Anda di halaman 1dari 19

KASUS PKLT KELOMPOK 46

A. Analisa Kasus

Seorang ibu membawa anak perempuannya yang berumur 24 bulan ke posyandu. Ibu menceritakan ke
kader posyandu bahwa anaknya tidak mau makan beberapa minggu terakhir, lebih menyukai makanan
jajanan yang dijual di warung serta kelihatan malas bermain. Hasil penimbangan di posyandu satu bulan
yang lalu BB nya tidak naik dan TB tidak sesuai dengan umur. Hasil penimbangan BB saat ini adalah 9,5 kg
dan TB 78,9 cm. Ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai pendidikan terakhir SMA,
sedangkan ayah seorang petani yang berpendidikan SMP dengan riwayat malaria klinis. Mereka tinggal di
jorong yang mempunyai rumah dengan pekarangan yang luas. Memiliki kandang sapi dan kolam ikan yang
tidak produktif dan jamban di pinggirnya.

Analisis data pada kasus:

1. Anak P
a. Data antopometri :
- BB : 9,5 kg
- TB : 78,9 cm
- U : 24 bulan
b. Z-score :
- BB/U : -1,57 SD (Gizi Baik/normal)
- TB/U : -2,12 SD (Pendek/stunting)
- BB/TB : -0,43 SD (Gizi Baik/normal)
- IMT/U : -0,33 SD (Gizi Baiknormal)
c. Anak tidak mau makan beberapa minggu terakhir, lebih menyukai jajanan warung, dan malas
bermain
d. Tidak ada penambahan BB dari bulan lalu
e. TB tidak sesuai dengan umur, normalnya untuk anak dengan usia 24 bulan memiliki tinggi badan
sekitar 82,5-88,9 cm menurut standar TB/U anak usia 24-60 bulan.

2. PHBS
a. Anak menyukai jajanan di warung, baiknya anak diberikan makanan yang bergizi dan sehat
agar kebutuhan nutrisinya dapat tercukupi serta diberikan dengan tampilan yang lebih
menarik agar anak tertarik untuk memakannya.
b. Anak malas bermain karena kondisi anak yang malas makan sudah beberapa minggu
terakhir nutrisi anak tidak tercukupi, hal tersebut dapat mempengaruhi aktivitas anak
termasuk dalam bermain. Pada anak P yang berusia 24 bulan harusnya sudah
memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka berdasarkan standar
tumbuh kembang anak usia 18-24 bulan.
3. Lingkungan Tempat Tinggal
a. Mempunyai rumah dengan pekarangan yang luas
b. Memiliki kandang sapi dan kolam ikan yang tidak produktif, baiknya lingkungan yang luas
dapat dimanfaatkan dengan baik seperti menanam tanaman toga.
c. Terdapat jamban di pinggir kolam. Letak jamban dipinggir kolam menjadi salah satu
penyebab pemanfaatan kolam tidak produktif. Jamban yang sehat seharusnya memiliki
tempat penampungan kotoran (septitank). Jarak septitank ke sumber air minimal 10 meter.
Dari kasus terlihat bahwa jamban terletak di samping kolam, jika keluarga membuang
kotoran langsung ke kolam maka kolam tersebut akan menjadi tempat bersarang dan
perkembangbiakan vektor pembawa penyakit.
d. Lokasi kandang sapi yang berada di lingkungan rumah baiknya berjarak minimal 10 meter
dan tidak berdekatan dengan bangunan umum atau lingkungan ramai. Dekatnya kandang
dengan rumah tinggal mengakibatkan banyaknya vektor penyebab penyakit. Sanitasi
lingkungan yang baik berupa kandang sapi yang tidak tergenang limbah sapi dan terdapat
tempat penampungan limbah padat. Menurut Hananto dalam penelitiannya menunjukkan
100% E Coli O157 terdeteksi pada feses sapi. Kandang terkelola baik dibuktikan dengan
rendahnya populasi lalat sehingga mencegah pencemaran bakteri dalam feses sapi yang
dapat menyebabkan penyakit diare.

4. Riwayat penyakit keluarga


a. Ayah memiliki riwayat penyakit malaria, dapat disebabkan karena keadaan jamban di
samping kolam dan kandang sapi yang juga tidak produktif dapat menjadi tempat bersarang
dan perkembangbiakan nyamuk anophelles.Sp.

B. Identifikasi Masalah Kesehatan

No Masalah Penyebab (Etiologi) Data Sekunder


Kesehatan
1. Balita Stunting 1. Penyebab Langsung a. Asupan Energi
a. Tingkat Kecukupan Energi Menurut Mugianti, Anam,
Kurang Najah, Faktor Penyebab Anak
Pada kasus ini anak memiliki Stunting ibu tentang stunting
kebiasaan lebih menyukai diperoleh hampir seluruh
makanan jajanan yang dijual di 89,7% (26 anak stunting)
warung, sehingga kecukupan memiliki asupan energi
gizi tidak terpenuhi. gizi yang rendah. Berdasarkan hasil teori
kurang ditandai dengan hasil dan fakta peneliti beranggapan
penimbangan BB saat ini adalah bahwa asupan energi rendah
9,5 kg dan TB 78,9 cm setelah memperoleh presentase
diukur berdasarkan tb/u anak tertinggi sebagai faktor
termasuk kategori stunting hal penyebab stunting karena total
ini dapat dilihat dari hasil z energi berhubungan langsung
score berdasarkan tb/u yaitu dengan defisit pertumbuhan
-2,69 sd. Anak dikatakan fisik pada anak.
stunting sehingga berdampak b. Pengetahuan Gizi ibu yang
pada tumbuh kembang anak kurang
ditandai dengan anak malas Menurut Adianti, dkk. (2016)
bermain. menyatakan bahwa tingkat
b. Pengetahuan ibu tentang gizi pengetahuan seseorang
kurang terhadap gizi berpengaruh
Pada kasus ini ibu kurang terhadap sikap dan perilaku
memperhatikan apa saja yang dalam menentukan jenis dan
dimakan oleh anaknya, dan ibu variasi makanan dan
membiarkan anajnya sering jajan selanjutnya akan berpengaruh
diwarung. Tidak ada usaha dari terhadap status gizi individu
ibu untuk mengatur gizi yang yang bersangkutan
masuk ke anaknya. c. Pekerjaan Orang tua
2. Penyebab Tidak Langsung Penelitian yang dilakukan oleh
a. Pekerjaan orang tua Anisa (2012), terdapat
Pekerjaan orang tua sebagai petani hubungan bermakna antara
dan ibu rumah tangga yang dapat pekerjaan ayah dengan
berpengaruh pada pendapatan kejadian stunting pada anak.
keluarga dan akhirnya akan Pekerjaan ayah atau kepala
berpengaruh pada konsumsi keluarga erat hubungannya
pangan anak. Konsumsi pangan dengan status ekonomi
dan gizi pada anak balita yang keluarga yang berhubungan
rendah akibat tingkat pendapatan dengan penghasilan.
keluarga dengan status ekonomi Pendapatan perkapita pada
menengah kebawah dapat defisit pertumbuhan dapat
mempengaruhi status gizi anak dihubungkan dengan
balita. kepentingannya untuk
b. Status pendidikan keluarga membeli makanan dan serta
Tingkat pendidikan keluarga yang benda-benda lain yang berguna
rendah akan sulit untuk menerima bagi kesehatan anak.
arahan dalam pemenuhan gizi dan d. Status pendidikan keluarga
mereka sering tidak mau atau Penelitian Anisa (2012),
tidak meyakini pentingnya bahwa kecenderungan
pemenuhan kebutuhan gizi serta kejadian stunting pada balita
pentingnya pelayanan kesehatan lebih banyak terjadi pada ibu
lain yang menunjang yang berpendidikan rendah.
pertumbuhan anak, sehingga Ibu yang berpendidikan baik
berpeluang pada kejadian stunting akan membuat keputusan yang
c. Status gizi ibu saat hamil akan meningkatkan gizi dan
Berpengaruh pada anak selama kesehatan anak-anaknya dan
anak di dalam kandungan smpai cenderung memiliki
1000 HPK pengetahuan gizi yang baik
d. ASI Eksklusif dan makanan pula
pendamping ASI (MP-ASI) e. ASI Eksklusif dan makanan
Bayi atau balita dalam praktek pendamping ASI (MP-ASI)
pemberian ASI eksklusif maupun Penelitian yang dilakukan di
MP-ASI yang kurang optimal dan Kota Banda Aceh menyatakan
terbatasnya dalam hal kualitas, bahwa kejadian stunting
kuantitas dan jenis akan disebabkan oleh rendahnya
memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga,
stunting pemberian ASI yang tidak
e. Berat badan lahir rendah (BBLR) Eksklusif, pemberian MP-ASI
f. Usia balita. yang kurang baik, imunisasi
Balita yang mengalami stunting yang tidak lengkap dengan
lebih banyak terjadi pada balita faktor yang paling dominan
dengan usia besar dari 12 bulan pengaruhnya adalah pemberian
disebabkan karena semakin tinggi ASI yang tidak Eksklusif (Al-
usia anak maka semakin Rahmad dkk, 2013). Penelitian
meningkat kebutuhan zat gizi yang dilakukan di Purwokerto,
yang diperlukan untuk menyatakan bahwa umur
pembakaran energi dalam tubuh. makan pertama merupakan
g. Imunisasi yang tidak lengkap. faktor resiko terhadap kejadian
h. Kurangnya kesehatan gigi dan stunting pada balita
mulut. (Meilyasari, 2014).
f. BBLR
Banyak penelitian yang telah
meneliti tentang hubungan
antara BBLR dengan kejadian
stunting diantaranya yaitu
penelitian di Klungkung dan di
Yogyakarta menyatakan hal
yang sama bahwa ada
hubungan antara berat badan
lahir dengan kejadian stunting
(Sartono, 2013).

2. Lingkungan 1. Penyebab Langsung Dari profil kesehatan lingkungan di


tidak sehat a. Jamban tidak sehat / tidak Kabupaten Tanah Datar pada tahun
memenuhi syarat 2008 menunjukkan bahwa
b. Adanya kolam yang tidak sebanyak 49.253 atau 62.49%
produktif rumah dalam kategori sehat dan
2. Penyebab tidak langsung 29.563 atau 37.51% rumah dalam
a. Kurangnya pengetahuan keluarga kategori tidak sehat.
tentang lingkungan sehat Survei kesehatan lingkungan yang
b. Kurangnya sosialisasi tentang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
lingkungan sehat menunjukkan bahwa ada dua jenis
jamban yang umumnya digunakan
oleh masyarakat Kabupaten Tanah
Datar. Pada kategori leher angsa,
sebanyak 21.221 atau 26,92%
rumah telah menggunakan jamban
leher angsa yang memenuhi syarat.
Selebihnya ada 17.250 atau
21,89% rumah menggunakan leher
angsa yang tidak memenuhi syarat.
Jamban model cemplung menurut
survei kesehatan lingkungan yang
memenuhi syarat ada.
3. Masalah PHBS a. Kurangnya pengetahuan orang Dari data PHBS Kab Tanah Datar
tua mengenai makanan yang baik tahun 2017 angka rumah tangga
untuk anaknya sehingga yang ber-PHBS sebanyak 46,07%
membiarkan anak jajan ke dan tahun 2018 sebanyak 47,45%
warung dari data tersebut terlihat masih
b. Kebiasaan anak jajan di warung rendahnya kesadaran masyarakat
yang mengkonsumsi makanan dalam membudayakan gerakan
manis yang dapat menyebabkan hidup sehat. Dengan demikian
masalah pada kesehatan gigi dan masyarakat rentan dari bahaya gizi
mulut anak buruk, diare bahkan meningkatnya
c. Keluarga tidak pandai angka kematian
memanfatkan lingkungan yang
cukup luas dengan baik
d. Keluarga mengabaikan kandang
dan kolam ikan yang dapat
dimanfaatkan agar lebih
produktif. Penempatan jamban di
kolam membuat kebersihan
kolam menjadi kurang baik
4. Riwayat Malaria a. Kurangnya pengetahuan keluarga Daerah endemis malaria Di
Klinis tentang penyakit malaria. Provinsi Sumatera Barat dibagi
b. Lingkungan yang kurang bersih menjadi :
ditandai dengan adanya kandang 1. Endemis Tinggi adalah API >
sapi dan kolam ikan yang tidak 5 per 1.000 penduduk yaitu di
produktif dan jamban di Kabupaten Kepulauan
pinggirnya yang akan Mentawai
menyebabkan 2. Endemis Sedang adalah API
berkembangbiaknya nyamuk berkisar antara 1–5 per 1.000
yang akan menyebabkan penyakit penduduk tidak ada.
malaria. 3. Endemis Rendah adalah API 0-
1 per 1.000, diantaranya
Kabupaten Pesisir Selatan,
Kabupaten Sijunjung,
Kabupaten Tanah Datar,
Kabupaten Dharmasraya,
Kabupaten Solok Selatan, Kota
Bukittinggi dan Kota Padang.
4. Non Endemis adalah daerah
yang tidak terdapat penularan
malaria (Daerah pembebasan
malaria) atau API = 0, yaitu
Kota Pariaman, Kota Padang
Panjang, Kota Solok, Kota
Payakumbuh, Kabupaten
Padang Pariaman, Kabupaten
50 Kota, Kabupaten Agam,
Kabupaten Solok dan
Kabupaten Pasaman.
C. Prioritas Masalah Kesehatan

No Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J Total Prioritas

1 Balita stunting 5 5 5 4 5 4 4 3 3 4 42 1

2 Lingkungan Tidak Sehat 5 4 5 2 4 4 4 3 3 4 38 3

3 Masalah PHBS 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 41 2

4 Malaria 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 34 4

Keterangan :

Pembobotan :

1. Sangat Rendah A = Risiko Terjadi F = Tempat

2. Rendah B = Risiko Keparahan G = Waktu

3. Cukup C = Potensial untuk Pendidikan Kesehatan H = Fasilitas Kesehatan

4. Tinggi D = Minat Masyarakat I = Dana

5. Sangat Tinggi E = Sesuai dengan program Pemerintah J = Sumber Daya


D. Rencana Intervensi

No Masalah RencanaIntervensi
1. Balita stunting a. Penyuluhan tentang stunting
b. Penyuluhan tentang tumbuh kembang anak
c. Penyuluhan kesehatan tentang gizi seimbang
anak balita
d. Penyuluhan tentang konsumsi sayur dan
buah
e. Penyuluhan tentang ASI Eksklusif
f. Penyuluhan tentang MP-ASI
g. Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi
lengkap bagi balita
h. Penyuluhan tentang makanan yag
menyehatkan untuk kesehatan gigi dan
mulut
i. Penyuluhantentang cara menyikat gigi yang
baik dan benar
j. Demontrasi penyiapan menu seimbang
2. Lingkungan Tidak a. Penyuluhan tentang PHBS
Sehat b. Penyuluhan CTPS
c. Demonstrasi CTPS
d. Gotong royong membersihkan lingkungan.
e. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah
f. Penyuluhan tentang jamban sehat
g. Penyuluhan tetang IPAL
h. Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
terhadap sumber air bersih
i. Demontrasi pengolahan air bersih
j. Perbaiki sarana jamban
k. Perbaiki kandang sapi dengan memberikan atap
agar tidak ada genangan air
3. Masalah PHBS a. Penyuluhan tentang tumbuh kembang anak
b. Penyuluhan tentang sanitasi lingkungan dan
penyakit berbasis lingkungan
c. Demonstrasi permainan edukasi dan kreatif
d. Penyuluhan tentang ketersediaan pangan yang
baik dan cara pemanfaatan pekarangan rumah
guna memenuhi kebutuhan zat gizi
e. Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut :
a. Lubang gigi
b. Karang gigi

4. Malaria a. Penyuluhan tentang penyakit malaria.


b. Penyuluhan tentang lingkungan yang bersih
untuk mencegah terjadinya penyakit malaria.
E. Plan of Action ( POA )

No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Pj


Kesehatan
/ Diagnosa
Keluarga
1. Stunting Profesi Kesehatan Profesi Kesehatan Ibu balita, Mahasis
Lingkungan Lingkungan kader dan wa
 Meningkatkan  Penyuluhan prilaku tokoh
pengetahuan keluarga hidup sehat dan masyarak
prilaku hidup sehat bersih at
dan bersih  Konseling tentang
 Menurunkan penggunaan air
terjadinya masalah bersih, buang air di
kesehatan karena jamban, ventilasi
ketidakbersihan rumah yang cukup,
lingkungan membuang sampah
 Meningkatkan pada tempatnya, serta
pengetahuan serta CTPS
dapat mempraktikkan  Demonstrasi CTPS
cara cuci tangan yang
benar dalam
kehidupan sehari-hari

Profesi Keperawata Profesi Keperawatan


 Meningkatkan  Penyuluhan
pengetahuan keluarga pentingnya posyandu
tentang pentingnya bagi balita
posyandu bagi balita  Konseling kepada
 Menurunkan ibu tentang
terjadinya gagal pentingnya
tumbuh kembang membawa balita
pada anak balita rutin ke posyandu
setiap bulan dan
memeriksakan
pertumbuhan dan
perkembangan balita

Profesi Gizi Profesi Gizi


a. Meningkatkan a. Penyluhan tentang
pengetahuan keluarga kebiasaan dan pola
tentang kebiasaan dan makan yang baik
pola makan yang baik b. Melakukan Recall
b. Menurunkan angka 1x24 jam untuk
gizi kurang mengetahui asupan
c. Meningkatkan c. Konseling tentang
pengetahuan ibu pemilihan bahan
tentang jajanan yang makanan yang tepat
sehat untuk balita untuk balita sesuai
serta dapat prinsip gizi seimbang
menerapkan dalam d. Konseling tentang
kehidupan sehari-hari jajanan yang baik
untuk balita

Profesi Kebidanan Profesi Kebidanan


a. Meningkatkan a. Penyuluhan tentang
pengetahuan keluarga pertumbuhan dan
tentang pertumbuhan perkembangan pada
dan perkembangan balita
yang terjadi pada b. Melakukan
balita pemeriksaan TB dan
b. Menurunkan angka BB pada balita
terjadinya gagal c. Pemantauan pada balita
tumbuh kembang
pada balita
c. Meningkatkan
pengetahuan tentang
imunisasi lengkap

Profesi Kep. Gigi Profesi Kep. Gigi


a. Meningkatkan a. Penyuluhan tentang
pengetahuan tentang pemeliharaan
pemeliharaan kesehatan gigi
kesehatn gigi b. Demonstrasi cara
b. Dapat gosok gigi yang baik
mempraktikkan cara dan benar
menggosok gigi yang c. Konseling tentang
baik dan benar dampak gigi
c. Menurunkan angka berlobang
terjadinya gigi
berlubang

2 Lingkunga Profesi Kesehatan Profesi Kesehatan Ibu balita, Mahasis


n Tidak Lingkungan Lingkungan kader dan wa
Sehat  Menigkatkan  gotong royong tokoh
kesadaran dan sosialisasi masyarak
masyarakat mandiri kepada at
tentang warga yang
lingkungan yang memiliki
baik dalam kandang dan
pencegahan kolam ikan
penyakit, seperti
jarak
kandang,penanga
nan kolam
ikan,dll

Profesi Keperawatan Profesi Keperawatan


 Meningkatkan  Penyuluhan
pengetahuan tentang dampak
tentang lingkungan tidak
lingkungan sehat sehat
Profesi Gizi Profesi Gizi
 Meningkatkan  Melakukan
kesadaran akan penyuluhan
pentingnya kepada
kebersihan masyarakat
lingkungan mengenai
sekitar rumah pentingnay
 Meningkatkan kebersihan
pengetahuan lingkungan
masyarakat sekitar rumah
khususnya bagi  Penyuluhan
ibu-ibu tentang tentang
ketersedian pemanfaatan
pangan dan cara pekaranagan
pemanfaatan rumah dengan
pekarangan bercocok tanam
rumah guna untuk
memenuhi ketersediaan
kebutuhan zat pangan
gizi Profesi Kep. Gigi
Profesi Kep. Gigi  Penyuluhantenta
 meningkatkan ng cara mencaga
pengetahuan kesehatan gigi
orang tua tentang dan mulut
kebersihan gigi dengan baik dan
dan mulut. benar
 Penyuluhantenta
ng lubang gigi
 Penyuluhan
tentang karang
gigi
3 Masalah Propesi kesehatan Propesi kesehatan Ibu balita, mahasisw
PHBS lingkungan lingkungan kader dan a
 Meningkatkan  Penyuluhan tokoh
pengetahuan tentang indicator masyarak
masyarakat ttg PHBS di rumah at
PHBS tangga
 Meningkatkan  Penyuluhan
pengetahuan personal hygiene
masyarakat ttg
personal hygiene
Propesi keperawatan Propesi keperawatan
 Meningkatkan  Penyuluhan
pengetahuan tentang indicator
masyarakat ttg PHBS di rumah
PHBS tangga
 Meningkatkan  Penyuluhan
pengetahuan personal hygiene
masyarakat ttg  Penyuluhan
personal hygiene tentang cuci
 Meningkatkan tangan 6 langkah
pengetahuan dengan benar
masyarakat
tentang cuci
tangan yang
benar

Propesi gizi Propesi gizi


 meningkatkan  Penyuluhan dan
kesadaran demontrasi cara
pentingnya akan cuci tangan yang
cuci tangan baik dan benar
menggunakan  Penyuluhan dan
sabun dan air demontrasi untuk
bersih yang memisahkan
mengalir setiap sampah kering
akan melakukan dan juga basah
aktifitas
 meningkatkan
kesadaran bagi
masyarakat untuk
memisahkan
pampah kering
dan juga sampah
basah

Propesi kebidanan Propesi kebidanan


 Meningkatkan  Melakukan
pengetahuan penyuluhan dan
tentang PHBS melihatkan video
 Terwujudnya tentang efek dari
lingkungan sehat lingkungan yang
dan terhindar dari tidak sehat
malaria

Propesi kep. Gigi Propesi kep. Gigi


 Menurunkan  Konseling
terjadinya angka tentang dampak
gigi berlubang gigi berlubang
 Menurukkan  Konsling tentang
angka terjadinya karang gigi
karang gigi
4 Malaria Propesi kesehatan Propesi kesehatan Ibu balita, Mahasis
lingkungan lingkungan kader dan wa
 Meningkatkan  Mengadakan tokoh
kesadaran penyuluhan masyarak
masyarakat akan tentang bahaya at
bahaya penyakit penyakit malaria
malaria dan cara
 Menciptakan rasa pemberantasann
partisipasi ya
masyarakat akan  Melakukan
memelihara gotong royong
kondisi untuk mencegah
lingkungan dari adanya genangan
sumber penyakit air dan
yaitu vektor mengosongkan
segala benda
yang
menampung air

Profesi Keperawatan Profesi Keperawatan


 Meningkatkan  Penyuluhan
pengetahuan tentang malaria
masyarakat
tentang bahaya
malaria
Profesi Gizi Profesi Gizi
 Meningkatkan  Penyuluhan
kesadaran untuk untuk menjaga
tetap menjaga kebersihan
lingkungan yang lingkungan
bersih  Penyuluhan
 Makan makanan tentang
yag seimbang makanan-
guna makanan yang
meningkatkan biasa
imunitas tubuh meningkatkan
 Mencuci tangan imunitas tubuh
dengan sabun air  Penyuluhan dan
mengalir sebelum demontrasi cuci
makan tangan dengan
sabun

Profesi Kebidanan Profesi Kebidanan


 Meningkatkan  Penyuluhan
pengetahuan tentang malaria
tentang malaria

Anda mungkin juga menyukai