Anda di halaman 1dari 8

ISLAM DAN KEMAJEMUKAN DI INDONESIA

(Upaya Menjadikan Nilai-nilai yang Menjunjung Tinggi Kemajemukan dalam Islam


sebagai Kekuatan Positif bagi Perkembangan Demokrasi)

Nurrohman
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email: nsyarif2006@yahoo.co.id

Abstract
Indonesia is a pluralistic nation when seen from diverse ethnic, cultural, linguistic,
ethnic and religious diversity as a result of it is likely to have a positive impact or
negative. Pluralism in Islamic thought caused by the many schools of theology,
jurisprudence flow or Islamic law, schools of philosophy, mysticism or the mysticism
and political currents. In this paper, the authors focus on explaining some of the
factors that hinder the development of pluralism in Indonesia, which is associated
with the concept of the protection of religion, the concept of ‘amar ma‘ruf nahyi
munkar, the concept nasakh-mansukh, other threats to diversity is the rise of
authoritarianism in the interpretation of religion, lack of enforcement law from law
enforcement officials in Indonesia, and the weakness of education and understanding
among Muslims toward religion.

Abstrak
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk jika dilihat dari keragaman etnis, budaya,
bahasa, suku dan agama, akibat dari kemajemukan itu kemungkinan akan berdampak
positif ataupun negatif. Kemajemukan dalam pemikiran Islam diwarnai dengan
banyaknya aliran teologi, aliran fiqih atau hukum Islam, aliran filsafat, aliran mistik
atau mistisisme dan juga aliran politik. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan
beberapa faktor yang menghambat berkembangnya kemajemukan di Indonesia
diantarnya, yaitu berkaitan dengan konsep perlindungan agama, konsep ‘amar ma‘ruf
nahyi munkar, konsep nasakh-mansukh, ancaman lain terhadap kemajemukan adalah
munculnya otoritarianisme dalam penafsiran agama, kurangnya penegakkan hukum
dari aparat penegak hukum di Indonesia, dan lemahnya pendidikan dan pemahaman
di kalangan umat Islam terhadap agama.

Kata Kunci:
Demokrasi, Islam dan Kemajemukan, Syariat Islam

A. Pendahuluan tetapi mengingat mayoritas (lebih dari 85%)


Dilihat dari segi etnis, budaya, bahasa, penduduk Indonesia adalah muslim, maka
suku dan agama, Indonesia memang meru- sikap dan cara pandang umat Islam terhadap
pakan bangsa yang majemuk. Kemajemukan kemajemukan menjadi sangat penting ka-
ini ibarat pisau bermata dua, bisa membawa rena akan memiliki dampak yang signifikan
berkah dan juga bisa membawa bencana. bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Kapan kemajemukan bisa membawa berkah Manakala umat Islam memandang ke-
dan kapan kemajemukan bisa membawa majemukan sebagai sesuatu yang positif
bencana amat tergantung pada cara bangsa maka pandangan itu akan memberikan kon-
Indonesia menyikapi kemajemukan itu. Akan tribusi yang penting bagi terwujudnya kema-
228 | Asy-Syari‘ah Vol. 17 No. 3, Desember 2015

jemukan yang bisa membawa rahmat. Seba- asasi manusia, maka mereka semakin leluasa
liknya bila umat Islam memandang kemaje- untuk mengklaim diri mereka sebagai kelom-
mukan sebagai suatu yang negatif maka pan- pok yang mewakili “kebenaran Islam”. Un-
dangan itu berpotensi menyulut konflik. tuk itu diskusi dan seminar yang berbicara
Dalam konteks ini, amat penting, bila cara tentang kemajemukan dalam Islam, kemaje-
pandang yang positif terhadap kemajemuk- mukan di Indonesia disertai dengan upaya-
an terus dipromosikan di kalangan umat upaya menjadikan kemajemukan sebagai ke-
Islam. kuatan yang positif bagi perkembangan de-
Akan tetapi upaya mempromosikan pan- mokrasi di Indonesia menjadi sesuatu yang
dangan yang positif terhadap kemajemukan amat penting.
di Indonesia di tengah-tengah munculnya Indonesia adalah Negara Islam terbesar
pertarungan ideology beserta gerakan poli- di dunia. Indonesia juga merupakan negara
tik yang menyertainya bukan sesuatu yang demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika
mudah. Ada indikasi bahwa gerakan purita- Serikat dan India. Oleh karena itu, jika ke-
nisme radikal lengkap dengan agenda politik- majemukan dalam Islam dan kemajemukan
nya juga sedang mencoba mengarahkan dalam masyarakat Indonesia tidak bisa dike-
bangsa Indonesia ke cara beragama yang lola menjadi kekuatan yang positif maka
monolitik melalui sikap dan tindakannya akan melahirkan citra negatif bagi Islam dan
yang tidak toleran terhadap cara pandang citra negatif bagi demokrasi di Indonesia.
dan cara hidup yang berbeda dengan cara Tulisan ini akan membahas tentang ke-
mereka. majemukan dalam Islam, faktor-faktor yang
Pada masa orde baru gerakan radikal bisa menghambat berkembangnya paham
dengan agenda politik yang berpotensi me- kemajemukan dalam Islam, serta mendiskusi-
ngancam Negara pluralistic yang berdasar- kan bagaimana menjadikan kemajemukan itu
kan Pancasila ini akan mendapat tekanan menjadi sesuatu yang positif bagi konsolidasi
bahkan penangkapan. Akan tetapi pada ma- demokrasi di Indonesia.
sa reformasi setelah tumbangnya rezim
autoritarian orde baru, gerakan radikal yang B. Kemajemukan dalam Islam
secara langsung atau tidak langsung mau 1. Kemajemukan dalam al-Quran
menggantikan idelogi Pancasila dengan Al-Quran mengingatkan bahwa adanya
negara syariat atau negara Islam bisa disak- perbedaan-perbedaan di antara umat ma-
sikan di berbagai daerah.1 nusia agar manusia saling mengenal dan sa-
Celakanya negara tidak bisa berbuat ba- ling menghormati.2
nyak untuk menekan kelompok-kelompok ini Dalam menyikapi perbedaan agama al-
sebab dalam negara yang demokratis di Quran dengan jelas memberikan petunjuk
mana hak-hak warga negara untuk berkum- agar manusia menganut prinsip bagimu aga-
pul, berekspresi dan berpendapat dijamin mamu dan bagiju agamaku.3 Dalam urusan
oleh undang-undang , seradikal apapun pan- agama manusia tidak bisa dipaksa.4 Nabi
dangan seseorang atau keompok orang mes- Muhammad sendiri tidak diperkenankan un-
ti diberi ruang untuk diekspresikan. tuk memaksa orang lain menjadi mukmin.5
Apabila propaganda politik gerakan Al-Quran juga menginformasikan kepada
Islam radikal tidak di counter dengan pro- umat Islam tentang kemungkinan adanya
paganda lain yang berusaha mengedepan- keselamatan yang bisa diperoleh lewat aga-
kan nilai-nilai demokrasi, toleransi dan hak ma lain. Keselamatan mungkin bisa diper-

1 2
Salah satunya adalah kelompok JI (Jamaah QS. al-Hujurât ayat 13.
3
Islamiyah). Untuk mengetahui lebih lanjut bisa dibaca QS. al-Kâfirûn ayat 6.
4
buku tulisan mantan salah satu pimpinan JI, Nasir Abas QS. al-Baqarah ayat 256.
5
yang berjudul: Membongkar Jamaah Islamiyah. QS. Yûnus ayat 99.
Nurrohman, Islam dan Kemajemukan di Indonesia ...| 229

oleh umat manusia yang memenuhi tiga kri- politik didakwakan sebagai konstitusi Negara
teria; iman kepada Tuhan, iman kepada hari Islam yang pertama itu tidak menyebut
kiamat atau hari pembalasan dan mengerja- agama Negara.10 Piagam Madinah juga mem-
kan amalan-amalan yang baik atau amal berikan hak yang setara terhadap warga
shaleh.6 Oleh karena itu, al-Quran juga mem- negara muslim dan non-muslim, mereka
berikan bimbingan agar perbedaan keyakin- sama-sama terikat untuk mempertahankan
an dalam agama sebaiknya diserahkan kepa- dan membela negara.
da Tuhan jangan dihakimi oleh manusia di
dunia ini.7 Biarkan mereka masing-masing 3. Kemajemukan dalam Pemikiran Islam
memiliki kebanggaan dengan golongannya dan Politik Islam
sendiri.8 Oleh karena itu, al-Quran mengajar- Kemajemukan dalam pemikiran Islam di-
kan agar kaum beriman hendaknya tidak warnai dengan banyaknya aliran teologi, alir-
memberikan penghinaan atau stigma negatif an fiqih atau hukum Islam, aliran filsafat, alir-
terhadap kelompok lain.9 an mistik atau mistisisme dan juga aliran
politik. Banyaknya aliran pemikiran yang
2. Kemajemukan yang Dipraktikkan Nabi muncul dalam Islam , di samping karena Nabi
Muhammad dalam Piagam Madinah mendorong umat Islam untuk terus berijti-
Kemajemukan dalam kehidupan sosial had untuk menangkap apa yang terkandung
dicontohkan oleh Nabi Muhammad pada sa- dalam pesan kitab suci agar senantiasa rele-
at beliau dipercaya untuk memimpin masya- van dengan perkembangan zaman, juga ka-
rakat Madinah. Masyarakat Madinah adalah rena Nabi sendiri memandang positif terha-
masyarakat yang plural. Mereka terdiri atas dap perebedaan pendapat. Perbedaan pen-
berbagai suku dan agama. Oleh karena itu, dapat di kalangan umatku akan membawa
kehidupan di Madinah dibangun atas dasar rahmat, kata Nabi.
konsensus yang kemudian dituangkan dalam Berkenaan dengan politik Islam, sung-
‘konstitusi’ yang kemudian dikenal dengan guhpun para ulama umumnya sepakat bah-
sebutan Piagam Madinah. Dalam Piagam wa umat Islam mesti terikat dengan norma-
Madinah ini disebutkan bahwa semua pe- norma yang terkandung dalam syariat, tetapi
meluk Islam, meskipun berasal dari banyak sejak awal para ulama tidak sepakat dalam
suku, tetapi merupakan satu komunitas. Hu- mewajibkan pendirian negara atau peme-
bungan antara sesama anggota komunitas rintahan Islam. Perbedaan itu bertolak dari
Islam dengan anggota komunitas-komunitas pertanyaan apakah dalam melaksanakan
lain didasarkan atas prinsip-prinsip: (a) ber- norma-norma syariat, umat Islam tergantung
tetangga baik; (b) saling membantu dalam pada wujudnya Negara atau pemerintahan
menghadapi musuh bersama; (c) membela Islam? Mereka yang yakin bahwa syariat
mereka yang teraniaya; (d) saling mena- Islam tidak bisa dijalankan tanpa adanya
sihati; dan (e) menghormati kebebasan ber- Negara akan berpendapat bahwa mendiri-
agama. Satu hal yang patut dicatat bahwa kan Negara wajib. Mereka yang merasa bah-
Piagam Madinah yang oleh banyak pakar wa syariat Islam bisa dilaksanakan tanpa
adanya negara, berpendapat bahwa mendi-
6 rikan negara tidak wajib. Umat Islam bisa
QS. al-Baqarah ayat 62.
7
QS. al-An‘âm ayat 159. Artinya: Sesungguhnya menjalankan syariat agamanya di negara ma-
orang-orang yang memecah belah agamanya dan me- na saja, selama Negara itu memberikan per-
reka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tang- lindungan bagi warganya untuk mengeks-
gung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urus-
an mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian presikan keyakinan agamanya. Sebagai nor-
Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang
telah meraka perbuat.
8 10
QS. al-Rûm ayat 32. Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara (Ja-
9
QS. al-Hujurât ayat 11. karta: UI-Press. 1990), hlm. 16.
230 | Asy-Syari‘ah Vol. 17 No. 3, Desember 2015

ma agama yang dijalankan atas dasar keya- yang dipimpin oleh orang Islam, ada yang
kinan dan kesadaran, syariat Islam bisa jalan merumuskannya sebagai negara yang mayo-
tanpa perlu adanya kekuatan luar atau pak- ritas penduduknya memeluk agama Islam.12
saan dari negara. Oleh karena itu, menurut penulis, tidak be-
Perdebatan tentang hubungan antara nar bila dalam wacana pemikiran politik,
syariat Islam dengan Negara ini terus ber- Islam dibenturkan dengan sekularisme. Yang
langsung sampai umat Islam memasuki pe- benar adalah bahwa umat Islam memiliki
riode modern. Itulah sebabmya, pada saat banyak wajah dalam pemikiran politik dan
memasuki periode modern, dimana Negara- kenyataan politik.13
negara muslim mulai melepaskan diri dari
kolonialisme dan berusaha membentuk ne- C. Faktor-faktor yang Bisa Menghambat
gara modern berdasarkan konstitusi tertulis, Berkembangnya Kemajemukan di Indo-
muncul banyak ragam dalam menempatkan nesia
syariat Islam dalam konstitusi mereka.11 Se- Mengapa sebagian kaum muslim masih
tidaknya keragaman itu muncul karena dua sulit menerima kemajemukan? Menurut pe-
hal. Pertama adanya perbedaan pandangan nulis ada beberapa faktor yang menjadikan
umat Islam dalam melihat hubungan agama sebagian muslim sulit menerima kemaje-
dan Negara, kedua karena adanya perbe- mukan dan toleransi.
daan pandangan mereka dalam merumuskan Pertama, berkaitan dengan konsep per-
apa yang disebut sebagai negara Islam (dâr lindungan agama (hifzh al-dîn) dalam hukum
al-Islâm). Tentang hubungan agama dan ne- Islam. Konsep ini mestinya digunakan untuk
gara, umat Islam ada yang melihatnya se- melindungi semua penganut agama, melin-
bagai hubungan yang integratif, symbiotik, dungi orang yang melaksanakan keyakinan
separatis atau sekularis. Tentang dâr al-Islâm, dan kewajiban agamanya. Mengapa? Karena
terdapat beberapa rumusan, ada yang meru- al-Quran jelas memberikan jaminan bahwa
muskannya sebagai negara yang memberi- tidak boleh ada paksaan dalam agama, bagi-
kan jaminan bagi pelaksanaan syariat Islam, mu agamamu dan bagiku agamaku lâ ikrahâ
ada yang merumuskannya sebagai Negara fî al-dîn dan lakum dînukum wa liya dîn. Te-
tapi sebagian ulama masih memegang pan-
11
dangan bahwa orang pindah agama dari
Posisi Islam dan syariatnya dalam konstitusi
sejumlah negara muslim bisa dibagi menjadi empat: 1)
agama Islam ke agama lain atau orang yang
negara yang konstitusinya mengakui Islam sebagai menghina agama Islam maka harus dinilai
agama negara dan menjadikan syariat Islam sebagai sebagai orang murtad dan hukuman untuk
sumber utama pembuatan undang-undang. Di sini bisa orang murtad menurut fiqih klasik adalah
dimasukkan Negara seperti Saudi Arabia, Libia, Pakis-
tan, Iran dan Mesir; 2) negara yang konstitusinya me- dibunuh.
nyatakan Islam sebagai agama negara tetapi tidak me- Oleh karena itu, bisa dimengerti bila
nyebutkan syariat Islam sebagai sumber utama pem- setelah adanya fatwa yang menyatakan bah-
buatan hukum artinya syariat islam hanya dipandang
sebagai salah satu sumber dari beberapa sumber pem-
wa jamaah Ahmadiyah adalah sekte yang se-
buatan hukum contohnya Irak dan Malaysia; 3) negara sat dan pengkutnya adalah murtad ada pe-
yang tidak menjadikan Islam sebagai agama negara nganut garis keras yang menyatakan bahwa
dan tidak menjadikan syariat islam sebagai sumber uta-
darah anggota jamaah Ahmadiyah halal.
ma pembuatan hukum tapi mengakui syariat Islam se-
bagai hukum yang hidup di masyarakat, contohnya
Indonesia; 4) negara yang menyatakan diri sebagai ne-
12
gara sekuler dan berusaha agar syariat Islam tidak Lihat, Nurrohman, “Islamic state campaig-
mempengaruhi system hukumnya, contohnya Turki. ners need syariah interpretation” dalam The Jakarta
Lihat Nurrohman, Syariat Islam, Konstitusi dan hak Asasi Post, May 11 Tahun 2002.
13
Manusia; Studi Terhadap Pandangan Sejumlah Tokoh Penulis setuju dengan istilah Many Faces of
tentang Model Palaksanaan Syariat Islam di Daerah Isti- Political Islam, yang akan dijadikan Mohammed Ayoob,
mewa Aceh, laporan penelitian, Lembaga Penelitian guru besar hubungan internasional dari Universitas
IAIN SGD Bandung Tahun 2002, hlm. 17. Michigan, sebagai judul bukunya.
Nurrohman, Islam dan Kemajemukan di Indonesia ...| 231

Kedua, berkaitan dengan konsep ‘amar ke, USA menyatakan bahwa penghormatan
ma‘ruf nahyi munkar yang diambil dari hadits al-Quran terhadap berbagai agama didasar-
nabi yang berbunyi man ra’a minkum mun- kan atas gagasannya kesatuan kitab suci. Dia
karan fal yugayyir biyadîh. (Barangsiapa me- menyatakan bahwa semua wahyu datang
lihat kemungkaran, maka rubahlah dengan dari sumber yang suci yakni lawhi mahfûzh
tangan atau kekuasaannya). Sayangnya ke- (all revelations came from the divine source,
lompok muslim garis keras sering mener- the ‘well-guarded tablet’ or lawhi mahfûzh).
jemahkan atau menggantikan kata falyugay- Oleh karena itu, menurutnya bisa disimpul-
yir (merubah) dengan falyudammir (meng- kan bahwa al-Quran sebenarnya menerima
hancurkan). Harus diakui bahwa merubah kemajemukan (pluralitas) agama. Karena al-
lebih sulit dari menghancurkan. Merubah Quran sebenarnya hanya menuntut dua hal
tanpa menghancurkan membutuhkan lebih agar seseorang bisa disebut beriman 1) iman
banyak kerja keras dan kesabaran. Itu juga kepada Tuhan dan hari akhir; dan 2) menger-
membutuhkan studi yang lebih dalam ten- jakan amal shaleh. Al-Quran surat al-Baqarah
tang faktor-faktor yang mempengaruhi serta ayat 62 dan surat al-Mâidah ayat 69 amat
hubungan antara satu faktor dengan faktor jelas menyebut bahwa orang lain yang boleh
lainnya. Contoh, ketika kelompok garis keras jadi bukan Muslim (penganut agama Islam)
siap untuk menghancurkan prostitusi di mungkin memiliki keimanan dan boleh jadi
kawasan Saritem, KH. Imam Sonhaji, pim- diselamatkan nanti pada hari kiamat.
pinan Syuriah NU kota Bandung misalnya Muhammad Asad dalam tafsirnya terhadap
lebih memilih mendirikan pesantren Dâr al- ayat-ayat ini bahwa the idea of “salvation”
Tawbah di lokasi itu dan melakukan pende- here made conditional upon three elements
katan secara bijaksana (bil hikmah) kepada only: belief in God, belief in the Day of Judg-
mereka ketimbang melakukan perusakan ment, and righteous action in life.15
atau pembakaran. Kalaupun mau ditutup pe- Sayangnya ayat-ayat al-Quran yang men-
nutupan harus dengan cara yang bijaksana dorong kemajemukan, oleh sebagian ulama
dengan mempertimbangkan aspirasi dari dipandang sebagai ayat yang sudah di
pihak-pihak yang menjadi “korban’. nasakh. Menganggap bahwa ayat-ayat yang
Ketiga, adalah konsep nasakh-mansukh. memperkuat kemajemukan dan toleransi se-
Konsep ini didasarkan atas asumsi bahwa bagai ayat yang sudah di nasakh sama artinya
banyak ayat al-Quran yang satu sama lain dengan mengabaikan bagian dari ayat-ayat
saling bertentangan. Untuk mengatasi hal ini al-Quran yang bisa digunakan sebagai propo-
dibuatlah konsep nasakh-mansukh yang me- sisi untuk mengembangkan kemajemukan
nyatakan bahwa ayat-ayat yang diturunkan dan toleransi.
terlebih dahulu bisa di nasakh (dihapus) oleh Keempat, ancaman lain terhadap kema-
ayat-ayat yang turun belakangan. Padahal al- jemukan adalah munculnya otoritarianisme
Quran sendiri mendorong umat Islam untuk dalam penafsiran agama.16 Kelompok ini,
melakukan penalaran yang mendalam terha-
dap al-Quran (tadabbur).14 Jika seseorang
15
bersedia melakukan studi yang mendalam Dikutip dari makalah yang disampaikan oleh
Irfan A. Omar, dalam diskusi yang bertema: “Islam, plu-
terhadap al-Quran dengan melihat konteks ralisme and religious tolerance” yang diselenggarakan
sosial dan asbâb al-nuzûl-nya maka ia bisa oleh Program Pasca Sarjana UIN Bandung pada
menemukan bahwa sebenarnya tidak ada tanggal 18 Mei 2006. Rasyid Ridlâ dalam bukunya
Wahyû al-Muhammadî juga memiliki pandangan yang
kontradiksi dalam kitab suci ini. sama, beliau menyebutnya sebagai rukun agama.
Irfan A. Omar, professor di bidang 16
Khaled Abou el-Fadl dalam bukunya Speaking
agama dari Universitas Marquette, Milwau- in God’s name, Islamic Law, Authority and Women
(2003) mengatakan: “Authoritarianism is the act of
locking or captivating the will of Divine or the will of
14
QS. al-Nisâ’ ayat 82. the text into the specific determination as inevitable,
232 | Asy-Syari‘ah Vol. 17 No. 3, Desember 2015

meskipun terkadang hanya sekelompok ke- menjadikan munculnya intolerance dan fun-
cil, berpotensi merusak tatanan masyarakat damentalisme di Indonesia adalah lemahnya
yang plural karena berusaha memaksakan pendidikan umat Islam sebagai akibat dari
pendapatnya terhadap kelompok lain de- kemiskinan. Harus diakui bahwa kekerasan
ngan berbagai cara termasuk dengan cara- dalam agama dalam banyak kasus seringkali
cara kekerasan. Kelompok ini seolah-olah ada hubungannya dengan konflik politik atau
mengklaim bahwa dirinya saja yang berhak kepentingan politik. Sejumlah orang meng-
mewakili Tuhan, dirinya saja yang selamat gunakan symbol-simbol agama sebagai ko-
dan yang akan masuk sorga sementara yang moditi politik untuk memperoleh kekuasaan
lain sesat dan akan masuk neraka. Otorita- tetapi sebenarnya mempolitisir agama akan
rianisme dalam penafsiran agama bisa me- lebih sulit bila umat Islam di Indonesia sema-
nguat manakala mendapat dukungan pe- kin pandai dan semakin sejahtera.
nguasa atau para pimpinan lembaga agama. Dalam konteks Indonesia yang sedang
Kelima, kurangnya penegakkan hukum melakukan konsolidasi demokrasi, kekhawa-
dari aparat penegak hukum di Indonesia. tiran akan munculnya kekuatan yang bisa
Dalam banyak kasus jurtru bukan penyerang menekan kemajemukan masih mungkin ter-
yang ditangkap dan diperiksa oleh polisi tapi jadi. Demokrasi bisa mengarah kepada tirani
malah korbannya. Adalah hak MUI (Majelis mayoritas manakala demokrasi dipahami se-
Ulama Indonesia) untuk mengeluarkan fat- mata-mata sebagai demokrasi prosedural di
wa yang menyatakan bahwa ajaran agama mana suara mayoritas yang menjadi tolok
yang dipengaruhi oleh pluralisme, liberalisme ukur demokrasi digunakan untuk menekan
dan sekularisme adalah bertentangan de- kebebasan sipil termasuk kebebasan dalam
ngan Islam. Adalah hak MUI untuk menga- beragama. Demokrasi menjadi positif bila
takan bahwa Muslim mesti mempertimbang- dimaknai sebagai upaya untuk mengembali-
kan agama mereka sebagai agama yang be- kan kedaulatan kepada rakyat dalam memilih
nar dan mempertimbangkan keyakinan lain pemimpinnya. Demokrasi juga positif seba-
sebagai keyakinan yang keliru. Dalam Negara gai upaya untuk melibatkan partisipasi ma-
demokrasi orang boleh berpendapat bahwa syarakat dalam mengurus persoalan public.
jamaah Ahmadiyah, kelompok Islam yang ti- Akan tetapi demokrasi bisa negatif bila
dak mengakui nabi Muhammad sebagai nabi digunakan oleh mayoritas untuk mengatur
terakhir, sesat dan pengikutnya bisa dinilai secara paksa cara hidup (way of life) kelom-
murtad. Tetapi pada saat kelompok garis pok marginal atau minoritas. Yang terakhir
keras menggunakan fatwa ini untuk menye- ini bisa berakibat dilanggarnya hak-hak asasi
rang jamaah Ahmadiyah secara fisik atau kaum minoritas atau kelompok marginal.
melakukan perusakan, adalah kewajiban po- Kalau ini terjadi maka yang muncul adalah
lisi untuk mencegah atau menghalanginya. apa yang disebut oleh Fareed Zakaria se-
Keenam, lemahnya pendidikan dan pe- bagai illiberal form of society yakni pada saat
mahaman di kalangan umat Islam terhadap masyarakat diperintah oleh seorang dictator
agamanya sendiri. Penulis setuju dengan pe- yang mengabaikan atau melanggar hak asasi
nilaian Zulkiflimansyah wakil ketua fraksi PKS manusia .17 Dalam kaitan ini , munculnya ke-
(Partai Keadilan Sejahtera) di DPR saat diwa- khawatiran dari sekelompok orang terhadap
wancarai oleh Pieter F. Gontha di sebuah sta- sejumlah Peraturan Daerah yang diilhami
siun televisi swasta beberapa waktu yang oleh hukum Islam bisa dimengerti karena be-
lalu. Dia menyatakan bahwa faktor utama berapa bagian dari aturan itu berpotensi me-

final and conclusive” dikutip dari M. Hilaly Basya, Radi-


17
calism and Authoritarianism, The Jakarta Post, Januari Sunny Tanuwidjaja, Islamic bylaws and democ-
30 Tahun 2006. racy, dalam The Jakarta Post, July 1 Tahun 2006.
Nurrohman, Islam dan Kemajemukan di Indonesia ...| 233

nimbulkan diskriminasi dan melanggar hak Bangsa Indonesia, khususnya umat


asasi manusia. Islam perlu mendorong tumbuhnya demok-
rasi yang sehat dimana kebebasan berpen-
D. Penutup dapat, berekspresi benar-benar dijamin dan
Semua keterangan di atas menunjukkan tidak ada diskriminasi berdasarkan agama,
bahwa upaya menjadikan nilai-nilai kema- etnis maupun golongan, bukan semata-mata
jemukan dalam Islam sebagai kekuatan yang demokrasi procedural. Karena demokrasi bila
mendorong demokrasi dan civil society me- dipahami hanya sekedar prosedur maka bisa
merlukan beberapa pembenahan dan peru- melahirkan apa yang disebut diktator mayo-
bahan. Pertama pembenahan dari sisi pan- ritas dan tirani minoritas. Demokrasi me-
dangan teologis. Perubahan pandangan teo- mang tidak serta merta membawa keadilan
logis akan merubah mind set atau cara ber- dan kesejahteraan, tetapi sebagai bentuk
pikir seseorang. Umat Islam mesti didorong pemerintahan, demokrasi memang lebih
untuk berani berpikir secara kritis atau baik ketimbang yang lain.
berijtihad sembari berusaha menghilangkan
autoritarianisme dalam penafsiran keagama-
an. Kritik dan koreksi terhadap ketentuan- Daftar Pustaka
ketentuan lama yang sudah tidak relevan
dengan perkembangan zaman mesti dinilai Abas, Nasir. 2006. Membongkar Jamaah
sebagai sesuatu yang positif. Karena “kebe- Islamiyah. Jakarta: Grafindo.
naran” yang di dapat oleh manusia harus Basya, M. Hilaly. 2006. “Radicalism and
senantiasa terbuka terhadap proses veri- Authoritarianism”. Dalam The Jakarta
fikasi (verification) atau falsifikasi (falsifi- Post. Januari 30 Tahun 2006.
cation). Honoris, Charles. 2006. “Democracy at the
Kemudian meskipun agama tidak bisa crossroad in Indonesia after 61 years”.
dipisahkan sama sekali dari politik, meng- dalam The Jakarta Post. September 15
ingat agama juga peduli terhadap problem- Tahun 2006.
problem sosial kemasyarakatan bahkan aga- Nurrohman. 2002. “Islamic state campaign-
ma bisa kehilangan maknanya bila tidak bisa ners need syariat interpretation”. dalam
hadir di tengah-tengah umat yang tertindas The Jakarta Post. Mai 11 Tahun 2002.
dan menrderita , tapi politisasi agama dalam Nurrohman. 2002. “Syariat Islam, Konstitusi
pengertian menggunakan symbol-simbol dan Hak Asasi Manusia; Studi Terhadap
agama sebagai justifikasi kepentingan politik Pandangan Sejumlah Tokoh tentang
harus sama-sama dihindari. Model Palaksanaan Syariat Islam di
Umat Islam hendaknya terus belajar me- Daerah Istimewa Aceh. dalam laporan
nyelesaikan perbedaan pendapat dengan penelitian. Bandung: Lembaga Peneliti-
cara-cara yang lebih beradab melalui dialog an IAIN SGD Bandung.
atau tukar pikiran. Sebab melalui dialog dan Nurrohman. 2007. “Questioning theocratic
tukar pikiran bisa ditemukan akar masalah caliphate”. Dalam The Jakarta Post.
yang lebih substantive dan tidak jarang bah- Agustus 24 Tahun 2007.
wa masalah-maslah yang berbeda secara Omar, Irfan A. 2006. “Pluralisme dalam
lahiriyah kalau didalami memiliki substansi Islam”. makalah disampaikan dalam
yang sama. Bila perbedaan pendapat atau diskusi yang bertema: “Islam, pluralism
konflik tidak bisa dihindari maka penyele- and religious tolerance” yang diseleng-
saian konflik berdasarkan hukum yang ber- garakan oleh Program Pasca Sarjana
laku tentu lebih beradab dibanding penye- UIN Bandung pada tanggal 18 Mei 2006.
lesaian konflik melalui mob atau tekanan Ridlâ, Rasyid. t.th. Wahyu al-Muhammadî.
masa. Mesir: t.pn.
234 | Asy-Syari‘ah Vol. 17 No. 3, Desember 2015

Sjadzali, Munawir. 1990. Islam dan Tata Tanuwidjaja, Sunny. 2006. “Islamic bylaws
Negara. Jakarta: UI-Press. and democracy”. dalam The Jakarta
Post. July 1 2006.

Anda mungkin juga menyukai