(SAP)
Sub.Pokok bahasan : Pelayanan dan fasilitas yang memuaskan untuk pasien dan keluarga.
Hari/tanggal & Tempat : Rabu/30 januari 2020 Ruang poliklinik Rumah Sakit Islam
Banjarmasin.
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pelayanan yang ada di Rumah Sakit
Islam Banjarmasin diharapkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dan fasilitas yang
memuaskan .
III. MATERI
Pelayanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
IV. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi /tanya jawab
V. MEDIA
Leaflet
VI. KEGIATAN PENYULUHAN
VIII. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
2. Pemateri
3. Observer
4. Fasilitator
Job describtion:
1. Penyaji
a. Menggali pengetahuan pasien dan keluarga tentang pelayanan Rumah Sakit
b. Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami hal hal
tentang isi,makna dan maksud penyuluhan.
2. Moderator
a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara
b. Membuka dan menutup acara
c. Mengatur waktu penyaji sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
a.Membantu kelancaran acara penyuluhan
b. Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji
Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semanjak
ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap
kunjungan ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosisi kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Syaifuddin, 2005 dalam Harnany,
2006).
Menurut Depkes RI (2004), tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui
masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi
yang sehat. Adapun tujuan umum ANC menurut Muchtar (2005) dalam Febriani (2010),
adalah sebagai berikut:
Menurut Wiknjosastro (2005), tujuan khusus ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-
baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan
masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik
tetapi juga mental.
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal
empat kali selama kehamilan dalam waktu, yaitu sampai dengan kehamilan trimester I (<14
minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester II (14-28 minggu) satu kali kunjungan,
dan kehamilan trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan
(Hanafiah, 2006).
3. Pelayanan Antenatal
Menurut Depkes (2009), pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh profesional
(dokter spesialis, kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan, dan perawat bidan) untuk
ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang meliputi 5T
yaitu timbang berat badan, ukut tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi
tetanus toxoid, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama
masa kehamilan.
1) Anemnese: meliputi identitas ibu hamil, riwayat KB, kehamilan sebelumnya dan
kehamilan sekarang.
4) Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (Fe).
5) Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari,
perawatan payu dara dan ASI, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan
imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta
pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.
1) Trimester I: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada 3 bulan pertama usia
kehamilan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan
darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi)
disebut juga K1 (kunjungan pertama ibu hamil).
2) Trimester II: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada umur kehamilan 4-6
bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah,
mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi).
3) Trimseter III: ibu memeriksakan kehamilannya minimal 2 kali pada umur kehamilan 7–
9 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah,
mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi),
disebut juga K4 (kunjungan ibu hamil ke empat).
Menurut Depkes RI (2002) dalam Pasaribu (2005), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara
ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan kehamilan disini dapat diartikan ibu
hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang
mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dlakukan secara
berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan kesehatan trimester I dimana usia
kehamilan 1 sampai 12 minggu, meliputi identitas/ biodata, riwayat kehamilan, riwayat
kebidanan, riwayat kesehatan, riwayat sosial ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan, penyuluhan dan konsultasi.
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pemerisaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia
kehamilan >32 minggu, meliputi anamnese, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan, pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan,
diagnosis akhir (kehamilan normal, terdapat penyakit, terjadi komplikasi, atau tergolong
kehamilan risiko tinggi), sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
Dengan pelayanan yang baik, dapat diidentifikasi kehamilan beresiko tinggi dan dilanjutkan
dengan perawatan khusus. Pelayanan antinatal yang berkualitas dan dilakukan sedini
mungkin secara teratur akan membantu pengurangan resiko terhadap kejadian anemia. Secara
ringkas pelayanan antinatal minimal 4 kali salama kehamilan, yaitu: 1 kali pada trimester I, 1
kali pada trimester II. Dan 2 kali pada trimseter III untuk mendapatkan pelayanan 5T (Depkes
RI, 1994).
Pelaksanaa pelayana antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di
praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan
(depkes RI 2002)
Menurut Clinical Practice Guidelines, Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian
tertinggi dan sempurna sebagai batas penerimaan minimal. Standar pelayanan kebidanan
dapat digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan oleh bidan dalam
menjalankan praktek sehari-hari.
Vaksin TT dilakukan sebanyak 5 kali dengan selang waktu yang berbeda beda
TT1 : pada saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada saat kehamilan)
TT2 : 4 minggu setelah TT1
TT3 : 6 bulan setelah TT2
TT4 : 1 tahun setelah TT3
TT5 : 1 tahun setelah TT4
9. Tatalaksana kasus
DAFTAR PUSTAKA
https://skata.info/article/detail/195/antenatal-care-pemeriksaan-kehamilan-demi-keselamatan-
ibu-dan-janin
https://srtkksmdw.wordpress.com/2013/06/19/anc-antenatal-care-pemeriksaan-kehamilam/