ketika pembacaan tegangan listrik pada multimeter sudah demikian kecil,
misalnya 1.0 milliVolt.
Kurva Baku
Kurva Bantu, terdiri dari tipe H, A, K dan Q
Kurva Lapangan
Untuk mengetahui jenis kurva bantu yang akan dipakai, perlu diketahui
bentuk umum masing-masing kurva lapangannya.
8
Kurva bantu H, menunjukan harga ρ minimum dan adanya variasi 3
lapisan dengan ρ1 > ρ2 < ρ3.
Kurva bantu A, menunjukkan pertambahan harga ρ dan variasi lapisan
dengan ρ1 < ρ2 < ρ3.
Kurva bantu, K menunjukan harga ρ maksimum dan variasi lapisan
dengan ρ1 < ρ2 > ρ3.
Kurva bantu Q, menunjukan penurunan harga ρ yang seragam : ρ1 > ρ2 >
ρ3
Alat-alat yang digunakan : kertas kalkir/mika plastik, kertas double log, marker
OHP.
Plot nilai AB/2 vs ρ pada mika plastik diatas double log. AB/2 sebagai
absis dan ρ sebagai ordinat.
Buat kurva lapangan dari titik-titik tersebut secara smooth (tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut, untuk itu perlu dilihat penyebaran titik-
titiknya secara keseluruhan).
Pilih kurva Bantu apa saja yang sesuai dengan setiap bentukan kurva
lapangan.
Letakkan kurva lapangan diatas kurva baku, cari nilai P1 merupakan
kedudukan :
9
d1’,ρ1’ (kedalaman terukur, tahanan jenis terukur)
d1’ = kedalaman lapisan perama = sebagai absis
ρ1 = tahanan jenis lapisan pertama = sebagai ordinat
Pindahlah kurva lapangan dan letakkan diatas tipe kurva Bantu pertama
yang telah ditentukan. Tarik garis putus-putus sesuai dengan harga ρ1/ρ2
pada kurva Bantu tersebut. Garis putus-putus sebagai kurva Bantu ini
merupakan tempat kedudukan P2.
Kembalikan kurva lapangan diatas kurva baku, geser kurva lapangan
berikutnya sedemikian sehingga kurva baku pertama melalui pusat kurva
baku. Tentukan nilai ρ3/ρ2 serta plot titik P¬2. (catatan : posisi sumbu-
sumbunya harus sejajar dengan sumbu-sumbu pada kurva Bantu)
Dari P2 dapat ditentukan d2’, ρ2’
Titik pusat P3, koordinat d3’, ρ3’ dan nilai kurva Bantu selanjutnya dapat
dicari dengan jalan yang sama.
Koreksi Kedalaman
Untuk titik-titik pusat (Pn) yang terletak pada kurva bantu tipe H, tidak perlu
dikoreksi.
Titik P2, tidak perlu dikoreksi karena terletakpada kurva Bantu tipe H
10
Titik P3 dan P4, perlu dikoreks nilai d (kedalaman), karena terletak pada kurva
Bantu selain tipe H.
Untuk titik P3 :
Letakkan/impitkan kembali mika plastik diatas kurva Bantu tipe A (dengan nilai
ρ4/ρ3 = 10) dengan pusat P2. baca nilai koreksi (sebagai n) tepat pada titik P3
(nilai absis dari kurva Bantu tersebut ditandai dengan garis putus-putus).
Kemudian dapat dicari ketebalan lapisan ke-3 dengan rumus :
H3 = n.d2
D3 = h3 + d2
Jadi, dari hasil penyamaan kurva (curve matching) akan diperoleh data sebagai
berikut :
Penafsiran litologi ini akan semakin mendekati kebenaran apabila kita memiliki
data bawah permukaan seperti data dari sumur. Jika tidak ada sumur, maka kita
sebaiknya mengetahui geologi regional daerah penelitian tersebut atau data yang
diperoleh dari pengamatan geologi daerah sekitar (untuk mengetahui variasi
litologi).
Rock Resitivitas
Topsoil 50–100
11
Loose sand 500–5000
Gravel 100–600
Clay 1–100
Sandstone 200–8000
Pyrrhotite 0.001–0.01
Chalcopyrite 0.005–0.1
Galena 0.001–100
Magnetite 0.01–1000
12
Resistivities of common rocks and ore minerals (ohm-metres) Milsom After
Palacky, 1987
Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai
kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya. Bisa
juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman ‘bedrock’ untuk fondasi bangunan.
Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di
bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari
metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber
panas bumi di bawah permukaan.
13
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15