Anda di halaman 1dari 8

PENALARAN LOGIS

INDUKTIF DAN DEDUKTIF

DISUSUN OLEH :

GINA SAKHIA

1701035107

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN
2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penalara adalah proses berpikir logis dan sitematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi
(assertion). Penyataan dapat berupa teori (penjelasan) tentang suatu fenomena
atau realitis alam, ekonomik, politik, atau sosial. Penalaran sangat penting
perannya dalam belajar teori akuntansi karena teori akuntansi menuntut
kemampuan penalaran yang memadai. Teori akuntansi banyak melibatkan
proses penilaian kelayakan dan validitas suatu pernyataan dan argument.
Penalaran member keyakinan bahwa suatu pernyataan atau argument layak
untuk diterima atau ditolak.

Penalaran logis merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip berpikir


logis yang menjadi basis dalam diskusi ilmiah. Penalaran juga merupakan satu
ciri sikap (attitude) ilmiah yang sangat menuntut kesungguhan (commitment)
dalam menemukan kebenaran ilmiah. Dalam penalaran proses penyimpulan
yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat bersifat
induktif maupun bersifat deduktif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pendekatan Penalaran?

2. Apa pengertian Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahi pengertian dari Pendekatan Penalaran


2. Untuk Mengetahui Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk


membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu
pernyataan atau penjelasan. Peranan logika sangat pentik dalam penalaran.
Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu kejadian alam atau sosial.
Teori (penjelasan) yang disusun dengan penalaran yang baik akan
mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting
dalam rangka menerima atau menolak kebenaran (vasiliditas) suatu teori.

Struktur dan proses penalaran di dasari atas tiga konsep penting yaitu :

a. Asersi, suatu pernyataan (biasayanya postif ) yang menegaskan bahwa


sesuatu (misalnya teori) adalah benar. Asersi mempunyai fungsi ganda
dalam penalaran yaitu sebagai elemen pembentuk argument dan
sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran (berupa
kesimpulan)’

b. Keyakinan, merupakan tingkat kebersediaan untuk menerima suatu


pernyataan atau teori (penjelasan) mengenai suatu fenomena atau
gejala (alam atau sosial) adalah benar.

c. Argumen, merupakan tingkat kebersediaan untuk menerima suatu


pernyataan atau teori (penjelasan) mengenai suatu fenomena atau
gejala (alam atau sosial) adalah benar.
2.2 Penalaran Induktif Deduktif dan Induktif

a. Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah proses penyimpulan yang berwal dari


suatu pernyataan umum yang disepakati (disebut premis). Ke pernyataan
khusus sebagai simpulan (konklusi). Pernyataan umum yang disepakati
dan menjadi basis penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep,
doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, atau relavan dalam
kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan situasi khusu yang dibahas.
Oleh karena itu, pernyataan umum tersebut dapat saja memuat nilai-nilai
etika, moral, ideology, keyakinan atau budaya. Penalaran deduktif yang
merupakan argument logis. Argument deduktif lebih bersifat sebagai
argumrn ada benarnya. Contoh penalaran deduktif:

Premis(1) : Semua burung mempunyai bulu

Premis(2): bebek adalah burung

Konsklusi : bebek mempunyai bulu

Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi


penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.
Misalnya, akuntansi menyajikan aset sebesar kos historis karena akuntansi
menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca
adalah untuk menunjukan sisa potensi jasa dan bukan menunjukkan nilai
jual sehingga kos historis merpakan pengukur yang paling tepat. Menganut
konsep konstinutitas usaha merupakan premis sedangkan penilaian aset
atas dasar kos historis merupakan konklusi.

b. Penalaran Induktif
Penalaran Induktif merupakan kebalikan dari penalaran induktif
merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal
dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan
pernyataan umum yang merupakangeneralisasi ( perempatan) dari
keadaan khusu tersebut.
Berbeda dengan penalaran deduktif, hubungan antara premis dan
konklusi dalam penalaran induktif tidak langsung dan tidak sekuat
hubungan dalam penalaran deduktif. Dalam penalaran deduktif, kebenaran
premis menjamin kebenaran konklusi asal penalarannya logis.dalam
penalaran induktif , kebenrannya premis tidak selalu menjamin kebenaran
konklusi hanya dapat dijamin dengan tingkat keyakinan tertentu, misalnya
95% atau 99%. Penalaran induktif berawal dari suatu pernyataan atau
keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum.. contoh
penalaran induktif :

Premis (1): Kebanyak burung dapat terbang


Premis (2): Bebek adalah burung
Konklusi (boleh jadi): Bebek dapat terbang

Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan


untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori)
terhadap gejala akuntansi tertentu. Pernyataan-pernyataan umum tersebut
bisanya berasal dari Hipotesi yang diajukan dan diuji dalam suatu
penelitian empiris. Hipotesis merupakan generalisasi yang dituju olehe
penelitian empiris (atas dasar pengamatan terhadap sampel) konsistensi
dengan atau mendukung generalisasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa
generalisasi tersebut menjadi teori yang valid dan mempunyai daya
prediksi yang tinggi. Berikut ini contoh-contoh lain hasil penalaran

induktif dalam akuntansi:

 Tingkat likuiditas perusahaan perdagangan lebih tinggi daripada


tingkat likuiditas perusahaan manufaktur.
 Tingkat solvensi berasosiasi positif dengan probabilitas kebangkrutan
perusahaan.
 Partisipasi manajer divisi dalam penyusunan anggaran mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja divisi.
 Ambang persepsi etis wanita lebih tinggi dibanding ambang persepsi
etis pria dalam menilai kasus pelanggaran etika atau hukum.
 Ukuran atau besar kecilnya (size) perusahaan berasosiasi positif
dengan tingkat pengungkapan sukarela (voluntary disclosures)
dalam Laporan Keuangan.
BAB III

KESIMPULAN

Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk


membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu
pernyataan atau penjelasan. Dalam penalaran proses penyimpulan yang
menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat bersifat induktif
maupun bersifat deduktif.

Penalaran Deduktif adalah proses penyimpulan yang berwal dari


suatu pernyataan umum yang disepakati (disebut premis). Ke pernyataan
khusus sebagai simpulan (konklusi).

Penalaran Induktif merupakan kebalikan dari penalaran induktif


merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari
suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan
umum yang merupakangeneralisasi ( perempatan) dari keadaan khusu
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Suwarjono. 2006. Teori Akuntansi. Yogyakarta : BPFE UGM

Heriyanto NPM : Fakultas Ekonomi/Prodi. MAKALAH PENALARAN


https://docplayer.info/69356037-Makalah-penalaran-dosen-pembimbing-rina-
hendrawati-se-ak-disusun-oleh-nama-heriyanto-npm-fakultas-ekonomi-prodi-
akuntansi.html

Anda mungkin juga menyukai