Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Noval Al Arsy

NIM : 6670190098

Kelas : 2A

Tulisan ini merupakan Cricital Review terhadap artikel Pluralisme Demokrasi Politik Di
Indonesia yang ditulis oleh M. Dian Hikmawan yang diterbitkan oleh Journal of Governance
pada tahun Desember 2017.

Artikel ini memuat kondisi demokrasi yang terjadi di Indonesia dengan pendekatan studi
kasus tentang berbagai permasalahan yang dapat merusak subtansi demokrasi. Setelah masa
berakhirnya orde baru dan masuknya era reformasi saat ini, kebebasan individu dan kelompok
memunculkan persinggungan antara mayoritas dengan minoritas dalam ruang demokrasi. Akan
tetapi, kebebasan tersebut tidak dipadukan dengan penerimaan adanya perbedaan satu sama lain.
Sehingga dapat terjadi tindakan kekerasan dan diskriminasi terhadap minoritas oleh mayoritas
menjadi fenomena yang sering terjadi.

Kemudian artikel ini menitikberatkan pada permasalahan etnis dan keyakinan yang
dianut di Indonesia yang sangat pluralitas dengan menyajikan data pesebarannya dan studi kasus
permasalahan yang terjadi di Indonesia. Penulis memberikan contoh kasus penyerangan dan
perusakan masjid milik minoritas Ahmadiyah oleh mayoritas pada tahun 2011 yang terjadi di
Banten dan penutupan paksa sekitar 420 gereja dari Januari 2005 sampai Desember 2010 di
Indonesia. Peristiwa tersebut menunjukan diskriminasi dan opresi yang dilakukan oleh dominasi
mayoritas terhadap minoritas, Sehingga kebebasan dalam demokrasi di Indonesia sepertinya
hanya sebatas legal order saja.

Penulis juga menyebutkan bentuk lain diskriminasi terhadap mayoritas ialah


memperkecil kesempatan berpendapat dalam menyelesaikan masalah bagi minoritas dan
mempersempit akses peradilan dengan aturan prosedural yang rumit untuk minoritas. Sehingga
bukan hanya ruang dialog publik saja yang tertutup, melainkan juga diskriminasi dalam bentuk
legalitas hukum terhadap minoritas. Kesalahpahaman mayoritas terhadap subtansi demokrasi itu
sendiri menyebabkan terjadinya dominasi dan opresi terhadap minoritas. Seharusnya dalam
sistem demokrasi, setiap kelompok harus diberikan kesetaraan dan ruang publik yang sama.
Kemudian di akhir penulis menjelaskan bahwa sistem demokrasi sebagai ideologi negara
tidak hanya sebatas legal order, melainkan harus menjadi way of life warga negaranya.

Anda mungkin juga menyukai