Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok bahasan : Pelayanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Sub.Pokok bahasan : Pelayanan dan fasilitas yang memuaskan untuk pasien dan keluarga.

Sasaran : pasien dan keluarga

Waktu : 10.00 – 10.30 wita

Hari/tanggal & Tempat : Rabu/30 januari 2020 Ruang poliklinik Rumah Sakit Islam
Banjarmasin.

Pelaksana : Promkes dan Tim PKRS

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pelayanan yang ada di Rumah Sakit
Islam Banjarmasin diharapkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dan fasilitas yang
memuaskan .

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan pasien dan
keluarga mengerti dan memahami jenis pelayanan, waktu pelayanan dan proses
mendapatkan pelayanan.

III. MATERI
Pelayanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

IV. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi /tanya jawab

V. MEDIA
Leaflet
VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Pelaksana


1. 2 menit Pembukaan ; 1. menjawab Moderator
1. Mengucapkan salam salam
2. Memperkenalkan diri 2. mendengarkan
3. Menyampaikan kontrak 3.memperhatikan
waktu
4. Menyebutkan judul materi
penyuluhan
5. Menjelaskn tujuan dari
penyuluhan
2. 5 menit Pelaksanaan 1.Mendengarkan Penyaji
1. Appersepsi materi memperhatikan
2. Menjelaskan tentang penjelasan
Pelayanan Rumah Sakit. penyuluh
3. Memberikan kesempatan 2.Mengajukan
kepada pasien untuk pertanyaan
bertanya
3. 3 menit Evaluasi: 1. Menjawab Moderator
1.Menanyakan kembali mengenai pertanyaan
semua materi yang telah diberikan 2. Mendengarkan
kepada pasien (feed back)
2. Memberikan reward kepada
klien atas jawaban

4. 5 menit Terminasi 1. Mendengar Moderator


1. Mengucapkan terima kasih kan
atas peran serta pasien dan 2. Menjawab
keluarga salam
2. Mengucapkan salam
penutup
VII. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
3. Peserta hadir ditempat penyuluhan
4. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang poliklinik Rumah
Sakit Islam Banjarmasin. Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan
setelah peserta penyuluhan diseleksi
b. Evaluasi proses
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
5. Audience atau peserta penyuluhan dengan tenang dan tertib
memperhatikan serta mendengarkan penyampaian materi
- Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
-Suara pemateri dapat didengar dengan jelas dan dipahami oleh audience
atau peserta penyuluhan
c. Evaluasi hasil
- Seluruh materi sudah tersampaikan
- Peserta mengerti tentang pelayanan dan fasilitas Rumah Sakit Islam
Banjarmasin.

VIII. PENGORGANISASIAN

1. Moderator
2. Pemateri
3. Observer
4. Fasilitator

Job describtion:
1. Penyaji
a. Menggali pengetahuan pasien dan keluarga tentang pelayanan Rumah Sakit
b. Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami hal hal
tentang isi,makna dan maksud penyuluhan.
2. Moderator
a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara
b. Membuka dan menutup acara
c. Mengatur waktu penyaji sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
a.Membantu kelancaran acara penyuluhan
b. Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji

c.Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan

4. Observer dan notulen


a. Mengamati proses dan kegiatan penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan dari peserta
c. Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhir.

Antenatal Care, Pemeriksaan Kehamilan Demi


Keselamatan Ibu dan Janin
ANC (Antenatal Care)/ Pemeriksaan Kehamilam
Juni 19, 2013 | wiiko

Menurut Manuaba (2008) dalam asuhan keperawatan (ASKEP), pemerikasaan Antenatal


Care (ANC) adalah pemerikasaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semanjak
ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap
kunjungan ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosisi kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Syaifuddin, 2005 dalam Harnany,
2006).

1.      Tujuan ANC

Menurut Depkes RI (2004), tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui
masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi
yang sehat. Adapun tujuan umum ANC menurut Muchtar (2005) dalam Febriani (2010),
adalah sebagai berikut:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Wiknjosastro (2005), tujuan khusus ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-
baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan
masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik
tetapi juga mental.

2.      Jadwal Pemerikasaan Kehamilan

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal
empat kali selama kehamilan dalam waktu, yaitu sampai dengan kehamilan trimester I (<14
minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester II (14-28 minggu) satu kali kunjungan,
dan kehamilan trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan
(Hanafiah, 2006).
3.      Pelayanan Antenatal

Menurut Depkes (2009), pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh profesional
(dokter spesialis, kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan, dan perawat bidan) untuk
ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang meliputi 5T
yaitu timbang berat badan, ukut tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi
tetanus toxoid, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama
masa kehamilan.

1. Konsep Pemeriksaan Antenatal

Menurut Depertemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar


pelayanan antenatal dimulai dengan:

1)      Anemnese: meliputi identitas ibu hamil, riwayat KB, kehamilan sebelumnya dan
kehamilan sekarang.

2)      Pemeriksaan mum: meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kedidanan.

3)      Pemerisaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa.

4)      Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (Fe).

5)      Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari,
perawatan payu dara dan ASI, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan
imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta
pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.

Menurut Muchtar (2005), pelayanan Antenatal meliputi:

1)      Trimester I: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada 3 bulan pertama usia
kehamilan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan
darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi)
disebut juga K1 (kunjungan pertama ibu hamil).

2)      Trimester II: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada umur kehamilan 4-6
bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T  (timbang berat badan, mengukur tekanan darah,
mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi).

3)      Trimseter III: ibu memeriksakan kehamilannya minimal 2 kali pada umur kehamilan 7–
9 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah,
mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi),
disebut juga K4 (kunjungan ibu hamil ke empat).

1. Kunjungan Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (2002) dalam Pasaribu (2005), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara
ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan kehamilan disini dapat diartikan ibu
hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang
mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dlakukan secara
berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

1)      Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)

Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan kesehatan trimester I dimana usia
kehamilan 1 sampai 12 minggu, meliputi identitas/ biodata, riwayat kehamilan, riwayat
kebidanan, riwayat kesehatan, riwayat sosial ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan, penyuluhan dan konsultasi.

2)      Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pemerisaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia
kehamilan >32 minggu, meliputi anamnese, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan, pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan,
diagnosis akhir (kehamilan normal, terdapat penyakit, terjadi komplikasi, atau tergolong
kehamilan risiko tinggi), sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya


dilakukan paling sedikit 4 kali selaman masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai
berikut:

1. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12minggu.


2. Minimal 1 kali pada trimester II (K2), usia kehamilan 13-24 minggu.
3. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.

Dengan pelayanan yang baik, dapat diidentifikasi kehamilan beresiko tinggi dan dilanjutkan
dengan perawatan khusus. Pelayanan antinatal yang berkualitas dan dilakukan sedini
mungkin secara teratur akan membantu pengurangan resiko terhadap kejadian anemia. Secara
ringkas pelayanan antinatal minimal 4 kali salama kehamilan, yaitu: 1 kali pada trimester I, 1
kali pada trimester II. Dan 2 kali pada trimseter III untuk mendapatkan pelayanan 5T (Depkes
RI, 1994).

Pelaksanaa pelayana antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di
praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan
(depkes RI 2002)

Pedoman Pelayan Antenatal Care

Menurut Clinical Practice Guidelines, Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian
tertinggi dan sempurna sebagai batas penerimaan minimal. Standar pelayanan kebidanan
dapat digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan oleh bidan dalam
menjalankan praktek sehari-hari.

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pemeriksaan antenatal dilakukan dengan


standar pelayanan antenatal dimulai dengan ;

Pada umumnya, standar minimal pemeriksaan ANC terdiri dari 10 T yaitu:


1. Timbang berat badan setiap kali kunjungan dan dicatat 

2. Ukur Tekanan darah, normalnya 110/80 – dibawah 140/90

3. Nilai status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

4. Tinggi fundus uteri (puncak rahim): memantau perkembangan janin  

5. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid)

Vaksin TT dilakukan sebanyak 5 kali dengan selang waktu yang berbeda beda

 TT1 : pada saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada saat kehamilan)
 TT2 : 4 minggu setelah TT1
 TT3 : 6 bulan setelah TT2
 TT4 : 1 tahun setelah TT3
 TT5 : 1 tahun setelah TT4

6. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

7. Pemberian Tablet zat besi

8. Test Laboratorium (penyakit sifilis, Hepatitis B dan HIV) 

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling) , termasuk perencanaan persalinan

DAFTAR PUSTAKA

https://skata.info/article/detail/195/antenatal-care-pemeriksaan-kehamilan-demi-keselamatan-
ibu-dan-janin

https://srtkksmdw.wordpress.com/2013/06/19/anc-antenatal-care-pemeriksaan-kehamilam/

Anda mungkin juga menyukai