Anda di halaman 1dari 17

KATA

Dosen Pengampu : Budiman, M.Pd

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Disusun
Oleh :
Kelompok 3

1. Alwi Aryusa Thamrin (0701193202)


2. Muhammad Rey Pratama Sembiring (0701193201)
3. Putri Khairani Ritonga (0701191124)
4. Syauqi Rahmatullah (0701193204)

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya makalah Bahasa Indonesia mengenai KATA ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami senantiasa mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Medan, 05 April 2020

Kelompok 3

2
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 4
C. Tujuan......................................................................................................... 4
BAB II. ISI
KATA
1. Makna Kata........................................................................................... 5
2. Urutan Kata........................................................................................... 9
3. Bentuk Kata........................................................................................... 9
4. Singkatan dan Akronim......................................................................... 14
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 17

3
BAB. I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting dikuasai dalam seluruh tingkatan pendidikan
termasuk di perguruan tinggi. Tujuan dari adanya pelajaran ini adalah agar para rakyat
khususnya para pelajar dapat terampil berbahasa Indonesia yang meliputi terampil menyimak,
berbahasa, membaca dan menulis. Agar dapat mencapapi tujuan itu, kosa kata yang cukup
sangatlah dibutuhkan. Selain mempunyai banyak kosakata, makna kata – kata tersebut juga harus
dikuasai untuk lebih memperkaya kosa kata yang dimiliki. Oleh karena itu, makalah ini dibuat
untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan para pembaca mengenai makna kata.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu makna kata?
2. Apa itu urutan kata?
3. Apa itu bentuk kata?
4. Apa maksud dari singkatan dan akronim?

C. Tujuan
1. Agar dapat memahami tentang makna kata.
2. Agar dapat mengetahui tentang urutan kata.
3. Agar dapat mengetahui apa itu bentuk kata.
4. Agar dapat memahami maksud dari singkatan dan akronim.

4
BAB. II
Pembahasan
1. Makna Kata
 Menurut KBBI
kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan persatuan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa
 Menurut Wikipedia
Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan makna,
terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau
dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau
kalimat.1
 Menurut Pemakalah
Ketika berbahasa, kemampuan pemakaian bahasa dalam memilih kata memegang
peranan yang sangat penting. Jika pemakaian bahasa salah memilih kata (baik
bahasa lisan maupun tulisan), tujuan yang diinginkan tidak tercapai karena
informasi tidak tersampaikan dengan baik dan benar. Akibatnya informasi yang
disampaikannya tidak dimengerti dengan baik oleh pihak penerima pesan.
Kalaupun bisa, informasi itu akan dimengerti dan dipahami dengan susah payah.
Bahkan tidak jarang terjadi seseorang salah memahami apa yang dikatakan oleh
orang lain karena kemampuan orang itu dalam berkomunikasi, termasuk memilih
kata, amat terbatas.
Kesulitan akan bertambah jika tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk
memperbaikinya, karena :
1. Karena makna kata beragam.
2. Hubungan makna diantara kata-kata itupun beragam.
3. Pemilihan kata membutukan :
a. Kemampuan untuk memahami makna kata dengan tepat.
b. Waktu untuk berlatih mendengarkan orang lain untuk bicara.
c. Waktu untuk berlatih menggunakan kata dengan baik, benar, dan tepat.

Berikut ini disajikan beberapa makna dan hubungan makna, seperti berikut ini :

1
“Ebta Septiawan, Kata”, https://kbbi.web.id/kata (diakses pada 6 April 2020).
“Wikipedia, Kata”, https://wikipedia.org./wiki/kata (diakses pada 6 April 2020).

5
a. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada prinsipnya mempunyai makna yang
sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinonim kata tidak lah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan. Contohnya :
1. Strategi, tekhnik, siasat, taktik.
2. Pintar, cerdik, cerdas.2

b. Antonim
Antonim adalah dua kata atau lebih yang makna nya berbeda. Dengan kata lain,
antonim ialah ungkapan berupa kata, frasa, atau kalimat yang maknanya dianggap
kebalikan dari makna/ungkapan lain. Contonya :
Besar >< kecil, terang >< gelap, hidup >< mati. Dan lain sebagainya.

1. Oposisi
a. Oposisi kontras atau opsisi mutlak, yakni kata yang maknanya bertolak
belakang dengan makna kata lain, misalnya : hidup >< mati.
b. Oposisi arah, misalnya : datang >< pergi, kiri >< kanan.
c. Opsisi equepoolen, misalnya : pria >< wanita.
d. Opsisi saling melengkapi, misalnya : suami >< istri, ibu >< bapak.

c. Hipernim dan Hiponim


Hiponim ialah semacam relasi antar kata yang berwujud atas bawah, atau dalam
suatu makna terkandung sejumlah kelompok lain. Karena ada kelas atas yang
mencakup sejeumlah kelompok yang lebih kecil, dan ada sejumlah kelas bawah yang
merupakan komponen-komponen yang tercakup kedalam kelas atas, maka kata yang
berkedudukan sebagai kelas atas disebut superordinat dan kelas bawah disebut
hiponnim. Contoh :
Bunga merupakan superordinat yang membawahi sejumlah hiponim, antara lain :
melati, mawar, cempaka, lili, dan lain-lain.

2
²Edi Saputra dan Junaidi, Bahasa Indonesia (Jakarta : Perdana Publishing, 2016), hal. 28.

6
d. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
1. Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti makna
denotasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna
referen atau makna proposional. Disebut makna denotasional referensi,
konseptual, atau ideasional, karena makna ini merujuk (denote) kepada satu
referen, konsep atau idetertentu dari suatu referen. Disebut makna lognitif karena
makna itu berkaitan dengan kesadaran atau pengetahuan, stimulus (dari pihak
pembicara) dan respons (dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat
diserap panca inrda (kesadaran) dan rasio manusia.dan makna ini disebut juga
makna proposional karena ia bertalian dengan informasi-informasi atau
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat faktual. Makna ini di acu dengan bermacam-
macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata.
Dalam bentuk yang murni, makna denotatif dihubungkan dengan bahasa
ilmiah.

2. Konotasi atau Makna Konotatif disebut juga makna koduksional, makna ematif
atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus
dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi
karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju-tidak setuju, senang-tidak
senang dan sebagainya pada pihak pendengar, di pihak lain, kata yang di pilih itu
memperlihatkan bahwa pembicaraannya juga memendam perasaan yang sama.
Konotaasi pada dasarnya timbul karena masalah hubungan sosial atau hubungan
interpersonal, yang mempertalikan kita dengan orang lain.3

3
Awaluddin, Pengantar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Yogyakarta : Deepublish, 2017), hal. 29&31.

7
e. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
1. Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski
tanpa konteks apapun. Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna
yang sesuai observasi indra kita, atau makna apa adanya.

2. Makna gramatikal
Berbeda dengan makna leksikal, makna gramatikal baru ada kalau terjadi
proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi.
Umpamanya, dalam proses afiksasi prefiks ber- dengan baju, melahirkan makna
gramatikal ‘mengenakan atau memakai baju’, dengan dasar kuda melahirkan
makna gramatikal ‘mengendarai kuda’

2. Urutan Kata
Selain pilihan kata, urutan kata (di dalam gabungan kata ataupun di dalam kalimat)
merupakan sesuatu yang sangat penting. Urutan kata berkaitan dengan makna kata,
karena urutan yang berbeda menyebabkan makna yang berbeda. Contonya :
a. Es bsatu bukan batu es
b. Wanita pengusaha bukan pengusaha wanita

Es batu berarti es (yang membatu) berbeda dengan batu es, berarti batu (mungkin
bening, dingin seperti es). Wanita pengusaha berarti wanita yang menjadi pengusaha
(harus wanita), tetapi pengusaha wanita adalah pengusaha (bisa wanita, bisa pria).4

3. Bentuk Kata
4
Tri Indah Kusuma, Kata dan Pilihan Kata, Jurnal Al-Irsyad, Vol. IV, No. 1, 2014, hal. 62-63.
Edi Saputra dan Junaidi, Bahasa Indonesia (Jakarta : Perdana Publishing, 2016), hal. 32.

8
Kata bahasa Indonesia terdi atas kata dasar dan kata turunan. Kata dasar adalah
kata yang belum mengalami pengimbuhan (afiksasi) apa pun, belum mengalami
pemendekan (kontraksi), ataupun belum mengalami perulangan.
Berikut ini beberapa kata imbuhan yang dapat kita jumpai dalam bahasa
Indonesia. Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang berupa
awalan, akhiran, sisipan, dan awalan akhiran.
Macam-macam kata imbuhan yakni sebagai berikut :

1. Awalan (Prefks)
Kata turunan dapat dibentuk dengan pengimbuhan awalan, akhiran, sisipan,
awalan dan akhiran sekaligus.

a. Awalan meng (me, mem, meny, menge).


Awalan meng adalah awalan pembentuk kata kerja aktif dan kata kerja aktif
transitif. Awalan meng yang melekat pada kata kerja berakhiran –I dan yang
melekat pada akhiran –kan, berfungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif
transitif. Di dalam kalimat, prediket berawalan meng mewajibkan hadirnnya
subjek, sedangkan prediket yang berimbuhan meng yang melekat pada kata
kerja berakhiran –I dan meng yang melekat pada akhiran –kan mewajibkan
hadirnya subjek. Contohnya :
1. Saya menari bersama adik.
2. Adik mengambil kue di meja.
Kata kerja menari pada kaliamt saya menari bersama adik tidak menghadirkan
objek (bersama adik bukan objek, melainkan pelengkap) dan kalimat itu tidak
bisa di pasifkan karena prediket aktif menari tidak bisa di pasifkan.
b. Awalan ber
Bacalah beberapa kalimat berikut ini dan perhatikan kata-kata yang
dicetak miring dan dicetak tebal :
1. Ayahnya bernama Aris.
2. Rumah orang tua santi berada di puncak bukit.
3. Pasar Baru adalah gedung berlantai enam.
4. Kami berfoto di depan masjid.5
Kata-kata yang dicetak miring dan dicetak tebal di atas adalah kata-kata
berawalan (ber-).

5
Ibid, hal. 33-34

9
c. Aawalan di, ke dan dari
Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada.
Contoh :
Kain itu terletak di dalam lemari.
Saya pergi ke sana sini mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.

Catatan :
Kata-kata yang di cetak miring di bawah ini ditulis serangai.
Si Amin lebih tua daripada si Rahmat.
Semua orang terkemuka di desa, hadir dalam kenduri itu.

d. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya


Kata ganti ku dank au ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti nya,
-ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, bukunya tersimpan di perpustakaan.

e. Kata Si dan Sang


Kata sing dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

f. Partikel
Partikel –lah, dan –kah di tulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya :
Bacalah buku itu baik-baik.
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Partikel –pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya :
Apa pun yang dimakannya ia tetap kurus.
Hendak pulang pun, sudah tak ada kendaraan.
Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.6
Catatan :

6
Ibid, hal. 37-39

10
Kelompok yang lazim dianggap padu. Misalnya : adapun, andaipun,
ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun,
sekalipun, sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai.
Misalnya :
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi.
Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya. Misalnya :
Pegawai negeri mendapatkan kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk kedalam ruangan satu per satu.

2. Sisipan (Infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakkan ditengah-tengah kata dasar.
Bentuk-bentuk sisipan antara lain –el, -em, dan –er.
Contoh :
-em + getar = gemetar.
Imbuhan infiks membentuk kata dasar yang memiliki makna sebagai
berikut :
Menyatakan intensitas dan jumlah : gemetar, gemerincing, temali.
Menyatakan sifat : temurun, telunjuk, gelembung.

3. Akhiran (Sufiks)
Akhiran (sufiks) adala imbuhan yang diletatakkan pada akhir kata dasar. Ada
beberapa macam bentuk imbuhan sufiks, diantaranya adalah –kan, -I, -an, -kah,
-lah, dan –pun.

a. –kan
Imbuhan –kan memiliki kata dasar, memiliki makna sebagai berikut.
Meyatakan perintah :
Dengarkan, ambilkan, pejamkan.
b. –I
Akhiran –I membentuk kata dasar menjadi kata yang bermakna sebagai
berikut :
Menyatakan perintah :
Turuti, kuliti, gelitiki.7

c. –an

7
Ibid, hal. 40

11
Akhiran –an membentuk kalimat menjadi bermakna sebagai berikut :
Menyatakan tempat : lapangan, kubangan, pangkalan.
Menyatakan alat : timbangan, garinsan
d. –kah dan –lah
Akhiran –kah dan –lah memebentuk kata dasar sehingga memiliki makna
menyatukan penegasan dalam pertanyaan.
Bukankah, sulitkah, mudahkah, iyalah, rugilah.
e. –pun
Akhiran –pun membentuk kata dasar yang bermakna. Memiliki makna
seperti ‘juga’. Merekapun, diapun, sayapun.

4. Awalan-Akhiran (Konfiks)
Konfiks adalah imbuhan yang diletakkan pada bagian awal dan akhiran kata.
Imbuhan-imbuhan konfiks diantaranya adalah me-kan, pe-an, ber-an, se-nya.

a. Me-kan, Me-i
Imbuhan me-kan bisa berubah menjadi memper-kan, menye-kan.
Imbuhan-imbuhan tersebut memiliki makna sebagai berikut :
Menyatakan kegiatan aktif : mengirimkan, memaafkan, menggembirakan,
menelantarkan, mengirimi, dll.

b. Di-kan, Di-i
Imbuhan di-kan dan di-I memiliki makna yang sama dengan me-kan,
tetapi imbuhan ini membentuk kata kerja pasif.
Contoh :
Dikirimkan, dipantulkan, digembirakan, ditelantarkan, dikirimi, dilempari.dll.

c. Pe-an
Imbuhan pe-an membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai
berikut :
Menyatakan suatu hal atau perbuatan : pendidikan, perampokan,
pengangguran, pemeriksaan.
Menyatakan suatu proses : pendaftaran, pembentukan, pembuatan.
Menyatakan tempat : penampungan, pemandian, pegunungan.

d. Se-nya
Imbuhan se-nya membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai
berikut :

12
Menyatakan tingkatan atau pengulangan : sebaik-baiknya, sebagus-bagusnya,
secantik-cantiknya.8

8
Ibid, hal. 41-42

13
4. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya :
- A. S. Krama wijaya - Suman Hs.
- Muh. Yamin - Sukanto S.A

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketata negaraan, bada atau
organisasi serta nama dokumen resmi, huruf awal katanya ditulis dengan
huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
GBHN (Garis Besar Haluan Negara)
PT (Perseroan Terbatas)

3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya :
d.s.b (dan sebagainya) d.l.l (dan lain-lain)
d.s.t (dan seterusnya) h.l.m (halaman)

4. lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
Misalnya :
cm (centi meter) TNT (trinitrotoluena)
kg (kilogram) KVA (kilovolt ampere)
Rp (rupiah) Cu (Cuprum)

14
b. akronim ialah singkatan beberapa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dan deret kata. Yang diperlakukan sebagai kata.

1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya :
ABBRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
LAN (Lembaga Administrasi Negara)
PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia)
SIM (Surat Ijin Mengemudi)

2. Akronimm nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya :
AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)

3. Akronim yang berupa bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf suku kata, dan deret kata, seluruhnya ditulis dengan
huruf kecil.
Misalnya :
pemilu (pemilihan umum)
radar (radio detecting and ranging)
rapim (rapat pemimpin)
rudal (peluru kendali)9

9
Budiono, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : BINTANG INDONESIA, 2010), hal. 404-406.

15
BAB. III
KESIMPULAN

Kesimpulan

 Makna kata
Ketika berbahasa, kemampuan pemakaian bahasa dalam memilih kata memegang
peranan yang sangat penting. Jika pemakaian bahasa salah memilih kata (baik bahasa
lisan maupun tulisan), tujuan yang diinginkan tidak tercapai karena informasi tidak
tersampaikan dengan baik dan benar.
 Urutan kata
Urutan kata (di dalam gabungan kata ataupun di dalam kalimat) merupakan
sesuatu yang sangat penting. Urutan kata berkaitan dengan makna kata, karena urutan
yang berbeda menyebabkan makna yang berbeda.
 Bentuk kata
 Kata bahasa Indonesia terdi atas kata dasar dan kata turunan. Kata dasar adalah kata yang
belum mengalami pengimbuhan (afiksasi) apa pun, belum mengalami pemendekan
(kontraksi), ataupun belum mengalami perulangan.
1. Awalan (Prefks)
2. Sisipan (Infiks)
3. Akhiran (Sufiks)
4. Awalan-Akhiran (Konfiks)
 Singkatan dan Akronim
a. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
b. akronim ialah singkatan beberapa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dan deret kata. Yang diperlakukan sebagai kata.

16
DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin. 2017. Pengantar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta :


Deepublish.
Budiono. 2010. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : BINTANG INDONESIA.
Ebta Septiawan, Kata”, https://kbbi.web.id/kata (diakses pada 6 April 2020).
Kusuma, Tri Indah. 2014. Kata Dan Pilihan Kata. AL-IRSYAD. Vol. IV, No.1. 2014.
Hatikah, Tikah, dkk. 2007. Membina Kompetensi Berbahasa Dan Bersastra Indonesia. Bandung :
Grafindo Media Pertama.
Saputra, Edi dan Junaidi. 2016. Bahasa Indonesia. Medan : PERDANA PUBLISHING.
Wikipedia, Kata”, https://wikipedia.org./wiki/kata (diakses pada 6 April 2020).

17

Anda mungkin juga menyukai