Organisasi Otonom
1
4. Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah.
2
Hak yang Dimiliki oleh Organisasi Otonom Muhammadiyah :
3
AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
4
mencetak kader-kader Muhammadiyah. Meskipun demikian, dari
sekian ribu lembaga pendidikan dan amal usaha tersebut harus diakui
masih memerlukan kerja keras agar dapat terkalola dengan baik dan
menjadi lembaga amal usaha yang unggul atau bermutu. Tujuan awal
didirikannya Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan adalah sebagai
mediator pembelajaran agama Islam kepada masyarakat. Gagasan
Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah
dan pemberdayaan umat Islam bukan sekedar kebetulan, tetapi telah
melalui proses kreatif. Lihat KH Ahmad Dahlan, Berpikir Visioner
berbasis Qur'anik. Pergumulan pemikiran yang “merasuki otak”
Ahmad Dahlan telah melahirkan gerakan yang cukup memberi
pencerahan kepada umat Islam, karena di satu sisi membawa umat
kepada sikap kritis dalam beragama, dalam arti beragama harus
benar-benar berdasar pada sumbernya yang murni dan tetap komit
untuk memperjuangkan dan menegakkan ajaran Islam, dan bukan
sebagai organisasi politik. Dalam kaitan itu setiap anggota dan
pimpinan Muhammadiyah senantiasa ditekankan untuk menonjolkan
kemuhammadiyahannya di tengah masyarakat, melaksanakan aturan-
aturan dan kewajiban yang ada dalam organisasi, serta memahami
bahwa amanah yang diberikan adalah pengabdian pada Allah SWT,
sebagaimana yang biasa diajarkan dalam pendidikan Muhammadiyah.
Ketika penulis menuntut Ilmu di Ibtidaiyah hingga Tsanawiyah
Muhammadiyah, para ustad (guru) selalu menegaskan ”Setiap anak
dan keluarga Muhammadiyah harus senantiasa mampu mengabdi
dan beribadah kepa Allah SWT, mampu menghidup-hidupi
Muhammadiyah, bukan semata-mata hidup dari Muhammadiyah.
Semoga saja prinsip ini masih senantiasa menjiwai kekaderan kita
warga Muhammadiyah hingga Muhammadiyah dapat lebih survive
kedepan.
5
Seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan dinamika
politik dalam kehidupan masyarakat, revisi-revisi pada tujuan
Muhammadiyah pun terjadi. ”Kendati telah dilakukan revisi,
Muhammadiyah tetap menjunjung tinggi ajaran agama Islam dalam
setiap tindakan dan program. Komitmen untuk menjadikan
Muhammadiyah bukan sebagai organisasi politik telah menjadi
pendirian persyarikatan, tetapi tidak melarang anggota untuk masuk
dalam salah satu partai politik. Hal ini dimaknai agar setiap anggota
Muhammadiyah diberi kebebasan memperkuat persaudaraan dan
persatuan bangsa. Keterlibatan setiap kader dalam partai politik
merupakan salah satu media perjuangan kader Muhammadiyah untuk
mengawal modernisasi pemerintahan yang bersih dan amanah. Salah
satu tokoh besar Muhammadiyah Prof. Hamka, pernah menyatakan
bahwa sikap dan pendirian Muhammadiyah dalam bergaul dengan
pihak lain, “seribu kawan masih kurang, seorang musuh terlalu
banyak”. Hal ini dapat diartikan bahwa kiprah kader Muhammadiyah
dalam kehidupan politik dan pemerintahan harus senantiasa
membuka ruang sosial yang lebih luas sebagai Rahmatan lil alamin.
Dengan demikian semakin jelas bahwa dalam kehidupan politik warga
Muhammadiyah tidak akan alergi terhadap politik, dan perlu terus
mengusahakan suatu tatanan sistem politik yang Islami dan
berdimendi kebangsaan. Syafii Maarif menyatakan bahwa politik
Muhammadiyah adalah politik yang dilandasi dengan akhlak mulia
dengan moral yang tinggi. Politik yang dilandasi moral dan akhlak
adalah bagian dari dakwah Muhammadiyah yang tujuannya adalah
untuk menyelamatkan bangsa dan kepentingan orang banyak. Untuk
itu Muhammadiyah tetap menjunjung tinggi nilai kebenaran. Kata
beliau, meski orangnya dari Muhammadiyah, kalau berbuat yang tidak
benar, harus dilawan. Demikian pula dalam bernegara, hingga saat ini
6
Muhammadiyah tetap berkomitmen menegakkan Islam yang lurus dan
benar. Namun demikian tidak ada kewajiban membentuk negara Islam
karena yang penting adalah mengisi negara dan bukan mengganti
dasar negara. Peran aktif Muhammadiyah dalam kehidupan
bernegara tetap dalam bingkai pencerahan ummat melalui dakwah
Dengan demikian, Muhammadiyah secara organisatoris maupun
institusional tidak melibatkan diri dalam politik praktis dan menjaga
jarak yang sama dengan semua parpol. Walaupun warga
Muhammadiyah cukup besar dan di dukung oleh modal sosial (social
capital) dalam pergaulan keummatan, Muhammadiyah tetap pada
pendirian tidak akan menjadi partai politik.
7
Tantangan memikirkan dan mengatasi nasib bangsa yang kian
terpuruk menjadi agenda yang lebih utama. Krisis yang melanda
bangsa Indonesia, situasi politik yang belum stabil, melonjaknya harga
kebutuhan pokok, gizi buruk, bencana alam dimana-mana,
pengangguran dan kejahatan serta kerusuhan di berbagai daerah
dalam berbagai bentuk di tanah air menjadi tantangan dan harus
diatasi segera dengan serius. Oleh sebab itu melalui Milad satu abad
tersebut seyogyanya semakin kuat berpikir, berzikir dan bekerja keras
agar krisis tersebut segera teratasi. Tahun 2014 menjadi tahun
pertarungan politik. Maka wajar jika suhu perpolitikan cenderung
makin naik, makin hangat, bahkan kadang memanas. Kejadian apa
pun, peristiwa apa pun, dan masalah apa pun dapat dijadikan
komoditas politik, dan dijadikan obyek politisasi. Disinilah faktor
kehati-hatian bagi warga Muhammadiyah untuk menyalurkan aspirasi
politiknya pada parpol yang benar-benar amanah dan memilih
pemimpin bangsa yang saleh, amanah dan berintelektual tinggi.
Kemudian tanpa menjadi partai politikpun maka pemikiran dan ijtihad
Muhammadiyah tetap di dambakan oleh ummat, bangsa dan negara,
dan justru gerakan inilah yang membuat Muhammadiyah tetap eksis
dan survive. Dengan kelenturan Muhammadiyah yang membungkus
ketegasan dan kecerdasan membuat banyak orang terpikat dengan
Muhammadiyah sehingga tidak mudah goyah dan tergoda dengan
aroma kekuasaan. Selain itu karena Muhammadiyah memiliki juga
gerakan yang disebut dengan istilah “tajdid”. Tajdid bagi
Muhammadiyah memiliki dua sisi, dalam bidang keagamaan yang
bersifat ta’abbudi tajdid bermakna pemurnian. Sedangkan dalam
bidang muamalah duniawiyah, yang bersifat ta’aqquli, tajdid bermakna
pembaharuan, modernisasi dan sejenisnya. Gerakan ini pulalah yang
menjadi daya tarik tersendiri dalam membangun kualitas ummat
8
dalam bidang akidah, ubudiyah, muamalah dan akhlak. Semoga dan
selamat bersilaturrahim dalam satu abad ini dan Muktamar
Muhammadiyah 2015 nanti. Wassalam.