Anda di halaman 1dari 26

1

SISTEM IMUN DAN PERADANGAN

Karakteristik sistem imun dan peradangan

Sitem imun dapat berespons terhadap hampir semua mikroorganisme yang ditemukan dalam
kehidupan individu.Tujuan respons peradangan adalah untuk membawa sel-sel darah putih dan
trombosit kejaringan dengan tujuan membatasi kerusakan dan mempercepat penyembuhan.

Sel darah putih

Sel-sel darah putih berfungsi melindungi tubuh dari infeksi dan kanker serta membantu
penyembuhan.Macam-macam sel darah putih yaitu:

 Neutrofil adalah sel darah putih pertama yang datang ketempat peradangan.
 Eosinofil muncul ditempat-tempat respons alergi dan tampaknya berfungsi profektif bagi
penjamu dengan mengakhiri respons peradangan.
 Basofil bersirkulasi dalam aliran darah dan,apabila diaktifkan oleh cedera atau
infeksi,meneluarkan histamin,bradfikinin,dan serotonin.

Monosit dan makrofag


Monosit beredar dalam darah dan masuk kejaringan yang cedera melewati membran
kapiler yang menjadi permeabel sebagai akibat dari reaksi peradangan.Sedangkan
makrofag adalah sel besar yang mampu mencerna bakteri dan sisa sel dalam jumlah yang
sangat besar.

Limfosit
Limfosit adalah sel T dan B berasal inutero dari sel-sel yang ditemukan dijaringan
limfoid hati dan limpa.

Trombosit
Trombosit mengeluarkan serotonin,yang meningkatkan aliran darah dan permeabilitas
kapiler.pembekuan darah akan mengisolasi dan mengatasi infeksi serta mencegah
kehilangan darah.

Pembentukan sel darah putih


Semua sel darh putih dan trombosit berasal dari sel induk (stem cell),yang disebut sel
bakal pluripotensial.
2

Respons imun
Protein yang dapat berkaitan dengan sel T dan B mencakup protein-protein yang terdapat
dimembran sel bakteri,mikroplasma,selubung virus,atau serbuk bunga debu,atau
makanan tertentu.Protein yang dapat berkaitan dengan sel T dan B disebut ANTIGEN.

Respons sel T terhadap antigen


Terbagi atas lima jenis yaitu:
 Sel T sitotoksik secara langsung menghancurkan antigen dengan
mengeluarkan bahan-bahan kimia toksik.
 Sel hipersensitivitas tiipe lambat merangsang sel-sel
peradangan,misalnya makrofag dengan mengeluarkan berbagai
mediator kimiawi yang disebut limfokin
 Sel T helper mensekresikan bahan-bahan kimia yang penting untuk
merangsang respons sel T lainnya.
 Sel T penekan apabila fungsi sel T penekan terganggu,maka reaksi
imun dapat menjadi tidak terkontrol dan diarahkan terhadap antigen-
antigen diri(self).
 Sel pengingat memungkinkan pejamu untuk berespons segera terhadap
antigen berikutnya.

Respons sel B tehadap antigen

Terbagi menjadi sel plasma atau sel pegingat (memory cell)

 Sel plasma
Sel plasma berespons terhadap suatu antigen dengan menghasilkan
antibodi yang bberkaitan dengan antigen yang bersangkutan.
Antibodi disebut imunoglobin dan terbagi menjadi lima yaitu:
 IgG adalah antibodi utama yang melintasi plasenta dari ibu kepda
janinnya selama kehamilan.
 IgM adalah jenis yang pertama kali dibentuk dan paaling tnggi
konsentrasinya sewaktu pajanan primer kepada suatu antigen.
 IgA paling banyak terdapat dalam sekresi misalnya air liur, mukus
,vagina, air susu,sekresi saluran cerna ddan paru,dan semen.
 IgE berperan dalam respons alergi.imunoglobin ini juga merupakan
antibodi yang paling terstimulasi pada infeksi parasit.
 IgD terdapat dalam konsentrsai rendah dalam darah.Perannya dalam
respons imun tidak diketahui.
3

 Sturktur antibodi
Semua antibodi memiliki ggambaran serupa.Antibodi terdiri dari dua rantai berat yang
disebut bagian Fc,dan dua ujung yang disebut bagian Fab.
Destruksi mikroorganisme oleh imunoglobulin
Imunoglobulin dapat menghhancurkan antigen yang mereka ikat melalui berbagai
mekanisme langsung dan tidak langsung yaitu:
 Efek langsung terjadi sewaktu pengikatan antigen kebagian Fab anrtibodi
menyebabkan kompleks antigen-antibodi terpresipitasi keluar sirkulasi atau
menggumpal (aglunitasi) bersama dengan kompleks lain.
 Efek tidak langsung terrjadi apabila bagian Fc diaktifkan.Hal ini merangsang
reaksi peradangan,termasuk pengaktifan komplemen,aktivitas makrofag,dan
fagositosis.

Pembentukan toleransi diri


Untuk menyingkirkan sel-sel T dan B ini agar tidak menyerang sel pejamu,maka
antigen-antigen HLA dipertemukan dengan sel T dan B pada stadium kritis
perkembangan janin.Maka sel T dan B diprogram untuk melakukan penghancuran
diri,suatu proses yang disebut apoptosi.

Peran antigen histokompatibilitas dan maakrofag pada imunitas selular


Sebuah sel T mengenali suatu antigen sel sebagai benda asing hanya setelah sel tersebut
difagositosis oleh mekrofag yang terdapat dikelenjar limfe atau jaringan limfe lainnya.

Antigen sel darah merah


Terdiri atas:
 Antigen ABO
Seseorang dapat menerima daari masing-masing orang tua sebuah
antigen A dan antigen B,atau bukan dari keduanya,yang diebut
aantigen O.
 Antigen Rh
Setiap individu menerima satu gen Rh dari masing-masing orang
tua.Gen positif-Rh mendominasi,sedemikian sehingga seseorang
dengan satu gen positif-Rh dan satu gen negatif-Rh akan positif-Rh.

Reaksi imun terhadap ketidakcocokan golongan darah


Seseorang dengan golongan darh A yang diberikan darah golongan B dapat mengalami
reaksi imun hebat terhadap darah B,suatu reaksi transfusi.

Imunitas
4

Adalah keadaan dimana seseorang terlindungi dari pembentukan penyakit.imunitas


rebagi menjadi:
 Imunitas inheren/bawaan,mengacu kepada imunitas spesies penyakit ang
menyerang hewan ternak,,anjing,kuda,dan hewan lainnya.
 Imunitas pasif,mengacu kepda imunitas yang diberikan kepada seseorang melalui
trnnsfer antibodi dari orang lain atau pemberian suatu antitoksin yaang telah
dipersiapkan.Antitoksin adalah antibodi yang diproduksi secara spesifik terhadaap
tosin bakteri.
 Imunitas aktif,adalah respons imun selular dan humoral yang dibentuk seseorang
yang telah secara bermakna terpajan kesuatu mikroorganisme atau toksin.

Status imun janin dan bayi baru lahir


Saat dimmana bayi sangat rentan sekitar 5-6 bulan stelah lahir sewaktu kadar IgG ibu
mulai berkuarang,namun sistem imun bayi itu sendiri belum bekrja pada puncaknya.

Respons peradangan
Respons peradaangan terjadi setelah infeksi atau cedera jaringan .Peradangan dapat
mendahului suatu respons imun atau dicetuskan olehnya.Terdapat dua stadium pada
reaksi peradanngan akut:vaskuler daan selular.

Stadium vaskuler peradangan


Histmin dan bradikinin adalaah bahan-bahan kimia yang dibebaskan selama peradangan
yang menyebabkan sel-sel endotel kapiler disekitarnya yang dalam keadaan normal
tersusun rapat mulai menjauh satu sama lain sehingga permeabilitas kapiler meningkat.

Stadium seluler peradangan


Sel-sel ini memfagositosis sel yang mati dan mikroorganisme serta merangsang
pembekuan untuk mengisolasi infeksi daan mengontrol perdarahan.

Sel mast

Sel mast adalah kantung yang berisi banyak granula dan dijumpai di seluruh jaringan
ikat longgar yang mengelilingi pembuluh darah.

Sistem komplemen
Sistem komplemen terdiri dari 10 atau lebih protein plasma yang diaktifkan satu persatu
mirip domino apabila protein pertama (C1,jalur klasik) atau proteinkketiga (C3,jalur
alternnatif) diaktifkan.

Jaras koagulasi
5

Jenjang koagulasi berfungsi seperti trombosit (tetapi lebih kuat) untuk menghentikan
perdarahan.Hasil dari jenjang koagulasi adalah pembentukan jalinan serat yang menjaring
mikroorganisme dan mencegah penyebaran infeksi.

Bradikin
Adalah produk akhir jenjang protein kinin yang dicetuskan oleh faktor XII.

Sitokin
Adalah zat-zat yang dikeluarkan oleh sel darah putih.Sitokin terdiri dari:
 Interleukin dihasilkan oleh monosit,makrofag,fibroblas,dan sel otot
polos.Dan berfungsi sebagai faktor pertumbuhan untuk menyebabkan
proliferasi berbagai sel,terutama sel T penolong,penekan, daan sitoksik.
 Interferon adalah sekelompok protein yang dikeluarkan oleh sel-sel yang
terinfeksi oleh virus.

Karakteristik lokal peradangan


Ciri lokal peradangan adalah sebagai berikut:
 Rubor,kemerahan yang menyertai peradangan.Rubor terjadi akibat peningkatan
aliran darah kedaerah yang meradang.
 Kalor,panas yang menyertai peradangan.Panas timbul akibat peningkatan aliran
darah.
 Turgor,pembengkakan daerah yang meradang.Turgor terjadi akibat peningkatan
permeabilitas kapiler sehingga protein-protein plasma dan eksudat masuk
keruang interstisium.
 Dolor ,nyeri peradang.Nyeri terjadi akibat peregangan saraaf karena
pembengkakan dan rangsangan ujung-ujung saraf oleh mediator-mediator
peradangan.
Demam
Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu dihipotalamus.dengan
meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk
meningkatkan suhu tubuh,tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan
metabolisme basal.

Leukositosis
Leukositosis adalah peningkatan sel darah putih (leukosit) dalam sirkulasi peningkatan
neutrofil merupakan penyebab awal leukositosis yang menyertai suatu infeksi atau
peradangan.

Peradangan kronik
6

Peradangan kronik adalah suatu reaksi peradangan yang berlangsung lebih dari 2
minggu.peradangan kronik dapat timbul setelah peradangan akut,misalnya infeksi yang
tidak sembuh atau luka yang kurang baik penyembuhannya.

Reaksi hipersensitivitas
Terdiri atas:
 Reaksi hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi alergi yang diperantai oleh
antibodi IgE,gejala-gejala bersifat spesifik bergantung pada dimana respons alergi
tersebut berlangsung,suatu reaksi hipersentivitas tipe I yang parah adalah reaksi
anafilaktik .penurunan hebat tekanan darah selama reaksi anafilaktik disebut syok
anafilaktik,gejala-gejala reaksi anafilaktik adlah gatal,keram abdomen,kemerahan
kulit,gangguan saluran cerna,dan kresulitan bernafas.
 Reaksi hipersensitivitas tipe II
Pada reaksi ini peningkatan anti bodi antigen menyebabkan pengaktifkan
komplemen,degranulasi sel mast,edema,kerusakan jaringan,dan lisi sel.contoh:
penyakit grave dimana terjadi pembentukan anti bodi terhadap kelenjar tiroid.
 Reaksi hipersensitivitas tipe III
Pada reaksi ini mengaktifkan komplemen dan degranulasi sel mast sehingga
terjadi kerusakan jaringan atau kapiler di tempat terjadinya reaksi.contoh:
penyakit serum (serum sickness),dimana terbentuk anti bodi terhadap darah asing
sering sebagai respons terhadap penggunaan obat intravena.
 Reaksi hipersensitivitas tipe IV
Pada reaksi yang diperantai oleh sel T ini,terjadi pengaktifan sel T penghasil
limfokin atau sitotosik oleh suatu antigen sehingga terjadi penghancuran sel yang
bersangkutan,reaksi yang diperantarai oleh sel ini bersifat lambat
(delayed),memerlukan waktu 24 sampai 72 jam untuk terbentuknya.contoh
tiroiditis otoimun (hashimoto), dimana terbentuk sel T terhadap jaringan tiroid,
penolakan tandur dan tumor.
Defisiensi imun dan peradangan
Dapat bersifat kongenital(terdapat dejak lahir) atau didapat setelah infeksi,penyakit, atau
stress berkepanjangan.Defina imun dan peradangan manghambat kemampuan tubuh
untuk berespons terhadap infeksi atau cedera.

Imunodefisiensi kongential
Ini terjadi akibat adanya defek genetik.Imunodefisiensi kongential dapat mengenai hanya
satu jenis sel T (sindrom DiGeorge),dan sel B(agammaglobulinemia
Bruton).Imunodefisiensi kongential juga dapat terjadi apabila seseorang lahir tanpa
antigen HLA tertentu.

Imunodefisiensi didapat
7

Adalah penurunan fungsi sistem imun yang timbul setelah lahir.Imunodefisiensi didapat
dapat timbul sebagai respons terhadap infeksi,malnutrisi,stress kronik,atau kehamilan.

KEADAAN PENYAKIT ATAU CEDERA

Alergi
Adalah rangsangan berlebihan terhadap reaksi peradangan yang terjadi sebagai
respons terhadap alergen lingkungan spesifik.Suatu antigen yang menyebabkan
alergi disebut alergen.

Gambaran klinis:
 Pembengkakan lokal, gatal, dan kemerahan kulit, pada pajanan alergen
kekulit.
 Diare dan keram abdomen,pada pajanan alergen saluran cerna.
 Mata gatal dan pilek encer, pada pajanan alergen saluran napas.

Lupus eritematosus sistematik


Adalah suatu penyakit peradangan kronik dimana terbentuk antibodi-antibodi
terhadap beberapa antigen diri yang berlainan.
Gambaran klinis:
 Poliatralgia (nyeri sendi) dan artritis (peradangan sendi).
 Demam akibat peradangan kronik.
 Ruam wajah dalam pola malar (seperti kupu-kupu) dipipi dan hidung.
 Lesi dan kebiruan diujung jari akibat buruknya aliran darah dan hipoksia
kronik.
 Sklerosis (pengencangan atau pengerasan) kulit jari-jari tangan.

Sindrom imunodefensiensi didapat

Sindrom imunodefensiensi didapat (acquired immunodeficiency syndrome,AIDS)


adalah suatu penyakit virus yang meyebabkan kolapsnya sistem imun dan ,bagi
kebanyakan penderita ,kematian dalam 5 tahun setelah diagnosis.Virus HIV
diketahui terdapat dua jenis yaitu HIV 1 banyak ditemukan di Amerika
serikat,dan HIV 2 banyak ditemukan di Afrika barat.

Penularan HIV

HIV ditularkan dari orang ke orang melalui pertukaran caairan tubuh,termasuk


darah,semen, cairan vagina ,dan air susu.

Orang yang berisiko terjangkit HIV


8

Orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV adalah yang bertukar darah
dengan orang yang terinfeksi.Orang-orang lain yang berisiko terjangkit HIV
adalah mereka yang terpajan kesemen atau cairan vagina sewaktu berhubungan
kelamin dengan orang yang terinfeksi.

Penyebaran ke wanita dan anak

Wanita yang terjangkit HIV dapat menularkan infeksinya kepada janin melalui
plasenta ,biasanya selama trimester ketiga,atau setelah bayi terpajan kedarah atau
cairan amnion yang tercemar sewaktu proses persalinan.

Gambaran klinis:

 Gejala mirip flu, termasuk demam ringan, nyeri badan ,menggigil, dapat
muncul beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi.
 Selama periode laten .orang yang terinfeksi HIV mungkin tidak
memperlihatkan gejala ,atau pada sebagaian kasus mengalami
limfadenopati(pembengkakan kelenjar getah bening)persisten.
 Antara 2 sampai10 tahun setelah infeksi HIV,sebagaian besar pasien mulai
mengalami berbagai infeksi oportunistik.

Penatalaksanaan
Untuk mencegah terpajan HIV seseorang harus:
 Melakukan abstinensi seks atau hubungan kelamin monogami bersama
dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
 Diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya virus paling sedikit 6 bulan
setelah hubungan kelamin terakhir yang tidak terlindungi.
 Menggunakan kondom lateks apabila terjadi hubungan kelamin dengan
orang yang status HIVnya tidak diketahui.
 Tidak melakukan tukar menukar jarum suntik dengan siapapun untuk
alasan apapun.
 Mencegah infeksi kejanin atau bayi baru lahir.

Apabila terinfeksi oleh HIV,maka pengobatannya adalah:


 Obat-obat anti –HIV,misalnya azidotimidin(AZT),yang menghambat
enzim reverse transcriptase dan tampaknya efektif untuk menurunkan
jumlah infeksi yang diidap pasien AIDS.
 Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat-obat terlarang.
 Menghindari inffeksi lain,karena infeksi tersebut dapat mengaktifkan sel T
dan dapat mempercepat replikasi HIV.
 Terapi untuk kanker dan infeksi spesifik apabila penyakit-penyakit
tersebut muncul.
9

ASKEP ACQURED IMUNO DEFESIENSI SINDROME

AIDS berarti sindrom defisiensi imun yang didapat. Ini disebabkan oleh human
immunodeficiency virus (HIV). Rute satu-satunya yang teridentifikasi dari transmisi melalu
darah dan semen yang terkontaminasi dan produk darah (transfuse, penggunaan jarum bersama
secara illegal terhadap obat IV, pungsi jarum takdisengaja, robekan area kulit yang terpajan
langsung pada darah terkontaminasi), dan dari wanita hamil.

Bila HIV masuk ke aliran darah, ini menyerang sistem imun dan melemahkan
kemampuan individu untuk melawan penyakit. Sel-sel target (tipe sel darah disebt lmfosit yang
dihasilkan dalam timus). Meskpun mereka tidak mengeluarkan antibody, sel-sel T untuk fungsi
imun normal. Tanpa sel ini, imun sel humoralmenyimpang, memungkinkan penyakit
oportunistik untuk menyerang tubuh. Dalam respons terhadap invasi ini, tubuh mulai
menghasilkan antibody. Dalam 2 minggu sampai 3 bulan setelah infeksi, anti body ini biasanya
dapat terdeteksi dengan tes darah.

Terdapat tiga kemungkinan hasil individu yang terinfeksi dengan HIV:

 Mereka dapat tetap sehat, karier virus asimtomatik


 Mereka mengalami kompeks yang berhubungan dengan AIDS (ARC)
 Mereka dapat mengalami AIDS klasik

Saat ini, tak ada pengobatan untuk AIDS. Semua individu HIV positif asimtomatik
memerlukan sel T4 periodik ( juga disebut jumlah sel CD 4) biasanya setiap 6 blan untuk
memantau status system imun mereka. Bila jumlah sel CD4 turun di bawah 500/mm3
(normalnya 1000/mm3), farmakoterapi sing dlakukan, diikuti dengan pemantauan laboratorim
terhadap jumlah sel T4 setiap 3 bulan (AIDS Guide, 1992). Karena peningkatan risiko infeksi
opurtunstik, tes skrining tambahan meliputi:

 Tes kulit: derivate protein purivat (ppd) untuk mengesampingkan tuberculosis


(TB).
 Kandida, mumps, atau toksoid tetanus untk mengevaluasi respons imun pasien
10

 Pemeriksaan serum terhadap antibody hepatiis B

Penatalaksanaan Medis Umum

 Farmakoterapi:
 Zidovudine (Retovir) disebut juga AZT.
 Dideoxynosin(DDI)
 Dideoxycytidine (DDC), disebut juga zalcitbine (menunngu izin oleh food
and Drug administration (FDA).
 Antibiotic seperti Co-trimoxazole (sulfamethoxazole) dan
trimetoprin (Bactrim,septra), bila jumlah CD4 sel trun di bawah 200/mm3
untuk mencegah pneumocystis carinii pneumonia (PCP).

Rencana Perawatan Terintegrasi

a) Kehilangan
b) Imobilitas (bila pasien sampai pada fase terminal)

Pertimbangan Pulang

1) Perawatan lanjutan
2) Meneruskan pengobatan di rumah
3) Mencegah infeksi
4) Memelihara masukan nutrisi cukup

PENGKAJIAN DATA DASAR


1. Riwayat atau adanya perilaku resiko tinggi:
 Pasangan seksual multiple(berganti-ganti pasangan)
 Laki-laki dengan homoseksual atau biseksual
 Penyalahgunaan obat terlarang
 Hemofolia (penerima factor pembekuan sebelum 1985)
2. pemeriksaan fisik dasar pada survey umum (ApendiksF) dan pemeriksaan
laboratorium dapat menunjukkan.
11

A. ARC(ditandai tiga gejala di bawah ini)


 Limfadenopati
 Candidiasis mulut
 Jumlah sel CD4 500/mm3 atau kurang
 Demam intermiten dengan banyak keringat pada malam hari (sering merupakan
gejala awal))
 Diare menetap (terus-menerus)
 Anoreksia (tidak napsu makan)
 Kelelahan terus-menerus
 Mudah memar dan berdarah (indikasi idiopatik trombositopenia purpura)
 Penurunan berat badan
 Ruam pada kulit
 AIDS disebabkan tumor, missal penyakit Hodgkin’s atau kanker pada mulut
 Komplikasi neurologis seperti psikosa (hilang ingatan, pelupa, demensia,kejang,
lumpuh sebagian, nyeri perifer pada neuropati dan kehilangan koordinasi.
B. AIDS
 Infeksi opurtunistik seperti tuberculosis, pneumocystis carinii pneumonia (PCP) yang
ditunjukkan oleh batuk keras terus- menerus, demam dan sesak napas.
 Sarcoma kaposi’s (jenis kanker kulit ) yang ditunjukkan oleh banyaknya bisul-bisul
keungu-unguan dan benjolan pada kulit
 Jumlah sel CD4 200/mm3 atau kurang

3.Tes diagnostic

a. Infeksi HIV diperkuat oleh tes serologi positif:


 Tes ELISA(Enzim-linked immunosorbent assay)
 Western blot dianggap tes yang lebih spesifik untuk infeksi HIV, dilakukan sama
pada specimen darah jika tes ELISA positif (2 kali)

4.kaji pengertian kondisi dan respons emosi terhadap diagnosa dan rencana pengobatan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : RISIKO TINGGI TERHADAP INFEKSI

BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR : Penurunan respons imun, kerusakan kulit.


12

BATASAN KARAKTERISTIK : Western blod positif, terlihat gejala-gejala ARC atau


AIDS, ada riwayat-riwayat untuk pengobatan infeksi, pernah menerima obat-obat untuk
pengobatan infeksi HIV.

HASIL PASIEN (kolaboratif) : mendemonstrasikan resolusi pada onfeksi saat ini


(sekarang).

KRITERIA EVALUASI : temperature dan SDP kembali ke batas normal, keringat


malam berkurang, tidak ada batuk, meningkatnya masukan makanan, terjadi
penyembuhan luka atau lesi pada waktunya.

INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau: Data objektif adalah perlu untuk
 Hasil JDL dan CD4 mengevaluasi keefektifan terapi
 Temperatur setiap 4 jam
 Status umum (apendiks f)
setiap 8 jam
2. Berikan obat antbiotik dan evaluasi Antibiotic yang spesifik untuk kuman
keefektifannya, jamin pemasukan pathogen diperlukan untuk kuman
cairan paling sedikit dua sampai tiga pathogen diperlukan untuk menangani
liter sehari. terjadinya suatu infeksi. Cairan pembantu
distribsi obat diseluruh tubuh.
3. Ikut prinsip-prinsip kewaspadaan Untuk menurunkan risiko infeksi
umum terhadap darah dan cairan nosokomial dan untuk mencegah pasien
tubuh. Gunakam pencegahan dasar dari infeks baru.
yang sesuai untuk mencegah
kontaminasi terhada kulit dan mukosa
membrane, bila kontak dengan darah
atau cairan tubuh.:

 Pakai sarung tangan bila kontak


dengan darah atau cairan tubuh
adalah mungkin terjadi.
13

 Cuci tangan sebelum da sesudah


kontak dengan pasien, termasuk
sebelum dan sesudah memakai sarung
tangan.
 Pasang label kategori spasifik isolasi
pada pintu kamar pasien. Jika ada TB
paru, pakai masker dan nasehatkan
semua anggota keluarga untuk
skinning TB, jelaska TB adalah
menular.
Masker tidak diperlukan untuk PCP sebab
kemungkinan infeksi disebabkan oleh jamur
yang ada pada tubhnya sendiri.
 Pakai skort dan kacamata untuk
menghindarkan bila ada percikan
cairan tubuh yang mungkin terjadi.
 Hindarkan penggunaan jarum yang
telah dipakai. Tempatkan semua
benda tajam kedalam container
pembuangan.
 Bersihkan tumpahan darah dengan
1:10 cairan pemutih (natrium
hipoklorida)
 Tidak dianjurkan untuk sembarang
orang yang memberikan erawatan
pada pasien yang mempunyai luka Keringat malam mungkin sumbernya
atau lesi bereksudat dan dermatitis tidak nyaman, terutama bila tidur pakaian
yang luas sampai lka atau basah dan dingin karena keringat.
lesisembuh.
4. Pelihara kenyamanan suhu kamar.
Jaga kebersihan dan keringnya kulit.
14

DIAGNOSA KEPERAWATAN : PERUBAHAN NUTRISI : KURANG DARI


KEBUTUHAN

BERHUBUNGAN DENGAN FAKOR : Tidak adekuatnya emasukan nutrisi sebagai


factor sekunder AIDS pada system pembuangan (GI), nyeri lesi di mulut.

BATASAN KARAKTERISTIK : Manifestasi aids syndrome, kehilangan berat badan


lebih dari 10% yang disebabkan oleh mual, muntah, lemah dan letih yang berlebihan,
diare kronis, albumin serm di bawah normal, keseimbangan nitrogen negative, terdapat
kesulitan mengunyah dan menelan, terdapat plak-plak putih di mulut.

HASIL PASIEN ( kolaboratif) : mendemonstrasikan status nuisi yang adekuat.

KRITERIA EVALUASI: tidak ada penurunan berat badan lebih lanjut, hasil
laboratorium keseimbangan nitrogen positif dan albumin serum sampai ke batas normal,
dan letih berkurang, secara verbal dinyatakan sehat.

INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau : Untuk mengenal indukasi-indikasi
 Berat badan, setiap hari kemajuan atau penyimpangan dari hasil
 Masukan dan haluaransetiap 8 yang diharapkan.
jam
 Albumin serum dan BUN
 Persentase makanan yang
dimakan setiap makan
2. Jika cairan diare berlebihan: Diare sering disebabkan oleh protozoa
 Pertahankan puasa dan (Cryptospiridium) yang menyerang
pengobatan, terutama infuse lapisan epitel, menyebabkan
NPT meningkatnya produksi gas dan banyak
 Berikan obat-obat anti diare cairan masuk ke dalam usus. Pasien bisa
dan evaluasi keefektifannya. kehilangan cairan 10 liter per hari karena
Berangsur-angsur mulai lagi pemberian diare. Berhentinya defekasi hanya karena
makanan per oral bila diare terkontrol. pengobatan yang efektif.
15

Anjurkan untuk menggunakan bebas lactose,


rendah lemak, tinggi serat, ini akan
menurunkan volume diare.
Konsul ke dokter jika diare tetap
berlangsung atau tambah memburuk.
3. Rujuk ke ahli diet untuk membantu Ahli diet adalah spesialis nutrisi yang
memilih dan merencanakan makanan dapat membantu pasien dalam
untuk kebutuhan nutrisi. perencanaan menu dan kebutuhan nutrisi
untuk kondisi sekarang.

DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KOPING TIDAK


EFEKTIF

BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR : Nyata dan sekunder merasa kehilangan


karena AIDS.

BATASAN KARAKTERISTIK : Adanya laporan kesulitan koping karena kondisinya


dan terhadap reaksi orang lain, memperlihatkan depresi atau rendah diri, ada laporan
pasien menghindar dari keluarga, teman-teman, pekerja, menyatakan merasa kehilangan
kemandirian dan identitas social dan menyatakan takut akan mati.

HASIL PASIEN (Kolaboratif): Memperlihatkan koping yang efektif

KRITERIA EVALUASI: Menyatakan rencana-rencana untuk mendapatkan kelompok


pendkung komunitas AIDS, menyatakan mengerti cara-cara perawatan sendiri untuk
memelihara kesehatan, melaporkan kepuasan tentang rencana perawatan di rumah.

INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan hubungan yang mendukung: Sikap, pikiran dan perasaan pemberi
 Menemani pasien perawatan mempengaruhi kualitas
 Kesadaran diri tentang sikap, hubngan perawatan pasien.
pikiran, perasaan dan minat.
16

 Bantu pasien untuk


mengklarifikasi pikiran-
pikiran, perasaan-perasaan
dan minat.
 Dengan jujur dan proyeksi
tanpa sikap menilai
2. Rujuk pasien dan orang lain ke grup Kelomok pendukung adalah sumber yang
AIDS masyarakat local yang dapat kuat untuk pasien dan orang yang
mendukung. bermakna bagi pasien.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : RISIKO TINGGI TERHADAP KERUSAKAN


PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN DI RUMAH

BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Kurang pengetahuan tentang kondisi serta


langkah-langkah untuk mengontrol enyebaran infksi, kurangnya biaya, tidak ada
pendukung yangcukup untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan.

BATASAN KARAKTERISTIK: Menyatakan kurang mengerti tentang keadaan dan


langkah-langkah untuk mengontrol infeksi di rumah, dilaporkan butuh bantuan untuk
beberapa aspek aktivitas sehari-hari tapi kurang cukup bantuan di rumah, menyatakan
membutuhkan bantuan keuangan.

HASIL PASIEN (Kolaboratif): Mendemonstrasikan kemampuan untuk memenuhi


kebutuhan perawatan lanjutan.

KRITERIA EVALUASI : Menyatakan kepuasan dengan rencana keperawatan di


rumah, mengenal rumah, menyatakan rencana-rencana untuk jaminan bantuan perawan di
rumah, menyatakan rencana-rencana untuk jaminan bantuan keuangan dengan perawatan
medis yang dibutuhkan, pulang dalam lama perawatan untuk KDB.

INTERVENSI RASIONAL
1. Evaluasi pasien dan keluarganya tentang Meningkatkan pengertian pasien dan
pengertiannya mengenai definisi keluarga tentang kondisi dan peranan
17

HIV/AIDS, prognosa, cara-cara mereka dalam mengontrol penyebaran


penularan HIV, pentingnya infeksi. Sebab pandangan masyarakat
memberitahukan semua kontak seksual yang buruk mengenai tentang infeksi
sebelumnya. Perbaiki kesalahan HIV/AIDS, pasien dengan percaya diri
persepsi. Pelihara rahasia pasien tentang penting untuk membuat dan
diagnosa HIV/AIDS. mempertahankan hubungan saling percaya
antara pasien dan perawat.
2. Evaluasi kesadaran sumber-sumber di Pelayanan social atau perencana pasien
masyarakat. Rujuk ke pelayanan social pulang adalah orang yang ahli dalam
atau bagian yang merencanakan pasien mengatur perawatan lanjutanuntuk pasien
pulang untuk sumber-sumber di pulang dan menggunakan kemampuan
masyarakat terfokus merawat individu sumber-sumbe di masyarakat ntuk
HIV/ AIDS dan untuk menolong mengenali kebuthan-kebutuhan.
kebutuhan keuangan untuk pengobatan
jika keuangannya susah.
3. Tinjau ulang cara-cara mengontrol HIV adalah virus yang disebarkan melalui
infeksi di rumah: darah. Saat ini tidak ada pengobatan untuk
 Gunakan kondom dari lateks HIV/AIDS. Seseorang yang terkena
yang mengandung spermisida infeksi harus dianggap mampu untuk
pada waktu hubungan seks. mengontrol penyebaran virus.
 Hindari pemakaian alat-alat
perawatan diri yang mungkin
dapat menularkan melalui darah,
seperti sikat gigi, dan alat-alat
pencukur.
 Cuci alat-alat makan dengan air
sabun panas. Tidak perlu
memisahkan mncuci alat-alat
makan atau sprei, kecuali bila
terkena darah segar. Tambahkan
pemutih bila alat-alatnya terkena
darah atau cairan tubuh.
18

 Anjurkan ibu-ibu untuk


melaksanakan pembatasan
kelahiran. Jelaskan HIV dapat
menular ke janin yang belum
dilahirkan.
4. Ajarkan kegiatan-kegiatan untuk Seseorang harus mendapatkan peran yang
meningkatkan kesehatan: aktif dalam mengelola penyakit mereka.
 Makan makanan sehat-
seimbang. Mengandung banyak
protein, kaya gizi untuk fungsi
imun. Berunding dengan ahli
diet untuk membantu
perencanaan makanan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
yang sesuai dengan status
kesehatan sekarang dan keadaan
ekonomi. Kurangi diet lemak
dan penggunaan yang berlebihan
suplemen vitamin dan mineral.
Jelaskan penggunaan tanbahan
zat-zat nutrisi seharusnya di
bawah pengarahan langsung
oleh ahli diet dan dokter sesuai
dengan analisa nutrisi.
 Berikan imunisasi langsung
untuk mencegah infeksi
 Tetanus booster setiap 10
tahun
 Periksa kadr antibody
hepatitis B. jelaskan
tentang vaksin hepatitis
19

B diperlukan jika belum


ada antibody. Beritahu
pasien tentang vaksin.
Hepatitis B diberikan
dalam 3 kali injeksi
 Anjurkan ibu-ibu untuk
memeriksakan pelvis dan Pap smear
setiap 6 bulan. Jelaskan bahwa
infeksi pada vagina sering terjadi dan
diperlukan pengobatan yang intensif
pada wanita dengan HIV /AIDS.
 Kurangi sumber stress. Tidur
cukup. Latihan teratur. Berhenti
merokok, minum alcohol dan
gunakan obat golongan ke-4 jika ini
merupakan kebiasaan. Rujuk ke
tokoh masyarakat untuk
membantumemecahkan
ketergantungan ini.
 Hindari tempat yang ramai,
keadaan yang dapat membuat
kongestif pada bulan-bulan musim
dingin ketika insiden influenza dan
pilek meningkat.

ASKEP KANKER

Kanker adalah: gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh.


Kanker ditandai oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang padat, bentk
tumor dan neoplasma adalah istilah yang sering dipakai.
20

Tumor dapat jinak atau ganas. Tumor jinak tidak menyerang jaringan sekitarnya
dan tidak mematikan. Neoplasma maligna menyebar ke jaringan sekita, akhirnya
mempengaruhi fungsi normal. Sel-sel maligna membelah diri ( berkembang) lebih
cepat dari sel-sel normal. Matastase ke bagia tubuh yang lebih jauh terjadi melalui aliran
darah, limfatik dan invasi langsung ke organ dan jaringan di sekitarnya. Tumor
dinamakan sesuai tipe jaringan darimana mereka berasal:

Karsinoma-terdapat pada jaringan epithelial ( kulit paru-paru, lambung,


buah dada, usus)
Limfoma-terdapat pada limfatik
Leukimia-terdapat pada sumsum tulang
Sarcoma-terdapat pada jaringan penyambung (tulang)

Angka kematian kanker tinggi. Deteksi dini memungkinkan pengobatan yang


efektif. Sebelum kanker metastase sehingga akan menambah 5 tahun umur hidup untuk
kebanyakan kanker. Diagnosis dini kanker dicapai dengan mendorong seseorang untuk :

1. Melakukan pemeriksaan fisik setiap tahun,


2. Meminta pertolongan dokter jika terdapat gejala-gejala kanker,
 Perubahan defekasi dan berkemih
 Luka yang tidak sembuh
 Perdarahan dan pengeluaran secret yang tidak biasanya
 Kesulitan menelan
 Batuk yang terus menerus serak

Jalannya penyakit ditandai oleh periode remisi dan eksaserbasi, cepat terjadi
kemunduran atau perkembangan yang menetap terhadap pengobatan. Pasien dengan
kanker yang memerlkan rawat jalan, biasanya diteruskan pada unit onkologi, spesialis
dalam perawatan pasien kanker.

Tumor digambarkan oleh 2 golongan dan tingkatan. Tumor digolongkan dengan


membedakan baik, sedang atau jelek. Perbedaan yang dimaksud, sejauh mana sel kanker
Nampak dan kegiatannya pada jaringan asal.
21

Pentahapan mencakup beberapa pemeriksaan diagnostis untuk menegaskan lokasi


tumor, ukurannya, tipe sel dn perluasan metastase karsinoma terdiri atas stadium I,II,III
atau IV. Stadium terakhir prognosisnya buruk.

Respons tumor dievaluasi dengan menggunakan tanda-tanda tumor

 Tumor-tumor padat
 Ukuran massa dapat dipalpasi
 Pemeriksaan radiologi tumor
 Aspirasi sumsum tulang

 leukimia:
 jumlah sel-sel darah putih dan smear peripheral untuk memeriksa
kematangan sel.
 Kanker-kanker lain:
 Ada atau tidak adanya serum spesifik dan paroprotein perkemihan.
 Filter gonadotropin
 Pemeriksaan fungsi organ
 Gejala-gejala yang diperlihatkan
 Tidak adanya CEA (carcinoma embryonic antigen).

PENATALAKSANAAN MEDIS UMUM

 Terapi primer:
 Kemoterapi
 Terapi radiasi
 Pembedahan
 Terapi penyelidikan:
 Imunoterapi
 Hipertermia selurh tubuh
 Terapi alfa interferon
 Radiasi intraoperatif
 Terapi fotodinamik
22

RENCANA PERAWATAN TERINTEGRASI

 Kehilangan
 Ketidakseimbangan cairan dan biokimia
 Imobilitas
 Nyeri
 Terapi radiasi
 Kemoterapi

PERTIMBANGAN PULANG

 Perawatan di rumah jika stadium akhir


 Perawatan lanjutan

PENGKAJIAN DATA DASAR


1. Riwayat adanya faktor-faktor risiko :
 Kanker paru-merokok sigaret, lamanya terpajan karsinogen di tempat bekerja
(abses, ion-ion radiasi, arsenic)
 Kanker kolon-kurang adekuat masukan diet serat
 Kanker kulit-lamanya terpajan oleh sinar ultraviolet
 Kanker lain-punya riwayat keluarga yang kanker
2. Kaji respons pasien dan orang terdekat tentang diagnose
3. Pemeriksaan fisik dasar dalam survey umum (apendiks f) Nampak manifestasi
komplikasi yang berhubungan dengan kanker, terutama jika pasien dalam stadium
terminal. Komplikasi-komplikasi ini berhubungan dengan metastase dan penggunaan
terapi untuk pengobatan kanker:
 Nyeri
 Supresi sum-sum tulang (anemia,leukimia,trombositopenia)
 Ketidaksembangan cairan dan biokimia
 Gejala-gejala disfungsi organ seperti kanker yang menyebar ke tempat yang lebih
jauh (otak, hepar, paru-paru, tulang, organ reproduksi, rongga peritoneum.
4.Kaji pengertian dan minat pasien tentang cara penentuan obat
23

5.Kaji pasien dan orang terdekat tentang kebutuhan dukungan spiritual


6.Kaji status nutrisi, mencakup berat badan, nafsu makan, diet, kondisi umum kulit dan
mukosa mulut.

DIAGNOSA KEPERAWATAN: ANSIETAS

BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan


pengobatan

BATASAN KARAKTERISTIK : menyatakan kurang mengerti, meminta informasi

HASIL PASIEN (kolaboratif) : mendemonstrasikan ansietas berkurang

KRITERIA EVALUASI: menyatakan mengerti tentang kondisinya,prognosa,


pengobatannya dan perasaan cemas hilang.

INTERVENSI RASIONAL
1. Jika pasien prognosisnya jelek, Perencanaan awal membantu
diskusikan dengan orang terdekat menghilangkan stress pada pasien yang
dalam mengatur perawatan bila menjelang ajal. Hospis adalah, program
pasien mencapai fase terminal. dalam memberikan dukungan keperawatan
Kotak dengan pelayanan social untuk pasien yang akan meninggal dan
untuk mengatur perawatan di rumah keluarganya bila pasien ingin meningal di
atau penempatan dalam memperluas rumah.
fasilitas perawatan, atau perawatan
di rumah, sesuai dengan pilihan dan
kebutuhan keluarga.
2. Rujuk pasien dan orang-orang yang Dukungan eksternal dapat membuat
bermakna bagi pasien ke kelompok nyaman. Pusat-pusat informasi kanker
pendukung local seperti yayasan memberikan informasi-nformasi tentang
kanker Indonesia penyebab kanker, pencegahan, gejala-
gejala diagnose, pengobatan, nutrisi dan
penelitian sekarang.
3. Bantu pasien dalam mengambil Soapkan pasien untuk menghadapi reaksi
keputusan apa, bagaimana dan orang terdekat, juga dapat membantu
24

kapan untuk memberitahu diagnose pasien menanggulangi pasien meninggal.


dengan keluarga dan tman-teman
( jika pasien baru didiagnosa).
Siapkan pasien terhadap
kemungkinan reaksi anggota
keluarga dan teman-teman.
Tekankan pentingnya kejujuran dan
membuka perasaan da keprihatinan.
4. Jika dalam remisi, bantu pasien Memungkinkan pasien untuk memelihara
menghadapi kenyataan perasaan dan lebih menguasai situasi
kemungkinan kambuh. Juga psasien sekarang.
dan orang-orang terdekat bagi
pasien terhadap informasi hasil tes.
Selama pasien waspada dan dapat
menyesuaikan diri, izinkan pasien
untuk membuat pilihan.
5. Sampaikan ( berikan ) harapan Untuk menghilangkan keputusan. Tidak
ada harapan adalah hasil lingkungan
dimana pasien merasa di luar control dan
tidak berdaya. Harapan dapat memainkan
peranan yang bermakna dalam kehidupan
pasien.
6. Jelaskan tujuan dan efek samping Pengetahuan tentang apa yang
terapi pengobatan (kemoterapi, diperkirakan membantu mengurangi
radiasi). Informasikan pada pasien ansietas.
jalan untuk mengurangi efek
samping. Tentramkan hati pasien
bahwa sebagian besar efek samping
adalah sementara dan biasanya
terlihat sampai beberapa minggu
setelah terapi selesai. Izinkan pasien
untuk mengekspresikan perasaan
25

tentang antisipasi efek samping.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : BERDUKA YANG DIANTISIPASI

BERHUBUGAN DENGAN FAKTOR: Aktual terhadap proses kehilangan karena


kanker dan cara pengobatan, ancaman kematian.

BATASAN KARAKTERISTIK: mengemukakan keprihatinan tentang kematian, dapat


menyatakan pernyataan refleksi dari proses berduka.

HAIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan penyesuaian yang efektif.

KRITERIA EVALUASI: mengemukakan perasaan dan keprihatinan secara terbuka,


mengemukakan rencana-rencana secara realistis. Melanjutkan program terapeutik.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : RISIKO TINGGI TERHADAP KOMPLIKASI

BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: metastase kanker

BATASAN KARKTERISTIK: Laporan nyeri hebat yang terus menerus, hasil


laboratorium menunjukkan dehidrasi, asidosis metabolic, anemia, sel darh putih di bawah
normal, trombositopenia, terus menerus lemah, mual, penurunan berat badan.

HASIL PASIEN(Kolaboratif): Mendemonstrasikan penurunan komplikasi

KRITERIA EVALUASI: terdapat penurnan, intensitas nyeri, sedikit manifestasi


dehidrasi dan penekanan terhadap sumsum tulang, kelemahan hilang, berat badan stabil.

INTERVENSI RASIONAL
Penurunan berat badan : Untuk mengevaluasi keefektifan terapi
1. Pantau berat badan setiap minggu dan
jumlah makanan yang dikomsumsi
setiap makan
26

2. Tambahan masukan diet tinggi protein, Kanker dan cara pengobatan


vitamin dan kalori. meningkatkan laju basal metabolisme dan
kehilangan protein. Jika kebutuhan kalori
tidak terpenuhi, tubuh menggunakan
lemak dan protein yang disimpan utuk
menghasilkan energy. Selanjutnya otot
dan simpanan lemak akan hilang: berat
badan berkurang dan pasien menjadi
kurus.

3. Jika masukan makanan jelek (kurang Ahli diet adalah ahli dalam nutrisi yang
dari 30%) dan penurunan berat badan dapat mengkaji status nutrisi pasien dan
terjadi secara cepat dan terus merencanakan diet. Untuk memenuhi
menerus: kebutuhan nutrisi, tambahan ntrisi cair
 Rujuk pasien ke ahli diet dapat menyediakan protein, vitamin,
untuk membantu mineral, dan kalori yang diperlukan.
merencanakan gizi makanan Jumlah kalori yang diizinkan ahli diet,
 Anjurkan tambahan nutrsi di untuk mengkaji kebutuhan nutrisi
antara waktu makan tambahan atau NPT.
 Anjurkan ada tambahan
jumlah kalori
 Anjurkan ditambahkan NPT
(Nutrisi Parental Total).

Anda mungkin juga menyukai