Pada umumnya individu terdorong untuk mendirikan usaha karena faktor-faktor berikut:
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
2. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi secara penuh. 3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal. 4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha yang konkrit. 5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos. 6. Memenuhi minat dan keinginan pribadi. 7. Terbuka kesempatan menjadi pemiliki atau bos. 8. Adanya kebebasan dalam manajemen.
Dengan mendirikan usaha sendiri memberikan manfaat yang dirasakan wirausahawan
sebagai berikut:
1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, dan kesejahteraan 3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang entrepreneur itu adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup bermanfaat bagi orang lain. 4. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan. 5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya. 6. Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan. 7. Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah- perintah agama, dekat kepada Allah SWT. 8. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros. 9. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan. Bygrave (1994) menjelaskan beberapa faktor kritis yang berperan dalam mendorong untuk mendirikan usaha baru yaitu:
1. Personal, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang. Faktor ini berkaitan dengan
pertimbangan antara pengalaman dengan spirit, energi dan rasa optimis untuk membuka usaha yang sudah dipertimbangkan secara matang.
Faktor personal yang memicu untuk mendirikan usaha adalah:
a. Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang.
b. Adanya pemutusan hubungan kerja, tidak ada pekerjaan lain. c. Dorongan karena faktor usia. d. Keberanian menanggung resiko. e. Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis.
2. Sosiologis, menyangkut masalah hubungan dengan keluarga dan sebagainya. Faktor
sosial berpengaruh terhadap memulai usaha, misalnya orang yang berumur 25 tahun dan belum menikah akan lebih mudah membuka usaha dibandingkan dengan yang berumur 45 tahun yang sudah berkeluarga dan banyak beban tanggungan ekonomi.
Faktor sosiologis yang menjadi pemicu mendirikan usaha adalah:
a. Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain.
b. Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha. c. Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha. d. Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan. e. Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya.
3. Environment, menyangkut hubungan calon seorang entrepreneur dengan lingkungannya.
Faktor environment yang menjadi pemicu mendirikan usaha adalah:
a. Adanya persaingan dalam kehidupan.
b. Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya memiliki tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yan berlokasi strategis dan sebagainya. c. Mengikuti latihan-latihan atau inkubator bisnis. d. Kebijaksanaan pemerintah, misalnya adanya kemudahan-kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas kredit, dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh dinas terkait.1
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi dan Tien Rafida. 2016. PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
Rekayasa Akademik Melahirkan Enterpreneurship. Medan: Perdana Publishing.
1 Rusydi Ananda, Tien Rafida, PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN Rekayasa Akademik Melahirkan Enterpreneurship (Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm 142-144