Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI TAMAN CORAT-CORET TERHADAP PRILAKU

KEGIATAN VANDALISME DI RUANG PUBLIK KOTA BOGOR

Oleh :

Imam Malik Syahputra

41216120026

Dosen Pembimbing :

Ir. Joni Hardi, MT.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TAHUN 2020
Evaluasi Taman Corat-Cort Terhadap Prilaku Kegiatan Vandalisme Di Ruang Publik Kota Bogor

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ruang publik kota merupakan ruang yang berfungsi untuk tempat menampung

aktivitas masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana

bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan

(Rustam Hakim,1987). Menurut Carr dkk (1992), tipologi ruang publik penekanan

kepada karakter kegiatannya, lokasi dan proses pembentuknya. Carr dkk membagi

tipologi ruang publik diantaranya adalah: Jalan, taman bermain, jalur hijau,

perbelanjaan dalam ruang, ruang spontan dalam lingkungan hunian, ruang terbuka

komunitas, square dan plaza, pasar, tepi air. Carr dalam Carmona, et al (2003)

mengemukakan adanya keterlibatan pasif (passive engagement) dan aktif (active

engagement) dalam pemanfaatan ruang publik. Kedua bentuk pengalaman ini

terjadi sebagai akibat adanya proses interaksi tersebut, dimana pengguna ruang

publik dapat melakukan interaksi dengan cara yang berbeda.

Menurut Cooper. 1998 : 23 menyatakan bahwa “ ukuran utama keberhasilan

dari ruang publik adalah pemanfaatannya, sedangkan pemanfaatan dan

kepopuleran sebuah ruang publik tergantung lokasi dan detail dalam

rancangannya”. Dalam hal ini keduanya harus lebih terkomunikasikan yaitu

keterkaitan antara rancangan setting fisik dengan pemanfaatan ruang publik,


Evaluasi Taman Corat-Cort Terhadap Prilaku Kegiatan Vandalisme Di Ruang Publik Kota Bogor

sehingga ruang publik tersebut memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat

untuk memanfaatkan dan beraktivitas di dalam ruang publik tersebut.

Teori Interaksi Simbolik, yang diperkenalkan oleh George Herbert Mead (Litt

lejohn, dkk. 2009: 945-948), menyatakan bahwa studi mengenai manusia tidak

dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode yang sama seperti yang

digunakan untuk mempelajari hal lainnya. Menurut teori ini, setiap orang tergerak

untuk bertindak berdasarkan makna yang diberikannya kepada orang lain, benda

dan peristiwa. Menurut Herbert Blumer (1969: 2), manusia bertindak terhadap

manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain pada mereka.

Cakupan yang luas tentang ruang ini, menyebabkan timbulnya kesulitan untuk

mempertemukan kesatuan pendapat tentang ruang. Terutama tentang

kesepemahaman mengenai apakah ruang itu sendiri dapat diukur atau merupakan

bagian dari sistem pengukuran. Ruang adalah mutlak karena tidak didefinisikan

dalam hal apa pun selain dirinya sendiri (Turner, et.al., 2009: xvi).

Street art merupakan bagian dari ekspresi kebudayaan yang unik yang

dilakukan pada ruang public kota. Bukan hanya karena dilihat dari kajian rupa

visualnya saja, tetapi juga kajian – kajian yang menyangkut eksistensi karya itu

sendiri. Street art sangat identik dengan ruang publik kota. Untuk melakukan

kegiatan tersebut para pelaku street art biasanya melakukan kegiatan tersebut

secara illegal pada area ruang publik kota karena kegiatan tersebut masih sesuatu

yang bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah maupun masyarakat yang

kurang memahami tindakan tersebut. Sesuatu yang mengubah cara kita melihat
Evaluasi Taman Corat-Cort Terhadap Prilaku Kegiatan Vandalisme Di Ruang Publik Kota Bogor

fasilitas jalan di perkotaan lebih penting daripada sesuatu yang mengubah cara kita

melihat lukisan (Knabb, 2006: 42). (Hundertmark, 2010: 3) begitu banyak seni

baru yang menakjubkan berada di jalanan dan di pamerkan di Galeri setiap hari di

beberapa tempat di berbagai belahan dunia

GAMBAR 1
Vandalisme Pedestrian Kebun Raya
(sumber : bogor.pojoksatu.id)

Gambar 2
Wheat paste penegakan pembunuhan terhadap aktivis HAM
(sumber: Instagram @antitankproject, @Keramik21,)
Evaluasi Taman Corat-Cort Terhadap Prilaku Kegiatan Vandalisme Di Ruang Publik Kota Bogor

Vandalisme berasal dari kata vandal atau vandalus, yang mengacu pada nama

suatu suku pada masa Jerman purba yang menempati wilayah sebelah selatan Baltik

antara Vistula dan Oder. Pada tahun 455 Masehi suku vandal memasuki kota Roma

dan menghancurkan Karya seni dan sastra Romawi yang terdapat pada waktu itu.

Dari perilaku suku Vandal tersebut, vandal kemudian diberi makna sesorang yang

dengan sengaja menghancurkan atau merusak sesuatu yang indah-indah

(lppkb.worldpress.com, diakses pada 24 Agustus 2013). Henri Gregoire (F.

Rahayuningsih, 2007: 8-9) adalah orang yang pertama kali menggolongkan

vandalisme sebagai tindak kejahatan dan mendefinisikan vandalisme menjadi

perusakan barang-barang milik umum atau orang lain.

Seiring dengan berjalannya waktu vandalisme digolongkan menjadi sebuah

tindakan kriminal. Banyak negara yang membuat peraturan tentang tindak kriminal

vandalisme, Indonesia sendiri juga telah membuat peraturan tentang vandalisme

yaitu pada bab XXVII KUHP tentang “Penghancuran atau Perusakan Barang”,

tepatnya di Pasal 406-412 KUHP.

Kenyataannya meskipun telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah

Indonesia untuk menanggulangi perkembangan vandalisme namun

perkembangannya cukup mencemaskan. Di kota-kota besar vandalisme sudah

menjadi bagian yang tak terpisahkan. Salah satu contohnya adalah kota Bogor,

banyak sekali fasilitas publik menjadi korban aksi vandalisme dari orang-orang

yang tidak bertanggung jawab. Sebagian besar sasaran aksi vandalisme yang terjadi

di kota Bogor adalah taman-taman kota.


Evaluasi Taman Corat-Cort Terhadap Prilaku Kegiatan Vandalisme Di Ruang Publik Kota Bogor

Taman Corat-coret merupakan ruang public yang di bangun oleh

poemerintahan Kota Bogor yang berlokasi Jalan Adnan Wijaya, Kelurahan Tegal

Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Taman ini dibangun di atas lahan

seluas 440 meter persegi. Selain sebagai upaya untuk menjadikan Kota Bogor

sebagai kota seribu taman, Taman Corat-Coret dibangun pemerintah setempat

untuk mencegah aksi vandalisme di wilayahnya.

Bagi para pecinta atau pelaku kreativitas seni Taman Corat-coret merupakan

area ruang public yang sangat di harapkannya. Tidak hanya bagi pelaku kreativitas

seni, Taman Corat-coret dapat digunakan bagi masyarakat umum yang ingin

menuangkan kreativitasnya.

Fungsi utama Taman Corat-cort adalah mengurangi dampak dari tindakan

vandalisme pada Ruang Publik dan dasilitas umum di wilayah Bogor, akan tetapi

fungsi Taman Corat-coret belum dapat berjalan sepenuhnya sesuai tujuan yang di

harapkan. Tindakan vandalisme di Ruang public dan fasilitas umum masih saja

terjadi karna pada dasarnya street art merupakan tindakan yang ilegal. Sesuatu yang

mengubah cara kita melihat fasilitas jalan di perkotaan lebih penting daripada

sesuatu yang mengubah cara kita melihat lukisan (Knabb, 2006: 42).

1.2 Rumusan Masalah

Ruang publik yang tidak sesuai pada tujuannya dapat menimbulkan atau tidak

menyelesaikan permasalahan. sudut pandang yang berbeda pada pengunanya,

menimbulkan pro dan kontra terhadap ruang publik.


Evaluasi Taman Corat-Cort Terhadap Prilaku Kegiatan Vandalisme Di Ruang Publik Kota Bogor

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis diatas,

penelitian yang akan dibahas berkaitan dengan:

Apakah pengunaan Taman Corat-cort sudah sesuai dan tepat fungsinya.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk meneliti adanya Ruang Publik yang

difungsikan sebagai ruang kreasi seni visual (Taman Corat-coret) untuk

mengurangi dampak dari tindakan vandalisme pada Ruang Publik, akan tetapi

tidak dapat minat besar oleh pelaku seni jalanan, sehingga pelaku seni jalanan lebih

memilih bertindak vandalisme pada ruang publik yang bukan pada tempatnya.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini ditujukan kepada 3 (tiga) bidang yang meliputi

Keilmuan, Pemerintah dan Profesional yang di antara ke – 3 (tiga) bidang tersebut

bermanfaat sebagai :

a) Keilmuan : untuk mengetahui respon atau persepsi dari masyarakat sekitar

terhadap ruang publik yang telah terbentuk.

b) Pemerintah : sebagai masukan dan arahan terhadap Pemerintah Kota Bogor

serta pihak – pihak yang terkait dalam membangun ruang publik agar
Evaluasi Taman Corat-Cort Terhadap Prilaku Kegiatan Vandalisme Di Ruang Publik Kota Bogor

kedepanya ruang publik yang telah terbentuk dapat bermanfaat dan sesuai

dengan apa yang di butuhkan oleh masyarakat sekitar.

c) Profesional : sebagai referensi untuk merancang ruang publik yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai