Anda di halaman 1dari 6

Nama : Militia Christi Sondakh

NIM : 16061159
Kelas : A (VIII)
Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan

Tipe-tipe Metode Pengorganisasian Keperawatan


Menurut Rahmawati (2010) terdapat 4 metode pengorganisasian keperawatan, yaitu :
1. Metode Fungsional
Metode fungsional merupakan pilihan utama dalam pengelolan asuhan keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat saat perang dunia kedua. Pada saat perang dunia kedua, jumlah dan
kemampuan perawat masih sangat terbatas sehingga membuat setiap perawat hanya dapat
melakukan satu sampai dua jenis intervensi, intervensi yang paling sering dilakukan ialah
merawat luka pasien yang dirawat di bangsal.

Kepala Ruang

Perawat Perawat Perawat Perawat


Pengobatan Merawat luka Pengobatan Merawat Luka

Kepala Ruang

Gambar 1 Metode Fungsional


Analisa SWOT metode fungsional :
 Strengths (kekuatan) :
 Manajemaen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik
 Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga kesehatan
 Perawat senior bertugas dalam hal manjerial sedangakan perawat junior bertugas merawat
pasien
 Weakness (kelemahan) :
 Tidak memberikan kepuasaan pada pasien maupun perawat
 Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan
 Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja
 Opportunities (peluang) :
 Dibutuhkan jumlah perawat yang lebih banyak
 Kemampuan perawat ditingkatkan
 Rumah sakit membutuhkan lebih banyak tenaga kesehatan
 Threats (ancaman) :
 Bermunculan perawat yang memiliki kemampuan lebih baik
2. Metode Perawatan Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan dilakukan oleh seorang perawat profesional yang
bertugas memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif
& kolaboratif.

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

Gambar 2 Metode Perawatan Tim


Analisa SWOT metode perawatan tim :
 Strengths (kekuatan) :
 Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
 Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
 Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan
kepuasan kepada anggota tim
 Weakness (kelemahan) :
 Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk
(memerlukan waktu )
 Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu
 Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur
 Opportunities (peluang) :
 Dibutuhkan perawat yang mampu bekerja tim
 Terbuka lapangan pekerjaan bagi perawat
 Threats (ancaman) :
 Banyak perawat yang memiliki kemampuan kerja tim yang baik
 Anggota tim yang tidak mampu bekerja tim
 Ketua tim yang tidak mampu mengkoordinir anggota timnya
3. Metode Primer
Metode primer merupakan metode yang mengharuskan satu orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat
dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang

Perawat Primer

Pasien

Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang

Gambar 3 Metode Primer


Analisa SWOT metode primer :
 Strengths (kekuatan) :
 Model praktek profesional
 Bersifat kontinuitas dan komprehensif
 Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri → kepuasan perawat
 Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya
 Weakness (kelemahan) :
 Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang
tepat, menguasai keperawatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan
berbagai disiplin
 Hanya dapat dilakukan oleh perawat professional
 Tidak semua perawat merasa siap untuk bertindak mandiri, memiliki akuntabilitas dan
kemampuan untuk mengkaji serta merencanakan asuhan keperawatan untuk klien
 Biaya relatif tinggi dibanding metode penugasan yang lain
 Opportunities (peluang) :
 Menciptakan kesempatan bagi perawat lain untuk mendapatkan pekerjaan
 Rumah sakit membutuhkan lebih banyak tenaga kesehatan
 Threats (ancaman) :
 Bermunculan perawat muda yang professional yang lebik baik melakukan asuhan
keperawatan kepada klien selama 24 jam
 Beban kerja yang berlebih
4. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya
pada saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat
atau untuk perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

Gambar 4 Metode Kasus


Analisa SWOT metode kasus :
 Strengths (kekuatan) :
 Perawat lebih memahami kasus per kasus
 Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
 Weakness (kelemahan) :
 Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab
 Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama
 Opportunities (peluang) :
 Membuka kapangan kerja bagi perawat lain
 Rumah sakit lebih banyak membutuhkan tenaga kesehatan
 Meningkatnya kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia
 Threats (ancaman) :
 Bermunculan perawat yang lebih kompenten dalam bidangnya
 Banyak lulusan perawat yang berasal dari perguruan tinggi terkenal
Daftar Pustaka
Rahmawati, W. (2010). Metode Penugasan Tim Dalam Asuhan Keperawatan. Retrieved From :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/03/metode_penugasan_tim_dlm_asuhan_keperawatan.pdf&ved=2ahUKE
wiXuLTz3qHoAhXbeisKHRBkBrgQFjAEegQIChAB&usg=AOvVaw3uuni5iIX-rYEN85t-
bKRo

Anda mungkin juga menyukai