Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nia Wulan Apriliya

Nim : 171201042

Prodi : S1 Keperawatan tingkat 3

1. Definisi Lansia

 Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki
usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya.
 Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua atau lansia adalah
suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
 Menurut Darmojo, 2004 , Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya
kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.
 Menurut Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999 , Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk
yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999).
 Menurut BKKBN (1998) ,Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.
Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek
ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
 Menurut Smith “1999” , Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu young old “65-74 tahun”, middle
old “75-84 tahun” dan old old “lebih dari 85 tahun”.
 Menurut Setyonegoro , Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun, selanjutnya
terbagi ke dalam 70-75 tahun “young old”, 75-80 tahun “old” dan lebih dari 80 tahun “very
old”.
 Menurut UU No. 13 Tahun 1998 , Lansia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun
ke atas.
 Menurut Efendi, 2009 , Lansia merupakan keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan
secara individual.
 Menurut Potter & Perry, 2009 , Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda,
berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu perawat
harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya.

2. Ciri - Ciri Lansia

 Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :

1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran. Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor
fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki
peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila
memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu
akan lama terjadi.

2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas. Lansia memiliki status kelompok minoritas
karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise iu
seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendadapatnya daripada mendengarkan pendapat
orang lain.

3. Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai
mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas
dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

4. Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat
lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi
buruk.

 Menurut Sabri (2003) adalah sebagai berikut :

1. Ada perubahan individu yang menonjol sebagai akibat dari usia lanjut, yaitu ketuaan yang bersifat
fisik mendahului ketuaan psikologis yang merupakan kejadian yang bersifat umum.

2. Ada beberapa masalah dari penyesuaian diri dan sosial yang khas bagi usia lanjut, misalnya
meningkatnya ketergantungan fisik dan ekonomi pada orang lain, membentuk kontak sosial baru,
mengembangkan keinginan dan minat baru serta kegiatan untuk memanfaatkan waktu luang yang
jumlahnya meningkat.

3. Perubahan yang umum terjadi pada masa ini adalah perubahan yang menyangkut kemampuan
motorik, perubahan kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan pada sistem saraf,
perubahan penampilan dan kemampuan seksual, serta kecenderungan sikap yang canggung dan
kikuk.

4. Keterkaitan terhadap agama bertambah dan sering dipusatkan pada masalah tentang kematian
pada usia tersebut yang bersifat pribadi tidak abstrak seperti masa-masa sebelumnya.

5. Di antara sekian banyak bahaya fisik yang bersifat umum yang merupakan ciri usia lanjut, ialah
penyakitan, hambatan yang bersifat jasmaniah, kurang gizi, gigi banyak yang tanggal dan hilangnya
kemampuan seksual.

6. Bahaya yang bersifat psikologis meliputi kepercayaan terhadap pendapat klise tentang lanjut usia,
perasaan rendah diri, perasaan tidak berguna, perubahan tidak enak akibat perubahan fisik,
perubahan pola hidup, perasaan bersalah karena menganggur.

 Menurut (Hurlock, 2006) adalah :

1. Periode kemunduran

Kemunduran pada usia lanjut sebagian datang dari faktor fisik yang merupakan suatu perubahan
pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Selain itu kemunduran
usia lanjut juga datang dari faktor psikologis yaitu sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain,
pekerjaan, dan kehidupan yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

2. Perbedaan individual pada efek menua

Setiap orang yang menjadi tua pasti berbeda karena mereka mempunyai sifat bawaan yang berbeda
pula, sosioekonomi, latar pendidikan yang berbeda, dan pola hidup yang berbeda. Perbedaan
kelihatan di antara orangorang yang mempunyai jenis kelamin yang sama, dan semakin nyata bila
pria dibandingkan dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada masing-
masing jenis kelamin.

3. Dinilai dengan kriteria yang berbeda

Pada waktu anak-anak mencapai remaja, mereka menilai lanjut usia dalam cara yang sama dengan
penilaian orang dewasa, yaitu dalam hal penampilan diri, apa yang dapat dan tidak dapat
dilakukannya. Dengan mengetahui bahwa hal tersebut merupakan dua kriteria yang amat umum
untuk menilai usia mereka banyak orang berusia lanjut melakukan segala apa yang dapat mereka
sembunyikan atau samarkan yang menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan memakai pakaian
yang biasa dipakai orang muda dan berpura-pura mempunyai tenaga muda. Inilah cara mereka
untuk menutupi dan membuat ilusi bahwa mereka belum lanjut usia.

4. Stereotipe pada orang lanjut usia

Pendapat klise yang telah dikenal masyarakat tentang lanjut usia adalah pria dan wanita yang
keadaan fisik dan mentalnya loyo, usang, sering pikun, jalannya membungkuk, dan sulit hidup
bersama dengan siapa pun, karena hari-harinya yang penuh manfaat telah lewat, sehingga perlu
dijauhkan dari orang-orang yang lebih muda.

5. Sikap sosial terhadap lanjut usia

Pendapat klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar terhadap usia lanjut maupun
terhadap orang berusia lanjut dan kebanyakan pendapat klise tersebut tidak menyenangkan, maka
sikap sosial tampaknya cenderung tidak menyenangkan.

6. Menua membutuhkan perubahan peran

Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lanjut usia, pujian yang mereka hasilkan
dihubungkan dengan peran usia bukan dengan keberhasilan mereka. Perasaan tidak berguna dan
tidak diperlukan lagi bagi lanjut usia menumbuhkan rasa rendah diri dan kemarahan, yaitu suatu
perasaan yang tidak menunjang proses penyesuaian sosial seseorang.

7. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia

Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lanjut usia, yang nampak dalam cara orang
memperlakukan mereka, maka tidak heran lagi kalau banyak orang usia mengembangkan konsep diri
yang tidak menyenangkan. Hal ini cenderung diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk dengan
tingkat kekerasan yang berbeda pula. Mereka yang masalalunya sulit dalam menyesuaikan diri
cenderung untuk semakin jahat ketimbang mereka yang pada masa lalunya mudah dalam
menyesuaikan diri.

8. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada lanjut usia Dewasa ini berbagai cara dilakukan
untuk menjadi muda kembali seperti obat-obatan telah mengambil alih tugas-tugas tersebut yang
mencoba menahan ketuaan, tukang sihir, ilmu gaib digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kemudian muncul orang-orang yang mempunyai kekuatan magisyang dipercayai untuk mengubah
lanjut usia menjadi lebih muda lagi dan bisa membuat orang tetap awet muda .

 Menurut Padila (2013),

lansia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang Kesehatan)

2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.

3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

 Menurut Bustan (2007)

ada beberapa karakterisktik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui keberadaan masalah
kesehatan lansia yaitu:

1. Jenis Kelamin

Lansia lebih banyak wanita dari pada pria.

2. Status Perkawinan

Status pasangan masih lengkap dengan tidak lengkap akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia
baik fisik maupun psikologi.

3 Living Arrangement

Keadaan pasangan, tinggal sendiri, bersama istri atau suami, tinggal bersama anak atau keluarga
lainnya.

3. Klasifikasi Lansia

 Menurut Depkes RI (2013)

Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun

 Menurut WHO (2013),

Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.• Menurut Depkes RI (2009) : Masa
lansia awal = 46 – 55 th

 Menurut UU No.13 Tahun 1998

Usianya diatas 60 tahun

 Menurut aryo 2002

Tidak memiliki penghasilan diatas umur 56 tahun

 Menurut Saparinah 1983

Pada usia 55-65 akan mengalami penurunan daya tahan tubuh kesehatan dan tekanan psikologis
 Menurut UU No.4 Tahun 1965

Berumur 56 tahun keatas

 Menurut Depkes dikutip dari Azis (1994)

menjadi tiga kelompok yakni : a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok
yang baru memasuki lansia. b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas). c) Kelompok lansia
resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

 Menurut Hurlock (2002)

tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara
usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh
puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65
hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes,
Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari
orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).

 Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190),

ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan
orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia
atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan
membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang
Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena
pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri
ketuaan.

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun,
Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75– 90 tahun dan usia sangat tua
(very old) diatas 90 tahun.
4. Perkembangan Lansia
 Menurut Hurlock (1980: 386) ada tujuh tugas perkembangan selama hidup
yang harus dilaksanakan oleh lansia, yaitu:
a). Penyesuaian terhadap penurunan kemampuan fisik dan psikis
b). Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan
c). Menemukan makna kehidupan
d). Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
e). Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
f). Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia
g). Menerima dirinya sebagai seorang lansia
 Menurut Departemen Kesehatan RI (1998)

menyatakan bahwa menjadi tua ditandai dengan kemunduran kognitif, antara lain :

1. Mudah lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik.

2. Ingatan terhadap masa lalu lebih baik dari pada yang baru terjadi, nama merupakan hal
pertama yang dilupakan.

3. Orientasi umum dan persepsi akan waktu dan ruang/tempat mundur

4. Meskipun sudah banyak pengalaman, namun biasanya skor intelegensi menurun.

5. Tidak mudah menerima hal/ide baru.

 Menurut Nancy Denney (1986)

Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan


pada masa dewasa akhir, namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini.

 Menurut Izzaty, 2008 : 165)

Masa lanjut usia bukan berarti bebas dari tugas perkembangan. Tugas perkembangan yang
harus diselesaikan adalah tugas yang sesuai dengan tahapan usianya. Tugas perkembangan
itu adalah:

1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.


2. Menyesuaikan diri dengan kemunduran dan berkurangnya pendapatan.

3. Menyesuaikan diri atas kematian pasangannya.

4. Menjadi anggota kelompok sebaya.

5. Mengikuti pertemuan-pertemuan sosial dan kewajiban-kewajiban sebagai warga


negara.

6. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.

7. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel.

 Menurut Kartari (1993)


disebabkan oleh meningkatnya usia, sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ.

 Menurut Atchely dalam Weeks, 1998

Secara biologis, proses penuaan berarti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan
semakin rentannya terhadap serangan panyakit yang dapat menyebabkan kematian

 Menurut Hochanadel and Kaplan, 1984 dalam Strub and Black, 1992)

Penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi
non verbal, pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan
perhatian dan konsentrasi

 Menurut Fozard, 1992

Kapasitas paru-paru menurun antara usia 20 dan 80 tahun, sekalipun tanpa penyakit
(Fozard, 1992). Paru-paru kehilangan elastisitasnya, dada menyusut, dan diafragma
melemah. Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang-orang dewasa lanjut dapat
memperbaiki fungsi paru-paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.

5. Perubahan Psikologis pada lansia

 Menurut Maryam, et al (2008) perubahan psikologis pada lansia meliputi short term
memory, frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,
perubahan keinginan, depresi dan kecemasan.
 Menurut Maryam, et al (2008)
a. keadaan fisik lemah tak berdaya, sehingga harus bergantung pada orang lain,
b. status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai
perubahan besar dalam pola hidupnya,
c. menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.
 Menurut Nugroho (2008) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
antara lain
a. perubahan fisik, khususnya organ perasa,
b. kesehatan umum,
c. tingkat pendidikan,
d. keturunan,
e. lingkungan,
f. gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian,
g. gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan,
h. rangkaian kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.
 Menurut Stuart & Laria (2005)

Perubahan aspek kognitif terjadi perubahan fungsi intelektual dimana terjadinya penurunan
kemampuan lansia dalam mengatasi masalah atau pemecahan masalah, selanjutnya juga pada aspek
terjadi perubahan kemampuan penyesuaian secara psikologis terhadap proses menua ( Learning
Ability ), pada aspek kognitif ini untuk meningkatkan intelektual lansia dapat diberikan pendidikan
kesehatan atau edukasi agar perkembangan demensia dapat ditunda.

 (Maryam, 2008)

Perubahan yang terjadi pada aspek emosional adalah respon lansia terhadap perubahan –
perubahan yang terjadi atau yang berkaitan dengan suasana alam perasaan, sehingga lansia merasa
tidak dihargai merasa sendiri dan tidak diperhatikan, mudah tersinggung dan selalu ingin
didengarkan (Maryam, 2008)

 Bandriyah (2009)

lansia akan mudah curiga, bertambah pelit dan egois. Sikap umum yang terjadi pada lansia yaitu
keinginan untuk berumur panjang, ingin berwibawa dan dihormati.

 (Stanhope & Lancaster 2004)

Pengalaman dan perilaku yang berhubungan dengan hidup, pengaruh lingkungan dan budaya pada
pengembangan personal dan maturasi isi akan mempengaruhi perubahan

 (Miller, 1999 dalam Maurier & Smith, 2005)

Kondisi pada lanjut usia yaitu adanya kelemahan, penuaan, kondisi tidak sehat, tidak bahagia,
irritable, penurunan perhatian pada pola seksual, tidak efektif dan ketergantungan

 ( Stanley dan Beare 2007).

Hilangnya fungsi tubuh dan gangguan gambaran diri mungkin turut berperan terhadap hilangnya
harga diri lansia . Perubahan fisik dan psikologi secara bersamaan tidak dapat dipisahkan dari
perubahan psikologis selama proses penuaan, perubahan organ sensori, pendengaran atau
penglihatan dapat mengalangi interaksi dengan lingkungan dan mempengaruhi kesejahteraan
psikologis.

Anda mungkin juga menyukai