Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI : RISIKO PERILAKU KEKERASAN


SESI 4 : MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN SECARA SPIRITUAL
DI RUMAH SAKIT DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

DISUSUN OLEH
NURUL FADILLAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI : RISIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya orang lain
disekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan sesame
manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh individu, sehingga mungkin terjadi suatu gangguan
terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain (Azizah, 2010).
Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok penderita
Bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh
terapis/petugas kesehatan yang telah dilatih (Keliat, 2009).
Terapi aktivitas kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan. Wilson dan Kneisl
menyatakan bahwa terapi aktivitas kelompok adalah manual, rekreasi, dan teknik
kreatif untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon sosial
dan harga diri (Keliat, 2009).
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah
pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok yaitu agar pasien
dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan
kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan
memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain sehingga pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain (Bayu,
2011).
Pada pasien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan kerusakan
atau mencederai diri, orang lain atau lingkungan. Perilaku kekerasan tidak jauh dari
kemarahan. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. Ekspresi marah yang segera karena
suatu sebab adalah hal wajar dan hal ini kadang menyulitkan karena secara kultural
ekspresi marah yang tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, marah sering diekspresikan
secara tidak langsung (Sumirta, 2013).
Kemarahan yang ditahan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit diri sendiri
dan mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan kemarahan dengan langsung
dan tidak konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu
mengetahui tentang respon kemarahan seseorang dan fungsi positif marah (Yosep,
2010).
Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien dengan
perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya. Tentu saja pasien yang mengikuti terapi ini adalah pasien yang mampu
mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat TAK pasien dapat bekerja
sama dan tidak mengganggu anggota kelompok lain.

B. Tujuan
1. Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya
2. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
3. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang
biasa dilakukannya

C. Pengorganisasian
1. Hari dan Tanggal : Selasa, 10 September 2019
2. Jam : 09.00 – 09.30
3. Tempat : Ruang Sadewa Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi
4. Lama Kegiatan :
 Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
 Permainan dan diskusi (15 menit)
 Evaluasi (5 menit)
 Penutup (5 menit)

D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran atau stimulasi

E. Media dan Alat


1. Speaker wireless
2. Handphone berisi musik yang bersemangat
3. Spidol
4. Karton sebagai papan tulis
5. Jadwal harian klien

F. Setting Tempat

1 F 2 F 3
C
O
L
6 F 5 F 4

G. Pembagian Tugas
1. Leader
Tugas :
a) Menyiapkan proposal kegiatan TAK
b) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
c) Menjelaskan aturan permainan
d) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
e) Mampu memimpin aktivitas kelompok dengan baik dan bersih
f) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
g) Menyimpulkan hasil kegiatan
h) Menutup acara
2. Co-leader
Tugas :
a) Mendampingi leader
b) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
pasien
c) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang
telah dibuat
d) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam
proses terapi
3. Fasilitator
Tugas :
a) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
b) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
c) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
4. Observer
Tugas :
a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan
H. Klien
1. Kriteria klien
a) Klien perilaku kekerasan yang mulai mampu bekerja sama dengan
perawat
b) Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat
2. Proses seleksi
a) Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
3. Jumlah klien
Jumlah klien yang mengikuti TAK yaitu sebanyak ... orang yang memiliki
risiko perilaku kekerasan

I. Susunan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut :
a) Leader : Nurul Fadillah
b) Co-leader : Siti Ayu Ningsih
c) Fasilitator :
 Basma Bonita
 Wafi Nursyifa
 Qisthi Qonia
 Novi Fitriani
 Ranti Puspita Dewi
 Desi Kurniawati
d) Observer :
 Nilna Camelia
 Risna Dwi Astuti

2. Pasien peserta TAK sebagai berikut :

No. NAMA MASALAH KEPERAWATAN

1. Tn. Ade Risiko Perilaku Kekerasan

2. Tn. Bisma Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tn. Erland Risiko Perilaku Kekerasan

4. Tn. Riyalto Risiko Perilaku Kekerasan

5. Tn. Elman Risiko Perilaku Kekerasan

6. Tn. Radityo Risiko Perilaku Kekerasan

7. Risiko Perilaku Kekerasan

8. Risiko Perilaku Kekerasan

J. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b) Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c) Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d) Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e) Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer yang berperan sebagaimana
mestinya
2. Evaluasi Proses
a) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
b) Leader mampu memimpin kegiatan
c) Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
d) Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
e) Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah
f) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g) Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu :
a) Menyebutkan stimulasi penyebab kemarahan
b) Menyebutkan respon yang dirasakan saat marah
c) Menyebutkan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan
ibadah secara teratur
d) Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian

K. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah


1. Tata tertib melaksanakan TAK :
a) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
b) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c) Peserta berpakaian rapi, bersih, dan sudah mandi
d) Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAK berlangsung
e) Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan
g) Peserta dilarang meninggalkan tempat seebelum acara selesai
h) Apabila waktu yang ditentukan untuk melakukan TAK telah habis,
sedangkan permainan belum selesai maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK
Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a) Memanggil klien
b) Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a) Panggil nama klien
b) Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a) Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
b) Katakana pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin di ikuti
oleh klien tersebut
c) Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini

L. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak klien yang mengikuti sesi I
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis klien
 Klien dan terapis pakai papan nama
b) Evaluasi/Validasi
 Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
 Terapis apakah ada kejadian perilaku kekerasan : penyebab,
tanda dan gejala, perilaku kekerasan serta akibatnya
c) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara mencegah
perilaku kekerasan dengan spiritual
 Menjelaskan aturan main
- Jika ada klien ini meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
3. Tahap kerja
a) Terapis mendiskusikan kegiatan spiritual yang biasa dilakukan oleh
klien
 Tanyakan kegiatan spiritual menurut agama masing-masing
yang biasa dilakukan klien
 Tulis dipapan tulis/karton
b) Terapis menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk
menyalurkan kemarahan secara sehat yaitu dengan kegiatan spiritual
seperti wudhu, berdzikir, atau berdoa menurut agama masing-masing
c) Membantu klien memilih kegiatan spiritual yang dapat dilakukan
d) Bersama klien mempraktikkan kedua kegiatan yang dipilih :
 Terapis mempraktikkan
 Klien melakukan redemonstrasi
e) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara
penyaluran kemarahan
f) Memberi pujian kepada peran serta klien
g) Upayakan semua klien berperan aktif
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti
TAK
 Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku
kekerasan
b) Tindak lanjut
 Terapis menganjurkan klien menggunakan cara yang telah
dipelajari jika ada stimulus penyebab perilaku kekerasan
 Menganjurkan klien berlatih secara teratur cara yang telah
dipelajari
 Memasukkan dalam jadwal kegiatan harian klien
c) Kontrak yang akan dating
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk mempelajari
cara baru yang lain yaitu interaksi sosial yang asertif
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat

M. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi Perilaku Kekerasan Sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah
dua kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara spiritual. Formulir evaluasi
adalah sebagai berikut

SESI 4 TAK
STIMULASI PERSEPSI : PERILAKU KEKERASAN
Kemampuan Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Spiritual

No. Nama Klien Kegiatan Spiritual yang dilakukan

1.

2.

3.

4.

5.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 4 TAK stimulasi persepsi
perilaku kekerasan, klien mempraktikkan kegiatan spiritual menurut agama masing-
masing.

N. Proses Seleksi
1. Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa terkait kondisi umum klien (diagnose
saat ini dan intervensi yang sudah didapat).
2. Mengidentifikasi klien yang masuk dalam kriteria
3. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut dalam TAK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan
main dalam kelompok.

SKENARIO TAK

Pada hari selasa di Ruang Sadewa RS Dr. H. Marzoeki Mahdi akan dilakukan Terapi
Aktivitas Kelompok pada klien dengan Risiko Perilaku Kekerasan (posisi melingkar, duduk
di kursi masing-masing kecuali leader dalam posisi berdiri dan observer mengamati dari
luar).

Leader : “Assalamualaikum wr wb, selamat pagi semuanya”

Seluruh peserta : “Waalaikumsalam wr wb, selamat pagi”

Leader : “perkenalkan nama saya Nurul Fadillah, senang dipanggil dengan perawat nurul,
disini saya akan bertugas sebagai leader atau pemimpin pada kegiatan kita hari ini. Sebelum
kita memulai kegiatan kita hari ini, saya ingin mempersilahkan terlebih dahulu kepada rekan-
rekan saya untuk berkenalan terlebih dahulu. Dimulai dengan sebelah kanan saya terlebih
dahulu”

Co-leader : “selamat pagi, perkenalkan nama saya Siti Ayu Ningsih, senang dipanggil suster
Ichi. Pada kesempatan kali ini saya bertugas sebagai co-leader pada kegiatan kita hari ini”

Fasilitator : “selamat pagi, perkenalkan nama desi kurniawati dkk. Saya adalah sebagai
fasilitator”
Leader : “baik, semua telah memperkenalkan dirinya masing-masing. Bagaimana perasaan
bapak-bapak hari ini?”

Seluruh peserta : “alhamdulillah, baik sus”

Leader : “baik bapak-bapak sesuai kontrak waktu kita, bahwa hari ini kita akan melanjutkan
terapi aktivitas kelompok tentang kemampuan mencegah perilaku kekerasan dengan spiritual,
tujuannya agar bapak-bapak mengetahui mengenai kegiatan cara mencegah perilaku
kekerasan secara spiritual. Dalam kegiatan ini ada beberapa aturan yang harus kita taati
Bersama, yaitu jika ada yang ingin meninggalkan kegiatan harus meminta izin kepada saya
selaku leader. Kegiatan ini berlangsung selama 30 menit, setiap peserta mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir. Dapat dimengerti bapak-bapak?”

Seluruh peserta : “iya baik”

Leader : “nah saya ingin bertanya disini ada yang bisa menyebutkan atau menceritakan cara
untuk mencegah perilaku kekerasan secara spiritual, ada yang bisa menjawab?”

Seluruh peserta : “bisa”

Leader : “baik, bagus yang lain ada yang bisa menyebutkan atau sharing kegiatan apa yang
pernah dilakukan ketika melakukan perilaku kekerasan?”

P3 : “saya, wudhu”

Leader : “bagus sekali, pandu positif untuk bapak R. baiklah sekarang kita lanjut lagi”

Selanjutnya kepada peserta sebelahnya sampai pada peserta terakhir

Leader : “baiklah, semuanya saya ingin bertanya bagaimana perasaan bapak setelah
mengikuti kegiatan ini? Silahkan bapak....

P2 : “lega dan merasa tenang sus”

Leader : “baiklah sebelumnya ada yang dapat mengemukakan pendapat tentang kegiatan
yang kita lakukan hari ini? Silahkan bapak E”

P1 : “kita dapat mengetahui dan memahami tentang kegiatan perilaku kekerasan secara
spiritual”
Leader : “bagus sekali pak. Alhamdulillah kegiatan hari ini sudah selesai mari kita tepuk
pandu positif untuk kita semua”

Leader : “iya jadi besok kita akan bertemu lagi dengan teman saya Siti Ayu Ningsih sebagai
leadernya pada pukl 09.00 WIB ya pak. Mohon maaf bila salah dan kurang, saya pamit
assalamualaikum”

Seluruh peserta : “waalaikumsalam wr wb”

Anda mungkin juga menyukai