Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang merupakan pendidikan tinggi
yang mengarah pada pendidikan vakasional dan profesional, yaitu
menghasilkan tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan akademik dan
keterampilan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan tekhnologi di bidang
kesehatan yang mencakup kesehatan lingkungan, keperawatan, gizi,
kebidanan dan keperawatan gigi.

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Terpadu merupakan suatu


penerapan ilmu dan teknologi oleh mahasiswa dalam bidang kesehatan.
Dalam prosesnya mahasiswa diharapkan mampu mengenal masalah,
menentukan prioritas masalah, merumuskan alternatif terbaik dalam
pemecahan masalah kemudian menyusun rencana kegiatan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki dengan memperhatikan segala sumber daya yang
ada di masyarakat melalui program IPE-CP.

Interprofessional education (IPE) adalah dua atau lebih profesi belajar


dengan, dari, dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan kolaborasi
dan kualitas pelayanan (WHO, framework for IPE,2011). Implementasi
IPE-CP dilakukan melalui penerapan ilmu dan tekhnologi oleh mahasiswa
dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan lingkungan, keperawatan,
gizi kebidanan dan keperawatan gigi dalam rangka pemecahan masalah
kesehatan dan peningkatan status kesehatan masyarakat.Pelaksanaan PKL
Terpadu ini merupakan “bench marking” atau ikonnya Poltekkes
Kemenkes Padang di antara Poltekkes Kemenkes lainnya yang ada di
Indonesia.

1
Pelaksanaan PKL Terpadu tersebut dilaksanakan di Kabupaten Pasaman
Barat. Jorong Patamuan adalah salah satu tempat yang ditunjuk untuk
pelaksanaan PKL Terpadu. Pertemuan merupakan salah satu jorong dari 5
jorong yang ada di Kenagarian Talu Kecamatan Talamau. Masalah kesehatan
di jorong Patamuan pada tahun 2019 yang didapat dari Puskesmas Talu juga
cukup banyak diantaranya mengikuti KB (21%), ibu melakukan persalinan
di fasilitas kesehatan (75%), bayi mendapatkan ASI ekslusif (57%), bayi
mendaptkan imunisasi dasar lengkap (67%), balita mendapatkan
pemantauan tumbuh kembang (50%)m, penderita TBC mendapatkan
pengbatan teratur (40%), pengobatan hipertensi mendaptkan pengibatan
secara teratur (5%), penderita gangguan jiwa mendaptkan pengobatan dan
tidak ditelantarkan (52%), anggota keluarga yang tidak merokok (65%),
anggota keluarga sudah menggunakan JKN (65%), keluarga mempunyai
akases air bersih (97%), dan menggunakan jamban sehat (54%).

Untuk itu diharapkan melulaui PKL Terpadu, Kelompok mampu


memberikan pemecahan masalah kesehatan yang ditemukan secara
terencana dengan menggunakan metoda IPE-CP (Interpersonal
Education- Collaborative Practice ) di Jorong Pertemuan, Nagari Talu,
KecamatanTalamau, Kabupaten Pasaman Barat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memperoleh gambaran kesehatan dan memberikan
pemecahan masalah kesehatan yang ditemukan secara terencana dan
terpadu di Jorong Pertemuan, Nagari Talu, Kecamatan Talamau,
Kabupaten Pasaman Barat.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pemantauan wilayah setempat seperti mapping
wilayah dan identifikasi masalah masyarakat beresiko atau sedang

2
mengalami masalah kesehatan melalui program IPE-CP di Jorong
Pertemuan.
b. Mampu menyusun Plan Of Action (POA) kesehatan masyarakat
melalui Musyawarah Masyarakat Jorong (MMJ) melalui program
IPE-CP di Jorong Pertemuan.
c. Mampu melakukan implementasi kesehatan masyarakat berupa
kegiatan fisik dan non fisik melalui program IPE-CP di Jorong
Pertemuan.
d. Mampu melakukan evaluasi kesehatan masyarakat melalui
program IPE-CP di Jorong Pertemuan.
e. Mampu menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Terpadu.

C. Manfaat
1. Untuk Masyarakat
a. Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan
dan termotivasi untuk bertindak sesuai dengan perilaku hidup
bersih dan sehat.
b. Dapat meminimalisir permasalahan yang ada di masyarakat.
c. Dapat meningkatkan kemampuan masyarakat mengenal masalah
kesehatannya sendiri dan merencanakan pemecahannya.

2. Untuk Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di
bangku kuliah secara nyata di wilayah lokasi Praktek Kerja
Lapangan Terpadu (PKLT) melalui program IPE-CP.
b. Mahasiswa dapat pengalaman yang berharga terutama dalam
penyelenggaraan tahap-tahap manajemen selama Praktek Kerja
Lapangan Terpadu (PKLT) serta memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang ada
masyarakat melalui program IPE-CP.

3
c. Dapat bekerja sama dengan berbagai bidang profesi baik sesama
mahasiswa maupun dengan instansi terkait baik lintas program
maupun lintas sektoral dalam rangka menanggulangi masalah
kesehatan di tingkat korong.

3. Untuk Poltekkes Kemenkes Padang


Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) diharapkan
keberadaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang tampak nyata
dalam masyarakat khususnya dalam penerapan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan (PKL) Terpadu ini meliputi
kegiatan pemantauan wilayah, pembahasan rencana program kesehatan,
musyawarah masyarakat jorong, implementasi program kesehatan dan
evaluasi pelaksanaan intervensi serta penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) Terpadu melalui program IPE-CP di Jorong Pertemuan,
Nagari Talu, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL

A. Gambaran Geografi
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Jorong Pertemuan, Nagari Talu,
Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. Nagari Talu adalah salah
satu nagari yang ada di Kecamatan Talamau. Nagari Talu terdiri dari 5
jorong dan salah satunya adalah Jorong Pertemuan. Jorong pertemuan
berbatasan langsung dengan:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Jorong Perhimpunan
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Jorong Tabek Sirah
3. Sebelah timur berbatasan dengan Jorong Merdeka
4. Sebelah barat berbatasan dengan Jorong Sungai Jernih

B. Gambaran Demografi
Gambaran demografi Jorong Pertemun diperoleh dari data sekunder yang
didapatkan dari Laporan Kepala Jorong, Bidan Desa dan kader Jorong
Pertemuan dan data primer yang didapatkan dari hasil survei lapangan
yang dilakukan oleh mahasiswa PKL Terpadu Poltekkes Kemenkes
Padang dari tanggal 24-25 April 2019. Sehingga diperoleh gambaran data
demografi Jorong Pertemuan:

Tabel 1
Gambaran Demografi Untuk Jorong Pertemuan Tahun 2019
Jumla Jumla Jumlah Jumla Jumlah Jumlah Jumla
h KK h PUS BUMI h Bayi BALIT Remaj h
L A a Lansia
302 186 18 22 87 299 96
Sumber : Laporan Bidan Desa tahun 2019

5
C. Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana Umum

Tabel 2
Fasilitas Sarana dan Prasarana Umum di Jorong Pertemuan Tahun 2019
Sarana Kesehatan 1 Buah Puskesmas Pembantu
Sarana Pemerintahan 1 Buah Kantor Wali Nagari
Sarana Pendidikan 1 Buah TK
1 Buah SD
Sarana Ibadah 6 Buah Mushallah
2 Buah Masjid
Pasar -
Posyandu 2 Buah posyandu
Sumber : Laporan Bidan Desa tahun 2019

BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA

6
A. Data Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan data yang didapatkan dari puskesmas Talu, di jorong
Pertemuan terdapat beberapa masalah kesehatan diantaranya keluarga
yang mengikuti KB (21%), ibu melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan (75%), bayi mendapatkan ASI ekslusif (57%), bayi mendaptkan
imunisasi dasar lengkap (67%), balita mendapatkan pemantauan tumbuh
kembang (50%)m, penderita TBC mendapatkan pengbatan teratur (40%),
pengobatan hipertensi mendaptkan pengibatan secara teratur (5%),
penderita gangguan jiwa mendaptkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
(52%), anggota keluarga yang tidak merokok (65%), anggota keluarga
sudah menggunakan JKN (65%), keluarga mempunyai akases air bersih
(97%), dan menggunakan jamban sehat (54%).

Jorong Pertemuan merupakan 1 dari 5 Jorong yang ada di Kenagarian


Talu. Hasil wawancara dengan 30 sampel diperoleh penderita hipertensi
melakukan pengobatan teratur (0%), anggota keluarga tidak ada yang
merokok (23,3%), keluarga yang yang mengikuti KB (30,4%), bayi
mendaptkan ASI ekslusif (33%), ibu melakukan persalianan di fasilitas
kesehatan (88,8%), balita mendapatakn pemantauantumbuh kembang
( 77,7%), keluarga mempunyai akses air bersih (83%) dan keluarga
mempunyai jambat sehat (90%).

B. Identifikasi Masalah Kesehatan

Tabel 3 Identifikasi Masalah


No Masalah Kesehatan Penyebab (Etiologi)
1. Balita Stunting a. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
stunting.
b. Pola makan balita dan variasi makanan yang
kurang baik.
c. Keterlambatan perkembangan anak.
d. Adanya penghuni rumah yang merokok.

7
e. Perumahan yang tidak memenuhi syarat.
f. Imunisasi yang tidak lengkap.
g. Rendahnya cakupan Asi Eksklusif.
h. Ketidaksesuaian MP-ASI dengan umur balita.
i. Kurangnya kesehatan gigi dan mulut.

2. Kurangnya Perilaku a. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang


Hidup Bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sehat (PHBS) b. Kurangnya perilaku masyarakat dalam cuci
tangan pakai sabun (CTPS).
c. Perilaku merokok

3. Hipertensi a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang


hipertensi
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
kepatuhan minum obat hipertensi
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
makanan pada penderita hipertensi
Sumber : Data diolah oleh Mhs PKL-T

8
C. Prioritas Masalah kesehatan
Prioritas masalah kesehatan yang kami dapatkan ada 3 masalah kesehatan dilihat dari 10 indikator yaitu, pertama
berdasarkan resiko terjadinya, resiko keparahan, potensi untuk pendidikan, minat masyarakat, sesuai dengan program
pemerintah, tempat, dan waktu. Sehingga diperoleh lah prioritas sebagai berikut:

Tabel 4 Prioritas Masalah Kesehatan


A B C D E F G H I J Tota Prioritas
No Masalah Kesehatan
l
5 4 5 3 5 3 2 3 4 3 37 1
1 Balita stunting
4 4 4 3 5 3 3 3 3 3 35 2
2 Kurangnya PHBS

4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 32 3
3 Hipertensi

Sumber : Data diolah oleh Mhs PKL-T


KETERANGAN
Pembobotan :
1. Sangat Rendah A = Risiko Terjadi F = Tempat
2. Rendah B = Risiko Keparahan G = Waktu
3. Cukup C = Potensial untuk Pendidikan Kesehatan H = Fasilitas Kesehatan
4. Tinggi D = Minat Masyarakat I = Dana
5. sangat Tinggi E = Sesuai dengan program Pemerintah J = Sumber Daya

9
D. Rencana Intervensi Kesehatan
Rencana intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan prioritas masalah
yang telah ditetapkan. Berbagai model intervensi di selaraskan dengan
program kesehatan yang sedang atau akan dilakukan seperti Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Program Keluarga Sehat (KS).

Tabel 5 Rencana Intervensi Kesehatan

No Masalah RencanaIntervensi
1. Balita stunting a. Penyuluhan tentang stunting
b. Penyuluhan tentang tumbuh kembang anak
c. Penyuluhan tentang konsumsi sayur dan buah
d. Penyuluhan tentang ASI Eksklusif
e. Penyuluhan tentang MP-ASI
f. Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi
lengkap bagi balita
g. Demontrasi penyiapan menu seimbang
2. Kurangnya PHBS a. Penyuluhan tentang PHBS
b. Penyuluhan CTPS
c. Demonstrasi CTPS
d. Gotong royong bersama masyarakat
e. Penyuluhan kesehatan tentang gizi seimbang
anak balita
f. Penyuluhan tentang bahaya rokok.
g. Demonstrasi totok rokok
h. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah
i. Penyuluhan tentang jamban sehat
j. Penyuluhan tetang IPAL
k. Demontrasi pengolahan air bersih
3. Hipertensi a. Penyuluhan tentang hipertensi
b. Penyuluhan diit hipertensi
c. Senam anti hipertensi
Sumber : Data diolah oleh Mhs PKL-T

10
E. Plan Of Action (POA)
Tabel 6 Rencana Kerja (POA) Komunitas
No Masalah Tujuan Rencana Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan kegiatan jawab

1 Balita Stunting a. Untuk Penyuluhan Ibu Balita 30 April Posko Pemuda Rp. Kader dan
2019 25.000 mahasiswa
meningkatkan tentang balita
pengetahuan dengan
masyarakat Stunting
tentang balita
stunting
b. Untuk Penyuluhan Ibu Balita 30 April Posko Pemuda Rp. Kader dan
2019 25.000 mahasiswa
meningkatkan tentang
pengetahuan Tumbuh
masyarakat Kembang Anak
tentang tumbuh
kembang anak
c. Untuk Penyuluhan Ibu yang 30 April Posko Pemuda Rp. Kader dan
2019 25.000 mahasiswa
meningkatkan tentang Asi memiliki
pengetahuan ibu Eksklusif bayi
tentang

11
pentingnya ASI
eksklusif
d. Untuk Penyuluhan Ibu yang 30 April Posko Pemuda Rp. Kader dan
2019 25.000 mahasiswa
meningkatkan tentang MP- memiliki
pengetahuan ibu ASI bayi
tentang
pemberian MP
ASI yang tepat
e. Untuk Demontrasi 30 April Posko Pemuda Rp. Kader dan
2019 25.000 mahasiswa
mengajarkan ibu masak menu Ibu balita
balita memasak seimbang
menu seimbang
biaya terjangkau
f. Untuk Penyuluhan Ibu Balita 30 April Posko Pemuda Rp. Kader dan
2019 25.000 mahasiswa
meningkatkan tentang
pengetahuan ibu imunisasi
terhadap
pentingnya
imunisasi
lengkap
g. Untuk Penyuluhan Ibu Balita 30 April Posko Pemuda Rp. Kader dan
2019 25.000 mahasiswa
meningkatkan tentang

12
pegetahuan konsumsi sayur
tentang konsumsi dan buah
buah dan sayur
2 Kuranya PHBS a. Untuk Penyuluhan Siswa/i 2 Mai SDN 16 Rp. Mahasiswa
2019 Talamau 25.000
meningkatkan tentang PHBS
pengetahuan
siswa tentang
cuci tangan
dengan sabun
b. Untuk Penyuluhan Siswa/i 2 Mai SDN 16 Rp. Mahasiswa
2019 Talamau 25.000
meningkatkan CTPS
pengetahuan
siswa tentang
PHBS
c. Untuk Penyuluhan Masyarakat 4 mei Posko pemuda Rp.25.000 mahasiswa
2019
meningkatkan tentang bahaya
kesadaran rokok
masyarakat
tentang bahaya
merokok
d. Untuk Demonstrasi Masyarakat 4 mei Posko pemuda Rp.25.000 mahasiswa
mengurangi totok rokok 2019

13
konsumsi rokok
e. Untuk Gotong royong Masyarakat 4 mei Mesjid/mushola Rp. Kader dan
meningkatkan 2019 25.000 mahasiswa
kesadaran
tentang
kebersihan di
masyarakat
f. Untuk Penyuluhan Masyaraka 7 Mai Warung Bang Rp. Pemuda dan
meningkatkan 2019 Furkon 25.000 masyarakat
tentang jamban
pengetahuan
masyarakat sehat
tentang jamban
sehat
g. Untuk Penyuluhan Masyaraka 7 Mai Warung Bang Rp. Pemuda dan
meningkatkan 2019 Furkon 25.000 masyarakat
tetang IPAL
pengetahuan
masyarakat
tentang IPAL

h. Untuk Demontrasi Masyaraka 7 Mai Warung Bang Rp. Pemuda dan


mengajarkan cara pengolahan air 2019 Furkon 25.000 masyarakat
sederhana bersih
pengolahan air
bersih dalam
sekala kecil
i. Untuk Penyuluhan Masyarakat 7 Mai Warung Bang Rp. Pemuda dan
meningkatkan tentang 2019 Furkon 25.000 masyarakat
kesadaran pengolahan
masyarakat sampah
tentang menjaga

14
lingkungan
3 Hipertensi a. Untuk Penyuluhan masyarakat 3 Mei Lapangan bola Rp. Kader dan
meningkatkan tentang 2019 koto dalam 25.000 mahasiswa
pengetahuan hipertensi
tentang hipertensi
b. Untuk Penyuluhan diit masyarakat 3 Mei Lapangan bola Rp. Kader dan
meningkatkan hipertensi 2019 koto dalam 25.000 mahasiswa
c. Untuk mengurahi Senam masyarakat 3 Mei Lapangan bola Rp. Kader dan
resiko hipertensi hipertensi 2019 koto dalam 25.000 mahasiswa

15
Tabel 7 Rencana Kerja (POA) KK Binaan

No Diagnosa Kesehatan Tujuan Rencana kegiatan


1. An. KHAIRUL AMRI a. Dapat mengetahui Level Keluarga
tentang stunting 1. Profesi Keperawatan
1. Stunting
b. Dapat mengetahui Memberikan penkes tentang tumbuh kembang
2. Kurangnya PHBS
pentingnya PHBS 2. Profesi Kebidanan
Memberikan penkes tentang ASI Eksklusif
Pengunaan KB
3. Profesi Gizi
Melakukan konseling tentang gizi seimbang pada balita
4. Profesi Kesehatan Lingkungan
Melakukan penkes tentang CTPS
Memberikan penkes tentang PHBS

Level Individu
1. Profesi Keperawatan
Melakukan therapy bermain
2. Profesi Kebidanan
Mengajarkan ibu ASI eklusif

16
3. Profesi Gizi
Mengajarkan tentang stunting dan dampaknya
Melakukan demonstrasi menu seimbang balita
Mengajarkan menu seimbang dan makanan yang sehat
bagi balita
4. Profesi Kesehatan Lingkungan
Mengajarkan CTPS yang baik dan benar

2. An. Hanif farhan a. Dapat mengetahui Level Keluarga


tentang stunting 1. Profesi Kebidanan
1. Stunting
b. Dapat mengetahui Memberikan penkes tentang ASI Eklsklusif
2. Kurangnya PHBS
pentingnya PHBS 2. Profesi Gizi
Melakukan konseling tentang gizi seimbang
3. Profesi Kesehatan Lingkungan
Melakukan penkes tentang CTPS
Memberikan penkes tentang PHBS
4. Profesi Keperawatan
Memberikan penkes tentang tumbuh kembang

17
Level Individu
1. Profesi Keperawatan
Melakukan therapy bermain
2. Profesi Kebidanan
Mengajarkan ibu tentang cara membuat makanan
seimbang
3. Profesi Gizi
Mengajarkan tentang stunting dan dampaknya
Melakukan demonstrasi menu seimbang balita
Mengajarkan menu seimbang dan makanan yang sehat
bagi balita
4. Profesi Kesehatan Lingkungan
Mengajarkan CTPS yang baik dan benar

3. An.alnanida ulkarma a. Dapat mengetahui Level Keluarga


1. Stunting
tentang stunting 1. Profesi Gizi
2. Kurangnya PHBS
b. Dapat mengetahui Melakukan konseling tentang gizi seimbang pada balita
pentingnya PHBS 2. Profesi Kesehatan Lingkungan
Melakukan penkes tentang CTPS

18
Memberikan penkes tentang PHBS
3. Profesi Keperawatan
Memberikan penkes tentang tumbuh kembang
4. Profesi Kebidanan
Memberikan penkes tentang ASI Eklsklusif
Memberikan penkes tentan KB

Level Individu
1. Profesi Keperawatan
Melakukan therapy bermain
2. Profesi Kebidanan
Mengajarkan ibu tentang cara membuat makanan
seimbang
3. Profesi Gizi
Mengajarkan tentang stunting dan dampaknya
Melakukan demonstrasi menu seimbang balita
Mengajarkan menu seimbang dan makanan yang sehat
bagi balita
4. Profesi Kesehatan Lingkungan

19
Mengajarkan CTPS yang baik dan benar
5. Profesi Keperawatan Gigi
Mengajarkan cara menyikat gigi yang benar
4. An.siti nur afiah a. Dapat mengetahui Level keluarga
1. Stunting
tentang stunting 1. Profesi Kesehatan Lingkungan
2. Kurangnya PHBS
b. Dapat mengetahui Melakukan penkes tentang CTPS
pentingnya PHBS Memberikan penkes tentang PHBS
2. Profesi Keperawatan
Memberikan penkes tentang tumbuh kembang
3. Profesi Kebidanan
Memberikan penkes tentang ASI Eklsklusif
Memberikan penkes tentang KB
4. Profesi Gizi
Melakukan konseling tentang gizi seimbang pada balita

Level individu
1. Profesi Keperawatan
Melakukan therapy bermain

20
2. Profesi Kebidanan
Mengajarkan ibu tentang cara membuat makanan
seimbang
3. Profesi Gizi
Mengajarkan tentang stunting dan dampaknya
Melakukan demonstrasi menu seimbang balita
Mengajarkan menu seimbang dan makanan yang sehat
bagi balita
4. Profesi Kesehatan Lingkungan
Mengajarkan CTPS yang baik dan benar

5. Rahmatul Fajri a. Dapat mengetahui Level Keluarga


1. Stunting tentang stunting 1. Profesi Keperawatan Gigi
2. Kurangnya PHBS b. Dapat mengetahui Penyuluhan tentang perawatan kesehatan gigi serta
pentingnya PHBS penggunaan sikat gigi
1. 2. Profesi Keperawatan
Memberikan penkes tentang tumbuh kembang
3. Profesi Kebidanan
Memberikan penkes tentang ASI Eksklusif

21
Memberikan penkes tentang imunisasi
4. Profesi Gizi
Melakukan konseling tentang gizi seimbang pada balita
5. Profesi Kesehatan Lingkungan
Melakukan penkes tentang CTPS
Memberikan penkes tentang PHBS

Level individu
1. Profesi Keperawatan
Melakukan therapy bermain
2. Profesi Kebidanan
Mengajarkan ibu tentang cara membuat Makanan
seimbang
3. Profesi Gizi
Mengajarkan tentang stunting dan dampaknya
Melakukan demonstrasi menu seimbang balita
Mengajarkan menu seimbang dan makanan yang sehat
bagi balita
4. Profesi Kesehatan Lingkungan

22
Mengajarkan CTPS yang baik dan benar

23
F. Pelaksanaan Musyawarah MasyarakatJorong (MMJ)
1. Topik : MMJ (Musyawarah Masyarakat Jorong)
2. Metoda : Diskusi dan tanya jawab
3. Media/Alat :
1. Lembar balik
2. Kertas
3. Laptop
4. Waktu : sabtu, 28 April 2019
5. Tempat : musholla kapuanduang
6. Pengorganisasian
Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab kegiatan
praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok:
(1) Penasehat
- Bapak Wali Nagari Koto Hilalang
- Bapak Jorong Dalam Nagari
(2) Penanggung Jawab
- Bapak Wali Jorong
(3) Organisasi kelompok
- Ketua : hidayatul ikhsan
- Sekretaris : dora pratama
- Bendahara : willy pratiwi
- Anggota : lili musfita
Kivi romaila sofit
lia permata sari
Sekar arum fadilla
mutia
(4) Organisasi penyajian MMJ
- Penyaji : Hidayatul Ikhsan
- Moderator : lili musfita
- Observer : willi pratiwi

24
Kivi romaila sofit
- Dokumentator : lia permata sari
Sekar arum fadilla
- Fasilitator : mutia
Dora pratama putri

7. Dosen Pembimbing
1. Aidil Onasis SKM, M.Kes
8. Setting Tempat

v
v

vv

Keterangan:
Penyaji Warga / masyarakat

Moderator c Fasilitator

Dosen pembimbing Dokumentator


v
Pak Wali Nagari Observer
Pak Wali Jorong

25
9. Strategi / Jadwal Kegiatan Acara
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA
1. 5 menit PEMBUKAAN
1. Mengucapka  Menjawab
n salam  Mendengarkan
2. Memperkena  Mendengarkan dan
lkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan  Mendengarkan
tujuan
MMJ

4. Kata
sambutan

2. 10 menit KEGIATAN INTI


1. Penyampaian hasil survei  Memperhatikan dan
mendengarkan
2. Tanya jawab  Menjawab pertanyaan
3. 5 menit PENUTUP
1. penyampaian saran dari warga /  Mengemukakan
masyarakat pendapat
2. Menyimpulkan hasil MMJ  Memperhatikan dan
mendengarkan
3. Melakukan terminasi  memperhatikan
4. Memberikan salam untuk  Menjawab salam
menutup acara

10. Uraian Tugas


a. Moderator
1) Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada MMJ
2) Memperkenalkan anggota kelompok
3) Menyampaikan kontrak waktu

26
4) Merangkum semua audien sesuai kontrak
5) Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi

b. Penyaji
1) Bertangung jawab dalam memberikan penyajian MMJ
2) Memahami pengumpulan data yang akan disajikan
3) Menjawab pertanyaan
c. Fasilitator
1) Memfasilitasi tempat/perlengkapan
2) Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara.
3) Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator
jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
4) Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
d. Observer
1) Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
2) Mengamati jalannya kegiatan MMJ dari awal sampai selesai
3) Memberikan laporan evaluasi MMJ
e. Dokumentator
1) Mendokumentasikan jalannya kegiatan MMJ dari awal kegiatan sampai
selesai

11. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur
a. Diharapkan dapat membahas data-data dan masalah kesehatan yang ada di
Jorong patomuan kenagarian talu Kecamatan talamau.
b. Diharapkan kegiatan dihadiri oleh mahasiswa keperawatan poltekkes padang,
tokoh masyarakat, masyarakat serta pembimbing.

27
c. Setting tempat mahasiswa keperawatan poltekkes, tokoh masyarakat,
masyarakat serta pembimbing duduk bersama di musholla kapunduang dengan
suasana nyaman dan tenang.
d. Diharapkan undangan dapat disebarkan 1 hari sebelum acara dilaksanakan.
e. Diharapkan Media dan alat memadai dan tempat sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi proses
1) Diharapkan masyarakat dapat mengikuti acara sampai selesai, jika ada yang
izin meninggalkan acara sesegara mungkin kembali ke ruangan
2) Selama proses penyajian dan presentasi berlangsung diharapkan tidak ada
masyarakat yang meninggalkan ruangan.
3) Diharapkan diskusi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
4) Diharapkan masyarakat dapat aktif bertanya terhadap materi yang disampaikan
dan dapat tercipta suasana yang interaktif.
5) Acara dilaksanakan di musholla kapuanduang
3. Evaluasi hasil
1) Warga dapat memahami data-data dan masalah kesehatan.
2) Diharapkan dapat terumusnya masalah
f. Ditemukan sistematika penyelesaian masalah di wilayah Jorong patomuan
kenagarian talu Kecamatan talamau.

12. Proses Evaluasi Kegiatan MMJ


a. Evaluasi Struktur
 Peserta kegiatan MMJ hadir tidak sesuai waktu dikarenakan ada
kepentingan pribadi
 Peserta yang hadir bejumlah 12 orang
 Dalam kegiatan MMJ semua anggota melakukan tanggung jawabnya
masing-masing, peserta MMJ cukup kooperatif dan memperhatikan
selama acara berlangsung, fasilitator sudah menyiapkan perlengkapan
untuk kegiatan MMJ, fasilitator sudah mendampingi dan mengarahkan
peserta MMJ.

28
 Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup, dan
memnugkinkan peserta untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan MMJ
 Alat dan fasilitas lengkap dan membantu jalannya kegiatan MMJ

b. Evaluasi Proses
 Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan MMJ berlangsung
 Peserta cukup berperan aktif dalam kegiatan MMJ sampai selesai
 Rencana akan dilakukannya penyuluhan Stunting sebagai bentuk kegiatan
serta dapat diterima masyarakat
c. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan kegiatan MMJ masyarakat mampu:
 Memprioritaskan masalah kesehatan yang ada di Jorong patomuan
Menyusun rencana kerja atau POA yang akan dilakukan

Hasil MMJ :Hasil perencanaan kegiatan


1. Balita Stunting
Dilakukan di posko pemuda pada tanggal 30 April 2019 sasaran ibu hami dan ibu balita
h. Penyuluhan tentang stunting
i. Penyuluhan tentang tumbuh kembang anak
j. Penyuluhan tentang konsumsi sayur dan buah
k. Penyuluhan tentang ASI Eksklusif
l. Penyuluhan tentang MP-ASI
m. Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap bagi balita
n. Demontrasi penyiapan menu seimbang

Dilakukan di warung bang furqon 8 Mei 2019 sasaran pemuda dan masyarakat
a. Penyuluhan tentang stunting

2. Kurangnya PHBS
Dilakukan di SDN 13 Talamau pada 2 Mei 2019 sasaran siswa/i

29
l. Penyuluhan tentang PHBS
m. Penyuluhan CTPS
n. Demonstrasi CTPS

Dilakukan di Mesjid dan musholla di jorong Patamuan pada 4 Mei 2019 sasaran
masyarakat
a Gotong royong bersama masyarakat

Dilakukan di posko pemuda pada tanggal 30 April 2019 sasaran ibu hami dan ibu balita
a. Penyuluhan kesehatan tentang gizi seimbang anak balita

Dilakukan di warung bang furqon 4 Mei 2019 sasaran pemuda dan masyarakat
a. Penyuluhan tentang bahaya rokok.
b. Demonstrasi totok rokok

Dilakukan di warung bang furqon 8 Mei 2019 sasaran pemuda dan masyarakat
a. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah
b. Penyuluhan tentang jamban sehat
c. Penyuluhan tetang IPAL
d. Demontrasi pengolahan air bersih

3. Hipertensi
Dilakukan di langan kampong koto dalam pada tanggal 3 Mei 2019 sasaran masyarakat
d. Penyuluhan tentang hipertensi
e. Penyuluhan diit hipertensi
f. Senam anti hipertensi

30
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegiatan Penyuluhan Balita Stunting,Gizi Seimbang, dan MP-ASIserta
Demonstrasi Masak Menu Seimbang
a. Latar Belakang Kegiatan
Stunting merupakan keterhambatan pertumbuhan dan perkembangan yang
dialami anak-anak karena kekurangan nutrisi, infeksi yang berulang-ulang, dan
stimulasi psicososial yang inadekuat.Anak-anak didefenisikan sebagai stunting
jika tinggi untuk usianya yaitu >-2SD (standar dua deviasi) dibawah standar
pertumbuhan anak-anak oleh WHO
Stunting dimulai dari dari masa prekonsepsi yaitu ketika seorang wanita
yang akan menjadi ibu mengalami anemia. Keadaan tersebut bertambah buruk
ketika sanitasi dan hygiene yang inadekuat. Hal ini bersifat irreversible (tidak
dapat kembali) sampai umur bayi 2 tahun (1000 HPK). Kelangsungan hidup
anak dan kesehatanya sangat bersangkutan dengan reproduksi dan kesehatan ibu
saat hamil.PemberianASI eksklusif memiliki peranan penting untuk tumbuh
kembang balita, karena itu sangat dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran ibu
balita untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya.
Salah satu cara untuk mengetahui anak stunting dengan cara memantau
pertumbuhan dan perkembangan dengan rutin ke posyandu tiap bulan dikenal
juga dengan masa tumbuh kembang atau golden age. Golden age ( usia dari 0
smapai 5 tahun) merupakan masa emas bagi balita untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini pembentukan sistem syaraf
secara mendasar sudah terjadi dan juga hubungan antar sel-sel saraf kuantitas
dan kualitas sambungan ini yang akan menentukan kecerdasan balita.
Prevalensinya tinggi, tersebar di seluruh daerah, di seluruh
sosial ekonomi, pendidikan, gender. Pemerintah bertujuan menurunkan
prevalensi stunting menjadi 32 % pada tahun 2014, 25,6 % bayi dan 28,1 % pada
balita pada tahun 2021. Terdapat bukti ilmiah, intervensi yang cost effective

31
untuk mencegah stunting. Indonesia belum mempunyai model khusus untuk
pencegahan stunting.
Pada balita stunting jika tidak dipenuhi dengan gizi seimbang dan
pemberian MP-ASI yang tepat akan memperburuk kondisinya. Oleh karena itu
sangat diperlukan pemberian pendidikan kesehatan tentang balita stunting, gizi
seimbang balita, ASI Ekslusif dan MP-ASI dan Tumbuh kembang pada balita.
Hasil observasi, pengukuran antropometri,dan wawancara yang dilakukan
di jorong pertemuan didapatkan 8 balita dari 30 balita yang dikunjungi
disimpulkan sebagai balita stunting. Beberapa balita tidak mendapatkan gizi
yang sesuai dengan perkembangan dan usianya. Banyak ibu balita yang kurang
mengetahui tentang manfaat pemberian ASI Ekslusif dan masih banyak balita
yang tidak mendaptkan ASI Ekslusif,tidak mengetahui waktu yang tepat dalam
pemberian MP-ASI pada anaknya.

b. Tujuan Kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khusunya ibu balita tentang
balita stunting, gizi seimbang balita, Pentingnya pemberian ASI Ekslusif,
Imunisasi dan pemberian MP-ASI yang tepat sesuai usia balita dan Tumbuh
kembang dan demontarsi masak menu seimbang balita.

c. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


1) Persiapan SAP, Poster, dan Leaflet
2) Mempersiapkan waktu dan tempat
3) Pembukaan penyuluhan oleh moderator
4) Penyampaian materi oleh penyaji
5) Memberikan kesempatan bertanya
6) Menjawab pertanyaan
7) Menanyakan kembali tentang materi yang disampaikan
8) Memberikan reinforcement positive pada peserta penyuluhan
9) Menutup dan menyimpulkan materi kesehatan.
10) Demosntrasi masa menu seimbang balita

32
d. Resouces / Partisipasi
1) Biaya : Rp 25.000
2) Tenaga
a) Mahasiswa
b) Ibu bidan desa
c) Ibu Kader

3) Waktu dan Material


Pada tanggal 30 April 2018, pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai di
Posko Pemuda Kampung Japang, Jorong Pertemuan dengan materi
penyuluhan tentang balita stunting, gizi seimbang balita, ASI Ekslusif,
Tumbuh kembang dan MP-ASI serta demonstrasi masak menu seimbang
balita.

4) Dukungan politik
Penyuluhan ini didukung oleh Kepala Jorong Pertemuan, Bidan desa
dan dibantu olehibu kader Jorong Pertemuan.

5) Dukungan Moral
Kepala Jorong Pertemuan dan Bidan Desa sangat mendukung kegiatan
penyuluhan yang diadakan oleh mahasiswa. Beliau membantu mahasiswa
bekerjasama dengan Ibu kader untuk melakukan penyuluhan, ibu kader juga
membantu menyediakan tempat penyuluhan dan mengumpulkan ibu balita.
Ibu balita yang ikut kegiatan penyuluhan juga sangat kooperatif mengikuti
penyuluhan. Anggota kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam
terlaksananya penyuluhan ini.

2. Kegiatan Penyuluhan Konsumsi Sayur dan Buah


a. Latar Belakang Kegiatan
Konsumsi sayur dan buah setiap hari sangat diperlukan untuk kebutuhan
tubuh manusia. Hal ini sangat penting, karena dalam buah dan sayur terdapat

33
vitamin yang banyak yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, dengan mengkonsumsi
sayur dan buah secara rutin setiap hari akan memperlancar metabolisme tubuh.
Sayur dan buah juga mempunyai serat yang tinggi.
Hasil observasi dan wawancara didapatkan masyarakat jorong masih
jarang mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin khusunya anak balita dan
anak sekolah. Untuk itu sangat diperlukan penyuluhan ini agar dapat mengubah
pola kebiasaan yangselama ini salah.

b. Tujuan Kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan siswa/i tentang pentingnya konsumsi
sayur dan buah secara rutin setiap hari.

c. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


1) Mempersiapkan SAP,Poster, dan leaflet
2) Mempersiapkan waktu dan tempat
3) Pembukaan penyuluhan oleh moderator
4) Penyampaian materi oleh penyaji
5) Memberikan kesempatan bertanya
6) Menjawab pertanyaan
7) Menanyakan kembali tentang materi yang disampaikan
8) Memberikan reinforcement positive pada siswa/i dan memberikan reward
9) Menutup dan menyimpulkan materi kesehatan

d. Resouces / Partisipasi
1) Biaya : Rp 25.000
2) Tenaga
a) Mahasiswa
b) Bidan Desa
c) Ibu Kader

34
3) Waktu dan Material
Pada tanggal 30 April 2019, pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai di
Posko Pemuda kampung Japang dengan materi penyuluhan tentang
konsumsi sayur dan buah.

4) Dukungan politik
Penyuluhan ini didukung oleh Kepala Jorong Pertemuan, Bidan Desa
dan dibantu oleh kader.

5) Dukungan Moral
Kepala Jorong Pertemuan dan Bidan Desa sangat mendukung kegiatan
penyuluhan yang diadakan oleh mahasiswa. Beliau membantu mahasiswa
bekerjasama dengan Ibu kader untuk melakukan penyuluhan, ibu kader juga
membantu menyediakan tempat penyuluhan dan mengumpulkan ibu balita.
Ibu balita yang ikut kegiatan penyuluhan juga sangat kooperatif mengikuti
penyuluhan. Anggota kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam
terlaksananya penyuluhan ini.

3. Kegiatan Penyuluhan CTPS dan Demonstrasi CTPS


a. Latar Belakang Kegiatan
Masalah kesehatan yang adadimasyarakat sangatlah banyak danberagam
macamnya. Penelusuran darirumah ke rumah merupakan cara yangpaling efektif
untuk mengetahui secaranyata masalah kesehatan yangsebenarnya sedang
dihadapi olehmasyarakat.Sebagian masyarakat ada yangmenyadari bahwa ada
masalahkesehatan yang sedang dialami dansebagian masyarakat juga ada
yangtidak menyadari bahwa terdapatmasalah kesehatan yang dialami.
Hidup sehat merupakan suatu halyang seharusnya memang diterapkanoleh
setiap orang, mengingat manfaatkesehatan yang sangat penting bagisetiap
manusia, mulai dari konsentrasidalam bekerja dan beraktivitas dalamkehidupan
sehari-hari tentu memerlukankesahatan, baik kesehatan pribadimaupun
kesehatananak serta keluarga untuk mencapai keharmonisan

35
keluarga.Menciptakan hidup sehat sebenarnyasangatlah mudah serta
murah,dibandingkan biaya yang harus kitakeluarkan untuk pengobatan
apabilamengalami gangguan kesehatan. Akantetapi yang kebanyakan yang
terjadisudah mengidap penyakit barumengobati sehingga akan membuatkerugian
tersendiri bagi yangmengalaminya.
Menteri Kesehatan RepublikIndonesia telah membuat PedomanPembinaan
Perilaku Hidup Bersih danSehat yang tertuang dalam PeraturanMenteri
Kesehatan Republik IndonesiaNomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011yang
mengatur upaya peningkatanperilaku hidup bersih dan sehat ataudisingkat PHBS
di seluruh Indonesiadengan mengacu kepada polamanajemen PHBS, mulai dari
tahappengkajian, perencanaan, danpelaksanaan serta pemantauan danpenilaian.
Upaya tersebut dilakukanuntuk memberdayakan masyarakatdalam memelihara,
meningkatkan danmelindungi kesehatannya sehinggamasyarakat sadar, mau, dan
mampusecara mandiri ikut aktif dalammeningkatkan status kesehatannya.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) adalah semua perilakukesehatan
yang dilakukan ataskesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong
dirinyasendiri di bidang kesehatan dan dapatberperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat (Depkes RI, 2007).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa banyak dari
rumah yang belum memiliki sarana CTPS dan kurang menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pemberian pendidikan kesehatan tentang PHBS dan demonstarsi CTPS yang
benar guna meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

b. Tujuan Kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan siswa/i SDN 13 Talamaumengenai
CTPS dan Gosok Gigi yang baik dan benar agar siswa/I mengerti dan bisa
menjaga kebersihan diri serta dapat terhindar dari lingkungan yang kumuh dan
berbagai penyakit yang berbasis lingkungan.

c. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

36
1) Persiapan SAP, Poster Leaflet, dan sabun untuk demonstrasi cuci tangan
2) Mempersiapkan waktu dan tempat
3) Pembukaan penyuluhan oleh moderator
4) Penyampaian materi oleh penyaji dan demonstrasi CTPS
5) Memberikan kesempatan bertanya
6) Menjawab pertanyaan
7) Menanyakan kembali tentang materi yang disampaikan
8) Memberikan reinforcement positive pada siswa/i dan memberikan reward
9) Menutup dan menyimpulkan materi kesehatan

d. Resouces / Partisipasi
1) Biaya : Rp 25.000
2) Tenaga
a) Mahasiswa
b) Guru SDN 13 Talamau
c) Siswa/i SDN 13 Talamau

3) Waktu dan Material


Pada tanggal 4 Mei 2019, pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai di
SDN 13 Talamau dengan materi penyuluhan tentang CTPS, dan demonstrasi
gosok gigi yang baik dan benar, dan CTPS.

4) Dukungan politik
Penyuluhan ini didukung oleh bapak Kepala Sekolah dan dibantu oleh
Bapak/ Ibu Guru SDN 13 Talamau.

5) Dukungan Moral
Bapak Kepala Sekolah SDN13 Talamau sangat mendukung kegiatan
penyuluhan yang diadakan oleh mahasiswa yang mana beliau membantu
mahasiswa bekerjasama dengan Bapak/ Ibu Guru untuk melakukan
penyuluhan ini. Sedangkan Bapak/ Ibu Guru juga membantu menyediakan

37
tempat penyuluhan dan mengumpulkan siswa/i. Siswa/i yang ikut kegiatan
penyuluhan juga sangat kooperatif mengikuti penyuluhan. Anggota
kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam terlaksananya penyuluhan
tentang CTPS dan demonstrasi, gosok gizi yang baik dan benar dan
demostrasi CTPS.

4. Kegiatan Penyuluhan Bahaya Rokok dan Totok Rokok


a. Latar Belakang Kegiatan
Rumah sehat merupakan kondisi rumah yang memenuhi syarat fisik dan
non fisik seperti ada ventilasi, letak rumah tidak dekat dengan pusat polusi
udara, memiliki jamban sehat, luas rumah sesuai, tidak terdapat asap rokok/
polusi udara lokal, tersedia air bersih serta mampu mengolah sampah dengan
benar.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan saat kunjungan rumah ke
rumah didapatkan masih banyak masyarakat jorong perrtemuan yang
mempunyai kebiasaan merokok.Untuk itu sangat diperlukan pendidikan
kesehatan mengenai bahaya merokok.

b. Tujuan Kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
bahaya merokok.

c. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


1) Persiapan SAP, Poster, dan Leaflet
2) Mempersiapkan waktu dan tempat
3) Pembukaan penyuluhan oleh moderator
4) Penyampaian materi oleh penyaji
5) Memberikan kesempatan bertanya
6) Menjawab pertanyaan
7) Menanyakan kembali tentang materi yang disampaikan
8) Mendemostrasikan totok rokok

38
9) Memberikan reinforcement positive pada masyarakat
10) Menutup dan menyimpulkan materi kesehatan

d. Resouces / Partisipasi
1) Biaya : Rp 25.000
2) Tenaga
a) Mahasiswa
b) Pemuda jorong pertemuan
3) Waktu dan Material
Pada tanggal 4 Mei 2019, pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai di
warung bapak A dengan materi penyuluhan tentang bahaya merokok.
4) Dukungan politik
Penyuluhan ini didukung oleh Kepala Jorong Dalam Nagari dan dibantu
oleh pemuda Jorong Pertemuan.
5) Dukungan Moral
Kepala Jorong Pertemuan mendukung kegiatan penyuluhan yang
diadakan oleh mahasiswa yang mana beliau membantu mahasiswa
bekerjasama dengan pemuda setempat untuk melakukan penyuluhan ini.
pemuda juga membantu menyediakan tempat penyuluhan dan
mengumpulkan pemuda dan bapak-bapak terutama yang merokok,
masyarakat yang ikut kegiatan penyuluhan sangat kooperatif mengikuti
penyuluhan.

5. Kegiatan Demonstarsi Menyikat Gigi yang Benar


a. Latar Belakang Kegiatan
Saat ini tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
semakin tinggi, hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya pengetahuan,
status sosial dan ekonomi masyarakat. Suatu kewajiban bagi penyedia pelayanan
kesehatan untuk berupaya memenuhi tuntutan tersebut, sehingga masyarakat
akan merasa puas dalam memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan adalah adanya sumber daya kesehatan yang profesional.

39
Anak usia Sekolah Dasar tergolong ke dalam kelompok rawan penyakit
gigi dan mulut. Untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, pemerintah
melalui Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan
pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara
terpadu dan berkesinambungan (Herijulianti dkk, 2002). Usaha peningkatan
kesehatan gigi dan mulut untuk anak sekolah dilaksanakan melalui kegiatan
pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas dan diselenggarakan secara
terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah (UKGS) (DepKes RI, 1996). UKGS menyelenggarakan program
promotif berupa pelajaran mengenai kesehatan gigi dan mulut dan program
preventif berupa sikat gigi masal (Herijulianti dkk, 2002). Selain itu, untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat, maka
Departemen Kesehatan juga membentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
(UKGM). Menurut Astoeti dkk (2006), status kesehatan gigi dan mulut yang
optimal juga dapat dicapai dengan meningkatkan upaya promotif dan preventif
sedini mungkin.
Kegiatan survei kesehatan merupakan suatu penerapan ilmu dan teknologi
oleh mahasiswa dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut
masyarakat dalam rangka pemecahan masalah kesehatan dan peningkatan status
kesehatan masyarakat. Dalam prosesnya mahasiswa diharapkan mampu
mengenal masalah, menentukan kualitas masalah, merumuskan alternatif terbaik
dalam pemecahan masalah kemudian menyusun rencana kegiatan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki dengan memperhatikan segala sumber daya yang ada di
masyarakat.

b. Tujuan Kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya siswa/siswi SDN
13Talamautentang demonstrasi gosok gigi yang benar.

c. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


1) Mempersiapkan materi dan media penyuluhan seperti SAP, Poster.

40
2) Mempersiapkan tempat
3) Pembukaan oleh moderator
4) Penyampaian materi oleh penyaji dan demonstrasi menyikat gigi yang benar
5) Memberikan kesempatan audience untuk bertanya
6) Menjawab pertanyaan
7) Memberikan reinforcement positive pada peserta penyuluhan dan
memberikan reward
8) Penutup dan menyimpulkan materi penyuluhan

d. Resouces / Partisipasi
1) Biaya : Rp 25.000
2) Tenaga
a) Mahasiswa
b) Guru SDN 13 Talamau
c) Siswa/siswi SDN 13 Talamau
3) Waktu dan Material
Pada tanggal 2 Mei 2019, pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai di
SDN 13 Talamau dengan materi penyuluhan demonstrasi sikat gigi yang
benar.
4) Dukungan Politik
Penyuluhan ini didukung oleh bapak Kepala Sekolah dan dibantu oleh
Bapak/ Ibu Guru SDN 13 Talamau.
5) Dukungan Moral
Bapak Kepala Sekolah SDN 13 Talamausangat mendukung kegiatan
penyuluhan yang diadakan oleh mahasiswa yang mana beliau membantu
mahasiswa bekerjasama dengan Bapak/ Ibu Guru untuk melakukan
penyuluhan ini. Sedangkan Bapak/ Ibu Guru juga membantu menyediakan
tempat penyuluhan dan mengumpulkan siswa/siswi. Peserta yang ikut
kegiatan penyuluhan juga sangat kooperatif mengikuti penyuluhan. Anggota
kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam terlaksananya demonstrasi
sikat gigi yang benar.

41
6. Penyuluhan tentang Hipertensi serta Dietnya dan Senam Hipertensi
a. Latar Belakang Kegiatan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih besar dari
normal atau > 140/90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis
yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh
penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.
Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang
terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi.
Oleh sebab itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan
darah secara berkala (Sidabutar,2009).
Berdasarkan jenisnya hipertensi dibagi atas tiga, yaitu; Hipertensi ringan:
Jika tekanan darah sistolik antara 130– 139 mmHg dan atau tekanan diastolik
antara 85 – 89 mmHg. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 140
– 159 mmHg dan atau tekanan diastolik antara 90 – 99 mmHg. Hipertensi berat:
Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau tekanan diastolik
antara 110 – 119 mmHg dan hipertensi sangat berat: Jika tekanan darah sistolik
>210 mmHg dan atau tekanan diastolik >120 mmHg. Penyebab hipertensi
antara lain adalah stress, usia, merokok, obesitas (kegemukan), alkohol, faktor
keturunan, faktor lingkungan (gaduh/bising) .
Hipertesni sangant erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk prilaku atau kebiasaan
seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan.
Hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit berbahaya, padahal
hipertensi termasuk penyakit pembunih diam-diam, karena penderita hipertensi
merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan
penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan
pemeriksaan rutin atau saat pasien datang dengan keluhan lain (Indah, 2014).
Oleh karena itu penderita hipertensi harus mengetahui diet hipertensi, makanan
yang dianjurkan, dibatasi dan di hindari oleh penderita. Salah satu dietnya diet
rendah garam terdiri dari 3 macam yaitu diet rendah garam I (200-400 Na)
diberikan pada pasien dengan asites/edema dan hipertensi berat, pada kondisi ini

42
tidak diperkenankan memanbahkan garam ke dalam masakana yang dikonsusmi
dan menghindari makanan yang tinggi natrium sperti asinan, makanan kaleng
dan sebagainya. Diet rendah garam II diberikan kepada pasien edema/asites,
hipertensi sedang pada kondisi ini diperbolehan menggunakan ½ sdt (2 gr)
garam dalam masakan. Diet rendah garam III (1000-1200 Na) diberikan pada
pasien edema atau hipertensi ringan, pada masakan boleh ditambahkan garam
sebanyak 1 sdt ( 4 gr).
Olahraga atau aktivitas fisik merupakan suatu bentuk kegiatan fisik yang
memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia bila
dilaksanakan dengan tepat dan terarah (Depkes RI. 1992).Fungsi organ tubuh
akan meningkat bila diberikan latihan fisik yang memadai. Penelitian
epidemologi menunjukkan ada hubungan antara tidak melakukan aktivitas fisik
dengan rendahnya kesehatan individu (Leckenetto, 1997). Aktivitas fisik pada
usia lanjut dapat dilihat dari frekuensi partisipasi dalam kegiatan olahraga,
senam, berkebun dan berenang. Olahraga yang baik dan benar sesuai takaran
secara teratur paling sedikit selama 15 – 30 menit, dilakukan 3 kali dalam
seminggu (Depkes RI, 1992).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat, jumlah
penderita hipertensi yang terdapat di Jorong Pertemuna cukup banyak. Maka
perlu diadakan penyuluhan tentang hipertensi serta Dietnya dan juga dilakukan
senam hipertensi guna untuk mencegah terjadinya hipertensi.

b. Tujuan Kegiatan
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di pertemuantentang perlunya
informasi kesehatan mengenai hiperensi seta dietnya dan senam Hipertensi
Untuk menjaga kebugaran jasmani dan untuk memperlancar proses degenerasi
karena perubahan usia serta masyarakat mampu melakukan tindakan pencegahan
dan pengobatan yang tepat.

c. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


1) Mempersiapkan peralatan untuk senam seperti musik senam, speaker

43
2) Mempersiapkan tempat .
3) Melakukan senam Hipertensi
4) Melakukan penyuluhan
5) Pembukaan oleh moderator
6) Penyampaian materi oleh penyaji dan demonstrasi menyikat gigi yang
benarMemberikan kesempatan audience untuk bertanya
7) Menjawab pertanyaan
8) Memberikan reinforcement positive pada peserta penyuluhan Penutup dan
menyimpulkan materi penyuluha
9) Memeriksa kesehatan seperti pengukuran tekanan darah setelah melakukan
senam

d. Resouces / Partisipasi
1) Biaya : Rp 25.000
2) Tenaga
a) Mahasiswa
b) Bidan Desa
c) Masyarakat Jorong Pertemuan
3) Waktu dan Material
Waktu pelaksanaan 3 Mei, pukul 07.30 WIB sampai dengan selesai di
lapangan Koto Dalam dilakukan senam hipertensi serta pengukuran tekanan
darah setelah melakukan senam.
4) Dukungan politik
Penyuluhan ini didukung oleh bapak jorong pertemun, Bidan Desa dan
yang dibantu oleh ibu kader.

5) Dukungan Moral
Bapak Jorong Pertemuan dan bidan desa sangat mendukung kegiatan
penyuluhan dan senam hipertensi yang diadakan oleh mahasiswa yang mana
pada saat itu bersamaan dengan kegiatan posbindu sehingga membantu
mahasiswa untuk melakukan senam ini.

44
7. Penyuluhan tentang Jamban Sehat, IPAL, Pengolahan Sampah dan
Demonstrasi Penyulingan Air Bersih
a. Latar Belakang Kegiatan
Masalah kesehatan yang adadimasyarakat sangatlah banyak danberagam
macamnya. Penelusuran darirumah ke rumah merupakan cara yangpaling efektif
untuk mengetahui secaranyata masalah kesehatan yangsebenarnya sedang
dihadapi olehmasyarakat.Sebagian masyarakat ada yangmenyadari bahwa ada
masalahkesehatan yang sedang dialami dansebagian masyarakat juga ada
yangtidak menyadari bahwa terdapatmasalah kesehatan yang dialami. Masalah
kesehatan yang masih terjadi yaitu masih ada masyarakat yang belum
mempunyai jamban, cara mengolah air bersih.
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat
tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori
permukaan( Kusnoputranto, 1997 ).
Berikut adalah Kriteria Jamban Sehat (a) Jamban sebaiknya bangunan
jamban terlindung panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain serta
terlindung dari pandangan orang lain (tertutup). (b) Tempat Duduk Kakus:
Fungsi tempat duduk kakus merupakan tempat penampungan tinja, harus kuat,
mudah dibersihkan, berbentuk leher angsa atau memakai tutup yang mudah
diangkat(c) Kecukupan Air Bersih: Jamban hendaklah disiram minimal 4-5
gayung, bertujuan menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga kondisi
jamban tetap bersih. Juga agar  menghindari kotoran tidak dihinggapi serangga
sehingga dapat mencegah penularan penyakit.Air bersih adalah elemen yang
sangat penting dalam kehidupan manusia, karena banyak manfaat yang diberikan
air untuk mahluk hidup.
Rumah sehat merupakan kondisi rumah yang memenuhi syarat fisik dan
non fisik seperti ada ventilasi, letak rumah tidak dekat dengan pusat polusi
udara, memiliki jamban sehat, luas rumah sesuai, tidak terdapat asap rokok/

45
polusi udara lokal, tersedia air bersih serta mampu mengolah sampah dengan
benar.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa banyak dari
rumah yang belum memiliki jamban sehat, air besrih dan kurang menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pemberian pendidikan kesehatan tentang jamban sehat, IPAL dan
Panyaringan Air bersih yang benar guna dan pengolahan sampah meningkatkan
kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

d. Tujuan Kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai jamban sehat,
IPAL, Penyaringan air bersih dan pengolahan sampah. Agar masyarakat
mengerti dan bisa menjaga kebersihan diri serta dapat terhindar dari lingkungan
yang kumuh dan berbagai penyakit yang berbasis lingkungan.

e. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


1) Persiapan SAP, Poster Leaflet, dan sabun untuk demonstrasi cuci tangan
2) Mempersiapkan waktu dan tempat
3) Pembukaan penyuluhan oleh moderator
4) Penyampaian materi oleh penyaji dan demonstrasi CTPS
5) Memberikan kesempatan bertanya
6) Menjawab pertanyaan
7) Menanyakan kembali tentang materi yang disampaikan
8) Memberikan reinforcement positive pada siswa/i dan memberikan reward
9) Menutup dan menyimpulkan materi kesehatan

e. Resouces / Partisipasi
1) Biaya : Rp 25.000
2) Tenaga
a) Mahasiswa
b) Masyarakat jorong pertemuan

46
3) Waktu dan Material
Pada tanggal 7 Mei 2019, pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai di
warung bapak A dengan materi penyuluhan tentang jamban sehat, IPAL, dan
pengolahan sampah dan demonstrasi penyaringan air bersih.

4) Dukungan politik
Penyuluhan ini didukung oleh bapak Kepala Jorong dan dibantu oleh
masyarakat setempat.

5) Dukungan Moral
Kepala Jorong pertemuan sangat mendukung kegiatan penyuluhan yang
diadakan oleh mahasiswa yang mana beliau membantu mahasiswa
bekerjasama dengan pemuda untuk melakukan penyuluhan ini dan
membantu menyediakan tempat penyuluhan dan mengumpulkan masyaraka
setempat. masyarakat yang ikut kegiatan penyuluhan juga sangat kooperatif
mengikuti penyuluhan.

B. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan Penyuluhan Balita Stunting,Gizi Seimbang, dan MP-ASI serta


Demonstrasi Masak Menu Seimbang
1) Faktor Penghambat
1) Jumlah peserta yang hadir tidak sesuai target
2) Waktu pelaksanaan penyuluhan tidak sesuai dengan yang direncanakan
dikarenakan peserta tidak datang tepat waktu
3) Kurang partisipasi masyarakat untuk menghadiri penyuluhan

2) Faktor Penunjang
1) Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah dipersiapkan dengan baik
berupa poster dan leaflet

47
2) Metode yang digunakan untuk penyuluhan berupa ceramah dan tanya jawab
sehingga ibu balita mengerti apa yang dijelaskan oleh penyaji
3) Kader ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan penyuluhan
4) Ibu balita yang ikut kegiatan penyuluhan juga sangat kooperatif mengikuti
penyuluhan
5) Anggota kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam terlaksananya
penyuluhan tentang balita stunting, gizi seimbang, ASI Ekslusif, pemberian
MP-ASI, dan Tumbuh Kembang Balita.

2. Kegiatan Penyuluhan Konsumsi Sayur dan Buah


a) Faktor Penghambat
1) Jumlah peserta yang hadir tidak sesuai target
2) Waktu pelaksanaan penyuluhan tidak sesuai dengan yang direncanakan
dikarenakan peserta tidak datang tepat waktu
3) Kurang partisipasi masyarakat untuk menghadiri penyuluhan

b) Faktor Penghambat
1) Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah dipersiapkan dengan baik
berupa poster dan leaflet
2) Metode yang digunakan untuk penyuluhan berupa ceramah dan tanya jawab
sehingga ibu balita mengerti apa yang dijelaskan oleh penyaji
3) Kader ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan penyuluhan
4) Ibu balita yang ikut kegiatan penyuluhan juga sangat kooperatif mengikuti
penyuluhan
5) Anggota kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam terlaksananya
penyuluhan tentang konsumsi sayur dan buah pada balita.
6) Peralatan masak yang digunakan sudah disediakan oleh kader.

3. Kegiatan Penyuluhan CTPS dan Demonstrasi CTPS


a) Faktor Penghambat
1) Peserta penyuluhan di TK, kurang memperhatikan materi penyuluhan

48
2) Guru kurang berpartisipasi saat penyuluhan berlangsung.

b) Faktor Penunjang
1. Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah dipersiapkan dengan baik
berupa flip chart
2. Metode yang digunakan untuk penyuluhan berupa ceramah dan tanya jawab
sehingga ibu balita mengerti apa yang dijelaskan oleh penyaji
3. Siswa/i yang ikut kegiatan penyuluhan juga kooperatif mengikuti
penyuluhan
4. Anggota kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam terlaksananya
penyuluhan tentang PHBS dan CTPS

4. Kegiatan Penyuluhan Bahaya Rokok dan Totok Rokok


a) Faktor Penghambat
1) Jumlah peserta yang hadir tidak sesuai target
2) Waktu pelaksanaan penyuluhan tidak sesuai dengan yang direncanakan
dikarenakan peserta tidak datang tepat waktu
3) Tempat pelaksanaan penyuluhan tidak sesuai rencana, diawal direncanakan
akan dilakukan di musholla namun saat penyuluhan akhirnya dilakukan di di
warung bapak A ( tempat pemuda dan bapak2-bapak mengumpul).
4) Perjalanan ke tempat lokasi penyuluhan sangat jauh dari posko, karena
kelompok berjalan kaki menuju lokasi.

b) Faktor Penunjang
1) Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah dipersiapkan dengan baik
berupa poster
2) Metode yang digunakan untuk penyuluhan berupa ceramah dan tanya jawab
sehingga audiens mengerti apa yang dijelaskan oleh penyaji
3) Masyarakat yang ikut kegiatan penyuluhan juga cukup kooperatif mengikuti
penyuluhan.

49
4) Anggota kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam terlaksananya
penyuluhan tentang bahaya merokok dan totok rokok.

5. Kegiatan Demonstarsi Menyikat Gigi yang Benar


a. Faktor Penghambat
1) Cuaca yang terlalu terik membuat peserta kurang konsentrasi
2) Peserta penyuluhan kurang memperhatikan karena peserta meribut
3) Kurang tersedianya air bersih di kamar mandi sekolah

b. Faktor Penunjang
1) Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah dipersiapkan dengan baik
berupa lembar balik, poster
2) Semua siswa/siswi membawa peralatan gosok gigi, odol dan air minum
3) Siswa/i yang ikut kegiatan penyuluhan juga kooperatif mengikuti
penyuluhan
4) Anggota kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam terlaksananya
demonstrasi gigi yang benar.

6. Penyuluhan Hipertensi serta Dietnya dan Senam Hipertensi


a) Faktor Penghambat
1. Kebanyakan yang datang lansia dan tidak sesuai target
2. Tempat kurang memadai dikarenakan lokasi yang sempit
3. Masyarakat datang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

b) Faktor Penunjang
1) Bidan desa dan Kader ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan senam
2) Warga yang ikut kegiatan senam sangat bersemangat
3) Anggota kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam terlaksananya
penyuluhan tentang Hipertensi serta Dietnya dan Senam hipertensi
7. Penyuluhan Jamban Sehat, IPAL, Pengolahan Sampah dan demonstrasi
penyaringan air bersih

50
a. Faktor Penghambat
1. Masyarakat datang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Jumlah peserta yang hadir tidak sesuai target
3. Tempat pelaksanaan penyuluhan tidak sesuai rencana, diawal direncanakan
akan dilakukan di musholla namun saat penyuluhan akhirnya dilakukan di
warung bapak A ( tempat pemuda dan bapak2-bapak mengumpul).
4. Perjalanan ke tempat lokasi penyuluhan sangat jauh dari posko, karena
kelompok berjalan kaki menuju lokasi.
5. Peralatan untuk demonstrasi penyaringan air bersih kurang memadai.

b. Faktor Penunjang
1. Partisipasi masyarakat mengikuti penyuluhan ini cukup kooperatif
2. Anggota kelompok PKL juga ikut berpartisipasi dalam terlaksananya
penyuluhan tentang Hipertensi serta Dietnya dan Senam hipertensi

B. Rencana Tindak Lanjut


1. Kegiatan Penyuluhan Balita Stunting, Gizi Seimbang, ASI Ekslusif, MP-AS,
Tumbuh Kembang Balita dan Demonstrasi menu seimbang balita
1) Diharapkan untuk melakukan penyuluhan tentang Balita stunting, gizi seimbang,
ASI Ekslusif, MP-ASI dan Tumbuh Kembang 1 kali sebulan dari Puskesmas
2) Diharapkan pada saat posyandu sebaiknya dilakukan pengukuran tinggi badan
dan berat badan balita secara berkala

2. Kegiatan Penyuluhan Konsumsi Sayur dan Buah


1) Diharapkan untuk melakukan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi sayur
dan buah diadakan 1 kali sebulan
2) Diharapakan setiap keluarga mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari

3. Kegiatan Penyuluhan CTPS dan Demonstrasi CTPS


1) Diharapkan pihak sekolah untuk menyediakan sarana untuk CTPS

51
2) Diharapkan masyarakat untuk menyediakan sarana CTPS di rumah dan
membiasakan anaknya untuk mencuci tangan pakai sabun.

4. Kegiatan Penyuluhan Bahaya Rokok dan Totok Rokok


1) Diharapkan masyarakat bisa mengurangi kebiasaan merokok
2) Diharapkan totok rokok yang dilakukan bermanfaat bagi masyarakat setempat.

5. Kegiatan Demonstarsi Menyikat Gigi yang Benar


1) Diharapkan penderita gigi berlubang atau bermasalah kesehatan gigi dan mulut
untuk mendatangi puskesmas melakukan konsul dan berobat.
2) Diharapkan mengganti sikat gigi minimal 1 kali dalam 3 bulan
3) Diharapkan memeriksakan gigi minimal 1 kali dalam 6 bulan ke fasilitas
kesehatan terdekat.

6. Kegiatan penyuluhan tentang Hipertensi serta Dietnya dan Senam Hipertensi


1) Melakukan senam hipertensi setiap hari minggu pagi
2) Memberikan konseling mengenai pola makan yang baik bagi lansia dan
penderita hipertensi

7. Kegiatan penyuluhan tentang Jamban Sehat, IPAL, Pengolahan sampah dan


Demonstrasi penyaringan air dengan benar
1) Diharapkan masyarakat bisa memenuhi kriteria dari jamban sehat.
2) Diharapkan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan
3) Diharapkan masyarakat untuk menyediakan tempat pembuangan sampah sesuai
dengan jenis sampah.
4) Diharapkan masyarakat mampu mendaur ulang sampah, seperti sampah organik
dijadikan pupuk kompos dan an organik dibuat keterampilan.
5) Diharapkan masyarakat menerapkan cara penyaringan air dengan benar.

52
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian masalah kesehatan komunitas dilokasi
PKLT di Jorong Pertemuan sampai tersusunnya perencanaan intervensi pemecahan
masalah.
2. Menyusun Plan Of Action (POA) program kesehatan masyarakat bersama-sama
masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Jorong (MMJ).
3. Mahasiswa mampu melakukan intervensi kesehatan masyarakat berupa kegiatan
fisik dan non fisik.
4. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut program
intervensi yang telah dilaksanankan.
5. Mahasiswa mampu menyusun laporan pelaksanaan PKLT.
6. Mahasiswa telah mampu menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
menyusun alternatif pemecahan masalahnya.
7. Intervensi yang di programkan terlaksana dengan baik, dan masyarakat sangat
kooperatif dalam mengikuti program.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat
a) Diharapkan masyarakat memahami dan mampu menciptakan lingkungan
bersih dan sehat.
b) Diharapkan masyarakat mampu meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatannya.
c) Diharapkan masyarakat dapat mencegah hal-hal yang dapat merusak
kesehatannya
d) Diharapkan anak-anak di Jorong Pertemuan dapat menyikat gigi dengan baik
dan benar
e) Diharapkan anak-anak di Jorong Pertemuan dapat mengaplikan CTPS dalam
kehidupan sehari-hari.

53
f) Diharapkan ibu hamil mampu mengetahui kesehatan kehamilannya
g) Diharapkan masyarakat mampu untuk memantau tumbuh kembang anak serta
mengetahui pentingnya imunisasi lengkap bagi anak
h) Diharapkan status kesehatan masyarakat di Nagari Pertemuan dapat
meningkat.
i) Diharapkan masyarakat mengetahui tentang Stunting, gizi seimbang, PHBS,
CTPS, Karies gigi, Tumbuh Kembang Balita, kehamilan beresiko tinggi

2. Bagi Mahasiswa
a) Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh dibangku perkuliahan.
b) Diharapkan mahasiswa dapat menjadi fasilitator antara masyarakat dengan
puskesmas untuk kegiatan berbasis IPE-CP selanjutnya

3. Bagi Poltekkes Kemenkes RI Padang


a) Agar dapat menjadi bahan masukan untuk perpustakaan.
b) Agar dapat memberikan sumbangan ilmiah.
c) Agar dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Puskesmas
a) Dengan kerjasama bidan desa dapat merangkul kader agar lebih aktif dalam
setiap program puskesmas.
b) Agar dapat memberikan reward pada kader dan bidan desa yang aktif dalam
menggalakkan program puskesmas
c) Agar lebih gencar dalam mempromosikan kesehatan pada masyarakat.

54
55

Anda mungkin juga menyukai