Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Biopsikologi
“ Sistem Saraf Pusat ”

Disusun oleh kelompok 2 :


1. Nurifah Dwitasari 20170810060
2. Mutia Ardinsyah 20170810063
3. Imaniar Astrisari P 20170810068
4. Muhammad Rizky A 20170810079
5. Luci Martha Pratiwi 20170810082
6. Triana Wulandari 20170810083
7. Resa Ayu Firdiati 20170810091
8. Nadia Ratna Savira 20170810092
9. Galuh Dwi Septiantoro 20170810098

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.Sholawat
serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu banyak perbaikan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam makalah
yang akan datang.

Surabaya, September 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
Bab 1 Pembahasan
1.1 Bagian-Bagian Sistem Saraf Pusat....................................................1
1.2Fungsi Sistem Saraf Pusat secara Umum............................................4
1.3Fungsi Anatomi Bagian-Bagian Otak
dan Hubungannya dengan Perilaku...................................................4

Bab 2 Penutup
2.1 Kesimpulan........................................................................................8
Daftar Pustaka

ii
Bab 1
Pembahasan
1.1Bagian-Bagian Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia
yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi
sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil
benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan
duramater.
Sistem saraf pusat terdiri menjadi 2 bagian yaitu Otak (Encephalon)
dan Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
1.1.1 Otak

Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia
terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. 
Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh
bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi
empat bagian, yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.

1
a. Otak besar (cerebrum)
Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500 cm3. Permukaan otak
berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian luar otak berisi neuron sehingga
berwarna kelabu (substansia grissea). Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan
dendrit sehingga berwarna putih (substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan,
kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar juga merupakan sumber semua
kegiatan yang manusia sadari. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) bagian depan : pusat gerakan otot
2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dankecerdasan
3) bagian samping : pusat pendengaran
4) bagian belakang : pusat penglihatan

b. Otak tengah (mesensefalon)


Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli dan
diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan pendengaran. Di
bagian depan dari otak tengah terdapat:
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan
mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari
impuls ke sumsum tulang belakang.
2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan keseimbangan
cairan tubuh.

c. Otak kecil (cerebelum)

Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang.
Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan
otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu
penghubung yang disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks)
berwarna kelabu dan bagian dalam (medula) berwarna putih.
d. Otak Belakang ( Myelencephalon, Metencephalon, Rhombencephalon )

Otak belakang terdiri dari jembatan varol, sumsum lanjutan dan otak kecil yang
membentuk sebuah brainstem atau batang otak. Jembatan varol adalah syaraf yang
menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil serta menghubungkan otak kecil dan otak
besar. Sumsum lanjutan otak kecil memiliki fungsi yang lumyan signifikan, yaitu mengontrol
saluran pernafasan, mengatur laju denyut jantung, pusat refleks fisiologi, tekanan udara, suhu
tubuh dan lain- lain.

e. Sumsum lanjutan (medula oblongata)

Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan
perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga
berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit.
Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat
pencernaan.

2
1.1.2 Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang adalah saraf yang tipis merupakan perpanjangan dari sistem
saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.Padapenampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor
dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar
dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal
terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel
saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor
Peranan sumsum tulang belakang :
- Menyampaikan informasi dari otak menuju ke berbagai bagian-bagian tubuh atau dari
bagian-bagian tubuh ke otak untuk memberi tindakan
- Melakukan respon cepat atau koordinasi reflek terhadap rangsangan luar tidak melalui
otak
- Menyampaikan pesan dari reseptor sensorik yang ditemukan pada seluruh tubuh
menuju ke otak.

1.2 Fungsi Sistem Saraf Pusat Secara Umum


Fungsi utama otak :
 Otak Besar
Merupakan bagian dari sistem saraf yang mengandung cairan serebrospinal yang berada disekelilingnya
yang berguna untuk memberikan makanan otak dan dapat melindunginya dari goncangan. Didalam otak besar
juga terdapat banyak pembuluh darah yang dapat berguna untuk memasok oksigen.

 Otak Kecil
Pada bagian ini berfungsi sebagai pusat koordinasi gerakan antar otot yang terjadi secara sadar, seimbang
dan posisi tubuh. Dengan kata lain, otak kecil ialah pusat keseimbangan tubuh.

 Sumsum Tulang Belakang


Pada bagian ini berfungsi sebagai pusat gerak refleks, sebab di dalam sumsum tulang belakang terdapat
saraf sensorik, motorik dan saraf penghubung. Fungsi saraf tersebut ialah sebagai penghantar impuls dari ke
otak. Fungsi utama sumsum tulang belakang

 Sumsum Lanjutan
Bagian ini berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, pengendali mutah dan pengatur beberapa gerakan refleks
seperti batuk, bersin dan berkedip dan selain itu juga sumsum ini berfungsi untuk pusat pernafasan.

Transmisi pemasukan rangsangan antara periferi dan otak. Fungsi lainnya ialah
mengontrol gerak refleks pada mata, hidung, dan alat indra lainnya.

1.3 Fungsi Anatomi Bagian-Bagian Otak dan Hubungannya dengan


Perilaku
Otak berkembang seiring dengan pertumbuhannya. Perkembangan otak merupakan
perubahan progresif yang sifatnya kualitatif, seperti bertambahnya kemampuan dalam
berpikir, menganalisa, persepsi, problem solving, serta aktifitas mental lainnya.

Sementara pertumbuhan merupakan perubahan progresif yang sifatnya kuantitatif,


seperti perubahan bentuk otak (otak bertambah besar), perubahan dimensi otak,
bertambahnya jumlah sel-sel syaraf, atau perubahan volume otak.

Premisnya adalah bahwa dalam kondisi normal pertumbuhan otak akan mempengaruhi
perkembangan otak. Bertambahnya ukuran otak dan sel-sel syaraf individu berkorelasi
dengan bertambahnya kemampuan individu tersebut dalam melakukan aktifitas mental,
seperti berpikir atau menganalisa. Otak sendiri merupakan organ tubuh manusia yang
dibentuk relatif sempurna dan dilindungi dengan sangat kuat dibanding dengan organ tubuh
lainnya.

4
Otak manusia telah dibentuk bahkan sejak triwulan kedua kehamilan. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa saat dalam kandungan, otak mempunyai ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan organ tubuh yang lain.

Pertumbuhan dan perkembangan sel syaraf pusat pada otak berlangsung sangat pesat
pada awal-awal pertumbuhan (Corner, dalam Notosoedirdjo dan Latipun, 2005). Otak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat signifikan pada masa kanak-kanak
(awal masa pertumbuhan). Pada embrio terlihat bahwa otak mempunyai ukuran yang lebih
besar dibandingkan organ tubuh yang lain. Perubahan yang terjadi pada otak juga lebih
progresif dibanding organ tubuh yang lain.

Dilihat dari perubahan berat otak, sangat jelas jika pertumbuhannya sangat cepat terjadi
pada lima tahun pertama. Pada masa bayi berat otak telah mencapai 750 gram. Pada usia lima
tahun berat otak mencapai 1200-1250 gram dan pada usia 18 tahun terjadi sedikit
penambahan berat otak menjadi 1300-1500 gram. Pada usia 18 tahun ini, tidak terjadi lagi
pertumbuhan otak.

Ada beberapa periode dalam kehidupan individu yang merupakan periode kritis
(penting), yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan otak individu
(cara menanggapi respon). Periode-periode kritis ini biasanya terjadi pada awal-awal
kelahiran individu. Adanya kejadian-kejadian yang salah ketika periode kritis ini muncul,
bisa menyebabkan terjadinya perkembangan otak yang abnormal, yang kemudian
menyebabkan terjadinya perilaku yang abnormal pula.

Bagian terpenting dari otak yang perlu dipahami ketika mengkajinya adalah neuron
dan glia. Neuron merupakan bagian otak yang berperan terhadap kemampuan belajar dan
berfungsinya mental individu. Neuron merupakan tempat emosi, intelegensi, dan afeksi
individu. Segala aktifitas mental yang dilakukan oleh individu, seperti merekam, mengingat,
berpikir, persepsi, problem solving, dan aktifitas mental lainnya, sangat ditentukan oleh
berfungsi tidaknya neuron ini (terjadi tidaknya hubungan antar neuron yang mengantarkan
neurotransmitter). Diperkirakan jumlah neuron adalah sebanyak 5 juta sel neuron. Jumlah
tersebut tidak akan bertambah bahkan akan berkurang seiring bertambahnya usia individu.
Jika terjadi kerusakan sel-sel neuron, maka tidak dapat diperbarui karena sifatnya yang
degeneratif atau irreversibel.

Glia merupakan tempatnya melekatnya neuron. Neuron jumlahnya jutaan pada otak
dan terdiri dari dua bagian, yaitu : dendrit dan akson. Dendrit yang jumlahnya 200-300 di
setiap neuron, berfungsi menerima neurotransmitter (zat-zat kimia dalam otak yang berperan
dalam pembentukan perilaku) dari sebuah neuron untuk diteruskan ke neuron yang lain
melalui akson. Hubungan antar beribu-beribu neuron dalam otak kemudian disebut dengan
sistem syaraf.  Pada manusia, untuk memproduksi sel syaraf dalam jumlah yang besar dan
mencapai puncak perkembangan otak yang sempurna diperlukan setidaknya 250.000 neuron
baru setiap detiknya.

5
Neuron paling banyak ditemukan pada korteks serebri atau otak besar. Dapat pula
dikatakan bahwa korteks serebri atau otak besar dususun atas beribu-ribu neuron yang saling
terkoneksi. Korteks serebri atau otak besar memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
bagian otak yang lain dan juga terhadap perilaku-perilaku individu.

Korteks serebri berfungsi sebagai pemproses informasi yang berasal dari reseptor
panca indera, reseptor gerak pada tulang, sendi dan otot gerak, serta informasi yang berasal
dari thalamus, sistem limbik, basal ganglia, dan serebelum. Korteks serebri terdiri dari
korteks somatosensoris, korteks motoris, korteks berpikir, dan korteks limbik.

Korteks serebri berkorelasi positif dengan proses kelahiran, migrasi, pematangan, dan
juga pengelompokan syaraf individu. Korteks serebri (kelahiran syarafà neural generation)
mulai bekembang pada 6 minggu awal kehamilan, dan sempurna pada minggu ke 20. Migrasi
syaraf dimulai pada usia 8 minggu kehamilan dan sempurna pada usia 29 minggu.
Kematangan syaraf (neuron), termasuk pertumbuhan akson dan dendrit, dimulai pada usia 20
minggu kehamilan dan berlanjut sampai kelahiran terjadi. Kematangan syaraf ini ditentukan
oleh faktor lingkungan, produksi hormon gonad, serta ada tidaknya luka pada otak.

Lingkungan diyakini memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap


perkembangan otak (kematangan syaraf). Pengalaman individu merupakan aspek lingkungan
yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan otak individu. Pengalaman akan
membantu aktifitas hubungan antar neuron. Chemoaffinity hypothesis merupakan sebuah
konsep yang menjelaskan jika sel-sel syaraf atau akson dan dendrit (neuron) akan
memberikan sinyal atau perintah bagi otak tentang arah mana yang benar dan seharusnya
dituju oleh individu, dan hal ini dibentuk oleh pengalaman. Selain itu, budaya sebagai bagian
dari lingkungan manusia, juga membantu perkembangan otak manusia.

Otak juga memiliki kelenturan atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
kondisi yang ada, termasuk pada menyesuaikan diri pada zat-zat kimia, aktifitas individu, dan
juga pengalaman-pengalaman individu. Kondisi tersebut disebut dengan brain
plasticity. Meski begitu, brain plasticity tidak hanya bekerja ketika otak mendapatkan
perubahan-perubahan atau tekanan-tekanan dari dunia luar (lingkungan), tetapi juga bekerja
ketika terjadi perubahan hormon dalam diri individu, kecelakaan (luka) otak, dan juga
abormalitas gen.

Hormon dalam tubuh juga menentukan bagaimana neuron berkembang dan bekerja.
Sebagai contoh, hormon testosterone bisa mengubah struktur sel-sel syaraf di banyak lokasi
korteks, yang kemudian mempengaruhi bagaimana proses kognitif seseorang.

Luka yang terjadi pada otak dapat pula mempengaruhi perkembangan otak. Beberapa
jenis luka pada otak yang terjadi pada awal masa pertumbuhan diyakini menjadi penyebab
terjadinya gangguan perilaku yang kronis seperti retardasi mental atau serebral palsy.
Misalnya, seorang anak yang jatuh dari tempat tidur maka besar kemampuan kognitifnya
akan berkurang, perilakunya terganggu, dan keadan tersebut akan dibawanya hingga dewasa

6
Pengkajian atas hubungan antara otak dengan perkembangan perilaku mencakup tiga
hal besar, yaitu :

1). Mengamati perkembangan struktur dari sistem neuron dan hubungannya dengan perilaku-
perilaku yang spesifik, seperti berbicara atau memegang sesuatu. Cara ini termanifestasikan
pada tingkah laku yang teramati,

2). Mempelajari dan menelaah bagian mana dari otak yang bekerja ketika suatu aktifitas
sedang berlangsung, seperti ketika seseorang berbicara, bagian otak yang mana dari orang
tersebut yang sedang aktif atau bekerja, dan

3). Mengenali dan mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya dua hal
tersebut di atas (poin 1 dan poin 2), termasuk dalam hal ini adalah gangguan-gangguan yang
terjadi pada otak.

Otak berperan dalam pembentukan perilaku-perilaku motorik pada manusia. Gerakan-


gerakan motorik sangat erat kaitannya dengan kerja otak. Aktifitas neurotransmitter (cepat
atau lambat, banyak atau sedikit) akan mempengaruhi gerak motorik individu. Kendali gerak
terhadap jari-jari tangan misalnya, ditentukan oleh kerja neuron pada korteks motorik. Otak
juga menentukan perkembangan bahasa manusia.

Korteks fungsi khusus (korteks wernicke dan broka) yang ada pada otak merupakan
korteks yang menentukan kemampuan berbicara seseorang. Kemampuan berbicara juga
ditentukan seberapa berfungsinya korteks motorik seseorang.  Pada usia 2 tahun, bagian dan
migrasi sel-sel syaraf terjadi sangat banyak pada zona bicara individu yang terdapat di
korteks serebri. Selain itu, otak juga memegang peran yang sangat penting terhadap
kemampuan problem solving seseorang.

Kemampuan problem solving individu ditentukan oleh seberapa berfungsinya korteks


berpikir dan korteks otak depan. Dalam ilmu psikologi, tahapan perkembangan kognitif yang
dikemukakan oleh Piaget merupakan tahapan perkembangan mengenai bagaimana individu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai koordinasi antar korteks yang ada
pada otak. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh manusia tidak semata ditentukan oleh kerja
satu korteks saja. Gerakan tangan saja misalnya, ditentukan oleh koordinasi korteks motorik,
korteks berpikir, dan juga korteks limbik. Terciptanya hubungan yang optimal antar korteks,
yang berpengaruh terhadap perilaku individu, juga ditentukan pada pengalaman-pengalaman
yang pernah dirasakan oleh individu tersebut.  Individu akan lebih mudah mengingat jalan
yang harus dilalui untuk menuju ke suatu tempat tertentu, jika sebelumnya individu tersebut
sudah pernah  melalui jalan tersebut.

7
Berikut ini beberapa gangguan psikologi yang terjadi karena adanya gangguan pada otak. :

 Cerebral Palsy : terjadi gangguan perkembangan sistem syaraf yang


menyebabkan gangguan pada kerja motorik
 Romanian Orphans : gangguan perkembangan otak yang menyebabkan
gangguan intelektual dan sosial skill
 Schizophrenia : gangguan pada kerja neuron yang menyebabkan
gangguan pada kerja emosi, afeksi, dan psikomotorik. Ditemukan pula jika lobus frontalis
penderita schizophrenia jauh lebih kecil dibanding orang normal (kerja neuron terhambat)
 Mental Retardation : gangguan intelektual yang disebabkan oleh
perkembangan otak yang terhambat. Penderita MR lebih sedikit aktifitas konseksi
neuronnya dibanding orang normal.

Bab 2
Penutup
2.1 Kesimpulan
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia
yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi
sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil
benturan dan guncangan.

8
Daftar Pustaka

http://auliafirda01.blogspot.co.id/2012/12/sistem-saraf-pusat-dan-saraf-tepi.html

https://mmankk.wordpress.com/2011/03/25/otak-dan-hubungannya-dengan-
perilaku/

https://www.google.co.id/search?
q=struktur+dan+fungsi+sumsum+tulang+belakang&dcr=0&tbm=isch&tbo=u&sour
ce=univ&sa=X&ved=0ahUKEwiJifrMq9HWAhUNTY8KHXP4DHIQsAQILg&bi
w=1348&bih=608#imgrc=J8m_0ROfw0RJwM:

http://id.m.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai