Anda di halaman 1dari 250

Ketahanan Keluarga

dalam Perspektif Islam


Penulis:
Dr. Azizah, M.A.
Dra. Hj. Husmiaty Hasyim, MA
Dr. Fal Arovah Windiani, SH.,MH
Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si
Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA
Dra. Baumasita Mattajawi
Prof. Dr. Dra. Hj. Istibsyaroh, BA., SH., MA
Dra. Hj. Sri Uthari, S.F., M.A
Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si
Maria Advianti, SP.
Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA
Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi

Editor :
Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA.
Hj. Trisna Nimgsih Yuliati, SE.
Hj. Ariyana Wahidah, SAg.
Maria Advianti, SP.
Wafa Patria Umma, S.Pd.I

Majelis Ulama Indonesia


2018
Ketahanan Keluarga
dalam Perspektif Islam
Copyright @2018 by Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA, dkk.
All rights reserved
Hak cipta dilindingi Undang-Undang

Desain Isi dan Sampul:


Pustaka Cendikiawan Muda

PeNerbit:
Pustaka Cendikiawan Muda
(anggota IKAPI)
Jalan Otista Raya Ruko Prima Blok A-32Ciputat Tangsel 15431

Cetakan I, November 2016


Cetakan II, Desember 2018

Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan


Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA, dkk.
Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Islam
Jakarta: Pustaka Cendikiawan 2018
x, 238 hlm: 17,6 x 25,0 cm
ISBN: 9 786027 432123

Sanksi Pelanggaran
Pasal 72 UU Nomor 19 Tahun 2012
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dikasdud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal pasal 49 ayat (1)
dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-,asimg [aling singkat (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000.00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 5.000.000.000.00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa denagn sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan
atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimakdud pada ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah)
Kata Pengantar
Buku Ketahanan Keluarga
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Buku Penulis
Ketahanan Keluarga
Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA
oleh: Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA.
Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫اﻟﺴﻼم �ﻠﯿﲂ ورﲪﺔ ﷲ و�ﺮﰷﺗﻪ‬
‫ أشهد أن ال إله‬.‫الحمد هلل الذي ال إله إال هو الحي القيوم له ملك السموات واألرض وهو العزيز الحكيم‬
‫محمد إله‬ ‫ سيدنا‬.‫الحكيم‬
‫أشهد أن ال‬ ‫وبارك على‬
‫وسلمالعزيز‬
‫صلوهو‬ ‫ اللهم‬.‫ورسوله‬
‫واألرض‬ ‫عبدهالسموات‬
‫محمدا ملك‬ ‫الحي أن‬
‫القيوم له‬ ‫شريكإاللههووأشهد‬
‫الذيالال إله‬
‫الحمدهللاهللوحده‬
‫إال‬
‫للهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد‬،‫وبعد‬ .‫عبدهالدين‬
‫ ا‬.‫ورسوله‬ ‫محمدا يوم‬
‫بإحسان إلى‬ ‫له تبعه‬
‫وأشهد أن‬ ‫ومن‬ ‫وصحبه‬
‫شريك‬ ‫وعلى آله‬
‫وحده ال‬ ‫إال هللا‬
،‫ وبعد‬.‫وعلى آله وصحبه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين‬
Marilah terlebih dahulu kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah
Marilah
swt., Tuhan Yang
Marilah terlebih
Mahaesa,
terlebih dahulu
kitakita
karena
dahulu panjatkan
dengan puji puji
rahmat
panjatkan dan syukur
syukur ke hadirat
karunia-Nya
ke hadirat pada
Allah
Allahini
tahun swt.,
kitaTuhan Yang
dapatMahaesa,
masihMahaesa, karena
menjalankan dengan
dakwah rahmatbil-lisan
bil-hal dan karunia-
swt., Tuhan Yang karena dengan rahmat danwa
karunia-Nyadalam
pada
Nya pada tahun ini kitaKetahanan
masih dapat menjalankan Islam.
Keluarga dakwah bil-haldan
wa
bentuk penerbitan
tahun ini buku
kita masih dapat menjalankan dakwahdalam Salawat
bil-hal wa bil-lisan dalam
bil-lisan dalam bentuk penerbitan buku Ketahanan Keluarga dalam
salam
bentuksemoga tetapbuku
penerbitan tercurahkan kepada
Ketahanan Rasulullah
Keluarga dalamshallallahu 'alaihi dan
Islam. Salawat wa
Islam. Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah
sallam, keluarga,tetap
salam semoga dan sahabat-sahabatnya.
tercurahkan kepadaAmin
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabat-sahabatnya. Amin
sallam,Tidak diragukan
keluarga, lagi bahwa Allah Ta’ala
dan sahabat-sahabatnya. Amin mengutus Nabi Muhammad
Tidak
shallallahu diragukan
'alaihi wa sallam lagi bahwa
dengan Allah petunjuk
membawa Ta’ala mengutus
dan Nabi
Tidak diragukan lagi bahwa Allah Ta’ala mengutus Nabiagama yang
Muhammad
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa petunjuk
haq, yaitu ilmu yang
shallallahu 'alaihi wamemberikan manfaat
sallam dengan dan amal
membawa shalih dan
petunjuk dan agama
Allah tidak
yang
dan agama yang haq, yaitu ilmu yang memberikan manfaat dan amal
memanggilnya
haq, yaitu ilmuke haribaan-Nya
yang memberikanterkecuali setelah
manfaat dan amal Dia menyempurnakan
shalih dan Allah tidak
shalih dan Allah tidak memanggilnya ke haribaan-Nya terkecuali
agama baginya ke
memanggilnya dan haribaan-Nya
umatnya, jugaterkecuali
menyempurnakan nikmat
setelah Dia –Nya, Allah
menyempurnakan
setelah Dia menyempurnakan agama baginya dan umatnya, juga
Ta’ala
agamaberfirman,
baginya dan umatnya, juga menyempurnakan nikmat –Nya, Allah
menyempurnakan nikmat –Nya, Allah Ta’ala berfirman,
Ta’ala berfirman,
ِ ‫يت لَ ُك ُم‬
} ‫اإل ْسالَ َم ِدينًا‬ ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫{ ْاليَوْ َم أَ ْك َم ْل‬

ِ ‫يت لَ ُك ُم‬
} ‫اإل ْسالَ َم ِدينًا‬ ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫{ ْاليَوْ َم أَ ْك َم ْل‬

Kata Pengantar i
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
"Pada hari inikepadamu
Kucukupkan telah Kusempurnakan untuk
nikmat-Ku dan kamu
telah agamamu,
Kuridha'i Islamdan
itutelah
jadi
“Pada hari ini
Kucukupkan telah Kunikmat-Ku
kepadamu sempurnakan untukKuridha'i
dan telah kamu agamamu, dan
Islam itu jadi
agama bagimu". (al-Maidah: 3)
telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam
agama bagimu". (al-Maidah: 3)
itu jadi agama bagimu». (al-Maidah: 3)
‫هللاَ فَاتهبِعُونِي يُحْ بِ ْب ُك ُم ه‬
‫هللاُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم‬ ‫قُلْ إِن ُكنتُ ْم تُ ِحبُّونَ ه‬
‫هللاَ فَاتهبِعُونِي يُحْ بِ ْب ُك ُم ه‬
ُ َ‫هللاُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوب‬ ‫ه‬ ِ‫قُلْ إ‬
ُّ‫ن ُكنتُ ْم تُ ِحب‬aku,
"Katakanlah: "jika kamu‫ك ْم‬benar-benar mencintai Allah, َ‫ون‬ ikutilah
"Katakanlah:
niscaya Allah "jika
«Katakanlah: «jikakamu
mengasihikamudan benar-benar
benar-benar
mengampuni mencintai mencintai
dosa-dosamu". Allah,Allah, ikutilah
(Ali-Imran: aku,
ikutilah
aku, niscaya
niscaya
31) Allah mengasihi
Allah mengasihi dan mengampuni
dan mengampuni dosa-dosamu».
dosa-dosamu". (Ali-Imran:
(Ali-Imran: 31)
31)

Di dalam hadis sahih, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam


DiDi
bersabda,
dalam
dalam hadis
hadis sahih,
sahih, dari shallallahu
dari Nabi Nabi shallallahu
'alaihi wa‹alaihi
sallamwa sallam
bersabda,
bersabda,

َ‫ َم ْن أَطَا َعنِ ْي َدخ ََل ْال َجنهة‬: ‫ َو َم ْن يَأْبَى ؟ قَا َل‬:ِ‫هللا‬


‫ قِ ْي َل يَا َرسُوْ َل ه‬،‫ُكلُّ أُ ّمتِ ْي يَ ْد ُخلُوْ نَ ْال َجنهةَ إِاله َم ْن أَبَى‬
َ‫ َم ْن أَطَا َعنِ ْي َدخ ََل ْال َجنهة‬: ‫ َو َم ْن يَأْبَى ؟ قَا َل‬:ِ‫هللا‬
‫ قِ ْي َل يَا َرسُوْ َل ه‬،‫ُكلُّ أُ ّمتِ ْي يَ ْد ُخلُوْ نَ َ ْال َجنهةَ إِاله َم ْن أَبَى‬
‫َصانِ ْي فَقَ ْد أبَى‬ َ ‫َو َم ْن ع‬
َ
‫صانِ ْي فَقَ ْد أبَى‬ َ ‫َو َم ْن َع‬
"Sesungguhnya umatku seluruhnya masuk surga terkecuali
“Sesungguhnya umatku seluruhnya masuk surga terkecuali mereka
"Sesungguhnya
yang enggan, umatku
para sahabatseluruhnya
bertanya: masuk surga
Siapakah yangterkecuali
enggan itumereka
wahai
mereka yang enggan, para sahabat bertanya: Siapakah yang
yang enggan, para sahabat bertanya: Siapakah yang enggan itu wahai
Rasulullah? Rasul menjawab: Orang-orang yang taat kepadaku masuk
enggan itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab: Orang-orang yang
Rasulullah?
taat dan
surga Rasul masuk
kepadaku
barang menjawab: Orang-orang
surga
siapa yang dan barang
bermaksiat yang taat yang
siapa
kepadaku kepadakudiamasuk
berartibermaksiat
telah
surga dan
kepadaku
enggan barang siapa
berarti
(masuk yangBukhari)
dia(H.R.
surga)". telah bermaksiat
enggan kepadaku
(masuk berarti
surga)”. (H.R.dia telah
Bukhari)
enggan (masuk surga)". (H.R. Bukhari)
Para Pembaca yang berbahagia,
Izinkan
Para Pembaca saya
yang bertukar pikiran dengan kita semua di sini. Ajaran
berbahagia,
Para Pembaca
Islam yangpenuh
yang luas berbahagia,
dengan limpahan pengetahuan yang luar biasa.
Ada pertanyaan, Mampukah
Izinkan saya bertukar kitadengan
pikiran memahami dan di
kita semua melaksanakan serta
sini. Ajaran Islam
yang Izinkan
mengambil
luas sayadengan
bertukarlimpahan
kesempatan
penuh pikiran mengembangkan
untuk dengan kita semua
pengetahuan di sini.
luar Ajaran
potensi
yang umatIslam
biasa. Islam
Ada
yang
dariluas
pertanyaan, penuh
Mampukahdengan
ajaran-ajarannya? limpahan
Dapatkah
kita memahami pengetahuan
kita yang luar
galimelaksanakan
dan serta biasa.
dan maksimalkan Ada
kompetensi
mengambil
diri kita Mampukah
pertanyaan,
kesempatan sebagai individu maupun
kita memahami
untuk mengembangkan danmasyarakat
melaksanakan
potensi demi
umat Islam memajukan
sertadari
mengambil
ajaran-
komunitas untuk
kesempatan dan bangsa Indonesia?
mengembangkan Bisakah
potensi umatumat
Islam Islam
dari memiliki
ajaran-
ajarannya? Dapatkah kita gali dan maksimalkan kompetensi diri kita sebagai
ketahanan
ajarannya? keluarga
Dapatkah kita dalam
gali dansistem sosial-budaya
maksimalkan yang
kompetensi diri berkembang
kita sebagai
sekarang?

ii Kata Pengantar
Sesuai dengan perkembangan peradaban manusia,
pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, hubungan antar bangsa
dan negara yang dicapai umat manusia di dunia ini, syariat Islam
yang telah diturunkan Allah swt. melalui Rasul-Nya Muhammad saw
ini memang telah bertahan dan diamalkan oleh umat Islam. Syariat
Islam itu sendiri yang awalnya bersumberkan dari pada aturan, hukum
yang telah diturunkan Allah swt. kepada Rasul-Nya Muhammad saw.
di dalamnya menyangkut dasar hukum pidana, perang, perkawinan,
waris, perjanjian, jual-beli, hubungan antara bangsa atau negara, dan
aturan musyawarah bagi individu, keluarga, masyarakat, pemerintah
dan negara. Ketika kita menyimak pandangan Syekh Yusuf al-
Qaradhawi dalam bukunya Aulawiyat al-Harakah al-Islamiyyah fil-
Marhalah al-Qadimah atau Prioritas Pergerakan Islam di Masa yang
akan datang, kita dapati bahwa bidang-bidang strategis yang harus
dibangun adalah pendidikan, sosial, ekonomi, jihad, komunikasi,
pemikiran dan ilmu pengetahuan, dan distribusi kerja yang seimbang
serta ketahanan keluarga. Secara khusus al-Qaradhawi mengajak maju
kaum perempuan meningkatkan kiprahnya di dalam masyarakat. (al-
Qaradhawi: 1992, 66-71)
Akhirnya, kita memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa
menyinari hidayah-Nya kepada kita dan kaum Muslimin dan
menunjukkan kita jalan yang lurus, memelihara dan menjaga kita
dari hawa nafsu, menganugerahkan kepada kita semua agar tetap
berpijak di atas jalan sunnah Rasulullah saw., mengagungkannya,
mendakwahkannya, mengingkat umat yang menyalahi sunnahnya,
dan semoga Allah swt. memberikan taufik-Nya kepada para pemimpin
umat Islam dan para ulama supaya menunaikan kewajiban mereka
dengan baik dengan jalan membela al-haq dan mengikis habis setiap
bentuk keburukan serta menjaga kemerosotan akhlak khususnya di
kalangan generasi muda.

Kata Pengantar iii


habis setiap bentuk keburukan serta menjaga kemerosotan akhlak khususnya
di kalangan generasi muda.

Di akhir kesempatan baik ini saya mengucapkan terima kasih


Di akhir kesempatan baik ini saya mengucapkan terima kasih atas
atas perhatiannya semua yang telah membantu penerbitan buku ini,
perhatiannya semua yang telah membantu penerbitan buku ini, terutama para
terutama para penulis artikel di Buku ini. Semoga Buku ini bermanfaat.
penulis artikel di Buku ini. Semoga Buku ini bermanfaat. Selamat membaca.
Selamat membaca.

.�‫ ﯾــ�ٔﳞ ــﺎ ا��ــــﻦ �ٓﻣ ــ� ــﻮا ﺻــﻠــﻮا �ــﻠــﯿــﻪ وﺳــﻠــﻤــﻮا �ﺴﻠ‬،‫إن ﷲ وﻣــﻼ�ــﻜــ�ــﻪ ﯾــﺼــﻠــﻮن � ــﲆ اﻟ ــﻨ ــﱯ‬
‫ا�ﻠﻬﻢ اﻏﻔﺮ �ﻠﻤﺆﻣ�ﲔ واﳌﺆﻣ�ﺎت واﳌﺴﻠﻤﲔ واﳌﺴﻠﲈت ا ٔ�ﺣ�ﺎء ﻣﳯﻢ وا ٔ�ﻣــﻮات إﻧــﻚ ﲰﯿﻊ ﻗﺮﯾﺐ ﳎﯿﺐ‬
‫ رﺑﻨﺎ ﺗﻘ�ﻞ ﻣ�ﺎ ﺻﻼﺗﻨﺎ وﺻﯿﺎﻣ�ﺎ وﻗ�ﺎﻣ�ﺎ ور�ﻮﻋﻨﺎ وﲭﻮد� وﺧﺸﻮﻋﻨﺎ‬.‫ �ٓﻣﲔ � ﻗﺎﴈ اﳊﺎ�ﺎت‬،‫ا�ﻋــﻮات‬
.‫ رﺑﻨﺎ �ٓﺗﻨﺎ ﰲ ا�ﻧﯿﺎ ﺣﺴ�ﻨﺔ وﰲ ا�ٓﺧﺮة ﺣﺴ�ﻨﺔ وﻗ�ﺎ �ﺬاب اﻟﻨﺎر‬.‫وﺗﴬﻋﻨﺎ وﲤﻢ ﺗﻘﺼﲑ� � ٔ�رﰘ اﻟﺮاﲪﲔ‬

‫واﻟﺴﻼم �ﻠﯿﲂ ورﲪﺔ ﷲ و�ﺮﰷﺗﻪ‬

Ciputat, 22 Oktober
Ciputat, 22 Oktober
2016
2016

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


Prof. Dr. Hj. Amany
Lubis, MA

iv Kata Pengantar
Sambutan
Ketua Umum Majeis Ulama Indonesia
SAMBUTAN KETUA UMUM MAJEIS ULAMA INDONESIA
oleh:
Prof. Prof. Dr. MA’RUF
Dr. KH. KH. Ma’ruf Amin
AMIN

‫اﻟﺴ ـ ــﻼم ﻋﻠﻴـ ــﻜﻢ ورﲪـ ــﺔ ﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‬


.
Bismillahirrahmanirrahim.
Bismillahirrahmanirrahim.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
keluargamu
api neraka dari api
yang bahan nerakaaadalah
bakarny yang bahan bakarny
manusia dan aadalah manusia
batu; penjaganya
malaikat-maaikat yang kasar,
dan batu; penjaganya yang keras, yang
malaikat-maaikat yang tidak
kasar, mendurhakai
yang keras,
(perintah) Allah tehadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan
selaluyang tidak mendurhakai
mengerjakan (perintah) “.
apa yang diperintahkannya Allah
(QS :tehadap apa yang
At Tahrimayat: 6)
diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
Keluarga merupakan institusi terkecil dari masyarakat atau bangsa, keluarga
yang diperintahkannya “. (Qs. At-Tahrim: 6 )
sekaligus menjadi pusat pendidikan paling penting dalam pembangunan
manusiaKeluarga
seutuhnya.merupakan
Keluargalah institusi
yang membentuk
terkecil karakter, akhlak dan
dari masyarakat
kepribadian individu yang ditampilkan dalam sikap atau perilaku keagamaan
ataudalam
baik bangsa,
wujudkeluarga
keshalehansekaligus menjadikepusat
spiritual maupun pendidikan
shalehan sosial. paling
Memperkokoh
penting dalamketahanan
pembangunankeluarga sama seutuhnya.
manusia artinya dengan memperkuat
Keluargalah yang
ketahanan nasional. Namun dewasa ini kita sungguh prihatin dengan
membentuk
fenomena karakter,
makin akhlakketahanan
rapuhnya dan kepribadian
keluargaindividu
yang yang ditampilkan
ditandai dengan
dalam sikap fungsi
melemahnya atau perilaku
keluarga.keagamaan baik dalam
Berbagai masalah sosialwujud keshalehan
seperti tingginya
angka perceraian, seks bebas,
spiritual maupun ke shalehan sosial. kejahatan anak di bawah umur,
penyalahgunaan narkoba, perdagangan manusia, faham radikalisme
persoalan sosial lainnya ituketahanan
Memperkokoh semua bermuara pada keluarga.
keluarga sama artinya dengan
memperkuat ketahanan
Masalah-masalah tersebut nasional.
tidak akanNamun
terjadi dewasa
apabila ini kita sungguh
keluarga mampu
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan perilaku yang
prihatin dengan fenomena makin rapuhnya ketahanan keluarga yang dialami oleh
anggota keluarganya dan mampu menyelesaikannya sehingga tidak
ditandai dengan melemahnya fungsi keluarga. Berbagai masalah
berkembang menjadi masalah sosial.Menyiapkan generasi yang kuat sangat
sosial seperti
ditekankan dalamtingginya angka
Islam.Allah perceraian, seks bebas, kejahatan anak
berfirman:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang


Sambutan seandainya
Ketum MUI v
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.Oleh sebab itu hendaklah mereka
di bawah umur, penyalahgunaan narkoba, perdagangan manusia,
faham radikalisme persoalan sosial lainnya itu semua bermuara pada
keluarga.
Masalah-masalah tersebut tidak akan terjadi apabila keluarga
mampu mendeteksi secara dini adanya penyimpangan perilaku yang
dialami oleh anggota keluarganya dan mampu menyelesaikannya
sehingga tidak berkembang menjadi masalah sosial. Menyiapkan
generasi yang kuat sangat ditekankan dalam Islam. Allah berfirman:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.Oleh sebab
itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Qs. An-Nisa: 9 )

Keadaan keluarga yang solid, sejahtera dan maju, serta memiliki


dasar keagamaan yang kokoh mereka akan mampu menghadapi segala
godaan dan serangan dari luar yang berpotensi merusak ketahanan
keluarga. Mereka itulah generasi yang kuat, generasi yang akan
mampu mengemban amanah sebagai khalifah filardi, mengelolabumi
Allah, menciptakan kedamaian, kesejahteraan dan keadilan.
Buku berjudul “Ketahanan Keluarga dalam perspektif Islam”
yang diterbitkan oleh Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI
ini merupakan salah satu upaya menyebarkan informasi dan kesadaran
kepada masayarakat bagaimana memperkuat ketahanan keluarga dan
bagaimana menyiapkan generasi yang baik. Saya mengapresiasi Komisi
PRK yang telah proaktif dalam merespon berbagai isu dan persoalan
yang berkembang masyarakat melalui penerbitan buku ini, semoga

vi Sambutan Ketum MUI


generasi yang baik. Saya mengapresiasi Komisi PRK yang telah
m merespon berbagai isu dan persoalan yang berkembang
melalui penerbitan buku ini, semoga bermanfaat bagi pembaca
amal jariah bagi penulis dan semua yang terlibat dalam
bermanfaat bagi pembaca dan menjadi amal jariah bagi penulis dan
uku ini. Amiin.
semua yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Amiin.

‫واﻟﺴـﻼم �ﻠ�ـﲂ ورﲪـﺔ ﷲ و�ﺮﰷﺗﻪ‬

Jakarta, 4 November 2016


vember 2016
Prof.Dr. KH. Ma’ruf Amin
’RUF AMIN.

Sambutan Ketum MUI vii


viii Sambutan Ketum MUI
Daftar Isi

Kata Pengantar Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA .......................... i


Sambutan Ketua Umum MUI ..................................................... v
Bab I Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Hukum Islam
Dr. Azizah, M.A. ............................................................................... 1
Bab II Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Sosiologi
Dra. Hj. Husmiaty Hasyim, MA ........................................................... 16

Bab III Perlindungan Hak Anak


Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH ......................................................... 43
Bab IV Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Psikologi
Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si .............................................................. 80

Bab V Ketahanan Ekonomi Keluarga dalam Islam


Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA dan Dra. Baumasita Mattajawi .................... 98

Bab VI Pornografi, Pornoaksi antara Problem Agama dan Sosial


Prof. Dr. Dra. Hj. Istibsyaroh, BA., SH., MA ............................................. 117

Bab VII Peningkatan Ketahanan Keluarga untuk Mencegah


Penyalahgunaan Narkoba
Dra. Hj. Sri Uthari, S.F., M.A, Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si,
Maria Advianti, SP. .......................................................................................... 155

Bab VIII Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan


Manusia (Human Trafficking)
Umi Musyarrofah, MA ....................................................................... 169

Daftar Isi ix
Bab IX Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional dan
Konvensi Internasional
Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA ............................................................. 191

Bab X Negara; Kualitas Bangsa dan Ketahanan Keluarga


Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi ....................................................... 208

Daftar Pustaka ............................................................................ 224


Profil Penulis ............................................................................. 230
Biodata Editor ........................................................................... 236

x Daftar Isi
Bab I
Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Hukum
Islam
Oleh : Dr. Azizah, M.A.

A. Pendahuluan
Berbicara ketahanan keluarga tidak bisa dilepaskan dari
persoalan individu-individu manusia dalam mempertahankan
eksistensinya. Keluarga adalah kesatuan individu dalam masyarakat.
Keluarga yang baik dan hidup dilingkungan yang baik akan
mendatangkan kemaslahatan bagi manusia itu sendiri. Agama telah
memberikan tuntunan untuk kemaslahatan hidup manusia. Dalam
Islam tuntunan tersebut berada pada ruang lingkup yang luas yang
disebut dengan syari’at. Melalui tulisan yang ringkas ini, penulis akan
membahas tentang ketahanan keluarga ditinjau dari sudut pandang
syari’at (hukum Islam). Adapun kata kunci dalam tulisan ini adalah
ketahanan keluarga, syari’at (hukum Islam) dan mashlahat.

B. Ketahanan Keluarga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan, ketahanan
adalah kekuatan (hati, fisik): kesabaran. Ketahanan keluarga biasa
didefinisikan dengan: suatu keadaan dimana suatu keluarga memiliki
kemampuan fisik maupun psikis untuk hidup mandiri dengan
mengembangkan potensi diri bagi masing-masing individu dalam

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Islam 1


keluarga tersebut, untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dan
bahagia, lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat kelak1.
Duvall menjelaskan, untuk merealisasikan ketahanan keluarga
sebagaimana dimaksud pada definisi di atas diperlukan fungsi, peran
dan tugas masing-masing anggota keluarga. Fungsi, peran dan tugas
tersebut antara lain:
1. Pemeliharaan kebutuhan fisik seluruh anggota keluarga sesuai
dengan standar kehidupan berkualitas;
2. Alokasi sumber daya keluarga, baik yang dimiliki maupun tidak,
namun dapat diakses keluarga;
3. Pembagian tugas di antara seluruh anggota keluarga;
4. Sosialisasi anggota keluarga terhadap nilai-nilai perilaku yang
dianggap penting;
5. Reproduksi, penambahan dan pelepasan anggota keluarga;
6. Pemeliharaan tata tertib;
7. Penempatan anggota di masyarakat luas;
8. Pemelihaaan moral dan motivasi2.
Sementara itu, menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN), sejalan dengan Peraturan Pemerintah No.21 tahun
1994, fungsi keluarga meliputi:
1. Fungsi keagamaan, yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama,
dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keimanan bahwa
ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka, 1990
2
Duvall, Millis, E., Family Development, 4th edition, JB. Philadelphia, New York, Toronto:
Leppincott Company, 1971.

2 Dr. Azizah, M.A.


lain setelah di dunia ini.
2. Fungsi sosial budaya, dilakukan dengan membina sosialisasi pada
anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi cinta kasih, diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang
dan rasa aman, serta memberikan perhatian di antara anggota
keluarga
4. Fungsi melindungi, bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-
tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa
terlindungi dan merasa aman.
5. Fungsi reproduksi, merupakan fungsi yang bertujuan untuk
meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga.
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan, merupakan fungsi dalam keluarga
yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, dan menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam
keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik.
7. Fungsi ekonomi, adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat
dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara
mencari suber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memebuhi
kebutuhan keluarga di masa datang.
8. Fungsi pembinaan lingkungan3.

3
BKKBN, Undang-undang RI No.10/1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta: 1992.

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Islam 3


Melihat beberapa definisi diatas tergambar bahwa cakupan dari
konsep ketahanan keluarga sangat luas. Dimulai dari pemeliharaan
kebutuhan fisik, nilai-nilai perilaku, tata tertib, moral, motivasi,
reproduksi dan sumber daya yang dimiliki seluruh anggota keluarga dan
pembagian tugas bersama menjadi peran penting untuk mengukuhkan
keluarga.
Nilai-nilai perilaku, tata tertib dan moral setiap anggota keluarga
mencerminkan fungsi keagamaan yang merupakan fungsi terpenting
yang perlu diperhatikan. Dengan demikian sudah selayaknya agama
dijadikan pedoman hidup yang mengatur kehidupan manusia baik
secara individu maupun berkeluarga dan bermasyarakat.
Dalam ajaran Islam, agama mencakup aqidah, akhlak dan syari’at.
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai syari’at, maka
selanjutnya akan diuraikan tentang syari’at dalam Islam.

C. Syari’at
Perkataan syari’at secara etimologi mengandung arti at-thariq
wa al manhaj (jalan dan aliran)4.
Pengertian syari’at menurut fuqaha (para ahli fiqh) adalah hukum
yang ditetapkan Allah untuk seluruh hamba-Nya dengan perantaraan
Rasul-Nya, supaya hamba melaksanakannya dengan dasar keimanan,
baik hukum-hukum yang menyangkut amaliyah lahiriyah maupun yang
berhubungan dengan akhlak dan aqidah5.
Syari’at juga mengandung pengertian seperangkat peraturan-
4
Jamal al-Din Muhammad Ibn Mukarram Ibn Manzur Lisan al-‘Arab . Jilid VIII (al-Qahirah,
Dar al-Fikr) hal. 175-176
5
Hukum-hukum Syar’i mencakup: hukum-hukum yang berkenaan dengan amaliyah lahiriyah
dibahas dalam disiplin ilmu fiqh: hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dibahas
dalam disiplin ilmu akhlak, dan hukum-hukum yang behubungan dengan aqidah dibahas
dalam disiplin ilmu tauhid. Lihat:al-Tahanawi Kasysyaf Istilahat al-Funun. Juz I . Hall. 835-836

4 Dr. Azizah, M.A.


peraturan Allah, yang mencakup ahkam al-amaliyah,ahkam al-
i’tiqadiyah dan ahkam al-khuluqiyah, yang diturunkan kepada rasul-
Nya untuk hamba yang mukallaf (baligh dan berakal), agar mengimani
dan mempraktekkannya6.
Dengan demikian syariat dalam pengertian luas mencakup
aqidah, hukum dan akhlak. Sebagaimana diketahui, terdapat kaitan
yang sangat erat antara agama Islam dan hukum. Dalam Islam, hukum
adalah satu sektor dari agama Islam. Hukum Islam dimaksudkan juga
dengan seperangkat aturan yang berisi hukum-hukum syara’ yang
bersifat terperinci yang berkaitan dengan perbuatan manusia, yang
dipahami dan digali dari sumber-sumber (al-Qur’an dan Hadist dan
dalil-dalil syara’ lainnya (berbagai metode ijtihad)7. Dalam kepustakaan
hukum Islam selalu disebutkan bahwa sumber utama hukum Islam
adalah al-Quran, sunnah Rasulullah saw dan al-ra’y. Al-Quran dan al-
sunnah merupakan acuan dalam penemuan dan penggalian hukum
Islam, untuk menjawab persoalan-persoalan hukum yang dihadapi
manusia dalam hidup dan kehidupannya. Sedangkan al-ra’y, sebagai
hasil ijtihad, merupakan sumber hukum Islam yang ketiga.8 Pada
umumnya kandungan nas-nas al-Quran bersifat penjelasan umum,
prinsip-prinsip yang umum dan filosofis dari syari’at Islam. Hanya
sebagian kecil dari ayat-ayat al-Quran yang berisi penjelasan yang
bersifat terperinci, misalnya: penjelasan tentang warisan. Sebaliknya,
pada umumnya sunnah merupakan penjelasan yang terperinci
terhadap hal-hal yang dikemukakan oleh al-Quran secara umum. Jika
di dalam sunnah ditemukan penjelasan yang bersifat umum, prinsip-
prinsip yang umum dan filosofis dari syari’at Islam, maka hal itu pada
6
Abd al-Wahhab al Khallaf, Usul al-Fiqh. (Jakarta : Al-Majlis al-A’la al-Indonesia li al-Da’wah
al-Islamiyah, 1972). Hal.32-33
7
Abd. Rahman Dahlan. Ushul Fiqh, jakarta: Amzah. 2010. Hal. 15
8
Bandingkan: Muhammad Tahir Azhary. Negara Hukum, Jakarta: Prenada Media, 2003, h.
60. Selanjutnya: Azhary, Negara Hukum.

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Islam 5


Pada masa Rasulullah saw, penjelasan hukum Islam datang langsung
dasarnya bersifat mempertegas dan memperkuat kaidah dan prinsip
Padabeliau
dari masa sebagai
Rasulullah saw, penjelasan
penerima hukum
wahyu dari AllahIslam datang langsung
dan penyampai risalah-
yang terdapat dalam al-Quran.9
dari
Nya,beliau sebagai
baik dalam penerima
bentuk wahyu dari
nas al-Quran Allah
yang dan
turun penyampai
berkenaan risalah-
kasus
Pada masa Rasulullah saw, penjelasan hukum Islam datang
Nya, baik
hukum dalam
yang bentuk
muncul, nas al-Quran
maupun yangyang
sunnahnya turun
takberkenaan
juga kasus
lain dari
langsung dari beliau sebagai penerima wahyu Allah dan
hukum yang
merupakan muncul,
penyampaiwahyu maupun
dari-Nya.
risalah-Nya, sunnahnya
baikTugasnya yang tak
sebagainas
dalam bentuk lain
seorang juga
Rasul
al-Quran yang turun
merupakan
berkenaan wahyu
memberikan kasus dari-Nya.
kewenangan
hukum Tugasnya
kepadanya
yang sebagai
untuk
muncul, seorang
menyampaikan
maupun Rasul
hukum
sunnahnya yang tak
lain juga
Allah dan merupakan
memberikan wahyu
kewenangan
menjelaskannya dari-Nya.
kepadanya
kepada Tugasnya
untuk
umat sebagai
menyampaikan
manusia. seorang
hukumRasul
Allah SWT.
memberikan
Allah kewenangankepada
dan menjelaskannya
berfirman: kepadanya untuk menyampaikan
umat manusia. Allah SWT. hukum
Allah dan menjelaskannya kepada umat manusia. Allah SWT. berfirman:
berfirman:
‫إنا أنزلنا إليك الكتب بالحق لتحكم بين الناس بما أراك هللا وال تكن للخائنين خصيما‬
‫ﻟﻠﺨﺎﺋﻨﲔ ﺧﺼﻴﻤﺎ‬
"Sesungguhnya Kami‫ﺗﻜﻦ‬telah
‫ﷲ وﻻ‬menurunkan
‫ﺑﲔ اﻟﻨﺎس ﲟﺎ أراك‬ ‫ﻟﺘﺤﻜﻢ‬
kitab ‫اﻟﻜﺘﺐ ﺎﺑﳊﻖ‬
kepadamu ‫إﺎﻧ أﻧﺰﻟﻨﺎ إﻟﻴﻚ‬
dengan
«Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan
"Sesungguhnya
membawa Kami telah
kebenaran, menurunkan
supaya kitab kepadamu
kamu mengadili dengan
antara manusia dengan
membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia
membawa
apa yang kebenaran,
telah Allah supaya kamu
wahyukan mengadili
kepadamu, danantara manusia
janganlah kamudengan
dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah
apa yang
menjadi telah
kamu Allahkarena
penantang
menjadi wahyukan kepadamu,
membela
penantang dan janganlah
orang-orang
karena membela yang kamu yang
berkhianat"
orang-orang
menjadi
(Q.S. penantang
berkhianat”
al-Nisa', karena membela
4: 105).
(al-Nisa’: 105). orang-orang yang berkhianat"
(Q.S. al-Nisa', 4: 105).
‫اﻧﻔﺴﻬﻢ ﺣﺮﺟﺎ‬ ‫ﳚﺪون ﰱ‬ ‫ﻓﻼ ورﺑﻚ ﻻﻳﺆﻣﻨﻮن ﺣﱴ ﳛﻜﻤﻮك ﻓﻴﻤﺎ ﺷﺠﺮ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﰒ ﻻ‬
‫ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ‬
‫يحكموك فيما شجر بينهم ثم ال يجدون فى انفسهم حرجا‬ ‫وﻳﺴﻠﻤﻮا حتى‬
‫ﻗﻀﻴﺖاليؤمنون‬ ‫ﳑﺎ‬
‫فال وربك‬
«Maka demi Tuhanmu, mereka (padahakikatnya) tidak ‫قضيت‬
‫ويسلموا تسليما‬ beriman
‫مما‬
"Maka demi Tuhanmu, mereka (padahakikatnya) tidak beriman hingga
hingga mereka menjadikan engkau hakim dalam perkara yang
"Maka
merekademi Tuhanmu,
menjadikan mereka
engkau (padahakikatnya)
hakim dalam perkara tidak
yang beriman
mereka hingga
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
mereka menjadikan
perselisihkan, engkau hakim
kemudian dalam perkara yang mereka
dalam hati merekamereka tidak
terhadap merasa
putusan keberatan
yang engkaudalam hatidan
berikan,
perselisihkan,
merekamereka kemudian
terhadap mereka tidak. merasa
putusansepenuhnya
menerima yang engkau “berikan,keberatan
dan
(al-Nisa`: dalam
65)mereka hati
menerima
mereka terhadap
sepenuhnya putusan
. " (Q.S. yang4:engkau
al-Nisa`, 65) berikan, dan mereka menerima
sepenuhnya . " (Q.S.
Hubungan sunnah al-Nisa`,dalam
dan al-Quran 4: 65)
pembentukan dan pembinaan hukum Islam
9

telah banyak diuraikan secara terperin­ci oleh ulama ahli usul fikih, antara lain, bersifat
Fikr al-'Arab³,dan
mengukuhkan tt., menguatkan
h 112; 'Abdapaal-Wahab
yang terdapat U¡-l al-Fiqh,
Khallaf,dalam al-Quran, Kuwait: Dar al-
menjelaskan dan
Qalam, 1972,
menafsirkan h. 30-40.
kemujmalannya, membatasi kemutlakannya, men-takhshishkeumumannya,
Fikr al-'Arab³,
serta menetapkan tt., hukum
h 112; 'Abd
yang al-Wahab Khallaf,
tidak dijelaskan U¡-lal-Quran.
oleh al-Fiqh,Lihat,
Kuwait: Dar lain:
antara al-
Qalam, 1972, h. 30-40.
Muhammad Abu Zahrah, U¡­l al-Fiqh, Mesir: Dar al-Fikr al-’Arab³, tt., h 112; ‘Abd al-Wahab
Khallaf, U¡­l al-Fiqh, Kuwait: Dar al-Qalam, 1972, h. 30-40.

6 Dr. Azizah, M.A.


‫وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكزون‬
‫وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكزون‬
"Dan Kami turunkan kepadamu al-Quran agar kamu menerangkan
kepada Kami
"Dan«Dan turunkan
umatKami
manusiaapa kepadamu
turunkan kepadamu
yang al-Quran
telah al-Quranagar
diturunkan kamu
agar kamu
kepada menerangkan
menerangkan
mereka dan
kepada
kepada umatumat manusiaapa yang
manusiaapa telah diturunkan kepada
merekamereka
supaya mereka memikirkan."yang telah
(Q.S. diturunkan
al-Nahl, kepada
16: 44). dan
danmereka
supaya supayamemikirkan."
mereka memikirkan.” (Q.S. al-Nahl,
(Q.S. al-Nahl, 16: 44). 16: 44).
Di samping itu, Allah memerintahkan untuk mentaati-Nya dan
Di samping itu, Allah memerintahkan untuk mentaati-Nya
Di samping
mentaati itu, Allah
Rasul-Nya, memerintahkan
serta menegaskan untuk
apa yangmentaati-Nya
dikatakan dan Rasul
oleh
dan mentaati Rasul-Nya, serta menegaskan apa yang dikatakan oleh
mentaati
tidak Rasul-Nya, serta menegaskan apa yang dikatakan oleh Rasul
Rasuldidasarkan hawa nafsu,
tidak didasarkan hawamelainkan wahyu yang
nafsu, melainkan wahyu diturunkan
yang diturunkan
tidak didasarkan
kepadanya.
kepadanya. Allahhawa
1010 Allah SWTnafsu,
SWT melainkan wahyu yang diturunkan
berfirman:
berfirman:
kepadanya.10 Allah SWT berfirman:
...‫يا أيها الذين آمنوا اطيعوا هللا واطيعوا الرسول واولى األمر منكم‬
...‫يا أيها الذين آمنوا اطيعوا هللا واطيعوا الرسول واولى األمر منكم‬
«Haiorang-orang
"Hai orang-orangyang yangberiman,
beriman,taatilah
taatilahAllah
AllahdantaatilahRasul(Nya)
dantaatilahRasul(Nya)
"Hai orang-orang
danulilamri
danulilamri yang beriman,
didiantarakamu..."
antarakamu...» taatilah
(Q.S.
(Q.S. Allah
al-Nisa’,4:
al-Nisa',4: dantaatilahRasul(Nya)
59).
59).
danulilamri di antarakamu..."
SetelahRasul (Q.S. al-Nisa',4:
saw wafat, penyelesaian dan59).
pemecahan masalah
SetelahRasul saw wafat, penyelesaian dan pemecahan masalah hukum
hukum yang terus
SetelahRasul menerus muncul kepermukaan
saw wafat, dilakukan
masalah melalui
yang terus menerus munculpenyelesaian
kepermukaan dan pemecahan
dilakukan melalui hukum
pemahaman dan penerapannya yang ada, sepanjang hal itu mungkin
yang terus menerus
pemahaman muncul kepermukaan dilakukan melalui
dilakukan. dan penerapannya
Betapapun yangperkembangan
demikian, ada, sepanjang hal itu mungkin
alamiah kehidupan
pemahaman
dilakukan. dan penerapannya
Betapapun yang ada, sepanjang hal itu mungkin
social manusia yangdemikian, perkembangan
terus berkembang danalamiah kehidupan
mengalami berbagai
dilakukan.
social Betapapun
manusiayang
perubahan yangcepat,demikian, perkembangan
terus berkembang alamiah
dan mengalami
telah menimbulkan kehidupan
banyakberbagai
masalah yang
social ditemukan
tidak
perubahanmanusia yang
yang cepat, terus
telah berkembang
ketentuannya secaradan
menimbulkan mengalami
eksplisit
banyak dalam
masalah berbagai
dua
yang sumber
tidak
perubahan
hukum
ditemukan yang cepat,
tersebut.
ketentuannya telah
Hal ini menimbulkan
menuntut
secara usaha
eksplisit banyak
dalamijtihad masalah yang untuk
yang serius
dua sumber hukum tidak
memecahkan
ditemukan problema hukum yang timbul. Kenyataan tersebut sejak
tersebut. Halketentuannya secaraijtihad
ini menuntut usaha eksplisit dalam
yang duauntuk
serius sumber hukum
awal telah
tersebut. Haldiantisipasi
ini menuntutoleh para
usaha sahabat
ijtihad yang Nabi
seriussaw.
untukSebagaimana
terungkap dalam hadis Mu`az bin Jabalra.
10
Para ulama mengklasifikasikan wahyu kepada dua bentuk, yaitu: wahyu yang
dibacakan
10 (wahyu
Para ulama matluw), yakniwahyu
mengklasifikasikan al-quran; dan dua
kepada wahyu yangyaitu:
bentuk, tidak wahyu
dibacakan
yang
(wahyu ghair matluw), yakni hadis atau sunnah Nabi saw. Lihat: Abu
dibacakan (wahyu matluw), yakni al-quran; dan wahyu yang tidak dibacakan Hamid al-
Ghazali, al-Musta¡fa min 'Ilm al-Usul, Mesir: Syirkat Taba'ah al-Fanniyah al-
10 (wahyu ghair matluw), yakni hadis atau sunnah Nabi saw. Lihat: Abu Hamid al-
Para ulama mengklasifikasikan
Muttahidah, tt., h. 153; Ibn wahyu kepada
Hazm dua bentuk, yaitu:fiwahyu
al-Ihkam³ yang dibacakan
al-Ahkam,
Ghazali, al-Musta¡fa
matluw),
(wahyu Dar
min 'Ilm
yakni1984,
al-quran;
al-Usul, Mesir: Syirkat Taba'ah al-Fanniyah I,al-
al-Andalusi, Jilid
dan wahyu yang tidak dibacakan (wahyu ghair matluw),
Kairo: al-Hads, h. 93.
Muttahidah, tt., h. 153; Ibn Hazm al-Andalusi, al-Ihkam³ fi al-Ahkam, Jilid I,
yakni hadis atau sunnah Nabi saw. Lihat: Abu Hamid al-Ghazali, al-Musta¡fa min ‘Ilm al-
Kairo: Dar al-Hads, 1984, h. 93.
Usul, Mesir: Syirkat Taba’ah al-Fanniyah al-Muttahidah, tt., h. 153; Ibn Hazm al-Andalusi,
al-Ihkam³ fi al-Ahkam, Jilid I, Kairo: Dar al-Hads, 1984, h. 93.

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Islam 7


awal telah diantisipasi oleh para sahabat Nabi saw. Sebagaimana
terungkap dalam hadis Mu`az bin Jabalra.

‫أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم لما أراد أن يبعث معاذا إلى اليمن‬
‫ فإن لم تجد في‬:‫ قال‬،‫ قال أقضى بكتاب هللا‬.‫ كيف تقضى إذا عرض لك قضاء‬:‫قال‬
‫ فإن لم تجد في سنة رسول هللا وال في‬:‫ قال‬.‫ أقضى بسنة رسول هللا‬:‫ قال‬،‫كتاب هللا‬
‫ الحمد هلل الذي‬:‫ فضرب رسول هللا صدره وقال‬.‫ أجتهد رئي وال آلو‬:‫ قال‬،‫كتاب هللا‬
.‫وفق رسول رسول هللا لما يرضى رسول هللا‬

(“Ketika
(“Ketika Rasulullah
Rasulullah saw.saw. bermaksud
bermaksud mengutus
mengutus Mu`az
Mu`az ke Yaman,
ke Yaman,
beliau bertanya: «Bagaimana kamu memutuskan bila suatu
beliau bertanya: "Bagaimana kamu memutuskan bila suatu kasus
kasus diajukan kepadamu? la menjawab: «Saya akan putuskan
diajukan kepadamu? la menjawab: "Saya akan putuskan berdasarkan
berdasarkan kitab Allah» Beliau bertanya lagi:»Jika kamu tidak
kitabmenemukannya
Allah" Beliau bertanya lagi:"Jika
dalam kitab kamu
Allah»? la tidak menemukannya
menjawab:»Saya akan
dalam kitab
putus­kanAllah"? la menjawab:"Saya
berdasarkan akan putuskan
sunnah Rasulullah berdasarkan
saw.» Beliau bertanya
lagi:Rasulullah
sunnah «Jika kamusaw."
tidakBeliau
menemukannya dalam
bertanya lagi: kitab
"Jika Allah
kamu maupun
tidak
sunnah Rasulullah?
menemukannya la menjawab:
dalam kitab «Saya
Allah maupun akan Rasulullah?
sunnah berijtihad, namun
la
saya tidak akan ceroboh.» Beliau berkata sambil menepuk dada
menjawab: "Saya akan berijtihad, namun saya tidak akan ceroboh."
Mu`az: «Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik
Beliau berkata sambil menepuk dada Mu`az: "Segala puji bagi Allah
utusan Rasulullah kepada apa yang diridhai Rasul itu»)11
yang telah memberikan taufik utusan Rasulullah kepada apa yang
Hadist diatas dapat dijadikan landasan hukum untuk berjtihad.
diridhai Rasul itu")11
Ulama mazhab melahirkan dalil-dalil hukum dalam berijtihad dengan
mengambil
Hadist diatassumber hukum yaitu
dapat dijadikan al-Qur’an
landasan hukumdanuntuk
al-Hadis/ As-Sunnah.
berjtihad. Ulama
Metode
mazhab yang dipakaidalil-dalil
melahirkan ulama untukhukum menggali dan merumuskan
dalam berijtihad dengan dalil-
dalil hukum dari sumber hukum dikenal dengan metode lafziyah/
mengambil sumber hukum yaitu al-Qur’an dan al-Hadis/ As-Sunnah.
lughawiyah (kebahasaan) dan metode ma’nawiyah (maqasid syari’ah).
Metode yang dipakai ulama untuk menggali dan merumuskan dalil-
Maqasid syari’ah adalah tujuan syar’i (Allah) dalam menetapkan
hukum
11 untuk kemaslahatan manusia.
Sunan Abu Daud, jilid II, Mesir: Mu¡tafa al-Babi al-Halabi, 1952, h. 272

11 Sunan Abu Daud, jilid II, Mesir: Mu¡tafa al-Babi al-Halabi, 1952, h. 272

8 Dr. Azizah, M.A.


D. Mashlahah sebagai Dalil Hukum
Kata al-maslahah adalah kata bahasa arab, dari akar al-salah
yang berarti kebaikan dan manfaat (guna). Kata al-maslahah adalah
berbentuk mufrad (tunggal). Sedangkan bentuk jamaknya al-masalih.
Sedangkan lawan dari kata al-maslahah adalah kata al-mafsadah yaitu
sesuatu yang banyak keburukannya12.
Menurut imam al-Ghazali, Al-maslahah ialah memelihara
tujuan-tujuan syara’13. Al-maslahah dalam pengertian syar’i ialah
meraih manfaat dan menolak kemudaratan dalam rangka memelihara
tujuan syara’.
Menurut Al-Khawarizmi menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan al-maslahah adalah memelihara tujuan syara’dengan cara
menghindarkan ke-mafsadah-an (keburukan) dari manusia14.
Menurut Sa’id Ramadan al-Buti menjelaskan pengertian
al-maslahah sebagaimana diistilahkan ulama hukum Islam dapat
didefinisikan menjadi manfaat yang dimaksudkan al-Syar’i untuk
kepentingan hamba-hamba-Nya, baik berupa pemeliharaan terhadap
agama, jiwa, akal, keturunan maupun harta benda mereka sedangkan
urutan tertentu yang terdapat didalam kategori pemeliharaan
tersebut15.
Imam al-Syatibi menjelaskan, seluruh ulama sepakat
menyimpulkanbahwa Allah SWT menetapkan berbagai ketentuan
syari’at dengan tujuan memelihara lima unsur pokok manusia (al-
dururiyyat al-khams). Kelima unsur itu ialah, memelihara agama,

12
Al-Fairuzzabadi Al-Qamus al-Muhit, jilid I. Dar al-Fikr, Beirut, tt. Hal.277
13
Abu-Hamid Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazali, al-Mustafa min ‘ilm al-Usul, Juz I,
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, tt, hal. 286.
14
Muhammad Ibn Ali Ibn Muhammad al-Syaukani, Irsyad al-Fuhul ila Tahqiq al-Haqq min
‘Ilm al-Usul, ttp: Dar al-Fikr, tt. Hal. 242
15
Muhammad Sa’id Ramadan al-Buti, Dawabit al-Maslahah fi al-Syarah al-Islamiyyah, Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1990. Hal.27

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Islam 9


memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan dan
memelihara harta mereka. Kelima unsur pokok tersebut disebut juga
dengan tujuan-tujuan syarak (al-mawasid al-syar’’i)16. Sedangkan al-
Ghazali mengistilahkannya dengan al-usul al-khamsah (lima dasar)17.
Karena pengetahuan tentang lima unsur pokok yang menjadi
tujuan penetapan hukum syarak tersebut bersifat sangat jelas dan
mendasar, maka pengetahuan tersebut dapat dikategorikan sebagai
pengetahuan yang bersifat darury (a priori)18.
Upaya mewujudakan pemeliharaan kelima unsur pokok tersebut,
ulam amembaginya kepada tiga kategori dan tingkat kekuatan, yaitu:
maslahah daruriyyah (kemaslahatan primer), maslahah hajiyyah
(kemaslahatan sekunder) dan maslahah tahsiniyyah (kemaslahatan
tersier).
Al-maslahah al-daruriyyah ialah kemaslahatan memelihara
kelima unsur pokok yang keberadaannya bersifat mutlak dan tidak bisa
diabaikan. Tercapainya pemeliharaan kelima unsur pokok tersebut
akan melahirkan keseimbangan dalam kehidupan keagamaan dan
keduniaan. Jika kemasalahatan ini tidak ada, maka akan timbul
kekacauan dalam hidup keagamaan dan keduniaan manusia.
Jika agama tidak ada dan manusia dibiarkan begitu saja,
maka akan muncul masalah masyarakat Jahiliah, dan manusia hidup
dengan penuh kekacauan. Karena itu, beriman, salat, puasa, zakat
dan haji disyariatkan untuk memelihara keberadaan agama. selain
itu disyariatkan pula hukuman-hukuman yang ampuh mencegah
perbuatan yang mengancam eksistensi agama, seperti hukuman
bunuh bagi orang yang murtad, dan memerangi orang yang tidak mau

16
Ahmad al-Raisuni, Nazariat al-Maqasid ‘inda al-Imam al-Syatibi. Baeirut: Muassasah al-
Jami’ah, 1992. Hal 38
17
Al-Ghazali, al-Mustasfa, op.cit. hal.286-287.
18
Al-Syatibi, al-Muwafaqati fi Usul al-Syari’ah, Jilid I, Beirut: Dar al-Ma’rifat, tt. Hlm. 3.

10 Dr. Azizah, M.A.


membayar zakat.
Jika eksistensi jiwa dan harta disia-siakan dan tidak dijamin,
maka kehidupan manusia tidak berarti lagi. Untuk menjamin eksistensi
jiwa dan harta, maka disyariatkan hal-hal yang berkaitan dengan
adat dalam kehidupan seperti mengusahakan makan dan minum
yang halal, serta mengusahakan pakaian dan tempat tinggal. Selain
itu, disyariatkan pula muamalat, yaitu aturan-aturan yang berkaitan
dengan kemaslahatan manusia seperti perpindahan hak milik dengan
cara jual beli, hibah, pewaris, dan transaksi-transaksi lainnya. untuk
menghindarkan ancaman terhadap keberadaan jiwa dan harta,
disyariatkan pula bermacam-macam hukuman, seperti hukuman qisas
dan diyat terhadap pembunuh, hukuman had terhadap pencuri, dan
mewajibkan seseorang untuk mengganti harta orang lain yang dirusak
atau dimusnahkannya.
Jika akal tidak dipelihara, maka kita tidak mengenal yang dinamai
“dunia manusia”. Yang ada ialah dunia binatang. Akal itu sendiri bagian
dari kehidupan jiwa. Oleh karena itu, aturan-aturan yang disyariatkan
untuk menjamin eksistensi jiwa sekaligus menjamin eksistensi akal.
Sedangkan untuk mencegah terancamnya eksistensi akal disyariatkan
pula hukuman had bagi peminum khamar.
Memelihara keturunan adalah bagian dari kemaslahatan
hidup manusia yang primer. Memeliharanya juga berarti memelihara
kehidupan itu sendiri. Karena itu, agama Islam mensyariatkan akad
nikah dan semua aturan yang berhubungan dengannya. Untuk
menjaga keturunan dari berbagai ancaman, disyariatkan pula, anatara
lain hukuman had terhadap pelaku zina.
Tingkatan al-maslahah yang kedua adalah al-maslahah al-
hajiyyah (kemaslahatann sekunder), yaitu sesuatu yang diperlukan

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Islam 11


seseorang untuk memudahkannya menjalani hidup dan menghilangkan
kesulitan dalam rangka memelihara lima unsur pokok diatas. Dengan
kata lain, jika tingkat kemaslahatan sekunder ini tidak tercapai, manusia
akan mengalami kesulitan memelihara agama, jiwa, akal, keturunan
dan harta mereka.
Contoh al-maslahah al-hajiyyah ialah, adanya ketentuan
rukhsah (keringanan) dalam ibadat, seperti rukhsah salah dan puasa
bagi orang yang sedang sakit atau sedang berpergian (musafir). Dalam
kehidupan sehari-hari, dibolehkan berburu binatang, menikmati
makanan, minuman , pakaian, tempat tinggal dan kendaraan yang baik,
yang didapat dengan cara yang halal. Demikian juga ketentuan syariat
yang membolehkan seseorang melakukan hutang piutang dan jual beli
dengan cara panjar. Semua aturan-aturang tersebut tidak disyariatkan,
tatanan kehidupan manusia tidak sampai rusak, tetapi mereka akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkannya.
Tingkatan ketiga ialah al-maslahah al-tahsiniyyah (kemaslahatan
tersier) yaitu, memelihara kelima unsur pokok dengan cara meraih dan
menetapkan hal-hal yang pantas dan layak dari kebiasaan-kebiasaan
hidup yang baik, serta menghindarkan sesuatu yang dipandang
sebaliknya oleh akal yang sehat. Hal-hal ini tercakup dalam pengertian
akhlak mulia.
Apabila kemaslahatan tersier tidak tercapai, manusia tidak
sampai mengalami kesulitan dalam memelihara kelima unsur pokoknya,
tetapi mereka dipandang menyalahi aturan-aturan kepatutan dan tidak
mencapai taraf “hidup bermartabat”.
Contoh maslahah tahsiniyah didalam ibadat ialah, adanya
syariat menghilangkan najis, bersuci, menutup aurat, mendekatkan
diri kepada Allah (taqarrub) dengan bersedekah dan melaksanakan
perbuatan-perbuatan sunnah lainnya. Sedangkancontoh dalam

12 Dr. Azizah, M.A.


kebiasaan hidup sehari-hari (adat) ialah, mengikuti sopan santun dalam
makan dan minum, menghindarkan diri dari sifat foya-foya dan boros,
serta melakukan hal-hal yang dipandang kotor dan keji. Sementara
contoh dalam bidang muamalat, adanya larangan melakukan transaksi
dagang terhadap benda najis dan larangan membunuh anak-anak dan
wanita dalam peperangan. Semua itu tidak termasuk dalam kategori
daruriyyat ataupun hajiyyat dalam memelihara lima unsur pokok yang
disebut sebelumnya. Tetapi adanya syariat yang mengatur hal-hal itu,
akan menjadikan manusia menjadi lebih baik.

E. Mashlahah dalam Hukum Islam sebagai Tonggak Ketahanan


Keluarga
Dalam ruang lingkup kajian hukum Islam,terdapat kajian hukum
keluarga Islam yang dikenal dengan istilah al-ahwal al-syakhsiyyah.
Al-ahwal al-syakhsiyyah adalah hubungan hukum yang timbul antar
individu-individu dalam keluarga yang dimulai dari perkawinan
sampai berakhirnya perkawinan, baik putusnya hubungan perkawinan
karena meninggal dunia atau karenaperceraian. Adapun al-ahwal al-
syakhsiyyah mempunyai cakupan yang luas diantaranya yaitu tentang
perkawinan, perwalian, perwakafan, wasiat, warisan, hibah, nafkah,
dan hadhnah.
Pembahasan perkawinan juga mencakup perceraian dan
konskuensinya. Akibat hukum yang timbul karena perceraian perempuan
(isteri) menjalani masa iddah (masa menunggu). Konsekuensi lain
yakni adanya tanggung jawab yang harus dipikul suami isteri dalam
perkawinan.Suami dan isteri mempunyai kewajiban menjaga keutuhan
rumah tangga dengan cara masing-masing menjalankan peran, tugas
dan fungsi ketahanan keluarga untuk mencapai kemashlahatan
hidup. Fungsi agama, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, cinta

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Islam 13


kasih, reproduksi, dan lingkungan jika dijalankan dengan baik maka
kemashlahatan akan terwujud.
Untuk mewujudkan kemaslahatan dalam keluarga, maka setiap
individu dalam keluarga menjalankan hak dan kewajibannya masing-
masing. Jika dalam keluarga saling memelihara dan menjalankan
hak dan kewajiban masing-masing secara baik dan benar, insya
Allah kemashlahatan akan tercapai. Suami sebagai kepala keluarga
menjalankan kewajibannya memberi nafkah keluarga dalam
pemenuhan sandang, pangan dan papan, dan memberikan kasih sayang
dan cinta dalam membimbing dan melindungi keluarga. Suami yang
telah melaksanakan kewajibannya itu sudah selayaknya mendapatkan
hak-haknya.
Demikian pula halnya istri yang melaksanakan kewajibannya
melayani suami, melindungi harta suami dan menjaga amanah yang
diberikan oleh suami dan mendidik anak-anak dengan pendidikan
yang baik, terutama pendidikan agama di samping pendidikan umum,
sepatutnya istri tersebut mendapatkan hak-haknya.
Hak dan kewajiban merupakan hubungan timbal balik antara
suami dan istri. Kewajiban suami adalah hak bagi istri, demikian juga
sebaliknya. Anak-anak harus pula mendapatkan hak-haknya secara
benar, di samping melaksanakan kewajibannya terhadap orang tua,
yaitu berbakti kepada ayah dan ibunya dan menghormati hak-hak orang
lain baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan sosial masyarakat.
Jika masing-masing individu dari anggota keluarga mengetahui
tanggung jawabnya, maka mereka sangat diyakini memiliki kemampuan
menangkis hal-hal yang buruk yang menimpa mereka, baik secara
individu maupun bersama-sama dalam keluarga.
Ketika terjadi pengingkaran terhadap hal-hak dan kewajiban
masing-masing individu dalam keluarga maka ketahanan keluarga akan

14 Dr. Azizah, M.A.


goyah. Tidak terjalin lagi keharmonisan, ketangguhan, keuletan dalam
mempertahankan keutuhan keluarga.
Dalam hukum Islam pengingkaran terhadap hak-hak dan kewajiban
berakibat pada beban dosa dan harus dipertanggungjawabkan
diakhirat kelak,

Hukum islam telah memberikan garisan yang tegas tentang


F. Penutup
pemeliharaan
Hukumhak-hak manusia
islam telah yang tertuang
memberikan adh-dharuriyyat
dalamyang
garisan tegas tentang
al-khams atau al-ushul
pemeliharaan hak-hakal-khamsah(lima dasar yang
manusia yang tertuang bersifat
dalam dharuri,
adh-dharuriyyat
al-khams atau yaitu
penting/utama) al-ushul al-khamsah(lima
memelihara dasar yangjiwa/diri,
agama, memelihara bersifat dharuri,
penting/utama)
memelihara yaitu memelihara
akal, memelihara keturunanagama, memelihara
dan memelihara hartajiwa/diri,
agar
memelihara akal, memelihara keturunan dan memelihara harta agar
tercipta kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Disamping itu tak kalah
tercipta kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Disamping itu tak
pentingnya Islam juga memberikan penekanan untuk menjaga
kalah pentingnya Islam juga memberikan penekanan untuk menjaga
ketahanan
ketahanankeluarga
keluargaadalah akhlak
adalah yang
akhlak mulia.
yang Agar
mulia. keluarga
Agar selalu
keluarga selalu
terpelihara
terpeliharadan
danterhindar dari
terhindar siksaan
dari dineraka
siksaan kelak,
dineraka selayaknya
kelak, ayat
selayaknya ayat
berikut
berikutini
inimenjadi
menjadirujukan
rujukanuntuk
untukdipedomani
dipedomaniyaitu
yaitu: :

ٌ‫ارةُ َعلَ ْي َها َم َالئِ َكة‬ ً َ‫س ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم ن‬


ُ َّ‫ارا َوقُو ُدهَا الن‬
َ ‫اس َوا ْل ِح َج‬ َ ُ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آَ َمنُوا قُوا أَ ْنف‬
‫هللا َما أَ َم َر ُه ْم َويَ ْف َعلُونَ َما يُؤْ َم ُرون‬
َ َّ َ‫شدَا ٌد َال يَ ْعصُون‬ ِ ٌ‫ِغ َالظ‬
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dari api
danneraka
batu; yang bahan bakarnya
penjaganya adalah manusia
malaikat-malaikat dan batu;
yang kasar, keras, dan
penjaganya malaikat-malaikat
tidak mendurhakai Allah yang kasar,apa
terhadap keras,
yangdandiperintahkan-Nya
tidak
kepada mereka
mendurhakai dan selalu
Allah terhadap apamengerjakan apa yang diperintahkan.
yang diperintahkan-Nya kepada
(QS.At-Tahrim,
mereka 66: 6)
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS.At-
Tahrim, 66: 6)
Wallahu a’lam bi al shawab.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Islam 15


Bab II
Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif
Sosiologi
oleh: Dra. Hj. Husmiaty Hasyim, MA

A. PENDAHULUAN
Dalam perjalanan sejarah manusia, keluarga merupakan
kumpulam dua individu atau lebih yang dianggap pentimg
keberadaannya sebagai wujud dari sifat manusia sebagai makhluk
sosial. Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hiup sendiri,
menyendiri dan memisahkan diri dari kehidupan orang lain. Manusia
membutuhkan hidup berkelompok dan bersama untuk saling member
dan berkomunikasi satu dengan lainnya. Kelompok terkecil dalam
kehidupan manusia adalah keluarga, Keberadaan keluarga senantiasa
dipertahankan dalam bentuk apapun dan menjadi fokus untuk dibahas
sebagai sebuah komunitas yang terkecil. Dalam pandangan sosiologi
keluarga menjadi institusi sosial yang penting untuk dipertahankan dari
segi pengertian, bentuk, fungsi dan pengembangan dalam membentuk
masyarakat, bangsa dan Negara.

B. KELUARGA DAN MASYARAKAT


Terdapat beragam  istilah yang di pergunakan untuk menyebut
keluarga .Keluarga bisa berarti ibu,bapak,anak-anaknya atau seisi rumah.
bisa juga disebut batih yaitu seisi rumah yang menjadi tanggungan
dan dapat pula berarti kaum yaitu sanak saudara serta kaum kerabat.

16 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


Definisi lainnya keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah,perkawinan,atau
adopsi serta tinggal bersama.
Para sosiolog berpendapat bahwa asal usul pengelompokkan
keluarga bermula dari peristiwa perkawinan. Dari sinilah pengertian
keluarga dapat dipahami dari berbagai segi. Pertama,dari segi
orang melangsungkan perkawinan yang sah serta di karuniai anak.
Kedua,lelaki dan perempuan yang hidup bersama serta memilki
seorang anak namun tidak pernah menikah .Ketiga dari segi hubungan
jauh antaranggota keluarga,namun masih memilki ikatan darah.
Keempat,keluarga yang mengadopsi anak dari orang lain.
Beberapa pengertian keluarga di atas secara sosiologis
menunjukkan bahwa dalam keluarga itu terjalin suatu hubungan
yang sangat mendalam dan kuat,bahkan hubungan tersebut bisa di
sebut dengan hubungan lahir batin. Adanya hubungan ikatan darah
menunjukkan kuatnya hubungan yang dimaksud. Hubungan antara
keluarga tidak saja berlangsung selama mereka masih hidup tetapi
setelah mereka meninggal dunia pun masing-masing individu individu
masih memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.
Horton dan Hurt memberikan beberapa pilihan dalam
mendefinisikan keluarga yaitu:
1. Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama
2. Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan
perkawinan.
3. Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak
4. Para anggota suatu komunitas yang biasanya mereka ingin
disebut sebagai keluarga1
1
Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Terj. Lailahanoum, Jakarta, Bumi Aksara, 1995, hal
135

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 17


1. Fungsi Keluarga
Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang
ada di dalamnya memilki tugas masing-masing. Suatu pekerjaan yang
harus dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah yang di sebut fungsi.
Jadi, fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus
dilakukan didalam atau diluar keluarga. Fungsi keluarga terdiri dari:

1. Fungsi biologis
Fungsi ini berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan
seksual suami istri. Keluarga ialah lembaga pokok yang secara abash
memberikan kepuasan seksual. Kelangsungan sebuah keluarga,
banyak ditentukan oleh keberhasilan dalam menjalani fungsi biologis
ini. Apabila salah satu pasangan kemudian tidak berhasil menjalankan
fungsi biologisnya, dimungkinkan akan terjadi gangguan dalam keluarga
yang biasanya berujung pada perceraian dan poligami.

2. Fungsi Sosialisasi Anak


Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam
membentuk kepribadian anak Melalui fungsi ini keluarga berusaha
mempersiapkan bekal selengkap-lengkapnya kepada anak dengan
memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan
nilai-nilai yang di anut oleh masyarakat serta mempelajari peranan
yang diharapkan akan dijalankan mereka. Sosialisasi berarti melakukan
proses pembelajaran terhadap seorang anak.

3. Fungsi Afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih
sayang atau rasa di cinta. Kebutuhan kasih sayang merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi seseorang yang diharapkan bisa

18 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


di perankan oleh keluarga. Kecenderungan dewasa ini menunjukkan
fungsi afeksi telah bergeser kepada orang lain, terutama bagi mereka
yang orang tuanya bekerja diluar rumah.konskuensinya anak tidak lagi
dekat secara psikologis karena anak akan menganggap orang tuanya
tidak memilki perhatian.

4. Fungsi Edukatif
Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik manusia.
Dalam hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan seorang anak dimulai
dari bayi, belajar jalan-jalan hingga mampu berjalan. Semuanya diajari
oleh keluarga.
Tanggung jawab keluarga untuk mendidik anak-anaknya sebagian
besar atau bahkan mungkin seluruhnya telah diambil oleh lembaga
pendidikan formal maupun non formal. Oleh karena itu, muncul fungsi
laten pendidikan terhadap anak, yaitu melemahnya pengawasan dari
orang tua.2

5. Fungsi Religius
Dalam masyarakat Indonesia dewasa ini fungsi keluarga
semakin berkembang, diantaranya fungsi keagamaan yang mendorong
dikembangkannya keluarga dan seluruh aggotanya menjadi insan-insan
agama yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Fungsi Religius dalam keluarga merupakan salah satu indicator
keluarga sejahtera.
Model pendidikan agama dalam keluarga dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu:
1. Cara hidup yang sungguh-sungguh dengan menampilan
penghayatan dan perilaku keagamaan dalam keluarga

T.O. Ihromi. Sosiologi Keluarga, JakartaL Yayasn Obor Indonesia, 1999, hal 269
2

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 19


2. Menampilkan aspek fisik berupa sarana ibadah dalam
keluarga  berupa hubungan sosial antara anggota keluarga dan
lembaga-lembaga keagamaan.3
Pendidikan agama dalam keluarga, tidak saja bisa dijalankan
dalam keluarga, menawarkan pendidikan agama, seperti pesantren,
tempat pengajian, majelis taklim, dan sebagainya.

1. Fungsi Protektif
Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya.
Fungsi ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari
hal-hal yang negativ. Dalam setiap masyarakat,keluarga memberikan
perlindungan fisik, ekonomis, dan psikologis bagi seluruh anggotanya.
Sebagian masyarakat memandang bahwa serangan terhadap salah
seorang keluarga berarti serangan bagi seluruh keluarga dan semua
anggota keluarga wajib membela atau membalaskan penghinaan itu.
Namun demikian, Fungsi perlindungan dalam keluarga itu lambat laun
bergeser dan sebagian telah diambil alih oleh lembaga lainnya seperti
tempat perawatan anak, anak cacat tubuh dan mental, anak nakal,
anak yatim piatu, orang-orang lanjut usia.

2. Fungsi Rekreatif
Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang segar dan
gembira dalam lingkungan. Fungsi Rekreatif dijalankan untuk mencari
hiburan.Dewasa ini tempat-tempat hiburan banyak berkembang di
luar rumah karena berbagai fasilitas dan aktivitas rekreasi berkembang
dengan pesatnya. Media TV termasuk dalam keluarga sebagai sarana
hiburan bagi anggota keluarga.

3
Abd al- ‘Ati, Hammudah, The Family Structure in Islam, terj. Anshari Thayib, Surabay, PT.
Bina Ilmu, 1984, hal 41

20 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


3. Fungsi Ekonomis
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok, seperti
Kebutuhan akan makanan dan minuman Pakaian untuk menutupi
tubuhnya.  Kebutuhan akan tempat tinggal.
Pada masa lalu keluarga di Amerika berusaha memproduksi
beberapa unit kebutuhan rumah tangga dan menjualnya sendiri.
Keperluan rumah tangga itu, seperti seni membuat kursi, makanan dan
pakaian di kerajakan sendiri ayah, ibu, anak, dan sanak saudara yang
lain untuk menjalankan fungsi ekonominya sehingga mereka mampu
mempertahankan hidupnya.
Seiring dengan perubahan waktu dan pertumbuhan perusahaan
serta mesin-mesin canggih, peran keluarga yang dulu sebagai lembaga
ekonomi secara perlahan-lahan hilang Bahkan keluarga yang ada
pada mulanya disatukan dengan pekerjaan yang mampu memenuhi
kebutuhan sendiri dalam rumah tangganya. Kini, keluarga merupakan
suatu kesatuan konsumsi ekonomis yang di persatukan oleh
persahabatan.
4. Fungsi Penentuan Status
Dalam sebuah keluarga, seseorang menerima serangkaian
status berdasarkan umur, urutan kelahiran, dan sebagainya. Status/
kedudukan ialah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok atau posisi kelompok dalam hubungannya dengan kelompok
lainnya. Status tidak dapat di pisahkan dari peran. Peran adalah perilaku
yang diharapkan dari seorang yang mempunyai status. Status dan
peran terdiri atas dua macam yaitu status dan peran yang ditentukan
oleh masyarakat dan status dan peran yang diperjuangkan oleh
usaha-usaha manusia. Misalnya wanita adalah status yang ditentukan

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 21


(ascribed), seseorang mencapai status melalui tahapan tersendiri yang
diusahakan (achieved).4

2. Bentuk-bentuk Keluarga
Bentuk-bentuk keluarga sangatlah berbeda antara satu
masyarakat dan masyarakat lainnya.
1. Keluarga Batih (Nuclear family)
Keluarga Batih adalah kelompok orang yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anaknya yang belum memisahkan diri dan membentuk
keluarga tersendiri. Keluarga ini bisa juga disebut keluarga conjugal
(conjugal family), yaitu keluarga yang terdiri dari pasangan suami
istri bersama anak-anaknya. Keluarga Batih (keluarga inti)terdapat
pada masyarakat praindustri. Meskipun keluarga lain tidak lepas
dari perhatian tekanan pada hubungan antar keluarga rumah tangga
tempat dia tinggal. Pola keluarganya berupa pada keluarga inti ialah
tempat tinggal yang sama dengan jumlah anggota terbatas.
2. Keluarga Luas (Extended family)
Keluarga luas yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang
berketurunan dari kakek dan nenek yang sama termasuk keturunan
masing-masing istri dan suami.Dengan kata lain keluarga luas ialah
keluarga batih ditambah kerabat lain yang memilki hubungan erat dan
senantiasa di pertahankan. Sebutan keluarga yang diperluas digunakan
bagi suatu system yang masyarakatnya mengiginkan beberapa generasi
yang hidup dalam suatu atap rumah tangga.
Istilah keluarga luas seringkali digunakan untuk mengacu pada
keluarga batih berikut keluarga lain yang memilki hubungan
baik dengannya dan tetap memelihara dan mempertahankan
hubungan.

4
Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga, tentang Ikhwal Keluarga, Remaj dan Anak,
Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hl 43

22 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


tersebut. Keuntungan keluarga luas yaitu pertama: keluarga luas banyak
ditemukan di desa-desa dan bukan pada daerah industry. Keluarga
luas sangat cocok dengan kehidupan desa, yang dapat memberikan
pelayanan sosial bagi  anggota-anggotanya. Kedua, keluarga luas
mampu mengumpulkan modal ekonomi secara besar.
3. Keluarga Pangkal (Steam Family)
Keluarga Pangkal yaitu sejenis keluarga yang menggunakan
system pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua. Keluarga
pangkal ini banyak terdapat di Eropa zaman feudal. Para petani imigran
AS dan di zaman Tokugawa Jepang. Pada mas tersebut seorang anak yang
paling tua bertanggung jawab terhadap adik-adiknya yang perempuan
sampai ia menikah, begitu pula terhadap saudara laki-lakinya yang
lainnya. Dengan demikian, pada jenis keluarga ini pemusatan kekayaan
hanya pada satu orang.
4. Keluarga Gabungan (Joint family)
Keluarga Gabungan yaitu keluarga yang terdiri atas orang-orang
yang berhak atas hasil milik keluarga antara lain saudara laki-laki pada
setiap generasi. Disini tekananya hanya pada saudara laki-laki karena
menurut adat Hindu anak laki-laki sejak kelahirannya mempunyai hak
atas kekayaan keluarga. Kendatipun antar saudara laki-laki itu tinggal
terpisah mereka menganggap dirinya sebagai suatu keluarga gabungan
dan tetap menghormati kewajiban mereka bersama termasuk membuat
anggran perawatan harta keluarga dan menetapkan anggaran belanja.
Disini terlihat bahwa keluarga gabungan didasarkan atas hubungan
antara laki-laki yang telah dewasa dan bukan pada hubungan suami
istri.5

5
Su’adah, Sosiologi Keluarga, Yogyakarta, UMM Press, 1998, hal, 133-135

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 23


3. Keluarga sebagai inti masyarakat
Keluarga sebagai inti masyarakat dapat dilihat dari dua segi
yaitu:
Dari urgensi keluarga itu sendiri di tengah-tengah masyarakat.
Pada bagian ini keluarga di temapatkan sebagai lembaga social yang
sangat penting dibandingkan dengan lembaga lainnya. Penjelasannya
mengarah pada argument-argumen yang menempatkan keluarga
sebagai lembaga yang tiada bandingannya. Dapat juga di jelaskan
melalui sejarah keluarga. Pada bagian ini peran keluarga di tengah-
tengah masyarakat memiliki kontribusi penting bagi terbentuknya
lembaga-lembaga social pada umumnya.
Keluarga merupakan kelompok social pertama dalam kehidupan
social. Didalam kelompok primer ini terbentuklah norma-norma social
berupa frame of reference  dan sense of belonging. Didalam keluarga
manusia pertama kali memperhatikan keinginan orang lain, belajar
sama dan belajar membantu orang lain.6
Para sosiolog keluarga meyakini, meskipun perubahan besar
terjadi pada setiap lapisan masyarakat, keluarga mendapat tugas
penting untuk ikut ambil bagian di dalamnya. Bahkan, keluarga menjadi
sumber kepuasan emosional yang terbesar.Secara historis, peran
keluarga di tengah-tengah masyarakat jauh lebih penting daripada
lembaga social lainnya.
Keluarga sebagai Kelompok Primer
Keluarga merupakan kelompok primer dalam masyarakat.
Kelompok primer adalah suatu kelompok yang menyebabkan dapat
mengenal orang lain sebagai suatu pribadi secara akrab.Hal tersebut
dilakukan melalui suatu hubungan social yang bersifat informal, akrab,
6
Kingsley Davis, The Sosiology of Parent-Youth Conflet, Coser, 1074, hal 92

24 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


personal, dan total yang mencakup banyak aspek dari pengalaman
hidup seseorang.
Kelompok primer dipandang penting karena perasaan dan
perilaku yang dijalankannya memiliki arti tersendiri. Dalam kelompok
primer, seseorang mengemukakan keakraban, simpati dan rasa
kebersamaan yang menyenangkan.

4. Keluarga Sebagai Lembaga Sosial


Konsep sosiologis mengenai lembaga berbeda dengan konsep
yang umum digunakan. Sebuah lembaga (institution) adalah suatu
system norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh
masyarakat dianggap penting.
Dalam masyarakat yang paling sederhana, keluarga adalah
lembaga sosial satu-satunya. Pekerjaan diatur oleh unit-unit keluarga,
sedangkan anak-anak dididik oleh anggota keluarga. Dalam masyarakat
seperti ini, tidak dibutuhkan struktur lain diluar keluarga.
Suatu lembaga tidak lagi memiliki anggota, melainkan pengikut.
Perbedaan anggota dan pengikut sangatlahh tipis, misalnya lembaga
perbankan adalah prosedur yang dibekukan untuk mengelola
transaksi keuntungan tertentu. Bankir adalah orang yang memimpin
transaksi tersebut. Bank adalah sekelompok bankir yang terorganisasi.
Pendidikan adalah lembaga yang berupaya mengatur mekanisme
pendidikan. Dalam bentuknya yang kongkrit pendidikan berwujud
sebagai universitas, sekolah dasar dan sebagainya.
Proses terjadinya suatu lembaga sangatlah panjang. Mula-
mula orang mencari cara praktis dalam memenuhi kebutuhannya.
Dalam pemenuhan kebutuhan itu, dibuatlah norma dan aturan.
Dalam terbentuknya aturan bisa tertulis atau tidak tertulis. Aturan

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 25


itu ada yang mengikat para anggota masyarakat dan ada yang tidak.
Kekuatan sebuah aturan dapat diketahui dari acaranya (usage)
masyarakat memperlakukannya, kebiasaan (folkways) dan adai istiadat
(custom). Bila sudah dilakukan oleh masyarakat, norma tersebut telah
melembaga.
Norma yang telah melembaga itu pada akhirnya tumbuh dan
berkembang dimasyarakat kemudian membentuk intitusi atau pranata.
Terbentuknya pranata dalam sebuah masyarakat, pada dasarnya
mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk memberikan pedoman pada
anggota masyarakat untuk bertindak, menjaga keutuhan masyarakat,
dan mengadakan system pengendalian social (social control)7
Akhirnya, muncullah lembaga keluarga dalam masyarakat
sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan seksual, perlindungan,
kasih sayang dsb. Lembaga keluarga ini kemudian memberikan
pengaturan tertentu yang dapat diikuti manusia.

C. SOSIALISASI DALAM KELUARGA


1. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi dapat di definisikan sebagai suatu proses sosial yang
dilakukan oleh seseorang dalam menghayati (mendarah dagingkan)
norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga menjadi bagian dari
kelompoknya.
Proses sosialisasi biasanya disertai dengan enkulturasi atau
proses pembudayaan, yakni mempelajari kebudayaan yang dimiliki
oleh kelompok, seperti adat istiadat, bahasa, kesenian, kepercayaaan,
system kemasyarakatan, dan sebagainya. Proses sosialisasi
dan enkulturasi ini dilakukan secara turun-temurun dari satu
generasi.

_______________
7 T.O. Ihromi, (ed) Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia,

1888, hal 116

26 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


ke generasi berikutnya melalui tahapan tertentu, yang semakin hari
semakin meluas, yaitu berawal dari keluarga kemudian meluas ke
teman sepermaianan, sekolah, lingkungan kerja dan seterusnya.

2. Media Sosialisasi
Media Sosialisasi yang biasa dipakai untuk sosialisasi adalah:
1. Keluarga. Orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang berguna
bagi perkembangan dan kemajuan hidup manusia adalah anggota
keluarga. Oleh karena itu keluarga dikatakan sebagai tempat
pertama dan utama dalam sosialisasi.
2. Teman sepermainan dan sekolah. Di sekolah dan antara kelompok
sebaya serta teman sepermainan. Disini anak mulai mengenal
harga diri, citra diri dan hasrat pribadi. Kaidah-kaidah kehidupan
seperti ini dijalani oleh anak melalui interaksi.
3. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan proses sosialisasi
lanjutan.Ditempat kerja itulah seseorang mulai berorganisasi
secara nyata dalam suatu system. Dan kemudian menyadari bahwa
dirinya merupakan bagian dari system tersebut.
4. Media Massa. Dikatakan sebagai sarana dalam proses sosialisasi
karena media ini, banyak memberikan informasi yang dapat
menambah wawasan untuk lebih memberikan dan memahami
keberadaan manusia dan permasalahan yang ada disekitarnya.8
5. Media Teknologi Informasi, perannya tidak hanya mempengaruhi
satu aspek kehidupan masyarakat, melainkan hampir seluruh
aspek kehidupan masyarakat, tidak terkecuali bidang politik,
ekonomi, sosial, dan budaya suatu masyarakat. Hal ini disebabkan

8
William M Kephart, The Famii Sosiety and the Individual, Houghton Mifflin Company,
Boston, 1877, hal 167

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 27


perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mengaburkan
batas antara satu negara dengan negara lain, menjadikan minimnya
batas ruang dan waktu antara satu individu dengan individu
lain yang berada di seluruh penjuru dunia. Teknologi informasi
meliputi dua sisi dampak bagi masyarakat yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif. maka pemanfaatan teknologi informasi
dalam masyarakat harus diawasi dengan lebih baik lagi, sehingga
penggunaannya lebih memberikan manfaat bagi seluruh lapisan
masyarakat. Dan masyarakat harus lebih selektif dan bersikap kritis
terhadap teknologi informasi yang berkembang, sehingga semua
manfaat positif yang terkandung di dalam Tehnologi informasi
mampu dimaksimalkan, dan efek negatif dapat lebih diminimalkan.

3. Tahap Sosialisasi
Sosialisasi dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu:
a. Sosialisasi Primer, yaitu sosialisasi pertama dijalankan
individu semasa kecil, yang harus dijalaninya apabila dia akan
menjadi anggota masyarakat. Dalam tahap ini sosialisasi
primer membentuk kepribadian anak dalam dunia umum.
Dalam hal ini keluargalah yang berperan sebagai agen
sosialisasi.
b. Sosialisasi Sekunder,yaitu Proses yang dialami individu
yang telah disosialisasikan ke dalam sector baru dari dunia
objektif masyarakatnya. Dalam tahap ini individu diarahkan
untuk lebih bersikap professional. Lembaga pendidikan dan
lembaga lain di luar keluarga merupakan agen sosialisasi
sekunder.
Seseorang dapat mengalami proses desosialisasi yaitu proses
pencabutan diri yang kemudian disusl dengan sikap resosialisasi

28 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


yaitu diberikan diri yang baru yang tidak saja berbeda tetapi juga
tidak sepadan.Misalnya rumah tahanan yang merehabilitasi para
narapidana, pendidikan militer, rumah sakit jiwa, dan termasuk di
dalamnya panti jompo.9

4. Sosialisasi sebagai Suatu Proses


Manusia yang tadinya tidak tahu apa-apa kemudian belajar
memahami nilai-nilai yang ada dalam kelompoknya. Untuk menjadi
anggota yang dapat diterima dilingkungan kelompoknya, seseorang
memerlukan suatu kemampuan untuk menilai secara objektif perilaku
sendiri dalam pandangan orang lain. Apabila sudah sampai pada
tingkat tersebut seseorang sudah memiliki apa yang disebut self(diri).
Self terbentuk dan berkembang melalui proses sosialisasi dengan cara
berinteraksi dengan orang lain.
Salah satu tanda orang yang sudah memilki self ialah mereka
yang sudah bias bertindak sebagai subjek dan objek sekaligus.
Charles Horton Cooley sebagaimana di kutip oleh Horton and Hurt
memperkenalkan konsep ”looking glass self” yang menerangkan dalam
benak individu terjadi proses yang ditandai oleh tiga tahap yaitu:
1. Persepsi, dalam tahap ini orang membayangkan bagaimana orang
lain melihat dirinya
2. Interpretasi dan definisi seseorang membayangkan bagaimana
orang lain menilai penampilannya
3. Respon, berdasarkan persepsi dan interpretasi individu tersebut
kemudian menyusun respon.

9
Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga, tentang Ikhwal Keluarga, Remaj dan Anak, Jakarta:
Rineka Cipta, 1990, hal 84.

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 29


Terjadinya proses sosialisasi pada seorang anak dilakukan
setelah dalam dirinya tertentu self yang diawali   dari cara orang tua
mengekspresikan dirinya, kemudian cara tersebut diidentifikasi dan
diinternalisasikan menjadi peran dan sikapnya akhirnya terbentuklah
self si anak.10

5. Sosialisasi Dalam Keluarga


Sosialisasi bagi manusia berlangsung terus selama dia hidup
yaitu sejak ia dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Setidaknya siklus
kehidupan manusia ditentukan oleh beberapa masa yaitu masa kanak-
kanak, masa remaja, masa dewasa, masa tua, dan masa kematian.

a. Sosialisasi pada masa kanak-kanak


Orang tua memilki kewajiban kepada anak-anaknya tentang segala
hal. Kewajiban ini merupakan bentuk peran orang tua merupakan
bentuk peran orang tua dalam sosialisasi. Pada masa kanak-kanak
orang tua merupakan agen tunggal bagi anak dalam bersosialisasi.
Proses sosialisasi pada tahap ini digambarkan melalui konsep A-G-
I-L yang diperkenalkan Talcott Parsons dalam menganalisis tindakan
social. A (adaption),G (goal attainment), I( integration), dan L (latent)

b. Sosialisasi pada masa remaja


Pada masa ini seseorang berada pada masa transisi,yaitu
meninggalkan masa kanak-kanak dan memasuki usia remaja.Masa
ini disebut juga sebagai reverse socialization, yaitu orang lebih muda
dapat menggunakan pengaruh mereka kepad orang yang lebih tua.
Dengan kata lain recerse socialization berarti orang yang seharusnya
disosialisasikan tetapi justru menyosialisasikan.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga, tentang Ikhwal Keluarga, Remaj dan Anak, Jakarta:
10

Rineka Cipta, 1990, hal 103

30 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


Agen sosialisasi pada masa remaja bukan lagi orang tua
melainkan teman sebaya, kelompok sepermainan dan mungkin juga
lawan jenisnya.

c. Sosialisasi pada Masa Dewasa


Proses sosialisasi dialami oleh orang dewasa pada saat mereka
mendapatkan peran yang baru, bagi orang dewasa, peran baru itu
dapat berupa mendapatkan pekerjaan,menikah, peran baru itu dapat
berupa mendapatkan pekerjaan, menikah, dan memilki anak. Tiga
bentuk peran itu menuntut seseorang melakukan pembelanjaran.
Semua peran baru ini menuntut orang dewasa memulainya lagi dari
nol sebab ia belajar bersosialisasi kembali.

d. Sosialisasi pada Masa Tua


Orang lanjut usia sama seperti seorang remaja yang mengalami
transisi,yaitu   dari masa orang tua yang produktif ke masa menuju
kematian.Pada masa ini ia juga banyak bergantung dengan anak atau
saudara-saudaranya. Proses sosialisasi bagi mereka dilakukan secara
bertahap.11

6. Peran Orang Tua Dalam Sosialisasi


Dalam situasi normal pihak pertama yang dihubungi seorang
anak adalah ibunya. Hubungan dengan ibu pada tahun pertama lebih
erat dibandingkan dengan hubungan terhadap ayah. Semakin anak
tumbuh besar pengendalian atau pengawasan dari orang tua perlu
semakin ditingkatkan. Arti sesungguhnya pengendalian sos ial adalah
jauh lebih luas yaitu meliputi segala proses baik yang direncanakan atau
tidak yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga

Jalaludin Rahmat dan Muhtar Ganda Atmaja, Keluarga Muslim dalm Masyarakat Modern,
11

Bandung, Rosda Karya, 1993, hal 132

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 31


masyarakat agar mematuhi kaidah dan nilai sosial yang berlaku. Wujud
pengendalian sosial dalam keluarga dapat berupa terapi ataupun
konsiliasi. Adapun wujudnya dalam masyarakat adalah konsiliasi
ditambah dengan pemidanaan dan kompensasi. Terapi dan konsiliasi
sifatnya remedial, artinya bertujuan mengembalikan situasi pada
keadaan semula yakni sebelum terjadinya perkara atau sengketa.12

7. Keluarga Sebagai Sumber Nilai,sikap,dan Norma


Keluarga merupakan sumber utama dan pertama dalam
proses penanaman nilai dan norma. Penanaman ini dilakukakan lewat
interaksi sosial. Nilai ialah  gagasan mengenai suatu perbuatan atau
pengalaman yang mempunyai arti atau tidak. Seseorang yang telah
melakukan interaksi dengan berbagai pengaruhnya akan memberikan
kesadaran mengenai adanya nilai-nilai yang ada di sekitarnya. Nilai itu
dapat diartikan sebagai sikap dan perasaan yang diperlihatkan oleh
seseorang  tentang baik-buruk, benar-salah, suka-tidak suak terhadap
objek material maupun non material.
Setelah seseorang mengetahui adanya tata nilai
disekelilingnyayang positif dan negative dia akan berfikir dan
mengetahui nilai-nilai yang perlu ia kerjakan. Dalam proses berfikir ia
kemudian memahami nilai-nilai itu sehingga tertanam (internalisasi)
dalam dirinya.Selanjutnya ia mempraktekkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang sudah dipraktekkan itu lama
kelamaan berubah menjadi norma-norma. Norma adalah aturan yang
mengandung sanksi untuk mendorong bahkan menekankan orang
perongan secara keseluruhan. Norma-norma dibedakan dalam 4 macam
yaitu berikut ini:

______________
12
Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga, tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak,
Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hal 62

32 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


1. Norma agama,yaitu norma yang berasal dari Tuhan melalui para
nabi untuk disampaikan kepada umat manusia.
2. Norma Kesusilaan, yaitu norma yang berasal dari hati nurani
manusia yang biasanya ditampakkan orang sesuai dengan
keyakinan terhadap agama.
3. Norma kesopanan,yaitu norma yang berasal dari pergaulan
masyarakat
4. Norma Hukum, yaitu norma yang dibuat oleh pemerintah demi
terciptanya kehidupan bermasyarakat.13

D. KOMUNIKASI DALAM KELUARGA


Hubungan sosial dalam sosiologi senantiasa menggunakan
konsep interaksi sosial. Interaksi memegang peranan penting untuk
mengetahui hubungan individu dengan individu, individu dengan
kelompok, kelompok dengan individu, dan kelompok dengan kelompok.
Hubungan suatu individu dan kelompok biasanya dialakukan dengan
kontak sosial dan komunikasi. karena kedua hal itu adalah syarat
terjadinya interaksi sosial.
Uraian mengenai hubungan dalam keluarga dalam bagian
ini menggunakan pendekatan interaksionisme melalui suati
konsep  interaksi sosial dan dampak yang ditimbulkannya.

1. Komunikasi antara suami dan istri


Dalam perkembangan sejarah, hubungan antar suami-istri pada
kelas menengah berubah dari hubungan yang ada pada keluarga yang
institusional ke hubungan yang ada pada keluarga yang companionship.
Hubungan antar suami-istri pada keluarga yang institusional
ditentukan

bd al- ‘Ati, Hammudah, The Family Structure in Islam, terj. Anshari Thayib, Surabay, PT.
13

Bina Ilmu, 1984, hal 83


Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 33
oleh faktor-faktor di luar keluarga seperti adat, pendapat umum dan
hukum. Baru kemudian dalam perkembangan selanjutnya, pengaruh
faktor-faktor tersebut mulai berkurang. Hubungan antar suami istri
lebih didasarkan atas pengertian dan kasih sayang timbal balik serta
kesepakatan mereka berdua, menyebut pola hubungan suami-istri
dalam keluarga yang institusional sebagai pola yang otoriter, sedangkan
pola hubungan suami-istri dalam keluarga yang companionship sebagai
pola yang demokratis.14
Hubungan suami-istri dapat dibedakan menurut pola
perkawinan ada 4 macam pola perkawinan yaitu owner property, head
complement, senior junior partner, dan equal partner.

a. Pada pola perkawinan owner property,


Istri adalah milik suami sama seperti uang dan barang berharga
lainnya. Tugas suami adalah mencari nafkah dan tugas istri adalah
menyediakan makanan untuk suami dan anak-anak dan menyelesaikan
tugas-tugas rumah tangga yang lain karena suami telah bekerja untuk
menghidupi dirinya dan anak-anaknya. Dalam pola perkawinan seperti
ini berlaku norma :
1. Tugas istri adalah untuk membahagiakan suami dan memenuhi
semua keinginan dan kebutuhan rumah tangga suami.
2. Istri harus menurut pada suami dalam segala hal.
3. Istri harus melahirkan anak-anak yang akan membawa nama
suami.
4. Istri harus mendidik anak-anaknya sehingga anak-anaknya bisa
membawa nama baik suami.

14
Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga, tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak,
Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hal 62

34 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


b. Pada pola perkawinan yang head-complement,
istri dilihat sebagai pelengkap suami. Suami diharapkan untuk
memenuhi kebutuhan istri akan cinta dan kasih sayang, kepuasan
seksual, dukungan emosi, teman, pengertian dan komunikasi yang
terbuka. Suami dan istri memutuskan  untuk mengatur kehidupan
bersamanya secara bersama-sama. Tugas suami masih tetap mencari
nafkah untuk menghidupi keluarganya, dan tugas istri masih tetap
mengatur rumah tangga dan mendidik anak-anak. Tetapi suami dan
istri kini bisa merencanakan kegiatan bersama untuk mengisi waktu
luang. Suami juga mulai membantu istri di saat dibutuhkan, misalnya
mencuci piring atau menidurkan anak, bila suami mempunyai waktu
luang. Tugas istri yang utama adalah mengatur rumah tangga dan
memberikan dukungan pada suami sehingga suami bisa mencapai maju
dalam pekerjaannya. Suami mempunyai seseorang yang melengkapi
dirinya.

c. Pada pola perkawinan senior-junior partner,


posisi istri tidak lebih sebagai pelengkap suami, tetapi sudah
menjadi teman. Perubahan ini terjadi karena istri juga memberikan
sumbangan secara ekonomis meskipun pencari nafkah utama tetap
suami. Dengan penghasilan yang didapat, istri tidak lagi sepenuhnya
tergantung pada suami untuk hidup. Kini istri memiliki kekuasaan yang
lebih besar dalam pengambilan keputusan. Menurut teori pertukaran,
istri mendapatkan kekuasaan dan suami kehilangan kekuasaan. Tetapi
suami masih memiliki kekuasaan yang lebih besar dari istri karena
posisinya sebagai pencari nafkah utama. Artinya, penghasilan istri tidak
boleh lebih besar dari suami. Dengan begitu suami juga menentukan
status sosial istri dan anak-anaknya.

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 35


d. Pada pola perkawinan equal partner,
Tidak ada posisi yang lebih tinggi atau rendah di antara
suami-istri. Istri mendapat hak dan kewajibannya yang sama untuk
mengembangkan diri sepenuhnya dan melakukan tugas-tugas rumah
tangga. Pekerjaan suami sama pentingnya dengan pekerjaan istri.
Dengan demikian istri bisa pencari nafkah utama, artinya penghasilan
istri bisa lebih tinggi dari suaminya. Dalam hubungan ini, alasan
bekerja bagi wanita berbeda dengan alasan yang dikemukakan dalam
pola perkawinan sebelumnya. Alasan untuk bekerja biasanya menjadi
“sekolah untuk kerja” atau “supaya mandiri secara penuh.” Dalam
pola perkawinan ini, norma yang dianut adalah baik istri atau suami
mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang, baik di bidang
pekerjaan maupun secara ekspresif. Segala keputusan yang diambil di
antara suami istri, saling mempertimbangkan kebutuhan dan kepuasaan
masing-masing. Istri mendapat dukungan dan pengakuan dari orang
lain karena kemampuannya sendiri dan tidak dikaitkan dengan suami.
Dalam pola perkawinan seperti ini, perkembangan individu sebagai
pribadi sangat diperhatikan.15

2. Komunikasi antara Anak dengan Orang Tua


Secara umum kehadiran anak dalam keluarga dapat dilihat
sebagai faktor yang menguntungkan orang tua dari segi psikologis,
ekonomis dan sosial (Horowirz, 1985; Suparlan, 1989; Zinn dan Eitzen,
1990).
Pertama, anak dapat lebih mengikat tali perkawinan. Pasangan
suami istri merasa lebih puas dalam perkawinan dengan melihat
perkembangan emosi dan fisik anak. Kehadiran anak juga telah
mendorong komunikasi antara suami istri karena mereka merasakan
15
William J, Goode, Sosiologi Keluarga, Bumi Aksara, 1995, hal 78

36 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


pengalaman bersama anak mereka.
Kedua, orang tua merasa lebih muda dengan membayangkan
masa muda mereka melalui kegiatan anak mereka.
Ketiga, anak merupakan simbol yang menghubungkan masa
depan dan masa lalu. Dalam kaitan ini, orang tua sering menemukan
kebahagiaan diri mereka dalam anak-anak mereka, kepribadian, sifat,
nilai, dan tingkat laku mereka diturunkan lewat anak-anak mereka.
Keempat, orang tua memiliki makna dan tujuan hidup dengan
adanya anak.
Kelima, anak merupakan sumber kasih sayang dan perhatian.
Keenam, anak dapat meningkatkan status seseorang. Pada
beberapa masyarakat, individu baru mempunyai hak suara setelah ia
memiliki anak.
Ketujuh, anak merupakan penerus keturunan. Untuk mereka
yang menganut sistem patrilineal, seperti Cina, Korea, Taiwan, dan
Suku Batak, adanya anak laki-laki sangat diharapkan karena anak
laki-laki akan meneruskan garis keturunan yang diwarisi lewat nama
keluarga. Keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki dianggap tidak
memiliki garis keturunan, dan keluarga itu dianggap akan punah.
Kedelapan, anak merupakan pewaris harta pusaka. Bagi
masyarakat yang menganut sistem matrilineal, anak perempuan
selain sebagai penerus keturunan, juga bertindak sebagai pewaris dan
penjaga harta pusaka yang diwarisinya. Sedangkan anak laki-laki hanya
mempunyai hak guna atau hak pakai. Sebaliknya, pada masyarakat
yang menganut sistem patrilineal, anak laki-lakilah yang mewariskan
harta pusaka.
Kesembilan, anak juga mempunyai nilai ekonomis yang penting.
Di daerah pedesaan Jawa, anak sudah dapat membantu orang tua pada

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 37


usia yang sangat muda. White (1982) menemukan bahwa umumnya
anak mulai teratur membantu orang tua pada usia 7-9 tahun, tetapi
juga ditemukan beberapa kasus anak yang membantu sejak mereka
berumur 5-6 tahun. Anak laki-laki biasanya mengumpulkan rumput,
memelihara ternak, mengolah sawah atau pekarangan, menjaga
adik, dan mengambil air.Semakin besar usia mereka, semakin berat
pekerjaan yang harus mereka lakukan.Studi tentang hubungan orang
tua – anak biasanya hanya membahas fungsi anak terhadap orang tua
dan bukan sebaliknya.16
Fungsi orang tua terhadap anak dianggap sudah seharusnya
berlangsung karena orang tua bertanggungjawab atas anak-anak
mereka. Padahal tidak sedikit bantuan yang diberikan oleh orang tua
meskipun anak seharusnya sudah bias menghidupi diri mereka sendiri.
Bantuan yang diberikan oleh orang tua misalnya, memberi tumpangan
tempat tinggal pada anak mereka yang sudah dewasa termasuk mereka
yang sudah menikah.
Berbeda dengan di Negara Barat, di mana pada umur 18 tahun
biasanya anak sudah meninggalkan rumah orang tua, di Indonesia
anak biasanya masih tinggal bersama dengan orang tua sampai
mereka menikah. Bila setelah menikah mereka belum mendapatkan
rumah, biasanya orang tua juga mengizinkan anak, mantu dan bahkan
cucu untuk tinggal bersama-sama. Sehingga kini dikenal dengan istilah
tinggal di “pondok mertua indah”. Orang tua juga biasanya membiayai
sekolah anak sampai ke perguruan tinggi.
Tidak jarang orang tua juga memberi bantuan keuangan
pada anak mereka yang sudah menikah tetapi belum mempunyai
penghasilan yang cukup. Lewis (1990) mengutip beberapa penelitian

Jalaludin Rahmat dan Muhtar Ganda Atmaja, Keluarga Muslim dalm Masyarakat Modern,
16

Bandung, Rosda Karya, 1993, hal 112

38 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


yang menunjukkan bahwa pada usia menengah  (middle age), orang
tua member banyak bantuan pada anak mereka yang sudah menikah.
Banyak bantuan diberikan dalam bentuk hadiah, khususnya anak
perempuan, sehingga peran menantu pria tidak dilecehkan. Bantuan
seperti ini memang diharapkan karena orang tua mampu menolong
secara finansial pada usia menengah dalam daur hidup mereka.
Pada usia menengah biasanya orang tua berada pada puncak
karir mereka, sementara anak mereka yang baru menikah umumnya
baru merintis karir. Orang tua juga biasanya menjadi tempat penitipan
cucu. Dengan makin banyaknya wanita bekerja di luar rumah, dan
semakin sulitnya mencari pembantu yang mengurus anak, cucu biasanya
dititipkan ke rumah kakek dan nenek mereka. Bantuan yang diberikan
oleh orang tua dapat dilihat sebagai hubungan ketergantungan anak
pada orang tua,
  Tetapi Lewis (1990) melihatnya sebagai hubungan saling
ketergantungan antara orang tua – anak.  Pertama, orang tua
berharap bila mereka membutuhkan bantuan anak akan menolong
mereka.  Kedua, menolong anak merupakan kepuasan secara
emosional. Hubungan orang tua – anak ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Adams, seperti yang dikutip oleh Lewis (1990) menemukan
bahwa kedekatan tempat tinggal tidak berpengaruh pada bantuan
keuangan, tetapi pada jasa yang diberikan pada anak. Faktor lain yang
ikut berpengaruh adalah lamanya pernikahan anak, jenis kelamin anak,
kelas sosial, kesepakatan antara ibu dan ayah, dan persamaan budaya
dalam perkawinan17

17
William J, Goode, Sosiologi Keluarga, Bumi Aksara, 1995, hal 67

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 39


3. Komunikasi Antarsaudara
Komunikasi antar saudara bisa dipengaruhi oleh jenis kelamin,
umur,jumlah, jarak kelahiran, rasio saudara laki terhadap saudara
perempuan,umur orang tua pada saat mempunyai anak pertama, dan
umur anak mereka keluar dari rumah (Schvaneveldt dan Ihinger, 1979).
Kedekatan emosi, harapan akan adanya tanggung jawab saudara,dan
konflik antar saudara (siblings), dianggap sebagai faktor yang penting
dalam interaksi antar mereka.
Kedekatan emosi termasuk adanya rasa ingin berbagai
pengalaman, kepercayaan,perhatian, dan perasaan senang dalam
hubungan tersebut. Scott (1990) mengutip beberapa penelitian yang
menemukan bahwa secara emosi hubungan antar saudara baik laki-laki
maupun perempuan pada usia lanjut lebih erat dibandingkan ketika
mereka masih pada usia sebelumnya. Lebih besarnya kebutuhan pada
usia lanjut, perasaan yang kuat sebagai keluarga,perubahan persepsi
karena perbedaan usia, adalah beberapa alasan yang bisa disebutkan
untuk membedakan kedekatan emosi tersebut. Pada masa usia lanjut,
saudara penting untuk saling memberikan dukungan danperhatian.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kedekatan hubungan antar
saudara adalah komposisi gender.
  Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hubungan antar
dua (dyad) saudara wanita di usia lanjut lebih kuat dibandingkan dengan
hubungan antar dua (dyad) saudara pria. Bahkan hubungan (dyad) yang
mengandung unsur satu saudara wanita akan lebih kuat daripada
hubungan (dyad) antar saudara pria saja (Scott, 1990). Lebih kuatnya
hubungan pada saudara wanita dibanding saudara pria bisa didasarkan
atas asumsi bahwa wanita diharapkan untuk lebih
memperhatikan masalah-masalah yang ada dalam keluarga,
termasuk merawat anak, melayani suami, merawat orang tua mereka

40 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


yang sudah lanjut usia, dan juga menjaga hubungan dengan saudara
mereka18.
Harapan terhadap wanita untuk membina hubungan dengan
anggota keluarga sudah ditanamkan sejak kecil. Kaum pria dianggap
orang yang berorientasi pada pekerjaan, mampu mengendalikan diri,
dan siap terjun ke dalam dunia yang sangat kompetitif. Sehingga pria
umumnya tidak mampu menunjukkan emosinya dan takut emosinya
terluka. Oleh karena itu lebih sulit bagi mereka untuk membina
hubungan yang mendalam dengan orang lain, khususnya
dengan sesama pria karena biasanya hubungan antar pria dibangun
atas dasar kompetisi.19

4. Komunikasi Keluarga dan Tetangga


Terjadi pergeseran komunikasi antara keluarga dengan
tetangga pada masa dulu dengan sekarang. Dalam masyarakat
pedesaan, hubungan sosial dijadikan tolak ukur tingginya solidaritas
antarmasyarakat.Hubungna dengan tetangga pada masyarakat desa
berjalan seperti sebuah keluarga.Oleh karena itu hubungan keluarga
dan tetangga sangat erat. Dalam masyarakat desa hubungan seseorang
didasarkan atas fungsinya bukan atas dasar statusnya. Dalam
masyarakat modern komunikasi keluarga dengan tetangga erdasarkan
pada statusnya.Perbedaan anatara masyarakaat desa dan masyarakat
kota dalam berkomunikasi tergantung pada status sosialnya.20

18
T.O. Ihromi, (ed) Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1888,
hal 143
19
Jalaludin Rahmat dan Muhtar Ganda Atmaja, Keluarga Muslim dalm Masyarakat Modern,
Bandung, Rosda Karya, 1993, hal 82
20
Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga, tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak,
Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hal 113,

Ketahanan Keluarga Dalam Presfektif Sosiologi 41


E. PENUTUP

Kelurga sebagai sebuah komunitas terkecil dalam sebuah


masyarakat dalam membentuk sebuah bangsa perlu terus dilakukan
pembentukan, pembinaan dan pelestaraian dalam sebuah Negara,
Ketahanan Negara juga didasarkan pada ketahanan keluarga yang
tentunya dibentuk berdasarkan peraturan peraturan agama, bangsa
dan Negara. Negara harus memperhatikan Undang-Undang yang
dibuatnya sebagai wujud dari Ketahanan Keluarga.

42 Dra.Hj. Husmiaty Hasyim, MA


Bab III
Perlindungan Hak Anak
Oleh: Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH

A. PENDAHULUAN
Anak merupakan bagian yang sangat penting dalam
kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Dalam implementasinya, anak
merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan suatu bangsa,
penentu masa depan dan penerus generasi. Selain memegang peranan
penting bagi bangsa dan negara, anak juga merupakan generasi penerus
bangsa yang harus mendapatkan perhatian dan kasih sayang dalam
tumbuh kembangnya agar anak dapat tumbuh menjadi generasi yang
berkualitas, handal dan mempunyai jiwa pemimpin. Disitulah peran
orang tua sungguh berpengaruh penting dalam masa pertumbuhan
anak.1
Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,
yang senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat,
martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi.
Hal ini dikarenakan bagaimanapun juga di tangan anak-anaklah
kemajuan suatu bangsa tersebut akan ditentukan. Adapaun hak asasi
anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
NRI Tahun 1945) dan Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang
Maulan Hasan Wadong, Pengantar Advokasi Dan Hukum Perlindungan Anak, (Jakarta,
1

Gramedia Widiasarana Indonesia, 2000), hlm. 81

Perlindungan Hak Anak 43


hak anak. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah
masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga
setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang,
berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan
dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. Orangtua, keluarga, dan
masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara hak
asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang dibebankan oleh hukum.

B. HAK ANAK DI DALAM HUKUM INDONESIA


Perlindungan hukum bagi anak mempunyai spektrum yang
cukup luas. Dalam berbagai dokumen dan pertemuan internasional
terlihat bahwa perlunya perlindungan hukum bagi anak dapat meliputi
berbagai aspek, yaitu:
1. Perlindungan terhadap hak-hak asasi dan kebebasan anak.
2. Perlindungan anak dalam proses peradilan.
3. Perlindungan kesejahteraan anak (dalam lingkungan keluarga,
pendidikan dan lingkungan sosial).
4. Perlindungan anak dalam masalah penahanan dan perampasan
kemerdekaan.
5. Perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi (perbudakan,
perdagangan anak, pelacuran, pornografi, perdagangan/
penyalahgunaan obat-obatan, memperalat anak dalam
melakukan kejahatan dan sebagainya).
6. Perlindungan terhadap anak-anak jalanan.
7. Perlindungan anak dari akibat peperangan/konflik bersenjata.
8. Perlindungan anak terhadap tindakan kekerasan.

44 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


Kesejaheraan anak merupakan orientasi utama dari perlindungan
hukum. Secara umum, kesejahteraan anak tersebut adalah suatu tata
kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan
dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani
maupun sosial.
Perlindungan anak adalah suatu usaha yang mengadakan situasi
dan kondisi yang memungkinkan pelaksanaan hak dan kewajiban
anak secara manusiawi positif. Ini berarti dilindunginya anak untuk
memperoleh dan mempertahankan haknya untuk hidup, mempunyai
kelangsungan hidup, bertumbuh kembang dan perlindungan dalam
pelaksanaan hak dan kewajibannya sendiri atau bersama para
pelindungnya.
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya
hak-hak anak agar hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari upaya eksploitasi secara ekonomi
maupun seksual terhadap anak. Keluarga terutama ayah dalam lingkup
keluarga inti maupun keluarga ayah memegang peran utama, dalam
memberikan perlindungan hukum terhadap anak. Dan awal dari
perlindungan hukumnya adalah dari memilih dan menentukan istri
yang akan menjadi guru pertama bagi anak-anaknya kelak.
Prinsip anak tidak dapat berjuang sendiri, anak dengan segala
keterbatasan yang melekat pada dirinya belum mampu melindungi
hak-haknya sendiri. Oleh karena itu, orang tua, masyarakat dan
negara harus berperan serta dalam melindungi hak-hak tersebut;
Prinsip; kepentingan terbaik anak, bahwa kepentingan terbaik anak
harus dipandang sebagai ‘paramount importance’ atau prioritas
utama; Prinsip Ancangan Daur Kehidupan (life circle approach), harus
terbentuk pemahaman bahwa perlindungan terhadap anak harus

Perlindungan Hak Anak 45


dimulai sejak dini dan berkelanjutan; Lintas Sektoral, bahwa nasib
anak sangat bergantung pada berbagai faktor makro dan mikro, baik
langsung maupun tidak langsung.2
Hak anak merupakan kewajiban keluarga dengan menempatkan
Negara dan pemerintah memiliki peran yang strategis, sebagaimana
ditentukan di dalam Pasal 23 ayat (1): “Negara dan pemerintah
menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak
dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang
lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap anak.”
Berdasarkan Konvensi Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa
tahun 1989 juga telah diuraikan secara jelas mengenai hak anak
yaitu: hak untuk bermain, hak untuk mendapatkan perlindungan,
hak untuk mendapatkan nama (identitas), hak untuk mendapatkan
status kebangsaan, hak untuk mendapatkan makanan, hak untuk
mendapatkan akses kesehatan, hak untuk mendapatkan rekreasi, hak
untuk mendapatkan kesamaan, dan hak untuk memiliki peran dalam
pembangunan.”
Anak dengan segala keterbatasan biologis dan psikisnya
mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa dalam setiap aspek
kehidupan, baik itu aspek kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik,
hankam, dan hukum. UUD NRI Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) mengatur
secara tegas mengenai hak setiap anak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembangnya serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Ketentuan tersebut ditindak lanjuti dalam
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
di dalam Pasal 1 Nomor 2 disebutkan bahwa: “Perlindungan anak
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-
haknya agar dapat  hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi,

Muhammad Joni, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif,1999, hlm. 106.
2

46 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Menurut Hadjon, perlindungan hukum bagi rakyat meliputi 2 hal yakni:3
a. Perlindungan Hukum Preventif, yakni bentuk perlindungan hukum
dimana kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan
keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah
mendapat bentuk yang definitif.
b. Perlindungan Hukum Represif, yakni bentuk perlindungan hukum
dimana lebih ditujukan dalam penyelesaian sengketa.
Secara konseptual, perlindungan hukum yang diberikan bagi
rakyat Indonesia merupakan implementasi atas prinsip pengakuan dan
perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber
pada Pancasila dan prinsip Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila.

C. HAK ANAK MERUPAKAN KEWAJIBAN ORANG TUA


1. Hak Anak Dari Ayah
“Amirul mukminin Umar bin Khattab adalah seorang yang sangat
rendah hati dan sederhana, namun ketegasannya dalam permasalahan
agama adalah ciri khas yang kental melekat padanya”,4 di samping
mendapat gelar sebagai amirul mukminin, beliau juga oleh Rosulullah
diberi gelar al Faruq yang berarti Sang Pembeda. Dalam sebuah hadist
Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu
Majah, al-Hakim dikatakan bahwa “Allah telah menempatkan kebenaran
pada lisan dan hati Umar. Dialah mampu membedakan yang hak dan
yang batil,” sehingga karena itulah Rasulullah saw memberikan gelar
3
Philipus M. Hadjon., Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia. (Surabaya: Bina Ilmu,
1987), hlm. 117
4
https://kisahmuslim.com/4061-keutamaan-umar-bin-al-khattab.html diakses tg 13-09-
2016

Perlindungan Hak Anak 47


tersebut pada Umar.
“Terhadap diri Umar ada kisah menarik, ada seorang lelaki penah
mendatangi Umar bin Khattab seraya mengadukan kedurhakaan
anaknya:
Umar : Seperti apa kelakuan anakmu?
Bapak : Anakku berbicara kasar dan membentak. Dia pernah
menendangku. Dia juga tak segan-segan memukul. Dan masih banyak
perbuatan durhaka yang lain.
Umar : Baiklah, kami akan bawa anakmu ke sini.
Selang beberapa waktu, sang anak hadir dalam ‘persidangan’ tersebut.
Umar : Anak muda! Kenapa kamu berani bertindak kasar kepada
Ayahmu. Apakah kamu tidak tahu kalau Allah memerintahkan anak
berbakti kepada orang tuanya.
Anak : Wahai Amirul Mukminin, jangan buru-buru menilaiku buruk.
Aku akan jelaskan kepada Anda apa yang terjadi sebenarnya.
Umar : Katakan sekarang!
Anak : Wahai Amirul Mukminin, saya tahu bahwa seorang ayah memiki
hak yang harus ditunaikan buah hatinya. Tapi, bukankah seorang anak
juga memiliki hak yang harus dipenuhi ayahnya?
Umar : Benar.
Bapak : Lalu apa hak anak yang wajib ditunaikan ayahnya?
Umar : Ada tiga kewajiban. Pertama, memilihkan calon ibu yang
baik, jangan sampai memilih wanita yang sifatnya tercela dan suka
berbuat maksiat. Kedua, memberi nama yang indah dan baik. Ketiga,
mengajarinya menghafalkan Al-Quran.
Anak : Amirul Mukminin! Demi Allah! Ayahku tidak menunaikan

48 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


kewajiban tersebut satu pun!
Umar : Kenapa?
Anak : Ibu saya adalah budak hitam yang ayahku beli dengan harga
hanya 2 dirham. Kemudian ibu saya hamil. Ketika saya lahir, ayah
menamiku Ju’al (si hitam). Selain itu, ayahku tidak pernah mengajarkan
Al-Quran kepadaku. Di sini saya ingin menjelaskan bahwa saya terlahir
yang baik seorang
dari rahim seperti budak
Abdullah
wanitaatau Ahmad.tidak
dan ayahku Juga tidak pernah
menghendaki aku
mengajarkan Al-Quran.
terlahir ke dunia ini. Dia tidak mau memberiku nama yang baik seperti
Perkataan itu membuat
Abdullah atau Ahmad. JugaUmar menyimpulkan
tidak bahwa Al-Quran.
pernah mengajarkan yang durhaka
5
sebenarnya
Perkataan bukan sang anak,
itu membuat melainkan
Umar sang ayah.”
menyimpulkan bahwa yang durhaka
sebenarnya bukan sang anak, melainkan sang ayah.”5
2. Hak Anak untuk Mempunyai Ibu yang Sholehah

2. Hak Anak untuk Mempunyai Ibu yang Sholehah


Penentuan mencari pasangan hidup telah digariskan oleh
Penentuan mencari pasangan hidup telah digariskan oleh Rosulullah,
Rosulullah, dalam sabdanya:
dalam sabdanya:

ْ َ‫ت ال ِّدي ِْن ت َِرب‬


َ‫ت يَ َداك‬ ْ َ‫ ف‬،‫ لِ َمالِهَا َولِ َح َسبِهَا َولِ َج َمالِهَا َولِ ِد ْينِهَا‬:ٍ‫تُ ْن َك ُح ْال َمرْ أَةُ ِألَرْ بَع‬
ِ ‫اظفَرْ بِ َذا‬ ِ

“Seorang wanitawanita
“Seorang dinikahi karena
dinikahi empat
karena empathal;
hal; karena
karena hartanya,
hartanya,
keturunannya,
keturunannya, kecantikannya,
kecantikannya, dan agamanya.
dan agamanya. Maka hendaklah
Maka hendaklah kamu
kamu yang
pilih wanita pilih wanita yang taat(ke-Islamannya),
taat agamanya agamanya (ke-Islamannya),
niscaya kamuniscaya
akan
kamu akan beruntung.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-
beruntung.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (No. 5090),
Bukhari (No. 5090), Muslim (No. 1466), Abu Dawud (No. 2047),
Muslim (No. 1466), Abu Dawud (No. 2047), an-Nasa-i (VI/68), Ibnu
an-Nasa-i (VI/68), Ibnu Majah (No. 1858), Ahmad (II/428), dari
Majah Abu
(No.Hurairah
1858), Ahmad (II/428),‘anhu].
Radhiyallaahu dari Abu Hurairah Radhiyallaahu
‘anhu].
Istri yang sholehah membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat,
sebagaimana
Istri Rasulullah
yang sholehah shallallaahu
membawa ‘alaihi wadi
kebahagiaan sallam juga
dunia bersabda:
dan akhirat,
sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
5
http://www.dakwatuna.com/2008/02/20/403/empat-kejahatan-orang-tua-terhadap-
anak/#axzz4K7K23IT1 diakses 13-09-2016
ُ‫ َو ْال َمرْ َكب‬،ُ‫ َو ْال َجا ُر الصَّالِح‬،ُ‫اسع‬ ِ ‫ َو ْال َم ْسكَنُ ْال َو‬،ُ‫ اَ ْل َمرْ أَةُ الصَّالِ َحة‬:‫س َعا َد ِة‬
َّ ‫أَرْ بَ ٌع ِمنَ ال‬
،ُ‫ضيِّق‬ َّ ‫ َو ْال َم ْسكَنُ ال‬،‫ َو ْال َمرْ أَةُ ال ُّسوْ ُء‬،‫ اَ ْل َجا ُر ال ُّسوْ ُء‬:‫او ِة‬ َّ ‫ َوأَرْ بَ ٌع ِمنَ ال‬،‫ْالهَنِ ْي ُء‬
َ َ‫شق‬
Perlindungan Hak Anak 49
‫و ْال َمرْ َكبُ ال ُّسوْ ُء‬.
َ
Istri yang sholehah membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat,
sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

ُ‫ َو ْال َمرْ َكب‬،ُ‫ َو ْال َجا ُر الصَّالِح‬،ُ‫اسع‬ ِ ‫ َو ْال َم ْسكَنُ ْال َو‬،ُ‫ اَ ْل َمرْ أَةُ الصَّا ِل َحة‬:‫س َعا َد ِة‬
َّ ‫أَرْ بَ ٌع ِمنَ ال‬
،ُ‫ضيِّق‬ َّ ‫ َو ْال َم ْسكَنُ ال‬،‫ َو ْال َمرْ أَةُ ال ُّسوْ ُء‬،‫ اَ ْل َجا ُر ال ُّسوْ ُء‬:‫او ِة‬ َّ ‫ َوأَرْ بَ ٌع ِمنَ ال‬،‫ْالهَنِ ْي ُء‬
َ َ‫شق‬
‫و ْال َمرْ َكبُ ال ُّسوْ ُء‬.
َ
“Empat“Empat
hal yanghalmerupakan kebahagiaan;
yang merupakan isteri yang
kebahagiaan; shalihah,
isteri tempat
yang shalihah,
tinggal
5 tempat tinggal
yang luas, yang yang
tetangga luas, baik,
tetangga
dan yang baik, yang
kendaraan dan kendaraan
nyaman.
http://www.dakwatuna.com/2008/02/20/403/empat-kejahatan-orang-tua-terhadap-
Dan yang hal
empat nyaman.
anak/#axzz4K7K23IT1 Dan
diakses
yang empat kesengsaraan;
13-09-2016
merupakan hal yang merupakan
tetanggakesengsaraan;
yang jahat,
tetangga yang jahat, isteri yang buruk, tempat tinggal yang
isteri yang buruk, tempat tinggal yang sempit, dan kendaraan yang
sempit, dan kendaraan yang jelek.” [Hadits shahih: Diriwayatkan
jelek.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (No. 4021 -at-
oleh Ibnu Hibban (No. 4021 -at-Ta’liiqatul Hisaan ‘ala Shahiih Ibni
Ta’liiqatul Hisaan ‘ala Shahiih Ibni Hibban) dari hadits Sa’ad bin Abi
Hibban) dari hadits Sa’ad bin Abi Waqqash secara marfu’. Lihat
Waqqash secara
Silsilah marfu’. Lihat(No.
ash-Shahiihah Silsilah
282)]ash-Shahiihah (No. 282)]
Yang dimaksud
Yang dimaksud dengandengan
wanita wanita yang sholehah
yang sholehah adalah: adalah:

َّ ‫ظ‬
ُ‫ّللا‬ ِ ‫ات لِ ْل َغ ْي‬
َ ِ‫ب بِ َما َحف‬ ٌ َ‫َات َحافِظ‬
ٌ ‫ات قَانِت‬
ُ ‫فَالصَّالِ َح‬

“…Maka “…Maka perempuan-perempuan


perempuan-perempuan yang shalihah
yang shalihah adalahyang
adalah mereka mereka
yang taat
taat (kepada (kepada
Allah) Allah) dan
dan menjaga dirimenjaga diri ketika tidak
ketika (suaminya) (suaminya)
ada, tidak
ada, karena Allah telah menjaga (mereka)…” [An-Nisaa’: 34]
karena Allah telah menjaga (mereka)…” [An-Nisaa’: 34]
Dari istri yang sholehah lahir anak-anak yang sholeh dan sholehah.
Dari istri yang sholehah lahir anak-anak yang sholeh dan sholehah.
3. Hak Anak untuk Mendapatkan Nama yang Baik
3. Hak Anak untuk Mendapatkan Nama yang Baik
Kewajiban bagi seorang bapak adalah memilih nama terbaik
Kewajiban bagibaik
bagi anaknya, seorang bapak
dari sisi lafadzadalah memilih sesuai
dan maknanya, nama dengan
terbaik syar’iy
bagi
dan lisan
anaknya, arab.
baik dari Kadangkala pemberian
sisi lafadz dan maknanya,nama kepada
sesuai denganseorang anak
syar’iy dan
baikarab.
lisan adabKadangkala
dan diterimapemberian
oleh telinga/pendangaran akan tetapi
nama kepada seorang anak nama
baik
tersebut tidak sesuai dengan syari’at.
adab dan diterima oleh telinga/pendangaran akan tetapi nama tersebut
Tuntunan
tidak sesuai dengansyariah untuk pemberian nama pada anak adalah:
syari’at.
a. Memberikan
Tuntunan namapemberian
syariah untuk kepada seorang anakanak
nama pada dengan dua suku kata,
adalah:
misal; Abdullah, Abdurrahman. Kedua nama ini sangat disukai oleh
a. Memberikan nama kepada seorang anak dengan dua suku kata,

misal; Abdullah, Abdurrahman. Kedua nama ini sangat disukai oleh


50 Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana diterangkan oleh Nabi
Allah
Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH
Shalallahu
Shalallahu‘alaihi
‘alaihiwa
Allah Subhanahu sallam
waWa yang
Ta’ala
sallam diriwayatkan
sebagaimana
yang oleh
olehImam
diterangkan
diriwayatkan Muslim,
Imamoleh Nabi
Muslim,
Abu
Abu Dawud
Shalallahu dll.
dll. Kedua
Dawud‘alaihi wa nama
sallam
Kedua yangini
nama menunjukkan
diriwayatkan
ini olehpenghambaan
menunjukkan Imam Muslim,
penghambaan
Abu DawudAzza
kepada dll. KeduaJalla.
nama ini menunjukkan penghambaan kepada
kepadaAllah
Allah Azzawa wa Jalla.
Allah Azza wa Jalla.
b. Memberikan nama seorang anak dengan nama-nama penghambaan
b. Memberikan nama seorang anak dengan nama-nama penghambaan
Memberikan
kepada nama seorang anak dengan nama-nama penghambaan
kepadaallah
allah dengan
dengan nama-nama-nya
nama-nama-nya yang yang indah
indah(Asma’ul
(Asma’ulHusna),
b.
Husna),
kepada
misal: allah dengan nama-nama-nya yang indah (Asma’ul Husna),
misal:Abdul
AbdulAziz,
Aziz,Abdul
AbdulGhoniy
Ghoniydll.
dll.
misal: Abdul Aziz, Abdul Ghoniy dll.
c. Memberikan nama kepada seorang anak dengan nama-nama para
c. Memberikan nama kepada seorang anak dengan nama-nama para
c. Memberikan nama kepada seorang anak dengan nama-nama para
nabi.
nabi.
nabi.
d. Memberikan nama kepada seorang anak dengan nama-nama orang
d. Memberikan nama kepada seorang anak dengan nama-nama orang
d. Memberikan nama kepada seorang anak dengan nama-nama
sholih
sholih dari
dari kalangan
kalangan kaum
kaum muslimin.
muslimin. telahtelah tsabit
tsabit dari
dari hadits
hadits
orang sholih dari kalangan kaum muslimin. telah tsabit dari hadits
Mughiroh
Mughiroh bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu
Mughiroh bin Syu’bahradhiallahu
bin Syu’bah radhiallahu‘anhu
‘anhu
daridari
NabiNabi Shalallahu
Shalallahu ‘alaihi
‘alaihi
‘alaihiwa sallam,
wa sallam, ia bersabda:
ia bersabda:
wa sallam, ia bersabda:

)‫مسلم‬
)‫(رواهمسلم‬
‫والصالحين(رواه‬
‫أنبيائهموالصالحين‬
‫بأسماءأنبيائهم‬
‫يسمونبأسماء‬
‫كانوايسمون‬
‫أنهمكانوا‬.
‫أنهم‬.

“Sesungguhnya mereka
“Sesungguhnya memberikan nama (pada anak-anak
“Sesungguhnya mereka
mereka memberikan
memberikan nama
nama (pada
(pada anak-anak
anak-anak mereka)
mereka)
mereka) dengan nama-nama para nabi dan orang-orang sholih”
dengan nama-nama
dengan(HR.
nama-nama para nabi dan orang-orang sholih” (HR. Muslim).
Muslim).para nabi dan orang-orang sholih” (HR. Muslim).
4.4. Hak
HakAnak
Anakuntuk
untukDikhitan
Dikhitan
4. Hak Anak untuk Dikhitan
Al
Al khitan
khitan diambil
diambil dari bahasa
dari dari
bahasa Arab
Arab kha-ta-na,
kha-ta-na, yaitu memotong.
Al khitan diambil bahasa Arab kha-ta-na,yaitu
yaitu memotong.
memotong.
Sebagian
Sebagian ahli
Sebagianahli bahasa
ahlibahasa mengkhususkan
bahasamengkhususkan lafadz
mengkhususkanlafadz khitan
lafadzkhitan untuk
untuklaki-laki,
khitanuntuk laki-laki,
laki-laki,
sedangkan
sedangkan
sedangkan untuk
untuk
untuk perempuan
perempuan
perempuan disebut
disebut
disebut dengan
dengan
dengan khifadh.
khifadh.
khifadh. Khitan
Khitantermasuk
Khitan termasuk
termasuk
fitrah
fitrahyang
fitrah yangdisebutkan
yang disebutkandalam
disebutkan dalamhadits
dalam haditsshahih.
hadits shahih.Dari
shahih. DariAbu
Dari AbuHurairah
Abu Hurairah
Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu,
Radhiyallahu ia berkata :
Radhiyallahu‘anhu,
‘anhu,iaiaberkata
berkata: :

‫ب‬ ‫شار‬ َّ َّ ‫ار َ َوقَصُّ ال‬ ْ ْ َ‫ْط َو ْتَ ْقلِ ْي ُم َاأل‬


َ‫ظف‬ ‫الختَانَُانُ و َواالاال ْس ْتستِحْحْدَاد َُاد ُدو َنَو ْتنَ ْتفُفُ اإلب‬ : ُ‫طرةُ خَ مس‬ ْ ْ ِ‫الف‬
ِ‫ب‬
ِ ِ ‫ار‬
ِ ‫ش‬ ‫ار ِ َوقصُّ ال‬
ِ َ‫ظف‬ ‫ْط ِ َوتَقلِ ْي ُم األ‬ ِ ‫اإل ِب‬
ِ َ ِ َ ‫الخ ِت‬ ِ : ُ‫ط َر َةُ خَ ْم ْس‬ ِ‫الف‬
“Lima dari fitrah yaitu khitan, istihdad (mencukur bulu kemaluan),
mencabut bulu ketiak, memotong kuku dan mencukur kumis.

Perlindungan Hak Anak 51


Maksud dari fitrah adalah, pelakunya disifati dengan fitrah yang
telah Allah Subhanahu wa Ta’ala fitrahkan hambaNya atas hal tersebut,
dan Dia telah menganjurkannya demi kesempurnaan sifat mereka.
Pada dasarnya sifat-sifat tersebut tidak memerlukan perintah syariat
dalam pelaksanaannya, karena hal-hal tersebut disukai dan sesuai oleh
fitrah.
Menurut Ibnul Qayyim rahimahullah, fitrah itu terbagi dua.
Fitrah yang berhubungan dengan hati dan dia adalah fitrah makrifat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mencintai serta mendahulukanNya
dari yang lain. Dan yang kedua, fitrah amaliah dan dia hal-hal yang
disebut di atas. Yang pertama mensucikan ruh dan membersihkan
kalbu, sedangkan yang kedua mensucikan badan, dan keduanya saling
membantu serta saling menguatkan. Dan pokok fitrah badan adalah
khitan.
Hikmah Khitan adalah:
a. Merupakan kemuliaan syariat Allah
b. Sebagai tanda ubudiyah
c. Sebagai kebersihan, kesucian dan hiasan bagi hamba Allah yang
hanif.
d. Bagi wanita yang berkhitan dapat mencerahkan wajah dan
memuaskan pasangan.

‫ َال‬: ‫َت تً ْختِنُ بِ ْال َم ِد ْينَةَ فَقَا َل لَهَا النَّبِي صلى ّللا عليه وسلم‬ْ ‫اريَة أَ َّن ا ْم َرأَةً َكان‬ ِ ‫ع َْن أُ ِّم ع‬
َ ‫َطيَّةَ ْا َأل ْن‬
ِ ‫ص‬
‫تُ ْن ِه ِكي فَإ ِ َّن ذلِ َك أَحْ ظَى لِ ْل َمرْ أَ ِة َوأَ َحبُّ إِلَى ْالبَ ْع ِل‬
“Dalam hadits Ummu `Athiah, bahwa seorang wanita di Madinah
“Dalam hadits Ummu `Athiah, bahwa seorang wanita di Madinah
berprofesi sebagai pengkhitan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berprofesi sebagai pengkhitan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata kepadanya: “Janganlah dihabiskan. Sesungguhnya, itu
berkata
akan kepadanya: “Janganlah
menguntungkan wanita dan dihabiskan. Sesungguhnya,
lebih dicintai suami” [HR Abuitu
akan menguntungkan wanita dan lebih dicintai suami” [HR Abu
Dawud, no. 5271, haditsnya hasan, karena jalannya yang banyak.
52 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH
Lihat Silsilah Shahihah, No. 722]
Dawud, no. 5271, haditsnya hasan, karena jalannya yang banyak.
Lihat Silsilah Shahihah, No. 722]
e. Menghilangkan tempat setan, karena manakala belum dikhitan
maka masih kotor dan setan berdiam pada tempat-tempat yang
kotor, termasuk pada kulit yang tidak berkhitan. Setan meniupkan
pada kemaluannya, yang tidak dia tiup pada orang yang berkhitan.6

“Dalam pandangan medis, menurut Prof DR. Muhammad Hasan al-


Hany dan Prof. DR. Shadiq Muhammad mengatakan, untuk menjaga
dan memelihara kemuliaan serta kehormatan perempuan, wajib bagi
kita dalam mengikuti ajaran Islam, yaitu mengkhitan perempuan
dengan cara yang tidak berlebihan, hanya memotong sedikit kulit
colum, atau selaput colum yang menutupi klitoris, agar memperoleh
kepuasan dalam hubungan seks tersebut. DR. Ali Akbar dan Prof.
DR. Hinselman berpendapat, wanita yang tidak berkhitan dapat
menimbulkan penyakit bagi suami (pasangannya) bila bersetubuh,
karena kelentitnya mengeluarkan smegma yang berbau busuk dan
dapat menjadi perangsang timbulnya kanker pada zakar lelaki dan
kanker pada leher rahim wanita, sebab di dalamnya hidup hama dan
virus yang menyebabkan kanker tersebut. Dapat disimpulkan, bahwa
khitan bagi perempuan mengandung hikmah, antara lain memberikan
kepuasan dalam hubungan seks, sehingga wajah perempuan yang
dikhitan menjadi ceria dan membahagiakan suaminya, berdasarkan
hadits Nabi Saw: “Lakukanlah khitan dan jangan berlebihan (potonglah
sedikit dengan ringan), karena kalau hanya memotong sedikit (tidak
berlebihan), dapat menjadikan wajah lebh ceria dan membahagiakan
suami.” (HR. al-Hakim, al Thabrany, a-Baihaqy dan Abu Nu’aim). DR.
Al-Bar dalam makalahnya, dalam sebuah pembahasan tentang khitan
perempuan kepada al-Majma’ al Fiqhy pada Rabithah al ‘Alam al

Sumber: https://almanhaj.or.id/1763-antara-hak-anak-dan-kewajiban-ibu.html
6

Perlindungan Hak Anak 53


Islamy di Makkah al Mukarramah mengatakan, khitan yang disebutkan
oleh al-sunnah mengandung banyak manfaat. Ada beberapa hikmah
khitan perempuan, antara lain:
a. Khitan dapat menstabilkan/menetralisir nafsu seks laki-laki dan
perempuan yang dikhitan.
b. Khitan dapat mencegah timbulnya aroma yang tidak baik yang
timbul dari cairan/kotoran yang tertahan di bawah qulf (yang
menutupi penis dan colum yang menutupi klitoris).
c. Khitan dapat mencegah infeksi saluran kencing.
d. Khitan dapat mencegah infeksi pada vagina.

Sedangkan manfaat khitan dari tinjauan syariah adalah:


a. Mengikuti syariat Allah dan sunnah Nabi Saw
b. Thaharah (suci).
c. Menetapkan pengganti yang sesuai untuk memerangi adat
kebiasaan yang tidak sesuai dengan syariah dan mendatangkan
dharar.
d. Meninggikan syiar ibadah, bukan adat istiadat.
e. Memelihara aspek social dan kejiwaan yang timbul akibat
meninggalkan khitan.”7

5. Hak Anak untuk Mendapatkan Nafkah


Air Susu Ibu merupakan nutrisi paling penting pada proses
pertumbuhan seorang anak, dan bahkan anak yang tidak diberi ASI
sewaktu kecilnya akan sangat berpengaruh pada kesehatan dan
7
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/01/22/22851/khitan-perempuan-
justru-untuk-menyenangkan-suami-mencegah-kanker/#sthash.1ZuVio2a.dpuf

54 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


pertumbuhan seorang anak, dan bahkan anak yang tidak diberi ASI
sewaktu kecilnya akan sangat berpengaruh pada kesehatan dan
kepribadiannya kelak jika ia dewasa. Dan bila kesehatan dan
kepribadiannya kelak jika ia dewasa. Dan bila kesehatan dan kepribadian
kepribadian seseorang maka
seseorang bermasalah, bermasalah, maka akan kedidupannya
akan mempengaruhi mempengaruhidi
kedidupannya
dunia, dan didi akhirat.
dunia, dan di akhirat.
Itulah sebabnya Itulah sebabnya
mengapa mengapa
Al-Qur’an Al-
bahkan
Qur’an
sampaibahkan sampai menyebutkan
menyebutkan persoalan ini persoalan
lebih dari ini
satulebih
kali.dari satu kali.

‫َّضا َع ۚةَ َو َعلَى ۡٱل َم ۡولُو ِد لَهُ ۥ‬ َ ‫ض ۡعنَ أَ ۡولَ ٰـ َده َُّن َح ۡولَ ۡي ِن َكا ِملَ ۡي ِنۖ لِ َم ۡن أَ َرا َد أَن يُتِ َّم ٱلر‬ ُ ‫َو ۡٱل َوٲلِد‬
ِ ‫َٲت ي ُۡر‬
‫ضآ َّر َوٲلِ َد ُۢةُ بِ َولَ ِدهَا َو َال َم ۡولُو ٌ۬ ٌد لَّهُ ۥ‬
َ ُ‫ُوف َال تُ َكلَّفُ ن َۡفسٌ إِ َّال ُو ۡس َعهَاۚ َال ت‬ ۚ ِ ‫ِر ۡزقُه َُّن َو ِك ۡس َوتُہُ َّن بِ ۡٱل َم ۡعر‬
ۗ‫َاح َعلَ ۡي ِہ َما‬َ ‫اض ِّم ۡنہُ َما َوتَ َشا ُو ٌ۬ر فَ ََل ُجن‬ ٌ۬ ‫صاالً عَن ت ََر‬ َ ِ‫ث ِم ۡث ُل َذٲلِكَ ۗ فَإ ِ ۡن أَ َرادَا ف‬ ۡ
ِ ‫بِ َولَ ِدِۦهۚ َو َعلَى ٱل َو‬
ِ ‫ار‬
َّ ‫وا‬
َ‫ٱَّلل‬ ْ ُ‫ف َوٱتَّق‬ ۗ ِ ‫َاح َعلَ ۡي ُكمۡ إِ َذا َسلَّمۡ تُم َّمآ َءات َۡيتُم بِ ۡٱل َم ۡعرُو‬
َ ‫ضع ُٓو ْا أَ ۡولَ ٰـ َد ُكمۡ فَ ََل ُجن‬ ِ ‫َوإِ ۡن أَ َردتُّمۡ أَن ت َۡست َۡر‬
)٢٣٣( ‫صي ٌ۬ ٌر‬ َّ ‫ٱعلَ ُم ٓو ْا أَ َّن‬
ِ َ‫ٱَّللَ بِ َما ت َۡع َملُونَ ب‬ ۡ ‫َو‬

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun


“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh,
kewajiban yaitu bagi yang ingindan
menyempurnakan penyusuan. Dan
penuh, yaituayah memberi
bagi yang makan pakaian kepadapenyusuan.
ingin menyempurnakan para ibu dengan
Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
cara ma’ruf (baik). Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
7
dengan cara ma’ruf (baik). Seseorang tidak dibebani melainkan
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/01/22/22851/khitan-perempuan-
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
justru-untuk-menyenangkan-suami-mencegah-kanker/#sthash.1ZuVio2a.dpuf
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
berkewajiban
dan warispundemikian. Apabila keduanya
berkewajiban demikian.ingin menyapih
Apabila keduanya(sebelum
ingin
dua tahun) dengan
menyapih kerelaan
(sebelum dua keduanya dan permusyawaratan,
tahun) dengan kerelaan keduanyamaka
dan
tidak permusyawaratan, maka Dan
ada dosa atas keduanya. tidakjika
adakamu
dosa ingin
atas keduanya. Dan jika
anakmu disusukan
oleh kamu
orang ingin
lain,anakmu
maka disusukan
tidak adaoleh orang
dosa lain, maka
bagimu tidakkamu
apabila ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu
yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (surat al-
kamu Baqoroh:
kerjakan.”233)
(surat al-Baqoroh: 233)

َ ِ‫ض َع ۡتهُ ُك ۡر ٌ۬هً ۖا َو َحمۡ لُهُ ۥ َوف‬


َ‫ص ٰـلُهُ ۥ ثَلَ ٰـثُون‬ َ ‫ٱإلن َسـٰنَ بِ َوٲلِد َۡي ِه ِإ ۡح َس ٰـنًاۖ َح َملَ ۡتهُ أُ ُّمهُ ۥ ُك ۡر ٌ۬هًا َو َو‬
ِ ۡ ‫َو َوص َّۡينَا‬
ٌ۬
َّ َ‫ال َربِّ أَ ۡو ِز ۡعنِ ٓى أَ ۡن أَ ۡش ُك َر نِ ۡع َمتَكَ ٱلَّتِ ٓى أَ ۡن َعمۡ تَ َعل‬
‫ى‬ َ َ‫رًا َحتَّ ٰ ٓى إِ َذا بَلَ َغ أَ ُش َّدهُ ۥ َوبَلَ َغ أَ ۡربَ ِعينَ َسنَةً ق‬ ۚ ۡ‫َشہ‬
َ‫ت إِلَ ۡيكَ َوإِنِّى ِمن‬ ُ ‫صلِ ۡح لِى فِى ُذرِّ يَّتِ ٓىۖ إِنِّى تُ ۡب‬ ۡ َ‫ض ٰٮهُ َوأ‬ َ ‫ص ٰـ ِل ٌ۬حً ا ت َۡر‬
َ ‫ى َوأَ ۡن أَ ۡع َم َل‬ َّ ‫َو َعلَ ٰى َوٲلِ َد‬
)١٥( َ‫ۡٱل ُم ۡسلِ ِمين‬

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua


orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
Perlindungan Hak Anak 55
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan
susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk
mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku
dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal
yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
Sesungguhnya
bertaubataku bertaubat
kepada Engkaukepada Engkau danaku
dan sesungguhnya sesungguhnya aku
termasuk orang-
termasuk orang-orang
orang yangdiri.”
yang berserah berserah diri.” (46:15)
(46:15)

َ ِ‫ٱإلن َسـٰنَ بِ َوٲ ِلد َۡي ِه َح َملَ ۡتهُ أُ ُّمهُ ۥ َو ۡهنًا َعلَ ٰى َو ۡه ٌ۬ن َوف‬
ۡ ‫ص ٰـلُهُ ۥ فِى عَا َم ۡي ِن أَ ِن‬
‫ٱشڪ ُۡر لِى‬ ِ ۡ ‫َو َوص َّۡينَا‬
١٤( ‫صي ُر‬ ِ ‫ى ۡٱل َم‬ َّ َ‫َولِ َوٲلِد َۡيكَ إِل‬
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
Dan Kami perintahkan
dua orang kepada ibunya
ibu-bapanya; manusiatelah
(berbuat baik) kepadadalam
mengandungnya dua
orang keadaan
ibu-bapanya;
lemahibunya
yang telah mengandungnyadan
bertambah-tambah, dalam keadaan
menyapihnya
lemahdalam
yang dua tahun. Bersyukurlah
bertambah-tambah, dan kepadaKu dan dalam
menyapihnya kepadadua
duatahun.
orang
ibu bapakmu,
Bersyukurlah hanyadan
kepadaKu kepada-Kulah
kepada duakembalimu.
orang ibu bapakmu, hanya
Hasil penelitian
kepada-Kulah kembalimu.mengenai manfaat ASI dan perbandingannya
dengan susu formula :
“Hasil penelitian
1. ASI mengenai
lebih efisien manfaat ASI dan perbandingannya dengan
dan murah.
susu
2. formula : mencegah kehamilan
ASI dapat
1. ASI lebih efisien dan murah.
3. Anak yang diberi ASI mempunyai IQ dan kemampuan intelektual
2. ASI dapat mencegah kehamilan
lebih.
3. Anak yang diberi ASI mempunyai IQ dan kemampuan
4. ASI mengandung zat kekebalan yang membantu bayi melawan
intelektual
bakterilebih.
dan virus. Karena mengandung sel darah putih (leukosit),
4. ASI mengandung zat kekebalan yang membantu bayi
melawan bakteri dan virus. Karena mengandung sel darah putih
56 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH
(leukosit), Interferon (sejenis protein yang berfungsi mengidentifikasi
Interferon (sejenis protein yang berfungsi mengidentifikasi
kehadiran virus), Lysozyme (sejenis ensim untuk melawan infeksi),
dan masih banyak lagi zat-zat berguna lainnya.
5. Gula (laktosa) pada ASI mampu mengurangi infeksi pada bayi
dan otak bayi membutuhkan laktosa dan galaktosa untuk
berkembang. Sedangkan Laktosa juga dibutuhkan oleh bakteri
usus yang berguna (lactobacilus bifidus) untuk berkembang.
6. Bayi yang diberi ASI, lebih sedikit mengalami gangguan infeksi
telinga.
7. Susu Formula diketahui menjadi penyebab bayi yang mengidap
diabetes, dan degan ASI bayi yang disusui lebih langsing
8. Kanker kelenjar 5-8 kali lebih tinggi untuk bayi yang diberikan
susu formula atau bayi yang diberikan ASI kurang dari 6 bulan.
9. Pemberian ASI membantu tubuh bayi untuk mendapat kolesterol
baik.
10. ASI mencegah 40% resiko Asma pada anak.
11. ASI melindungi bayi dari diare.
12. ASI melindungi bayi dari penyakit langka botulism, penyakit
ini merusak fungsi saraf, menimbulkan berbagai penyakit
pernapasan, dan kelumpuhan otot.
13. ASI membuat tulang bayi lebih kuat.
14. Kematian mendadak (SIDS / Sudden infant death syndrome) pada
bayi lebih banyak dialami oleh bayi yang diberikan susu formula.
Susu formula sangat rendah kandungan tryptophan yang sangat
dibutuhkan badan untuk membentuk serotonin, serotonin adalah
zat yang berfungsi mengatur tidur, Penelitian pada bayi yang
meninggal mendadak rata-rata mempunyai zat serotonin (yang

Perlindungan Hak Anak 57


sangat rendah pada otak). Susu ibu sangat tinggi kandungan
tryptophan. SIDS sampai sekarang masih belum ditemukan
penyebab utamanya.
15. Susu formula selalu dihubungkan sebagai salah satu penyebab
autis, keterlambatan dalam berbicara dan kesulitan belajar pada
bayi.
16. ASI mengurangi penyakit gigi berlubang pada anak (tidak berlaku
pada ASI dengan botol). Karena menyusui lewat payudara ada
semacam keran, jika bayi stop menghisap, otomatis asupan ASI
akan stop juga, dan tidak seperti pada botol, jadi ASI tidak akan
mengumpul pada gigi dan menyebabkan gigi berlubang.
17. ASI mengandung DHA, Omega-3 dan zat-zat lainnya yang diperlukan
dalam membentuk otak bayi.
18. Asam amino pada ASI membantu perkembangan otak sedangkan
Asam amino pada susu formula (susu sapi) hanya membantu
pertumbuhan otot dan jaringannya.
19. Susu Formula mengandung “phthalates” (sebuah zat kimia yang
digunakan dalam industri plastik), yang jika dikonsumsi akan
mengakibatkan kemandulan, kerusakan hati (liver), and kimia ini
bersifat karsinogenik (mengandung radiasi yang menyebabkan
berbagai macam kanker).
20. Susu formula mengandung iodine dalam dosis tinggi yang akan
mengganggu kerja kelenjar thyroid. Kacang kedelai hasil dari
rekayasa genetika adalah bahan utama dari susu formula dari
bahan kedelai.
21. Susu Formula mengandung glutamate (MSG-Asam amino) yang
merusak fungsi hypothalamus pada otak – glutamate adalah salah
satu zat yang dicurigai menjadi penyebab autis.

58 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


22. Susu sapi yang digunakan untuk membuat susu formula kadangkala
berasal dari sapi yang telah diberi antibiotik dan BGH (bovine
growth hormone) – hormon untuk mempercepat pertumbuhan
hewan.
23. Kandungan Susu Formula dapat berubah karena faktor pengolahan
pada waktu diproduksi di pabrik dan pada waktu pengolahan
ketika akan dikonsumsi oleh konsumen (contoh: air yang
terkontaminasi ketika akan mencampur susu, wadah untuk susu
yang terkontaminasi, dan lain-lain).
24. Komposisi ASI yang di produksi oleh tubuh ibu akan selalu sesuai
dengan kebutuhan umur bayi. Contohnya ketika bayi terlahir
prematur, ibu akan memproduksi ASI yang mengandung protein
dan lemak yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang melahirkan
normal. Dan ketika bayi sudah mulai belajar makan, protein yang
terkandung pada ASI akan semakin tinggi. Tetapi volume ASI pada
payudara akan menurun.
25. ASI sangat mudah dicerna bayi, karena ASI mengandung enzim
yang membantu bayi untuk mencernanya. ASI mengandung enzim
lemak yang mudah dicerna. Zat besi pada ASI 50%-70% dengan
mudah diserap tubuh bayi dibandingkan Zat besi pada susu formula
(10%) karena Susu formula tidak mengandung enzim seperti pada
ASI.
26. ASI mengandung 100 komposisi yang tidak dimiliki oleh susu
formula.
27. Otot-otot rahang dan wajah ketika bayi menghisap puting ibu
merangsang pertumbuhan mulut dan gigi. Menyusui dengan botol
menyebabkan masalah pada pertumbuhan mulut dan gigi (mal-
occlusion).

Perlindungan Hak Anak 59


28. Aktifitas menyusui merangsang pertumbuhan saraf-saraf bayi.
29. Menyusui mencegah dan meringankan postpartum hemorrhage
(pendarahan pada rahim) karena ketika payudara dihisap
merangsang tubuh ibu mengeluarkan hormon oxytocin, hormon
ini berguna untuk mengerutkan rahim hingga hampir kembali
seperti seukuran semula. Setiap kali anda menyusui dengan
payudara anda akan merasakan kontraksi pada rahim, ini tanda-
tanda hormon oksitosin sedang bekerja.
30. Menyusui melindungi ibu dari kanker payudara, semakin lama ibu
menyusui, semakin kecil seorang ibu terkena kanker payudara,
kanker indung telur, kanker leher rahim.
31. Menyusui melindungi ibu dari osteoporosis. Setelah menyusui,
kepadatan tulang ibu akan kembali seperti sebelum hamil bahkan
lebih baik.
32. Menyusui menurunkan resiko dari “hip fractures” setelah
menopause.
33. Mengubah berat yang diperoleh ketika masa kehamilan
menjadi susu, seorang ibu yang menyusui tidak perlu diet untuk
mengembalikan postur tubuh sebelum kehamilan, karena
memproduksi ASI membutuhkan 600-800 kalori sehari ini
sebanding dengan bersepeda pada tanjakan selama 1 jam atau
berenang 30 kali putaran.
34. Prolactin, adalah salah satu hormon yang diproduksi ketika
menyusui, kegunaan hormon ini adalah mengurangi stres
(adrenalin). Prolactin dijuluki hormon keibuan “mothering
hormone” dan membantu ikatan ibu dan anaknya. Hormon
prolactin ini efeknya sangat kuat, pada penelitian hormon ini
diberikan pada ayam-ayam jago petarung dan ketika disuntikkan
ayam-ayam ini menjadi enggan untuk bertarung.

60 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


35. Bayi-bayi yang disusui dengan susu formula cenderung mengalami
sembelit (konstipasi), sedangkan ASI mengandung zat pencahar
alami yang membantu bayi buang air besar.
36. Kolostrum (air susu yg keluar pertama) sangat berguna, pada
bulan pertama pencernaan bayi belum matang, mirip seperti
saringan yang membiarkan benda asing (protein alergenik)
masuk ke aliran darah bayi yang berpotensi menyebabkan alergi.
IgA (imunoglobulin) dalam ASI menyediakan selaput pelindung
yang berguna untuk menutup kebocoran dalam lapisan usus dan
mencegah lewatnya kuman serta zat-zat penyebab alergi yang
tidak diundang.
37. Memberikan ASI = Mengimunisasi bayi anda setiap waktu.
38. ASI mengandung lemak yang sangat baik dan mudah tercerna,
bayi-bayi yang disusui ASI, mempunyai kotoran yang lembut dan
bayi-bayi yangdiberi susu formula kotorannya bertekstur lebih
kasar dan baunya lebihtidak sedap. Ini menandakan tidak semua
Zat dalam susu Formula dapat terserap oleh tubuh bayi.
39. Penyusuan dengan Payudara, membuat ibu yang sibuk menjadi
lebih relaks dan membantu ibu-ibu yang mempunyai kesulitan
tidur untuk relaks.
40. Penyusuan adalah latihan seorang ibu dalam membaca karakter
bayi anda. Orang tua yang mengetahui karakter/sifat anak, akan
lebih mudah untuk mendidiknya.
41. Penglihatan pada anak lebih baik pada anak yang diberi ASI8

8
http://studysehat.blogspot.co.id/2013/03/perbandingan-manfaat-asi-dengan-
susu.html, diakses tanggal 09-10-2016

Perlindungan Hak Anak 61


Secara normatif, hukum di Indonesia, khususnya mengenai
hak nafkah untuk  istri dan anak, baik dalam masa perkawinan
maupun setelah perceraian, dapat dikatakan sudah cukup melindungi
kepentingan perempuan. Pasal 34 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan, menyatakan bahwa: Suami wajib melindungi
isterinya dan memberikan segala keperluan hidup berumahtangga
sesuai dengan kemampuannya. Ini berarti bahwa suami berkewajiban
penuh memberikan nafkah untuk keluarganya (anak dan istri).
Orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab
atas kesejahteraan anak, kewajiban memelihara dan mendidik anak
sedemikian rupa, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
menjadi orang yang cerdas, sehat, berbakti kepada orang tua, berbudi
pekerti luhur, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkemauan
serta berkemampuan meneruskan cita-cita bangsa berdasarkan
membiayai
Pancasila. penghidupan,
Orang tua yang pemeliharaan dan pendidikan
terbukti melalaikan anak
tanggung sesuai
jawabnya,
kemampuan penghidupannya.
dapat dicabut kuasa asuhnya dengan putusan Hakim. Pencabutan
kuasa asuh tidak menghapuskan kewajiban orang tua untuk membiayai
penghidupan, pemeliharaan dan pendidikan anak sesuai kemampuan
penghidupannya.
a). Nafkah Anak Di Dalam Keluarga.

Para ulama sepakat


a). Nafkah Anak Di(ijmak) atas wajibnya menafkahi anak. Dalil yang
Dalam Keluarga
dijadikan dasar hukum di dalam Al Quran Surat At-Talaq 65:6
Para ulama sepakat (ijmak) atas wajibnya menafkahi anak. Dalil yang
berfirman:
dijadikan dasar hukum di dalam Al Quran Surat At-Talaq 65:6 berfirman:

َ ‫ض ْعنَ لَ ُك ْم فَآتُوه َُّن أُج‬


‫ُوره َُّن‬ َ ْ‫فَإ ِ ْن أَر‬
Artinya: Kemudian
Artinya: jika mereka
Kemudian menyusukan
jika mereka (anak-anak)mu
menyusukan untukmu
(anak-anak)mu
maka untukmu
berikanlahmaka berikanlah
kepada mereka kepada mereka
upahnya. Dalamupahnya. Dalam
ayat di atas, ayat
Allah
di atas,seorang
mewajibkan Allah mewajibkan
ayah untuk seorang
memberi ayah
upah untuk
kepadamemberi
istrinya upah
atas
kepada istrinya atas pemberian ASI (air susu ibu) kepada anaknya.
pemberian ASI (air susu ibu) kepada anaknya.

62 merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh suami sesuai


Nafkah
Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH
Nafkah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh suami sesuai
dengan Nafkah merupakan
ketentuan kewajiban yang
dalam al-Qur’an, harusdan
sunnah, ditunaikan
ijma’. oleh suami
Adapun
sesuai dengan ketentuan dalam al-Qur’an, sunnah, dan ijma’. Adapun
landasan atas wajibnya memberi nafkan sebagimana yang terdapat
landasan atas wajibnya memberi nafkan sebagimana yang terdapat
dalam Al Quran Surat Al-Baqarah 2:33:
dalam Al Quran Surat Al-Baqarah 2:33:

ِ ‫َو َعلَى ْال َموْ لُو ِد لَهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِكس َْوتُه َُّن بِ ْال َم ْعر‬
‫ُوف‬
Artinya: Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian
Artinya: ِ‫ ن َۡفسًا إ‬kewajiban
ٓ‫ َما‬mereka
‫ َّال‬Dan َّ dengan
ُ‫ٱَّلل‬ ۚ caraُ‫ات َٰٮه‬yang
َّ ayah
ُ‫ٱَّللُ َال يُ َكلِّف‬ ۡ ِ‫(هُ ۥ فَ ۡليُنف‬ma’ruf).
‫ق ِم َّم‬patut
‫آ َء‬menanggung ُ‫ ِه ِر ۡزق‬nafkah
‫ن قُ ِد َر َعلَ ۡي‬dan ِ‫َس َع ٌ۬ة ِّمن َس َعت‬mereka
‫ِۦهۖ َو َم‬pakaian ‫لِيُنفِ ۡق ُذو‬
denganٓ cara yang َّ patut (ma'ruf). )٧( ‫ٱَّللُ بَ ۡع َد ع ُۡس ٌ۬ر ي ُۡس ٌ۬رً ا‬
َّ ‫ءاتَ ٰٮهَاۚ َسيَ ۡج َع ُل‬
‫ٱَّللُ ن َۡفسًا إِ َّال َما‬ ۚ َّ ُ‫لِيَُنفِ ۡق ُذو َس َع ٌ۬ة ِّمن َس َعتِِۦهۖ َو َمن قُ ِد َر َعلَ ۡي ِه ِر ۡزقُهُ ۥ فَ ۡليُنفِ ۡق ِم َّمآ َءاتَ ٰٮه‬
ُ‫ٱَّللُ َال يُ َكلِّف‬
)٧( ‫ٱَّللُ بَ ۡع َد ع ُۡس ٌ۬ر ي ُۡس ٌ۬ ًرا‬
َّ ‫َءاتَ ٰٮهَاۚ َسيَ ۡج َع ُل‬
“Hendaklah
“Hendaklah orang orang yang yangmampu mampu member member nafkah nafkah menurut menurut
kemampuannya.
kemampuannya. Dan orang-orang yangyangdisempitkan rezekinya
“Hendaklah orang Dan yangorang-orang mampu member disempitkan
nafkah rezekinya
menurut
hendaklah
hendaklah membermember nafkah dari nafkah
hartadariyangharta yangAllah
diberikan diberikan
kepadanya. Allah
kemampuannya. Dan orang-orang yang disempitkan rezekinya
Allah kepadanya.
tidak membebankan Allah tidak kepada membebankan
seseorang melainkan kepadasesuai seseorang
dengan
hendaklah member nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
melainkan sesuai dengan kadar apa yang Allah berikan kepadanya.”
kadar apa yang Allah berikan kepadanya.” (at-Thalaq: 7)
Allah(at-Thalaq:
tidak membebankan
7) kepada seseorang melainkan sesuai dengan
Adapun landasan wajibnya memberikan nafkah yang bersumber
kadar apa yang Allah berikan kepadanya.” (at-Thalaq: 7)
Adapun
dari hadits Nabi,landasan wajibnya
sebagaimana memberikan
sabda beliau padanafkah yanghaji
waktu bersumber
wada’
Adapun landasan wajibnya memberikan nafkah yang bersumber
dari hadits Nabi, sebagaimana sabda beliau pada waktu haji wada’
berikut:
dari hadits Nabi, sebagaimana sabda beliau pada waktu haji wada’
berikut:
berikut:
‫فروجهن بكلمة ّللا‬
َ ‫ واستحْ لَ ْلتُ ْم‬، ‫ فإنّكم أخذتموهن بكلمة ّللا‬، ‫اتقوا ّللاَ فى النسا ِء‬
‫ فإن َ ْ فعلن ذلك فاضربوهن‬، ‫ ولكم عليهن أال يُوْ ِطّ ْئنَ فُرُ َشكم أحدا تكرهونه‬،
‫ واستحْ للتُ ْم فرو َجهن بكلمة ّللا‬، ‫ فإنكم أخذتموهن بكلمة ّللا‬، ‫اتقوا ّللاَ فى النسا ِء‬
.‫ ولهن عليكم رزقُهن وكسوتُهن بالمعروف‬، ‫ضربا غير ُمبَرَّح‬
‫ فإن فعلن ذلك فاضربوهن‬، ‫عليهن أال يُوْ ِط ْئنَ فُ ُر َشكم أحدا تكرهونه‬ ‫ ولكم‬،
“Takutlah kepada Allah
“Takutlah kepada Allah terkait perempuan.
terkait Sesungguhnya
perempuan. Sesungguhnya kalian telah
.‫بالمعروف‬ ‫وكسوتُهن‬ ‫عليكم رزقُهن‬ ‫ ولهن‬، ‫غير ُمبَرَّح‬kalian
‫ضربا‬
mengambil mereka dengan
telah mengambil merekakalimat dengan (ikatan perjanjian)
kalimat (ikatan Allah Allah
perjanjian) dan
“Takutlah kepada Allah terkait perempuan. Sesungguhnya kalian telah
dan kemaluan
kemaluan mereka dihalalkan
mereka dihalalkan bagi kalianbagidengan
kalian dengan
kalimatkalimat
Allah. Allah.
Hak
mengambil mereka dengan kalimat (ikatan perjanjian) Allah dan
kalianHakyangkalianharus
yang harus
mereka mereka
penuhi penuhi
adalahadalah mereka
mereka tidakboleh
tidak boleh
kemaluan mereka dihalalkan bagi kalian dengan kalimat Allah. Hak
mempersilahkan seorang pun yang tidak kalian sukai berada di
mempersilahkan seorang pun yang tidak kalian sukai berada di ranjang
kalian yangkalian.
ranjang harusJikamereka
merekapenuhi melakukan adalah mereka
itu, maka tidak mereka
pukullah boleh
kalian. Jika mereka melakukan itu, maka pukullah mereka dengan
mempersilahkan seorang pun yang tidak kalian sukai berada di ranjang
pukulan yang tidak keras (sebagai pelajaran). Dan hak mereka yang
kalian. Jika mereka melakukan itu, maka pukullah mereka
Perlindungan dengan
Hak Anak 63
harus kalian penuhi adalah member mereka makan dan pakaian dengan
pukulan yang tidak keras (sebagai pelajaran). Dan hak mereka yang
dengan pukulan yang tidak keras (sebagai pelajaran). Dan hak
mereka yang harus kalian penuhi adalah member mereka makan
dan pakaian dengan selayaknya.” (HR. Muslim)

Nafkah merupakan kewajiban suami terhadap istrinya dalam


bentuk materi, karena kata nafkah itu sendiri berkonotasi materi.9
Sedangkan kewajiban dalam bentuk non materi, seperti memuaskan
hajat seksual istri tidak masuk dalam artian nafkah, meskipun dilakukan
suami terhadap istrinya. Kata yang selama ini digunakan secara tidak
tepat untuk maksud ini adalah nafkah batin sedangkan dalam bentuk
materi disebut dengan nafkah lahir. Dalam bahasa yang tepat nafkah
ini tidak ada lahir atau batin. Yang ada hanya nafkah yang maksudnya
adalah hal-hal yang bersifat lahiriyah atau materi.10
Kewajiban memberi nafkah oleh suami kepada istrinya yang
berlaku di dalam fiqh didasarkan kepada prinsip pemisahan harta
antara suami dan istri. Prinsip ini mengikuti alur pikir bahwa suami
itu adalah pencari rezeki; rezeki yang telah diperolehnya itu menjadi
haknya secara penuh dan untuk selanjutnya suami berkedudukan
sebagai pemberi nafkah. Sebaliknya istri bukan pencari rezeki dan untuk
memebuhi keperluannya ia berkedudukan sebagai penerima nafkah.
Oleh karena itu, kewajiban nafkah tidak relevan dalam komunitas yang
mengikuti prinsip penggabungan harta dalam rumah tangga.11
Dalam hukum positif Indonesia, permasalahan nafkah atau
pemenuhan kebutuhan keluarga juga telah diatur dan dinyatakan
menjadi kewajiban suami. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 1
Tahun 1974, Pasal 34 ayat (1) dan dipertegas oleh KHI Pasal 80 ayat
(4).

9
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), jilid II, cet. II,
hal. 765
10
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), cet. II,
hal. 165
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), cet. II,
11

hal. 165 - 166


64 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH
Keberadaan nafkah tentu mempunyai pengaruh dan fungsi yang sangat
besar dalam membina keluarga yang bahagia, tenteram dan sejahtera.
Tidak terpenuhi nafkah sama sekali atau nafkah yang tidak cukup dapat
berakibat krisis perkawinan yang berujung pada perceraian.
Adanya aturan tentang nafkah dalam KHI maupun UU No. 1
Tahun 1974 menimbulkan suatu persoalan tatkala dikaitkan dengan
pengakuan harta bersama oleh suami istri ketika terjadi perceraian.
Dengan melihat Pasal 1 huruf (f) KHI dan Pasal 35 ayat (1) UU No. 1 Tahun
1974 menunjukkan bahwa kualifikasi yang dipakai dalam merumuskan
harta bersama adalah dengan menggunakan masa perkawinan yang
sah. Selama harta itu diperoleh dalam perkawinan yang sah, maka
menjadi harta bersama dengan merujuk pada ketentuan harta bersama
yang ada dalam KHI dan UU No. 1 Tahun 1974. Akan tetapi keduanya
memberi batasan bahwa harta yang diperoleh karena hadiah dan
warisan menjadi harta pribadi masing-masing selama dimaksudkan
untuk itu (Pasal 36 ayat 1).
Ketentuan harta bersama tersebut telah diatur dalam KHI pasal
85-97, maupun dalam UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal
35-37.ketentuan harta bersama dalam KHI dan UU No. 1 Tahun 1974
ini tidak terlepas dari realitas masyarakat Indonesia tentang harta
bersama dengan istilah yang beragam. Adapun istilah harta bersama di
Jawa Timur disebut dengan gono-gini, di Minangkabau disebut harta
surang, di Banda Aceh disebut hareuta-seuhareukat.12
Jika dicermati, ketentuan mengenai harta bersama dan
kewajiban suami memberi nafkah dalam KHI maupun UU No. 1 Tahun
1974 terlihat bahwa suami yang mempunyai kewajiban memberi
nafkah harus menerima suatu aturan harta bersama yang mempunyai
konsekuensi pembagian harta bersama dengan bagian
berimbang,

12 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000), cet. IV,
hal. 211
Perlindungan Hak Anak 65
dan penggunaan harta bersama harus mendapatkan persetujuan
suami istri. Persoalan lain yang muncul adalah mengenai pelaksanaan
kewajiban suami memberi nafkah termasuk dalam harta bersama atau
berdiri sendiri. Sehingga kedua aturan tersebut dapat menimbulkan
celah-celah hukum yang dapat merusak asas kepastian hukum dan
keadilan masyarakat.
Menafkahi anak yang lahir dari perkawinan merupakan kewajiban
kedua orang tua, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 45 ayat (1) dan
ayat (2) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, yaitu:
ayat (1)  Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak
mereka sebaik-baiknya; Ayat (2)  Kewajiban orang tua yang dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat
berdiri sendiri. Kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan
antara kedua orang tua putus”
Oleh karena itu, hal menafkahi anak merupakan suatu kewajiban
yang akan berlaku terus-menerus, meskipun adanya perceraian yang
terjadi antara orang tua. Kewajiban menafkahi menyangkut juga
terhadap biaya pemeliharaan dan pendidikan anak, sampai anak dapat
membiayai hidupnya sendiri atau kawin. Apabila perkawinan putus
karena perceraian, tanggung jawab terhadap biaya pemeliharaan anak
dan pendidikannya dibebankan kepada ayah, namun apabila ayah tidak
dapat memenuhi kewajibannya, Pengadilan dapat menentukan bahwa
ibu ikut serta dalam membiayai pemeliharaan anak dan pendidikannya.

b). Nafkah Anak Pasca Perceraian Orang Tuanya


Pasal 41 UU Perkawinan menentukan bahwa akibat putusnya
perkawinan suami tetap memiliki kewajiban memberikan nafkah
kepada anak-anaknya. Ketentuan ini juga dipertegas oleh Pasal 105 (c)
Kompilasi Hukum Islam. Namun demikian Pasal 41 (b) UU Perkawinan

66 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


juga menyatakan bahwa bila bapak, dalam kenyataanya tidak dapat
memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan bahwa
ibu ikut memikul biaya tersebut. Prinsip ini diperkuat oleh Keputusan
Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak
Pasal 18 ayat (1) serta UU Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi
Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap
perempuan Pasal 16 huruf (d) yang pada pokoknya menyatakan
dalam urusan-urusan yang berhubungan dengan anak-anak menjadi
tanggungjawab bersama kedua orang tua.

Batas Waktu
Pasal 149 angka (b) KHI hanya memberikan batas waktu tiga
bulan (masa iddah) untuk suami memberikan nafkah untuk istri setelah
perceraian. Bagi istri tidak memiliki penghasilan maka digunakan Pasal 41
huruf (c) yang menyatakan bahwa Pengadilan dapat mewajibkan bekas
suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan
sesuatu kewajiban bagi bekas istri. Meski pasal ini tidak menentukan
sampai kapan suami berkewajiban memberikan nafkah bagi mantan
istrinya, tetapi bila mengacu pada Bab IV Pasal 27 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, maka sesungguhnya hakim
dapat menggali atau mengapresiasi pasal dari UU Perkawinan tersebut
dengan mempertimbangkan bahwa nafkah untuk istri dapat diberikan
selama istri tidak memiliki penghasilan lain atau belum menikah lagi.

c). Nafkah Anak Karena Meninggalnya Orang Tua


Bila ayah dari seorang anak telah wafat, maka mereka ditanggung
oleh kakek atau paman atau saudara laki-laki sekandungnya yang sudah
dewasa. Urutan penafkahan ditentukan dalam urutan dan hubungan
nasabnya.

Perlindungan Hak Anak 67


Cucu dari anak laki-laki; Cucu laki-laki dari anak laki-laki, bila
ayahnya sudah tidak ada (wafat), maka kakek yang menafkahi sang
cucu sampai dewasa, sehingga ia wajib menafkahi dirinya sendiri.
Cucu perempuan; Cucu perempuan dari anak laki-laki, bila
ayahnya sudah tidak ada (wafat), maka kakeklah yang berkewajiban
menafkahinya hingga ia menikah.
Sedangkan cucu laki-laki dan perempuan yang masih kecil dari
anak perempuan bila ayah mereka telah wafat, maka mereka menjadi
tanggungan ayah dari ayah mereka, paman dari ayah dan seterusnya.
Saudara laki-laki sekandung atau seayah yang usianya masih
kecil, bila ayah mereka telah wafat, maka mereka dalam tanggungan
saudara laki-lakinya yang dewasa sampai mereka dewasa dan dapat
mencari nafkah sendiri.

6. Hak Anak untuk Mendapatkan Pendidikan


Semua anak yang terlahir di dunia mendapatkan hak untuk
memperoleh pendidikan dan pengajaran. Hak pendidikan ini bagi anak
bersifat komprehensif, baik dalam mengembangkan nalar berfikirnya
(pengembangan intelektual), menanamkan sikap dan perilaku yang
mulia, memiliki keterampilan untuk kehidupannya, dan menjadikan
sebagai manusia yang memiliki kepribadian yang baik. Anak merupakan
amanat di tangan kedua orang tuanya dan qalbunya yang masih bersih
merupakan permata yang sangat berharga dan murni yang belum
dibentuk dan diukir. Dia menerima apa pun yang diukirkan padanya
dan menyerap apa pun yang ditanamkan padanya. Jika dia dibiasakan
dan dididik untuk melakukan kebaikan, niscaya dia akan tumbuh
menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat.

68 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


Pedidik utama menjadi ُ‫ارة‬ ‫َا النَّاسُ َو ْال ِح‬jawab
َ ‫ َج‬tanggung ‫َارًا َوقُو ُده‬ ‫أَ ْهلِي ُك ْم ن‬sebagaimana
bapak, ‫آَ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َو‬firma
َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذين‬
ُ‫ارة‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َج‬
Allah:
“Hai orang-orang yangmenjadi
Pedidik utama beriman,tanggung peliharalah jawab dirimu bapak, dan sebagaimana
keluargamu
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
firma
dari apiAllah:
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-
Tahrim: 6)
Tahrim: 6) ُ‫ارة‬َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َج‬
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
“Hai orang-orang yangapiberiman,
keluargamu dari neraka yang peliharalah
bahan bakarnya dirimu dan adalah keluargamu
manusia
Materi Pendidikan
dari api
Materi danneraka
batu”.yang
Pendidikan bahan bakarnya
(At-Tahrim: 6) adalah manusia dan batu”. (At-
Tahrim:a).6)Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada
a). Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada
MateriAnak
Pendidikan
Anak
a). Menanamkan
Materi Pendidikan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Allah subhanahu wa ta’alawaberfirman:
Allah subhanahu ta’ala berfirman:
a). Menanamkan Tauhid ‫ َم ْن يَ َشا ُء‬dan Aqidah yang Benar kepadaَّ ‫إ َّن‬
ِ‫ّللاَ َال يَ ْغفِ ُر أَ ْن يُ ْش َركَ بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُدونَ َذلِكَ ل‬ ِ
‫ء‬ُ ‫ا‬ َ
‫ش‬ ‫ي‬
َ ‫ن‬ْ ‫م‬َ ِ ‫ل‬ َ‫ك‬ِ ‫ل‬‫ذ‬َ َ‫ون‬ ُ
‫د‬ ‫ا‬ ‫م‬َ ‫ر‬ُ ِ ‫ف‬‫غ‬ْ ‫ي‬
َ ‫و‬
َ ‫ه‬
ِ ِ ‫ب‬ َ‫ك‬ ‫ر‬
َ ْ
‫ش‬ ُ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ َ‫ّللاَ َال يَ ْغفِ ُر أ‬
َّ َّ
‫ن‬ ِ‫إ‬
Anak
“Sesungguhnya Allah tidak
“Sesungguhnya Allahakantidakmengampuni
akan mengampuni dosa syirik, dosa dansyirik, dan
“Sesungguhnya
Allahmengampuni Allah
subhanahu wayang tidak akan
ta’alalebih
berfirman: mengampuni dosa syirik, dan
mengampuni yang lebih ringan ringan daripada
daripada itu bagi orang-orang itu bagi orang-orang yang
mengampuni yang lebih
yang Allah kehendaki” ringan daripada itu bagi orang-orang yang
Allah kehendaki” (An- Nisa: (An-48) Nisa:َ 48)
Allah kehendaki” (An- Nisa: ‫ء‬48) ُ ‫ّللاَ َال يَ ْغفِ ُر أَ ْن يُ ْش َركَ بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُدونَ ذلِكَ لِ َم ْن يَ َشا‬ َّ ‫إِ َّن‬
Oleh karena
Oleh itu, di dalam
karena itu, diAl-Quran
dalam Al-Quran pula Allah pulakisahkan Allah kisahkan nasehat nasehat
Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat
“Sesungguhnya
Luqman
Luqmankepada Allah
kepadaanaknya. tidak
anaknya. akansatunya
Salah
Salah mengampuni
satunya berbunyi,
berbunyi, dosa syirik, dan
Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,
mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang
Allah kehendaki” (An- Nisa: 48) ِ ‫اَّللِ إِ َّن ال ِّشرْ كَ لَظُ ْل ٌم ع‬
‫َظي ٌم‬ َّ ِ‫ي َال تُ ْش ِر ْك ب‬ َّ َ‫يَا بُن‬
‫َظي ٌم‬
ِ ٌ‫ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ ْ ُ ‫ظ‬َ ‫ل‬ َ‫ك‬ ْ‫ر‬ ِّ
‫ش‬ ‫ال‬ َّ
‫ن‬ ‫إ‬ َّ
‫اَّلل‬
ِ ِ ِ ِ ‫ب‬ ‫ك‬ْ ‫ر‬ ‫ش‬ْ ُ ‫ت‬ ‫ال‬َ َّ َ‫يَا بُن‬
‫ي‬
“Hai itu,
Oleh karena anakku,
di dalam janganlah
Al-Quran kamu pula Allah mempersekutukan
kisahkan nasehat Allah,
LuqmanSesungguhnya
kepada anaknya. mempersekutukan
Salah satunya berbunyi, (Allah) adalah benar-benar
kezhaliman yang besar”.(Luqman: 13)
ِ ‫ظُ ْل ٌم ع‬sendiri
‫َظي ٌم‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam َ‫ال ِّشرْ كَ ل‬telah َّ ِ‫ب‬memberikan
‫اَّللِ إِ َّن‬ ‫ي َال تُ ْش ِر ْك‬
َّ َ‫يَا بُن‬
contoh penanaman aqidah

Perlindungan Hak Anak 69


Hendaknya sejak kecil anak diajarkan bagaimana beribadah dengan
benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
b). Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah
Mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah
Hendaknya sejak kecil anak diajarkan bagaimana beribadah
lainnya.
dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa serta beragam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ibadah lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”‫ٔﺻﲇ‬ � ‫َﺻ �ﻠﻮا َ� َر ٔ� َْﳣ ُﻮن‬
ِ (HR. ُ� َ
Al-
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-
Bukhari).
Bukhari).
“Ajarilah anak-anak
“Ajarilah kalian untuk
anak-anak kalian shalat
untuk ketika
shalat mereka berusia berusia
ketika mereka tujuh
tahun, d).
dan pukull
tujuh
Mendidikah dan
tahun, mereka
Anak ketikamereka
pukullah
dengan merekaketika mereka
berusia
Berbagai Adab dan berusia
sepulu h tahunsepuluh
Akhlaq yang
(bila
tidak mau
tahun (bila
shalat-
Mulia. tidak(Shahi
pen)” mau h.shalat-pen)” (Shahih.
Lihat Shahih ShahihLihat Shahih
il Jami’ Shahihil
karya Al-
Jami’
Albani). karya Al-Albani).

Bila mereka telah bisa menjaga ketertiban dalam shalat, maka


Bila mereka
ajak
Sebuah pula telah yang
mereka
keluarga bisa
untukmenjag
sholeh a keterti
menghadiri
dan shalat berjama’ah
ban merupakan
sholehah dalam di masjid.
basis
shalat, utama
maka ajak
pula
c).mereka
ketahanan untuk mengh
negara
Mengajarkan adiri Hadits.
Al-Quran, shalat berjama’ah di masjid.

d). Mendidik
Bagi Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia.
c).orang
Mengatua yang
jarkan telahran,
Al-Qu mendidik
Hadits. anak-anak mereka sehingga
menjadi Sebuah keluarga
anak yang yang yang
shalih, sholehselalu
dan sholehah merupakan
membantu basis
orang tuanya,
utama ketahanan
mendo’akan negara membahagiakan mereka dan menjaga nama
orang tuanya,
Bagi orang
baik kedua orang tua yang
tua. telah mendidik
Karena anak yanganak-anak
shalih mereka sehingga
akan senantiasa
menjadiinvestasi
menjadi anak yang shalih,
pahala, yang selalu
sehingga orang membantu orang tuanya,
tua akan mendapat aliran
mendo’akan orang tuanya, membahagiakan mereka dan menjaga
pahala dari anak shalih yang dimilikinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
nama baik kedua orang tua. Karena anak yang shalih akan senantiasa
wa sallam bersabda,
menjadi investasi pahala, sehingga orang tua akan mendapat aliran
pahala dari anak shalih yang dimilikinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasalam bersabda:
‫ﺎت ا ْﻻ� ْ َﺴ ُﺎن اﻧْ َﻘ َﻄ َﻊ َﻋ ْﻨ ُﻪ َ َﲻ ُ ُ� ا �ﻻ ِﻣ ْﻦ ﺛﻼﺛﺔ ا �ﻻ ِﻣ ْﻦ َﺻﺪَ ﻗَﺔ َ� ِﺎرﯾﺔ �ﲅ ﯾ��ﻔﻊ ﺑﻪ ٔ�و‬
َ ‫ا َذا َﻣ‬
� � ُ �َ ‫�و� َﺻﺎ ِﻟﺢ ﯾَﺪْ �ﻋُﻮ‬
70
“Apabila
Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH
seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya
sa
terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya
terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat
dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).
Demikian pula, kelak di hari kiamat, seorang hamba akan
terheran-heran, mengapa bisa dia meraih derajat yang tinggi padahal
dirinya
oleh sangmerasa anak amalan untuk dirinya. yang dia Rasulullah lakukan dahulu shallallahu di dunia ‘alaihi tidaklah wa
seberapa,
sallam bersabda, namun hal itu pun akhirnya diketahui bahwa derajat tinggi
yang didapat tidakَ lain dikarenakan do’a ampunan yang dipanjatkan
‫ح فِي ْال َجنَّ ِة فَ َيقُو ُل َيا َربِّ أنَّى لِي َه ِذ ِه فَيَقُو ُل‬
ِ ِ‫ّللاَ َع َّز َو َج َّل لَيَرْ فَ ُع ال َّد َر َجةَ لِ ْل َع ْب ِد الصَّال‬َّ ‫إِ َّن‬
oleh sang anak untuk dirinya. Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa
oleh sang anak untuk dirinya. Rasulullah shallallahuَ‫‘كَ لَك‬alaihi wa
sallam bersabda, ِ َ‫بِا ْستِ ْغف‬
‫ار َولَ ِد‬
sallam bersabda,
‫ح فِي ْال َجنَّ ِة فَيَقُو ُل يَا َربِّ أَنَّى لِي هَ ِذ ِه فَيَقُو ُل‬
ِ ِ‫ ْل َع ْب ِد الصَّال‬derajat َّ ‫إ َّن‬
ِ‫ّللاَ َع َّز َو َج َّل لَيَرْ فَ ُع ال َّد َر َجةَ ل‬
“Sesunguhnya Allah ta’ala akan mengangkat seorang hamba ِ
yang shalih di surga. Kemudian dia akan berkata, “Wahai Rabb-ku,
َ‫ار َولَ ِدكَ لَك‬ ِ َ‫بِا ْستِ ْغف‬
“Sesunguhnya Allah ta’ala akan mengangkat derajat seorang
bagaimana hal ini bisa terjadi padaku? Maka Allah menjawab, “Hal itu
hamba yang shalih di surga. Kemudian dia akan berkata, “Wahai Rabb-
“Sesunguhnyado’a
dikarenakan Allahyang ta’aladipanjatkan
akan mengangkat anakmu derajat seorang
agar menjawab, kesalahanmu hamba
ku, bagaimana hal ini bisa terjadi padaku? Maka Allah “Hal
yang shalih
diampuni.” di
(HR. Ahmad:surga. Kemudian
10618. dia akan berkata,
Hasan). anakmu agar kesalahanmu “Wahai Rabb-ku,
itu dikarenakan do’a yang dipanjatkan
bagaimana
Oleh karenanya,
diampuni.” (HR. hal iniAhmad: bisa terjadi
sangat penting
10618. padaku? unttuk
Hasan). Maka Allah menjawab,
melakukan pembinaan “Haldan itu
dikarenakanpada
pendidikan do’a yangsehingga
dipanjatkan anakmu anak
agar yang
kesalahanmu
Oleh karenanya, anak bisa menjadi
sangat penting unttuk melakukan pembinaan shalih,
dan
diampuni.”
Allah
pendidikan (HR. Ahmad:
ta’ala langsung
pada anak 10618.
membebankan Hasan).
sehingga tanggung jawabanak
bisa menjadi ini kepada
yang kedua
shalih,
Oleh
orang karenanya,
tua. sangat
Allah ta’ala langsung
Allah ta’ala penting unttuk
membebankan
berfirman: melakukan
tanggung pembinaan
jawab ini dan
kepada kedua
orang tua. Allah ta’ala berfirman:
pendidikan pada anak sehingga bisa menjadi anak yang shalih,
Allah ta’ala langsung membebankan tanggung jawab ini kepada kedua
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َج‬
)٦( ُ‫ارة‬
orang “Hai
tua. Allah ta’ala berfirman:
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dan batu.” (At
)٦(Tahrim:
َ ‫ َو ْال ِح َج‬6).
ُ‫ارة‬ ُ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاس‬
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan َ batu.” (At
Tahrim: 6).
Seorang tabi’in, Qatadah, ketika menafsirkan ayat ini mengatakan,
“Hai orang-orang
Seorang yang beriman,
tabi’in, Qatadah, peliharalahayat
ketika menafsirkan dirimu dan keluargamu
ini mengatakan,
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At
Tahrim: 6).
‫عن معصية ّللا وأن تقوم عليهم بأمر ّللا وتأمرهم به وتساعدهم‬ ‫ّللا وتنهاهم‬Hak
Perlindungan ‫بطاعة‬
Anak‫تأمرهم‬
71
Seorang tabi’in, Qatadah, ketika menafsirkan ayat ini mengatakan,
‫عليه فإذا رأيت َّلل معصية ردعتهم عنها وزجرتهم عنها‬
Tahrim: 6).
Seorang tabi’in, Qatadah, ketika menafsirkan ayat ini mengatakan,

“Yakni, hendaklah engkau memerintahkan mereka untuk berbuat taat


‫وتساعدهم‬
kepada ‫وتأمرهم به‬
Allah ‫عليهم بأمر ّللا‬
dan melarang ‫وأن تقوم‬
mereka ‫ ّللا‬berbuat
dari ‫عن معصية‬durhaka
‫ّللا وتنهاهم‬kepada-Nya.
‫تأمرهم بطاعة‬

Dan hendaklah engkau menerapkan ‫وزجرتهم عنها‬ perintah‫ردعتهم عنها‬Allah ‫معصية‬ kepada ‫ َّلل‬mereka
‫ فإذا رأيت‬dan ‫عليه‬
“Yakni, hendaklah engkau memerintahkan mereka untuk berbuat taat
perintahkan “Yakni, dan hendaklah bantulah engkau mereka memerintahkan
untuk menjalankannya. mereka untuk Apabila berbuat
kepada Allah dan melarang mereka
taat kepada Allah dan melarang mereka dari berbuat durhaka dari berbuat durhaka kepada-Nya.
engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, maka
Dan hendaklah kepada-Nya. engkau Dan menerapkan
hendaklah engkau perintah Allah kepada
menerapkan perintah merekaAllah dan
peringatkan dan cegahlah mereka.” (Tafsir al-Quran al-’Azhim 4/502).
perintahkan kepada dan mereka bantulah dan perintahkan
mereka untuk danmenjalankannya.
bantulah merekaApabila untuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
menjalankannya. Apabila waengkau sallam memikulkan
melihat mereka tanggungmaksiat jawab
engkau melihat mereka berbuat maksiat kepadaberbuat Allah, maka
pendidikan kepadaanak Allah, secara maka peringatkan utuh kepada dan cegahlahkedua orang mereka.” (Tafsir tua. Dari al-
peringatkan dan cegahlah mereka.” (Tafsir al-Quran al-’Azhim 4/502).
Ibnu radhiallahu Quran al-’Azhim ‘anhu, bahwa dia berkata, Rasulullah shallallahu
4/502).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memikulkan tanggung jawab
‘alaihi wa sallam bersabda,
pendidikan Rasulullah 
anak shallallahu secara utuh ‘alaihikepada wa sallam  kedua memikulkan
orang tua. tanggungDari
Ibnu jawab pendidikan‘anhu,
radhiallahu anak secara bahwa utuh kepada kedua
dia berkata, Rasulullah orangshallallahu tua. Dari
‫أَ ْهلِ ِه َو‬radhiallahu
‫ه‬Ibnu 
‫‘ َُو‬alaihi ‫اع فِي‬
wa ‫ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬
‫‘ َو‬anhu,
‫ال َّر ُج ُل َر‬bersabda,
sallam ‫ َو َم ْسئُو ٌل‬dia
bahwa ِ ْ ‫ َر ِعيَّتِ ِه‬Rasulullah 
‫ َراع‬berkata,
‫اإل َما ُم‬ ُّ‫ُكلُّ ُك ْم َراع َو ُكل‬
‫ ُك ْم َم ْسئُو ٌل ع َْن‬shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‫َم ْسئُو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬

‫اإل َما ُم َراع َو َم ْسئُو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه َوال َّر ُج ُل َراع فِي أَ ْهلِ ِه َوه َُو‬
ِ ْ ‫ُكلُّ ُك ْم َراع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئُو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan‫ رعيَّته‬dimintai
ِ ِ ِ َ ‫َم ْسئُو ٌل ع َْن‬
pertanggungjawaban
“Setiap kalian atasadalah kepemimpinannya.
pemimpin Seorang dan akan imam dimintai adalah
pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban pertanggunjawabannya dan demikian
“Setiap kalian adalah ataspemimpin
kepemimpinannya.dan Seorang
akan imam
dimintai
juga seorang
adalah pria adalah seorang
pemimpin dan akanpemimpin
dimintaibagipertanggunjawabannya
keluarganya dan akan
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah
danpertanggungjawaban
dimintai demikian juga seorang pria adalah seorang
atas kepemimpinannya.” (HR.pemimpin
Bukhari:
pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan demikian
2278).bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
juga seorang pria adalah seorang
kepemimpinannya.” (HR. pemimpin
Bukhari: 2278).bagi keluarganya dan akan
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari:
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
2278).
‫وطواعيته لك‬
Abdullah ‫عن برك‬radhiallahu
bin Umar ‫علمته وهو مسؤول‬ ‫وما ذا‬berkata,
‘anhuma ‫أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته‬
“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai
pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran
‫أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته لك‬
yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya
mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada
dirimu.”
72 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH
Pendidikan yang baik adalah dengan menanamkan akhlaq yang
baik secara kuat dan kokoh ke dalam jiwa anak, sehingga ia mampu
menolak syahwat yang jelek, dan menjadikan jiwanya tidak akan merasa
nyaman kecuali dengan hal-hal yang baik, dan jiwanya akan membenci
apa pun yang bertentangan dengan akhlaq yang baik. Akhlaq yang baik
itu membutuhkan latihan bagi jiwa serta pengendalian dari syahwat,
yang merusak dan merugikan jiwa. Akhlaq yang baik berarti mengikuti
jalan yang bertentangan dengan hawa nafsu, sehingga merupakan
suatu proses yang membutuhkan usaha dan perjuangan

b). Cara Mendidik;


Kelembutan
Terdapat sejumlah hadits Nabi yang mengajarkan untuk
menggunakan kelembutan saat berinteraksi dengan orang lain, seperti
berikut:
“Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga
Allah meridhai beliau, berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan
dalam segala hal” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, 6024).

“Muslim (2592) meriwayatkan dari Jarir bahwa Nabi shallallaahu


‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Barangsiapa yang terhalangi dari
kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan.’”

“Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga


Allah meridhai beliau, berkata, ‘Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya kelembutan, tidaklah berada pada
sesuatu kecuali pasti menghiasinya, dan tidaklah kelembutan
diambil dari sesuatu, pasti merusaknya.’”

Perlindungan Hak Anak 73


“Dari ‘Aisyah semoga Allah meridhai beliau bahwa dia berkata:
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jika Allah ‘azza
wa jalla menginginkan kebaikan bagi anggota rumah tangga, Dia
akan memasukkan kelembutan kepada mereka’ (Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (24427); yang dishahihkan
oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jaami ‘as-Shaghir (303)).

Di antara tabiat anak-anak adalah mereka mencintai orang


tua yang lemah lembut kepada mereka, membantu mereka, dan
yang perhatian kepada mereka, sebisa mungkin tanpa teriak dan
amarah; bahkan dengan penuh hikmah dan kesabaran. Anak usia dini
membutuhkan hiburan dan permainan; sebagaimana juga usia dini
adalah usia yang tepat untuk menanamkan adab-adab dan pendidikan
yang baik.

Tegas, dan bijak


Di dalam mendidik anak harus dengan sikap lunak, jadilah
teman bagi mereka, menerima curahan hatinya, namun orang tua
harus menegakkan peraturan. Bersikaplah tegas dalam hal ini, jangan
membiarkan mereka menginjak-injak peraturan. Ketika anak berbuat
kesalahan, ajak bicara dengan tegas tetapi penuh kasih sayang. Koreksi
kekeliruannya, berikan pengertian mengapa hal tersebut tidak boleh
dilakukan dan bagaimana seharusnya dia bersikap. Buat sang anak
menyadari kesalahannya dengan berpikir, sehingga dia lebih paham.
Jika harus menghukum, beri hukuman yang bijak dan mendidik.

Memberikan contoh yang baik


Salah seorang ulama mengatakan kepada guru anak-anaknya, “Hal
pertama yang harus Anda lakukan untuk mendidik keshalihan anak-

74 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


anak saya adalah membuat diri Anda sendiri menjadi shalih. Karena
kesalahan mereka adalah bentuk mencontoh dari kesalahan Anda;
Hanya perbuatan baik saja yang harus Anda lakukan dan tinggalkanlah
perbuatan yang jelek di hadapan mereka” (Tariikh Dimasyq, 38 / 271-
272).

7. Hak Anak untuk Mendapatkan Lingkungan yang Baik


UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28H ayat (1) menyatakan:
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatam”. Secara tegas juga
tercantum dalam Pasal 3 (g) dan 65 ayat 1 UU No.32/2009, tentang
perlindungan& pengelolaan lingkungan hidup, bahwa: “Setiap orang
berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagian dari hak
asasi manusia”, demikian juga dalam UU No.39/1999 tentang HAM,
pasal 3 menyebutkan “Masyarakart berhak atas lingkungan hidup yang
lebih baik dan sehat”.
Lingkungan hidup yang baik dan sehat, mengandung makna
lingkungan yang dapat memungkinkan manusia berkembang secara
optimal, secara selaras, serasi, dan seimbang. Adanya jaminan
semacam ini memberi kemungkinan bagi setiap orang untuk menuntut
kepada pemerintah agar ”kebaikan dan kesehatan lingkungannya perlu
diperhatikan dan ditingkatkan terus dan oleh karenanya pula adalah
merupakan kewajiban bagi negara untuk selalu menciptakan lingkungan
hidup yang baik dan sehat bagi warganya dan secara terus menerus
melakukan usaha-usaha perbaikan dan penyehatan lingkungan hidup.
Mukadimah Konvensi Hak Anak menegaskan bahwa demi
perkembangan kepribadiannya secara penuh dan serasi, anak harus
dibesarkan dalam suatu lingkungan keluarga, dalam suatu suasana

Perlindungan Hak Anak 75


yang bahagia, penuh kasih sayang dan pengertian. Untuk mewujudkan
pertumbuhan dan kesejahteraan anak-anak dibutuhkan prasyarat
khusus agar hak atas hidup, kelangsungan hidup, dan tumbuh
kembang dapat dinikmati. Permukiman yang layak bagi keluarga yang
menaungi hidup dan kehidupan anak menjadi prasyarat khusus yang
mendasar bagi realisasi penuh hak-hak anak. Bahkan hak istirahat,
hak bersenang-senang untuk menikmati waktu luang, dan hak
bermain yang merupakan karakteristik yang paling khas dari hak anak
mensyaratkan permukiman yang layak.
Perlindungan hak anak untuk menikmati permukiman yang
layak di awali dengan ditetapkannya Deklarasi Hak Anak (Declaration
on the Rights of the Child) pada 1959. Prinsip 4 dari deklarasi ini
menyatakan bahwa: “Setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan
nutrisi yang cukup, perumahan, rekreasi, dan pelayanan medis.”
Hak anak atas permukiman yang layak dalam Konvensi Hak
Anak diatur dalam Pasal 27 yang menyatakan bahwa: Ayat (1) Negara
mengakui hak setiap anak atas suatu standar kehidupan yang memadai
bagi perkembanga fisik, mental, spiritual, moral dan sosial anak.
Ayat (3) Negara sesuai dengan keadaan-keadaan nasional dan di dalam
sarana-sarana mereka, harus mengambil langkah-langkah yang tepat
untuk membantu orang tua dan orang-orang lain yang bertanggung
jawab atas anak itu untuk melaksanakan hak ini, dan akan memberikan
bantuan material dan mendukung program-program, terutama
mengenai gizi, pakaian dan perumahan.

76 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


D. PENUTUP

Tujuan  utama  dari  perkawinan adalah  melestarikan  keturunan, 


oleh  karenanya  anak  menjadi bagian  yang  sentral  dalam  keluarga, 
anak  adalah  amanah  Allah yang  senantiasa wajib  dipelihara,  diberi 
bekal  hidup  dan  dididik. Begitu  keluarga  dikaruniai  keturunan  timbul 
berbagai  hak  dan kewajiban  yang  harus  dipenuhi  suami  isteri  demi 
kemaslahatan anak,  kelangsungan  hidup  anak  baik  jasmani  maupun 
rohani sangat ditentukan oleh dapat  tidaknya anak meraih haknya
secara baik. Lahirnya anak di satu sisi merupakan nikmat karunia Allah,
di  sisi  lain  adalah  amanah  yang  jika  orang  tua  berhasil menjaga
dan menjalankannya  justru  nikmat  bertambah  dengan  anak  yang
saleh dan  berbakti  serta mendoakan orang  tuanya,  jika orang  tua
gagal  berarti  ia  telah  mengkhianati  amanah  sehingga  ia  dinilai tidak
bertanggung jawab.
Sehingga dalam Islam anak juga disebut sebagai fitnah dan
cobaan Allah swt. kepada orang  tuanya, kekayaan dan keluarga yang 
besar  adalah  suatu  ujian  dan  percobaan,  semuanya  dapat berbalik
menjadi sumber keruntuhan  jika salah ditangani atau  jika kecintaan 
kepadanya  justru  menyisihkan  kecintaan  kepada Tuhan. Anak  disebut 
cobaan  karena  ia  menjadi  tolok  ukur kualitas  hidup  dan  kepribadian 
orang  tuanya  yang  tercermin  dari perlakuannya terhadap anak apakah
membawa pada kebaikan atau keburukan.  Kecintaan  sejati  seseorang 
kepada  anak  merupakan konsistensi  kecintaan  kepada  Tuhan  untuk 
menjaga  dan memelihara  diri  dan  keluarganya  dari  kesengsaraan  di 
akhirat, sebagaimana  firman  Allah  yang menyuruh  orang  beriman 
untuk menjaga  diri  dan  keluarga  dari  api  neraka.
Bahkan,  jika  para orang tua gagal mendidik anak-anaknya,
tidak mustahil anak-anak itu  akan  menjadi  musuhnya,  sebagaimana 
pernyataan  al-Qur’an kepada orang-orang beriman bahwa  isteri-isteri

Perlindungan Hak Anak 77


dan anak-anakmu ada  yang menjadi musuh  bagimu, maka  berhati-
hatilah  terhadap mereka.
Tanggung  jawab orang  tua  tidak hanya  terbatas pada segi
fisik  semata  tetapi  yang  lebih  penting  adalah  usaha  peningkatan
potensi  positif  agar  menjadi  manusia  berkualitas.  Orang  tua
bertanggung  jawab  agar  anak  tidak menyimpang  dari  nature  dan
potensi kebaikannya karena setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah. Bahwa surga berada di bawah telapak kaki  ibu, artinya para ibu
sangat berperan dalam menentukan nasib anak sehingga surga bagi
anak sepenuhnya berada dibawah kekuasaan mereka, karena kuatnya 
hubungan emosional  seorang  ibu dapat membentuk  jiwa anak hampir
sekehendak hati.
Al-Qur’an Surat al-Nisa’ (4) ayat 9, berpesan kepada para
orang tua, agar jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah.
“Hendaklah  mereka  takut  kepada  Allah  jika meninggalkan  generasi 
yang  lemah  di  belakang  mereka,  yang mereka  khawatir  terhadap 
kesejahteraannya,  hendaklah  mereka bertaqwa pada Allah dan
mengucapkan perkataan yang baik”.
Rasa  takut  dan  khawatir  yang  disebutkan  di  dalam  al-Qur’an 
maksudnya  bukanlah  rasa  cemas  yang  dapat mengakibatkan  orang 
tua  justru  berbuat  menghilangkan  nyawa anaknya,  al-Qur’an  Surat 
al-An’am  (6)  ayat  151  menyatakan membunuh anak adalah dosa
besar yang  juga menunjukkan sikap tindak  bertanggung  jawab 
orang  tua  terhadap  anak  yang dilahirkannya. Bahkan orang-orang 
yang membunuh  anak  sangat dikecam  dan  dipandang  sebagi 
perilaku  orang-orang  musyrik dan perbuatan bodoh. Pengertian 
membunuh  dapat  diperluas  maknanya,  tidak hanya  secara  fisik 
atau  menghilangkan  nyawanya,  tetapi  juga membunuh  potensi  dan 
cita-citanya,  apa  artinya  jika  anak  hidup secara  fisik  tetapi  secara 

78 Dr. Fal Arovah Windiani, SH., MH


psikologis, moral,  keilmuan,  kehidupan ekonomi  dan  sosial  lemah 
dan  tidak  berdaya. Potensi  anak  yang baik  harus  dihidupkan,  orang 
tua  dituntut  memiliki  perhatian serius  dalam  mendidik  anak,  jika 
tikak  maka  secara  filosofis  ia telah membunuh anaknya.
Orang  tua bertanggung  jawab memenuhi kebutuhan anak,
pencerdasan kognitif  (intelectual  intelligence), emosi  (  emotional
intelligence), dan spiritual (spiritual intelligence). Orang tua harus
menjadi teladan yang baik, satu kata dan perbuatan, adil dan tidak
membeda-bedakan  anak  baik  dari  segi  usia,  jenis  kelamin, kelebihan
maupun kekurangannya  serta menghargai potensi anak dengan sikap
kasih dan sayang

Perlindungan Hak Anak 79


Bab IV
Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Psikologi
Oleh: Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si

A. PENDAHULUAN
Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang damai dan penuh
kasih sayang antara anggota keluarga, sebagaimana Firman Allah: Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Q.S. ar-Ruum: 21)
Agama Islam mensyari’atkan perkawinan antara seorang pria
dan wanita agar mereka dapat membina rumah tangga bahagia yang
diliputi oleh rasa kasih sayang dan saling cinta untuk selama-lamanya.
Islam melarang suatu bentuk perkawinan yang hanya bertujuan untuk
sementara saja, seperti nikah mut’ah dan nikah muhalil (Mufaat,1992:
167). Namun demikian tidak bisa disangkal bahwa melaksanakan
kehidupan suami istri kadang-kadang terjadi perbedaan pendapat atau
salah paham antara satu sama lainnya. Salah seorang di antara suami

80 Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si


istri atau keduanya tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya,
atau tidak adanya saling percaya dan sebagainya.Keadaan tersebut
adakalanya dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik sehingga
hubungan suami istri bisa kembali baik, dan adakalanya tidak dapat
didamaikan bahkan menimbulkan perselisihan, percekcokan, serta
kebencian yang terus menerus antara suami istri.

B. KELUARGA SAKINAH
Definisi Keluarga Sakinah
Istilah keluarga adalah sanak saudara yang bertalian dengan
perkawinan atau sanak keluarga yang bertalian dengan keturunan.
Atau yang dimaksud keluarga adalah masyarakat kecil yang terdiri
dari suami isteri yang terbentuk melalui perkawinan yang sah, baik
mempunyai anak maupun tidak sama sekali.
Sedangkan sakinah menurut arti bahasa adalah tenang atau
tentram. Keluarga sakinan berarti keluarga yang tenang, damai dan
tidak banyak konflik, dan mampu menyelesaikan problem-problem
yang dihadapi.
Keluarga sakinah berarti pula keluarga yang bahagia atau juga
keluarga yang diliputi rasa cinta-mencintai (mawadah) dan rasa kasih
sayang (warohmah). Sebagaimana tertera dalam surat Ar-ruum ayat
21, bahwa yang dimaksud keluarga sakinah adalah rasa tentram
dan nyaman bagi jiwa raga dan kemantapan hati mengalami hidup,
serta rasa aman dann damai, rasa cinta dan kasih sayang bagi kedua
pasangan.
Keluarga sakinah tidak datang begitu saja, tetapi ada syarat bagi
kehadirannya. Ia harus diperjuangkan, dan yang pertama lagi utama,
adalah menyiapkan kalbu. Sakinah/ketenangan bersumber dari dalam

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Psikologi 81


kalbu, lalu terpancar ke luar dalam bentuk aktivitas. Memang, al-
Qur’an menegaskan bahwa tujuan disyariatkannya pernikahan adalah
untuk menggapai sakinah. Namun, itu bukan berarti bahwa setiap
pernikahan otomatis melahirkan sakinah, mawaddah, dan rahmat.1

Ciri-ciri Keluarga Sakinah


Ada beberapa ciri-ciri keluarga sakinah yang dapat dilihat
dan diklasifikasikan pada beberapa aspek, yaitu: aspek lahiriah,
batiniah (psikologis), spiritual (keagamaan) dan aspek sosial.

Aspek Lahiriah
1) Tercukupinya kebutuhan hidup (kebutuhan ekonomi) sehari-
hari.
2) Kebutuhan biologis antara suami dan isteri tersalurkan
dengan baik dan sehat
3) Mempunyai anak dan dapat membimbing serta mendidik.
4) Terpeliharanya kesehatan setiap anggota keluarga.
5) Setiap anggota keluarga dapat melaksanakan fungsi dan
peranannya dengan optimal.

Aspek Batiniah (Psiko1ogis)


1) Setiap anggota keluarga dapat merasakan ketenangan dan
kedamaian,mempunyai jiwa yang sehat dan pertumbuhan
mental yang baik.
2) Dapat menghadapi dan meyelesaikan masalah keluarga
dengan baik.

Menurut M. Quraish Shihab, dalam Skripsi Membentuk Keluarga Sakinah Menurut M.


1

Quraish Shihab (Analisis Pendekatan Konseling Keluarga Islam), (Semarang: Fakultas


Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2008), hal. 20

82 Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si


3) Terjalin hubungan yang penuh pengertian dan saling
menghorinati yang dilandasi dengan rasa cinta dan kasih
sayang.
Aspek Spiritual (keagamaan)
1) Setiap anggota keluarga mempunyai dasar pengetahuan
agama yang kuat.
2) Meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.

Aspek Sosial
Ditinjau dari aspek sosial, maka ciri keluarga sakinah adalah
keluarga yang dapat diterima, dapat bergaul dan berperan dalam
lingkungan sosialnya. baik dengan tetangga maupun dengan
masyarakat luas.

Faktor-faktor Pembentuk Keluarga Sakinah


Berikut merupakan faktor-faktor pembentuk keluarga sakinah,
yaitu:

a. Landasan Agama
Islam membangun pondasi rumah tangga yang sakinah,
mengikatnya dengan asas yang kuat dan sangat kokoh. Pada rumah
tangga terdapat suatu keindahan, kebanggaan, pertumbuhan yang
menyenangkan, kebersamaan dan orang-orang tercinta sehingga Allah
SWT mewariskan bumi beserta isinya. Dari keluargalah kenikmatan
abadi yang bisa diperoleh manusia atau sebaliknya, terdapat pula ujian
yang Allah berikan.
Islam telah menentukan bangunan bagi sebuah rumah tangga
ideal dengan dasar-dasar yang istimewa dan permanen sehinga tidak

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Psikologi 83


ada seorang ahli bangunan manapun yang mampu menyamainya.
Untuk itu, marilah kita lihat keistimewaan ketentuan hukum Islam bagi
suami-istri demi terciptanya sebuah bangunan yang kokoh sehingga
tidak terguncang oleh kerasnya kehidupan.
Firman Allah SWT : Maka apakah orang-orang yang medirikan
bangunannya atas dasar takwa kepada Allah SWT dan keridhaan-Nya
itu yang baik ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di
tepi jurang yang runtuh lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama
dia ke dalam neraka jahanam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk
kepada orang-orang yang zalim (Q.S. At-Taubah: 109)

b. Keseimbangan (Sekufu)
Kafa’ah secara bahasa ialah setara atau sama. Jika kita katakan
“Fulan kafa’ah Fulanah”, itu berarti dia setara atau dia bisa menjadi
suami perempuan itu. Para fuqaha memakai kata kuf’u tidak akan
keluar jauh dari sekitar makna bahasa ini.
Para fuqaha berbeda pendapat mengenai syarat-syarat kafa’ah
yang seharusnya dimiliki oleh seorang suami terhadap calon istrinya.
Mayoritas mereka berpendapat sebagaimana yang dikatakan oleh Al-
Khathabi bahwa kafa’ah itu bisa dilihat dari empat hal yaitu agama,
merdeka, nasab, dan profesi. Jumhur fuqaha menganggap bahwa
kafa’ah itu hanya merupakan kelaziman pernikahan dan bukan
merupakan syarat sah pernikahan. Sebagian fuqaha menambahkan
hendaknya kafa’ah juga dalam hal sehat tidak memiliki cacat, dan juga
dalam harta.
Apa yang disebutkan para ulama itu, semuanya akan kembali
pada masing-masing mereka, agar sebuah keluarga itu benar-benar
bisa kokoh dan stabil. Ketiadaan semua syarat itu atau sebagiannya saja,

84 Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si


kadang tidak mampu mengantarkan pada kekokohan dan kestabilan
keluarga, yang merupakan tujuan dari syariat Islam.
Para fuqaha menyebutkan bahwa boleh bagi seorang wanita
untuk meniadakan semua syarat itu, sebab pernikahan sah walaupun
itu semua tidak ada, yang penting dia harus bertanggung jawab tentang
pernikahannya ini dihadapan Allah.
Para ulama berijtihad dengan tujuan agar masalahnya betul-
betul sampai pada titik yang sempurna, walaupun kami melihat bahwa
agama telah cukup untuk menjadi syarat kafa’ah dalam masalah ini,
sebab ia merupakan dasar utama seleksi. Namun demikian, jika sisi-sisi
lain juga mendapat perhatian, maka bisa dipastikan pernikahan akan
lebih kokoh. Ini semua bisa kita saksikan dari realitas yang ada.
Ibnu Qudamah berkata dalam Al-Mughni (7/27), “Ada beberapa
riwayat berbeda yang datang dari Ahmad mengenai syarat kafa’ah”.
Diriwayatkan darinya, bahwa untuk itu ada dua syarat yang mesti, yaitu
agama dan kedudukan. Namun juga diriwayatkan darinya bahwa dalam
hal kafa’ah ini ada lima. Dua yang disebutkan tadi, kemudian yang lain
ialah merdeka, profesi dan kemudahan hidup (kekayaan).
Dari Imam Asy-Syafi’i disebutkan sebuah pendapat sebagaimana
pendapat Imam Malik. Namun dalam pendapat yang lain, disebutkan
bahwa syaratnya adalah lima yaitu sebagaimana yang telah disebutkan
sebelumnya, ditambah lagi dengan tidak ada cacat.
Dalil yang menjadikan agama sebagai salah satu syarat kafa’ah
adalah, Firman Allah yang berbunyi:
“Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang
fasik? mereka tidak sama.” (Q.S. As-Sajdah: 18)

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Psikologi 85


c. Cinta Kasih
Suatu hal yang tidak boleh dilupakan dalam memilih calon istri
adalah hendaknya dia adalah wanita yang dicintai dan menerima cinta
atau mencintai calon suami. Karena wanita yang dicintai inilah tentunya
yang paling ideal dan paling disenangi oleh calon suami. Sebagaimana
Allah SWT sendiri memerintahkan agar kita menikah dengan wanita
yang menyenangkan atau yang kita senangi. Firmannya: “...Maka
menikahlah dengan wanita yang menyenangkan hati kalian!...” (QS
an-Nisa ayat 3).
Pada dasarnya, cinta adalah hal yang amat misteri dan amat suci.
Kadang-kadang kita sendiri kesulitan mendeteksi dari mana asalnya
cinta, yang tiba-tiba telah tumbuh dalam diri kita. Tanpa diduga
sebelumnya, tiba-tiba muncul dan jatuh pada seseorang (lawan jenis).
Padahal mungkin secara nalar tidak masuk akal. Bisa saja pemuda
tampan justru jatuh cinta kepada gadis yang buruk rupa. Tidak mustahil
gadis bangsawan nan rupawan justru tergila-gila kepada pemuda
desa yang tidak tergolong tampan. Tidak sedikit pengusaha muda
yang sukses justru cintanya tertambat pada karyaatinya yang rendah
jabatanya, dan seterusnya.
Itulah gambaran tentang misteri sebuah cinta. Hal ini menunjukan
bahwa cinta itu datangnya tentu dari Yang Maha Suci. Oleh karena itu,
maka apabila cinta itu benar-benar muncul dari relung hatinya yang
amat dalam; niscaya dapat dipastikan bahwa cinta itu adalah suci
adanya.
Menyadari akan misteri dan sucinya sebuah cinta, maka para
remaja muslim hendaklah bersikap arif dalam menghadapinya.
Ketika perasaan cinta datang menghampiri, seyogyanya segera
dikonfirmasikan kepada Sang Pemberi Cinta itu sendiri, yakni dengan
jalan melakukan shalat istikharah. Selain itu juga tidak boleh lupa

86 Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si


untuk segera mempertimbangkanya dengan perenungan yang sejernih
mungkin, sesuai dengan ajakan Islam atau tidak.
Jika menurut berbagai pertimbangan, wanita itu benar-benar
ideal, dan hasil dari konfirmasi terhadap Allah (shalat istikharah)
pun menunjukan tanda-tanda positif, maka langkah berikutnya ialah
menjajagi perihal wanita tersebut untuk kemudian meminang dan
menikahinya.

Teori Segitiga Cinta


Dalam usaha untuk memberikan teori yang komprehensif tentang
cinta dalam berbagai hubungan yang berbeda, Robert Sternberg (1986)
menunjukan bahwa sebuah pengalaman cinta memiliki tiga komponen
utama, yang ditunjukan dalam titik ujung segi tiga di gambar 8-2.
Komponen intimasi mencakup perasaan dekat,terkait, dan
terikat dalam hubungan, rasa kagum dan ingin memberi perhatian
kepada sang kekasih. Keterbukaan diri dan komunikasi yang intim
adalah penting. Menurut Sternberg percaya bahwa komponen ini pada
dasarnya sama di setiap hubungan cinta romantis, anak atau sahabat.
Intimasi adalah inti umum dari setiap hubungan.
Komponen hasrat/nafsu berisi dorongan yang menimbulkan
emosi kuat dalam hubungan cinta. Dalam hubungan romantis, daya
tarik fisik dan seksual sangat penting. Akan penting juga ada motif lain,
seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima, kebutuhan untuk
menjaga harga diri, dan untuk mendominasi.
Dalam jangka pendek, komponen komitmen adalah keputusan
untuk mencintai orang lain, dalam jangka penjang komponen untuk
menjaga cinta itu. Ini adalah komponen kognitif dalam cinta.

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Psikologi 87


Analisis terhadap tiga komponen itu menyebabkan Sternberg
menyebut adanya tujuh jenis cinta yang berbeda, tergantung pada ada
tidaknya masing-masing komponen tersebut.

INTIMASI

Cinta
Cinta berdasarkan
romantis persahabatan

Cinta Cinta
membara hampa
HASRAT KOMITMEN

d. Komitmen Perkawinan
Penting untuk memahami arti sebuah komitmen perkawinan.
d. Komitmen Perkawinan
Selama ini komitmen perkawinan dipahami sebatas tingkat keinginan
Penting untuk memahami arti sebuah komitmen
seseorang untuk bertahan dalam perkawinannya. Padahal menurut
perkawinan.
Michael Selamapenggagas
P. Johnson, ini komitmen
teori perkawinan dipahami dari The
komitmen perkawinan
sebatas tingkat
Pennsylvania keinginan
State seseorang
University, untukperkawinan
komitmen bertahan dalam
perlu dipahami
perkawinannya.
dalam tiga bentuk, Padahal
yaitu: menurut Michael P. Johnson,
penggagas teori komitmen perkawinan dari The
1) Komitmen personal, yaitu keinginan untuk bertahan karena cinta
Pennsylvania State University,
terhadap pasangan komitmen
dan perasaan perkawinan
puas perlu
terhadap hubungan itu
dipahami
sendiri. dalam tiga bentuk, yaitu:
1)Komitmen personal, yaitu keinginan untuk bertahan
2) Komitmen moral, yaitu rasa bertanggung jawab secara moral baik
karena cinta terhadap pasangan dan perasaan puas
terhadap pasangan maupun janji perkawinan.
terhadap hubungan itu sendiri.
3) Komitmen struktural yang berbicara mengenai komitmen untuk
2)Komitmen moral, yaitu rasa bertanggung jawab secara
bertahan dalam suatu hubungan karena alasan-alasan struktural
moral baik terhadap pasangan maupun janji
seperti yang disebutkan di atas.
perkawinan.

88 Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si


Meskipun Johnson menganggap ketiga komitmen ini dapat
berdiri sendiri, adalah menarik untuk melihat kaitannya satu sama
lain. Meminjam istilah Johnson, orang-orang yang sekedar bertahan
karena alasan-alasan yang disebutkan di atas adalah orang yang
memiliki komitmen moral dan struktural yang tinggi, namun komitmen
personalnya rendah. Komitmen moral dan struktural memegang
peranan kunci ketika seseorang hendak memutuskan untuk bercerai.
Kedua komitmen tersebut dapat membuat pasangan menghindari
perceraian, namun memiliki keduanya tidak menjamin kebahagiaan
perkawinan. Kedua komitmen tersebut hanya menurunkan probabilitas
terpilihnya perceraian sebagai suatu solusi. Orang yang memiliki
keduanya tetapi tidak memiliki komitmen personal, akan mengeluhkan
betapa kering perkawinan mereka. Perkawinan ini juga lebih rawan
akan konflik. Ditambah dengan tidak adanya lagi rasa tertarik terhadap
hubungan dan pasangan, masing-masing dapat kehilangan minat untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Akhirnya pasangan ini menjadi rentan
terhadap perselingkuhan.
Perkembangan teknologi yang mendukung seperti telepon
genggam dan internet semakin membuka akses ke arah perselingkuhan.
Ada yang ‘sekedar’ selingkuh emosional seperti misalnya chatting di
internet atau ber-sms ria. Orang yang melakukan selingkuh jenis ini
biasanya tidak menyadari bahwa mereka telah berselingkuh. Padahal
perselingkuhan ini dapat meningkat menjadi perselingkuhan jenis
romantik, yang melibatkan cinta mendalam disertai hubungan seksual.
Umumnya mereka yang melakukannya akan sulit untuk menghentikan
perselingkuhan.
Perselingkuhan yang intens semacam ini dapat merusak
perkawinan. Pada orang-orang dengan komitmen struktural rendah,
perselingkuhan dapat langsung mengakhiri perkawinan. Pada orang
yang memiliki komitmen struktural tinggi, umumnya cenderung

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Psikologi 89


memilih untuk memperbaiki perkawinan. Namun membangun
kembali kepercayaan pasca perselingkuhan bukan hal yang mudah.
Dampak perselingkuhan akan tetap terasa dalam jangka panjang.
Membutuhkan kemampuan untuk melupakan dan memaafkan agar
perkawinan dapat kembali normal.
Pada budaya tertentu yang mengizinkan poligami, komitmen
personal yang rendah menjadi salah satu faktor pendorongnya.
Di negara kita poligami hanya dapat dilakukan oleh laki-laki. Atau
lebih spesifik dapat dikatakan sebagai poligini, yaitu suami memiliki
banyak istri. Di India, khususnya di wilayah Ladakh dan Lahaul, hukum
membolehkan poliandri, yaitu seorang istri memiliki beberapa suami.
Menurut Frank Pittman, seorang terapis keluarga, poligami dengan
dasar ketidakpuasan terhadap pasangan, merupakan salah satu bentuk
ketidaksetiaan yang tergolong sebagai pengaturan perkawinan (marital
arrangements). Salah satu bentuk laindari marital arrangements
yang sedang beken di kalangan selebriti kita adalah kawin siri. Kawin
siri berasal dari kata Syr, yang artinya sembunyi. Jadi perkawinan siri
adalah perkawinan tanpa saksi karena tidak ingin diketahui orang lain,
terutama pihak istri pertama.
Oleh karena itu komitmen personal menempati posisi terpenting,
yang seharusnya dimiliki setiap pasangan. Karena seseorang yang
puas dengan kehidupan perkawinannya, akan lebih mungkin untuk
berkomitmen dengan perkawinannya. Hal ini terlepas dari tinggi
rendahnya komitmen struktural yang mereka miliki. Tiap pasangan
seyogianya lebih mawas diri (aware)terhadap jenis komitmen yang
mereka miliki. Karena tidak ada atau rendahnya kepuasan dan cinta
terhadap pasangan dapat membuat seseorang mencarinya di luar
perkawinan. Karena itu perselingkuhan sebenarnya bukan penyebab
masalah dalam perkawinan, tetapi lebih menjadi sinyal bahwa telah
ada yang salah dengan perkawinan itu.

90 Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si


Dengan demikian, komitmen personal tentunya perlu dijaga
untuk membangun perkawinan yang bebas affair. Menjaga komitmen
personal berarti menjaga kepuasan hubungan. Kepuasan bersifat
subjektif dan tergantung dari masing-masing pasangan. Oleh karena
itu kita butuh memahami keinginan pasangan dan menyesuaikan
diri satu sama lain. Untuk itu perlu menjalin komunikasi dua arah,
mendiskusikan perbedaan, dan mendengarkan penuh empati. Disertai
dengan respek satu sama lain, dan dilengkapi dengan rasa percaya..
Bagian yang tersulit dari menjaga komitmen personal adalah
menjaga agar cinta terhadap pasangan tetap menyala. Jatuh cinta
selalu melipatgandakan semangat dan membuat hidup terasa lebih
indah. Sayangnya sebagaimana yang dikatakan  Thomas Moore, cinta
membawa kita kepada pernikahan namun akhirnya pernikahanlah
yang memadamkan cinta tersebut.
Beberapa kiat berikut ini mungkin dapat bermanfaat:
a) Senantiasa mawas diri jikalau mulai jenuh dengan pasangan.
b) Terus berusaha mencari sisi positif yang dimiliki pasangan.
c) Saat melihat kekurangan pasangan, cobalah mengingat apa
yang pernah membuat kita jatuh cinta dengan pasangan. Apa
yang tidak kita sukai saat ini dari pasangan bisa jadi dulunya
merupakan hal yang telah membuat kita jatuh cinta. Misalkan saat
ini kita menganggapnya terlalu mengatur. Padahal tadinya kita
menikahinya karena ketegasannya. Sekarang kita bosan karena ia
terlalu sering berkaca. Padahal tadinya kita jatuh cinta karena ia
tampil menarik.

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Psikologi 91


e. Komunikasi Efektif
Kehidupan memposisikan suami maupun istri dalam peran yang
bermacam-macam, tapi kemudian masing-masing cenderung kepada
keinginan dan kepentingannya sediri. Dan ketika masing-masing
bersikeras dengan kecenderungan dan kepentingannya itu maka
kerapkali susana rumah tangga memanas. Perlu diingat kalaupun ada
pihak yang menang atau kalah, itu bukan berarti permasalahan rumah
tangga itu menjadi dingin. Itu hanya penundaan yang suatu saat akan
memuncak dan meledak.
Penyelesaian yang baik dan rasional adalah dengan berbicara agar
keutuhan rumah tangga bisa dipertahankan. Banyak kasus ketika bicara
baik-baik itu penting. Misalnya, ketika seorang istri yang sebelumnya
tidak bekerja, kemudian ingin bekerja karena merasa anak-anak sudah
cukup dewasa. Ketika suami memutuskan untuk bekerja ke luar negeri,
sementara istri tidak menginginkan suaminya meninggalkan keluarga.
Ketika istri menginginkan agar ibunya tinggal serumah dengannya,
padahal adik-adiknya masih ada dan, menurut suami, merekalah yang
berhak untuk mengurusnya. Ketika suami ingin menikah lagi dan istri
melihat itu akan berdampak buruk terhadap kehidupannya. Dan masih
banyak contoh lainnya.
Penggunaan istilah ‘berbicara baik-baik’ rasanya memang kurang
enak bagi telinga sebagian orang, karena mengesankan ada hubungan
yang erat dengan perselisihan dan pertengkaran. Istilah ini tidak punya
konteks politis, tapi lebih merupakan menejemen hubungan suami-istri
dengan cara yang rapi, tidak sembrono dengan tetap mengedepankan
kemaslahatan semua pihak. Itu artinya niat untuk berbicara harus
muncul dari kesadaran kedua belah pihak, bahwa mereka memiliki
suatu kesatuan yang menyatu dan tidak terpisahkan. Alternatif ini
merupakan cara untuk menyeimbangkan hak-hak dan kewajiban,

92 Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si


yang merupakan salah satu bentuk penyelesaian yang berdasarkan
ketentuan syari’at Islam yang prinsipnya adalah cinta dan kasih sayang.
Menyiapkan diri sebelum membicarakan persoalan rumah tangga
dengan pasangannya:
1) Yang penting adalah mempersiapkan apa saja yang akan dibicarakan
dan cara yang bagaimana yang bisa memuaskan pasangannya.
2) Tidak terlalu menuntut merupakan hal yang penting untuk
mewujudkan pembicaraan yang berhasil, tetapi bukan semua
tuntutannya terpenuhi.
3) Berbicara terkadang mengharuskan membuka kembali kenangan
lama agar bisa sampai kepada penyelesaiannya, karena salah satu
pihak akan rugi demi seimbangnya kembali hubungan suami-isteri.
Contohnya: ketika suami mengizinkan isteri bekerja, maka suami
pun harus rela menanggung beban tugas rumah tangga lebih
besar daripada sebelumnya. Dalam hal ini penting sekali untuk
menimbang secara matang memberikan prioritasnya.
Komunikasi efektif dalam keluarga
Keluarga adalah sebagai suatu sistem yang terdiri atas
individu-individu yang berinteraksi dan saling bersosialisasi dan
mengatur. Keluarga merupakan tempat dimana sebagian besar
dari kita mempelajari komunikasi, bahkan bisa dikatakan tempat
dimana sebagian besar dari kita belajar bagaimana kita berpikir
mengenai komunikasi. Definisi ini menekankan hubungan-hubungan
interpersonal yang saling terkait antara para anggota keluarga, walau
hanya berdasarkan pada ikatan darah atau kontrak-kontrak yang sah
sebagai dasar bagi sebuah keluarga (Brommel, 1986).
Komunikasi suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan
keluarga. Tanpa komunikasi, sepilah kehidupan keluarga dari kegiatan

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Psikologi 93


berdialog, bertukar pikiran dan sebagainya. Komunikasi antara orang
tua (suami dan istri) pada dasarnya harus terbuka. Hal tersebut karena
suami- istri telah merupakan suatu kesatuan. Komunikasi yang terbuka
diharapkan dapat menghindari kesalahpamahan. Dalam batas-batas
tertentu, sifat keterbukaan dalam komunikasi juga dilaksanakan
dengan anak-anak, yaitu apabila anak-anak telah dapat berpikir secara
baik, anak telah dapat mempertimbangkan secara baik mengenai hal-
hal yang dihadapinya. Dengan demikian, akan menimbulkan saling
pengertian di antara seluruh anggota keluarga, dan dengan demikian
akan terbina dan tercipta tanggung jawab sebagai anggota keluarga.
Selanjutnya, dijelaskan oleh Theo Riyanto, bahwa hal yang sangat
penting dalam suatu komunikasi adalah kemampuan mendengarkan
dengan penuh simpati. Mendengarkan dengan penduh simpati
ditandai dengan: (a) Peka akan perasaan yang menyertai pesan yang
disampaikan; (b) Mendengarkan dengan penuh perhatian; (c) Tidak
menyela pembicaraan atau memberikan komentar ditengah-tengah;
(d) Menaruh perhatian pada ‚dunia‛ pembicara; (e) Sendiri tidak
penting, yang penting adalah pembicara.
Komunikasi yang efektif ketika kedua belah pihak dapat mengerti
maksud satu samalain.

Pola Komunikasi dan Interaksi Dalam Keluarga


Komunikasi tidak terbatas “hanya “ pada penyampian pesan
dari satu pihak kepada pihak lain saja. Ada hal mendasar yang harus
ada agar komunikasi berjalan lancar, yaitu kepercayaan. Sebaik
apapun materi komunikasi jika tidak dilandasi kepercayaan, maka
komunikasi akan menjadi sulit dan tidak efektif. Kunci komunikasi
adalah kepercayaan, dan kunci kepercayaan adalah layak dipercaya.
Bagaimana caranya agar komunikasi dalam keluarga dapat efektif? Ada
lima hal yang harus diperhatikan, yaitu: Pertama adalah penghargaan

94 Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si


(respect). Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai.
Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal
balik) dari si lawan diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi
dengan anak jika ia melakukannya dengan penuh penghargaan. Jika
ini dilakukan, maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika
berkomunikasi dengan orangtua atau orang di sekitanya. Kedua adalah
empati. Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada
situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap
empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang
lain, sebelum didengar dan dimengerti oleh orang lain. Orangtua yang
baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi
ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu.
Ia akan membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan
harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan indera saja,
tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat
memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga.
Ketiga adalah audible , yang berarti ‚dapat didengarkan‛ atau ‚dapat
dimengerti dengan baik‛. Sebuah pesan harus dapat disampaikan
dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut
muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau
cara menunjuk, termasuk dalam komunikasi yang dapat dimengerti
dengan baik. Keempat adalah kejelasan. Pesan yang disampaikan
harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak pemahaman,
selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan
anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas
maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang
mereka pahami (melihat tingkatan usia). Kelima adalah ketepatan.
Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Psikologi 95


tepat baik waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk
membicarakan masalah anak misalnya pada waktu makan malam.
Pada waktu sarapan pagi, karena ketergesaan maka yang dibicarakan
umumnya masalah yang ringan saja. Keenam adalah kerendahan hati.
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah,
saling menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun
lebih tahu, lemah lembut,

Peranan Agama sebagai Dasar Pembentukan Keluarga Sakinah


Hasil penelitian skripsi, Pandangan hukum Islam terhadap konsep
keluarga sakinah yang dibentuk oleh wanita karir (hakim perempuan
Pengadilan Agama Bantul) adalah sebuah keluarga dapat merasakan
adanya ketenteraman. Kenyamanan dan ketenangan jiwa baik lahir
maupun batin bagi setiap anggota keluarga. Meskipun seorang istri
mempunyai peran ganda antara keluarga dan tuntutan pekerjaan.
Tetapi setiap anggota keluarga telah meraksanakan hak dan kewajiban
yang harus dijalani setiap keluarga melandasinya dengan nilai agama.
Menjadi hubungan silaturaluni dengan sanak keluarga dan bersosialasi
dengan masyarakat sekitar.
Sedangakan Hasil pembahasan menurut M. Quraish Shihab
(2006:141) keluarga sakinah tidak datang begitu saja, tetapi ada syarat
bagikehadirannya. Ia harus diperjuangkan, dan yang pertama lagi
utama, adalahmenyiapkan kalbu. Sakinah/ketenangan bersumber dari
dalam kalbu, laluterpancar ke luar dalam bentuk aktivitas. Memang, al-
Qur’an menegaskanbahwa tujuan disyariatkannya pernikahan adalah
untuk menggapai sakinah.Namun, itu bukan berarti bahwa setiap
pernikahan otomatis melahirkansakinah, mawaddah, dan rahmat.”
Pendapat M. Quraish Shihab di atas,menunjukkan bahwa keluarga
sakinah memiliki indikator sebagai berikut:pertama, setia dengan

96 Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si


pasangan hidup; kedua, menepati janji; ketiga, dapatmemelihara nama
baik; saling pengertian; keempat berpegang teguh padaagama.

C. PENUTUP

Keluarga sakinah adalah keluarga bahagia diliputi rasa cinta


mencintai (mawaddah) dan rasa kasih sayang (rahmah) sebagaimana
tertera dalam surat ar Ruum ayat 21 bahwa yang dimaksud keluarga
sakinah adalah rasa tenteram dan nyaman bagi jiwa raga dan
kemantapan hati dalam menghadapi kehidupan serta rasa aman dan
damai rasa cinta dan kasih sayang bagi kedua belah pihak dan seluruh
anggota keluarga.
Ciri ciri keluarga sakinah dapat dilihat dan diklasifikasikan pada
beberapa aspek yaitu aspek lahiriah, aspek batiniah atau psikologis,
aspek spritual keagamaan dan aspek sosial.
Faktor-faktor pembentuk keluarga sakinah adalah berlandaskan
agama, terjalinnya keseimbangan (sekufu), terbinanya cinta kasih,
adanya komitmen dalam perkawinan dan terjalinnya komunikasi yang
efektif.

Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Psikologi 97


Bab V
Ketahanan Ekonomi Keluarga dalam Islam
Oleh: Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA dan Dra. Baumasita Mattajawi

A. Pendahuluan
Ketahanan keluarga adalah satu persoalan yang sangat penting,
baik bagi keluarga itu sendiri maupun terhadap bangunan masyarakat.
Oleh karena itu, ketahanan keluarga harus dijaga kekuatannya.
Di tengah hempasan lemahnya nilai rupiah yang menyeret pada
mahalnya berbagai kebutuhan dan jelas-jelas membuat pengeluaran
serba kurang maka perlu langkah-langkah cermat dan tepat agar
kelangsungan keluarga tetap bertahan.
Al-Qur’an merupakan wahyu Ilahi yang diturunkan dengan
berbagai tujuan. Di antara tujuan tersebut adalah untuk membasmi
kemiskinan material dan spiritual. Ayat Al-Qur’an mendorong umat
manusia untuk menghapus kebodohan, penyakit, dan penderitaan
hidup serta pemerasan manusia atas manusia dalam bidang sosial,
ekonomi, politik, dan agama. Al-Qur’an merupakan sumber ajaran yang
memuat nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur seluruh aktivitas
manusia termasuk aktivitas ekonomi.
Manusia dalam hidupnya bekerja untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup yang primer seperti makanan, minuman, pakaian,
dan perumahan yang layak. Tetapi, ketika kebutuhan primer sudah

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


98 Dra. Baumasita Mattajawi
merupakan sumber ajaran yang memuat nilai-nilai dan norma-norma yang
mengatur seluruh aktivitas manusia termasuk aktivitas ekonomi.

Manusia dalam hidupnya bekerja untuk memenuhi berbagai kebutuhan


terpenuhi, dia tidak akan puas dan akan terus berusaha untuk memiliki
hidup yang primer seperti makanan, minuman, pakaian, dan perumahan yang
dan menguasai harta benda yang lebih banyak lagi. Sesuai dengan
layak. Tetapi, ketika kebutuhan primer sudah terpenuhi, dia tidak akan puas
sebutan
dan homo-economicus,
akan terus manusia
berusaha untuk memiliki cenderung
dan menguasai hartauntuk memiliki
benda yang lebih
banyak lagi.
berbagai Sesuai dengan
kesenangan dansebutan homo-economicus,
kenikmatan manusia
hidup, seperti cenderung
pasangan dan
untuk memiliki
keturunan berbagai
yang baik, kesenangan dan kenikmatan
rumah megah, kendaraanhidup, sepertiperhiasan
mewah, pasangan
dan keturunan yang baik, rumah megah, kendaraan mewah, perhiasan yang
yang indah, dan lahan usaha yang banyak.
indah, dan lahan usaha yang banyak.
Al-Qur’an
Al-Qur'an surah Ali Imaran
surah Ali ayat14:
Imaran ayat 14:

‫ب َوالْ ِفض َِّة‬ ِ َ‫ات ِمن النِّس ِاء والْبنِني والْ َقن‬
َّ ‫اط ِري الْ ُم َقْنطَرةِ ِمن‬
ِ ‫الذ َه‬ ِ ‫ب الش‬ ِ ‫ُزيِّ َن لِلن‬
َ َ َ َ َ َ َ َ ‫َّه َو‬ َ ُّ ‫َّاس ُح‬
‫اْلَيَاةِ الدُّنْيَا ۗ َواللَّهُ ِعْن َدهُ ُح ْس ُن‬ ِ ِ ْ ‫اْلي ِل الْمس َّوم ِة و ْاْلَنْع ِام و‬
ْ ُ‫ك َمتَاع‬ َ ‫اْلَْرث ۗ ََٰذل‬ َ َ َ َ َ ُ َْْ ‫َو‬
ِ ‫الْم‬
‫آب‬ َ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu wanita, anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang.Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-
lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali Imran: 14)
Konsep kesejahteraan dalam Islam mencakup ketersediaan
kebutuhan rohani dan jasmani. Ketahanan ekonomi di dalam keluarga
dapat menjamin berlanjutnya kesejahteraan dalam keluarga. Dari
pandangan di atas, tulisan ini akan mencakup pemberdayaan ekonomi
perempuan, tantangan pemberdayaan ekonomi keluarga, dan
pengelolaan keuangan keluarga.

B. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama


Indonesia (MUI) merasa memiliki kewajiban untuk mengaktualisasikan
ekonomi sebagai isu utama melalui pemberdayaan ekonomi bagi

Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Islam 99


perempuan. Pemberdayaan perempuan sebenarnya memerlukan
bidang garapan yang luas.Tetapi, salah satu bidang yang memerlukan
pencermatan adalah pemberdayaan ekonomi perempuan.
Sebenarnya banyak fakta yang menunjukkan bahwa dalam
pembangunan, perempuan seringkali menjadi pihak yang tertinggal.
Padahal terdapat dua indikator keberhasilan pembangunan, yang
pertama, akses dan kontrol akan pembangunan bisa didapatkan
dari perempuan dan laki-laki. yang kedua, hasil pembangunan bisa
diterima oleh perempuan dan laki-laki secara adil, proporsional,
dan berkelanjutan.Pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi
adalah salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan saat
perempuan menjadi kaum terdidik, memiliki hak-hak dan bebas untuk
bekerja, sehingga mempunyai pendapatan dan mandiri.Inilah tanda
kesejahteraan keluarga meningkat. RA Kartini telah mengemukakan
bahwa tiap perempuan mesti memiliki kemadirian secara ekonomi,
agar dirinya punya kuasa dan posisi dalam hubungan domestik,
keluarga, dan lingkungan sosial.
Mengapa penguatan dan optimalisasi perempuan secara
berkesinambungan dalam kehidupan ekonomi merupakan hal yang
sangat penting?Kita bisa melihat fakta dan data bahwa perempuan
sangat sering menjadi pihak yang lemah terutama di bidang ekonomi.
Hal ini tentunya akan menyebabkan dampak dan akibat baik bagi
perempuan itu sendiri, maupun bagi lingkungan keluarga di sekitarnya.
Kemiskinan dari segi materi bagi perempuan menjadi salah satu akar
utama yang menyebabkan terjadinya kekerasan bagi perempuan.
Pemberdayaan ekonomi perempuan harus dilakukan secara
terus-menerus dengan menanamkan semangat dan keinginan untuk
bekerja keras.Islam sendiri memerintahkan kepada pengikutnya untuk
berusaha dan bekerja keras sebagai sarana menggapai ridha-Nya.

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


100 Dra. Baumasita Mattajawi
kekerasandengan
menerus bagi perempuan.
menanamkan semangat dan keinginan untuk bekerja
keras.Islam sendiri memerintahkan kepada pengikutnya untuk berusaha dan
Pemberdayaan ekonomi perempuan harus dilakukan secara terus-
bekerja keras sebagai sarana menggapai ridha-Nya.
menerus dengan menanamkan semangat dan keinginan untuk bekerja
 Al-Qur’an
keras.Islam
Al-Qur'an sendiri
surah surah al-Taubah,
memerintahkan
al-Taubah, 9 ayat pengikutnya
kepada
9 ayat 105: 105: untuk berusaha dan
bekerja keras sebagai sarana menggapai ridha-Nya.
ِ ‫وقُ ِل ْاعملُوا فَسيَ رى اللَّهُ َعملَ ُك ْم وَر ُسولُهُ والْم ْؤِمنُو َن ۗ و َستُرُّدو َن إِ َ ََٰل َع‬
ِ ‫اِل الْغَْي‬
‫ب‬
Al-Qur'an surah al-Taubah, َ َ 9 ayatُ105: َ َ َ ََ َ َ
ِ ‫والشَّهادةِ فَي نَبِّئُ ُكم‬
ِ ‫ىِبَااللَُّكْنهتُ ْمع تَملَْع َُمكلُمو َنورسولُه والْمؤِمنو َن ۗ وست رُّدو َن إِ ََل ع‬
‫ب‬ِ ‫اِل الْغَْي‬ َ َٰ َُ َ َ ُ ْ ُ َ ُ ُ َ َ ْ َ َ ُ ‫ََوقُ ِل َ ْاعََملُواُ فَ َسيَ َْر‬
“... dan dan katakanlah,
 “...katakanlah, “Bekerjalah
“Bekerjalah kamu,kamu, maka maka Allah Allah dan Rasul-Nya
dan ِ Rasul-Nya ِ‫ادة‬serta
serta orang-orang mukmin
‫ن‬
َ ‫و‬ ‫ل‬
ُ ‫م‬ ‫ع‬
ْ ‫ت‬
َ ‫م‬ ‫ت‬
ُ ‫ن‬
ْ ‫ك‬
ُ
ْ itu, dan
َ pekerjaanmu ‫ا‬َ‫ِب‬ ‫م‬ ‫ك‬ُ ُ
ْ kamu‫ئ‬ ‫ب‬
َِّ‫ن‬ ‫ي‬
ُ ‫ف‬
َ ‫َّه‬
‫َوالش‬
َ akan
َdan
orang-orang mukmin akan melihatakan melihat
pekerjaanmu itu,
dikembalikan
kamu kepada
akan (Allah) yang mengetahui
dikembalikan akan yang ghaib dan akan
yang
“... dan katakanlah, “Bekerjalahkepada (Allah)
kamu, maka yang
Allah mengetahui
dan Rasul-Nya serta
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
yang ghaib
orang-orang mukmindan akan
yang nyata,
melihat lalu diberitakan-Nya
pekerjaanmu kepada
itu, dan kamu kamu
akan
dikembalikan
Di apahadis
dalam kepada
yang (Allah) yang oleh
telahdiriwayatkan
yang mengetahui
kamu kerjakan.” akan yangRasulullah
Imam al-Bukhari, ghaib danSAW
yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
bersabda,
Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari,
‫ٌد‬Di
‫َح‬
َ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ك‬
َ َ
‫أ‬ ‫ا‬‫((م‬
َ : ‫ال‬
َ َ‫ق‬ ‫م‬ َّ‫ى اللَّهم َعلَْي ِه َو َسل‬oleh
dalam hadis yang diriwayatkan
َّ‫صل‬
َ
ِImam
‫ه‬ ِ ‫س‬al-Bukhari,
َّ‫ول الل‬ ُ ‫ر‬
َ ‫ن‬
ْ ‫ع‬
َ ‫ه‬ ‫ن‬
ْ ‫ع‬
َ ‫هم‬َّ‫د ِام َر ِضي الل‬SAW
Rasulullah
َ ‫الْ ِم ْق‬
َ
Rasulullah
bersabda, SAW َ
bersabda,
‫الس ََلم َكا َن يَأْ ُك ُل‬
َّ ‫ِب اللَِّهِ َد ُاوَدَّ َعلَْي ِه‬
َّ َِ‫طِ َخْي ًرا َِّم ْن أَ ْن يَأْ ُك َل ِم ْن ِ َع َم َِّلِ يَ ِدهَِّ َوإِ َّنَّ ن‬
ُّ َ‫طََِع ًاماِ ق‬
‫َح ٌد‬ ‫أ‬
َ ََ َ‫ل‬ ‫ك‬ َ
‫أ‬ ‫ا‬‫((م‬ : ‫ال‬
َ ‫ق‬ ‫م‬ ‫ل‬
َ َ ََ َْ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ع‬ ‫هم‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ص‬
َ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ول‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ن‬ ‫ع‬
ُ َ ْ َ َْ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫هم‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ض‬ ‫الْم ْق َدام َر‬
ْ ِ ِ َّ ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ‫البخاري‬ ْ ‫ِم ْن َع َم ِلُّ يَ ِدهِ)) ِرواه‬
َّ ‫ِب الله َد ُاوَد َعلَْيه‬
‫الس ََلم َكا َن يَأ ُك ُل‬ َّ َ‫طَ َع ًاما قَط َخْي ًرا م ْن أَ ْن يَأ ُك َل م ْن َع َمل يَده َوإن ن‬
”Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada
‫يَ ِدهِ)) رواه البخاري‬makanan ‫ِم ْن َع َم ِل‬
hasil keringatnya sendiri, sesungguhnya Nabi Daud a.s., selalu makan dari
”Tidaklahsendiri”.
keringatnya seseorang (HR.makan makanan yang lebih baik daripada
Al-Bukhari).
”Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makanan
makanan
hasil
Oleh karena hasil
keringatnya keringatnya
sendiri,
itu, Islam sendiri,
sesungguhnya
mengajarkan bahwasesungguhnya
Nabi Daud a.s.,
"Tangan Nabi
jauhDaud
selalu
di atas lebih a.s.,
makan dari
baik
selalu makan
keringatnya
daripada tangan dari
sendiri”. keringatnya
(HR.Islam
di bawah". sendiri”.
Al-Bukhari).
sangat (HR. Al-Bukhari).
mencibir, jika ada umatnya kerap kali
mengemis-ngemis. Untuk tidak mengemis, maka tentu solusinya adalah
Oleh karena
Oleh karenaitu,
itu,Islam
Islammengajarkan
mengajarkan bahwa
bahwa «Tangan
"Tangan di atas
di atas jauhjauh
lebihlebih
baik
bekerja.
daripada tangan ditangan
baik daripada bawah".diIslam sangat mencibir,
bawah». jika ada
Islam sangat umatnya kerap
mencibir, kali
jika ada
mengemis-ngemis.
umatnya kerap kaliUntuk tidak mengemis,Untuk
mengemis-ngemis. makatidak
tentumengemis,
solusinya adalah
maka
bekerja.
tentu solusinya adalah bekerja.
Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
juga Rasulullah saw menjelaskan, «Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah
saw berkata:

Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Islam 101


Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari juga
Rasulullah saw menjelaskan, "Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berkata:

ِ ِ ِ
َ ‫َح ُد ُك ْم ُح ْزَمةً َعلَى ظَ ْه ِرهِ َخْي ٌر لَهُ م ْن أَ ْن يَ ْسأ ََل أ‬
ُ‫َح ًدا فَيُ ْعطيَهُ أ َْو َيَْنَ َعه‬ َ‫بأ‬َ ‫َْلَ ْن ََْيتَط‬
"Sungguh seorangseorang
«Sungguh dari kalian
darimemanggul kayu bakar dan
kalian memanggul kayudibawa
bakardengan
dan
punggungnya
dibawa lebih
denganbaikpunggungnya
baginya daripada diabaik
lebih meminta kepada
baginya orang lain,
daripada dia
baik orang lain itu memberinya atau menolaknya"(HR. Al-Bukhari).
meminta kepada orang lain, baik orang lain itu memberinya atau
Bahkan Ibnu Khaldun, Al-Bukhari).
menolaknya»(HR. sosiolog Islam kenamaan di Abad Pertengahan
menyatakan bahwa sudah menjadi watak dasar dan bawaan manusia untuk
senantiasa memenuhi
Bahkan Ibnukebutuhan
Khaldun,hidupnya yang
sosiolog telah kenamaan
Islam diciptakan Allah SWT
di Abad
kepadanya.
Pertengahan Untuk memenuhi kebutuhannya
menyatakan bahwa sudah manusia
menjaditelahwatak
diberikan motivasi
dasar dan
dan spirit naluriah untuk berusaha dan bekerja keras.
bawaan manusia untuk senantiasa memenuhi kebutuhan hidupnya
Budaya kerja dan
yang telah budaya entrepreneur
diciptakan Allah SWT kaum perempuan Untuk
kepadanya. masih sangat lemah.
memenuhi
Karena itu, dibutuhkan peningkatan produktivitas kerja dan etos entrepreneur.
kebutuhannya manusia telah diberikan motivasi dan spirit naluriah
Bekerja produktif seharusnya sudah menjadi panggilan jiwa atau sudah
untuk berusaha dan bekerja keras.
membudaya dalam setiap diri umat Islam. Tanpa diinstruksikan dia akan
bertindak produktif.
Budaya kerjaItulah yang disebut
dan budaya budaya kerja
entrepreneur kaumproduktif. Budayamasih
perempuan kerja
produktif mengandung varian; kesadaran yang dalam tentang makna bekerja,
sangat lemah. Karena itu,  dibutuhkan peningkatan produktivitas kerja
sikap, dan perilaku (mindset) dalam bekerja,etos atau spirit kerja, dan sikap
dan etoswaktu.
terhadap entrepreneur. Bekerja produktif seharusnya sudah menjadi
panggilan jiwa atau sudah membudaya dalam setiap diri umat Islam.
Pemberdayaan tidak dapat dilepaskan dari persoalan sebagai obyek
Tanpa diinstruksikan dia akan bertindak produktif. Itulah yang disebut
dari pemberdayaan itu sendiri.Pemberdayaan mempunyai filosofi dasar
budayasuatu
sebagai kerjacara
produktif. Budaya
mengubah kerja produktif
masyarakat dari yang mengandung varian;
tidak mampu menjadi
kesadaran
berdaya, baikyang dalam
secara tentang
ekonomi, sosialmakna
maupunbekerja, sikap, dan perilaku
budaya. Pemberdayaan adalah
sebuah konsep
(mindset) dalamtransformasi sosialatau
bekerja,etos budaya. Kemiskinan
spirit kerja, dandapat
sikapditinjau dari
terhadap
berbagai sudut pandang.Gunawan W (2014) menyatakan ada 2 kriteria dasar
waktu.
dalam persoalan kemiskinan.
Pemberdayaan tidak dapat dilepaskan dari persoalan sebagai
Pertama, kemiskinan secara ekonomi. Dalam hal ini, kemiskinan
obyek dari pemberdayaan itu sendiri.Pemberdayaan mempunyai
dapat dilihat dengan indikator minimnya pendapatan masyarakat (kekurangan
filosofi rendahnya
modal), dasar sebagai suatu
tingkat cara mengubah
pendidikan, masyarakat
kekurangan dari yang tidak
gizi, dan sebagainya, yang
berpengaruh
mampu menjadi besarberdaya,
terhadapbaik
pemenuhan kebutuhan
secara ekonomi, sosialmasyarakat.Standar
maupun budaya.
kemiskinan
Pemberdayaan disetiap Negarasebuah
adalah berbeda. Di Indonesia,
konsep berdasarkan
transformasi sosialBPS Garis
budaya.
kemiskinan yang digunakan BPS saat ini sekitar Rp 7.800,-. Kriteria BPS itu
Kemiskinan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang.Gunawan W
(2014) menyatakan ada 2 kriteria dasar dalam persoalan kemiskinan.

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


102 Dra. Baumasita Mattajawi
Pertama, kemiskinan secara ekonomi. Dalam hal ini, kemiskinan
dapat dilihat dengan indikator minimnya pendapatan masyarakat
(kekurangan modal), rendahnya tingkat pendidikan, kekurangan
gizi, dan sebagainya, yang berpengaruh besar terhadap pemenuhan
kebutuhan masyarakat.Standar kemiskinan disetiap Negara berbeda.
Di Indonesia, berdasarkan BPS Garis kemiskinan yang digunakan BPS
saat ini sekitar Rp 7.800,-. Kriteria BPS itu sangat jauh di bawah standar
yang dikeluarkan Bank Dunia,yakni sebesar Rp 18.000,- perorang
perhari atau sekitar Rp 19.000,- per hari. Apabila menggunakan standar
Bank Dunia ini, maka penduduk miskin di Indonesia bisa mencapai di
atas 100 juta jiwa atau 40,8% dari jumlah penduduk Indonesia yang
berjumlah sekitar 245 juta jiwa (rmol.co,11/01/2013).
Masalah kemiskinan menyangkut hak-hak dasar masyarakat untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Hak-hak dasar yang diakui secara umum antara lain  meliputi
terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
perumahan, air bersih, pertahanan, sumberdaya alam dan lingkungan
hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan
hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi
perempuan maupun laki-laki. (Bappenas: 2005)
Kedua, kemiskinan yang dipengaruhi pola tingkah laku dan
sikap mental masyarakat, berbagai bentuk penyimpangan sosial,
sikap pasrah (menerima apa adanya) sebelum usaha, merasa kurang
berharga, perilaku hidup boros dan malas. Oleh karenanya yang kita
butuhkan adalah strategi sosial budaya dalam rangka mewujudkan
nilai-nilai rahmatan lil alamin dalam memerangi kemiskinan.
Dalam salah satu tulisannya Greetz menyatakan bahwa orang
Jawa (maksudnya orang Indonesia) itu miskin bukan karena malas,
tetapi justru malas karena dirundung kemiskinan yang berkepanjangan.

Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Islam 103


Namun, sikap-sikap di atas mempunyai pengaruh besar terhadap
rendahnya kemampuan masyarakat untuk mengadakan perubahan-
perubahan dalam dirinya sendiri.Upaya pemberdayaan perempuan
menjadi perhatian penting dalam penanggulangan kemiskinan.
Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembangunan ekonomi
yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan
paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people centred
participatory, empowering and sustainable” (Chambers 1995). Konsep
ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar
(basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses
pemiskinan lebih lanjut yang pemikirannya belakangan ini banyak
dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-
konsep pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini berkembang dari
upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa  yang antara lain oleh
Friedman (1992) dalam Ginanjar (1997: 55) disebut sebagai alternative
development yang menghendaki inclusive democracy economic groewt
gender equality and intergenerational equat.
Mengingat akan kesetaraan manusia atas tanggung jawab
membangun peradaban, maka kaum perempuan memiliki tanggung
jawab untuk memberdayakan kaumnya. Ada dua langkah yang perlu
dilakukan untuk pemberdayaan ekonomi perempuan, yakni:
1) memberikan pemahaman yang benar tentang kehidupan,
sehingga kaum perempuan dapat menjalankan fungsi dan
perannya dengan baik; dan
2) melakukan transformasi sosial budaya melalui bidang ekonomi
khususnya strategi pemberdayaan ekonomi untuk kaum
perempuan.
Mubyarto (1998) menyatakan bahwa pemberdayaan
masyarakat terkait erat dengan pengembangan sumber daya manusia,

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


104 Dra. Baumasita Mattajawi
dan penciptaan peluang usaha sesuai dengan keinginan masyarakat.
Kemampuan individu yang sinergi dalam masyarakat akan membangun
pemberdayaan ekonomi dalam masyarakat. Masyarakat yang memiliki
individu yang berpengetahuan terampil, berkemauan sungguh-
sungguh, bekerja keras akan membangun keberdayaan masyarakat
itu sendiri. Secara individu sifat positif tersebut akan terbangun jika
mereka memahami nilai-nilai Islam dan  menjadikannya sebagai
pedoman dalam melakukan semua aktivitas.
Dalam upaya memberdayakan perempuan dapat dilihat dari tiga sisi,
yaitu :
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
perempuan berkembang. Dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah pengenalan bahwa perempuan sebagai manusia, memiliki
potensi yang dapat dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya
untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasi
dan membangkitkan kesadaran perempuan akan potensi yang
dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki perempuan
(empowering). Dalam hal ini diperlukan langkah-langkah kongkrit
yaitu pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities)
yang akan membuat perempuat menjadi berdaya.
3. Memberdayakan perempuan mengandung pengertian melindungi.

C. Tantangan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga


Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah
masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan
sumber daya manusianya.Di Indonesia, masalah kualitas penduduk
yang terjadi, antara lain, dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat

Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Islam 105


pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, rendahnya taraf
kesehatan, sehingga kesemuanya itu pada akhirnya mengarah pada
rendahnya pendapatan per kapita masyarakatnya. Diantara masalah
yang dihadapi adalah kesempatan mengenyam pendidikan, tingkat
kesehatan masyarakat, dan ekonomi keluarga.
Perempuan memiliki harta dari gaji, warisan, dan pemberian
harta bawaan.Setelah menikah seorang perempuan memperoleh
harta bersama atau gono-gini. Status harta istri adalah milik sendiri
dan apabila diinfakkan kepada keluarga, maka harta tersebut menjadi
sedekah istri kepada keluarganya. Istri yang berkerja dan memiliki
pemasukan pun harus mengeluarkan zakat dari hartanya. Untuk itu,
istri dapat melaksanakan rukun Islam dengan sempurna dan bahkan
berinfak dengan cara berwakaf dan berzakat.
Telah diakui bahwa kemampuan membaca dan menulis
merupakan keterampilan dasar yang dibutuhkan penduduk untuk
mampu mengemukakan pendapat. Sampai dengan tahun 2004,
persentase perempuan yang melek huruf terus mengalami peningkatan,
meskipun persentasenya masih lebih rendah dari laki-laki. Pada tahun
2004, masih terdapat 11,71 persen perempuan usia 10 tahun ke atas
tidak bisa membaca dan menulis dibanding laki-laki yang hanya 5,34
persen. Persentase ini telah mengalami penurunan signifikan masing-
masing dari 14,16 persen dan 6, 31 persen pada tahun 2000.
Dari sebaran penduduk usia 10 tahun ke atas yang buta huruf di
wilayah perkotaan dan perdesaan pada tahun 2004. Tampak bahwa baik
penduduk perempuan di perdesaan maupun perkotaan, persentase
yang buta huruf dua kali lipat lebih banyak dibanding penduduk laki-
laki, demikian pula jumlah perempuan buta huruf di perdesaan  dua
kali lipat perempuan di perkotaan.

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


106 Dra. Baumasita Mattajawi
Secara umum Angka Kematian Bayi (AKB) laki-laki lebih tinggi
dibandingkan dengan AKB perempuan. Satu penelitian oleh Tim
Perkembangan Iklim Sosial Budaya yang Mendukung Kemajuan Wanita
di DKI Jakarta, pada tahun 2001 menunjukkan bahwa bayi laki-laki
lebih rentan terhadap penyakit dibanding bayi perempuan, sehingga
bayi laki-laki lebih berisiko tinggi terhadap kematian dibanding dengan
bayi perempuan. Hasil Sensus Penduduk 1980-2000 memperlihatkan
bahwa angka kematian bayi cenderung menurun. Pada tahun 1980
terdapat 118 bayi laki-laki meninggal dari 1000 bayi yang lahir hidup,
jauh lebih banyak dibanding bayi perempuan yaitu 100 per 1000
kelahiran hidup. Pada tahun 2000, kematian bayi berhasil diturunkan
lebih dari setengahnya yaitu masing-masing menjadi 53 dan 41 bayi
laki-laki dan perempuan dari 1000 kelahiran hidup. 2016 ada 38 bayi.
Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas
pendidikannnya. Dengan demikian, program pendidikan mempunyai
andil besar terhadap kemajuan sosial-ekonomi suatu bangsa. Menurut
Indonesia Human Development Report 2014, Indonesia telah berhasil
meningkatkan rata-rata lama sekolah dari 6,7 tahun pada tahun 1999
menjadi 7,1 tahun pada tahun 2002 dan pada tahun 2014 selama 7,5
tahun. Bahkan menurut Susenas 2000, meningkat menjadi masing-
masing 6,5 tahun dan 7,6 tahun untuk penduduk perempuan dan laki-
laki. Namun demikian, jika dilihat mendalam disparitasnya menurut
provinsi dan jenis kelamin, masih terlihat bahwa perempuan masih
jauh tertinggal dibanding laki-laki. Provinsi DKI Jakarta, sebagai Ibu Kota
Negara sekaligus kota metropolitan tidak diragukan lagi menempati
posisi tertinggi untuk rata-rata lama sekolah penduduknya, bahkan
sudah melebihi batas minimum pendidikan wajar 9 tahun, baik untuk
laki-laki maupun perempuan.
Untuk mengubah situasi yang timpang ini dan untuk mengubah
paradigma masyarakat tentang pemahaman keagamaan, khususnya

Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Islam 107


terkait ekonomi Islam, sudah mendesak dilakukan. Terkait penafsiran
teks agama, perlu dilakukan hal berikut:
Pertama, pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an secara
benar dan komprehensif;
Kedua, pemahaman yang benar dan menyeluruh terhadap
sunnah Nabi Muhammad saw. yang menjadi dasar bagi masyarakat
Islam;
Ketiga, kesadaran yang penuh terhadap perubahan-perubahan
zaman.
Pemberdayaan perempuan yang akan mengacu pada
kesejahteraan ekonomi yang perlu dikembangkan memiliki lima
komponen:
1) Kesadaran perempuan tentang harga dirinya:
2) Hak mereka untuk mempunyai dan menentukan pilihan;
3) Hak mereka untuk mempunyai peluang untuk berkembang dan
akses terhadap sumber daya hidup;
4) Hak mereka untuk mengontrol kehidupan pribadi, baik di dalam
maupun di luar rumah tangga; dan
5) Kemampuan mereka untuk berperan dalam proses perubahan
sosial untuk menciptakan kehidupan yang adil secara
kemasyarakatan dan ekonomi, baik taraf nasional maupun
internasional.
Daya tahan ekonomi umat Islam dalam sejarah digambarkan
dari banyaknya pemasukan-pemasukan negara melalui banyak jalur,
seperti zakat dan sadaqah, jizyah (pajak non Muslim), pajak bumi
(kharaj), harta waris dan wasiat yang tidak bertuan, harta rampasan
perang (ghanimah), dan harta rampasan tanpa perang (fai’), dan pajak

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


108 Dra. Baumasita Mattajawi
perdagangan atau bea cukai (‘usyur). (Abdul Khaliq an-Nawawi:  an-
Nizham al-Mali al-Islami, 1971)
Di antara hukum negara yang dilaksanakan oleh Rasulullah saw.
adalah hukum ekonomi yang diwujudkan dalam bentuk dihalalkannya
jual beli serta wajib zakat dan berinfak. Sejarah mencatat, sejak
belia Pemuda Muhammad telah berniaga ke Yaman dan Syam.
Bersama pamannya Abu Thalib untuk pertama kali Muhammad kecil
pergi berniaga.Saat itu umur beliau baru dua belas tahun dan pada
perjalanan ini seorang pendeta Nasrani bernama Buhaira melihat
tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad.Saat berusia 25 tahun
Rasulullah pergi ke Syam (Syria) bersama Maisarah untuk melakukan
perdagangan yang sukses besar.Perniagaan adalah suatu aktifitas yang
mendidik pelakunya agar memiliki sifat seorang komandan tentara.
Sebab, seorang pedagang dituntut untuk menjaga barang dagangannya
dari gangguan kabilah lain di Arab. Proses ini menjadikan Muhammad
saw. kenal luas dengan gaya hidup Romawi, pergaulan, akhlak manusia,
dan fenomena lainnya. Aktifitas dagang, kejujuran, dan sifat amanah
yang terpercaya mengantarkan beliau berkenalan dengan Khadijah
binti Khuwailid, yang terhormat dan kaya raya.hingga akhirnya mereka
menikah.
Sosiolog Muslim, Ibn Khaldun (1332-1406 M) mengutip
perkataan Raja Persia Anusyirwan tentang pajak yang berbunyi,
“Kerajaan bertumpu kepada angkatan bersenjata; angkatan bersenjata
bersangga pada harta benda; harta benda bertopang pada pajak;
dan pajak ditunjang oleh pembangunan.”Dari ungkapan ini dapat
dipahami pula bahwa zakat dan pajak merupakan dua hal berbeda
yang masing-masing harus ditunaikan sesuai ketentuan yang berlaku di
zamannya. KH Ibrahim Hosen menyatakan perbedaannya, yakni zakat
ditetapkan oleh agama, sedangkan pajak ditentukan oleh penguasa
atau pemerintah. (Ibrahim Hosen: Hubungan Pajak dan Zakat di dalam

Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Islam 109


Islam, dalam Zakat dan Pajak, B. Wiwoho, Eds, 1992) Penjelasan ini
penting, khususnya bagi wanita agar wanita sadar akan kewajibannya
mengeluarkan zakat dari harta pribadinya.
Di era krisis ekonomi seperti sekarang ini, masyarakat sangat
membutuhkan kesadaran dan uluran tangan orang yang berpunya
untuk membantu meringankan beban orang yang tak berpunya.
Pranata zakat merupakan salah satu sumber dana sosial yang dapat
digunakan untuk mengurangi kemiskinan. Zakat yang sama sekali
bukanlah tindakan derma (charity) atau suatu perbuatan sukarela
dengan niat baik dari pihak si pemberi, merupakan kewajiban atas
orang yang mengeluarkannya, baik laki-laki maupun wanita. Zakat
merupakan hak kaum yang memerlukan.Dengan memberikan zakat,
seorang Muslim dan Muslimah berarti membersihkan pendapatan dan
kekayaannya. Bila kaum miskin mengambilnya, mereka tahu bahwa
mereka tidak memikul kewajiban apa pun terhadap si pemberi.
Zakat bukanlah pajak pendapatan yang dipungut oleh negara;
zakat adalah pajak (2,5%) atas kekayaan yang terkumpul, dan tujuan
utamanya adalah mengurangi kemiskinan. Namun demikian, banyak di
antara wanita yang belum menjalankan perintah agama ini dengan baik.
Ketergantungannya kepada suami menjadikan wanita menyerahkan
urusan zakatnya kepada sang suami, atau bercampurnya keinginan
untuk mengeluarkan zakat dan sadaqah, sehingga terjadi penguluran
waktu pembayaran zakat yang wajib itu.
Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda,
transendental dan horizontal.Oleh sebab itu, zakat memiliki banyak
arti dalam kehidupan umat manusia, dan memiliki banyak hikmah
antara lain menolong, membantu dan membangun kaum dhuafa yang
lemah dengan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok
hidupnya. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci, dan dengki

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


110 Dra. Baumasita Mattajawi
dari orang orang yang berkehidupan cukup lagi mewah, dan zakat
merupakan perwujudan solidaritas sosial antara umat Islam, pengikat
persatuan Islam dan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang adil
dan sejahtera.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam, umat yang dipillih Allah
untuk mengemban risalah sebagai khalifah di bumi, harus berusaha
mewujudkan kehidupan yang adil, makmur dan sejahtera salah satunya
dengan menanggulangi kemiskinan dengan cara mengoptimalkan
pengumpulan dan pendayagunaan zakat, wakaf, infak, dan sadaqah,
sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. serta penerusnya
di zaman keemasan. Sejarah juga mencatat bahwa wanita di masa
lampau sangat aktif menunaikan zakat dan mewakafkan harta demi
kepentingan umat. Banyak sekolah, rumah sakit, hotel, dan masjid
dibangun oleh wanita-wanita yang sadar akan pemberdayaan umat
melalui kegiatan sosial-ekonomi yang dilakukannya.
Dapat disimpulkan dari sejarah tujuan zakat dan wakaf produktif
dalam hal kehidupan sosial masyarakat di antaranya:
a. Merupakan salah satu sarana bagi pembangunan kesejahteraan
umat, pertumbuhan dan pemerataan pendapatan.
b. Sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun
prasarana yang harus dimilliki umat Islam.
c. Sebagai salah satu instrumen pengentasan kemiskinan dan
pencerdasan umat.
d. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang
miskin.
e. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantu keluar dari
kesulitan hidupnya.
f. Membina tali persaudaraan sesama umat Islam, dan umat

Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Islam 111


manusia.
g. Mengembangkan industri dan pembangunan, dll.
Dengan demikian, tujuan pemberdayaan zakat pada dasarnya
apa saja yang dapat memberikan dan melanggengkan kemaslahatan
bagi seluruh masyarakat.

D. Pengelolaan Keuangan Keluarga

Inti dari ketahanan ekonomi keluarga adalah menjadi kewajiban


kita untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga, mengantisipasi
kebutuhan darurat dan, meninggalkan keturunan yang kuat. Bahkan
Al-Qur’an mengajarkan bagaimana kita mengantisipasi kebutuhan
darurat tersebut melalui surah Yusuf 47-48 berikut :

َّ‫ص ْد ُُْت فَ َذ ُروهُ ِِف ُسْنبُلِ ِه إََِّّل قَلِ ًيَل ِِمَّا تَأْ ُكلُو َن ُُث‬ َ ‫ني َدأَبًا فَ َما َح‬
ِِ
َ ‫قَ َال تَ ْزَرعُو َن َسْب َع سن‬
‫ك َسْب ٌع ِش َد ٌاد يَأْ ُك ْل َن َما قَد َّْمتُ ْم ََلُ َّن إََِّّل قَلِ ًيَل ِِمَّا ُُْت ِصنُو َن‬ ِ ِ
َ ‫يَأِِْت ِم ْن بَ ْعد َٰذَل‬
“Dia“Dia (Yusuf)
(Yusuf) berkata,
berkata, “Agar“Agar kamu bercocok
kamu bercocok tanam
tanam tujuh tujuh
tahun tahun
(berturut-
turut)(berturut-turut)
sebagaimana biasa; kemudian apa
sebagaimana yangkemudian
biasa; kamu tuaiapa
hendaklah kamu
yang kamu
biarkan di tangkainya kecuali sedikit yang kamu makan. Kemudian setelah itu
tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit yang
akan datang tujuh tahun yang sangat sulit yang menghabiskan apa yang kamu
kamu
simpan makan.
untuk Kemudian(tahun
menghadapinya setelah
sulit)itukecuali
akan sedikit
datangdaritujuh
apa tahun
(bibit
yangyang
gandum) sangat
kamusulit yang menghabiskan apa yang kamu simpan
simpan.”
untuk menghadapinya (tahun sulit) kecuali sedikit dari apa (bibit
Ayat di atas adalah ayat yang menjadi dasar bagaimana seorang Muslim
gandum) yang
mempersiapkan kamu simpan.”
diri menghadapi masa sulit. Secara luas masa sulit ini bagi
kita yang hidup di zaman ini bisa berupa
 Ayat di atas adalah ayat yang menjadi krisis moneter
dasarseperti yang kita
bagaimana alami
seorang
puncaknya tahun 1997-1998. masa banyak musibah kekeringan, gempa bumi,
Muslim mempersiapkan diri menghadapi masa sulit. Secara luas masa
dan banjir – semuanya menjadi penyebab masa sulit bagi umat. Kemudian
sulit
secarainiindividu
bagi kita
masayang
sulithidup di berarti
ini bisa zamankehilangan
ini bisa berupa krisis moneter
pekerjaan/penghasilan,
seperti
pensiun, yang kita alami
sakit, ditinggal matipuncaknya tahundan
kepala keluarga, 1997-1998.
sebagainya. masa banyak
musibah kekeringan, gempa bumi, dan banjir – semuanya menjadi
Setidaknya ada dua tantangan mendasar yang harus dihadapi oleh
seorang ibu dan istri di tengah dinamika peradaban global. Pertama, tantangan
internal di Dr.
Prof. dalam lingkungan
Hj. Amany keluarga yang harus tetap menjadi sosok feminin
Lubis, MA
112 Dra. Baumasita Mattajawi
yang lembut, penuh perhatian dan kasih sayang serta sarat sentuhan cinta yang
tulus kepada suami dan anak-anak. Kedua, tantangan eksternal di luar
penyebab masa sulit bagi umat. Kemudian secara individu masa sulit
ini bisa berarti kehilangan pekerjaan/penghasilan, pensiun, sakit,
ditinggal mati kepala keluarga, dan sebagainya.
Setidaknya ada dua tantangan mendasar yang harus dihadapi
oleh seorang ibu dan istri di tengah dinamika peradaban global.
Pertama, tantangan internal di dalam lingkungan keluarga yang harus
tetap menjadi sosok feminin yang lembut, penuh perhatian dan kasih
sayang serta sarat sentuhan cinta yang tulus kepada suami dan anak-
anak. Kedua, tantangan eksternal di luar kehidupan rumah tangga
seiring tuntutan zaman yang semakin terbuka terhadap masuknya
nilai-nilai global yang menuntut dirinya untuk bersikap maskulin.
Dalam menyikapi dan menyiasati dua tantangan mendasar itu,
seorang ibu dan istri jelas dituntut untuk semakin memaksimalkan
perannya, memberdayakan potensi dirinya, sehingga mampu
tampil feminin dan maskulin sekaligus dalam menerjemahkan dan
menginternalisasi selera zaman yang mustahil dihindarinya sebagai
seorang ibu yang hidup pada era globalisasi. Ini artinya, fitrah seorang
ibu tidak hanya “dicairkan” dalam lingkup domestik, tetapi juga harus
ditebarkan pada ranah publik, seiring dengan semakin kompleks dan
rumitnya masalah-masalah yang harus diatasi.  Peran ibu dalam
mengokohkan ketahanan keluarga adalah tugas yang berat, namun
karena Allah menciptakan perempuan sebagai ibu untuk memelihara
kehidupan, ketahanan untuk memelihara kehidupan sudah built in
dalam diri ibu. Hanya apakah para ibu menyadari potensinya atau tidak.
Tatkala ibu bisa memerankan tugasnya dengan baik, sehingga terbina
keluarga yang berkualitas secara utuh dan menyeluruh, Allah telah
menjanjikan imbalan-Nya. Dalam mengokohkan ketahanan keluarga,
berangkat dari keikhlasan, kesabaran dan keluasan ilmu, ibu harus siap
memberikan keteladanan, membimbing, memotivasi, mendukung
kebaikan, dan bersama-sama memecahkan masalah keluarga dengan

Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Islam 113


upaya dan doa.
Untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga,
perempuan perlu melakukan penguatan dalam beberapa hal, antara
lain:
1) Pengembangan kapasitas diri sebagai pengelola keuangan
rumah tangga yang amanah, tidak mubazir, hemat, dan mendidik
putra-putri untuk bersedekah dan berbagi rezeki.
2) Mengembangkan kewirausahaan bagi perempuan. Bisnis dalam
Islam tidak hanya sekadar mengejar keuntungan sebanyak-
banyaknya, tetapi yang penting berorientasi pada sikap ta’awun,
seperti gotong royong dan tolong menolong yang sesuai dengan
karakter dasar bangsa Indonesia.
3) Membangun karakter sebagai pengelola keuangan keluarga
yang bertanggung jawab, amanah, cerdas, dan berkah. Adapun
karakter yang perlu dibangun bagi perempuan yang berwirausaha
adalah bahwa seorang pebisnis wajib memiliki pengetahuan
terkait dengan usaha yang dijalaninya.Pemahaman terhadap
produk dan jasa yang ditawarkan merupakan pengetahuan
dasar yang sangat penting dikuasainya. Itulah sebabnya,
sebelum merintis karier dan perdagangan, Nabi Muhammad
saw terlebih dahulu membekali diri dengan magang dagang.
4) Membangun organisasi sebagai individu atau kelompok usaha
perempuan harus membangun kekuatan organisasi di bidang
bisnisnya. Perempuan yang berusaha harus mampu menjalankan
bisnisnya dengan aturan yang berlaku dan memiliki visi yang
jelas.
5) Kelompok usaha perempuan harus mampu menemukan,
membuat, dan menguatkan jaringan sosial untuk usahanya.

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


114 Dra. Baumasita Mattajawi
Setiap keluarga, khususnya bapak atau suami harus mampu
mengembangkan keluarganya untuk memiliki kemandirian di bidang
Setiap keluarga, khususnya bapak atau suami harus mampu mengembangkan
ekonomi. Dalam
keluarganya untuk konteks
memiliki ini, kepala keluarga
kemandirian di bidangharus memiliki
ekonomi. Dalametos dan
konteks
kemampuan
ini, berusaha
kepala keluarga harusdengan
memilikicara
etosyang halal, bukanberusaha
dan kemampuan menghalalkan
dengan
cara
segalayang halal,
cara bukan
agar menghalalkan
martabat segala dirinya
atau harga cara agarbisa
martabat atau harga
dipertahankan,
dirinya
bahkan
Setiap bisa dipertahankan,
mengemis
keluarga, khususnya bahkan
pun bapak mengemis
tidakatau
boleh pun tidak
suamidilakukannya,
harus mampu boleh dilakukannya,
Rasulullah
mengembangkan saw
Rasulullah
keluarganya saw bersabda:
bersabda: untuk memiliki kemandirian di bidang ekonomi. Dalam konteks
ini, kepala keluarga harus memiliki etos dan kemampuan berusaha dengan
‫ْستَ ْغ ِ َِن‬yang
cara َ‫هُ ُُثَّ ي‬halal, ‫الس ْو ِق‬
‫ فَيَبِْي َع‬,bukan ‫ض َعهُ ِِف‬
ُّ menghalalkan َّ‫ ُُث‬,‫ بِِه‬cara
َ َ‫ََِييءَ فَي‬segala ‫ب‬ ِ ‫الرجل حبَلً فَيحت‬
َ ‫َط‬agar
ِ ‫ْلَ ْن ََي‬
ْ َ ُ ُ َّatau‫م َل‬harga
ْ َ martabat ْ
dirinya bisa dipertahankan, bahkan mengemis pun tidak boleh dilakukannya,
.ُ‫ اَ ْعطَْوهُ اَْوَمنَ عُ ْوه‬,‫َّاس‬ ِ ِِ ِ ِِ
Rasulullah saw bersabda: َ ‫ فَيُ ْنف ُقهُ َعلَى نَ ْفسه َخْي ٌرلَهُ م ْن اَ ْن يَ ْسأ ََل الن‬,‫به‬
“Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan
‫“َِن‬Seseorang ِ‫ فَيَب‬,‫ِق‬membawa
ِ ‫ُثَّ يَ ْستَ ْغ‬mengumpulkan
ُ ُ‫ْي َعه‬yang ‫الس ْو‬
ُّ ‫ِِف‬kayu
ُ َ َ ‫ََِييءَ ف‬lalu
‫َعه‬tambang
‫ض‬ ‫ي‬bakar
َ lantas
‫ب بِِه‬
َّ‫ ُُث‬,pergiَ ‫َلً فَيَ ْحتَ ِط‬dan
mencari
dibawanya
‫ََْي ِم َل‬untuk
‫ َحْب‬ke‫ُل‬mengumpulkan
‫ ُج‬pasar
‫الر‬
َّ ‫ْلَ ْن‬
kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan
dijual dan uangnyadan
.ُ‫ ْوه‬kebutuhan digunakan ِ maka
untuk ِ ِitu lebihkebutuhan
mencukupi ِ dari ِِ
َ ‫ فَيُ ْنف ُقهُ َعلَى نَ ْفسه َخْي ٌرلَهُ م ْن اَ ْن يَ ْسأ ََل الن‬,‫به‬
ُ‫ اَ ْعطَْوهُ اَْوَمنَ ع‬,‫َّاس‬
untuk mencukupi nafkah dirinya, baik
seseorang
danyang meminta-minta
nafkah kepada
dirinya, maka ituorang-orang yang seseorang
lebih baik dari terkadang diberi
yang
dan kadang
“Seseorang ditolak”.(HR.
meminta-minta
yang membawa Bukhari
kepada dan Muslim).
orang-orang
tambang yang terkadang
lalu pergi mencari diberi dan
dan mengumpulkan
kayu
Olehbakar
karenalantas
kadang dibawanya
itu,ditolak”.(HR.
mencari ke pasar
secara untuk
Bukhari
nafkah dan dijual dan uangnya
halalMuslim).
merupakan sesuatu yangdigunakan
sangat
untuk
mulia yang memang harus dilakukan oleh seorang Muslim, sesudahdari
mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik itu
seseorang
Oleh
digunakan yang
untuk meminta-minta
karenakebaikan kepada
itu, mencari
sehematnafkahorang-orang
secara
mungkin yang
danhalal iaterkadang
merupakan
karena diberi
sesuatu
harus memiliki
dan kadang ditolak”.(HR.
kemandirian Bukhari dan
yang tidak memiliki Muslim). pada orang lain, maka ia
ketergantungan
yang sangat mulia yang memang harus dilakukan oleh seorang Muslim,
berusaha
sesudah
Oleh karena untuk
ituitu, bisa menabung
digunakan
mencari nafkah yang
untuksecara
kebaikan bisa
halal digunakaan
sehemat
merupakanmungkinsaatyang
sesuatu mengalani
dan karena
sangat
kesulitan,
mulia ini merupakan
yangmemiliki sesuatu
memang kemandirian yang
harus dilakukan sangat
oleh baik sehingga
seorang Muslim,Allah
sesudahakan
swt itu
ia harus yang tidak memiliki ketergantungan
merahmati orang yang demikian, Rasulullah saw bersabda:
digunakan untuk kebaikan sehemat mungkin dan karena ia harus memiliki
pada orang lain, maka ia berusaha untuk bisa menabung yang bisa
kemandirian yang tidak memiliki
ِ ِ‫اجت‬
‫ه‬ ‫ح‬ ‫و‬ ِ
‫ه‬ِ
‫ر‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫م‬ ‫ف‬
ketergantungan pada orang lain,
ِ‫ضَلً لِي و‬kesulitan,
‫َّم‬
‫د‬ ‫ق‬‫و‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ص‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫ن‬َ‫أ‬
‫و‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ط‬ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ِ‫امرأً ا‬maka ia
ِ
digunakaan saat
berusaha untukَ َbisa ْ َ
mengalani
َ menabung َْ ْ َ َ
َ َ bisa
yang َ َ ْ
ً ْ َdigunakaan
ini merupakan َِّ
َ ً َ َsaat ْ
َ mengalani
sesuatu
َ ْ ُ َ ‫َر‬
‫اهلل‬ ‫م‬ ‫ح‬
yang
sangat baik
kesulitan, sehingga Allah
ini merupakan sesuatu swtyang akansangat
merahmatibaik sehingga orang yangAllah demikian,swt akan
“Allah akan
merahmati
Rasulullahorang memberikan
saw yang bersabda: rahmat kepada
demikian, Rasulullah saw bersabda: seseorang yang berusaha dari yang
baik, membelanjakan uang secara sederhana dan dapat menyisihkan
‫اجتِ ِه‬ ِ‫ لِيَ ْوِم فَ ْق ِره‬saat
‫َو َح‬menjaga ِ‫رِحم اهلل امرأً ا‬
kelebihan untuk
َ ً‫ضَل‬
ْ َ‫ ف‬dia
‫َّم‬
َ ‫َوقَد‬miskin
‫ص ًدا‬
ْ َ‫َق ق‬dan
‫ا َوأَنْ َف‬membutuhkannya.”(HR.
‫ب طَيِّب‬
ً ‫س‬ ‫ت‬
َ ‫ك‬
ْ
َ َ َْ ُ َ َ
Muslim dan Ahmad).
“Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha
“Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang
baik, dari yang baik, uang
membelanjakan membelanjakan uang dan
secara sederhana secara sederhana
dapat dan
menyisihkan
E. Penutup
kelebihan
dapatuntuk menjaga kelebihan
menyisihkan saat dia untuk
miskin menjaga
dan membutuhkannya.”(HR.
saat dia miskin dan
Muslim dan Ahmad).
membutuhkannya.”(HR. Muslim dan perempuan
Ahmad). di tengah-tengah
Demikian banyak tugas sebagai
masyarakat dan keluarganya, sehingga memerlukan tenaga, pikiran, dan dana

E. Penutup
Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Islam 115
E. Penutup
Demikian banyak tugas sebagai perempuan di tengah-tengah
masyarakat dan keluarganya, sehingga memerlukan tenaga, pikiran,
dan dana yang tidak sedikit. Perempuan adalah agent of change yang
handal dan dapat mengubah pandangan dunia tentang keluarga bagi
umat Islam.
Upaya untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan
harus dimulai dengan melakukan berbagai pelatihan kewirausahaan,
bekerja sama dengan bebrbagai instansi terkait. Pelatihan dilakukan agar
lahir wiraswasta-wiraswasta baru khususnya wiraswasta perempuan.
Maraknya pembentukan jasa keuangan syari’ah atau koperasi syari’ah
dapat dukungan lahir dan suksesnya wiraswasta perempuan, sehingga
ikut mendukung ketahanan ekonomi keluarga di Indonesia.

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


116 Dra. Baumasita Mattajawi
Bab VI
Pornografi, Pornoaksi Antara
Problem Agama dan Sosial
Oleh Prof. Dr. Dra. Hj. Istibsyaroh, BA., SH., MA

A. Pendahuluan
Pornografi dan pornoaksi dewasa ini menjadi masalah yang
sangat merisaukan, khususnyabagi para orang tua dan keluarga.Jumlah
pengakses pornografi dipastikan meningkat setiap hari seiring dengan
makin luasnya media pornografi dan pornoaksi.Bahaya pornografi
tidak hanya mengancam para pelaku karena dapat mengakibatkan
kerusakan otak dan kejiwaan, lebih dari itu pornografi juga mengancam
keselamatan orang lain yang tidak bersalah menjadi korban perilakunya
seperti pemerkosaan, tindak kekerasan bahkan bisa berujung pada
pembunuhan. Tulisan berikut akan menyoroti masalah pornografi dan
pornoaksi dari aspek problema agama dan problema sosial.

B. Hakekat Pornografi dan Pornoaksi


Konsep mengenai porno pada dasarnya bersifat intra subyektif
dan bahkan inter subyektif dimana subyektifitas individu satu dengan
lainnya membentuk seks normatif, walaupun akhirnya konsep ini selalu
berubah berdasarkan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Gambaran mengenai pornografi dan pornoaksi pada masyarakat secara
luas bukan merupakan sesuatu yang menetap, khususnya ketika ia
berhadapan dengan pertumbuhan yang terjadi dalam bidang budaya,

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 117


sosial, ekonomi dan politik. Dalam kondisi seperti ini batasan mengenai
pornografi dan pornoaksi menjadi suatu entitas yang dapat mengalami
perubahan, sesuai dengan latar belakang sosial kultural yang ada.
Secara umum pengertian pornografi dan pornoaksi di Indonesia
dapat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut; Pertama,
Pembagian penduduk berdasarkan tempat tinggal perkotaan dan
pedesaan, Kedua, Pembagian penduduk berdasarkan agama yang
dianut, dan Ketiga, pembagian penduduk berdasarkan masyarakat
adat yang berada antara satu dan lainnya.1
Jika ditelusuri, pornografi berasal dari bahasa yunani
pornographia — secara harfiah tulisan tentang atau gambar tentang
pelacur kadangkala juga disingkat menjadi “porn,” “pron,” atau “porno”
adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia
dengan tujuan membangkitkan rangsangan seksual, mirip, namun
berbeda dengan erotika, meskipun kedua istilah ini sering digunakan
secara bergantian. Kata “porne” yaitu ”perempuan jalang” dan
graphein ”menulis atau ungkapan”. Pornographos; diartikan sebagai
writing abaut prostitutes tulisan atau gambaran mengenai pelacur.2
Sementara itu dalam kamus Ilmu Popular pornografi diartikan sebagai
bacaan atau gambar cabul.3
Dalam pengertian aslinya, pornografi secara harfiah berarti
”tulisan tentang pelacur”, dari akar kata Yunani klasik πορνη dan
γραφειν. mulanya adalah sebuah eufemisme dan secara harafiah berarti
‘sesuatu yang dijual.’ Kata ini berkaitan dengan kata kerja yang artinya
menjual. Kata ini berasal dari dari istilah Yunani untuk orang-orang
1
Neng Djubaidah, Pornografi Pornoaksi Ditinjau Dari Hukum Islam, [Jakarta; Prenada Media,
2003] h. 137
2
Tjipta Lesmana, Pornografi Dalam Media Massa, [Jakarta; Puspa Swara, 1995], Cet ke I, h.
69. Lih. A. Hamzah, Pornografi dalam Hukum Pidana, Studi Dalam Hukum Perbandingan,
Cet ke I, [Jakarta; Bina Mulia 1987], h. 7.
3
Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, [Jakarta; Balai Pustaka, 1988]. h. 354.

118 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


yang mencatat ”pornoai”, atau pelacur-pelacur terkenal atau yang
mempunyai kecakapan tertentu dari Yunani Kuno. Pada masa modern,
istilah ini diambil oleh para ilmuwan sosial untuk menggambarkan
pekerjaan orang-orang seperti Nicholas Restif dan William Acton, yang
pada abad ke-18 dan 19 menerbitkan risalah-risalah yang mempelajari
pelacuran dan mengajukan usul-usul untuk mengaturnya. Istilah ini
tetap digunakan dengan makna ini dalam ”Oxford English Dictionary”
hingga 1905.
Akan tetapi, belakangan istilah pornografi dan pornoaksi
digunakan untuk publikasi segala sesuatu yang bersifat seksual,
khususnya yang dianggap berselera rendah atau tidak bermoral, apabila
pembuatan, penyajian atau konsumsi bahan tersebut dimaksudkan
hanya untuk membangkitkan rangsangan seksual. Sekarang istilah ini
digunakan untuk merujuk secara seksual segala jenis bahan tertulis
maupun grafis. Istilah ”pornografi” seringkali mengandung konotasi
negatif dan bernilai seni yang rendahan, dibandingkan dengan erotika
yang sifatnya lebih terhormat. Istilah eufemistis seperti misalnya film
dewasa dan video dewasa biasanya lebih disukai oleh kalangan yang
memproduksi materi-materi ini.
Sementara itu menurut istilah beberapa para ahli pornografi
dapat didefinisikan sebagai berikut;
1. Abu Al-Ghifari; Pornografi adalah tulisan, gambar, lukisan, tayangan
audiovisual, pembicaraan, dan gerakan-gerakan tubuh yang
membuka tubuh tertentu secara vulgar yang semata-mata untuk
menarik perghatian lawan jenis.4
2. Feminis dan Moralis Konservatif mendefinisikan pornografi sebagai
”Penggambaran material seksual yang mendorong pelecehan

4
Abu Al-Ghifari, Gelombang Kejahatan Seks Remaja Modern, [Bandung; Mujahid, 2002], h.
30.

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 119


seksual dengan kekerasan dan pemaksaan”.5
3. MUI, Departemen Agama; ”Pornografi adalah ungkapan visualisasi
dan verbalisasi melalui media komunikasi massa tentang perlakuan/
perbuatan laki-laki dan/atau perempuan dalam keadaan memberi
kesan telanjang bulat, dilihat dari depan, samping, atau belakang.
Penonjolan close up alat-alat vital, payudara atau pinggul, baik
dengan atau tanpa penutup, ciuman merangsang antara pasangan
sejenis ataupun berlainan jenis, gerakan atau bunyi suara dan/atau
desah yang memberi kesan persenggamaan, gerakan masturbasi,
lesbian, homo, atau oral seks yang bertujuan untuk membangkitkan
nafsu seksual”.
4. Menurut UU No 44 tahun 2008,definisi pornogragi adalah : sketsa,
ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi,
kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya
melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan
di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual
yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
Adapun pengertian pornografi sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan pornoaksi, hanya saja penekanan pornoaksi lebih pada
penggambaran aksi gerakan lenggokan dan liukan tubuh yang disengaja
atau tidak sengaja untuk memancing bangkitnya nafsu seksual laki-laki.
Dengan demikian secara garis besar dalam wacana pornografi atau
dalam tindak pencabulan kontemporer dan beberapa bentuk porno,
yaitu meliputi porno teks, pornografi, pornosuara dan pornoaksi.
Dalam kasus tertentu semua kategori ini dapat menjadi sajian dalam
satu media, sehingga konsepnya menjadi pornomedia.6
5
Maggie Humm, Ensiklopedia Feminisme, [Jakarta; ----, 1998], h. 231.
6
Burhan Bungin, Pornomedia Kontruksi Sosial Tehnologi Telematika dan Perayaan Seks
di Media Massa, Ibid., h. 152. Pornoteks yaitu karya pencabulan yang mengangkat cerita
berbagai versi hubungan seksual dalam bentuk narasi, testimonial, atau pengalaman
pribadi secara detail dan vulgar, sehingga pembaca merasa ia merasa menyaksikan sendiri,

120 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


C. Sejarah Pornografi dan Pornoaksi
Pornografi dan pornoaksi mempunyai sejarah yang panjang.
Karya seni yang secara seksual bersifat sugestif dan eksplisit sama
tuanya dengan karya seni yang menampilkan gambar-gambar yang
lainnya. Foto-foto yang eksplisit muncul tak lama setelah ditemukannya
fotografi.Karya-karya film yang paling tua pun sudah menampilkan
gambar-gambar telanjang maupun gambaran lainnya yang secara
seksual bersifat eksplisit.
Sejarah munculnya pornografi dan pornoaksi ini bermula dari
kisah seorang perempuan cantik jelita, yang hidup di Negara Yunani
yaitu sekitar abad ke-empat sebelum Masehi.Wanita tersebut bernama
Phyerne dari Thespie.Ia seorang hitaerai yaitu perempuan yang
hidupnya hanya untuk bersenang-senang dengan laki-laki.Hitearai
berbeda dengan porne, yaitu perempuan pelacur yang digunakan dan
dibayar setiap hari dan berbeda pula dengan istri yang dipercayakan
untuk memelihara rumah tangga dan keturunan yang dapat dipercaya.7
Pheyrne pernah dituduh sebagai perempuan yang mengkorupsi
para jejaka Athena. Ketika hukum hendak menjatuhkan hukuman
terhadap Phryne pembela Phryne yang bernama Hyperdes
mengajukan pembelaan dengan cara meminta Phryne berdiri disuatu
tempat di depan sidang dengan posisi yang dapat dilihat oleh semua
hadirin. Phryne menampakkan pakaiannya satu persatu hingga tubuh
indahnya tampak oleh hakim dan seluruh yang hadir dan hasilnya
Phryne dibebasakan dari tuduhan dan hukuman. Dan pertunjukan

mengalami atau mengalami sendiri peristiwa atau hubungan seks itu. Penggambaran yang
detail secara narasi terhadap hubungan seks itu kemudian menimbulkan terciptanya teatre
of mind pembaca, sehingga fantasi seksual pembaca menjadi menggebu-gebu terhadap
hubungan seks yang digambarkan tersebut. Pornosuara yaitu tuturan atau kalimat-kalimat
yang diucapkan seoarang yang langsung atau tidak langsung bahkan secara halus atau vulgar
tentang aktivitas seksual atau obyek sekual.
7
Alex A. Rachim, Pornografi Dalam Pers Sebuah Orentasi, [Jakarta; Dewan Pers 1987], h.
10-11.

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 121


Phryne itulah kemudian merupakan awal dari adegan pornografi yang
kemudian berkembang menjadi strip-tease show.
Strip-tease show yang dilakukan oleh seorang Hetaerai tersebut
tidak berkaitan dengan porne yang berarti pelacur. Namun pada
perkembangan selanjutnya seperti yang terdapat dalam Kamus
Bahasa Indonesia kata porne yang berasal dari kata porne yang
berarti cabul.8 Sedangkan kata pornografi menurut kamus tersebut
adalah penggambaran tingkah laku secara erotis dengan tujuan
untuk membangkitkan nafsu birahi, sedangkan kata strip-tease
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pertunjukan tarian
yang dilakukan oleh perempuan dengan gerakan antara lain dengan
menanggalkan pakaiannya satu persatu dihadapan penonton, atau
dapat juga berarti tarian telanjang.9Meskipun rumusan strip-tease
tersebut tidak disertakan tujuan tarian telanjang adalah untuk
merangsang nafsu birahi seperti halnya dengan rumusan pornografi
namun akibat dari stip-tease ini juga sama-sama dapat membangkitkan
nafsu birahi.Berdasarkan pengertian diatas sebenarnya akibat dari
strip-tease dan pornografi sebenarnya tidak berbeda baik yang
ditampilkan secara langsung atau melalui media komunikasi yaitu
sama-sama membangkitkan nafsu birahi bagi orang yang melihat
atau menontonnya.Dalam perkembangan selanjutnya strip-tease baik
yang dilakukan secara langsung disebut dengan pornoaksi, sementara
strip-tease yang ditampilkan melalui lewat media maka dikategorikan
sebagai pornografi.10
strip-tease yang dilakukan secara langsung, atau tanpa melalui
media komunikasi, saat ini bisa disebut pornoaksi.Sementara itu jika
strip-teaseditampilkan melalui media dikategorikan sebagai pornografi.
8
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Ibid., h. 696.
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Ibid., h. 696.
10
Neng Dzubaidah, Pornografi Pornoaksi Ditinjau Dari Hukum Islam, Ibid., h. 140.

122 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


D. Kriteria dan Batasan Pornografi dan Pornoaksi
Berdasarkan kedudukannya pornografi dan pornoaksi dapat
ditinjau dari dua sudut yaitu pertama; sudut sosial kultural bahwa
ketika membahas mengenai pornografi maka yang harus diperhatikan
adalah masalah perbedaan sosio budaya, kurun waktu dan tahapan
kedewasaan etis dari orang-orang secara individual dan seluruh
masyarakat.Sementara itu dalam realitasnya terjadi perbedaan yang
sangat mencolok antara belahan Barat dan Timur. Perbedaan yang
mencolok tersebut antara Barat dan Timur dari segi kehidupan sosial
adalah Barat khususnya Benua Eropa mengalami kemajuan yang
sangat menonjol. Sementara Timur masyarakatnya identik dengan
memegang teguh tradisi, adat istiadat, dan kultur masing-masing,
terutama yang diwarisi dari para leluhurnya. Kedua, adalah penilaian
yang lebih menyoroti pada aspek etika. Untuk itu perlu adanya kriteria
mengenai indah, kriteria baik yang lebih mencakup pada masalah
etis walaupun tekanannya bisa berbeda. Dalam ilmu pengetahuan
tekanan yang benar, dalam arti seni tekanannya pada arti yang indah
estetika, dan dalam bidang etis tekanannya pada yang baik. Penilaian
yang bijaksana mengenai masalah seksualitas, kriteria benar dan indah
harus diikutsertakan sebagai landasan dasar untuk menggapai suatu
penilaian yang bijaksana. Pengalaman manusia dan kebenaran agama,
ilmu pengetahuan dapat sangat membantu manusia dalam membuat
penilaian etis yang bertanggung-jawab tanpa terjebak membuat
larangan-larangan moral yang irrasional.
Sementara itu berdasarkan tingkatan eksistensi dan pengaruh
yang ditimbulkannya secara umum pornografi dan pornoaksi dibedakan
menjadi dua yaitu pornografi dan pornoaksi normal, pornografi dan
pornoaksi biasa dan pornografi dan pornoaksi keras sadistis.11 Secara
garis besar perbedaan tersebut lebih mengacu pada pengaruh yang
Johan Suban Tukau, Etika Seksual dan Perkawinan,Ibid., h. 75-76.
11

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 123


diakibatkan dua macam kategari pornografi tersebut. Pornografi dan
pornoaksi keras dapat merangsang orang bersangkutan untuk sampai
melampiaskan dorongan seksualnya secara brutal kepada orang lain.
Pornografi dan pornoaksi ringan umumnya merujuk kepada bahan-
bahan yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara
sugestif bersifat seksual, atau menirukan adegan seks, sementara
pornografi dan pornoaksi berat mengandung gambar-gambar alat
kelamin dalam keadaan terangsang dan kegiatan seksual termasuk
penetrasi. Di dalam industrinya sendiri dilakukan klasifikasi lebih jauh
secara informal. Pembedaan-pembedaan ini mungkin tampaknya tidak
berarti bagi banyak orang, namun definisi hukum yang tidak pasti dan
standar yang berbeda-beda pada penyalur-penyalur yang berbeda
pula menyebabkan produser membuat pengambilan gambar dan
penyuntingannya dengan cara yang berbeda-beda pula. Mereka pun
terlebih dulu mengkonsultasikan film-film mereka dalam versi yang
berbeda-beda kepada tim hukum mereka.
Dalam kriteria pornografi dan pornoaksi ada keterkaitan dengan
teori yang dikemukakan oleh Talcott Person melalui konsep sibernetik
bahwa ada keterkaitan sistem budaya, sistem sosial, sistem kepribadian,
dan sistem organis.12 Dengan demikian perubahan pada nilai atau sistem
budaya akan berakibat pada perubahan sistem sosial. Perubahan pada
tingkat ini akan berakibat tingkatnya sistem kepribadian dan organisme
aksi masyarakat. Melihat pergeseran tersebut terjadi perbedaan yang
sangat signifikan antara masyarakat Barat dan masyarkat Timur dalam
memandang konsep seks dan pornografi dan pornoaksi.

12
Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Teknologi Telematika dan Perayaan Seks Di Media Massa,
[Jakarta; Prenada, 2003], h. 99.

124 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


Menurut Johan Suban sesuatu dinilai porno jika;
1. Isolasi seks,13 seksualitas diciutkan pada, hanya alat kelamin genital
untuk merangsang nafsu birahi terlepas dari nilai personal seperti
cinta kasih dan kemesraan. Daya-daya seksual yang menyeluruh
tidak diceritakan sebagai sarana ungkapan cinta dalam perkawinan
dan cara untuk melanjutkan keturunan dalam keluarga. Seks
dilepaskan dari aspek yang lain seperti aspek psikologis, sosial dan
moral.
2. Perangsangan nafsu birahi,14pornografi dan pornoaksi menonjolkan
kelamin genital untuk merangsang nafsu birahi yang brutal dan
menunjukkan kelemahlembutan emosional yang psikis dan
seksualitas. Seolah-olah pria dan wanita adalah obyek yang harus
dinikmati. Orang lain adalah alat untuk melampiaskan nafsu
birahi yang irrasional. Tidak dilihat bahwa dorongan seksual dapat
dibudidayakan dan disumblimasi. Bahwa manusia juga memiliki
akal budi, kehendak dan cita-cita yang luhur.
3. Tiadanya hormat terhadap lingkungan intim15,
manusia
membutuhkan lingkungan intim, khususnya dalam perkawinan.
Hubungan seksual personal yang intim antara suami isteri dalam
keseluruhan hidup berkeluarga disajikan secara terbuka dalam
pornografi dan pornoaksi tampa hormat sama sekali. Itu berarti
perendahan atau pelecehan nilai suci perkawinan dan keluarga.
Pornografi dan pornoaksi tidak menghargai privacy dibidang
seksualitas manusiawi.
4. Membangkitkan dunia khayalan,16pornografi
dan pornoaksi
mempertontonkan gambar telanjang bagi remaja dan kalangan
13
Johan Suban Tukau, Etika Seksual Dan Perkawinan, Ibid., h. 76.
14
Tim Kajian LBH APIK Jakarta, Tanggapan atas RUU Anti Pornografi dan Anti Pornoaksi
Sebuah Draf Kajian, [Jakarta; APIK, tt], h. 12.
15
Johan Suban Tukau, Etika Seksual Dan Perkawinan, Ibid., h. 76.
16
Johan Suban Tukau, Etika Seksual Dan Perkawinan Ibid., h. 76.

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 125


lainnya dengan tujuan tidak menjelaskan secara benar fungsi alat
kelamin, tetapi lebih untuk membuat mereka berkhayal, bagi
remaja akan menjerumuskan mereka ke dunia fantasi dan bukan
pada dunia nyata. Adegan seks dipertontonkan secara berlebihan,
sehingga orang akan cenderung melupakan adat mengabaikan nilai
persahabatan dan pergaulan.

A. Media dan Akses Pornografi dan Pornoaksi


Perkembangan media dalam balutan pornografi dan pornoaksi
bekembang dengan pesat. Mencari media kategori ’X’ ini bukan
pekerjaan sulit. Hampir di setiap sudut kota, di agen-agen koran,
kios, dan berbagai tempat lain, cukup mudah untuk menemukan
media kategori ini. Media dengan tema seksualitas memang tumbuh
dan berkembang luar biasa. Daya tarik media kategori ini di mata
konsumen barangkali terletak pada tampilan gambarnya yang vulgar
dan memancing birahi, serta isi pemberitaannya yang berputar pada
wilayah seksualitas. Sehingga wajar, bila dibandingkan dengan media
lainnya, media jenis ’X’ ini sangat laris manis di pasaran. Jika media
dengan tema politik, atau sosial, atau tema lain sudah banyak yang
gulung tikar, media berlabel ’X’ ini ternyata masih berjaya di pasaran.

1. Perkembangan Pornografi dan pornoaksi dalam Bentuk Media


Pornografi dan pornoaksi dapat menggunakan berbagai media
- teks tertulis maupun lisan, foto-foto, ukiran, gambar, gambar
bergerak termasuk animasi dan suara seperti misalnya suara orang
yang bernapas tersengal-sengal. Film porno menggabungkangambar
yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan/atau suara-suara erotik
lainnya, sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks
tertulis. Novel dan Cerita pendek menyajikan teks tertulis, kadang-

126 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


kadang dengan ilustrasi. Suatu pertunjukan hidup pun dapat disebut
porno.

a. Relief Klasik
Sementara itu pada manusia telanjang dan aktivitas-aktivitas
seksual ditampilkan dalam sejumlah karya seni paleolitik misalnya
pada patung venus, namun tidak jelas apakah tujuannya adalah
membangkitkan rangsangan seksual. Sebaliknya, gambar-gambar itu
mungkin mempunyai makna spiritual. Ada sejumlah lukisan porno di
tembok-tembok reruntuhan bangunan Romawi di pompei. Salah satu
contoh yang menonjol adalah gambar tentang sebuah bordil yang
mengiklankan berbagai pelayanan seksual di dinding di atas masing-
masing pintu. Di Pompei orang pun dapat menjumpai gambaran
zakar dan buah zakar yang ditoreh di sisi jalan, menunjukkan jalan
ke wilayah pelacuran dan hiburan, untuk menunjukkan jalan kepada
para pengunjung. Para arkeolog di Jerman melaporkan pada April
2005 bahwa mereka telah menemukan apa yang mereka yakini
sebagai sebuah gambaran tentang adegan porno yang berusia 7.200
tahun yang melukiskan ”seorang laki-laki yang sedang membungkuk
di atas seorang perempuan” dalam cara yang memberikan kesan
suatu hubungan seksual. Gambaran laki-laki itu kemudian diberi nama
”Adonis von Zschernitz”.

b. Media Cetak
Pornografi dan pornoaksi yang diedarkan secara massal sama
tuanya dengan mesin cetak sendiri. Hampir bersamaan dengan
penemuan fotografi, teknik ini pun digunakan untuk membuat foto-
foto porno. Bahkan sebagian orang mengatakan bahwa pornografi dan
pornoaksi telah menjadi kekuatan yang mendorong yang mendorong
teknologi dari mesin cetak, melalui fotografi foto dan gambar hidup

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 127


hingga video, TV satelit dan internet. Seruan-seruan untuk mengatur
atau melarang teknologi-teknologi ini telah sering menyebutkan
pornografi dan pornoaksi sebagai dasar keprihatinannya.
Buku-buku komik porno yang dikenal sebagai kitab suci Tijuana
mulai muncul di AS pada tahun 1920-an. Pada paruhan kedua abad
ke-20, pornografi dan pornoaksi di Amerika Serikat berkembang dari
apa yang disebut ”majalah pria” seperti Playboy dan Modern Man
pada 1950-an. Majalah-majalah ini menampilkan perempuan yang
telanjang atau setengah telanjang perempuan, kadang-kadang seolah-
olah sedang melakukan masturbasi, meskipun alat kelamin mereka
ataupun bagian-bagiannya tidak benar-benar diperlihatkan. Namun
pada akhir 1960-an, majalah-majalah ini, yang pada masa itu juga
termasuk majalah Penthouse, mulai menampilkan gambar-gambar
yang lebih eksplisit, dan pada akhirnya pada 1990-an, menampilkan
penetrasi seksual, lesbianisme dan homoseksualitas, seks kelompok,
masturbasi, dan fetishes.3. Audio Visual FilmFilm - Film porno juga
hampir sama usianya dengan media itu sendiri. Menurut buku Patrik
Roberson, Film Facts, “film porno yang paling awal, yang dapat diketahui
tanggal pembuatannya adalah A L’Ecu d’Or ou la bonne auberge”, yang
dibuat di prancis pada 1908. Jalan ceritanya menggambarkan seorang
tentara yang kelelahan yang menjalin hubungan dengan seorang
perempuan pelayan di sebuah penginapan. El Satario dari Argentina
mungkin malah lebih tua lagi. Film ini kemungkinan dibuat antara
1907 dan 1912. Robertson mencatat bahwa “film-film porno tertua
yang masih ada tersimpan dalam Kinsey Collection di Amerika. Sebuah
film menunjukkan bagaimana konvensi-konvensi porno mula-mula
ditetapkan. Film Jerman Am Abend sekitar 1910 adalah, demikian tulis
Robertson, “sebuah film pendek sepuluh menit yang dimulai dengan
seorang perempuan yang memuaskan dirinya sendiri di kamarnya dan
kemudian beralih dengan menampilkan dirinya sedang berhubungan

128 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


seks dengan seorang laki-laki, melakukan fellatio dan penetrasi anal.”
Banyak film porno seperti itu yang dibuat dalam dasawarsa-
dasawarsa berikutnya, namun karena sifat pembuatannya dan
distribusinya yang biasanya sembunyi-sembunyi, keterangan dari film-
film seperti itu seringkali sulit diperoleh.17Sementara itu, pornografi
dan pornoaksi, dunia Sex telah menjadi bahan pembicaraan dan sudah
ada selama bertahun-tahun lalu. Siapakah yg mem-populerkan hal ini,
lalu siapa pula yg mulai menyebarkanya dan membuat pornografi dan
pornoaksi menjadi komersil dan bahkan ditentang seperti sekarang?
Ide tentang penyebaran pornografi dan pornoaksi dimulai dari
banyak hal. Seperti Majalah, Film Porno, dll. Internet telah membuka
mata dunia dan menjadikannya dunia tanpa batas yang bisa dijangkau
dengan mudah. Siapa pula yang pertama kali membuat situs xxx
dewasa? Siapa pula yang memulai membayar dan menjadikan
pornografi dan pornoaksi ini ajang bisnis luar biasa.
Keterangan dan beberapa catatan berikut mungkin untuk
melihat sejarah pornografi dan pornoaksi yang ada di dunia, meski kita
semua tahu bahwa Manusia pasti tak luput dari Dunia Sex sejak jaman
Adam dan Hawa. Sejak jaman Video Betamax sampai Internet tanpa
batas ini.

17
Mona [juga dikenal sebagai Mona the Virgin Nymph], sebuah film 59-menit 1970 umumnya
diakui sebagai film porno pertama yang eksplisit dan mempunyai plot, yang diedarkan di
bioskop-bioskop di AS. Film ini dibintangi oleh Bill Osco dan Howard Ziehm, yang kemudian
membuat film porno berat (atau ringan, tergantung versi yang diedarkan], dengan anggaran
yang relatif tinggi, yaitu film Flesh Gordon. Film tahun 1971 The Boys in the Sand dapat
disebutkan sebagai yang ”pertama” dalam sejumlah hal yang menyangkut pornografi.
Film ini umumnya dianggap sebagai film pertama yang menggambarkan adegan porno
homoseksual. Film ini juga merupakan film porno pertama yang mencantumkan nama-
nama pemain dan krunya di layar (meskipun umumnya menggunakan nama samaran). Ini
juga film porno pertama yang membuat parodi terhadap judul film biasa [judul film ini The
Boys in the Band]. Dan ini adalah film porno kelas X pertama yang dibuat tinjauannya oleh
New York Time

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 129


Oleh karena itu, besarnya pengaruh media massa menjadi
tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini. Media massa dalam berbagai bentuknya, merupakan pilar
keempat dalam proses pendidikan. Kehadirannya telah membentuk
perilaku, sikap, dan pola pikir anak didik. Inilah yang belakangan
dikenal sebagai hidden curriculumkurikulum yang tersembunyi, yakni
beragam bentuk media yang mempengaruhi berjalannya proses
pendidikan dan perkembangan psikologis anak didik.
Ada beberapa paham yang ikut serta dalam media-media yang
ditonton oleh anak-anak, yaitu paganisme, hedonisme, brutalisme,
dan pornografi dan pornoaksi. Paham-paham tersebut secara nyata
berbahaya terhadap berjalannya pendidikan dan pengajaran di
sekolah, karena adanya nilai-nilai yang saling bertubrukan. Dari sini
jelas betapa berbahayanya pornografi dan pornoaksi ditinjau dari
dimensi pendidikan.
Perkembangan pesat pornografi dan pornoaksi terjadi seiring
reformasi. Kalau kita cermati, media-media berkategori ’X’ tersebut
sebenarnya sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah media. Selain
penuh dengan gambar-gambar seronok dan merangsang, isi tulisannya
pun jauh dari kaidah-kaidah jurnalistik. Apa yang dipaparkan tidak
lebih dari cerita-cerita perangsang nafsu seksual.
Kehadiran media-media semacam ini telah memberikan dampak
destruktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, terutama di
kalangan anak-anak. Merebaknya kasus-kasus amoral sebagian besar
dipengaruhi oleh media bernuansa pornografi dan pornoaksi. Protes
terhadap persoalan pornografi dan pornoaksi sebenarnya sudah
banyak disuarakan oleh berbagai elemen masyarakat. Namun sayang,
tidak banyak tindakan nyata yang dilakukan oleh pemerintah. Bahkan,
setiap kali protes dilakukan, yang berkembang justru perdebatan

130 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


antara moralitas, seni, dan kebebasan. Mereka yang bergerak dalam
industri media semacam ini tampaknya kurang menyadari bahwa
produk pers memiliki tangung jawab sosial. Ketika ekspose produk
pers telah melampaui batas moralitas, maka kita harus melakukan
tindakan secara nyata untuk menggugat dan mencegahnya. Karena
media memiliki pengaruh secara signifikan terhadap realitas sosial.
Dampak dari kehadiran media bisa berwujud dampak kognitif
dan dampak emosional. Dampak kognitif berhubungan dengan
pemikiran, sedangkan dampak emosional berhubungan dengan
perasaan. Dampak kognitif juga mencakup aspek niat, tekad, upaya, dan
usaha yang berkecenderungan untuk diwujudkan menjadi kegiatan.
Jika pengaruh negatif berdampak pada taraf kognitif dari kesadaran
masyarakat, maka pada titik inilah perilaku dan moralitas permisif akan
semakin meluas dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

c. Video: Betamax, VHS, DVD, dan Format-Format Masa Depan


Selama sejarahnya, kamera film juga telah digunakan untuk
membuat pornografi dan pornoaksi, dan dengan munculnya
perekmam kaset video rumahan, industri film porno pun mengalami
perkembangan besar-besaran dan melahirkan bintang-bintang
”film dewasa” seperti Ginger Lynn, Christy Canyon dan Traci Lord
belakangan diketahui usianya di bawah usia legal, yaitu 18 tahun,
pada saat membuat sebagian besar dari film-filmnya. Orang kini dapat
menonton film porno dengan leluasa dalam privasi rumahnya sendiri,
ditambah dengan pilihan yang lebih banyak untuk memuaskan fantasi
dan fetishnya.
Ditambah dengan hadirnya kamera video yang murah, orang kini
mempunyai sarana untuk membuat filmnya sendiri, untuk dinikmati
sendiri atau bahkan untuk dijual dan memperoleh keuntungan.

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 131


Ada yang berpendapat bahwa Sony Betamax kalah dalam perang
format dari VHS dalam menjadi sistem rekam/tonton video di rumah
karena industri video film biru memilih VHS ketimbang sistem Sony
yang secara teknis lebih unggul. Upaya-upaya inovasi lainnya muncul
dalam bentuk video interaktif yang memungkinkan pengguna memilih
variabel-variabel seperti sudut kamera berganda, penutup berganda
mis. ”Devil in the Flesh”, 1999, dan isi DVD untuk komputer saja.
Para produsen film erotik diramalkan akan memainkan
peranan penting dalam menentukan standar DVD yang akan datang.
Kelengkapan outfit yang besar cenderung mendukung Cakram cahaya
biru yang memiliki kapasitas tinggi, sementara kelengkapan yang
kecil umumnya lebih mendukung HD-DVD yang tidak begitu mahal.
Menurut sebuah artikel Reuter 2004 ”Industri bermilyar-milyar dolar ini
menerbitkan sekitar 11.000 judul dalam bentuk DVD setiap tahunnya,
memberikannya kekuatan yang sangat besar untuk mempengaruhi
pertempuran antara kedua kelompok studio dan perusahaan teknologi
yang saling bersaing untuk menetapkan standar untuk generasi
berikutnya” 5.
Sementara itu banyak juga, sejumlah pornografi dan pornoaksi
dihasilkan melalui manipulasi digital dalam program-program editor
gambar seperti Adobe Photoshop. Praktik ini dilakukan dengan membuat
perubahan-perubahan kecil terhadap foto-foto untuk memperbaiki
penampilan para modelnya, seperti misalnya menyingkirkan cacat pada
kulit, memperbaiki cahaya dan kontras fotonya, hingga perubahan-
perubahan besar dalam bentuk membuat photomorph dari makhluk-
makhluk yang tidak pernah ada seperti misalnya gadis kucing atau
gambar-gambar dari para selebriti yang bahkan mungkin tidak pernah
memberikan persetujuannya untuk ditampilkan menjadi film porno.

132 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


Manipulasi digital membutuhkan foto-foto sumber, tetapi
sejumlah pornografi dan pornoaksi dihasilkan tanpa aktor manusia sama
sekali. Gagasan tentang pornografi dan pornoaksi yang sepenuhnya
dihasilkan oleh komputer sudah dipikirkan sejak dini sebagai salah satu
daerah aplikasi yang paling jelas untuk grafik komputer dan pembuatan
gambar tiga dimensi.
Pembuatan gambar-gambar lewat komputer yang sangat
realistik menciptakan dilema-dilema etika baru. Ketika gambar-
gambar khayal tentang penyiksaan atau pemerkosaan disebarkan
secara luas, para penegak hukum menghadapi kesulitan-kesulitan
tambahan untuk menuntut gambar-gambar otentik yang menampilkan
perbuatan kriminal, karena kemungkinan gambar-gambar itu hanyalah
gambar sintetik. Keberadaan foto-foto porno palsu dari para selebriti
memperlihatkan kemungkinan untuk menggunakan gambar-gambar
palsu untuk melakukan pemerasan atau mempermalukan siapapun
yang difoto atau difilmkan, meskipun ketika kasus-kasus itu menjadi
semakin lazim, pengaruhnya kemungkinan akan berkurang. Akhirnya,
generasi gambar-gambar yang sama sekali bersifat sintetik, yang tidak
merekam peristiwa-peristiwa yang sesungguhnya, menantang kritik-
kritik konvensional terhadap pornografi dan pornoaksi.
Hingga akhir 1990-an pornografi dan pornoaksi yang dihasilkan
melalui manipulasi digital belum dapat dihasilkan dengan murah. Pada
awal 2000-an kegiatan ini semakin berkembang, ketika perangkat lunak
untuk pembuatan model dan animasi semakin maju dan menghasilkan
kemampuan-kemampuan yang semakin tinggi pada komputer. Pada
tahun 2004, pornografi dan pornoaksi yang dihasilkan lewat komputer
gambarnya melibatkan anak-anak dan hubungan seks dengan tokoh
fiksi seperti misalnya Lara Croft sudah dihasilkan pada tingkat yang
terbatas. Terbitan playboy pada Oktober 2004 menampilkan foto-foto
telanjang dada dari tokoh permainan video BloodRayne.

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 133


d. Internet
Dengan munculnya internet, pornografi dan pornoaksi pun
semakin mudah didapat. Sebagian dari pengusaha wiraswasta internet
yang paling berhasil adalah mereka yang mengoperasikan situs-situs
porno di internet. Demikian pula foto-foto konvensional ataupun video
porno, sebagian situs hiburan permainan video ”interaktif”. Karena
sifatnya internasional, internet memberikan sarana yang mudah
kepada konsumen yang tinggal di negara-negara di mana keberadaan
pornografi dan pornoaksi dilarang sama sekali oleh hukum, atau
setidak-tidaknya mereka yang tidak perlu memperlihatkan bukti usia,
dapat dengan mudah mendapatkan bahan-bahan seperti itu dari
negara-negara lain di mana pornografi dan pornoaksi legal atau tidak
mengakibatkan tuntutan hukum. Lihat pornografi dan porno aksi
internet.
Biaya yang murah dalam penggandaan dan penyebaran data
digital meningkatkan terbentuknya kalangan pribadi orang-orang yang
tukar-menukar pornografi dan pornoaksi. Dengan munculnya aplikasi
berbagi file peer-to-peer seperti Kazaa, tukar-menukar pornografi dan
pornoaksi telah mencapai rekor yang baru. Pornografi dan pornoaksi
gratis tersedia secara besar-besaran dari para pengguna lainnya dan
tidak lagi terbatas pada kelompok-kelompok pribadi. Pornografi dan
pornoaksi gratis dalam jumlah besar di internet juga disebarkan dengan
tujuan-tujuan pemasaran, untuk menggalakkan para pelanggan yang
membeli program bayaran.
Sejak akhir tahun 1990-an, ”porno dari masyarakat untuk
masyarakat” tampaknya telah menjadi kecenderungan baru. Kamera
digital yang murah, perangkat lunak yang kian berdaya dan mudah
digunakan, serta akses yang mudah ke sumber-sumber bahan porno
telah memungkinkan pribadi-pribadi untuk membuat dan menyebarkan

134 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


bahan-bahan porno yang dibuat sendiri atau dimodifikasi dengan biaya
yang sangat murah dan bahkan gratis.”

F. Pornografi Dan Pornoaksi Dalam Perpektif Hukum Islam


Islam memberikan definisi yang jelas dan tidak mengambang
tentang pornoaksi, pornografi laki-laki dandan pornoaksi.
perempuan Berkaitan dalam agama dengan Islam pornografi
terdapat dan aturan
pornoaksi, laki-laki dan
pornoaksi, laki-laki dan perempuan dalam agama Islam terdapat perempuan dalam agama Islam terdapat aturan
tentang cara berpakaian dan kode tingkah laku yang Islami, yang
tentang
aturan tentang cara berpakaian cara berpakaian dan kode dantingkah kode tingkah laku yang laku Islami, yang Islami, yang
secara umum berlandasakan pada surah al-Nûr ayat 30-31 dan al-
secara
yang secara umumumum berlandasakan berlandasakan pada pada surah surah al-Nûral-Nûr ayat ayat 30-31 30-31 dan dan al-
al-Ahzâb Ahzâb 59 yaitu;
Ahzâb 5959 yaitu; yaitu;
ْ َ‫نَااََ ََََبَاُِّااََ ََُّْ َُااا ُّن ن َّْ ِليا ْان ُّيبُّعََ يِلا ْنُّْعََ َجَلَا ْع ُّه َِ ُّيا ْاَ ََ َ َُّعاي ُّه َِ َ َُّّاََ أَ ْدَْااأ أ‬ ُّ ََ ِْ ََُّ ْ‫اُ ِ ِلااز‬ ُّ ‫يَاأَيُّهَااا نَّبِيُّا‬
‫لَ ُّ َ َُّعايُّ ُّه َِل َ َُّّاََ لأَ ْدَْااألأَ ْ ل‬
َ َ‫لَُّْ َُااا ُّنلن َّْ ِليا ْان ُّيبُّعََ ليِلا ْنُّْعََ ل َجَلَا ْع ُّه َِل ُّيا ْا‬
َ ََ‫لَََبَاُِّاا‬ ُّ ََ ِْ ََ‫اُل ِلاازْ ُّل‬
َ ََ‫نَاا‬ ُّ ‫يَاأَيُّهَااالنَّبيُّا‬
‫ﷲِل َغ ِفِلورًن َر ُّحع ًيا‬ ِ َ ‫يِلع َْر ْفََ فَ َ ي ِْلن َ ْيََ ََ َكا‬
‫ورًنلر ُّحع ًيا ل‬
َ ‫لَ َكا َ لﷲِلل َغفِل‬ َ ََ‫يِلع َْر ْفََ لفَ َ لي ِْلن َ ْي‬
"Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
"Hai
“Hai Nabi Nabi katakanlah katakanlah kepada kepada isteri-isterimu, isteri-isterimu, anak-anak anak-anak
perempuanmudan
perempuanmu dan isteri-isteri
isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka
perempuanmu dan isteri-isteri orangorang mu'min: mu’min:
"Hendaklah “Hendaklah mereka
mengulurkan
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian
mengulurkan jilbabnyajilbabnya ke seluruhketubuh seluruh mereka". tubuhYang mereka”. demikian Yang
itu supaya
demikian itu supaya mereka mereka lebih mudah lebih untuk mudahdikenal, untuk dikenal, karena itu karena mereka
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
itu tidak
mereka tidak diganggu.Dan
diganggu.Dan Allah adalah Allah Maha adalahpengampun Maha pengampun lagi Maha
tidak diganggu.Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha
lagipenyayang."
Maha penyayang.”
penyayang."
Al Nûr 30-31
Al Nûr 30-31
Al Nûr 30-31
‫للﷲَلخَ ِيُّعرللَ َيال‬ ِ ِ ‫ِلََهِل ْمللل َ َََُّّ للأَ ِْ َكىَلَهِل ْمللإ‬ َ ‫للَيَحْ فَظِلونللفِلر‬ َ ‫ار ُّه ْم‬ َ ََ‫ِلزْ للَُّّ ِل َْل ِلي ْن ُّيْبُّعََ لليَ ِلغضُّ ونل ُّي َْلأ‬
ُّ ََ‫ْصأ‬
‫ﷲَ خَ ُّ ُّيعر َُّ َيا‬ ِ ُّ‫ِلََهِل ْم َ َََُّّ أَ ِْ َكىَلَ ُّهِل ْم إ‬ َ ‫ار ُّه ْم ََيَحْ فَظِلون فِلر‬ ُّ ‫ْص‬َ َْ ‫زْ ََُّّل ِلي ْن ُّيبُّعََ يَ ِلغضُّ ون ُّي‬
‫يَصْ بَعِلو َ ل‬
َ ‫يَصْ بَعِلو‬
“Katakanlah
“Katakanlahkepada kepadaorang oranglaki-laki laki-lakiyang yang beriman:
beriman: “Hendaklah
“Hendaklah
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah
mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya;
mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya;
mereka yang demikian menahan itu pandangannya
lebih suci bagi danmereka, memelihara Sesungguhnya kemaluannya; Allah
yang demikian itu lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah
yang Maha demikian
Mengetahui itu lebih apa yang suci mereka bagi mereka, perbuat”. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

‫ِلََه ِِلَ ََال يِل ْي ُّنيََ ِيبَتَه ِِلَ إُّال َيا‬ َ ‫ظََ ْفِلر‬ ْ َ‫ار ُّه َِ َيَحْ ف‬ ُّ ‫ْص‬َ ََ‫ت يَ ْغضِلضْ ََ ُّي َْ أ‬ ُّ ‫ََ ِلزْ َُّّ َْل ِلي ْن ُّيبَا‬
‫ِلََه ِِلَ ََال يِل ْي ُّن ُّيََ ُِّيبَتَه ِِلَ إُّال َيا‬ َ ‫ظََ فِلر‬ َ‫ار ُّه َ َِ ََيَحْ ف‬ َ ََ‫ت يَ ْغضِلضْ ََ ُّي َْ أ‬
ُّ ‫ْص‬ ُّ ‫ََ ِلزْ َُّّ َْل ِلي ْن ُّيبَا‬
َِ ‫ َُّّيِلعِلوََّتُّ ُّه َِ أََْ آََائُّ ُّه‬Pornografi,
‫َزيبَتَه ِِلَ إُّال‬Pornoaksi
‫ َِ ََال يِل ْي ُّنيب‬Antara ‫ ُّه َِ َجَلَأ‬Agama
‫ ِلَعِلوَ ُّه‬Problem ‫ َ ِلخ ِلير‬dan َََْ ‫ضْ ر‬ َ‫هَا ََ َّْع‬135
Sosial ‫ظَهَ َر ُّي ْب‬
َِ ‫ظهَ َر ُّي ْبهَا ََ َّْعَ ُّضْ ُّر َََُّْ َُّ ُّ ِلخ ِلي ُّر ُّه َِ َجَلَأ ُّ ِلَعِلوَُّ ُّه َِ ََال يِل ْيُّ ُّنيب َُّزيبَتَه ِِلَ إُّال َُّّيِلعِلو ََّتُّ ُّه َِ أََْ آََائُّ ُّه‬ َ
ُُّ‫أََْ آََا ُّن َِلعِلوََّتُّ ُّه َِ أََْ َأ َْبَائُّ ُّه َِ َأَْ أَ َْبَا ُّن َِلعِلوََّتُّ ُّه َِ أََْ ُّإ ْخ َونُّْ ُّه َِ أََْ ََبُُّ إُّ ْخ َونُّْ ُّه َِ أََْ ََب‬
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

‫لِيبَتَه ِِلَلإُّالل َيال‬ َ َ‫ِلََه ِِل‬


ُّ ََ‫للَالليِل ْي ُّني‬ ْ َ‫للَيَحْ ف‬
َ ‫ظََ للفِلر‬ َ َِ ‫ار ُّه‬ َ ََ‫تلليَ ْغضِلضْ ََ ل ُّي َْلأ‬
ُّ ‫ْص‬ ُّ ‫ََ ِلزْ للَُّّ َْل ِلي ْن ُّيبَا‬
‫للَالليِل ْي ُّنيب َُّزيبَتَه ِِلَللإُّالللَُّّيِلعِلوََّتُّ ُّه َِللأََْ لآََائُّ ُّه َِل‬
َ َِ ‫اللَ َّْعَضْل ُّر َََْ للَُّ ِلخ ِلي ُّر ُّه َِل َجَلَألل ِلَعِلوَُّ ُّه‬
َ َ‫ظَهَ َرلل ُّي ْبه‬
‫أََْ لآََا ُّنللَِلعِلوََّتُّ ُّه َِللأََْ لأَ َْبَائُّ ُّه َِلللأََْ لأَ َْبَا ُّنللَِلعِلوََّتُّ ُّه َِلأََْ لل ُّإ ْخ َونُّْ ُّه َِللأََْ لََبُُّللإُّ ْخ َونلُّْ ُّه َِللأََْ ل ََبُُّلل‬
‫َََل‬ ُّ َُّّ َْ‫تللأَ ْي َياِْله ِِلَلأََْ لنَّتِاَُّ ُّععََ ل َغع ُّْرلأِل‬
‫ُلنإلرْ ََ ُّةل ُّيَلنَّرِّ ََا ُّ ل‬ ْ ‫أَخَ َونُِّ ُّه َِللأََْ لُّْ َُائُّ ُّه َِلأََْ ل َيال َيَلَ َك‬

‫لَالليَضْ ُّر َََْ لَُّأَرْ ِلََلُّ ُّه َِلَُّّعِل ْعَلَ َمل َياي ِْلخفُّعََ ل ُّي َْل‬ ْ َ‫زلنَِّ ُّذيََ لََّ ْملي‬
ُّ ‫ظهَرِلَنل َجَلَألجَوْ َرن‬
َ ‫تلنَّبِّ َُا ُّن‬ ‫نَّطِّ ْف ُّل‬
ْ َ‫لَ ُّيععًالأَ ُّيه‬
)31‫ل‬:‫ل‬24/‫النَّ ِلي ْن ُّيبِلو َ لََّ َعَلِ ِلك ْملِِل ْف َُّلحِلو َ ل(نَّبور‬ ِ ََّ‫لَِِلوَِلونل ُّإ‬
َ ُّ‫ألﷲ‬ َ َِ ‫ُِّيبَتُّ ُّه‬

“Katakanlah kepadakepada
“Katakanlah perempuan yang beriman:
perempuan “Hendaklah
yang beriman: mereka
“Hendaklah
mereka
menahan menahan pandangannya
pandangannya dan memeliharadan memeliharadan
kemaluannya kemaluannya
janganlah
danmenampakkan
mereka janganlah mereka menampakkan
perhiasannya perhiasannya
kecuali kecuali (yang
(yang biasa)nampak
biasa)nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan
daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
kain kudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakkan
dadanya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ayah mereka atau
kepadaayah
suami mereka,
suami ayah
mereka mereka
atau atau ayahmereka
putera-putera suami mereka atau
atau putera-
putera-putera merekamereka
putera suami atau putera-putera suami mereka
atau saudara-saudara atau saudara-
laki-laki mereka
saudara laki-laki
atau mereka atau
putera-putera putera-putera
saudara saudara atau
laki-laki mereka laki-laki mereka
perempuan-
perempuan Islam atau Islam
atau perempuan-perempuan budak-budak yang mereka
atau budak-budak yangmiliki atau
mereka
milikipelayan-pelayan laki-lakilaki-laki
atau pelayan-pelayan mereka yang tidak
mereka memiliki
yang tidak keinginan
memiliki
(terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti aurat
keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti
perempuan. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
aurat perempuan. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah
diketahui
kamu perhiasan
sekalian yang
kepadamereka
Allah,sembunyikan.Dan bertaubatlah
hai orang-orang yang kamu
beriman supaya
sekalian kepada
kamu Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung”.
beruntung”.
Dari ayat diatas terlihat dengan jelas bahwa Islam menghubungkan
Darisosiomoral,
prilaku ayat diatas terlihat
ruang sakral dengan
dan ajaran jelaspakaian.
tentang bahwa 18
DuaIslam
poin
Al-Qur’an paling tidak
menghubungkan
18
menggunakan
prilaku tiga istilah
sosiomoral, untuksakral
ruang pakaiandan libâs, tsiyâb,
yaituajaran tentangdan
sarabîl. Kata libâs ditemukan sebanyak sepuluh kali, tsiyâb ditemukan sebanyak delapan
18
pakaian. Dua
kali, sedangkan poin
sarabîl yang sebanyak
ditemukan dapat diambil dariduateks
tiga kali dalam ayat. diatas
Kata libâsadalah:
merujuk
pada fungsi pakaian sebagai penutup. Sementara itu kata-kata tsiyâb ide dasar adanya
Pertama, konsep
pakaian adalah ghadhdh
untuk dipakai, yangal-bashâr menundukkan
terdapat dalam diri manusia yaitupandangan dan
tertutupnya aurata.
Lihat. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Palbagai Persoalan

Al-Qur'an paling tidak menggunakan tiga istilah untuk pakaian yaitu libâs, tsiyâb,
18

dan
136sarabîl.
Prof. Kata libâs
Dr. Dra. ditemukan BA.,
Hj.Istibsyaroh, SH., MAsepuluh kali, tsiyâb ditemukan sebanyak
sebanyak
delapan kali, sedangkan sarabîl ditemukan sebanyak tiga kali dalam dua ayat. Kata libâs
merujuk pada fungsi pakaian sebagai penutup. Sementara itu kata-kata tsiyâb ide dasar
yang dapat diambil dari teks diatas adalah: Pertama, konsep ghadhdh
al-bashâr menundukkan pandangan dan hifzh al-furûj menjaga atau
menutupi organ genital merupakan sesuatu yang sentral dalam kode
tersebut. Kedua, laki-laki disebut terlebih dahulu agar mematuhi
perintah-perintah ini yaitu mengendalikan tatapan mereka pada
wanita dan menekan hasrat mereka pada saat berinteraksi dengan
wanita yang bukan mahramnya. Selanjutnya dalam teks tersebut juga
memerintahkan hal yang sama pada wanita untuk menundukkan
pandangan mereka dan menyembunyikan genital mereka.
Dalam ayat tersebut signifikasi ajaran khusus yang disampaikan
dalam teks diatas terdapat pada konteks rasionalnya yang ditunjukkan
pada laki-laki dan perempuan.Dimana dalam hal ini konsep seksualitas
merupakan suatu aspek yang normatif baik dalam kehidupan biasa
dan dalam kehidupan religius.19Disitu dengan jelas tidak kontradiksi
antara menjadi makhluk religius sekaligus menjadi makhluk sosial.
Atau dalam pengertian lain mengakomodasi dua kualitas manusia yaitu
secara seksualitas dan religius sebagai suatu yang normatif sementara
disisi lain berusaha untuk memenuhi ideal tertinggi dari perilaku
sosiomoral.20
Aspek lainnya dalam ayat diatas adalah berkaitan dengan
konteks heteroseksualitas, privasi, dan erotisme.Dalam ayat tersebut
memerintahkan agar wanita untuk tidak menampakkan kecantikan dan
perhiasan mereka, kecuali dengan orang-orang yang telah sah untuk
berhubungan seksual dengannya suami, atau pada orang yang dilarang
untuk itu famili yang telah ditentukan, atau yang tidak mungkin untuk
itu.

Umat, [Bandung; Mizan, 2000], h. 155-156.


19
Fedwa El Guindi, Jilbab; Antara Kesalehan, Kesopanan Dan Perlawanan, [Jakarta; Serambi
Ilmu Semesta, 2003], h. 221.
20
Fedwa El Guindi, Jilbab; Antara Kesalehan, Kesopanan Dan Perlawanan, Ibid., h. 222.

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 137


Terkait hal tersebut kata-kata jilbab21 diatas merujuk pada pakaian
yang panjang dan longgar.Yaitu pakaian yang tidak menonjolkan
bentuk lekuk tubuh dari si pemakai.Dan pada perkembangan
selanjutnya, jilbab ini kemudian memiliki posisi yang penting yaitu
sebagai simbol identitas sekaligus resistensi.22Sementara itu istilah
jilbab diterjemahkan untuk wanita muslimah di Indonesia lebih umum
digunakan untuk corak pakaian Islam tertentu, walaupun maknanya
tidak konsisten ada yang mengatakan sebagai tutup kepala.23 Brenner
menemukan bahwa “pakaian ini sudah umum diketahui sebagai corak
baru pakaian Islam yang di Impor dari Timur Tengah dan dikenakan
oleh wanita muda sebagai kebalikan dari pakaian tradisional sarung,
kebaya, dan selendang kepala longgar yang dipakai oleh wanita tua di
Indonesia”.24
Hal yang terpenting dalam menyoroti tentang pornografi dan
pornoaksi dan menjadi intinya dalam dunia Islam adalah mengenai
konsep aurat.Dan inilah yang kemudian menjadi titik sentral dalam
pembahasan tentang pornografi dan pornoaksi dalam perspektif
Islam.Aurat berasal dari bahasa Arab yang secara literal berarti celah,
kekurangan, sesuatu yang memalukan atau sesuatu yang dipandang
buruk dari anggota tubuh manusia dan yang membuat malu jika
dipandang.25Dalam al-Qur’an lafal aurat disebut empat kali, dua kali
21
Kata “jilbab” yang secara leksikal diartikan sebagai “penutup” dalam arti menutupi” atau
menyembunyikan atau menyamarkan. Sebagai kata benda, kata ini digunakan untuk empat
ungkapan, Pertama, kain panjang yang dipakai wanita untuk menutup kepala, bahu dan
kadang-kadang muka; Kedua, rajutan panjang yang ditempelkan pada topi atau tutup kepala
wanita, yang dipakai untuk memperindah atau untuk menutupi kepala; Ketiga, bagian
tutup kepala yang melingkari wajah terus sampai kebahu, Keempat, secarik testil tipis yang
digantung untuk memisahkan atau menyembunyikan sesuatu yang ada di baliknya; sebuah
gorden.
22
Echols dan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Cet II, [Jakarta; Gramedia Pustaka, 1994], h.
692.
23
Lih. Kamus Indonesia Ingrris, [Cet ke-3], ed Echols dan Shadily, 1988, h. 24.
24
Brenner, Suzanne, Reconstructing Self and Society, Javanese Muslim Women and “The
Veil”, [Amirican Ethnologis, 1996], h. 97.
25
Muhammad bin Abi Bakar ar-Râzi, Muhtar ash-shilhah, [Homes, Al-Irsyad, 1989], h. 345,

138 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


buruk dari anggota tubuh manusia dan yang membuat malu jika
dipandang.25Dalam al-Qur'an lafal aurat disebut empat kali, dua kali
dalam bentuk
dalam tunggalmufrad
bentuk tunggal mufraddandan
duadua
kali dalam plural jama’.
bentukbentuk
kali dalam plural
Bentuk tunggal
jama'.Bentuk disebut
tunggal dalamdalam
disebut surahsurah
QS.al-Ahzâb 13; 13;
QS.al-Ahzâb

ِ ‫ب َلالل ِليقَاا ََلََّ ِلكا ْملفَاارْل َُّعِلونل ََليَُْاتَأْ ُّ ِلللفَ ُّرياٌل ُّيا ْبهِل ِلملنَّبِيُّا‬
‫ُليلَقِلوَِّلاو َ لإُّ ِ ل‬ َ ‫تلطَائُّفَةل ُّي ْبهِل ْمليَاأَ ْه َزليَ ْث ُّر‬
ْ ََّ‫ََإُّ ْ ل َا‬
‫لَ َيال ُّه َُلَُّعَوْ َر ٍةلإُّ ْ لي ُِّلرينِلَ َ لإُّ ِاللفُّ َرنرًن ل‬ َ ‫َِلعِلوَِبَالجَوْ َرة‬
“Dan ingatlah ketika segolongan di antara mereka berkata: “Hai
penduduk Yatsrib Madinah, tidak ada tempat bagimu, maka
"Dan ingatlah ketika segolongan di antara mereka berkata: "Hai
kembalilah kamu”. Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada
penduduk
Nabi untukYatsrib Madinah,
kembali pulang tidak ada berkata:”Sesungguhnya
dengan tempat bagimu, maka
kembalilah
rumah-rumahkamu".
kamiDan sebahagian
terbuka tidakdari
adamereka minta izinrumah-
penjaga”.Dan kepada
rumahuntuk
Nabi itu sekali-kali
kembalitidak terbuka,
pulang mereka
dengan tidak lain hanyalah
berkata:"Sesungguhnya
hendak lari.” kami terbuka tidak ada penjaga".Dan rumah-rumah
rumah-rumah
ituDan
sekali-kali tidak terbuka,
dalam bentuk mereka dalam
jamak disebut tidak lain
surathanyalah hendak
QS. an-Nûr 31
lari."
dan 58;

‫إُّالل َيالظَ لهَ َرلل‬Dan ‫يبَتَه ِِلَ ل‬dalam bentuk jamakْ َ‫ف‬disebut
ُّ ََ‫ظََ للفِلرِلَ ََه ِِلَ لل ََالليِل ْي ُّني‬
ِ‫ل‬ ْ‫ار ُّه َِ لل ََيَح‬ ُّ ‫ص‬
dalam
َ َْ َ‫ل ُّي َْ لأ‬surat
ََ ْ‫ضِلض‬QS. ‫ت لليَ ْغ‬ ُّ an-Nûr
‫زْ ل لَُّّ َْل ِلي ْن ُّيبَا‬31
‫ََ ِل‬
‫َْ لآََا ُّنلل‬dan
َ‫َ لأ‬ ‫ائُّ ُّله ِل‬58;
ََ‫ُّي ْبهَالل ََ َّْعَضْ ُّر َََْ للَُّ ِلخ ِلي ُّر ُّه َِ ل َجَلَألل ِلَعِلوَُّ ُّه َِ لل ََالليِل ْي ُّنيب َُّزيبَتَه ِِلَ للإُّالللَُّّيِل ِلعوََّتُّ ُّه َِ للأََْ لآ‬
‫َِل ِلعوََّتُّ ُّه َِللأََْ لأَ َْبَائُّ ُّه َِلللأََْ لأَ َْبَا ُّن للَِل ِلعوََّتُّ ُّه َِلأََْ للإُّ ْخ َونُّْ ُّه َِللأََْ لََبُُّللإُّ ْخ َونُّْ ُّه َِللأََْ للََبُُّللأَ َخ َونُِّ ُّه َِللأََْ ل‬
‫ظهَرِلَنل‬ ْ َ‫تللأَ ْي َياِْله ِِلَلأََْ لنَّتِاَُّ ُّععََ ل َغع ُّْرلأِلَْ َُُّّلن ُّإلرْ لََ ُّةل ُّيَلنَّ ِّر ََ ُّاَََلنَّطِّ ْف ُّزلنَِّ ُّذيََ لََّ ْملي‬ ْ ‫ُّْ َُائُّ ُّه َِلأََْ ل َيال َيَلَ َك‬
25
Muhammad
ِ ََّ‫ِِلوَِلونل ُّإ‬bin Abi Bakar ar-Râzi, Muhtar َ ash-shilhah, [Homes, Al-Irsyad,
‫عًالأَيُّهَال‬h.
1989], ‫ََ ُّيع‬345, ‫ألﷲُّل‬ Lihat pulaََ Ibrahim ‫لِيبَتُّ ُّه َِل‬
ُّ Anis ُّ‫ياي ِْلخف‬Al-Mu'jam
َْ ‫عََ ل ُّي‬dkk, َ ‫ ِلََلُّ ُّه َِلَُّّعِل ْعَلَ َمل‬alْ‫ر‬Wasith,
‫ضْ ُّر َََْ لَُّأ‬Juz
َ‫اللي‬II,
ََ ‫ ُّنل‬h.‫ َُا‬636. ُّ ‫َجَلَألجَوْ َرن‬
ِّ‫تلنَّب‬
‫ن َّْ ِلي ْن ُّيبِلو َ لََّ َعَلِ ِلك ْملِِل ْفَلحِلو َل‬
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:ُّ “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya;
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
Allah Maha Mengetahui
janganlah apa yang mereka
mereka menampakkan perbuat." kecuali yang
perhiasannya,
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
Lihat pula Ibrahim Anis dkk, Al-Mu’jam al Wasith, Juz II, h. 636.
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 139
nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
(biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan
kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau
budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-
anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
bertaubatlah kamu sekalian
mereka sembunyikan. Dankepada Allah, hai
bertaubatlah kamuorang-orang yang
sekalian kepada
beriman
Allah, supaya kamu beruntung
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung
SuratQS.
Surat QS.Nûr
Nûrayat
ayat58;
58;

ْ ‫لَنَِّ ُّذيََ لََّ ْمليَ ْيَلِل ِلغا‬


ٍ ‫ونلنَّ ِلحَلِلا َلمل ُّيا ْب ِلك ْملََا َ َ ل َيارِن‬
‫تل‬ ْ ‫يَاأَيُّهَالنَِّ ُّذيََ ل َنن َيبِلونلَُّّعَ ُْتَأْ ُّ ْْ ِلك ِلملنَِّ ُّذيََ ل َيَلَ َك‬
َ ‫تلأَ ْلي َياِْل ِللك ْم‬
ْ ‫لاا َ ُّة‬
‫لنَّ ُّع َشااا ُّنلََا َ ِل ل‬ َ ‫لَ ُّيا َْلََ ْعا ُّن‬ َ ‫َضاعِلو َ لَُّعَاااََ ِلك ْمل ُّيااََ لنَّظِ ُّهعا َر ُّة‬ َ ِ‫لَ ُّحااعََ ل‬ َ ‫ار‬ ْ ‫لاا َ ُّة‬
ُّ ‫لنَّفَوْ ا‬ َ ‫از‬ ُّ ‫ُّي ْاَل َ ْيا‬
ٍ ‫لَ َالل َجَلَ ْع ُّه ْمل ِلَبَاحلََ ْع َنه ِِلَلطَل ِونفِلو َ ل َجَلَ ْع ِلك ْمللََ ْلعضِلا ِلك ْمل َجَلَاألََع‬
‫ْاكل َكا َذَََُّّ ل‬ َ ‫تلََّ ِلك ْملََّع‬
َ ‫ْسل َجَلَ ْع ِلك ْم‬ ٍ ‫جَوْ َرن‬
‫عم ل‬
‫لح ُّك ل‬ ِ َ‫ل‬
َ ‫ﷲِلل َجَلُّعم‬ َ ‫ت‬ُّ ‫لنْليَا‬ ِ ‫يِليَعَِِّل‬
ْ ‫لﷲِللََّ ِلك ِلم‬

"Hai orang-orang
“Hai yang
orang-orang beriman,
yang hendaklah
beriman, budak-budak
hendaklah lelakilelaki
budak-budak dan
dan wanita
wanita yang kamu
yang kamu miliki,
miliki, dan dan orang-orang
orang-orang yangyang belumbalig
belum baligdidi
antara
antara kamu,
kamu, meminta
meminta izinizin kepada
kepada kamutiga
kamu tigakali
kalidalam
dalamsatu
satuhari
hari
yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan
yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan
pakaian luarmu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’.
pakaian luarmu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'.Itulah
Itulah tiga `aurat bagi kamu.Tidak ada dosa atasmu dan tidak pula
tigaatas
`aurat bagi selain
mereka kamu.Tidak adawaktu
dari tiga dosa itu.
atasmu dan melayani
Mereka tidak pulakamu,
atas
mereka selain kamu
sebahagian dari ada
tiga keperluan
waktu itu. Mereka
kepada melayani
sebahagian kamu,
yang lain.
Demikianlah
sebahagian kamuAllah
adamenjelaskan ayat-ayatsebahagian
keperluan kepada bagi kamu.Dan
yang Allah
lain.
Maha Mengetahui
Demikianlah lagi Maha Bijaksana.”
Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu.Dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

140Kata aurat
Prof. Dr. dalam surah
Dra. Hj.Istibsyaroh, al-Ahzâb
BA., SH., MA ayat 1326 diartikan oleh
mayoritas ulama' tafsir dengan celah yang terbuka terhadap musuh,
Kata aurat dalam surah al-Ahzâb ayat 1326 diartikan oleh
mayoritas ulama’ tafsir dengan celah yang terbuka terhadap musuh,
atau celah yang memungkinkan orang lain untuk menyerang.27
Sedangkan aurat dalam surah an-Nûr 31 dan 58 diartikan sebagai
sesuatu anggota tubuh manusia yang membuat malu jika dipandang,
atau dipandang buruk untuk diperlihatkan.28
Untuk itu syariat Islam mewajibkan perempuan agar menutup
auratal-sitr dan melarang al-tabarruj dan memperlihatakan perhisan
di depan laki-laki yang bukan mahram. Sebagaimana menutup aurat
merupakan kewajiban yang dikhususkan bagi perempuan, maka
juga dijadikan perilaku menundukkan pandangan sebagai tanggung
jawab kolektif diantara perempuan dan laki-laki.Namun tanggung
jawab laki-laki dalam menutup aurat lebih kecil daripada tanggung
jawab perempuan.Sementara itu tanggung jawab laki-laki dalam
menundukkan pandangan lebih besar daripada tanggung jawab
perempuan.
Manusia sebagaimana dibuktikan oleh fakta sejarah, terlebih
dahulu untuk mencari pakaian untuk menutup aurat dan tubuh.
Kemudian ia mengambil peralatan untuk berhias setelah melampaui
masa yang panjang dalam peradabannya terutama di lingkungan
masyarakat moderen-matrealistik yang mengarahkan pakaian
perempuan pada tujuan lain hingga menjadikan senjata yang dapat
merobohkan pagar-pagar kehidupan dan kesopanan.

26
Ayat tersebut berbicara mengenai beberapa orang yang enggan meninggalkan tempat
tinggal untuk berperang, karena merasa tempat tinggalmereka tidak aman untuk ditinggalkan.
Kata mereka adalah celah [aurat] yang memungkinkan musuh untuk menyerang orang-
orang yang tinggal ditempat itu, sehingga mereka untuk tinggal disitu untuk menjaga celah
tersebut, sehingga mereka perlu tinggal disitu untuk menjaga celah itu dan tidak perlu pergi
berperang.
27
Al-Quthubi, Al-Jami’li-ahkâm al-Qur’ân, [Bairut; Dar al-Kutub al-”Ilmiyah, 1993], Juz XIV,
h. 97-98.
28
Lihat, Al-Quthubi, Al-Jami’li-ahkâm al-Qur’ân, Juz XII, h. 157 dan 201.

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 141


Berpakaian memiliki dua fungsi dalam kehidupan manusia yaitu,
aurat dan memiliki
menutupBerpakaian sebagai dua
perhiasan.Al-Qur'an telah menunjukkan
fungsi dalam kehidupan manusia yaitu,
arti pentingaurat
menutup dalam berpakaian
dan sebagai dalam mewujudkan
perhiasan.Al-Qur’an dua fungsi
telah menunjukkan
arti pentingitu
tersebut.Hal dalam berpakaian
dapat dalam
kita temukan mewujudkan
dalam duaQS.
teks surah fungsi tersebut.
Thahâ ayat
Hal itu dapat kita temukan dalam teks surah QS. Thahâ ayat 118;
118;

َ َ‫إ ِ لََََّ لأَ ِاللَِوِلوعَلفُّعه‬


‫الَ َاللَِع َْرى ل‬
“Sesungguhnyakamu
"Sesungguhnya kamutidak
tidakakan
akankelaparan
kelaparandididalamnya
dalamnyadan
dantidak
tidak
akan telanjang”.
akan telanjang".
Menutup aurat dan memperlihatkan aurat memilki sisi
Menutup aurat dan memperlihatkan aurat memilki sisi psikologis
psikologis yang mempengaruhi kepribadian laki-laki yang memandang
yang mempengaruhi kepribadian laki-laki yang memandang dan
dan perempuan yang dipandang.Dengan menutup aurat dapat
perempuan
menumbuhkan yangkondisi
dipandang.Dengan aurat aspek-
menutup diantara
yang harmonis keselarasan dapat
menumbuhkan kondisi yang harmonis
aspek kepribadian.Sementara keselarasan
itu, al-tabrruj adalahdiantara aspek-
keadaan yang
disertai
aspek berbagai gejala prilakuitu,
kepribadian.Sementara neurosis al-sulûk
yangal-tabrruj adalah al’ishãbî.
keadaan 29yang
disertai berbagai gejala
Sementara prilaku yang
itu menutup neurosis
tubuh al-sulûk
perempuan al'ishãbî.
Muslim bukan29
hanya
merupakan gerakan eksoteris yang tidak bermakna. Melainkan, pada
Sementara itu menutup tubuh perempuan Muslim bukan hanya
hakikatnya adalah simbol kecintaan batin pada kesucian dan wujud
merupakan gerakan eksoteris yang tidak bermakna. Melainkan, pada
kemampuan perempuan-perempuan Muslimah untuk mengendalikan
hakikatnya adalah simbol
diri dan menguasai kecintaan
sejumlah batin
motif padaberkaitan
yang kesucian dengan
dan wujud
seks
kemampuan
pornografi perempuan-perempuan Muslimah
dan pornoaksi, perhatian untuk mengendalikan
diri sendiri, bentuk-bentuk
diri dan menguasai
pornografi sejumlah
dan pornoaksi, motif yang
erotisme, berkaitan
pornoaksi, dengan secara
dan berhias seks
berlebihan.dan pornoaksi, perhatian diri sendiri, bentuk-bentuk
pornografi
Aturan
pornografi dan ini menghasilkan
pornoaksi, dampak
erotisme, positif dan
pornoaksi, yangberhias
pada akhirnya
secara
ditujukan untuk kebaikan proses adaptasi perempuan Muslim
berlebihan.
dengan dirinya, seperti menambah keyakinan diri sendiri, berusaha
mendapatkan kehormatan dari orang lain, dan menghindarkan dari
pandangan laki-laki seperti pada perempuaan yang tidak menutup
29
Yusuf Madan, Sex Edication Teens; Pendidikan Sex Remaja Dalam Islam,
[Jakarta; Hikmah, 2004], h. 103.
Yusuf Madan, Sex Edication Teens; Pendidikan Sex Remaja Dalam Islam, [Jakarta; Hikmah,
29

2004], h. 103.

142 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


aurat.30 Sebuah pengendalian diri yang diperoleh dari menutup aurat
dapat membuahkan kemampuan menghindar dari "pergualatan tajam"
dari kelebihan
aurat. 30
Sebuah sahwat yang diri
pengendalian berbahaya dan "pranata
yang diperoleh nilai" aurat
dari menutup yang
dapat nilai
menata membuahkan
kepribadiankemampuan menghindar
dan prilaku kaum dari31 “pergualatan
perempuan.
tajam” dari kelebihan sahwat yang berbahaya dan “pranata nilai” yang
Syariat menuntut perempuan secara keseluruhan dan secara
menata nilai kepribadian dan prilaku kaum perempuan.31
khusus perempuan muslim agar menjaga kesucian diri diatas segala-
Syariat menuntut perempuan secara keseluruhan dan secara
galanya. Syariat menuntut untuk mengekspresikan dalam perilaku lahir
khusus perempuan muslim agar menjaga kesucian diri diatas segala-
dengan
galanya.menutup tubuh, carauntuk
Syariat menuntut berbicara, berjalan, dandalam
mengekspresikan isyaratperilaku
secara
umum. Apalahmenutup
lahir dengan arti sepotong
tubuh,kain
caraapabila bertentangan
berbicara, dengan
berjalan, dan al-
isyarat
secara Q.S.
Qur'an umum. Apalah32;
al Ahzâb arti sepotong kain apabila bertentangan dengan
al-Qur’an Q.S. al Ahzâb 32;

‫ل‬ ‫ار‬ ْ َ‫ااَّقَوْ ُّللفَع‬


َ ‫ط َيا ََلنَِّا ُّذفلفُّاُل َ َْليُّا ُِّل َي‬ ‫ض ْعََ لَُّ ْل‬
َ ‫يَاُّْ َُا َنلنَّبِيُّ ُِّلََّ ُْتِل َِل َكأ َ َح ٍنل ُّيََ لنَّبِّ َُا ُّنلإُّ ُّ لنِِقَ ْعتِل َِلفلَ َ لِ َْخل‬
‫ََ ِل َْلََ ل َوْ ًالل َي ْعرِلَفًا ل‬
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang
lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam
"Hai isteri-isteri
berbicara Nabi,berkeinginanlah
sehingga kamu sekalian tidaklah sepertiada
orang yang wanita yang
penyakit
lain,
dalam jika kamu dan
hatinya, bertakwa. Makaperkataan
ucapkanlah janganlahyang
kamu tunduk dalam
baik.”

Menutup aurat jika dikaitkan dengan kebebasan dalam


berekspresi aurat bukanlah penghalang untuk berkreatifitas, karena
Islam 30menghargai
Majalah "Affaf, kebebasan
Edisi 32, Tahunseseorang untuk
ke-3, Bulan Mei, 1990.berekspresi, namun
dalam31koridor syariat. Islam juga mengakui bahwa setiap manusia
Majalah "Affaf,Ibid.,

memiliki naluri seksual, namun mengarahkannya supaya disalurkan


dalam cara-cara sesuai syariat. Islam sebagai mabda’ ideologi memiliki
cara-cara yang khas, untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
manusia tanpa menelantarkan kebutuhannya yang lain, dan juga tanpa
mengabaikan kebutuhan manusia lainnya dalam masyarakat.
Oleh karena itu, Islam tidak sekadar menetapkan agar tak ada

Majalah “Affaf, Edisi 32, Tahun ke-3, Bulan Mei, 1990.


30

Majalah “Affaf,Ibid.,
31

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 143


seorang pun dalam wilayah Islam yang mengumbar aurat, kecuali
dalam hal-hal yang dibenarkan syariat; namun Islam juga memberikan
satu perangkat agar ekonomi berjalan dengan benar, sehingga tak
perlu ada orang yang harus mencari nafkah dalam bisnis pornografi
dan pornoaksi atau pornoaksi. Islam juga memberikan tuntunan
hidup dan aturan bermasyarakat yang akan menjaga agar setiap orang
memahami tujuan hidup yang sahih serta tolok ukur kebahagiaan
yang hakiki sehingga demand permintaan pada bisnis pornografi dan
pornoaksi pun akan merosot tajam.
Bagaimanapun, setiap bisnis hanya akan berputar kalau ada
supply penawaran dan demand permintaan. Karena itu, keduanya harus
dihancurkan. Untuk itu kerja dakwah dan pemerintah mendidik umat
untuk berpola sikap dan perilaku Islami. Media massa akan diarahkan
agar tidak lagi memprovokasi umat dengan stimulasi-stimulasi yang
merangsang kebutuhan pornografi dan pornoaksi atau pornoaksi.
Demikian juga keberadaan berbagai sarana hiburan yang selama ini
menjadi ajang pertemuan pelaku kemaksiatan akan dibersihkan, tanpa
harus merusak fisiknya.
Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan, setelah negara
mengatasi masalah di sisi supply penawaran dengan perbaikan
pendidikan dan ekonomi, kemudian mengatasi masalah di sisi demand
permintaan dengan menghilangkan ”para provokator”-nya, tetap ada
yang nekad melanggar hukum, maka negara tak akan ragu-ragu lagi
menerapkan sanksi represif. Hukuman jilid atau rajam akan diterapkan
kepada pezina. Hukuman ta’zir akan diterapkan bagi para pengelola
dan pendukung bisnis ini.
Secara spesifik berikut beberapa pendapat dari para mufasir
mengenai aurat perempuan terkait dengan pandangan pornografi dan
pornoaksi yang terkait dengan Surrat an-Nur 30-31;

144 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


Secara fiqih, menyaksikan secara langsung aurat seseorang
yang bukan haknya pornoaksi, pornografi dan pornoaksi adalah
haram, kecuali untuk tujuan yang dibolehkan oleh syara’, misalnya
memberi pertolongan medis. Ini akan berlaku juga pada para pembuat
pornografi dan pornoaksi kamerawan, pengarah gaya, sutradara, dan
lain sebagainya. Sedangkan menurut definisi agama Islam, segala
sesuatu yang mengakibatkan seseorang cenderung melakukan
perbuatan asusila fakhisyah adalah berdosa.Sebagaimana disebutkan
dalam QS. Al-Isra’ 32:
َ ً‫اح َشة‬
‫لَ َسا َنل َسيُّع ً ل ل‬ ُّ َ‫ِلونلنَّزَْالإُِِِّْلل َكا َ لف‬
ِّ َ‫ََ َاللَِ ْق َر‬

“Dan
"Dan janganlah
janganlah kamukamu mendekati
mendekati zina, sesungguhnya
zina, sesungguhnya zina itu zina itu
adalah
adalah suatu
suatu perbuatanyang
perbuatanyang keji dan
keji dan suatusuatu
jalanjalan
yangyang buruk”
buruk"
Pornografi dan pornoaksi dianggap mendekati perbuatan zina
Pornografi dan pornoaksi dianggap mendekati perbuatan zina
sehingga harus dilarang, dan jika dilakukan maka pelakunya harus
sehingga harus dilarang, dan jika dilakukan maka pelakunya harus
bertobat karena dianggap berdosa.Apalagi sampai berbuat zina maka
bertobat karena
dianggap telahdianggap berdosa.Apalagi
melakukan dosa besar.Jikasampai berbuat
pelakunya zina
masih maka
bujangan
dianggap telah dicambuk
maka harus melakukansebanyak
dosa besar.Jika
seratus pelakunya
kali mi’atamasih
jaldah,bujangan
dan jika
maka harus dalam
pelakunya dicambuk sebanyak
status sudah menikah makami'ata
seratus kali harusjaldah,
dihukum dan jika
dengan
dilempar dalam
pelakunya batu sampai
status meninggal rajam.maka
sudah menikah
32
harus dihukum dengan
dilemparMenurut
batu sampai Islam rajam.
meninggal
hukum 32
seperti yang telah difatwakan oleh
Majelis Ulama Indonesia no 287 tahun 2001 tentang pornografi dan
Menurut hukum Islam seperti yang telah difatwakan oleh
pornoaksi tanggal 22 Agustus 2001, yaitu berdasarkan surah Âl-Isra’
Majelis Ulama Indonesia no 287 tahun 2001 tentang pornografi dan
kita dilarang mendekati zina dan an-Nûr 30-31 yang mengatur tentang
pornoaksi tanggal
cara bergaul 33 22 Agustus
, memelihara 2001, yaitudan
kehormatan, berdasarkan surah
batas aurat Âl-Isra'
al-Ahzâb ayat
kita
59dilarang mendekati
yang mengatur zina dan
tentang an-Nûr
aurat kaum30-31 yang mengatur
perempuan Mu’minah tentang
34
, dan
al-Maidah
cara bergaul33ayat 2 tentangkehormatan,
, memelihara kewajiban saling tolong
dan batas menolong
aurat al-Ahzâbdalam
ayat
5932 yang mengatur tentang aurat kaum perempuan Mu'minah34, dan al-
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, [Bandung; Sinar Baru, 1990], h. 402
Maidah
33
Fatwa ayat
Majelis2Ulama
tentang kewajiban
Indonesia no 287 tahunsaling tolong Pornografi
2001 Tentang menolong dalam
dan Pornoaksi
tanggal 22 Agustus 2001 atau Jumadil Akhir 1422 Hijriyah, h. 2.
mengerjakan
34
kebaikan
Fatwa Majelis Ulama danno takwa
Indonesia 287 tahundan
2001,larangan
Ibid., h. 4. melakukan tolong

menolong dalam melakukan dosa dan pelanggaran, maka batasan


Pornografi,
pornografi dan pornoaksi menurut Pornoaksi
hukumAntara Problem
Islam telah Agama . Sosial 145
jelas35dan
mengerjakan kebaikan dan takwa dan larangan melakukan tolong
menolong dalam melakukan dosa dan pelanggaran, maka batasan
pornografi dan pornoaksi menurut hukum Islam telah jelas35.
Sementara itu, sebuah benda dengan muatan pornografi dan
pornoaksi dihukumi sebagai benda yaitu mubah.36Namun demikian,
kemubahan ini bisa berubah menjadi haram ketika benda wasilah
itu dipastikan dapat menjerumuskan pada tindakan keharaman.
Sebab, kaidah “ushul fiqih” yang mu’tabar menyebutkan: “Sarana
yang menjerumuskan pada tindakan keharaman adalah haram”.
Karena itu, kemubahan ini juga tidak berlaku untuk penyebarluasan
dan propaganda pornografi dan pornoaksi atau pornoaksi yang akan
memiliki dampak serius di masyarakat. Seseorang yang dihadapkan
pada suatu media porno, misalnya, memang dipandang belum
melakukan aktivitas haram karena media sebagai benda adalah
mubah.Akan tetapi, bila orang itu ikut dalam usaha membuat dan atau
menyebarluaskan media porno, maka menurut syariat, dia dianggap
telah melakukan aktivitas yang haram.
Mengenai batasan aurat menurut pandangan ulama’ Fiqh dapat
disimpulkan pada:
Pertama, Bahwa perempuan hanya diperkenankan membuka
wajah dan kedua pergelangan tangan, kecuali dalam keadaan
diperlukan Abu Hanifah memperkenankan kedua lengan tangan dan
kedua setengah betis kaki dibiarkan terbuka.
Kedua, alasan utama penutupan tubuh perempuan adalah
untuk menghindari gangguan fitnah dan malapetaka dharar yang
menempa diri perempuan, dan alasan utama beberapa anggota tubuh
dibiarkan terbuka adalah alasan keterpaksaan darurah atau keperluan
hujjah.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia no 287 tahun 2001,Ibid., h. 5.
35

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Ibid,. h. 404


36

146 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


Dengan demikian, berdasarkan berbagai nash dan dan kaidah
ushul fiqih secara umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada
tahun 2001 mengeluarkan fatwa tentang pornografi dan pornoaksi
menetapkan beberapa hal sebagai berikut;
1. Menggambarkan secara langsung atau tidak langsung, tingkah
laku secara erotis, baik dengan lukisan gambar, tulisan reklame,
suara, maupun ucapan baik melalui media cetak maupun
elektronik yang dapat membangkitkan nafsu birahi adalah
haram.
2. Membiarkan aurat terbuka dan atau berpakaian ketat atau
tembus pandang dengan maksud untuk diambil gambarnya,
baik untuk dicetak maupun divisualisasikan adalah haram.
3. Melakukan pengambilan gambar sebagaimana angka 2 adalah
haram.
4. Melakukan hubungan seksual atau adegan seksual didepan
orang, melakukan gambar hubungan seksual, baik terhadap
diri sendiri ataupun orang lain dan melihat hubungan seksual
ataupun adegan seksual adalah haram.
5. Memperbanyak, mengedarkan, menjual, membeli dan melihat
atau memperlihatkan gambar orang, baik cetak atau visual,
yang terbuka auratnya atau berpakaian ketat atau tembus
pandang yang dapat membangkitkan nafsu birahi, atau gambar
hubungan seksual atau adegan seksual adalah haram.
6. Berbuat intim atau berdua-duaan khalwat antara laki-laki dan
perempuan yang bukan mahram-nya dan perbuatan sejenis
lainhya yang mendekati dan atau mendorong melakukan
hubungan seksual diluar pernikahan adalah haram.
7. Memperlihatkan aurat, yakni bagian tubuh antara pusar dan

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 147


lutut bagi laki-laki dan bagian tubuh selain muka, telapak tangan
dan telapak kaki bagi perempuan adalah haram kecuali dalam
hal-hal yang dibenarkan secara syar’i.
8. Memakai pakaian tembus pandang atau ketat yang dapat
memperlihatkan lekuk tubuh adalah haram.
9. Melakukan suatu perbuatan dan atau suatu ucapan yang dapat
mendorong terjadinya hubungan seksual diluar pernikahan
atau perbuatan sebagaimana dimaksud angka 6 adalah haram.
10. Membantu dengan segala bentuknya dan atau membiarkan
tanpa pengingkaran perbuatan-perbuatan yang diharamkan
diatas adalah haram.
11. Memperoleh uang, manfaat, dan atau fasilitas dari perbuatan-
perbuatan yang diharamkan diatas adalah haram.[]

G. Pornografi Dan Pornoaksi Dalam Kehidupan Masyarakat


Global
Status hukum pornografi dan pornoaksi sangat berbeda-
beda. Kebanyakan negara mengizinkan paling kurang salah satu
bentuk pornografi dan pornoaksi. Di beberapa negara, pornografi
dan pornoaksi ringan dianggap tidak terlalu mengganggu hingga
dapat dijual di toko-toko umum atau disajikan di televisi. Sebaliknya,
pornografi dan pornoaksi berat biasanya diatur ketat. Pornografi dan
pornoaksi anak dianggap melanggar hukum di kebanyakan negara, dan
pada umumnya negara-negara mempunyai pembatasan menyangkut
pornografi dan pornoaksi yang melibatkan kekerasan atau binatang.
Sebagian orang, termasuk produser pornografi dan pornoaksi
Larry Flynt dan penulis Salman Rushdie, mengatakan bahwa pornografi
dan pornoaksi itu penting bagi kebebasan dan bahwa suatu masyarakat

148 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


yang bebas dan beradab harus dinilai dari seberapa jauh mereka
bersedia menerima pornografi dan pornoaksi.
Kebanyakan negara berusaha membatasi akses anak-anak di
bawah umur terhadap bahan-bahan porno berat, misalnya dengan
membatasi ketersediaannya hanya pada toko buku dewasa, hanya
melalui pesanan lewat pos, lewat saluran-saluran televisi yang dapat
dibatasi orangtua, dll. Biasanya toko-toko porno membatasi usia
orang-orang yang masuk ke situ, atau kadang-kadang barang-barang
yang disajikan ditutupi sebagian atau sama sekali tidak terpampang.
Yang lebih lazim lagi, penyebaran pornografi dan pornoaksi kepada
anak-anak di bawah umur dianggap melanggar hukum. Namun banyak
dari usaha-usaha ini ternyata tidak mampu membatasi ketersediaan
pornografi dan pornoaksi karena akses yang cukup terbuka terhadap
pornografi dan pornoaksi internet.
Berikut ini status dan pemberlakuan pornografi dan pornoaksi
diberbagai negara-negara dibelahan Dunia:
1. Amerika Serikat: Bahan-bahan porno berat legal pada
tingkat Federal kecuali bila memenuhi uji Miller tentang
ketidakpantasan, yang sangat jarang. Pornografi dan porno aksi
anak yang menyajikan gambaran tentang anak-anak yang benar-
benar terlibat dalam tindakan-tindakan seks atau yang berpose
dalam penampilan yang porno adalah kejahatan. Tuntutan
terhadap pornografi dan pornoaksi maupun toleransinya sangat
berbeda-beda dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya
dan dari kota ke kota. Materi-materi/tindakan-tindakan tertentu
dikeluarkan sendiri dari bahan porno biasa. Bahan-bahan porno
tidak boleh diberikan kepada orang yang berusia kurang dari
18 tahun atau di beberapa daerah, 21 tahun. Beberapa upaya
untuk membatasi pornografi dan pornoaksi di internet telah

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 149


dibatalkan oleh pengadilan; lihat: Pornografi dan pornoaksi
internet.
2. Australia: Peraturan diperketat di bawah pemerintahan John
Howard, namun pornografi dan pornoaksi masih cukup mudah
diperoleh. Lihat Sensor di Australia. Bahan-bahan porno dapat
dibeli dan disewa di Northern Territory dan ACT, dan tidak
boleh mengandung kekerasan, menyalahgunakan anak atau
menampilkan gambaran yang merendahkan martabat. Berbagai
negara bagian mempunyai undang-undang tentang pornografi
dan pornoaksi, tetapi dengan catatan bahwa ada banyak toko
dewasa di masing-masing negara bagian dan wilayah yang boleh
menjual atau menyewakan bahan-bahan yang bersifat porno.
Secara teknis menjual bahan-bahan porno ilegal di Queensland,
tetapi memilikinya tidak dianggap ilegal.
3. Belanda: Undang-undang yang sangat liberal. Dijual secara
terbuka di tempat-tempat penjualan koran dan majalah.
Bestiality dinyatakan ilegal setelah dikeluarkannya undang-
undang kesejahteraan binatang yang baru.
4. Brasil: Pornografi dan pornoaksi anak adalah kejahatan.
Pornografi dan pornoaksi biasa tidak termasuk hubungan seksual
dengan binatang legal. Para aktor laki-laki di film-film lokal harus
mengenakan kondom dalam adegan-adegan penetrasi. Semua
pemain harus berusia minimum 18 tahun. Bila dijual di tempat-
tempat umum, majalah dan sampul DVD yang menampilkan
alat kelamin harus disembunyikan dari pemandangan umum.
Bahan pornografi dan pornoaksi manapun hanya boleh dijual
kepada orang yang berusia minimal 18 tahun.
5. Kolombia:Pornografi dan pornoaksi anak dilarang di bawah
konstitusi baru. Pemasarannya diatur dengan ketat. Kebanyakan

150 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


bahan dijual di pasar gelap. Bogota mempunyai sekurang-
kurangnya 300 tempat di mana pornografi dan pornoaksi porno
berat dapat diperoleh secara legal.
6. Malaysia: Ilegal, namun penegakan hukum sangat lemah.
7. Singapura: Ilegal, termasuk penerbitan ringan seperti Playboy.
8. Turki: ilegal,menjual buku-buku tentang pornografi kepada
anak-anak di bawah 18 tahun.

1. Pandangan KUHP
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana memang tidak
ditemukan pasal-pasal yang secara tegas mengatur masalah pornografi
dan pornoaksi ini. Namun demikian bukan berarti sama sekali tidak ada
pasal-pasal yang dapat digunakan untuk menjerat pelaku pornografi
dan pornoaksi ini. Sebagai contoh dapat digunakan pasal 533 KUHP
yang selama ini dikenal dengan pasal pelanggaran kesopanan.
Meskipun pada pasal tersebut yang menjadi ukurannya
adalah kesopanan, maka secara umum pornografi dan pornoaksi
yang ditunjukkan di depan umum maupun pornoaksi di depan publik
merupakan pelanggaran kesopanan bagi bagian terbesar masyarakat
Indonesia yang religius.
Atas dasar analisa yang demikian maka sebenarnya pasal 533
KUHP ini sudah dapat dijadikan jerat hukum menindak pelaku pornografi
dan pornoaksi. Sayangnya belum semua Hakim memiliki keberanian
moral untuk memposisikan pasal tersebut untuk menghukum pelaku
pornografi dan pornoaksi sehingga mereka seolah-olah mendapat
kebebasan menebar pornografi dan pornoaksi ini di tengah-tengah
masyarakat.
Kita dapat merasakan akibat menjamurnya pornografi dan
pornoaksi ini, contoh: Menjamurnya keyboard porno, maka yang

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 151


menjadi sasarannya adalah moral bangsa. Tidak hanya para remaja
tetapi juga para orang tua sudah banyak yang menjadi korban
kerusakan moral. Bukankah sudah sering kita baca berita seorang
ayah tega memperkosa putri kandungnya, seorang kakek mencabuli
cucunya yang masih balita, dan lain-lain lagi. Kalau ditelusuri maka
faktor penyebab utamanya adalah karena sudah terlalu menjamur dan
merajalela pornografi dan pornoaksi.
Sementara kita tidak memiliki keberanian menjerat dan
menghukum pelaku pornografi dan pornoaksi, semata-mata karena
tidak adanya pasal-pasal yang secara tegas mengatur tentang hal
itu. Sebenarnya kita tidak harus terpaku dengan bunyi suatu pasal
perundang-undangan yang mengakibatkan kekakuan dalam penerapan
hukum. Hakim secara moral diberi kewenangan untuk berijtihad
mengembangkan dan menginterpertasi peraturan perundang-
undangan atau dalil hukum guna menegakkan keadilan.
Bahkan dalam keyakinan Islam, andaikata seorang hakim
tersalah dalam ijtihadnya, ia masih berhak untuk mendapatkan satu
pahala. Sehingga dengan demikian meskipun pasal-pasal KUHP tidak
secara tegas menyebutkan kejahatan atau pelanggaran pornografi
dan pornoaksi, maka pelaku pornografi dan pornoaksi ini masih dapat
dijerat dengan alasan pelanggaran tentang kesopanan.
Disamping kita harus memiliki keberanian berijtihad
sebagaimana dikemukakan di atas, kita juga dituntut mereformasi
sanksi hukum yang terlalu ringan untuk pelanggaran kesopanan ini
yakni hukuman kurungan selama-lamanya dua bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp. 3.000,-.
Sanksi hukum yang demikian terlalu ringan bagi pelaku
pornografi dan pornoaksi yang telah menghancurkan moral masyarakat
dan bangsa sedemikian dahsyat. Dalam hal ini Hakim tidak salah

152 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


menempuh “contra legen” tentunya dengan pertimbangan hukum
yang akurat guna menjatuhkan sanksi hukum yang benar-benar
memenuhi rasa keadilan. Tanpa adanya keberanian kita melakukan
terobosan-terobosan seperti ini, maka Indonesia baru yang kita cita-
citakan bersama hanya merupakan utopia, atau bagaikan fatamorgana
di tengah-tengah kegersangan padang pasir.
2.Dalam UU No 44 tahun 2008 tentang Pornografi,ketentuan pidana
pasal 29 berbunyi:
Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak,
menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor,
mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau
menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan / atau pidana denda paling sedikit
Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 6.000.000.000 (enam miliar rupiah).
Kemudian pasal 38 berbunyi:
Setiap orang yang mengajak, membujuk, memanfaatkan,
membiarkan, menyalahgunakan kekuasaaan, atau memaksa anak
dalam menggunakan produk atau jasa pornografi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 12 dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan / atau
pidana denda paling sedikit Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp. 3.000.000.000 (tiga miliar rupiah).
Dengan ketentuan pidana dalam UU no 44 tentang
Pornografi,aparat penegak hukum diharuskan menegakkan pasal
tersebut, agar pornografi, pornoaksi berkurang di Negara Indonesia.

Pornografi, Pornoaksi Antara Problem Agama dan Sosial 153


E. Penutup
Kesadaran keluarga dalam membentengi anggota keluarganya
terutama anak-anak dan remaja dari bahaya pornografi maupun
pornoaksi sangatlah penting sekaligus menjadi bagian dari pilar
ketahanan keluarga. Semoga keluarga Indonesia terbebas dari dari
bahaya pornografi dan pornoaksi.

154 Prof. Dr. Dra. Hj.Istibsyaroh, BA., SH., MA


Bab VII
Peningkatan Ketahanan Keluarga Untuk
1

Mencegah Penyalahgunaan Narkoba


PENINGKATAN KETAHANAN KELUARGA UNTUK
oleh:
OMENCEGAH PENYALAHGUNAAN
ra. Hj. Sri Uthari, NARKOBA
S.F., M.A, Dra. Zahrotun Nih ayah, M.Si,
(Dra. Hj. Sri Uthari, S.F., M.A,
MariaDra. Zahrotun
Advianti, SP. Nihayah, M.Si,
Maria Advianti, SP.)

A. PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (napza)
Penyalahgunaan
atau popular narkotika,
dengan istilah psikotropika
narkoba merupakan danyang
momok zat adiktif
(napza) ataudi popular
menakutkan berbagai dengan istilah narkoba
negara, termasuk Indonesia.merupakan
Saat ini momok
yang menakutkan
penggunaan narkobadidi berbagai
Indonesia negara, termasuk
sudah sangat Indonesia. Saat
mengerikan,
ini penggunaan
terlihat narkoba
dari peningkatan di Indonesia
jumlah dan jenis sudah
kelompok sangat
pecandu mengerikan,
terlihat
yang dari peningkatan
menggunakannya. jumlah
Jumlah dan jenis
pecandu narkobakelompok pecandu yang
di Indonesia
menggunakannya.
pada Juni 2015 masih Jumlah
4,2 jutapecandu
jiwa, namunnarkoba di Indonesia
lima bulan kemudianpada Juni
2015November
yakni masih 4,22015 juta jiwa,
angkanamun lima
itubulan kemudian signifikan
meningkat yakni November
menjadi
2015 angka 5,9 itujuta jiwa.1 signifikan
meningkat
Pecandu
menjadi 5,9 narkoba
juta jiwa. juga
1
Pecandu
semakin
narkoba beragam;
juga semakin 27% beragam;
pecandu merupakankelompok
27% pecandu merupakan
kelompok
coba pakai,coba45%pakai, 45% teratur
kelompok
kelompok
pakai, 26%teratur kelompok
pakai, 26% pecandu
PREVALENSI PENYALAHGUNA NARKOBA DI
INDONESIA TAHUN 2004, 2009 DAN 2011)
kelompok pecandu 2%
bukan suntik, bukankelompok
suntik, 2% kelompok
1
www.bnn.go.id

155
1
www.bnn.go.id
Peningkatan Ketahanan Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba
pecandu suntik.2  Selain itu, jumlah narkoba yang beredar juga semakin
meningkat. Hasil sitaan barang bukti, misalkan ekstasi meningkat dari
90.523 butir (2001) menjadi 1,3 juta butir (2006); sabu dari 48,8 kg
(2001) menjadi 1.241,2 kg (2006).3
Fenomena saat ini minimal 50 orang/hari meninggal karena
narkoba, 18 ribu orang meninggal setiap tahun, dan 4,5 juta orang
harus direhabilitasi karena narkoba. Kerugian yang ditimbulkan
akibat narkoba mencapai Rp 63 trilliun yang meliputi biaya pembelian
narkoba, biaya pengobatan dan biaya rehabilitasi akibat narkoba.
Angka-angka tersebut hanya puncak gunung es dari masalah
narkoba yang jauh lebih besar. Permasalahan narkoba tidak bisa
dianggap remeh, karena mengancam kualitas generasi penerus
bangsa. Faktanya, penyebaran narkoba sangat sulit dicegah sehingga
meresahkan masyarakat. Selain diskotik dan tempat pelacuran, para
bandar narkoba semakin berani menyebarkan narkoba di daerah
sekolah dan tempat-tempat perkumpulan remaja. Orang tua, ormas
dan pemerintah tentu saja khawatir atas penyebaran narkoba yang
begitu merajalela. Bahkan yang lebih memprihatinkan, pengguna
narkoba justru banyak dari kalangan remaja dan anak muda, yakni para
pelajar dan mahasiswa dimana mereka merupakan generasi penerus
bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin di negeri ini. Walaupun
upaya pemberantasan narkoba sudah sering dilakukan namun belum
signifikan mengurangi resiko narkoba dari kalangan remaja maupun
dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang
terjerumus narkoba. Apa jadinya negara ini di masa yang akan datang,
dengan tantangan yang semakin berat dan persaingan yang semakin
sengit, apabila generasi penerusnya saat ini sudah merusak dirinya
sendiri dengan narkoba. Berdasarkan hal tersebut bukan tidak mungkin
2
Jurnal Data P4GN BNN Edisi Tahun 2013
3

Dra. Hj. Sri Uthari, S.F., M.A, Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si,
156 Maria Advianti, SP.
generasi mendatang akan dipimpin oleh para pengguna narkoba.

B. Pandangan Islam Tentang Penyalahgunaan Narkoba


Sejarah narkoba sudah sangat tua sekali. Narkoba telah lama
digunakan oleh manusia. Dengan berjalannya waktu, penyalahgunaan
narkoba meluas ke seluruh belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Jenis-jenisnya semakin banyak dan beragam, dan kelihatannya tidak
ada negara yang sama sekali terlepas dari barang haram ini, dimana
selalu saja ada pengguna dan pengedar di semua daerah. Bahkan para
pengedar dan bandar narkoba di Indonesia semakin banyak walaupun
aturan yang dibuat untuk menghukum mereka sudah cukup berat.
Narkoba memiliki banyak nama, antara lain narkotika, madat,
candu, NAPZA atau NAZA. Narkoba adalah akronim dari narkotika
dan obat-obatan terlarang, dalam istilah kedokteran disebut NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain). Menurut Undang-Undang
No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika atau
narkoba dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: narkoba
untuk menurunkan kesadaran atau rasa; psikotropika mempengaruhi
psikis dan pengaruh selektif susunan syaraf pusat otak; dan obat atau
zat berbahaya.
Ada tiga faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba,
yaitu:
1. Faktor pribadi, antara lain kurang percaya diri, mudah murung,
gampang kecewa.

Peningkatan Ketahanan Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba 157


yaitu:
1. Faktor pribadi, antara lain kurang percaya diri, mudah murung,
gampang kecewa.
2.2. Faktor
Faktor keluarga,
keluarga, komunikasi
komunikasiyang
yangkurang antara
kurang anak
antara dandan
anak orang tua,
orang
orang
tua, tua yang
orang sibuk sibuk
tua yang dengandengan
urusannya sendiri, sendiri,
urusannya orang tua otoriter,
orang tua
orang tua
otoriter, kawin
orang tuacerai.
kawin cerai.
Faktor lingkungan
3.3. Faktor lingkungan dan
dan dinamika
dinamika perubahannya
perubahannya khususnya
khususnya pada
pada
remaja, saat
remaja, saat berinteraksi
berinteraksi dengan
dengan lingkungan
lingkungan masyarakat
masyarakat akan
akan
berbahayatatkala
berbahaya tatkalamereka
mereka berada
berada di
di komunitas
komunitas yang
yang negatif.
negatif.
Dalamhukum
Dalam hukum Islam,
Islam, narkoba
narkoba termasuk
termasuk dalam dalam golongan
golongan khamr
khamr (minuman
(minuman yang memabukkan),
yang memabukkan), dan dan hukumnya
hukumnya haram.Hal
haram. Hal ini
ini
dikarenakan bahayanya lebih besar daripada manfaat yang ada pada
dikarenakan bahayanya lebih besar daripada manfaat yang ada pada
khamr. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 219 telah dijelaskan
khamr. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 219 telah dijelaskan
tentang bahaya khamr.
tentang bahaya khamr.

ِ ‫اْلَ ْم ِر َوالْ َمْي ِس ِر قُ ْل فِي ِه َما إِ ْْثٌ َكبِريٌ َوَمنَافِ ُع لِلن‬


‫َّاس َوإِْْثُُه َما‬ ْ ‫ك َع ِن‬ َ َ‫يَ ْسأَلُون‬
ِ ِ
‫ِّي اللَّهُ لَ ُك ُم‬ َ ‫ك َما َذا يُْنف ُقو َن قُ ِل الْ َع ْف َو َك ََٰذل‬
ُ ‫ك يُبَ ن‬ َ َ‫أَ ْكبَ ُر ِم ْن نَ ْفعِ ِه َما َويَ ْسأَلُون‬
‫ات لَ َعلَّ ُك ْم تَتَ َف َّكُرو َن‬ِ ‫ْاْلي‬
َ
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah:
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah:
"Pada«Pada keduanya
keduanya terdapat
terdapat dosadosa yang
yang besardan
besar danbeberapa
beberapa manfaat
manfaat
bagi manusia,
bagi manusia, tetapi
tetapi dosadosa keduanya
keduanya lebihbesar
lebih besar dari
dari manfaatnya».
manfaatnya".
Dan Dan
mereka bertanya
mereka bertanyakepadamu
kepadamu apaapayang
yangmereka
mereka nafkahkan.
nafkahkan.
Katakanlah:
Katakanlah: «Yang lebih dari keperluan». Demikianlah Allah
"Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”
Al-Qur’an secara tegas telah melarang minuman khamr, yaitu
Al-Qur’an secara tegas telah melarang minuman khamr, yaitu
minuman yang memabukkan dan dapat menurunkan kesadaran
minuman yang memabukkan dan dapat menurunkan kesadaran
seseorang. Narkoba, sebagaimana khamr, menyebabkan penurunan
kesadaran dan hilangnya rasa sehingga dapat mendorong perbuatan keji
terhadap sesama makhluk, menjadi sumber keresahan, permusuhan
dan kebencian yang akan menghancurkan persatuan dan kesatuan

Dra. Hj. Sri Uthari, S.F., M.A, Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si,
158 Maria Advianti, SP.
kesadaran
kesadaran dan dan hilangnya
hilangnya rasa
rasa sehingga
sehingga dapat
dapat mendorong
mendorong perbuatan
perbuatan
keji terhadap sesama makhluk, menjadi sumber keresahan,
keji
keji terhadap
terhadap sesama
sesama makhluk,
makhluk, menjadi
menjadi sumber
sumber keresahan,
keresahan,
permusuhan dan kebencian yang akan menghancurkan persatuan
permusuhan
permusuhan dan dan kebencian
kebencian yang
yang akan
akan menghancurkan
menghancurkan persatuan
persatuan
dan
umat. Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-Qur’an,dalam
kesatuan umat. Allah SWT telah menjelaskan antaraAl-Qur’an,
lain surah
dan kesatuan
dan kesatuan umat.
umat. Allah
Allah SWT
SWT telah
telah menjelaskan
menjelaskan dalam
dalam Al-Qur’an,
Al-Qur’an,
Al-Maidah
antara ayat 90:
lain surah Al-Maidah ayat 90:
antara
antara lain
lain surah
surah Al-Maidah
Al-Maidah ayat
ayat 90:
90:
ِ َ‫ان ف‬
ُ‫اجننِِتَببنبُوهوهوه‬
َْ‫اجتت‬
ِ َ‫اْلَمر والْمي ِسر و ْاْلَنْصاب و ْاْلَْزََلم ِرجس ِمن عم ِل الشَّيط‬
ِ ْ َِ َ ْ ِ
ِ ٌ ْ ِ ُ َ ُ َ َ ُ ِ
ِ ْ َ َ ُ ْ ْ ‫ين َآمنُوا إَََِِّّّنَا‬ َ ِ
ِ‫يَا أَيُّ َها الََّّ ِذ‬
ُُ ُُ َ‫اج‬ ِ
ْْ ََ‫ان فف‬ ‫س من عمل الش‬
‫الشَّْيَّيططََان‬ ٌٌ ‫اْلََْْززَََلَل ُُمم ِرر ْْجج‬
‫اب َوو ْْاْل‬
‫صاب‬ ‫س ُرر َوو ْْاْل‬
ََ ْْ‫اْلََنن‬ ‫اْلمر والْميس‬ ْْ ‫آمننُُوواا إإََِّّنَّنََاا‬
‫ين َآم‬ ‫يا أَي ها الذين‬
ْ ‫س م ْْن ََع ََم ِل‬ َ ُُ ‫ص‬ َ ُ ‫اْلََ ْْم ُُر ََوالْ ََمْْي‬ َ‫لَيََعالَّ أَيُكُُّّ ََهما تالَّفلِذحََون‬
‫للََََععللََّّ ُُكك ْْمم ُتتُُْْْففللِِ ُُح‬
‫حوو َََن‬
‫ن‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman ُ ْ َ
“Hai
“Hai
“Haiorang-orang
orang-orang
orang-orangyangyangberiman,
yang sesungguhnya
beriman,
beriman, minuman
sesungguhnya
sesungguhnya khamr,
minuman
minuman
khamr, judi,
judi, berkorban
berkorban untuk
untuk berhala,
berhala, mengundi nasib dengan panah
khamr,
khamr, judi,
judi, berkorban
berkorban untuk berhala,mengundi
untuk berhala, mengundi nasib
mengundi
dengan panah
nasib dengan
nasib dengan panah
panah
adalah perbuatan
adalah keji, keji,
perbuatan termasuk
termasukperbuatan
perbuatansetan.
setan.Maka
Maka jauhilah
jauhilah
adalah
adalah perbuatan
perbuatan keji,
keji, termasuk
termasuk perbuatan
perbuatan setan.
setan. Maka
Maka jauhilah
jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar
perbuatan-perbuatan itukamu mendapat
agar kamu keberuntungan”.
mendapat keberuntungan”.
perbuatan-perbuatan
perbuatan-perbuatan itu
itu agar
agar kamu
kamu mendapat
mendapat keberuntungan”.
keberuntungan”.
Surah Al-Maidah ayat 91:
Surah Al-Maidah
Surah ayat 91:
Al-Maidah ayat 91:
‫صَّ َّد ُك ْم َع ْن ِِ ِذ ِْك ِر َّالِِلَّ ِه‬ ِ ‫اْلم ِر والْمي‬
َ‫سسِِررِر ووييَوي‬ِْ ‫اْلَْممِِْرر ووااَللْممَيي‬ ‫ضاءَ ِِف‬
َ ‫يد الشَّْيطَا ُن أَ ْن يُوقِِِ َع بَْي نَ ُك ُم الْ َع َدا َوَة َوالْبَ ْغ‬ ُ ‫إِإََِِّّنََََّّّنَاا يُيِرِِر‬
‫ص َُّدد ُُكك ْمم ََعع ْنن ذذ ْْكك ِرر الالللَّهه‬
‫ص‬ ‫س‬ِ ‫اْل‬
ْ ‫ف‬ ِ ‫اء‬‫ض‬ ‫غ‬
ْ ‫ب‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬
‫و‬ ‫ة‬
َ‫و‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫وق‬ ‫ي‬ ‫ن‬
ْ َ
َ‫أ‬ ‫ن‬
ُ ‫ا‬‫ط‬
َ ‫َّي‬
‫الش‬ ‫يد‬
ْ ْ ُُ ََ ََ ْْ ََ ََ ْْ َْ ََ َ ْ ََ ََ َ ََ َ ََ ُُ ُ َ ََْْ ََ ُُ ْ ُ َ ْْ ُ ‫إَّنَا يُُر‬
ْ َ ‫ف‬ ‫اء‬‫ض‬َ ‫غ‬ ‫ب‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬
‫و‬ ‫ة‬‫و‬ ‫ا‬ ‫د‬
َ ‫ع‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ن‬
َ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫وق‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫ا‬‫ط‬ ‫َّي‬
‫الش‬ ‫يد‬
ُ
‫الص ََل ِةِِ ۖ فَ َه ْل أَنْتُ ْم ُمْنتَ ُهو َن‬ َّ ‫وع ِن‬
‫ۖ ففََ ََهه ْْلل أأََننْْتتُُ ْْمم ُُممْْننتتََ ُُههوو ََنن‬ۖ ‫َلةة‬ ََّّ ‫َََووَََعع ِِنن‬
‫الص َََل‬
‫الص‬
“Sesungguhnya
“Sesungguhnya setan setan itu itu bermaksud
bermaksud hendak menimbulkan
hendak menimbulkan
“Sesungguhnya
“Sesungguhnya
permusuhan setan
setan itu
dan kebencian itu dibermaksud
bermaksud
antara hendak
hendak
kamu lantaranmenimbulkan
menimbulkan
minuman
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran minuman khamr
permusuhan
permusuhan
khamr dan dan kebencian
danberjudi
kebencian di
di antara
itu, dan antara kamu
kamu lantaran
menghalangi lantaran minuman
minuman
kamu lantaran khamr
khamr
minuman
dan berjudi itu, dan menghalangi kamu lantaran minuman khamr dan
dan
dan berjudi
khamr itu,
berjudi dandan
itu, menghalangi
berjudi
dan kamu
kamu lantaran
itu, dan menghalangi
menghalangi minuman
lantarankamu
minumandari khamr dan
mengingat
khamr dan
berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sholat,
berjudi itu,
Allah
berjudi dan
dan menghalangi
itu, dan sholat, makakamu
menghalangi kamu dari
dari mengingat
berhentilah kamu dari
mengingat Allah dan
dan sholat,
Allahmengerjakan
sholat,
maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu”.
makapekerjaan
maka berhentilah
berhentilah itu”.
kamu
kamu dari
dari mengerjakan
mengerjakan pekerjaan
pekerjaan itu”.
itu”.
Dari Ummu Salamah, ia berkata:
Dari
Dari Ummu
Ummu Salamah,
Ummu ia berkata:
Salamah, ia
Salamah, berkata:
‫ َع ْن ُك نل ُم ْس ِِِكٍٍر َوُم َفٍنٍِت‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ِِ‫ول اللََِّّه‬ ُ ‫نَن َههىى َرر ُسس‬
‫سكك ٍرر ََووُُمم ََفف ننٍِتِت‬
‫ ََعع ْنن ُُكك ننلل ُمم ْس‬--‫وسلم‬
ُْ ْ ‫وسلم‬ ‫عليه‬
‫عليه‬ ‫اهلل‬
‫اهلل‬ ‫صلى‬
‫لى‬ ‫ص‬-- ‫ول الالللَّهه‬
ُ
‫ول‬
ُ ‫نََ ََهى ََر ُُس‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala
yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)4.”

Jika khomr itu haram, maka demikian pula dengan mufattir atau
narkoba.
4
HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini dho’if

Peningkatan Ketahanan Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba 159


Jika khomr itu haram, maka demikian pula dengan mufattir atau
narkoba.
narkoba.
Menyalahgunakan narkoba merupakan salah satu perilaku
Menyalahgunakan narkoba
yang bisa membawa merupakan
kebinasaan pada dirisalah satu
sendiri. perilaku
Seorang pecandu
Menyalahgunakan narkoba merupakan salah satu perilaku yang
yang bisa membawa
narkoba kebinasaan
berat akan pada penurunan
mengalami diri sendiri.berat
Seorang pecandu
badan yang drastis,
bisa membawa kebinasaan pada diri sendiri. Seorang pecandu narkoba
narkoba berat terlihat
mata akan mengalami
cekung penurunan
dan merah, beratbibir
badan yang drastis,keringat
menghitam,
berat akan mengalami penurunan berat badan yang drastis, mata
mata berlebihan,
terlihat cekung
batuk dan merah,
ataubibir bibir menghitam,
pilekmenghitam,
berkepanjangan, keringatmenjadi
terlihat cekung dan merah, keringatdan wajah
berlebihan,
berlebihan,
kusam. batuk atau pilek berkepanjangan, dan wajah menjadi
batuk atau pilekManusia dilarang
berkepanjangan, danuntuk
wajahmelakukan
menjadi kusam.sesuatu yang bisa
Manusia
kusam.menyebabkan
dilarang Manusia dilarang
untuk melakukankerugian untuk melakukan
atau yang
sesuatu membayakan sesuatu yang
diri. Allah
bisa menyebabkan telahbisa
berfirman
kerugian
menyebabkan kerugian
dalam surah
atau membayakan atau telah
Al-Baqarah
diri. Allah membayakan
195: diri.
ayatberfirman Allahsurah
dalam telahAl-Baqarah
berfirman
dalam surah Al-Baqarah ayat 195:
ayat 195: ِ ۖ ‫َوََل تُ ْل ُقوا بِأَيْدي ُك ْم إِ ََل الت َّْهلُ َك ِة‬
ۖ ‫َوََل تُ ْل ُقوا بِأَيْ ِدي ُك ْم إِ ََل الت َّْهلُ َك ِة‬
“Janganlah
“Janganlah kamu jerumuskan
kamu jerumuskan dirimu dirimu
kepadakepada kecelakaan/
kecelakaan/
“Janganlah
kebinasaan
kebinasaan kamu jerumuskan
(sebagaimana
(sebagaimana akibat)
akibat) dirimu kepada kecelakaan/
tangan-tanganmu…”
tangan-tanganmu…”
kebinasaan (sebagaimana akibat) tangan-tanganmu…”
Surah An-Nisa ayat 29:
Surah An-Nisa ayat 29:
Surah An-Nisa ayat 29:
‫يما‬
ً ‫َوََل تَ ْقتُلُوا أَنْ ُف َس ُك ْم ۖ إِ َّن اللَّهَ َكا َن بِ ُك ْم َرِح‬
‫يما‬
ً ‫َوََل تَ ْقتُلُوا أَنْ ُف َس ُك ْم ۖ إِ َّن اللَّهَ َكا َن بِ ُك ْم َرِح‬
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu (dengan mencapai
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu (dengan mencapai
sesuatu yang membahayakan). Sesungguhnya Allah Maha Kasih
“Dan janganlah
sesuatu kamu membunuhSesungguhnya
yang membahayakan). dirimu (dengan mencapai
Allah Maha Kasih
padamu”.
sesuatupadamu”.
yang membahayakan). Sesungguhnya Allah Maha Kasih
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
padamu”.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َّ DariِAbu Hurairah, ِ‫َّم ي ت رَّدى ف‬Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamِ bersabda:
ِ
‫فيها‬
َ ‫ا‬‫د‬ً ‫ل‬ َ‫ُم‬
ُ ‫ا‬‫د‬ً ‫ال‬ ‫خ‬
َ َ ‫ا‬ ‫يه‬ َ َ َ َ َ ‫َم ْن تَ َرَّدى م ْن َجبَ ٍل فَ َقتَ َل نَ ْف َسهُ فَ ُه َو ف نَا‬
َ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫ر‬
َّ‫الِ ًدا ُُمَل‬dho’if
HR. Abu Daud no. 3686 dan ِAhmad
ِ ِ ‫ ف ي‬6:‫َّمه‬309.
4
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
‫ًدا‬HR.
4
Abu Daud
‫خ‬َ ‫َّم‬
‫ن‬ ‫ه‬
َ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ن‬ ‫ف‬ ‫اه‬
ُ
َ no.َ 3686 dan Ahmad ‫س‬
َّ ‫ح‬ ‫ت‬
َ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫د‬
َ َ 6: 309.َ Syaikhُ Al ُ‫ه‬Albani
ُ ‫س‬ ‫ف‬
َ ‫َل نَ ْف َس‬mengatakan
َ‫َّسى ُُسَّا فَ َقت‬bahwa
َ‫َم ْن ََت‬hadits
‫ َو‬,‫دا‬ini
ً َ‫اَب‬
‫َّم‬ ‫ن‬
dho’if‫ه‬ َ ‫ج‬َ ِ ‫ و َم ْن قَتَل نَ ْفسهُ ِِبَ ِديْ َدةٍ فَ َح ِديْ َدتُهُ ِف يَ ِدهِ يَتَو َّجأُ ف بَطْنِ ِه ِ ْف نَا‬,‫فيها أَبَ ًدا‬
‫ر‬ َ
َ َ َ َ
‫َخالِ ًدا ُُمَلَّ ًدا فِْي َها أَبَ ًدا‬
“Barangsiapa
“Barangsiapayangyangsengaja
sengaja menjatuhkan
menjatuhkan dirinya dari gunung
dirinya dari gunung
hingga
hingga mati,mati,
makamaka dia dia
di di nerakaJahannam
neraka Jahannam dalam dalam keadaan
keadaan
menjatuhkan
menjatuhkan diri (gunung
diri di di (gunung dalam)
dalam) nerakaitu,itu,kekal
neraka kekal selama-
selama-
lamanya.
lamanya. Barangsiapa
Barangsiapa yang yang sengaja
sengaja menenggak
menenggak racunracun
hinggahingga
mati
maka racun itu tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam
nerakaDra.Jahannam dalam
Hj. Sri Uthari, S.F., keadaan
M.A, Dra. Zahrotun kekal
Nihayah,selama
M.Si, lamanya. Dan
160 Maria Advianti, SP.
barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu
mati maka racun itu tetap ditangannya dan dia menenggaknya di
dalam neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya.
Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi
itu akan ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka
Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya .”
Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi
orang yang menyebabkan dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi
narkoba tentu menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada kebinasaan
karena narkoba hampir sama halnya dengan racun. Sehingga hadits ini
pun bisa menjadi dalil haramnya narkoba.
Efek lain penyalahgunaan narkoba, sebagaimana khamr,
menyebabkan eforia bagi si pemakai, tapi itu hanya sesaat dan penuh
dengan kepalsuan. Narkoba dapat memutuskan saraf-saraf dan merusak
otak. Seseorang yang telah menjadi pecandu narkoba akan sangat sulit
sekali untuk berhenti, karena apabila narkoba diberhentikan secara
tiba-tiba, maka pecandu akan merasa sangat menderita dan kesakitan
yang luar biasa.
Penyalahgunaan narkoba bukan hanya memberikan pengaruh
buruk terhadap si pemakai tetapi juga memberikan dampak buruk
terhadap keluarga, masyarakat bahkan negara. Apabila salah satu
anggota keluarga terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, maka bagi
keluarga tersebut merupakan suatu aib karena merasakan adanya
beban yang harus dipikul seluruh keluarga, sebab keadaan tersebut
dapat menghabiskan banyak harta dan benda yang dimiliki, serta rasa
malu keluarga sehingga keluarga akan menjauhkan diri dari lingkungan
masyarakat sekitar. Sebelum terlanjur mengalami aib tersebut, maka
pencegahan terhadap peredaran narkoba perlu dilakukan.
Pencegahan penyalahgunaan narkoba yang beredar sekarang ini
bukan merupakan tanggung jawab aparat semata, melainkan tanggung

Peningkatan Ketahanan Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba 161


Pencegahan penyalahgunaan narkoba yang beredar sekarang
ini bukan merupakan tanggung jawab aparat semata, melainkan
tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat baik itu dalam
jawab seluruh lapisan masyarakat baik itu dalam lingkungan keluarga,
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Keaktifan
sekolah, maupun masyarakat. Keaktifan masyarakat sangat diperlukan
masyarakat sangat diperlukan dalam pencegahan penyalahgunaan
dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Masyarakat harus secara
narkoba. Masyarakat harus secara serius memerangi narkoba yang
serius memerangi narkoba yang menjadi tanggung jawab bersama.
menjadi tanggung jawab bersama. Memberantas narkoba sama
Memberantas narkoba sama dengan mencegah kemungkaran yang
dengan mencegah kemungkaran yang lebih luas, sehingga bernilai
lebih luas, sehingga bernilai ibadah. Sebagaimana Hadis Rasulullah
ibadah.
SAW: Sebagaimana Hadis Rasulullah SAW:
‫ فإن مل يس تطع فبقلبه‬،‫ فإن مل يس تطع فبلسإنه‬،‫منكرا فليغريه بيده‬
ً ‫من رأى‬
‫وذكل أضعف الميإن‬
“Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah
“Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia
dia mencegah dengan tangannya, sekiranya dia tidak mampu,
mencegah dengan lisannya,
maka dengan tangannya,
dan sekiranya
sekiranya dia tidak mampu
dia tidak mampu,(juga),
maka
dengan
makalisannya, dan sekiranya
dengan hatinya. dia tidak
Yang demikian mampuselemah-lemah
itu adalah (juga), maka
keimanan”. (Riwayat Imam Muslim dalam Sahihnya dari hadis
Abu Said r.a). 

C. Ketahanan Keluarga Sebagai Pencegahan Penyalahgunaan


Narkoba
Narkoba adalah penyakit endemik dalam masyarakat, penyakit
kronis yang berulang kali kambuh yang berpotensi merusak generasi
bangsa. Pengguna terbesar narkoba adalah remaja atau generasi
penerus bangsa. Bukan hanya di kota besar tetapi di kota kecil pun
merebak. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dilakukan dengan
tindakan yang bersifat antisipatif yang meliputi:
1. Pencegahan primer, yaitu pencegahan yang disasarkan kepada
individu yang belum terpapar oleh narkoba. Pencegahan
dilakukan dengan memberi informasi tentang akibat buruk dari

Dra. Hj. Sri Uthari, S.F., M.A, Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si,
162 Maria Advianti, SP.
penggunaan narkoba.
2. Pencegahan sekunder, yaitu pencegahan kepada individu yang
rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Pencegahan ini
dilakukan melalui jalur konseling pendidikan dan pelatihan agar
mengutamakan kesehatan pribadi.
3. Pencegahan tersier, yaitu pencegahan yang ditujukan kepada
mereka yang sudah ketergantungan. Pencegahan ini melalui
rehabilitas secara medik.

Keluarga, lingkungan tempat tinggal dan pergaulan merupakan


beberapa faktor di masyarakat yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang. Para ahli berkeyakinan bahwa keadaan masyarakat yang
buruk dapat meningkatkan jumlah pecandu narkoba. Sekarang
banyak dijumpai orang tua yang mencurahkan perhatiannya keluar
rumah. Selain ayah yang bekerja di luar rumah, ibu pun sibuk dalam
kegiatan luar rumah, bekerja untuk mendapat penghasilan tambahan
atau aktif dalam kegiatan-kegiatan lain, sehingga pendidikan anak
sering diserahkan kepada orang lain dan perkembangan moral anak
terabaikan. Moral yang buruk dari seorang anak antara lain disebabkan
kesalahan orang tua dalam hal mendidik anak dengan cara yang
terlalu keras, terlalu lembek, atau keluarga yang bermasalah sehingga
mengakibatkan timbulnya perilaku anak yang tidak baik5.
Moral buruk yang terlihat dari perilaku negatif banyak terjadi
pada anak-anak yang meningkat remaja, dimana pada saat tersebut
keadaan jiwa remaja tidak stabil karena berada pada masa peralihan
dan banyak mengalami berbagai macam persoalan baru. Pada masa
remaja ini seorang anak memiliki keinginan yang sangat besar untuk
melepaskan diri dari pengawasan orang dewasa, memiliki sifat-sifat
ingin berdiri sendiri, ingin menjadi bagian dari setiap lingkungan,
5
Rozak, Abdul dan Sayuti. 2006. Remaja dan Bahaya Narkoba. Prenada : Jakarta.

Peningkatan Ketahanan Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba 163


ingin bebas, ingin banyak teman, dan juga ingin dipuji. Masa remaja
merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan,
karena bila seseorang mengalami masa remaja yang buruk dan gagal
keluar dari pengalaman buruknya maka besar kemungkinan ia akan
lebih terpuruk saat dewasa. Dan sebaliknya, bila masa remaja seseorang
diisi dengan kegiatan yang produktif dan dapat dilalui dengan baik,
maka lebih besar kemungkinan ia akan mendapatkan keberhasilan
dalam perjalanan kehidupannya di masa depan.
Sebagian remaja dapat melewati persoalan dengan baik,
namun tidak sedikit remaja yang menemukan berbagai persoalan atau
permasalahan dalam hidupnya. Banyak muncul perilaku negatif akibat
persoalan yang dihadapi remaja, salah satunya adalah penyalahgunaan
narkoba. Gejala awal pemakai narkoba dapat berbentuk perilaku
negatif seperti berbohong, menipu, menjual barang-barang bahkan
sampai mencuri. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan narkoba.
Tanpa bimbingan dan pengawasan yang cukup dari orang tua atau
keluarga dalam menghadapi persoalan, remaja mudah terjerumus
menjadi pecandu narkoba.
Selain faktor internal seperti kelabilan emosi, lingkungan
sekolah yang kurang kondusif juga dapat mengganggu proses tumbuh
kembang anak. Keadaan sekolah yang buruk antara lain lokasi sekolah
di daerah rawan, misalnya dekat dengan hiburan malam dan pusat
perbelanjaan dapat menyeret anak ke dalam pergaulan yang negatif
antara lain penyalahgunaan narkoba.
Faktor pribadi, faktor sekolah maupun faktor lingkungan
masyarakat di sekitarnya merupakan berbagai alasan remaja
menyalahgunakan narkoba. Apabila kondisi keluarga tidak harmonis,
maka semakin besar dorongan bagi remaja untuk terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba. Kondisi keluarga yang tidak baik tersebut

Dra. Hj. Sri Uthari, S.F., M.A, Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si,
164 Maria Advianti, SP.
antara lain, tidak harmonis, suasana rumah yang penuh pertengkaran,
kurangnya kasih sayang yang dirasakan anak, serta kurangnya
komunikasi dalam keluarga (Adisti, 2007). Untuk menjaga remaja dari
penyalahgunaan narkoba dibutuhkan filter dalam memproteksi segala
macam bentuk kegiatan yang membenarkan segala tindakan, yakni
melalui ketahanan keluarga (Hikmat, 2008).
Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah
penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan
keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik
anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba. Salah satu cara untuk menjaga
akibat buruk dari narkoba adalah dengan saling menjaga antar anggota
keluarga. Ketahanan keluarga berasal dari kata ketahanan dan keluarga,
dimana kata ketahanan diartikan sebagai kemampuan untuk tetap
hidup meskipun terdapat hambatan, ancaman, gangguan maupun
tantangan yang akan dialami, baik yang akan dari dalam maupun dari
luar. Sedangkan keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang terbentuk dalam suatu perkawinan.
Membangun keluarga bukanlah hal yang mudah, apalagi keluarga yang
indah dan bahagia (Sunardi, 2004).
Keluarga yang memiliki ketahanan harus diawali dengan
membentuk pernikahan yang sah, memiliki fondasi yang kuat dan tentu
dibentuk dari ketakwaan kepada Allah. Ada 7 aspek dalam ketahanan
keluarga (Sutrisno, 1996) diantaranya adalah :
1. Aspek keagamaan dimana merupakan landasan utama semenjak
awal keluarga terbentuk, tanpa landasan agama yang memadai
keluarga tidak akan mampu melaksanakan fungsi keagamaan
dengan baik. Sebab tujuan ibadah adalah membimbing manusia
kepada jalan yang benar. Jika keluarga benar-benar mengerti
dan mendalami ajaran agama, maka besar kemungkinan

Peningkatan Ketahanan Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba 165


mereka akan menjadi manusia yang baik dan berguna kelak
dalam lingkungan masyarakat.
2. Aspek ekonomi dimana pembangunan aspek ini sangatlah
penting dalam keluarga. Karena keberhasilan dalam aspek
ini akan mempengaruhi aspek lain yang sangat penting yaitu
pendidikan dan kesehatan dalam keluarga. Memperkuat aspek
ekonomi merupakan modal dasar dalam ketahanan keluarga
yang harus diperkuat.
3. Aspek sosial budaya merupakan aspek sosialisasi keluarga
yang krusial. Sebab, merupakan proses pengenalan anak pada
lingkungan sosial, norma sosial, agama, susila, etika dan moral,
serta sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
4. Aspek pendidikan dimana keluarga harus diberdayakan melalui
pendidikan yang memadai agar menjadi institusi yang handal
dalam mencetak generasi penerus yang cerdas, terampil dan
berbudi luhur yang mempunyai tanggung jawab yang tinggi
terhadap keluarga dan masyarakat.
5. Aspek cinta kasih dimana fungsi cinta dan keakraban diantara
anggota keluarga dirasakan penting karena akan mendatangkan
rasa aman dan nyaman dalam diri anak, melahirkan rasa
dihargai, diakui dan disayangi serta dibutuhkan dan akan
menjadi gambaran yang positif bagi anak.
6. Aspek psikologis dimana dikatakan bahwa masa remaja adalah
masa yang ditandai dengan berbagai pergolakan jiwa, seiring
dengan perubahan fisik dan psikis. Seorang remaja mencoba
mencari berbagai pengalaman dalam hidup dengan mulai
untuk mencoba-coba banyak hal yang menjadikan dunia remaja
menjadi lebih berwarna.

Dra. Hj. Sri Uthari, S.F., M.A, Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si,
166 Maria Advianti, SP.
Pada zaman ini, peran penting keluarga sangat dibutuhkan.
Pada
Keluarga zaman ini,lingkungan
merupakan peran penting keluarga
pertama yang sangat
ditemuidibutuhkan.
anak dan
Keluarga merupakan
sangat menentukanlingkungan pertama
kualitas yang ditemui
individu dalam anak dan sangat
menjalankan
menentukan kualitas individu dalam menjalankan kehidupannya.
kehidupannya. Tumbuh kembang anak menjadi prioritas utama yang
Tumbuh kembang anak menjadi prioritas utama yang wajib diperhatikan
wajib diperhatikan karena maju atau tidaknya sebuah bangsa sangat
karena maju atau tidaknya sebuah bangsa sangat tergantung pada
tergantung pada kualitas generasi mudanya. Banyak orang tua yang
kualitas generasi mudanya. Banyak orang tua yang percaya bahwa
percaya bahwa mereka mempunyai kewajiban untuk mencintai anak-
mereka mempunyai kewajiban untuk mencintai anak-anak mereka.
anak mereka. Orang tua ingin menjalankan peran mereka dengan
Orang tua ingin menjalankan peran mereka dengan benar agar anak-
benar agar anak-anak mereka dapat merasakan efeknya. Seorang
anak mereka dapat merasakan efeknya. Seorang anak yang disayangi
anak yang disayangi
oleh kedua olehakan
orang tuanya kedua orang menjadi
tumbuh tuanya akan
orangtumbuh menjadi
yang menyukai
orang yang dan
diri sendiri menyukai diri sendiri
mensyukuri danyang
anugerah mensyukuri anugerah
diterimanya yang
dalam suatu
diterimanya
keluarga yangdalam suatu keluarga yang bahagia.
bahagia.
Anak
Anak merupakan
merupakan anugerah
anugerah sekaligus
sekaligus amanah dari Allah
Allah SWT
SWT
kepada
kepada kedua
kedua orang tuanya. Hadirnya seorang anak
anak ke
ke dunia
dunia fana
memunculkan tanggung
memunculkan tanggungjawab
jawabterutama
terutama dalam
dalam hal mendidiknya,
hal mendidiknya, baik
baik Ayah
Ayah sebagai
sebagai kepalakepala keluarga,
keluarga, maupunmaupun ibu sebagai
ibu sebagai pengelola
pengelola rumah
rumah tangga.
tangga. Salahkeberhasilan
Salah satu satu keberhasilan awal orang
awal orang tua dalam
tua dalam mendidik
mendidik anak
anak
di di keluarga
keluarga yakniyakni ketika
ketika sanganak
sang anakmampu
mampu menjalani
menjalani aktivitas
aktivitas
kesehariannya sesuai
kesehariannya sesuai dengan
denganperintah
perintah agama.
agama.

Allah
Allah berfirman
berfirmandalam
dalamSurat
Surat An-Nisa
An-Nisa 9:

‫ين لَ ْو تََرُكوا ِم ْن َخ ْل ِف ِه ْم ذُنريَّةً ِض َعافًا َخافُوا َعلَْي ِه ْم فَ ْليَتَّ ُقوا اللَّهَ َولْيَ ُقولُوا‬ ِ َّ ‫ولْيخ‬
َ ‫ش الذ‬َ ََْ

ً ‫س ِد‬
‫يدا‬
َ ‫قَ ْوًَل‬
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang
“Dan hendaklah takut mereka
kepadaanak-anak yang lemah, yang
Allah orang-orang
mereka khawatir
seandainya terhadap
meninggalkan di (kesejahteraan)
belakang merekamereka. Oleh sebab
anak-anak itu
yang
hendaklah
lemah, mereka
yang mereka bertakwa
khawatir kepada(kesejahteraan)
terhadap Allah dan hendaklah mereka
mereka. Oleh
mengucapkan perkataan yang benar”.

Peningkatan Ketahanan Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba 167


sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Setiap
Setiapkeluarga
keluargamelakukan
melakukanrespon
responyang
yang berbeda-beda
berbeda-bedadalam
dalam
menangani
menanganianaknya
anaknyayang
yangkecanduan
kecanduannarkoba.
narkoba.Ada
Adayang
yangmenentang,
menentang,
ada
adayang
yangmentolerir
mentolerirdan
danada
adayang
yangmenolak
menolaksama
samasekali.
sekali.Sangat
Sangat
bergantungdari
bergantung daritingkat
tingkatpemahaman
pemahaman dari
dari tiap
tiap keluarga
keluarga terhadap
terhadap
pendidikan dan nilai
pendidikan nilaikeagamaan (Husein
keagamaan Alatas.Alatas.
(Husein 2006). Allah berfirman
2006). Allah
dalam Surat
berfirman Ar-Ra’du
dalam ayat 28: ayat 28:
Surat Ar-Ra’du

ِ ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ َّ
ُ ُ‫ين َآمنُوا َوتَطْ َمئ ُّن قُلُوبُ ُه ْم بذ ْك ِر اللَّه ۖ أَََل بذ ْك ِر اللَّه تَطْ َمئ ُّن الْ ُقل‬
‫وب‬ َ ‫الذ‬
“… (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
“… (yaitu) dengan
tenteram orang-orang yang beriman
mengingat Allah. dan hati mereka
Ingatlah, hanyamenjadi
dengan
tenteram denganAllah-lah
mengingati mengingat Allah. tenteram”.
hati menjadi Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Kunci dalam mengarahkan pendidikan dengan membentuk
mental si anak
Kunci terletak
dalam pada peranan
mengarahkan orang dengan
pendidikan tuanya, membentuk
artinya baik
buruknya
mental sikap anak
si anak tergantung
terletak kepada baik
pada peranan buruk
orang sikap orang
tuanya, artinyatuanya.
baik
Sesungguhnya
buruknya sikap sejak
anak lahir anak dalam
tergantung kepadakeadaan suci dan
baik buruk membawa
sikap orang
fitrahnya,
tuanya. maka orang sejak
Sesungguhnya tuanyalah yang dalam
lahir anak merupakan sumber
keadaan suci untuk
dan
mengembangkan
membawa fitrah
fitrahnya, maka beragama bagi kehidupan
orang tuanyalah masa depannya.
yang merupakan sumber
untuk mengembangkan fitrah beragama bagi kehidupan masa
depannya.

Dra. Hj. Sri Uthari, S.F., M.A, Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si,
168 Maria Advianti, SP.
Bab VIII
Ketahanan Keluarga
Dan Pencegahan Perdagangan Manusia
(Human Trafficking)
Umi Musyarrofah, MA

A. PENDAHULUAN
Islam telah mengenali permasalahan perdagangan orang
(human trafficking) sejak jaman para nabi, yakni dalam bentuk
perbudakan. Seorang budak dapat diperjual-belikan antara pedagang
budak dengan pembeli, atau antara tuan/majikannya dengan pembeli.
Budak tidak memiliki kebebasan dan hak untuk menentukan pilihan
dalam hidupnya. Seluruh waktu, tenaga, bahkan kehidupan pribadinya
ditentukan dan diatur oleh majikan yang telah membeli dan memiliki
dirinya.
Selanjutnya penentangan Islam terhadap perdagangan orang
atau trafiking tercermin dari upaya-upaya Rasulullah dan para Sahabat
dalam menghilangkan perbudakan. Islam melarang semua jenis
perbudakan, kecuali budak yang berasal dari tawanan perang dalam
jihad membela Islam melawan kaum kafir. Hal itupun dengan syarat
bahwa tawanan tidak masuk Islam selama masa tahanannya, dan juga
atas persetujuan Imam (Khalifah)1.
Perdagangan manusia merupakan salah satu ancaman dalam
ketahanan keluarga .

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
169
B. KELUARGA
Keluarga sebagai tempat manusia mengawali kehidupannya
merupakan dasar dari pembentukan kepribadian setiap insan,
Karena wanita itu sebagai pendamping suami, pendidik anak dan
pengurus rumah tangga berperan penting dalam berbagai upaya
mewujudkan manusia-manusia yang berbudi luhur, berakhlak mulia,
berperikemanusiaan, berkepribadian teguh. 1 wanita, jika baik maka
baiklah seluruh anggota keluarganya. Bila keluarganya baik maka baik
pula masyarakatnya. Dan kalau masyarakat baik maka Negara pun akan
baik.
Meskipun sudah lebih dari dua dasawarsa ini dasar dan pengertian
keluarga dilakukan penelitian, namun sampai kini pengertian keluarga
itu masih agak kabur. Pengertian keluarga adalah suatu struktur yang
bersifat khusus, satu sama lain dalam keluarga itu mempunyai ikatan
apakah lewat hubungan darah atau pernikahan. 2 Perikatan membawa
pengaruh adanya rasa saling berharap yang sesuai dengan ajaran
agama, dikukuhkan dengan kekuatan hukum serta individual saling
mempunyai ikatan. Jadi jelasnya pengertian keluarga itu terletak
pada adanya rasa saling berharap antar para anggota dalam struktur
keluarga itu. Keanggotaan terjadi lantaran ikatan darah secara natural,
yaitu pernikahan
Dilihat dari segi sosial keluarga dalam Islam pada tingkatan
pertama boleh dikatakan terdiri dari seorang laki-laki, kemudian istri
keluarga keatas Bapak, Nenek dan seterusnya atau kebawah anak,
cucu dan seterusnya. Hak dan kewajiban keluarga tidaklah sekedar
merupakan hak privat dari keluarga itu sendiri. Tetapi juga bersandar
kepada masyarakat sekitarnya. Walalupun memang kluarga itu
sendirilah yang berhak mengatur dirinya.
1
Muhammad Ali Al Hasyimi, Jati Diri Wanita Muslimah, hal 7. Pustaka Al Kautsar . Jakarta.
2
Mahmudah Abd Al Ati, Keluarga Muslim, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1984, hal 29

170 Umi Musyarrofah, MA


Menurut Hasan Al Banna dalam keluarga harus ditegakkan
pilar-pilar sebagai rangkaian untuk membimbing, kepada puncak
ketauladanan, mengokohkan ikatan hati mengangkat derajat ukhuwah
dari kata-kata dan teori menuju realita dan amal nyata dengan ta’aruf,
tafahum dan takafu
Oleh karena itu tanggung jawab wanita muslimah terhadap
anggota keluarganya tidak kalah sedikit dihadapan allah daripada
tanggung jawab kaum laki-laki, bahkan ada kalanya tanggung jawab
wanita lebih besar daripada tanggung jawab laki-laki, karena wanitalah
yang bisa mengetahui relung hati anak-anaknya, yang senantiasa hidup
di sisinya sekian lama. Disebutkan dalam hadist
“ setiap orang di antara kalian adalah pemimpin dan setiap orang
diantara kalian bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya.
Imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap yang
dipimpinnya. Laki-laki adalah pemimpin didalam keluarganya dan
bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Wanita adalah
pemimpin dirumah suaminya dan bertanggung jawab terhadap
yang dipimpinnya. Pembantu adalah pemimpin ditengah harta
tuannya dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya.
Setiap orang diantara kalian adalah pemimpin dan bertanggung
jawab terhadap apa yang dipimpinnya.
( Mutafaqun ‘alaih)
Perempuan atau wanita (beberapa istilah untuk
menggambarkan jenis kelamin) dalam hal ini adalah kepala rumah
tangga suami mempunyai andil yang sangat besar hendaknya mampu
mempertahankan biduk rumah tangga. Sebagai istri yang mampu
mengayomi suami dan anak-anaknya. Mempertahankan komunikasi
yang baik dalam keluarga, tetangga dan masyarakat disekitarnya.
Wanita sebagai ibu yang benar-benar sadar dan penuh perhatian

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
171
kepada anaknya akan senantiasa memantau tingkah laku, aktifitas
dan hobi anak-anak, mengetahui apa yang mereka baca dan tulis, juga
teman-teman mereka, kemana mereka pergi. Semua itu diketahuinya
dengan tidak menjadikan anak merasa diawasi, apabila mendapatkan
mereka melakukan penyimpangan baik dalam hal pendapat, pandangan
maupun hobi atau keteergantungan pada temen yang berperangai
buruk, suka pergi ketempat yang buruk, maksiat, maka seorang ibu
akan segera meluruskan penyimpangan tersebut dan mengarahkan
kejalan yang benar dengan cara lemah lembut, bijak dan penuh kasih
sayang demi keutuhan dan ketahanan keluarga yang dipimpinnya.
Sebagai wanita, ibu maupun pemimpin seorang wanita juga
memberikan perhatian kepada tetangganya, baik tetangga jauh
maupun tetangga dekat. Baik dengan berperangai halus, berjiwa
pemurah, berhati lembut, , sangat mencintai tetanggnya, mempunyai
kepekaan perasaan terhadap hal-hal yang dapat menyakiti tetangga
atau merusak kehormatan tetangga, atau dapat mencoreng nama baik
tetangga.
Disebutkan dalam hadist Tidaklah diantara kalian beriman
sehingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya
sendiri. (Mutafaqun ’Alaih)
Dengan kasih sayang, saling mencintai dan komunikasi yang
baik maka sebuah keluarga akan mampu bertetangga, bermasyarakat
dengan baik, ketahanan dalam keluarga adalah modal yang dalam
berwarga Negara.

C. PERDAGANGAN MANUSIA
Persoalan mendasar perdagangan adalah tidak memadainya
definisi yang ada. Isu tersebut telah mencuat sejak akhir abad lalu.

172 Umi Musyarrofah, MA


Akan tetapi selalu timbul macam-macam pemahaman tentang apa dan
praktek seperti apa yang dapat dikategorisakan sebagai perdagangan
manusia. Keragaman pemahaman ini tampak dalam berbagai definisi,
konsep dan debat yang dimuat.
Secara teoritis tiadanya definisi yang dapat berlaku umum, bukan
sesuatu yang mengherankan. Sebab perdagangan manusia adalah
fenomena yang sangat kompleks. Terus berubah dan menyentuh
berbagai isu sensitive yang sering sangat ekstrem.
Dalam surah Yusuf ayat 20 disebutkan artinya :
Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu
beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya
kepada Yusuf
Isu perdagangan perempuan di Indonesia mengemuka dalam
konggres ke-2 persatuan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII) di Surabaya
tahun 1930. Pemberitaan tentang perdagangan manusia, pada
beberapa waktu terakhir ini di Indonesia semakin marak, baik dalam
lingkup domestik maupun yang telah bersifat lintas batas negara.
Perdagangan manusia yang menonjol terjadi khususnya yang dikaitkan
dengan perempuan dan kegiatan industri seksual, baru mulai menjadi
perhatian masyarakat melalui media massa pada beberapa tahun
terakhir ini.
Menurut data korban perdagangan orang semakin
memprihatinkan. Di Indonesia korban human trafficking mencapai 1
juta orang pertahun.
Tentu saja sama sekali hal ini tidak dapat disimpulkan bahwa
sebelumnya fenomenona ini tidak terjadi. Kemungkinan terjadi dalam
skala yang kecil, atau dalam suatu kegiatan yang terorganisasi dengan
sangat rapih, merupakan sebagian dari alasan yang membuat berita-

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
173
berita perdagangan manusia ini belum menarik media massa pada
masa lalu.
Perdagangan manusia memang bukanlah suatu hal yang baru
di muka bumi ini; bahkan negara-negara yang kini dianggap sebagai
negara besar pada awalnya banyak berhutang pada penduduk
‘negara miskin dan lemah’ yang dibawa secara paksa untuk bekerja di
perkebunan ataupun pabrik.
Masalah perbudakan merupakan sejarah hitam umat manusia,
yang bahkan juga telah direkam dalam kitab-kita suci. Sejarah juga
telah mencatat berbagai peperangan yang disebabkan karena isu
perbudakan, misalnya yang terjadi antara Amerika Utara dan Selatan
pada abad-abad lalu.
Disebutkan dalam surah Al Maidah ayat 5 disebutkan yang artinya
: pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan
(sembelihan) orang-orang yang diberi alkitab itu halal bagimu.
Dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan
mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan. diantara
wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga
kehormatan diantara orang- dengan maksud menikahinya orang
yang diberi al kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas
kawin mereka denan maksud menikahinya, dengan tidak maksud
berzina dan tidak pula menjadikan gundik-gundik. Barang siapa
yang kafir sesudah beriman tidak menerima hokum-hukum islam
maka hapuslah amalnya, dan ia dihari akherat termasuk orang-
orang yang merugi.
Di seluruh dunia, investasi yang besar telah diberikan dalam
bentuk pelatihan kepada polisi, petugas perbatasan dan badan penegak
hukum lainnya guna menanggapi persoalan perdagangan orang.
Namun, peran kunci pengawas ketenagakerjaan, dalam menghapus

174 Umi Musyarrofah, MA


dan mencegah kerja paksa, termasuk perdagangan orang, selama ini
telah diabaikan. Karena hal ini dianggap sebagai kejahatan pidana yang
serius, Negara dan aktor-aktor lain cenderung berasumsi bahwa kerja
paksa dan perdagangan orang paling baik ditangani melalui penegakan
dan prosedur hukum pidana, daripada melalui undang-undang
ketenagakerjaan serta administrasi dan keadilan ketenagakerjaan.
Namun, terdapat banyak alasan – seperti yang telah
terjadi di beberapa negara inspektorat ketenagakerjaan perlu
lebih memperhatikan persoalan yang memprihatinkan ini, dan
mempertimbangkan peran khusus mereka, baik bertindak sendiri atau
bekerja sama dengan badan penegak hukum lainnya, dalam menangani
persoalan-persoalan ini.
Pertama-tama, pengawas ketenagakerjaan dilengkapi dengan
baik untuk memberikan peringatan sejak dini. Indikator awal yang
dapat menunjukkan situasi yang semakin memburuk menjadi situasi
kerja paksa dalam perekonomian sektor swasta terkait dengan praktik-
praktik pelanggaran dalam hal pembayaran upah, pemotongan upah
yang tidak adil, kontrak yang curang, praktik perekrutan yang tidak adil
maupun ilegal, dan semacamnya. Kedua, pengawas ketenagakerjaan
memiliki akses lebih mudah daripada polisi dan jaksa ke banyak tempat
kerja, mereka dapat memiliki fungsi penting dalam pencegahan dan
sosialisasi mengenai risiko-risiko kerja paksa.

1. Latar Belakang dan sejarah


Human Trafficking adalah salah satu bentuk kekerasan yang
dilakukan terhadap manusia, yang menyangkut kekerasan fisik,
mental  dan atau seksual. Human Trafficking merupakan perekrutan,
pengangkutan, pemindahan, penampungan atau penerimaan
seseorang dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
175
bentuk-bentuk paksaaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, ataupun memberi atau
menerima bayaran atau manfaat, untuk tujuan eksploitasi seksual,
perbudakan atau praktik-praktik lain, pengambilan organ tubuh.
Berdasarkan hal ini, dapat diketahui bahwa proses trafficking
adalah perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penampungan
(penyekapan), penerimaan. Human Trafficking dilakukan dengan cara:
ancaman, kekerasan, paksaan, penculikan, penipuan, penyalahgunaan
wewenang. Dan tujuan dilakukan trafficking adalah untuk: transplantasi
organ tubuh, penyalahgunaan obat, perdagangan anak lintas batas,
pornografi, seksual komersil, perbudakan/penghambaan dan lain-lain.
Allah berfirman dalam surat Al Israa ayat ke-70, “Dan sesungguhnya
telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan,Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
Selain mempersempit jalan masuk penyebab perbudakan,
kapasitasi kelompok rentan juga ditempuh untuk mengurangi
perbudakan. Sasaran dakwah Rasulullah saw pada tahap awal
penyampaian wahyu adalah kaum miskin yang relatif rentan menjadi
budak. Dakwah Rasulullah saw sarat dengan pesan kesetaraan bagi
seluruh umat manusia, sehingga memotivasi kaum miskin untuk
terlepas dari cengkeraman perbudakan/trafiking. Rasulullah saw
mengajarkan bahwa menghapuskan perbudakan dapat meningkatkan
derajat ketakwaaan seseorang. Allah memiliki kriteria sendiri dalam
menentukan tinggi rendahnya derajat seseorang, yakni dari ketakwaan
orang tersebut, bukan dari status sosial maupun kekayaan yang dimiliki
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an :

176 Umi Musyarrofah, MA


orang tersebut, bukan dari status sosial maupun kekayaan yang
dimiliki sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an :

َّ ِ‫ب َو َٰلَ ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن آ َمنَ ب‬


‫اَّللِ َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر‬ ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫ْس ْالبِ َّر أَ ْن تُ َولُّوا ُوجُوهَ ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬
َ ‫لَي‬
َ‫ال َعلَ َٰى ُحبِّ ِه َذ ِوي ْالقُرْ بَ َٰى َو ْاليَتَا َم َٰى َو ْال َم َسا ِكينَ َوا ْبن‬ َ ‫ب َوالنَّبِيِّينَ َوآتَى ْال َم‬ِ ‫َو ْال َم ََلئِ َك ِة َو ْال ِكتَا‬
ۖ ‫ب َوأَقَا َم الص َََّلةَ َوآتَى ال َّز َكاةَ َو ْال ُموفُونَ بِ َع ْه ِد ِه ْم إِ َذا عَاهَ ُدوا‬
ِ ‫يل َوالسَّائِلِينَ َوفِي الرِّ قَا‬ِ ِ‫ال َّسب‬
َ‫ص َدقُوا ۖ َوأُو َٰلَئِكَ هُ ُم ْال ُمتَّقُون‬
َ َ‫س ۗ أُو َٰلَئِكَ الَّ ِذين‬ ْ
ِ ‫ضرَّا ِء َو ِحينَ ْالبَأ‬ َّ ‫َوالصَّابِ ِرينَ فِي ْالبَأْ َسا ِء َوال‬
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan,
“Bukanlah menghadapkan akan tetapi sesungguhnya
wajahmu ke arahkebajikan timur dan itubaratialah
ituberimansuatu kebajikan, kepada Allah, akanhari tetapikemudian,sesungguhnya malaikat,kebajikan kitab, nabi; itu
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat, kitab,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, dan orang yang
nabi; dan memberikan
meminta-minta, dan (memerdekakan) harta yang budak, dicintainya
mendirikankepada shalat,
kerabatnya,
dan menunaikan anak-anak
zakat, …. yatim,
Mereka orang-orang
itulah orang-orang miskin,yang musafir,
benar
dan (imannya);
orang yang dan meminta-minta,
mereka itulah orang-orang dan (memerdekakan) yang bertakwa.” budak, (al-
Baqoroh : 177)
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, …. Mereka itulah
Danorang-orang
hadits Rasulullah
yangSAW : (imannya); dan mereka itulah orang-
benar
Dari al-Barra
orang bin Azib, dia
yang bertakwa.” berkata: Seseorang
(al-Baqoroh : 177) datang lalu bertanya,
“Wahai Rasulullah, tunjukkanlah aku suatu perbuatan yang dapat
Dan hadits Rasulullah SAW
mendekatkanku : dan menjauhkanku dari neraka!” Maka
ke surga
Nabi saw bersabda: “Bebaskanlah raga dan lepaskanlah budak.”
Kemudian orang itu berkata: “Wahai Rasulullah, bukankah kalimat
itu menunjukkan satu perbuatan?” Beliau menjawab: “Tidak.
Membebaskan raga berarti kamu memerdekakannya (budak).
Melepaskan budak berarti kamu sendiri menentukan harga
pembeliannya (dari penjual budak, untuk dimerdekakan).”  (HR
Ahmad).
Selain pemaknaan kesetaraan dalam relasi sosial atau
hablumminannaas, penghapusan trafiking dilakukan melalui upaya
beberapa sahabat Rasulullah saw yang pernah membebaskan para
budak dengan mengorbankan kekayaan mereka untuk mengganti
“kerugian” majikan. Abu Bakar as-Shiddiq tercatat membebaskan 7

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
177
budak yakni ‘Amir bin Fuhairoh ra., Ummu Ubais, Zinniroh, Nahdiyyah
dan putrinya, seorang budak wanita dari bani Muammal, Abu Fukaihah,
dan Bilal bin Abi Robah. Umar bin Khattab diriwayatkan juga pernah
memerdekakan seorang pemuda penggembala kambing.
Perkembangan zaman sejak masa Rasulullah hingga saat ini
tidak serta merta menggerus praktek trafiking. Perdagangan orang
merupakan kejahatan terbesar ketiga di seluruh dunia yang diyakini
menghasilkan triliyunan dolar setiap tahunnya2. Korban terbanyak dari
kejahatan trafiking adalah perempuan dan anak. Hampir 80 persen
perdagangan orang di suluruh dunia memiliki tujuan eksploitasi
seksual dan diperkirakan 1.2 juta anak diperdagangkan secara global
untuk tujuan eksploitasi seksual dan tujuan lainnya setiap tahun3. Di
Indonesia, diperkirakan 100 ribu anak dan perempuan diperdagangkan
untuk tujuan seksual setiap tahunnya, dan 30% dari perempuan yang
bekerja untuk pelacuran di Indonesia berusia di bawah 18 tahun, yakni
sekitar 40-70 ribu anak Indonesia menjadi korban perdagangan seksual
setiap tahun4.
Penyebab Sebelum era Islam, trafiking yang berawal dari
perbudakan dapat terjadi dengan berbagai cara seperti :
a) Melalui perjudian
b) Merampok kafilah dagang
c) Penculikan
d) Menangkap orang yang tersesat
e) Orang yang tidak bisa membayar hutang
f) Orang tua yang menjual anaknya demi uang dan makanan, dan
sebagainya.

178 Umi Musyarrofah, MA


Penyebab trafiking di jaman modern ini pun semakin beragam,
dapat diuraikan factor penyebab perdagangan manusia adalah
a) Kurangnya kesadaran ketika mencari dengan tidak mengetahui
bahaya trafficking dan cara-cara yang dipakai untuk menipu atau
mencebak korban
b) Kemiskinan telah memaksa banyak orang untuk mencari pekerjaan
kemana saja tanpa melihat resiko dari pekerjaan tersebut
c) Kultur/budaya yang menempatkan posisi perempuan yang lemah
dan juga posisi anak yang harus menurutikehendak orang tua dan
juga perkawinan dini, diyakini sebagai saah satu pemicu trafficking
, biasanya korban terpaksa harus pergi mencari pekerjaan sampai
keluar negeri atau keluar daerah, karena tuntunan keluarga atau
orang tua
d) Lemahnya pencatatan/dokumentasi kelahiran anak atau penduduk
sehingga sangat mudah untuk memalsukan identitas
e) Lemahnya oknum-oknum aparat penegak hokum dan pihak-pihak
terkait dalam melakukan pengawalan terhadap indikasi kasus-
kasus traffiking
Di era modern ini, trafiking telah banyak mengalami metamorfosa
dengan menggunakan teknologi komunikasi sebagai basis kejahatan.
Jumlah netizen (pengguna internet) di Indonesia khususnya media
sosial semakin hari semakin meningkat. Salah satu fitur atau aplikasi
yang paling sering digunakan oleh para netizen adalah media sosial.
Dalam kajian tentang perdagangan manusia, sebenarnya hal
itu telah terjadi semenjak adanya perbudakan jauh sebelum Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus. Diantara salah
satu sebab suburnya perbudakan waktu itu adalah seringnya terjadi
peperangan antar kabilah dan bangsa, di samping di sana terdapat

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
179
faktor lain seperti perampokan, perampasan, penculikan, kemiskinan,
ketidakmampuan dalam membayar hutang dan lain sebagainya, serta
didukung pula dengan adanya pasar budak pada masa itu.
Pada zaman Nabi Ibrâhîm Alaihissallam sudah terjadi perbudakan,
hal ini ditunjukkan oleh kisah Sarah yang memberikan jariyahnya
(budak wanita) yaitu Hajar kepada Nabi Ibrâhîm Alaihissallam untuk
dinikahi3. Demikian pula pada zaman Ya’qûb Alaihissallam, orang
merdeka di masa itu bisa menjadi budak dalam kasus pencurian, yaitu
si pencuri diserahkan kepada orang yang ia ambil hartanya untuk
dijadikan budak.4
Kemudian Islam datang mengatur perbudakan ini walaupun tidak
mutlak melarangnya. Akan tetapi, hal itu dapat mengurangi perlahan-
lahan. Untuk itu Islam menganjurkan untuk membebaskan budak-
budak yang beragama Islam5, bahkan salah satu bentuk pembayaran
kafârah adalah dengan membebaskan budak Muslim.
Dewasa ini kita dapati maraknya eksploitasi manusia untuk dijual
atau biasa disebut dengan Human Trafficking, terutama pada wanita
untuk perzinaan, dipekerjakan tanpa upah dan lainnya, ada juga pada
bayi yang baru dilahirkan untuk tujuan adopsi yang tentunya ini semua
tidak sesuai dengan syari’ah dan norma-norma yang berlaku (‘urf).
Kemudian bila kita tinjau ulang ternyata manusia-manusia tersebut
berstatus “hur” (merdeka).
Perdagangan manusia merupakan kejahatan yang keji terhadap
Hak Asasi Manusia (HAM), yang mengabaikan hak seseorang untuk
hidup bebas, tidak disiksa, kebebasan pribadi, pikiran dan hati
3
Lihat Bidâyah wa Nihâyah, Abu Fidâ‘ Ismâîl Ibn Katsîr, Kisah kelahiran Nabi Ismâ‘il. Penerbit
Hajar cet. Pertama,Th.1417H, 1/354
4
Tafsir Al-Qur‘ânul Adzîm, Abu Fidâ‘ Ismâ‘îl Ibn Katsîr , tafsir Surat Yûsuf/12 :75, Dâr Thayy-
ibah cet.kedua Th. 1420, 4/401
5
Lihat Subulus Salâm Syarh Bulûghul Marâm, Muhammad bin Ismâ‘îl As-Shan’âni, Kitâbul
‘itq 4/189- 195

180 Umi Musyarrofah, MA


nurani, beragama, hak untuk tidak diperbudak, dan lainnya. Anak dan
perempuan adalah yang paling banyak menjadi korban perdagangan
orang (trafficking in persons), menempatkan mereka pada posisi yang
sangat berisiko khususnya yang berkaitan dengan kesehatannya baik
fisik maupun mental spritual, dan sangat rentan terhadap tindak
kekerasan, kehamilan yang tak dikehendaki, dan infeksi penyakit
seksual termasuk HIV/AIDS. Kondisi anak dan perempuan yang seperti
itu akan mengancam kualitas ibu bangsa dan generasi penerus bangsa
Indonesia.
Adapun faktor utama maraknya trafficking terhadap perempuan
dan anak perempuan adalah kemiskinan. Saat ini 37 juta penduduk 
indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Sejumlah 83% keluarga
perkotaan dan 99% keluarga pedesaan membelanjakan kurang dari Rp
5.000 /hari. Faktor lain adalah :
a. Pendidikan, 15% wanita dewasa buta huruf dan separuh dari anak
remaja tidak masuk sekolah memberikan peluang untuk menjadi
korban trafficking. Di Indonesia, pendidikan yang cenderung
rendah membuat anak susah untuk mengatakan “tidak”. Orangtua
yang berpendidikan rendah, ditambah dengan desakan ekonomi,
membuat mereka bersedia melakukan apa saja untuk meningkatkan
taraf hidupnya. Termasuk, “menjual” anak mereka sendiri.
Kekerasan terhadap keluarga tersebut menjadikan sekitar separuh,
dari anak-anak yang dilacurkan pernah mendapatkan kekerasan
seksual sebelumnya. Atau melakukan perkawinan di usia muda.
Diantara mereka sejumlah 30% melakukan kawin sebelum usia 16
tahun disaat mereka seharusnya berada di bangku sekolah. Dan
perkawinan usia ini beresiko tinggi terhadap perceraian.
Orang tua sebagai ayah maupun ibu hendaknya mampu memberikan
kewajiban atas hak anak adalah memberikan pendidikan yang

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
181
memadai, pemerintahpun telah memberikan kewajiban kepada
warganya untuk wajib belajar selama 9 tahun. Sebagai orang tua
seyogyanyalah memberiakan kesempatan yang maksimal untuk
anaknya dalam mengenyam pendidikan.

b. Kondisi  sosial budaya keluarga dan masyarakat Indonesia sebagian


besar yang patriarkhis.  Eksploitasi seksual anak merupakan hal
yang sulit apabila sudah terperangkap akan sulit untuk keluar.
Menjerumuskan anak pada eksloitasi seksual hanya membutuhkan
waktu singkat dan relatif murah tetapi memulihkan mereka dari
situasi tersebut membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang
besar, terlebih lagi mereka yang mengalami trauma. Anak-anak yang
telah memperoleh stigma buruk, sulit diterima masyarakat.6

Lifestayl yang sudah menjamur dikalangan remaja dan anak-anak


merupakan tantangan dalam ketahanan keluarga, orang tua yang
tidak mampu menagkap teknologi di era globalisasi baik transportasi
dan komunikasi membuat anak seolah-olah bisa menjadi guru bagi
orang tuanya, kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh anak untuk
menjadikan diri sebagai obyek eksploitasi seksual bagi dirinya,
karena dengan pemanfaatan orang yang lebih tua atau pelaku seks
anak akan mendapatkan uang atas jaza yang diberikan.
c. Perubahan globalisasi dunia, Indonesia tidak luput dari pengaruh
keterbukaan dan kemajuan diberbagi aspek teknologi, politik,
ekonomi, dan sebagainya. Dan kemajuan tersebut membawa
perubahan pula dari segi-segi kehidupan sosial dan budaya
dipacu oleh berbagai kemudahan informasi. Berkaitan dengan
perkembangan tersebut Indonesia menjadi sasaran perdangangan
seks terhadap perempuan dan anak perempuan. Hal ini disebabkan
tingkat kesadaran masyarakat masih rendah sehingga peraturan dan
Jurnal Perempuan 29, 2002:24
6

182 Umi Musyarrofah, MA


hokum lebih lemah untuk menghapuskan eksploitasi seks terhadap
perempuan dan anak perempuan.
Anak dan remaja dengan mudahnya mendapatkan umpan balik
atas media social yang diperankannya
Dari berbagai faktor diatas, dapat difahami bahwa aktivitas
dan keberadaan manusia dapat menguntungkan suatu negara
bahkan juga dapat mempersulit gerak suatu negara. Hal yang terkait
menguntungkan negara dapat kita lihat contohnya ialah jasa para
tenaga kerja yang berada di luar negeri, devisa yang mereka hasilkan
membuat pendapatan negara bertambah hasilnya dapat dirasakan
juga timbal baliknya bagi mereka semua sarana dan fasilitas umum
dapat rakyat rasakan. Akan tetapi ketika terjadi banyak penyimpangan,
maka mereka sebenarnya telah masuk dalam perangkap perdagangan
manusia yang dapat menyebabkan faktor kerugian bagi negara bahkan
masyarakat Indonesia khususnya.

2. Perdagangan Manusia menurut Fikih Islam

Agama Islam dalam masalah fikih telah mengatur dengan


sangat baik masalah ini. Bahwa hukum dasar muâmalah perdagangan
adalah mubâh kecuali yang diharamkan dengan nash atau disebabkan
gharâr (penipuan)7. Dalam kasus perdagangan manusia, ada dua
jenis yaitu manusia merdeka (hur) dan manusia budak (‘abdun).
Dalam pembahasan ini akan kami sajikan dalil-dalil tentang hukum
perdagangan manusia merdeka yang kami ambilkan dari al-Qur’ân dan
Sunnah serta beberapa pandangan ahli Fikih dari berbagai madzhab
tentang masalah ini.

7
Lihat Syarh shahîh Muslim Imam Nawawi rahimahullah, dalam penyebutan kaidah Baiul
gharâr 10/156

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
183
a). Allah Azza wa Jalla berfirman:

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami


angkut mereka di daratan dan di lautan,Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
(QS. Al Isra: 70)

Maksud ayat diatas adalah bahwa kemuliaan manusia yang Allah


Azza wa Jalla berikan kepada mereka yaitu dengan dikhususkannya
beberapa nikmat yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain
sebagai penghormatan bagi manusia. Kemudian dengan nikmat
itu manusia mendapatkan taklîf (tugas) syari’ah seperti yang telah
dijelaskan oleh mufassirîn dalam penafsiran ayat tersebut di atas8
Maka hal tersebut berkonsekwensi seseorang manusia tidak boleh
direndahkan dengan cara disamakan dengan barang dagangan,
semisal hewan atau yang lainnya yang dapat dijual-belikan. Imam
al-Qurthûbi dalam tafsirnya berkata mengenai tafsir ayat ini “….dan
juga manusia dimuliakan disebabkan mereka mencari harta untuk
dimiliki secara pribadi tidak seperti hewan,…”

b) Sunnah, Disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi Allah Azza wa Jalla


mengancam keras orang yang menjual manusia ini dengan ancaman
permusuhan di hari Kiamat. Imam al-Bukhâri dan Imam Ahmad
meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu :9 dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: Allah Azza wa
Jalla berfirman:

“ Tiga golongan yang Aku akan menjadi musuh mereka di hari


8
Lihat Fathul Qadîr, Muhammad bin Ali Asy-Syaukâni, dalam tafsir Surat al-Isrâ’/17:70,
1/1289

9
Shahîul-Bukhâri No. 2227 Dalam Kitâbul Buyû’ Bab : Itsmu man bâ’a hurran dan Musnad
Imam Ahmad dari riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu

184 Umi Musyarrofah, MA


Kiamat; pertama: seorang yang bersumpah atas nama-Ku lalu
ia tidak menepatinya, kedua: seseorang yang menjual manusia
merdeka dan memakan hasil penjualannya, dan ketiga: seseorang
yang menyewa tenaga seorang pekerja yang telah menyelesaikan
pekerjaan itu akan tetapi dia tidak membayar upahnya.

Dalam masalah ini Ulama bersepakat atas haramnya menjual


orang yang merdeka (Baiul hur), dan setiap akad yang mengarah ke
sana, maka akadnya dianggap tidak sah dan pelakunya berdosa. Di
antara pendapat mereka yaitu.

1. Hanafiyyah

Ibnu Abidin rahimahullah berkata, “Anak Adam dimuliakan menurut


syari’ah, walaupun ia kafir sekalipun (jika bukan tawanan perang),
maka akad dan penjualan serta penyamaannya dengan benda adalah
perendahan martabat manusia, dan ini tidak diperbolehkan…”10 Ibnu
Nujaim rahimahullah berkata dalam Al-Asybah wa Nazhâir pada kaidah
yang ketujuh, “Orang merdeka tidak dapat masuk dalam kekuasaan
seseorang, maka ia tidak menanggung beban disebabkan ghasabnya
walaupun orang merdeka tadi masih anak-anak”11

2. Malikiyah

Al-Hatthab ar-Ru’aini rahimahullah berkata, “Apa saja yang tidak


sah untuk dimiliki maka tidak sah pula untuk dijual menurut ijma’

10
Raddul Mukhtâr Alâ Durrill Mukhtâr Syarh Tanwîril Abshar-Khasyiah Ibnu Abidîn, Muh.
Amin Ibn Abidin, Cet. Dârul Kutub Beirut,Th 1423 H. 4/110
11
Al-Asybah wa Nazhâir, Ibnu Nujaim al-Hanafi, Jilid 1 hlm. 146 maksud kaidah tersebut
adalah ; apabila orang yang merdeka dighasab oleh seseorang, maka apabila ia mati tanpa
sebab maka si ghâsib tidak menanggung harga orang tersebut, dan jika ia mati disebabkan
ghâsib, maka si âqilah ghâsib (keluarga dari jalur lelaki) yang menanggung diyat orang tadi.
Hal ini beda halnya jika yang di ghasab itu budak, maka ia harus menanggung harga budak
tersebut dan âqilahnya menanggung diyatnya. Hal yang demikian untuk membedakan
antara budak dan merdeka. Karena manusia merdeka bukanlah sebuah harta

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
185
Ulama’, seperti orang merdeka , khamr, kera, bangkai dan semisalnya“12

3. Syafiiyyah

Abu Ishâq Syairazit dan Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan


bahwa menjual orang merdeka haram dan bathil berdasarkan hadist di
atas. Ibnu Hajart menyatakan bahwa perdagangan manusia merdeka
adalah haram menurut ijma’ Ulama’

4. Hanabilah

Ulama’ Hanabilah menegaskan batalnya baiul hur ini dengan


dalil hadits di atas dan mengatakan bahwa jual beli ini tidak pernah
dibolehkan dalam Islam, di antaranya adalah Ibnu Qudâmah, Ibnu
Muflih al-Hanbali, Manshûr bin Yûnus al-Bahuthi, dan lainnya.

5. Zahiriyyah

Madzhab ini menyebutkan bahwa semua yang haram dimakan


dagingnya, haram untuk dijual

Dari keterangan di atas, telah jelas bagi kita bahwa Ulama


bersepakat atas haramnya penjualan manusia merdeka. Bahkan
memperkerjakan orang merdeka kemudian tidak menepati upah yang
telah disepakati, maka perbuatan semacam ini disamakan dengan
memakan hasil penjualan manusia merdeka, yaitu berupa ancaman
yang terdapat dalam hadits tersebut di atas

Begitu pula mereka yang menjadi makelar untuk memperkerjakan


tenaga kerja, upah pekerja tersebut diambil oleh para makelar itu,
dan akhirnya si pekerja tidak mendapatkan upah, atau karena adanya
makelar tersebut mengakibatkan upah pekerja menjadi berkurang

Mawâhibul Jalîl lisyarhi Mukhtasar Khalîl, Abu ‘Abdillâh Muhammad al-Magribi al-Mâliki
12

al-ma’rûf bi al-Hathab ar-Ru’ainy, Dâr ‘Alimil Kutub, cet 1, 6/.67

186 Umi Musyarrofah, MA


dari upah yang telah disepakati dengan majikan atau UMR. Syaikh
Ibnu Utsaimîn rahimahullah dalam kitab Syarhul Mumti’ ketika
memberikan contoh masalah Ijârah Fâsidah (akad persewaan yang
rusak) menyebutkan bahwa menyewakan tenaga kerja merdeka tidak
diperbolehkan dengan alasan si pekerja tadi bukanlah milik (budak)
si penyedia sewa (makelar). Padahal syarat Ijârah (persewaan) adalah
si penyedia persewaan harus memiliki barang yang mau disewakan,
dan di sini orang yang merdeka ini tidak dimilikinya (bukan budaknya).
Kemudian apabila akad persewaan ini terjadi atas sepengetahuan
musta’jir (penyewa/majikan) bahwa pekerja tersebut bukan budak,
maka sang majikan wajib mengganti upah mitsil (standar) kepada
pekerja tersebut. Akan tetapi apabila ia tidak mengetahui penipuan
ini, maka ia cukup membayar kesepakatan di muka tentang upah sewa
kepada pekerja tadi. Dan apabila upah tersebut kurang dari upah mitsil
maka penanggungnya adalah pihak penyedia tenaga.

Maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa tidak ada hak bagi
makelar untuk mengambil jatah upah tenaga kerja, karena mereka
adalah manusia merdeka yang memiliki hak kepemilikan, bukan untuk
dimiliki orang lain; begitu pula hasil kerjanya. Bila ia ingin mendapat
upah, maka hendaknya di luar upah mereka. Maka hal yang demikian
termasuk memakan harta dengan batil.

3. Cara Menanggulangi Perdagangan Manusia


Diantara cara terbaik dalam penanggulangan human trafficking
ini adalah adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah
dengan melakukan aktifitas berikut.
1. Masyarakat
a) Mengadopsi anak merupakan kegiatan paling efektif untuk
meminimalisir tindak perdagangan anak-anak tentunya dengan

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
187
sistem yang ketat adanya survey kehidupan terlebih duhulu bagi
yang akan mengadopsi kemudian termasuk layak atau tidakah
sebagai orang yang mengadopsi sehingga nanti anak tersebut yang
akan diadopsi benar-benar mendapatkan kehidupan yang layak.
Anak-anak yang terlahir dari keluarga yang mempunyai ekonomi
lemah hendaknya dibantu untuk dipindah hak dan kewajiban atas
nya pada orang tua asuh. Hak manusia untuk hidup, dilindungi oleh
Negara mampu melanjutkan hak hidupnya
b) Memberi pendidikan yang terbaik mutlak menjadi tugas para
orangtua. Orang tua (selaku masyarakat) disini pun bertanggung
jawab harus memberikan kehidupan yang layak, pendidikan yang
optimal, kasih sayang dan perhatian penuh terhadap anak-anaknya.
Memberikan pelajaran agama sedini mungkin kepada anaknya
sehingga apa yang ia lakukan dapat diseleksi oleh dirinya apakah
baik atau tidak.
Pendidikan yang diberikan pada anak mulai dari nonformal Maupin
informal baik menyangkut ilmu pengetahuan umum maupun
pengetahuan agama. Bagaimana anak mendapatkan beretika pada
orang tua, keluarga, tetangga dan masyarakat.
c) Berperan aktif untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Setelah
mengetahui dan mencoba memberitahu orang lain, Anda juga dapat
berperan aktif untuk menanggulangi permasalahan ini. Berperan
aktif tersebut dapat dilakukan dengan cara melaporkan kasus yang
Anda ketahui kepada yang berwajib. Anda juga bisa mengarahkan
anak, keponakan, atau anak muda lain yang gemar beraktivitas
di situs jejaring sosial untuk lebih berhati-hati dalam berteman,
misalnya. Yang Anda lakukan mungkin hanya sesuatu yang kecil,
tetapi bila semua orang tergerak untuk turut melakukannya, bukan
tak mungkin masalah yang berkepanjangan ini akan teratasi.

188 Umi Musyarrofah, MA


Fungsi aparat pemerintah baik dari tingkar Rukun Tetangga, rukun
Warga, kelurahan dan kecamatan selanjutnya keatas adalah sarana
yang tepat agar perdagangan manusia tidak menambah kasus.

2. Pemerintah
a) Melakukan sosialisasi dan gencar melakukan kerjasama lintas sektor
dengan LSM-LSM yang peduli terhadap masalah tersebut. Terlebih
setelah disahkannya secara legal Undang-Undang nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak yang di dalamnya mengatur
dengan jelas tentang hak anak untuk dilindungi dari segala bentuk
eksploitasi dan perdagangan, serta sanksi pidana bagi pelanggaran
terhadap hak tersebut.
Jika orang tua mengetahui kewajiban dan haknya sebagai
b) Melakukan pendidikan singkat kepada masyarakat kelas
bawah. Mengapa? Karena perdagangan manusia banyak
terjadi pada masyarakat dengan kelas pendidikan yang cukup
rendah. Pendidikan harus diberikan dengan bahasa yang
lebih mudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat.

Penanganan kasus perdagangan manusia dengan sistem


peradilan pidana, tentunya akan melibatkan polisi, jaksa, hakim dan
lembaga pemasyarakatan. Dari data yang diperoleh ternyata masih
sedikit kasus yang berakhir di pengadilan dengan penghukuman
terhadap pelakunya. Sulitnya mengungkap praktik perdagangan
manusia disebabkan antara lain karena demikian terorganisirnya
kegiatan ini. Oleh karenanya peran serta masyarakat, antara lain
organisasi non pemerintah yang mempunyai kepedulian terhadap
masalah ini dapat membantu dalam mengungkap kasus maupun
memberikan bantuan pada korban.

Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Perdagangan Manusia


(Human Trafficking)
189
Melihat massifnya kegiatan perdangan manusia baik perempuan
maupun anak-anak maka sebagai wanita baik menjadi kepala rumah
tangga maupun individu dalam masyarakat sangat membutuhkan
sekali ketahanan dalam berumah tangga maupun berkeluarga dan
bermasyarakat. Efektif nya dalam berkomunikasi baik antar anggota
keluarga , antar anggota masyarakat merupakan matarantai yang
sangat dibutuhkan.

D. PENUTUP
Demikan fungsinya ketahan dalam keluarga dalam menyikapi
perdagangan manusia

190 Umi Musyarrofah, MA


Bab IX
Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional
dan Konvensi Internasional
Oleh: Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA
A. Pendahuluan
Banyak faktor mengancam ketahanan keluarga Indonesia.
Salah satu faktor berpengaruh adalah konvensi internasional yang
dikeluarkan PBB. Berbagai kerapuhan dalam membangun keluarga
dipengaruhi pula oleh kondisi legislasi nasional dan internasional
mengenai perempuan, perkawinan, dan dampak kekerasan di dalam
rumah tangga. Di dalam legislasi nasional, undang-undang yang
berkaitan dengan persoalan keluarga seperti UU Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan, UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
Anak, UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan dalam Rumah
Tangga (KDRT), dan Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga belum
sepenuhnya memadai untuk menempatkan institusi keluarga secara
utuh.
Upaya yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan keluarga
haruslah dimulai dengan membina perempuan dan remaja agar
menjadi siap menjalankan bahtera rumah tangga dan memperkokoh
ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Dukungan legislasi terhadap
perjuangan perempuan harus diperkuat dengan dukungan sosial yang
mengakar di dalam masyarakat dengan menjadikan generasi baru
berkualitas dan berperan di dalam proses pengambilan keputusan.

Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional


dan Konvensi Internasional
191
Di sinilah diharapkan MUI dapat memiliki strategi penguatan
keluarga dan membuat kebijakan untuk mewujudkan ketahanan
keluarga sebagai prioritas program kerjanya, dan pada gilirannya
kebijakan ini berkontribusi agar menjadikan ketahanan nasional makin
kuat. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah merumuskan tujuan dari
Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga sebagai berikut.
1. Meningkatkan kerja sama dengan badan/ormas/instansi pusat
terkait dalam upaya pemberdayaan perempuan, remaja, dan
keluarga.
2. Memberi kontribusi pemikiran keagamaan dan advokasi mengenai
berbagai isu yang berkaitan dengan perempuan, remaja, dan
keluarga serta turut memberikan solusi dalam menghadapi
masalah yang dihadapi.
3. Melakukan sosialisasi gender mainstreaming (pengarusutamaan
gender) sesuai dengan prinsip dan norma Al-Qur’an dan Sunnah.
4. Memprakarsai adanya pelatihan bagi tokoh muda perempuan dan
daiah agar memiliki visi keagamaan dan kebangsaan yang benar.
Di dalam kesempatan ini akan dibahas perundangan nasional
demi mendukung ketahanan keluarga dan tentang Konvensi PBB
terkait masalah perempuan dan keluarga.

B. Perundangan Nasional Mendukung Ketahanan Keluarga


Keluarga merupakan bagian terkecil masyarakat. Di dalam
keluargalah dikembangkan perilaku anggota masyarakat yang
menentukan sifat-sifat masyarakat. Keluarga juga menentukan
ketahanan masyarakat menghadapi berbagai keadaan di lingkungannya.
Keluarga membentuk dan mempunyai kualitas dan ketahanan untuk
menghadapi masalah di dalam kehidupan. Kesejahteraan anggota

192 Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


ketahanan untuk menghadapi masalah di dalam kehi
Kesejahteraan anggota keluarga secara keseluruhan akan menen
kesejahteraan dan ketahanan masyarakat.
keluarga secara keseluruhan akan menentukan kesejahteraan dan
ketahanan masyarakat. Islam sangat mementingkan keutuhan keluarga. Di
ajarannya
Islam sangat jelaslah bahwa
mementingkan seorang
keutuhan ayah Di
keluarga. adalah
dalampemimpin di
ajarannya jelaslahkeluarga, yang selain
bahwa seorang ayahwajib mencari
adalah nafkah,
pemimpin juga diperintahkan
di dalam
keluarga, yang selain wajib sebaik-baiknya
berlaku mencari nafkah, terhadap
juga diperintahkan untukArtinya para
keluarganya.
berlaku sebaik-baiknya terhadap
diperintahkan keluarganya.
Allah SWT untuk Artinya
pedulipara ayah anak dan is
terhadap
diperintahkan Allah SWT untuk peduli terhadap anak dan istrinya,
memperhatikan tumbuh kembang anak dan keadaan ist
memperhatikan tumbuh kembang anak dan keadaan istrinya. 
Demikian pula posisi istri, ia tetap pada perannya sebagai ib
Demikian pula posisi istri, ia tetap pada perannya sebagai ibu dan
pengatur
pengatur rumah tangga. rumah tangga.
Meskipun Meskipun
demikian, demikian,
suami haruslah suami haruslah me
memiliki
kepedulian
kepedulian yang tinggi kepadayang tinggi
anak, kepada
bahkan anak, bahkan
membantu membantu istri
istri dalam
menjalankan perannya. 
menjalankan perannya.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

«‫»خَ ْي ُر ُك ْم خَ ْي ُر ُك ْم ألَ ْهلِ ِه َوأَنَا خَ يْرُ ُك ْم ألَ ْهلِى‬


“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dengan
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik d
keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik dengan
keluargaku” HRHRkeluarganya
at-Tirmidzi dan aku danadalah orang yang paling baik d
keluargaku” at-Tirmidzi(no.
(no. 3895) dan IbnuHibban
Ibnu Hibban(no.
(no. 4177),
4177),
dinyatakan
dinyatakan shahih
shahih oleholeh
ImamImam at-Tirmidzi,
at-Tirmidzi, dandan Ibnu
Ibnu Hibban
Hibban

Allah Ta’ala berfirman,
Allah Ta’ala berfirman, 3

{‫ض َوبِ َما أَ ْنفَقُوا ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه ْم‬


ٍ ْ‫ْضهُ ْم َعلَى بَع‬ َّ ‫}الرِّجا ُل قَ َّوا ُمونَ َعلَى النِّ َسا ِء بِ َما فَض ََّل‬
َ ‫ﷲُ بَع‬ َ
 “Kaum
“Kaumlaki-laki itu itu
laki-laki adalah pemimpin
adalah bagi
pemimpin kaum
bagi perempuan,
kaum perempuan, oleh
oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah
sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS. An-Nisa : 34)
menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS. An-Nisa : 34)

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:

ِ ‫} َو َعلَى ْال َموْ لُو ِد لَهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِكس َْوتُه َُّن بِ ْال َم ْعر‬
{‫ُوف‬

“Dan kewajiban ayah memberi makan


Ketahanan dandalam
Keluarga pakaian kepada
Legislasi Nasionalpara ibu
dan Konvensi Internasional
193
dengan cara yang ma’ruf” (QS Al-Baqarah: 233)
sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) te
menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS. An-Nisa : 34)

Dalam ayat lain,Dalam


Allah Ta’ala berfirman:
ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:

ِ ‫} َو َعلَى ْال َموْ لُو ِد لَهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِكس َْوتُه َُّن بِ ْال َم ْعر‬
{‫ُوف‬
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para
ibu dengan cara yang ma’ruf” (QS Al-Baqarah: 233)
dengan cara yang ma’ruf” (QS Al-Baqarah: 233)
Pemerintah RI, dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan
Pemerintah
Perempuan dan Perlindungan AnakRI,
telahdalam hal ini
membahas RUUKementerian
Ketahanan Pemberday
Perempuanparadigma
Keluarga untuk membawa dan Perlindungan
baru agarAnak telah membahas
permasalahan keluargaRUU Ketaha
tidak pada sektor privatuntuk
Keluarga saja. membawa
RUU ini harus mampu
paradigma barumemberikan
agar permasalahan kelua
pandangan barutidak
baik kepada masyarakat
pada sektor privat maupun
saja. RUUpembuat kebijakan
ini harus mampu memberi
bahwa pranata sosial yang bernama keluarga tidak hanya merupakan
pandangan baru baik kepada masyarakat maupun pembuat kebija
urusan domestik. Namun, perlu disadari bahwa fondasi ketahanan
bahwa pranata sosial yang bernama keluarga tidak hanya merupa
dan keberlangsungan suatu negara sangat bergantung terhadap fungsi
urusan aspek
keluarga, baik dalam domestik. Namun,
mikro maupunperlumakro
disadari
danbahwa
juga fondasi
aspek ketahanan
keberlangsungan
psikologis. Proses kodifikasi hukumsuatu
yang negara sangat
diterapkan bergantung
di dalam RUU initerhadap fun
diharapkan dapatkeluarga,
membawa baik dalam aspek
perubahan mikrotentang
perspektif maupun makro dan juga as
ketahanan
keluarga. Mendukung halProses
psikologis. ini, Indonesia
kodifikasitelah
hukummemiliki beberapa
yang diterapkan di dalam RUU
undang-undangdiharapkan
sektoral dapat
yang membawa
berkaitan perubahan
dengan perlindungan
perspektif tentang ketaha
terhadap keluarga, seperti jaring pengaman sosial dalam Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
4
Sosial; ketersediaan lahan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria; penjaminan administrasi
kependudukan dan pengembangan keluarga dalam Undang-undang
Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga; ketersedian perumahan dalam Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman;
dan beberapa undang-undang sektoral lainnya.
RUU Ketahanan Keluarga diharapkan dapat menghadirkan
norma modifikasi yang baru tanpa harus mengatur ulang norma-
norma yang telah diatur di dalam undang-undang sektoral tersebut

194 Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


di atas. Salah satu alasan masih besarnya masalah ketahanan dan
kesejahteraan keluarga di Indonesia adalah karena kebijakan keluarga
yang setengah hati yang tidak disertai dengan cara pandang melihat
peran keluarga dalam negara. Indonesia merupakan negara dengan
kebijakan eksplisit keluarga yakni Undang-undang Nomor 52 Tahun
2009, namun demikian program keluarga yang dijalankan sebatas
pendukung atau pelengkap program lainnya. Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu institusi
yang melaksanakan program ketahanan keluarga, menempatkan
program ketahanan keluarga sebatas pendukung program Keluarga
Berencana. Ketahanan keluarga Indonesia membutuhkan kebijakan
menuju tindakan.
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dirasa belum efektif karena
sebagian besar keluarga Indonesia belum sejahtera. Berdasarkan data
dari BPS periode 2009-2010, saat ini masih banyak keluarga yang
belum memiliki rumah (13,6 juta atau 22 persen), mengalami kesulitan
akses air bersih (sekitar 50 persen), tidak memiliki akses sanitasi yang
hieginis (45 persen), dan miskin (sekitar 31 juta atau 13 persen).
Selain itu, masih banyak keluarga yang sulit memperoleh pendidikan
dan pelayanan kesehatan berkualitas, yang tinggal di wilayah rawan
pangan, wilayah rawan bencana, dan daerah tertinggal.
            Peran keluarga di dalam suatu negara merupakan hal yang sangat
penting dimana dalam berbagai pembahasan dalam ilmu sosiologi dan
psikologi secara elaboratif dijelaskan bahwa keluarga memiliki peran
yang sangat signifikan di dalam membentuk seorang individu yang
merupakan unit terkecil dalam suatu negara. Dimasukkannya RUU
Ketahanan Keluarga sebagai RUU dalam daftar Prolegnas periode
2015-2019 diharapkan dapat menjadi jembatan tercapainya ketahanan
negara melalui revitalisasi peran keluarga. RUU ini haruslah dilandasi

Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional


dan Konvensi Internasional
195
dengan semangat menciptakan norma baru dan perspektif baru tentang
keluarga di masyarakat dimana RUU ini dapat memiliki substansi yang
berbeda dengan norma yang telah ada dalam undang-undang sektoral
yang berkaitan dengan keluarga. Oleh karena itu, pendekatan norma
dalam RUU Ketahanan Keluarga haruslah berdasarkan modifikasi
hukum yang tidak hanya melakukan pendekatan kuantitatif, tetapi
juga pendekatan kualitatif. Perwujudan RUU ini juga harus mendekat
kepada berbagai pihak, yaitu pihak pemerintah, akademisi, business
people, dan yang paling penting masyarakat itu sendiri.
Salah satu contoh diterapkannya ketahanan keluarga adalah
adanya Deklarasi Keluarga Indonesia yang dicetuskan dalam rangka
memperingati Hari Keluarga Nasional di Kebun Raya Bogor pada bulan
Juni 2014. Pada saat ini Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat meluncurkan Peraturan
Daerah (Perda) tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan
Keluarga Tahun 2014. Menurut P2TP2A, Jawa Barat merupakan provinsi
dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Artinya, jumlah
keluarganya juga terbesar di Indonesia. Sebuah keluarga,  merupakan
institusi pertama dan utama dalam menentukan kualitas generasi dan
kesejahteraan negara Indonesia. Dengan adanya kerja sama dengan
berbagai aspek masyarakat dan pemangku kepentingan, lahirlah
Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketahanan Keluarga di Jawa Barat
yang merupakan Perda pertama di Indonesia. Perda ini dibuat karena
P2TP2A ingin melakukan berbagai upaya dari hulu ke hilir tidak hanya
bertindak di ruang-ruang rehabilitasi saja. Namun, membangun
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendampingan terhadap
anak dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
Ketahanan keluarga disebut di dalam Undang-undang No. 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga. Ketahanan dan kesejahteraan keluarga didefinisikan

196 Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


sebagai kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan
serta mengandung kemampuan fisik materil guna hidup mandiri dan
mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam
meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Undang-undang No. 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA) menyusun kebijakan tentang bagaimana pelaksanaan
pembangunan keluarga dapat didukung. Di dalam Undang-undang
tersebut, disebutkan 8 cara pelaksanaan pembangunan keluarga
yang banyak terkait dengan tugas dan fungsi KPPPA. Di antara cara
yang terkait itu adalah peningkatan kualitas hidup anak, peningkatan
kemampuan ekonomi keluarga, penghapusan kemiskinan terutama
bagi perempuan yang berperan sebagai kepala keluarga. Selain itu,
dalam konsep ketahanan keluarga, banyak pula bagian atau komponen
yang terkait dengan tugas dan fungsi KPPPA, antara lain pemberdayaan
ekonomi, dasar legalitas keluarga, kualitas anak dan kesetaraan gender
dalam keluarga. Oleh sebab itu, KPPPA sangat berkepentingan di dalam
pelaksanaan pembangunan keluarga karena saling terkait dengan tugas
utamanya, yaitu membangun kesetaraan gender dan perlindungan
anak dalam semua aspek pembangunan.

C. Konvensi PBB tentang Perempuan dan Keluarga


Terdapat 3 macam konvensi internasional yang dikeluarkan oleh
Persatuan Bangsa-bangsa (PBB):
1. Konvensi PBB yang bersifat melindungi (protective convention),
seperti masalah yang terkait kerja malam oleh ILO pada 1919 dan
dilanjutkan pada tahun 1946, yakni Convention on the Employment
of Women in Underground Mines and All of the Kind.

Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional


dan Konvensi Internasional
197
2. Konvensi PBB yang bersifat koreksi (corrective convention) terkait
upaya melakukan koreksi terhadap pelanggaran paling dasar
terhadap perempuan, yakni yang dihasilkan sejak tahun 1904,
dan yang ditingkatkan menjadi konvensi tahun 1910, 1921, 1933,
dan 1947. Dengan dikeluarkannya konvensi ini masyarakat dunia
telah mencoba mengatur masalah pelacuran dengan melarang
pengiriman perempuan dan anak-anak.
3. Konvensi PBB yang bersifat non diskriminatif (non-discrimination
convention). Prinsip pertama non diskriminatif diungkap bahwa
jenis kelamin tidak semestinya menjadi dasar segala bentuk
diskriminasi termuat dalam Preambule Piagam PBB yang antara
lain menyatakan, “Demi mempertahankan kepercayaan pada hak
asasi manusia, pada harga dan derajat diri manusia, pada hak yang
sama, baik laki-laki maupun perempuan...”. Prinsip ini diulang
pada Pasal 1, 13 (1), 55 (c), 58, 62 (2), dan 76 dari Piagam PBB.
Selanjutnya, prinsip non diskriminatif ditegaskan kembali pada
Pasal 2 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) dan Pasal 16
Deklarasi ini yang pada pokoknya memberikan hak yang sama pada
laki-laki dan perempuan, untuk mencari jodoh, dan membentuk
keluarga dengan tidak dibatasi oleh kebangsaan, kewarganegaraan,
dan agama. Perkawinan harus dilakukan atas dasar suka sama
suka. Keduanya mempunyai hak yang sama dalam perkawinan dan
perceraian.
Di dalam perundangan nasional pengarusutamaan gender
adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender
menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan. Kebijakan pengarusutamaan gender
merupakan perjalanan panjang dari usaha global dan nasional dalam
menanggapi kesenjangan gender dalam berbagai aspek kehidupan. Hal

198 Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


ini tercermin dari berbagai kesepakatan global, antara lain Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
(Convention of the Elimination of Discrimination against Women/
CEDAW) yang diratifikasi menjadi Undang-undang Nomor 7 Tahun
1984. Sebelas tahun kemudian dilaksanakan Konferensi Perempuan
Sedunia ke-4 di Beijing tahun 1995 sebagai upaya meningkatkan
kesetaraan gender. Dalam forum tersebut menghasilkan suatu
kerangka kerja kebijakan global untuk memajukan kesetaraan gender.
Kebijakan global tersebut ditindaklanjuti oleh Pemerintah Indonesia
dengan ditetapkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun
2000, yang menginstruksikan seluruh kementerian/lembaga di tingkat
nasional dan daerah untuk menerapkan pengarusutamaan gender
dalam berbagai aspek kegiatan pembangunan.
Keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan
Islami. Untuk itu, keluarga menjadi target melemahkan kekuatan Islam.
Tatanan keluarga yang kuat dan sehat merupakan strategi penguatan
umat Islam.  Namun, banyak tantangan menuju keluarga yang ideal
masih harus dihadapi. Umat tidak sadar bahaya besar mengancam
eksistensi keluarga dan juga masyarakat Islam. Salah satu ide yang
berkembang dan disalahgunakan oleh masyarakat Barat yang liberal
dan hedonis adalah ide kesetaraan gender. Konsep ini dapat diterapkan
secara positif, tetapi dapat pula menjadi negatif bagi keluarga muslim.
Kampanye taraf nasional dan internasional tentang kesetaraan
gender, pengasuhan anak serta kebebasan hak kesehatan seksual dan
reproduksi bukanlah kampanye peningkatan perhatian dan kepedulian
masyarakat terhadap keadilan gender, kesehatan reproduksi,
dan ketahanan keluarga. Namun, ternyata ada tujuan lain yang
sesungguhnya, yaitu pengokohan kesetaraan dan keadilan gender,
termasuk di dalamnya hak reproduksi dan akses terhadap legalisasi
kehidupan seksual menyimpang.  

Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional


dan Konvensi Internasional
199
Dalam promosi terhadap kesetaraan gender di rumah dan
keluarga, para ayah dan ibu sama-sama dilatih untuk memiliki
keterampilan bagaimana mengurusi bayi mereka dan membangun
rasa percaya diri para ayah untuk terlibat dalam pengasuhan anak
di rumah yang diterjemahkan ke dalam kesetaraan yang positif dan
memberdayakan ibu.  Kampanye ini juga menggiring para ayah sebagai
mobilisator masyarakat yang mendorong secara progresif  institusi
legislasi keluarga agar memandang keterlibatan laki-laki dalam
pengasuhan merupakan dimensi utama dalam mewujudkan kesetaraan
gender (www.men-care.org). Para ibu akan terlibat dalam aktivitas
pemberdayaan ekonomi, dan aktivitas yang lainnya, tanpa merasa
bersalah karena ada ayah yang menjaga anak.
Terkait dengan kesehatan reproduksi, peningkatan akses
alat kontrasepsi pada remaja putra dan pasangannya menunjukkan
legalisasi hubungan bebas antara laki-laki dan perempuan yang belum
menikah.  Demikian juga terwujudnya penghormatan yang lebih besar
terhadap hak reproduksi dan seksual pada pihak-pihak yang selama ini
hak-haknya ditolak.  Pihak yang saat ini haknya ditolak adalah mereka
yang orientasi seksualnya menyimpang, seperti kaum lesbian dan gay. 
Kelompok tersebut tidak diterima oleh semua masyarakat, termasuk di
Indonesia dan negeri-negeri Muslim lainnya.
Dari kondisi ini dapat difahami bahwa upaya memperjuangkan
nilai-nilai dan kesetaraan gender yang melibatkan perempuan, anak
perempuan, anak laki-laki, dan laki-laki, misinya adalah untuk mengubah
norma-norma gender dan hubungan kekuasaan dalam lembaga-
lembaga kunci, yakni keluarga dan masyarakat. Di bawah naungan PBB
promosi maskulinitas yang peduli serta relasi gender non-kekerasan
dan adil diterapkan di dunia internasional atas nama kesehatan dan
hak seksual dan reproduksi. Dari kondisi ini menjadi penting dibahas
berbagai deklarasi PBB dan konvensi yang mencampuradukkan

200 Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


berbagai isu global tentang kesetaraan gender dengan kehidupan
permisif dan melegalkan penyimpangan sosial.
Dalam kesempatan ini, tulisan ini tidak membahas pasal-pasal Draft
Habitat III, namun akan menyarikan isu-isu gender dan jawaban
dari pandangan Islam tentang Draft Agenda Baru Perkotaan. Berikut
beberapa catatan yang disampaikan organisasi Islam dunia dan majelis
ulama pada saat Pertemuan Habitat III Prep-Com di Surabaya.

Pertama: Penggunaan istilah “kekerasan di ranah domestik” merupakan


campur tangan dalam urusan keluarga.
Istilah “kekerasan” adalah pintu masuk dokumen PBB
untuk melakukan intervensi melalui urusan dalam keluarga dan
menghilangkan semua perbedaan antara laki-laki dan perempuan
dalam keluarga, dengan dalih melindungi perempuan dari kekerasan.
Berdasarkan the International Conference on Human Rights atau yang
disebut “ICPD Beyond 2014” semua tindak kekerasan, pembunuhan,
pemukulan, pelecehan, ketidakadilan, dan perilaku yang tidak dapat
diterima secara sosial, disebut aksi kekerasan. Penambahan di mana
pun istilah “kekerasan di tempat-tempat pribadi” muncul, hal itu berarti
tidak dibenarkan ada di dalam keluarga, kekerasan dalam keluarga,
atau kekerasan dalam rumah tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga adalah istilah yang mempunyai
implikasi luas yang dapat digunakan sebagai perangkap bagi
masyarakat dan pemerintah. Istilah «kekerasan dalam rumah tangga»
hari demi hari terus-menerus ditambah definisi barunya dan perluasan
skop untuk semua perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam
rumah tangga keluarga. Dengan demikian, implikasi hukum di dalam
suatu negara dituntut berubah demi menyesuaikan dengan dokumen
PBB tersebut, misalnya hukum waris dalam Islam yang berbeda dan

Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional


dan Konvensi Internasional
201
perwalian dalam pernikahan anak perempuan, poligami, nafkah suami
dalam keluarga yang menyebabkan keharusan ketaatan istri kepada
suaminya, dan memberikan suami kewenangan cerai sebagaimana
kehendaknya, perkawinan yang dapat dianggap pemerkosaan, atau
eksploitasi seksual. Kasus-kasus ini kemudian dapat dituntut secara
hukum dan peraturan perundang-undangan nasional harus berubah
agar menampung semua ini.
Berdasarkan perundangan nasional pun tidak dibenarkan
adanya kekerasan dalam ruang pribadi. Oleh karena itu, banyak upaya
dilakukan untuk memberdayakan semua anggota keluarga, terutama
perempuan dan anak perempuan, khususnya melalui partisipasi penuh
dan kesetaraan dalam pengambilan keputusan, kesempatan kerja
yang sama dan membayar, dan mencegah serta mengurangi secara
signifikan segala bentuk kekerasan di ruang privat dan publik.

Kedua: Pengulangan yang melibatkan kesetaraan gender dalam


pembangunan perkotaan
Menurut Draft Agenda Baru Perkotaan, urbanisasi harus
melibatkan perspektif gender dalam sistem pemerintahan. Semua
negara harus memantau dan melaporkan kemajuan dalam bidang
pengarusutamaan gender. Jadi, istilah gender diulang dalam beberapa
konteks sebagai berikut.
1. Promosi perencanaan dan investasi yang responsif gender untuk
menciptakan sistem perkotaan dan mobilitas sosial yang aman dan
berkelanjutan dalam hal relasi gender, ruang, jasa, dan kesempatan
ekonomi.
2. Komitmen untuk memastikan akses yang adil dan terjangkau dari
segi infrastruktur fisik dan sosial dasar untuk semua, termasuk
layanan yang sensitif gender dan responsif terhadap hak-hak dan

202 Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


kebutuhan anak-anak, remaja, orang tua penyandang cacat, dan
orang-orang lain dalam situasi rentan, seperti pengungsi, dengan
tidak ada hambatan fisik, hukum, kelembagaan, atau sosial-
ekonomi.
3. Komitmen untuk merangkul keragaman di kota, untuk memperkuat
kohesi sosial, pemahaman antar budaya, toleransi, saling
menghormati, kesetaraan gender, inovasi, inklusivitas identitas,
dan keamanan serta untuk menumbuhkan ekonomi perkotaan
yang dinamis.
4. Komitmen untuk mendukung pemerintah daerah dalam
memperkuat semua pemangku kepentingan, menawarkan
kesempatan untuk dialog, termasuk melalui pendekatan responsif
gender.
5. Mengembangkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan
dan pengelolaan keuangan dan urusan penting lainnya dalam
pemenuhan kebutuhan manusia. Hal ini berarti jelas integrasi
semua kalangan LGBT dan mengangap mereka sebagai orang-orang
normal. Frase “orang dalam situasi rentan/vulnerable people” bukan
hanya pengungsi dan orang terlantar, tetapi juga orang-orang yang
mengalami kekerasan gender, seperti homoseksual, perempuan
sebagai kepala rumah tangga tunggal, korban kekerasan berbasis
gender, perempuan dengan rumah tangga lebih dari tiga anak,
penyandang cacat, LGBTI, dan lainnya.
Draft Agenda Baru Perkotaan menegaskan kembali bahwa “Kami
akan mempromosikan penguatan kapasitas pemerintah nasional,
sub-nasional, dan lokal, termasuk asosiasi pemerintah daerah untuk
bekerja dengan perempuan, anak-anak dan remaja, orang tua dan
penyandang cacat, masyarakat adat dan orang-orang dalam situasi
rentan ... untuk secara aktif terlibat dalam dan memberikan kontribusi

Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional


dan Konvensi Internasional
203
pada pelaksanaan Agenda Baru Perkotaan.
Tampaknya jelas bahwa dokumen PBB peduli banyak tentang
status homoseksual dan mencoba untuk mengintegrasikan mereka
ke dalam masyarakat melalui partisipasi dalam rekonstruksi sosial
dan pengambilan keputusan. Sementara Agenda Baru Perkotaan ini
memaksakan pada masyarakat dan negara untuk mengabaikan nilai-
nilai budaya dan keyakinan luhur yang ada untuk melindungi kelompok
yang menyimpang dan dapat merusak masyarakat, seperti meniadakan
diskriminasi terhadap lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT).

Ketiga: Permintaan untuk Menerapkan Sejumlah Dokumen PBB


Sebelumnya
Dalam konsep tentang urbanisasi ini berisi isu kontroversial
yang mengarah kepada pembongkaran keluarga dan nilai-nilai moral
penting dan mengubahnya menjadi komitmen untuk diterapkan oleh
semua warga dunia. Di antara dokumen yang paling kontroversial
adalah “Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Banyak isu
kontroversial yang diungkap sebagai berikut:
Adanya desakan kepada penyediaan layanan kesehatan seksual
dan reproduksi bagi semua secara universal. Artikel 5-6 dari Draft
Agenda Baru Perkotaan menyatakan “Menjamin akses universal
terhadap kesehatan seksual dan hak-hak reproduksi yang disepakati
sesuai dengan Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang
Kependudukan dan Pembangunan, Beijing Platform, dan dokumen
lainnya hasil peninjauan konferensi tersebut.
Pada Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang
Kependudukan dan Pembangunan, yang menyatakan bahwa remaja
yang aktif secara seksual memerlukan informasi tentang keluarga

204 Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


berencana, konseling dan pelayanan; dan mereka yang hamil
memerlukan dukungan khusus dari keluarga dan komunitas mereka
selama kehamilan dan perawatan anak usia dini. Remaja harus terlibat
penuh dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi informasi dan
layanan tersebut dengan memperhatikan bimbingan dan tanggung
jawab orang tua.
Selain itu, kesehatan reproduksi melibatkan aborsi. Meskipun
aborsi dalam Laporan Konferensi Internasional tentang Kependudukan
dan Pembangunan dikondisikan dengan perjanjian hukum nasional,
“ICPD Pasca 2014”, yang diterbitkan pada bulan Juli tahun 2013, tidak
menghormati hukum nasional untuk mengutuk, “keberadaan hukum
pidana terhadap hak-hak seksual dan reproduksi, termasuk hukum
mengkriminalisasi hubungan konsensual sesama jenis, perzinahan,
pekerja seks, para migran tidak berdokumen, orang yang hidup dengan
HIV, akses ke informasi tentang seksualitas, dan akses kepada layanan
aborsi yang aman”.
Di samping itu, dunia internasional kini menghubungkan antara
kesetaraan gender dan pencapaian pembangunan berkelanjutan.
Integrasi “kesetaraan gender” di Agenda 2030 juga ditentukan dalam
tujuan (5) dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang
berbunyi, “Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua
perempuan dan anak perempuan”. Hal ini menunjukkan bahwa masalah
kesetaraan gender merupakan pengakuan hak gay. Sekretaris Jenderal
PBB menyetujui hak-hak gay dan penghapusan semua hambatan untuk
memperoleh hak-haknya. PBB mengajak untuk mengubah undang-
undang dan peraturan perundang-undangan, termasuk hukum
keluarga, agar tidak memberlakukan perbedaan dalam undang-undang
sebagai “hukum diskriminatif”; untuk itu UU harus diterapkan secara
setara.

Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional


dan Konvensi Internasional
205
PBB berusaha untuk melaksanakan agendanya melalui lembaga
yang berbeda, misalnya UN-Women dan badan PBB lainnya terkait
dengan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, dan
melalui mekanisme nasional yang didirikan di negara-negara untuk
melaksanakan agenda PBB. Diharapkan negara anggota PBB dapat
mengarahkan dukungan keuangan untuk mencapai pembangunan
yang nyata dan jangka panjang proyek nasional yang membantu
negara-negara untuk mencapai tahap kemakmuran.

D. Penutup
Kebijakan Pemerintah dan masyarakat bertujuan untuk
mengantarkan anggota keluarga dari anak dan remaja pada
pembentukan kepribadian. Namun, Ketahanan keluarga masih dalam
kerentanan akibat kondisi ekonomi keluarga, kesenjangan gender,
tingkat pendidikan dan kesehatan yang rendah, atau lainnya. Kebijakan
yang diperlukan adalah peningkatan kesadaran kolektif (collective
consciousness) dan perbaikan kualitas penduduk di bidang sosial,
pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan ketahanan nasional. Mari berdoa
untuk kesejahteraan bangsa Indonesia, khususnya anak-anak, remaja,
dan keluarga yang harus dilindungi berdasarkan legislasi nasional
ataupun konvensi internasional.
Pertemuan Persiapan Habitat III yang diadakan pada tanggal
25-27 Juli 2016 di Surabaya, Indonesia semestinya menghasilkan
kesepakatan oleh 193 negara anggota PBB tentang Draft Agenda
Baru Perkotaan yang disahkan di Equador pada Oktober 2016. Pasal-
pasal yang dirumuskan telah disusupi ide-ide yang kontroversial dan
membela penyimpangan sosial. Meskipun tema dari konferensi ini
adalah pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, tetapi “Draft
Agenda Baru Perkotaan” mengganggu peraturan perundang-undangan

206 Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA


yang berlaku di negara-negara anggota dan tidak dapat diterima oleh
asas kemanusiaan dan akal sehat.

Ketahanan Keluarga dalam Legislasi Nasional


dan Konvensi Internasional
207
Bab X
Negara, Kualitas Bangsa dan Ketahanan
Keluarga
Oleh: Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi

Kualitas sebuah bangsa dapat dilihat dari kualitas sumber daya


manusianya. Keluarga merupakan institusi pertama tempat sumber
daya manusia dilahirkan, diasuh, dikembangkan dan dididik untuk
menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang tidak hanya cerdas secara
fisik (intelektual) tetapi juga cerdas secara emosi,rohani dan spiritual.
Itulah sebabnya para pendiri bangsa (founding parents) dalam
bagian Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 menempatkan pentingnya
membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
Lengkapnya dikatakan bahwa tujuan dibentuknya pemerintahan negara
Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. 1
Untaian kalimat per kalimat dalam Alinea Keempat Pembukaan
UUD 1945 itu mengandung nilai falsafah kebangsaan yang tinggidisusun
secara sistematis,logis,dan koheren. Para pendiri bangsa Indonesia
berpikir sangat visioner jauh kedepan mengenai upaya membangun
1 Lihat bagian Pembukaan UUD Negara Republik Indoenesia 1945 Alinea ke-4

208 Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi


negara kemerdekaan Indonesia yang menempatkan kesejahteraan dan
keadilan sosial sebagai tujuan utama. Pandangan semacam ini telah
disuarakan dan diperjuangkan para pelopor pergerakan kebangsaan
seperti antara lain, H. Samanhudi, HOS Tjokroaminoto, KH Ahmad
Dahlan, Haji Agus Salim, Soekarno, Hatta. Bahkan HOS Tjokroaminoto
pendiri Sarekat Islam pada awal abad ke 20 sudah menegaskan bahwa
tujuan hakiki dari perjuangan melawan penjajahan Belanda adalah
untuk mencapai ‘Kemerdekaan Sejati’.2
Menurut AlineaKeempat Pembukaan UUD 1945 hal pertama
yang harus dilakukan pemerintah adalah melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Indonesiadikarunia Allah SWT
sumber daya alam yang kaya yang apabila dikelola secara profesional,
transparan dan akuntabel serta digunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat maka dengan sendirinya hasil kekayaan alam
itu dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat.
Kesejahteraan rakyat antara lain dapat dikukur dari terpenuhinya
kebutuhan sandang,pangan, papan, serta pekerjaan yang layak dan
kebutuhan non fisik seperti pendidikan dan kesehatan. Para pendiri
bangsa juga menempatkan kalimat ‘mencerdaskankehidupan bangsa’
diikuti kalimat ‘kesejahteraan dan keadilan sosial’ tidak lain untuk
menegaskan pentingnya mencerdaskan bangsa sebagai jalan untuk
mencapai kesejahteraan umumdan keadilan sosial.
Menjadi jelas tugas negara yang direpresentasikan oleh
pemerintahan (lembaga eksekutif) yang dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum yang demokratis adalah untuk menciptakan
kesejahteraan dan keadilan sosial. Melalui cara yang demikian dapat
2
HOS Tjokroaminoto dalam bukunya yang fenomenal ‘Sosialisme dan Islam’ antara lain
mengemukakan mengenai prinsip persamaan, persaudaraan dan persatuan ummat
sebagai dasar untuk melawan kolonilalisme Belanda untuk mencapai Indonesia merdeka.
Kemerdekaan sejati adalah situasi dimana setiap orang dapat mememeuhi kebutuhannya
secara fisik dan rohani/spiritual sehingga kemudian tiada lagi rasa takut sedikitpun dalam
dirinya untuk menegakkan perintah agama menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar

Negara, Kualitas Bangsa dan Ketahanan Keluarga 209


mengantarkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkualitas
dan bermartabat, dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain
di dunia.Oleh karena itu upaya membangun kualitas bangsa melalui
pembangunan ketahanan keluarga merupakan kerja besar yang
aktualisasinya antara lain dipengaruhi oleh kemampuan negara
memberikan kesejahteraan umum kepada masyarakat.
Pasal-pasal dalam konstitusi kita UUD 1945 hasil Perubahan
tahap Pertama sampai Keempat (1999-2002) secara tegas meyakini
mengenai pentingnya membangun manusia Indonesia melalui
ketahanan keluarga dengan memberi perhatian pada pembentukan
keluarga melalui perkawinan yang sah dan memberikan perlindungan
kepada anak-anak agar dapat tumbuh kembang secara optimal dan
sesuai fitrahnya. Dalam Bab XA mengenai Hak Asasi Manusia (HAM)
khususnya Pasal 28 A dikatakan:”Setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”, dilanjutkan
dengan Pasal 28 B UUD 1945, ayat 1 disebutkan:” Setiap orang berhak
membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah”, dan Pasal 28 B UUD 1945 ayat 2 mengatakan:” Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.3Konstitusi
memberi penekanan pentingnya membangun ketahanan keluarga
oleh karena diyakini keluarga adalah salah satu gatra terpenting dalam
menjaga dan menguatkan bangsa dan negara. Ketahanan keluarga
adalah dasar membangun ketahanan bangsa dan negara.
Keluarga  dalam terminologi sosiologis mengacu kepada dua
atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
3
Menurut Pasal 1 Undang Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
dikatakan:”Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
bahagia yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.Keluarga memiliki multifungsi
seperti fungsi agama, fungsi reproduksi, fungsi kasih sayang/afeksi, fungsi ekonomi, fungsi
perlindungan, fungsi pendidikan dan sosialisasi dan fungsi sosial budaya.

210 Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi


adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.4Keluarga
memiliki tugas dasar, tugas perkembangan dan tugas krisis yang harus
dijalani dengan sukses agar mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.
Keluarga merupakan bagian terkecil dari sebuah negara dan
merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembinaan tumbuh
kembang, penanaman nilai-nilai moral/agama dan pembentukan dasar
kepribadian individu. Kalau diibaratkan maka keluarga merupakan
sebuah fondasi untuk tumbuh dan berkembangnya sebuah bangsa.
Apabila keluarga sebagai fondasi negara kuat dan kokoh, maka
bangunan negara juga akan kokoh berdiri tegak, tahan terhadap
guncangan serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa kuat lainnya.

Globalisasi dan Ketahanan Keluarga


Kehidupan global abad 21yang begitu pesat perkembangannya
di segala bidang (sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi)
ternyata tidak hanya membawa dampak positif namun juga membawa
sejumlahdampak negatif terhadap kehidupan keluarga. Insitusi
keluarga menghadapi tantangan hebat untuk tetap mampu berperan
sebagai lembaga pendidik dan lembaga dakwah yang pertama dan
utama bagi pembentukan watak dan pembinaan kepribadian insan-
insan yang beriman, bertakwa dan berahlakul karimah. Salah satu
contoh aspek positif dari globalisasi tersebut adalah orang mampu
dengan mudah mengakses setiap informasi dibelahan bumi manapun
dengan cepat melalui media cetak, elektronik dan internet. Disamping
itu, perkembangan ekonomi digital juga cepat sekali berkembang
karena memudahkan sekali baik bagi para penjual untuk menjajakan
4
Salvation G. Bailon dan Araceli S. Maglaya, Family Health Nursing: The Process,Philipines :
UP College on Nursing,1978

Negara, Kualitas Bangsa dan Ketahanan Keluarga 211


barang dagangannya maupun bagi pembeli yang membutuhkan
barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan hanya klik di smartphone
mereka.
Namun pada pihak lainglobalisasi yang disertai perkembangan
IPTEK tersebut juga membawa dampak negatifyang apabila tidak
dibendung maka akan mendatangkan mudharat ( kerugian) bagi kita
khususnya anak-anak/remaja yang masih belum bisa membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. Gempuran nilai-nilai baru
secara deras masuk ke Indonesia dan telah merusak tatanan religiusitas
masyarakat. Pornografi, pergaulan bebas/free sex, tindak kekerasan/
kejahatan seksual terhadap perempuan dan anak-anak, bahkan kasus
‘incest’juga meningkat. Demikian pula kasus LGBT semakin marak
dan saat ini Indonesia menjadi target pasar narkoba internasional
karena jumlah penduduknya yang besar.5Data BKKBN tahun 2013
memperlihatkan bahwa seks bebas dikalangan remaja usia 10-14 tahun
mencapai 4,38%, dan pada usia 14-19 tahun mencapai 41,8 persen.
Di samping itu data tingkat angka perceraian juga meningkat. Data
dari Mahkamah Agung tahun 2015 memperlihatkan angka perceraian
sekitar 23,82% dibanding dengan jumlah pernikahan pada tahun yang
sama. Sebanyak 71,28 persen perceraian merupakan gugatan cerai dari
pihak isteri, dan sebanyak 28,72 persen perceraian merupakan gugatan
dari pihak suami.6Data-data tersebut sangatlah mengkhawatirkan
sebab data tersebut memberi gambaran bahwa institusi keluarga saat
ini sedang mengalami proses disintegrasi dan kehancuran. Munculnya
budaya permisif, konsumerisme dan hedonisme, style kehidupan
kebarat-baratan dan lunturnya nasionalismetelah juga merasuk

5
Data Sensus BPS tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia237.641.326 orang
6
Data tersebut diambil dari makalah yang ditulis Prof.Dr. Nurhayati Djamas, MA, MSi
“Psikologi Perkawinaan dan Penguatan ketahanan Keluarga’, disampaikan dalam acara
Workshop Calon Konselor Keluarga diselenggarakan Pimpinan Pusat Wanita Syarikat Islam,
Jakarta, 12 November 2016.

212 Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi


dalam tatanan kehidupan kekuarga dan memberi ‘share’ pada proses
disintegrasi institusi keluarga.Kita bisa lihat kemajuan yang dicapai
bangsa-bangsa di Eropa serta sebagian negara Asia, seperti Jepang,
Korea Selatan, dan Tiongkok, tak lepas dari tradisi yang ditanamkan
sejak dini dalam keluarga. Etos kerja, kemauan untuk terus belajar,
rasa hormat kepada orang tua dan senior, serta pelestarian nilai-nilai
budaya bangsa menjadi kunci sukses negara-negara tersebut.Oleh
sebab itu, sikap kehati-hatian dan kewaspadan mutlak diperlukan
dengan membangun ketahanan keluarga sebagai benteng dan filter
terhadap perkembangan globalisasi.

Pengertian Ketahanan keluarga


Apakah yang dimaksud dengan ketahanan keluarga? Berdasarkan
definisinya maka ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga
untuk mengelola sumber daya dan masalah yang dihadapi keluarga
agar keluarga sejahtera yaitu terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota
keluarga.7 Menurut UU No. 10 Tahun 1992 ketahanan keluarga
merupakan kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan
ketangguhan, serta mengandung kemampuan fisik-material dan psikis
mental spiritual guna hidup mandiri, dan mengembangkan diri dan
keluarganya untuk hidup harmonis dan meningkatkan kesejahteraan
lahir dan batin.8 Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa ketahanan
keluarga akan mempengaruhi dan berkontribusi terhadap ketahanan
negara, semakin baik ketahanan keluarga maka secara linear akan baik
pula ketahanan negara. Hanya keluarga berketahananlah yang akan
mampu menepis pengaruh negatif yang datang dari luar. Keluarga
7
Euis Sunarti, Studi Ketahanan Keluarga dan Ukurannya: Telaah Kasus Pengaruh Kualitas
Kehamilan. Disertasi pada Departemen GMSK-Faperta IPB.
8
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Undang-undang Republik Indonesia No-
mor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, 1992

Negara, Kualitas Bangsa dan Ketahanan Keluarga 213


yang berketahanan akan mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga
sehingga dapat menjadi landasan dalam mewujudkan keluarga
bahagia sejahtera dan fondasi bangsa yang kokoh. Melihat urgensi
tersebut, negara tidak bisa lepas tangan, sebaliknya harus memberikan
perhatian prioritas terhadap hal-hal yang menyangkut kebutuhan
untuk memperkuat ketahanan keluarga.
Thomas Licona9 menyebutkan ada 10 tanda kemunduran
bangsa sebagai akibat rendahnya kualitas keluarga/masyarakat,
yaitu 1) Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; 2) Penggunaan
bahasa dan kata-kata yang memburuk; 3) Pengaruh peer group yang
kuat dalam tindak kekerasan; 4) Meningkatnya perilaku yang merusak
diri seperti narkoba, seks bebas, dan alkohol; 5) Kaburnya pedoman
moral baik dan buruk; 6) Penurunan etos kerja; 7) Rendahnya rasa
hormat kepada orangtua dan guru; 8) Rendahnya rasa tanggung jawab
baik sebagai individu dan warga negara; 9) Ketidakjujuran yang telah
membudaya; dan 10) Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara
sesama.10Jika kita cermati dalam kehidupan masyarakat kita dewasa
ini, 10 tanda tersebut telah banyak kita jumpai dimana-mana. Ini
berarti bahwaketahanan keluarga harus segeradikembalikan kepada
fungsinya.

Agama dan Ketahanan Keluarga11


Agama Islam menempatkan lembaga perkawinan sebagai
hal penting dalam kehidupan manusia. Dalan perspektif Islam,
9
Thomas Licona adalah seorang psikolog dan seorang profesor pendidikan di State University
of New York at Cortland. Ia merupakan Mantan Presiden Asosiasi Pendidikan Moral, dan
Anggota Dewan untuk Karakter Kemitraan Pendidikan di Amerika Serikat.
10
Thomas Licona, Educating for Character: How Our School Teach Respect and Responsibility
(New York: Bantam Books, 1991).hlm.4
11
Dra. Hj. Zubaidah Muchtar, “Tantangan keluarga di Era Globalisasi”, Jakarta: Yayasan Bina
Keluarga Sakinah”, 2002. Buku ini membahas hubungan agama dan ketahanan keluarga
dalam menghadapi era globalisasi.

214 Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi


perkawinan adalah bagian ibadah kepada Allah SWT dan tujuannya
untuk membangun keluarga ‘sakinnah mawaddah warahmah.’
Betapa pentingnya kedudukan perkawinan dalam kelangsungan hidup
ummat manusia dapat dibaca pada Surat An-Nisa Ayat 1:” Hai sekalian
manusia bertakwalah kepada Tuhan-Mu yang telah menjadikan kamu
dari zat yang satu dan daripadanya Allah menciptakan pasangannya
dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak”. Dalam hadist disebutkan:” Perkawinan
adalah Sunnahku, bagi siapa yang tidak menyukai Sunnahku ia tidak
termasuk dalam golonganku”. Perkawinan adalah ibadah dan jika
perkawinan ditempuh berdasarkan keimanan kepada Allah akan
memperoleh pahala yang berlimpah.
Melestarikan keluarga dengan sendirinya menjadi bagian dari
ajaran islam dan menjadikannya ibadah apabila setiap dari kita berupaya
untuk selalu melestarikan perkawinan. Perceraian merupakan pintu
darurat yang artinya hanya dibolehkan apabila segala daya ikhtiar
untuk damai tidak berhasil. Surat Asy-Syuro Ayat 44 mengatakan:” Dua
orang yang sabar dan pemaaf adalah termasuk yang paling utama”.
Di sampingitu Hadist mengatakan:”Perceraian adalah hal yang halal,
tetapi sangat dimurkai oleh Allah”.12
Perkawinan yang didasari oleh keimanan kepada Allah SWT akan
memberi sumbangan besar pada penguatan ketahanan keluarga. Agama
memberi panduan dan patokan nilai-nilai spiritual dalam membangun
keluarga sakinnah mawaddah warahmah. Nilai-nilai tersebut menjadi
panduan suami-isteri dalam membina keluarga, antara lain, adalah
nilai kejujuran, amanah, musyawarah, kebersamaan, berlapang
dada dan menerima keadaan pasangan sebagaimana adanya sesuai
kelebihan dan kekurangan masing-masing.13 Sementara Zubaidah
12
Ibid, Zubaidah Muchtar
13
Ida Rosyidah, Kunthi Tridewiyanti (ed), Buku Panduan Konseling untuk Konselor BP4:
Perspektif Kesetaraan, Jakarta: Penerbit Rahima, 2012.

Negara, Kualitas Bangsa dan Ketahanan Keluarga 215


Muchtar mengemukakan beberapa kiat membangun ketahanan
keluarga mengacu pada ajaran agama Islam, antara lain : cinta dan
kasih sayang adalah karunia Allah; perkawinan merupakan ibadah;
perkawinan adalah nikmat, karunia dan amanah Allah; pembinaan
keluarga dimulai sedini mungkin; suka dan duka adalah seni dalam
kehidupan; taqwa, sabar dan pemaaf adalah modal terpenting dalam
kelestarian keluarga; hidup sederhana dan musyawarah; sosialisasi
nilai agama sedini mungkin kepada anggota keluarga, mendirikan
sholat dan doa memupuk kesakinahan dan kebahagiaan; perdamaian
dalam perselisihan; berpuasa melatih kejujuran sertaberzakat dan
bersodaqah. Rasulullah SAW pernah pula memberikan nasihat dalam
membangun keluarga sakinah sebagai berikut:”Allah akan menjadikan
keluarga itu bahagia dan sejahtera apabila semua anggota keluarga
berpegang teguh pada ajaran agama, yang tua mengasihi yang muda dan
yang muda menghormati yang tua. Apabila sedang memperoleh rezeki
berlimpah, ia hidup sederhana dan jika sedang dalam kekuarangan ia
berhemat”.14
Pentingnya agama sebagai dasar membangun ketahanan keluarga
juga disinggung dalam Penelitian Prof. Elwood yang mengatakan bahwa
dalam sejarah manusia maka agama merupakan landasan yang kokoh
bagi stabilitas keluarga. 15 Agama diakui mempunyai peran strategis
membangun stabilitas keluarga.

Kesejahteraaan dan Ketahanan Keluarga


Seperti disampaikan pada bagian sebelumnya ketahanan
keluarga antara lain dipengaruhi oleh kesejahteraan keluarga.
Ketahanan keluarga dan kesejahteraan menjadi dua sisi mata uang
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Negara dalam hal ini
14
Op.Cit., Zubaidah Muchtar.
15
Op. Cit., Zubaidah Muchtar.

216 Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi


mempunyai peran penting untuk mengurangi angka kemiskinan
serta meningkatkan kualitas hidup. Kemiskinan berkorelasi pada
akses pendidikan, kesehatan dan pekerjaan yang layak. Semakin
miskin seseorang semakin sulit akses pada pendidikan, kesehatan
dan lapangan pekerjaan. Setiap warna negara Indonesia dijamin oleh
Konstitusi berhak memperoleh kehidupan yang layak dan negara
bertanggung jawab untuk memenuhinya. Pasal 28H UUD 1945, Ayat
1 mengatakan:”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkunganhidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.Pasal 28H
Ayat 2 mengatakan:”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat”. Jelaslah bahwa konstitusi menjamin setiap warga
negara Indonesia untuk memperoleh kehidupan yang baik dan negara
bertanggung jawab untuk memenuhinya. Oleh karena itu ditekankan
pada Pasal 28I Ayat 3 sebagai berikut:”Perlindungan, pemajuan,
penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab
negara terutama pemerintah”.
Persoalannya meskipun sudah melewati 70 tahun kemerdekaan,
Indonesia masih berkejaran dengan kemiskinan dan kualitas sumber
daya manusia. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (HDI= Human
Development Index) yang diukur dari dimensi kesehatan, pendidikan
dan ekonomi/pendapatan per kapita menduduki ranking 108 dari 177
negara (tahun 2004) dan menurun menjadi ranking 110 dari 187 negara
pada tahun 2015. Angka Kematian Ibu setelah melahirkan (AKI) dan
angka kematian bayi setelah lahir (AKB) masih termasuk tertinggi di
Asia Tenggara meskipun telah mengalami perbaikan dibanding tahun
1990-an. AKI pada tahun 2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran dan
AKB adalah 40 per 1000 kelahiran pada tahun 2012.

Negara, Kualitas Bangsa dan Ketahanan Keluarga 217


Prevalensi kekurangan gizi pada balita masih 18,4 persen
pada tahun 2007.16Indonesia dianggap masih kurang berhasil dalam
mencapai MDG’s tahun 2015 lalu karena tidak mampu mencapai seluruh
target yang diharapkan.Meskipun ada harapan sebenarnya apabila
melihat laporan MDGs tahun 2014, Indonesia dianggap cukup berhasil
dalam mengimplementasikan tujuan-tujuan yang tertera dalam 8 butir
kesepakatan capaian MDGs dengan 63 indikator hingga akhir tahun
2015. Dari 63 indikator MDGs hanya 14 indikator yang membutuhkan
kerja keras untuk mencapainya hingga tahun 2015. Dimulai dari
memerangi kemiskinan, Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat
kemiskinan dengan indikatornya US$ 1,00 per kapita perhari menjadi
setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015.
Kemajuan ini telah dicapai untuk menurunkan tingkat
kemiskinan, garis kemiskinan nasional sebesar 15,10% ( 1990 ) menjadi
11,25% pada tahun 2014. Pravalensi kekurangan gizi pada balita
menurun dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada
tahun 2007, diperkirakan indonesia mencapai target MDGs 15,5 persen
pada tahun 2015. Indonesia dalam mencapai target MDGs mengenai
pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pencapaian target
2015. Indonesia menetapkan pendidikan dasar melebihi target MDGs
dengan menambahkan sekolah menengah pertama sebagai sasaran
pendidikan dasar universal. Pada tahun 2015, Angka Partisipasi Kasar (
APK ) SD/MI termasuk paket A mencapai 110,5% dan Angka Partisipasi
Murni ( APM ) sekitar 96,70%. Pemerintah telah mendorong kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan meningkat di semua jenis
pendidikan dan pekerjaan. Sesuai dengan target MDGs tahun 2015
hampir seluruhnya sudah dicapai pada tahun 2014.Capaian indikator
yang pertama berkaitan dengan pendidikan, bisa dilihat dari rasio
Angka Partisipasi Murni ( APM ) perempuan terhadap laki laki di
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium di Indonesia 2014. Diakses dari
16

http://sekretariatmdgs.or.id/tanggal 19 Oktober 2016.

218 Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi


sekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut turut sebesar
99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio melek huruf perempuan
terhadap laki laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun mencapai
98,85 persen. Di bidang ketenagakerjaan, terjadi peningkatan proporsi
perempuan terhadap pekerjaan di sektor non-pertanian, kontribusi
perempuan dalam kelompok pekerjaan tersebut sudah lebih tinggi
(35,53%) dibandingkan tahun 1990 yang hanya 29,24%. Di bidang
politik, malah terjadi penurunan proporsi kursi tahun 2014 yang
diduduki perempuan dibanding pemilu sebelumnya dari 18,4% menjadi
17,3%.
Setelah MDGs selesai tahun 2015, dilanjutkan dengan SDGs
( Sustainable Development Goals) yang akan mencapai 15 target
tujuannya pada akhir 2030. Target utama SDGs adalah untuk
mengentaskan kemiskinan. Tetapi di Indonesia akan menggunakan tiga
indikator terkait dengan dokumen SDGs, yaitu pembangunan manusia
atau human development yang meliputi pendidikan dan kesehatan,
lingkungan dalam skala kecil atau social economic development ( seperti
ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan, serta pertumbuhan
ekonomi) dan lingkungan yang besar atau environmental development
berupa ketersediaan kualitas lingkungan dan sumber daya alam yang
baik.
Bagaimanapun juga, upaya untuk membangun ketahanan
keluarga tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya dukungan konkrit
dari pemerintah yang mana pemerintah mampu membuat kebijakan-
kebijakan yang memiliki dampak yang lebih besar. Untuk itu, sudah
semestinya pemerintah sebagai penanggung jawab atas keberhasilan
ketahanan negara termasuk di dalamnya ketahanan keluarga harus
menelurkan kebijakan-kebijakan yang diarahkan untuk memperkuat
ketahanan keluarga dan mengurangi dampak-dampak negatif dari
pengaruh globalisasi.

Negara, Kualitas Bangsa dan Ketahanan Keluarga 219


Untuk mencapai tujuan MDGs ataupun SDGs pemerintah
Indonesia telah mewujudkan komitmennya dengan memasukkan
agenda global tersebut ke dalam Rencana strategis Jangka Panjang dan
Menengah Nasional. Di dalam konteks RPJMN, setidaknya ada tiga norma
yang dinilai penting. Pertama, perencanaan pembangunan ditujukan
untuk manusia dan masyarakat. Kedua, peningkatan kesejahteraan
dan produktivitas manusia tanpa menciptakan ketimpangan. Ketiga,
pembangunan tidak boleh merusak dan mengurangi daya dukung
lingkungan. Norma ini merupakan klausul yang menjadi transformasi
dari MDGs ke SDGs.
Visi-misi Nawacita sendiri memang menganggap penting
kerjasama global seperti SDGs dan secara jelas menyebutkan
perlunya mengintensifkan kerjasama internasional dalam mengatasi
masalah-masalah global yang mengancam umat manusia seperti
penyakit menular,perubahan iklim, penyebaran senjata ringan
illegal, perdagangan manusia, kelangkaan air, ketahanan energi dan
penyebaran narkotika. 169 target SDGs yang akan berlaku hingga 2030
akan melengkapi visi-misi Nawacita dan mempercepat RPJMN Tahun
2014-2019 antara lain tujuan nomor 5 tentang Kesetaraan Gender,
Tujuan Nomor 10 tentang Penurunan Ketimpangan, Tujuan Nomor
16 tentang tata Kelola Pemerintahan, Perdamaian dan Keadilan, serta
Tujuan Nomor 17 tentang Kemitraan Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan. Selain itu, Presiden telah menyatakan komitmennya
untuk membentuk panitia bersama atau joint working group karena
SDGs harus memberikan porsi yang lebih besar terhadap keterlibatan
swasta. Panitia bersama ini akan dikoordinasikan antara kantor staf
presiden, Bappenas dan lembaga masyarakat sipil. Salah satu contoh
konkrit komitmen pemerintah dalam menyukseskan SDGs dapat
dilihat dari arah kebijakan BKKBN Tahun 2015-2019. Visinya adalah
terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian

220 Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi


berlandaskan gotong-royong.
Disini, BKKBN mendukung salah satu program prioritas
pemerintah nasional yakni agenda prioritas Nomor 5: Meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia. Ditindaklanjuti dengan strategi
prioritas BKKBN yaitu pembangunan kependudukan dan keluarga
berencana. Hal serupa juga diupayakan oleh kementrian atau lembaga
lain seperti program Indonesia Pintar, Indonesia Sehat dan Indonesia
Kerja. Untuk menyukseskan program revolusi mental dari pemerintah
pusat BKKN melakukan upaya dengan penguatan pemahaman fungsi
keluarga dalam rangka menguatkan peran keluarga. Disamping
program Nawacita yang telah dielaborasi dengan tujuan MDGs dan
SDGs diatas, berikut adalah beberapa usulan yang bisa dijadikan
prioritas pemerintah terkait penguatan ketahanan keluarga:
1. Pembangunan pendidikan yang merata dan secara luas
kepada masyarakat. Pendidikan merupakan faktor yang sangat
menentukan terbentuk dan terpeliharanya ketahanan keluarga
yang dilandasi oleh penghayatan yang mendalam terhadap
ajaran agama. Pemerintah harus mendorong pendidikan
moral dan pendidikan karakter dalam sekolah-sekolah umum.
Disamping itu, pemerintah juga harus mendorong dan
meningkatkan peran serta partisipasi institusi pendidikan
agama karena dengan pendidikan agama yang cukup anak akan
bisa membentengi dirinya dari pengaruh buruk globalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya pendidikan yang
ditempuh, menghantarkan pada keluarga yang tahan.
2. Perhatian pada sektor ekonomi. Ketahanan ekonomi yang
dimaksud adalah keluarga memilki sumber pendapatan yang
dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga khususnya
sandang, pangan, dan papan. Dalam program pengembangan

Negara, Kualitas Bangsa dan Ketahanan Keluarga 221


ekonomi, perlu diarahkan pengembangan ekonomi yang
berbasis community development dimana peran serta
masyarakat dilibatkan secara penuh dari mulai perencanaan
sampai evaluasi program.
3. Pemerintah melalui Menkominfo harus melakukan secreening
konten-konten negatif (berbau pornografi, cacian, hasutan,
kebencian, dan sebagainya )yang ada di internet secara
berkala dengan melibatkan berbagai stakeholder termasuk
pihak swasta. Saat ini, telah ada program internet positif dari
pemerintah namun implementasinya masih kurang karena
masih banyak konten-konten negatif yang dengan mudah
diakses dan disalahgunakan oleh anak dan remaja. Tentu saja
itu akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak yang
merupakan bagian dari objek ketahanan keluarga.
4. Pemerintah harus lebih tegas terhadap para aktor pengedar
narkoba. Walaupun hukuman mati telah dilakukan terhadap
beberapa pengedar narkoba kasus berat, namun peredaran
narkoba seolah tidak ada habisnya. Pemerintah bisa mencontoh
pemerintah Filipina yang mana pemerintah disana sangat
tegas dengan mengerahkan aparat keamananan negara untuk
menangkap sebanyak mungkin pelaku pengedar barang haram
tersebut. Alhasil jumlah pengedar atau orang-orang yang
terlibat dalam kejahatan narkoba dapat ditekan.
5. Pemerintah harus lebih giat mensosialisasikan pentingnya
ketahanan keluarga. Dahulu ketika jaman Orde Baru, program
transmigrasi dan Keluarga Berencana merupakan tagline utama
pemerintah dalam mengendalikan pesatnya perkembangan
penduduk serta pemerataan ekonomi. Seharusnya pemerintah
saat ini tidak hanya berfokus pada tagline pembangunan

222 Dr. Dra. Valina Singka Subekti, MSi


infrastruktur tetapi juga memberikan perhatian lebih pada
ketahanan keluarga sehingga arah pembangunan ke depan akan
lebih balance antara pembangunan fisik dan pembangunan
kualitas sumber daya manusianya.

Di tengah style kehidupan masyarakat yang cenderung hedonis


dan permisif, wajib bagi setiap keluargamuslimuntuk membangun
ketahanan dalam keluarganya masing-masing dengan berbasiskan
ajaran Islam yaitu Al-Quran dan Al Hadist. Ketahanan keluarga tidak
hanya membawa dampak positif dengan semakin sejahteranya anggota
keluarga namun juga memberikan kontribusi sangat penting terhadap
agama, bangsa dan negara. Dengan terpeliharanya keluarga dari
berbagai virus kejahiliyahan yang menggerogoti ketahanan keluarga
berarti kita telah menyelamatkan islam dan generasinya serta bangsa
dan generasi penerusnya.

Negara, Kualitas Bangsa dan Ketahanan Keluarga 223


Daftar Pustaka

Al-Quran al-Karim dan terjemahannya


Abd al-Wahhab al Khallaf, 1972. Usul al-Fiqh. Jakarta : Al-Majlis al-A’la
al-Indonesia li al-Da’wah al-Islamiyah.
Abd. Rahman Dahlan. 2010. Ushul Fiqh, jakarta: Amzah.
Abdul Hamid bin Abdul Rahman As Suhaibi, 2006. Menedani Wanita
Generasi Sahabat, Daarul Haq. Jakarta.
Abu Hamid al-Ghazali, tt. al-Mustafa min ‘Ilm al-Usul, Mesir: Syirkat
Taba’ah al-Fanniyah al-Muttahidah.
Abu Al-Ghifari, 2002. Gelombang Kejahatan Seks Remaja Modern,
Bandung; Mujahid.
Abu-Hamid Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazali, al-Mustafa min
‘ilm al-Usul, Juz I, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.
Adisti, Susi. 2007. Belenggu Hitam Pergaulan, Hancurnya Generasi
Akibat Narkoba. Restu Agung : Jakarta.
Addis Ababa Action Agenda Konferensi Internasional Ketiga tentang
Pembiayaan Pembangunan (Addis Ababa Agenda Aksi), Resolusi
yang diadopsi oleh Majelis Umum pada tanggal 27 Juli 2015, A /
RES / 69/313, art. (1).
A. Hamzah, 1987. Pornografi dalam Hukum Pidana, Studi Dalam Hukum
Perbandingan, Cet ke I, Jakarta; Bina Mulia.

224 Daftar Pustaka


Ahmad al-Raisuni,1992. Nazariat al-Maqasid ‘inda al-Imam al-Syatibi.
Baeirut: Muassasah al-Jami’ah.
Al-Fairuzzabadi Al-Qamus al-Muhit, jilid I. Dar al-Fikr, Beirut
Alatas, Husein & Madiyono B. 2006. Penanggulangan Korban Narkoba,
Peningkatan Peran Keluarga dan Lingkungan. UI Press : Jakarta
Alex A. Rachim, 1987. Pornografi Dalam Pers Sebuah Orentasi, Jakarta;
Dewan Pers.
Al-Barudi, Syaikh Imad Zaki. 2010. Tafsir Wanita: Penjelasan Terlengkap
Tentang Wanita Dalam Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Al-Syatibi, al-Muwafaqati fi Usul al-Syari’ah, Jilid I, Beirut: Dar al-
Ma’rifat
Al-Thabari, Abi Ja’far Muhammad bin Jarir, 1988. Jami al-Bayan an
Ta’wil Ai Al-Qur’an, Jilid V, XI. Beirut: Dar al-Fikr.
Al-Quthubi, 1993. Al-Jami’li-ahkâm al-Qur’ân, Bairut; Dar al-Kutub al-
”Ilmiyah, Juz XIV.
Amru Abdul Karim Sa’dawi, 2009. Wanita Dalam Fiqih Al Qorodhowi,
Pustaka Al Kautsar . Jakarta.
Asmaya, enung, (2012), Implementasi Agama dalam Mewujudkan
Keluarga Sakinah, Jurnal Dakwah dan Komunikasi. Vol 6 No 1.
Al-Suyuthi, Adb Al-Rahman Jalaluddin, 1992. al-Dur al-Mantsur fi Tafsir
al-Matsur V. Beirut: Dar al-Fikr.
Burhan Bungin, 2003. Kontruksi Sosial Teknologi Telematika dan
Perayaan Seks Di Media Massa, Jakarta; Prenada.
Brenner, Suzanne, 1996. Reconstructing Self and Society, Javanese
Muslim Women and “The Veil”, Amirican Ethnologis.
BKKBN, 1990. Undang-undang RI No.10/1992 tentang Perkembangan

Daftar Pustaka 225


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta.
Charis Waddy, 1987. Tarjamah oleh Faruq Zibidi, Wanita Dalam Sejarah
Islam, Jakarta: Pustaka Jaya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
BalaiPustaka.
Dokumen Hasil dari tinjauan konferensi dari kedua Program Aksi
dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan
Pembangunan dan Beijing Platform for Action, disebutkan sebagai
referensi untuk menentukan hak dan kesehatan reproduksi.
Duvall, Millis, E. 1971. Family Development, 4th edition, JB. Philadelphia,
New York, Toronto: Leppincott Company.
Fauroni, Muhammad dan R. Lukman, 2002. Visi al-Qur’an tentang Etika
dan Bisnis. Jakarta: Salemba Diniyah.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia no 287 tahun 2001 Tentang Pornografi
dan Pornoaksi tanggal 22 Agustus 2001 atau Jumadil Akhir 1422
Hijriyah
Fedwa El Guindi, 2003. Jilbab; Antara Kesalehan, Kesopanan Dan
Perlawanan, Jakarta; Serambi Ilmu Semesta.
Hawari, Dadang. 2001. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif.
Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Hermawan, Rochman. 1988. Penyalahgunaan Narkotika oleh Para
Remaja. Eresc : Bandung
Hikmat, M. Mahi. 2008. Awas Narkoba Para Remaja Waspadalah.
Grafitri Budi Utami : Bandung.
Ikawati. 2007. Memahami Remaja dengan bijak. B2P3KS: Yogyakarta.
Ibn Hazm al-Andalusi, 1984. al-Ihkam fi al-Ahkam, Jilid I, Kairo: Dar al-

226 Daftar Pustaka


Hadits.
Ibn Khaldun, 2000. Al-Muqaddimah, Kairo: Dar al-Hadits.
Irianto, Sulistyowati, dkk, 2007. Perdagangan Perempuan dalam
Jaringan Pengedaran Narkotika, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Inter Agency Standing Commitee (IASC), https://interagencystanding
committee.org/
Jamal al-Din Muhammad Ibn Mukarram Ibn Manzur, Lisan al-‘Arab .
Jilid VIII (al-Qahirah, Dar al-Fikr).
Kisyik, Abdul Hamid, 2005. Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga
Sakinan. Bandung: Al-Bayan Mizan.
Laporan Konferensi, ICPD luar 2014, Konferensi Internasional tentang
Hak Asasi Manusia, Belanda, Juli 2013.
Laporan Sekretaris Jenderal dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan
Pasca-2015 “Jalan Menuju Martabat 2030: Mengakhiri
Kemiskinan, Mengubah Semua Kehidupan dan Melindungi
Planet”, sesi A/69/700, Majelis Umum PBB, 2014 Desember, item
(78).
Maggie Humm, 1998. Ensiklopedia Feminisme, [Jakarta; ----,].
Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, Mesir: Dar al-Fikr al-’Arab³, tt.,’
Muhammad Ibn Ali Ibn Muhammad al-Syaukani, Irsyad al-Fuhul ila
Tahqiq al-Haqq min ‘Ilm al-Usul, ttp: Dar al-Fikr,
Muhammad Sa’id Ramadan al-Buti, 1990. Dawabit al-Maslahah fi al-
Syarah al-Islamiyyah, Beirut: Muassasah al-Risalah.
Mahmudah Abd Al Ati, 1984. Keluarga Muslim, Surabaya: PT Bina Ilmu.
Muhammad Ali Al Hasyimi, 2006. Jati Diri Wanita Muslimah, Pustaka
Al Kautsar . Jakarta.

Daftar Pustaka 227


M.M. Ahsani, 1984. Sistem Pendidika Agama Islam untuk Anak-anak,
Risalah Bandung.
Muhammad Tahir Azhary, 2003. Negara Hukum, Jakarta: Prenada
Media.
M. Quraish Shihab, 2000. Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas
Palbagai Persoalan Umat, Bandung; Mizan.
Neng Djubaidah, 2003. Pornografi Pornoaksi Ditinjau Dari Hukum
Islam, Jakarta; Prenada Media.
Nisa Aimatun, 2009. Upaya membentuk Keluarga Sakinah Bagi
Keluarga Pernikahan Dini. Skripsi Strata 1 pada Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarya: Tidak diterbitkan.
Pengarusutamaan Gender, UN WOMEN, https://www.un.org/
womenwatch/osagi/gendermainstreaming.htm
Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang Perkembangan
Kependudukan, 1994, Bab IIV, Hak Reproduksi dan Kesehatan
Reproduksi, (A) Hak Reproduksi dan Kesehatan Reproduksi, art.
7.2.
Suryadi, Bambang. 2012. Family Counseling: Menggapai Rumah
Tangga Bahagia. Yogyakarta: Mitsaq Pustaka.
Sendai Kerangka Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030, tingkat
nasional dan lokal, art. (30.j).
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
Reflika Aditama, Bandung.
Sunardi, RM. 2004. Pembinaan Ketahanan Nasional, Kuaternita
Adidarma : Jakarta.
Sutrisno. 1996. Peranana Keluarga dalam Menunjang Ketahanan
Keluarga. Pelita : Jakarta.

228 Daftar Pustaka


Syaiful Bahri, 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam
Keluarga, Jakarta; Rineka Cipta.
Sunan Abu Daud, 1952. jilid II, Mesir: Mu¡tafa al-Babi al-Halabi.
Sulaiman Rasjid, 1990. Fiqih Islam, Bandung; Sinar Baru.
Transformasi Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan
Berkelanjutan, Target (5-6) dari SDGs, A / RES / 70/1 September
2015.
Taylor, E Shelley dkk. 2009. Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta :
Kencana Prenada Media Grup.
Tim Kajian LBH APIK Jakarta, Tanggapan atas RUU Anti Pornografi dan
Anti Pornoaksi Sebuah Draf Kajian, [Jakarta; APIK, tt]
Theo Riyanto, 2002. Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribadi .
Jakarta: Grasindo.
Tjipta Lesmana, 1995. Pornografi Dalam Media Massa, Jakarta; Puspa
Swara, Cet ke I,
Yusuf Madan, 2004. Sex Edication Teens; Pendidikan Sex Remaja Dalam
Islam, Jakarta; Hikmah.

Daftar Pustaka 229


Profil Penulis

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA, lahir di Kairo,


22 Desember 1963 dan kini memangku jabatan
Ketua MUI bidang perempuan, remaja dan keluarga
priode 2016-2020. Ia meraih gelar Guru Besar sejak
tahun 2006 dibidang Sejarah politik Islam di Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Beberapa perjalanan ke berbagai negara diantaranya; short
course for women’s studies (Kanada,1997); Kerjasama Universitas
(Mesir, Qatar, Kuwait, Syairia, dll); Seminar Regional (Thailand, Malaysia,
Filipina); Seminar internasional (Lebanon, Iran, Turki, Yordania, UEA
dll.); Kajian Pertahanan dan Ketahanan (Mesir, Turki, Amerika Serikat
dan Jepang); Seminar Makanan Halal (Austraila dan New Zealand);
Mediasi Keluarga (Maroko).

Dr. Azizah, M.A. dilahirkan di Medan,


Sumatera Utara/ 9 April1963. Dosen Fakultas Syariah
& Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beralamat
rumah di Jl. Mawar no. 58 A Rt.03/.07 Kel. Pisangan,
Ciputat Tangerang 15419. Saat ini sebagai Wakil
Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja
dan Keluarga (PPRK) MUI Pusat. Jakarta 2015-2020.
Juga sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Al- Washliyah

230 Profil Penulis


Periode II, Jakarta, 2016 – 2021. ProvokasidanIssuMenurut Hukum
Islam, risalahsarjanamuda, Fak. Syariah IAIN-SU, Medan, 1984. Selain
menjadi narasumber dalam seminar dan workshop ia juga aktif menulis
diantaranya adalah; Kodifikasi Hukum Islam dalam Meningkatkan
Wibawa Peradilan Agama di Indonesia, Skripsi sarjana Fak. Syariah IAIN-
SU, Medan thn. 1986.; Talfiq: Suatu Tinjauan tentang Penerapannya
dalam Pelaksanaan Hukum Islam, Tesis S.2 Program Pascasarjana
IAIN “Syarif Hidayatullah” Jakarta thn. 1992.; Al-Asybah wa al- Nazair:
Perbandingan Kaidah Fikih Karya Jalal al-Din al-Suyuti dan Ibn Nujaim
al-Hanafi, Disertasi S.3 UIN “Syarif Hidayatullah” Jakarta, thn. 2007.;
“Memadukan Pendekatan Kebahasaan dan Maqashid al-Syariah dalam
Berijtihad”, dalam: Syariat Islam di Indonesia: Aktualisasi Ajaran dalam
Dimensi Ekonomi, Politik dan Hukum, Jakarta: Misaka Galiza, 2004.; Tim
Penulis “Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
1996.; Tim Penulis “Muslimat Al Washliyah: Skrikandi Tak Kenal Lelah”
Jakarta: PPMA, 2016.

Dr. Hj. Husmiaty Hasyim, MA, lahir cikarang 1


Oktober 1955. Menyeselaikan pendidikan S1 dan S2
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan memperoleh
gelar Doktor di PTIQ Jakarta. Aktif sebagai Dosen
di Universitas Indonesia kajian timur tegah dan
Islam. Saat ini sebagai pengurus komisi perempuan,
remaja dan keluarga MUI Pusat.
Beberapa tulisan yang diterbitkan dalam bentuk buku; Keluarga
dalam Membentuk Kepribadian; Keluarga Sakinah; Islam dan Disiplin
Ilmu Psikologi; Islam dan Disiplin Ilmu Hukum; Pendidikan Agama di
Perguruan Tinggi; Akhlak dan Budi Pekerti; Akhlak dalam Masyarakat
Majemuk; Dimensi Sosial Islam; Karakter Keluarga; Ensiklopedi Islam.

Profil Penulis 231


Dr. Fal. Arovah Windiani, SH,MH., lahir di
Magelang 4 Mei 1963. Lulus program Doktor Fakulti
Undang-undang di Universitas Kebangsaan Malaysia.
Saat ini beraktivitas sebagai dosen Fakultas Hukum
di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Karya tulis yang dipublikasikan diantaranya; Cara Mudah
Menghafal Waris dan Ketahanan Negara dimulai dari Ketahanan
Keluarga.

Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si., Dosen Fakultas


Psikologi UIN Syahid Jakarta. Selain menjabat Ketua
Pusat Layanan Psikologi UIN Jakarta, beliau juga aktif
sebagai Wakil Ketua Komisi Perempuan, Remaja
dan Keluarga MUI Pusat, Asosiasi Forensik, dan Tim
Penyusun Kurikulum PAUD.
Karya tulis yang dipublikasikan diantaranya; Psikologi Islam,
Psikologi Perkembangan, Psikologi Keluarga. Beberapa seminar yang
beliau ikuti; Seminar Internasional IAMP 2012, Seminar Internasional
IJSSH 2014, Seminar Nasional API.

Dra. Hj. Bau Masita., lahir di Kalumpang 6


Juli 1967. Alumni Fakultas Dakwah IAIN Alaudin
Ujung Pandang. Selain sebagai Pengurus Komisi
Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Pusat. Saat
ini menjabat Tenaga Ahli Fraksi PAN 2015-2019;
Pengurus PP Aisyiah, Bendahara Umum BMOIWI,
dan Anggota KPEU MUI 2010-2015.

232 Profil Penulis


Prof. Dr. Hj. Istibsjaroh, MA., lahir di Jombang
19 September 1955. Bekerja sebagai Dosen Pasca
Sarjana Sunan Ampel Surabaya, merupakan Alumni
Program Doktor UIN Syahid Jakarta 2004.
Karya yang sudah dipublikasikan diantaranya:
Hak-hak Perempuan Relasi Gender (Mizan,2004),
Poligami dalam Cita dan Fakta (Mizan,2004),
Perempuan dalam Perspektif dan Aksi (IAIN Pres & Sinar Jaya, 2006),
Aborsi dan Hak-hak Repoduksi dalam Islam (LKiS), Menimbang Hukum
Pornografi dan Porno Aksi (proses terbit). Dll.

Dra. Hj. Sri Uthari, SF.MA., lahir di Dompu


NTB, 23 Maret 1954. Pendidikan terakhir di IIQ
Jakarta. Aktivitas saat ini; Wakil Sekretaris Komisi
PRK MUI Pusat, Ketua HIDMAT MNU Pusat, Ketua
Badan KMI DMI Banten, Ketua Yayasan Ponpes
Tahfidz Al-Quran SALMAN Dompu P. Sumbawa NTB.
Karya yang sudah dipublikasikan diantaranya:
Ketahanan Keluarga dalam Pencegahan Bahaya Narkoba, Wakaf Tunai
Uang, Pendidik yang Sukses menurut Al-Quran dan Sunnah, Fungsi
Ijtihad dalam masalah Qath’i.

Hj. Umi Musyarofah, MA., lahir di


Temanggung, 16 Agustus 1971. Alumni Magister
Dakwah dan Komunikasi di UIN Jakarta. Saat ini
aktif sebagai Dosen tetap KPI Fakultas Ilmu Dakwah
dan Komunikasi UIN Jakarta, juga sebagai anggota
majelis Hukum dan HAM PP Aisyiah, Presidium
BMOIWI.
Karya yang sudah dipublikasikan diantaranya; Buku Hadits

Profil Penulis 233


Dakwah dan Komunikasi, Buku Dakwah KH. Hamam Dja’far melalui
Pondok Pesantren Pabelan, dll.

Dr. Valina Singka Subekti, MSi, lahir di


Singkawang, Kalimantan Barat 6 Maret 1961.
Memperoleh gelar Doktor ilmu politik di Universitas
Indonesia tahun 2006. Sejak 1987 hingga sekarang
aktif sebagai dosen tetap di Departemen Ilmu
Politik FISIP- Universitas Indonesia. Valina
menjabatsebagaiDirektur Laboratorium Ilmu Politik
FISIP UI 1998-2001, Ketua Program Pascasarjana Ilmu Politik FISIP UI 2008-
2012, Ketua Departemen Ilmu Politik 2012-2016. Sebagai akademisi
Valina aktif menjadi pembicara seminar, conference, workshop dalam
dan luar negeri, meneliti dan menulis, dan buku terakhir diterbitkan
antara lain: ‘Menyusun Konstitusi Transisi : Pergulatan Kepentingan
dan Pemikiran dalam Proses Perubahan UUD 1945’ terbit tahun 2008,
‘Politik HAM di ASEAN: Dari Retorika Menuju Institusionalisasi” terbit
tahun 2013, “Partai Syarikat Islam Indonesia: Konstestasi Politik Hingga
kekuasaan Elite”, terbit tahun 2014, “Dinamika Konaolidasi Demokrasi:
Dari Ide Pembaharuan Sistem Politik hingga Praktik Pemerintahan
Demokratis” terbit tahun 2015. Valina menjadi anggota MPR RI Fraksi
Utusan Golongan 1999-2001, Anggota Komisi Pemilihan Umum 2001-
2007, anggota Dewan kehormatan Penyelenggara pemilihan Umum
2012-2017, dan anggota Lembaga Pengkajian MPR RI 2015-2020. Aktif
dalam organisasi sosial kemasyarakatan, pernah sebagai Ketua Kohati
Cabang Jakarta 1981-1983, Koordinator Nasional Kohati PB HMI 1983-
1984, Dewan Eksekutif Kemitraan (2010- sekarang), Ketua Umum
Wanita Syarikat Islam 2015-2020.

234 Profil Penulis


Nama : Maria Advianti, SP.
TTL : Surabaya, 1 Oktober 1974
Alamat : Kota Wisata, Bogor
Pekerjaan
- Konsultan Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Kementerian Desa PDTT 2018
- Komisioner KPAI 2010 - 2017
Buku
- Mengelola Taman Penitipan Anak, 2006
- Awas Bahaya Pornografi, 2014

Profil Penulis 235


Biodata Editor

Hj. Trisna Ningsih Yuliati, SE., lahir di Jakarta, 5


Oktober 1969. Adalah Ketua Umum PP. Muslimat
Mathla’ul Anwar, juga sebagai Sekretaris Komisi
Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Pusat.
Pernah menjabat bendahara Umum BMOIWI 2013-
2018, dan sekarang aktif mengelola Universitas
Mathlaul Anwar Jakarta sebagai bendahara Umum Yayasan Al-
Amanah Mathla’ul Anwar.

Hj. Ariyana Wahidah, S.Ag., lahir di Bayuwangi, 5


Juni 1971. Ketua Bidang Lingkungan Hidup Yayasan
Kesejahteraan Muslimat / YKM NU 2012-2017

Maria Advianti, SP., lahir di Surabaya, 1


Oktober 1974. Komisioner Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) dan Konsultan Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian
Desa PDTT 2018.

236 Biodata Editor


Wafa Patria Umma, S.Pd.I, lahir di Jakarta, 9 April
1977. Ketua Bidang Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi
Komisi Informasi 2017-2021., Ketua Umum IPPNU
2006-2009

Biodata Editor 237

Anda mungkin juga menyukai