Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang 1

Al - Mawardi beliau merupakan tokoh Islam yang terkenal akan Kecerdasan nya
dalam ilmu pengetahuan. Nama asli beliau adalah Abu Al-Hasan bin Muhammad
Habib Al Mawardi Al bashari. Beliau di panggil dengan sebutan al- Mawardi atas
kepawaian kecerdasan beliau dalam berdebat, berorasi, berargumen serta memiliki
ketajaman dalam analisis terhadap masalah yang di hadapi nya. Al - Mawardi juga
memiliki juga julukan yakni: Abu Al- hasan, di sertai gelar lq Qadi Al qudhat atau di
kenal sebagai hakim yang agung, gelar ini di terima nya pada tahun 429 H. Waktu
penobatan gelar beliau banyak menimbulkan protes dari para fuqaha pada masa itu.
Mereka berdalih bahwa tidak ada seorangpun yang pantas mendapatkan gelar
tersebut. Yang boleh menggunakan gelar tersebut hanya Allah SWT.
Pada masa kehidupan Al Mawardi di tandai suasana di integrasi politik pada masa
pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Al Mawardi di kenal sebagai sosok yang
pemikir Islam yang sangat terkenal pada masa nya. Yakni masa dimana ilmu
pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat yang di kembangkan oleh umat
Islam berada pada puncak kejayaannya. Al Mawardi di kenal sebagai tokoh termuka
dengan madzhab Syafi'i. Tidak hanya dalam bidang pengetahuan Al Mawardi juga
ahli dalam bidang fiqih, sastrawan, politikus dan tokoh termuka, selain itu banyak
buku dari beliau yang terkenal.
Keterampilan dan ketajaman pemikiran Al Mawardi dalam bidang ilmu politik
tidak terlepas dari situasi politik pada saat itu yang tengah krisis. Pada masa itu
pemerintah kekuasaan Abbasiyah melemah, yang mengakibatkan terjadinya
penuntutan penjabat tinggi dari etnis Turki untuk merebut puncak pemerintah, dari
konflik tersebut menimbulkan reaksi keras dari kelompok penguasa yang
menghendaki kemapanan dan status quo.
Selain itu Al Mawardi juga di kenal sebagai perwakilan diplomatik antar para
penguasa buwaih di satu sisi, dan Khalifah-khafilah Abbasiyah di sisi lain, terlebih
lagi dengan Khalifah Al Qadir Billah, Al Mawardi melakukan diplomasi tujuan nya
adalah untuk mengembalikan keharmonisan hubungan politik antara penguasa-
penguasa pada masa itu, yang mana pada masa itu hanya mencari solusi dengan
berperang.
1
http://repository.uin-suska.ac.id/2495/3/BAB%20II.pdf
Tertera dalam sejarah pendidikan nya Al Mawardi menempuh pendidikan di negeri
nya sendiri, yakni Bashroh. Di kota tersebut Al Mawardi sempat mempelajari
berbagai hadist dari ulama terkenal Seperti salah satu nya Al Hasan Ibnu Ali Ibnu
Muhammad ibn Al- Jabaly, Abu Kha2lifah Al- Jumhy, Muhammad Ibn ‘Adiy Ibnu
Zuhar Al-Marzy, Muhammad Ibnu Al-Ma’aly Al-Azdy serta Ja’far bin Muhammad
Ibn Al-Fadl Al-Baghdadi
Selain di kenal dengan keterampilan nya dalam ilmu pengetahuan Al Mawardi juga
di kenal sebagai seorang ulama yang tidak pantang takut tuk mengutarakan pendapat
nya walaupun harus berhadapan dengan berbagai cobaan dan tantangan dari ulama
lainnya. Dari keberanian ini beliau mendapat gelar Malikal Mulk kepada khafilah
Jalaluddin Al- Buwaihi, dengan ini memperkuat bukti bahwa Al Mawardi seorang
ulama yang tidak takut mengeluarkan pendapat dan fatwanya. Al Mawardi banyak
belajar dari ulama-ulama terkenal pada saat itu, kebanyakan Al Mawardi berguru pada
tokoh dan imam besar dari Baghdad.

B. Batasan Masalah

Di karenakan banyak pengaruh dari pencetusan dari pemikiran dari Al Mawardi


yang tolak ukur perkembangan pemikiran Islam dan menjadi nilai hukum dari
persoalan berbagai bidang baik itu politik,hukum dan lain-lain, maka makalah ini
masalah yang di bahas adalah terbatas pada pemikiran politik Al Mawardi.

C. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Riwayat Hidup Al-Mawardi?


Apa sajakah Karya-karya Al-Mawardi?
Bagaimanakah Konsep pemikiran Politik Al-Mawardi Tentang Ahlul Ikhtiar dalam
Memilih Kepala Negara?

D. Kritik Dari tokoh lain (Imam Harmoni)

2
Ribath Darusualiman kajian ilmiah “Kritik Tajam Imam Haromain Terhadap Al
– Mawardi Terkait Pelegalan Kemimpinan Dzimmi”
Ada pun kritik-kritik atas dasar pemikiran dari Al Mawardi baik itu dalam bidang
politik, hukum dan Agama. Seperti salah satu tokoh Imam Harmoni yang mana
pemikiran Al Mawardi mendapatkan kritikan tajam Terkait pelegalan kepimimpinan
non muslim Dizmmi. Dikutip dari pengarang Kitab Al-ahkam As- suotoniyah, Imam
Al Mawardi menegaskan boleh nya umat lain selain umat Islam mengisi jabatan
menteri di Dzimmi. Pernyataan ini sontak mendapatkan sanggahan oleh imam
Haromain bahkan beliau melihat ada nilai atsroh (terpeleset) dalam berpendapat.
Sekurangnya ada beberapa sanggahan ilmiah yang di ajukan oleh sang guru imam
Ghozali, di antaranya :
1. Secara normatif, yang mana Islam tidak mempercayai segala bentuk ucapan,
pekerjaan, maupun persaksian non muslim Dzimmi yang memberat kan umat muslim.
Lalu, lantas bagaimana bisa setiap perkataan yang mengatakan nama kan pemimpin
umat Islam dapat di terima.
2. Sangat tidak mungkin bisa menjadi tangan panjang Amirul Mu'minin yang mana
orang-orang kita (umat Islam) selalu di tuntut harus mewaspadai kejelekan dalam
urusan agama?
3. Terdapat banyak sekali di dalam Al-Qur'an dan hadits yang menegaskan ada nya
larangan bersimpati kepada kafir, apalagi sampai menjadikan nya kepercayaan yang
mengetahui rahasia muslimin

E. Kesimpulan

Al Mawardi menjadi amat terkenal sebagai tokoh yang termuka yang memiliki
reputasi tinggi dan mempunyai kapasitas dalam segala bidang pada zaman nya.
Sehingga tidak sedikit pemikiran dari ide Al Mawardi di pakai hingga sekarang.
Al Mawardi membuat suatu inovasi yang dapat di gunakan sebagai solusi untuk
mengurangi otoritas kepada pemerintahan dan juga menciptakan suatu keharmonisan
dalam kehidupan politik dengan cara menciptakan suatu solusi dan membuat blue
print berkaitan dengan prosedur pemilihan kepala negara. Mawardi memberikan
gagasan yang menurut nya, untuk memilih dan mengangkat kepala negara ada dua
cara yang harus di tempuh, pertama melalui proses di pilih langsung oleh alhlul-halili
wal-aqdi, kedua, dengan memberikan amanat atau mandat kepada kepala negara
terdahulu (sebelumnya).
Banyak pemikiran dari Al Mawardi di gunakan saat ini, kita tidak bisa lepas dari
pemikiran beliau, salah satu contoh nya masyarakat modern menggunakan ide tentang
kontrak sosial, atau biasa di sebut hubungan antara ahl Al- 'Aqdi wa al-hapili. Disini
imam atau kepala negara merupakan dua aspek yang saling berkaitan berdasarkan
kontrak sosial yang telah di setujui bersama. Sehingga atas dasar kontrak ini lah lahir
lah kewajiban dan hak atas timbal balik antar kedua bela pihak. Dengan begitu, maka
imam atau kepala negara berhak di hormati dan di taati oleh rakyat serta dapat
menuntut hak loyalitas penuh dari pemerintah. Di sini pemerintah memberikan
perlindungan aman serta menjamin kan para rakyat nya sejahtera dan aman dari
segala ancaman.

Anda mungkin juga menyukai