Anda di halaman 1dari 14

FAMILY CENTER PADA ODHA

Prinsip Hidup dengan ODHA

Oktober 12, 2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidup dengan ODHA selama ini selalu digambarkan dengan sebuah kondisi
yang sulit untuk dikendalikan oleh kebanyakan orang namun pada
kenyataanya hal ini merupakan cara yang mudah untuk dilakukan. Hidup
dengan ODHA artinya menghilangkan segala batasan antara pasien dengan
orang yang merawatnya, jika hal ini dilakukan dapat membantu pasien HIV
untuk bangkit dari keterpurukan yang dialaminya. AIDS pada ODHA dapat
ditekan apabila tubuh ODHA sehat, dan kesehatan ini secara langsung juga
dipengaruhi oleh mental ODHA.

Terus terang saja, Odha memang menarik. Odha direndahkan tapi diminati
karena adagunanya. Orang mencibir padanya, tetapi tetap berusaha
mengintip.Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) maupun status
AIDS (AquirredImmunodeficiency Syndrome) dapat menimbulkan
dampak yang kompleks terhadapaspek bio-psikososial seorang Odha
(Orang yang hidup Dengan HIV/AIDS). Tidakhanya akan mengalami gejala-
gejala klinis berupa penyakit semata, tetapi juga berbagaipermasalahan
psikis dan sosial.Odha memiliki kehidupannya sendiri yang tentu saja tidak
dapat dihentikan hanyadengan alasan penyakit mematikan yang
dideritanya. Apapun yang terjadi, ODHA tentutetap butuh berinteraksi sosial
guna mematangkan kisi-kisi sosial kepribadiannya dalambermasyarakat.
Akan tetapi interaksi Odha dengan yang lain tetap memerlukan ilmu baikdari
sisi medis maupun psikospirit agar interaksi yang berjalan tidak menjadi
interaksiyang negatif terutama bagi Odha sendiri.Odha agar dapat
berinterksi kembali di tengah-tengah kehidupan, kesehatannyaharus
tetap dijaga, dan ini membutuhkan perhatian bagi orang-orang
yang adadisekitarnya.

Adanya perhatian yang seksama dari orang-orang terdekat,


sekitarnya,sekaligus tenaga medis akan membantu munculnya motivasi dari
Odha sendiri untuksembuh. Bagaimanapun juga mengetahui diri
terinfeksi HIV/AIDS bukan hal yangmudah. Kecemasan tentu
membayangi. Akan tetapi dengan adanya orang-orang disekitarnya
yang memahami penyakit sekaligus penanganannya menjadi tanda bagi
Odhabahwa masih banyak yang peduli.Faktanya, stigma terhadap Odha
telah menjadi sumber ketakutan bagi sebagianmasyarakat. Acapkali
muncul berbagai perdebatan yang mempertentangkan
antarakepentingan masyarakat umum dengan Odha. Akibatnya, hak-
hak Odha dalamkehidupan sehari-hari sering terabaikan. Alasan yang
sering digunakan adalah demimenyelamatkan masyarakat, tetapi
apabila dikaji kembali ternyata hanya karenapemahaman yang salah
dari mitos-mitos negatif tentang Odha. Seperti mitos bahwaAIDS
merupakan suatu penyakit yang sangat mematikan, berbahaya,
belum dapatdisembuhkan, tidak ada obatnya, mudah menular dan
tidak dapat dicegah. Denganadanya hal-hal di atas ini penulis mencoba
meneliti bagaiman hubungan antara tingkatpengetahuan dengan sikap
masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/ AIDS (ODHA).

1.2 Tujuan

Tujuan Umum

Untuk menambah wawasan pembaca tentang prinsip-prinsip hidup bersama


dengan ODHA

Tujuan Khusus

1. Mengetahui definisi ODHA

2. Mengetahui prinsip hidup bersama dengan ODHA

3. Mengetahui prinsip hidup bersama dengan ODHA dirumah


4. Mengetahui pemberdayaan ODHA

1.3 Manfaat

Dapat mengetahui bagaimana prinsip hidup bersama dengan ODHA dengan


baik tanpa mengucilkan mereka
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
ODHA merupakan singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS. HIV sendiri adalah
Human Immunodefficiency Virus yakni suatu penyakit yang menyebabkan
penderitanya mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga tubuh
menjadi sangat rentan dengan berbagai macam penyakit. Sedangkan AIDS
merupakan Acquired Immuno Defficiency Syndrome yakni tahapan lanjutan
setelah seseorang terinfeksi virus HIV. Hingga saat ini banyak masyarakat
yang mengucilkan odha, bukan hanya secara psikis tetapi mental mereka
juga terkena dampaknya karena di kucilkan ditempat tinggalnya dan tidak
bisa melakukan aktifitas sehari-hari dengan normal seperti dulu.

Informasi. Kasus-kasus seperti itu menghalangi program pencegahan dan


perawatanHIV. Ketiga, Tanggapan (Response). Itu berarti pemajuan
dan perlindungan Hammenciptakan lingkungan yang mendukung bagi
kebijakan nasional dalam menjawabHIV/ AIDS. Kebebasan berbicara,
berekspresi, berorganisasi dan hak atas informasi danedukasi merupakan
faktor yang esensial bagi efektifitas program pencegahan
danperawatan HIV/ AIDS. Uraian di atas menunjukkan dengan sangat jelas
saling ketertautan antara pemajuandan perlindungan Ham dengan
efektifitas pencegahan dan perawatan ODHA. Olehkarena itu program
perlindungan Ham ODHA sudah seyogyanya menjadi prioritaskegiatan
advokasi organisasi Ham baik pada for a nasional dan internasional.
Sumberhukum yang mendasari perlinduungan Ham ODHA dapat
dirujuk pada berbagaiKovenan Internasional Ham, seperti, Kovenan
Internasional tentang Hak-Hak Sipil danPolitik, Kovenan Internasional
Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, KovenanInternasional
Penghapusan Segala Bentuk Diskrikminasi terhadap Perempuan,
KovenanInternasional Menentang Penyiksaan, Kovenan Internasional Hak-
Hak Anak, KovenanInternasional Menentang Diskriminasi Rasial, serta hukum
nasional Indonesia seperti,UUD l945, UU Ham, UU Pengadilan Ham, dan
berbagai UU sektoral yang menyentuh hak-hak masyarakat

Banyak presepsi masyarakat atau orang kebanyakan mengenai cara


penularan penyakit HIV/AIDS yang keliru dan salah diartikan. Virus HIV dapat
ditularkan melalui cairan tubuh ODHA bukan berarti semua jenis cairan
tubuh dapat menularkan penyakit ini. Untuk hidup dengan ODHA dalam
kehidupan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari ada baiknya untuk tidak
membedakan peralatan yang akan digunakannya agar ia memiliki
peralatannya sendiri. Pasien HIV dengan orang lain dapat berbagai makanan
dan minuman yang sama sehingga tidak perlu takut untuk tertular virus HIV
karena biasanya penyakit ODHA dapat ditekan dengan pengobatan alternatif
HIV AIDS sehingga tidak menular.
2.2 Prinsip Hidup Bersama ODHA

Hidup dengan ODHA selama ini selalu digambarkan dengan sebuah kondisi
yang sulit untuk dikendalikan oleh kebanyakan orang namun pada
kenyataanya hal ini merupakan cara yang mudah untuk dilakukan. Hidup
dengan ODHA artinya menghilangkan segala batasan antara pasien dengan
orang yang merawatnya, jika hal ini dilakukan dapat membantu pasien HIV
untuk bangkit dari keterpurukan yang dialaminya. AIDS pada ODHA dapat
ditekan apabila tubuh ODHA sehat, dan kesehatan ini secara langsung juga
dipengaruhi oleh mental ODHA.

Oleh karena diskriminasi terhadap ODHA menjadi sumber dari segala bentuk
kesewenangan dan kekerasan yang di alami ODHA, saya perlu
mengutip disinipengertian diskriminasi yang dianut oleh UU HAM sebagai
berikut : “Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau
pengucilan yang langsungataupun tak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin,
bahasa,keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan
atau penghapusanpengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalamkehidupan baik individual maupun
kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum,sosial, budaya, dan aspek
kehidupan lainnya.” Konsepsi diskriminasi tersebut di atas jauh lebih luas
dari konsepsi diskriminasiyang dianut oleh Kovenan Interrnasional
tentang Hak Sipil dan Politik, KovenanInternasional Menentang
Diskriminasi Rasial, dan Kovenan Internasional Penghapusan

Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. Diskriminasi


terhadap ODHAmerupakan diskriminasi terhadap kelompok yang
tidak dibenarkan oleh UU Ham.Berkenaan dengan pemajuan dan
perlindungan Ham, termasuk tentunya ODHA kitaperlu mengenali asas-asas
dasar UU Ham sebagai berikut :

Pertama, Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak


asasimanusia dankebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati
melekat pada dantidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi,
dihormati, dan ditegakkan demipeningkatan martabat kemanusiaan,
kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan sertakeadilan.
(pasal 2) Kedua, Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat
manusia yangsama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk
hidup bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara dalam semangat
persaudaraan.Setiap orang berhak ataspengakuan, jaminan,
perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta
mendapatkepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum.
Setiap orang berhak atasperlindungan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi.

(Pasal 3) Ketiga, Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan
pribadi, pikirandan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagaipribadi dan tetap butuh berinteraksi sosial guna
mematangkan kisi-kisi sosial kepribadiannya dalambermasyarakat. Akan
tetapi interaksi Odha dengan yang lain tetap memerlukan ilmu baik dari sisi
medis maupun psikospirit agar interaksi yang berjalan tidak menjadi
interaksiyang negatif terutama bagi Odha sendiri.Odha agar dapat
berinterksi kembali di tengah-tengah kehidupan, kesehatannyaharus
tetap dijaga, dan ini membutuhkan perhatian bagi orang-orang
yang ada disekitarnya

2.3 Prinsip Hidup Dengan ODHA Saat Di Rumah

Tidak menguncilkan ODHA dalam ruangan tertutup

ODHA atau pasien HIV yang mana ada kemungkinan besar telah mengindap
penyakit AIDS pada tubuhnya ada kalanya dikunci dalam ruangan tertutup
karean anggota keluarga yang takut untuk tertular atau ditulari penyakit
yang sedang dialami ODHA. Namun perlu diketahui bahwa cara yang
dilakuan ini tidak akan pernah menyelesaikan masalah atau menyembuhkan
penyakit yang dialami oleh anggota keluarga yang sedang menderita
penyakit HIV/AIDS dan justru akan berdampak sebaliknya yang mana tubuh
pasien mengalami penurun kesehatan yang drastis.

Membiarkan anggota keluarga yang merupakan pasien HIV untuk tetap


dapat bergerak bebas dalam rumah ataupun bersosialiasi dengan anggota
keluarga lainnya akan membantu meningkatkan kepercayaan diri pasien.
Anggota keluarga juga ada baiknya tidak memandang aneh pasien serta
menganggap pasien berbeda dengan yang lainnya. ODHA di dalam tubuh
nya hanya memiliki virus HIV yang melemahkan daya tahan tubuhnya
sehingga terkadang dapat menimbulkan dampak AIDS terhadap kehidupan
sosial yang dimilikinya.

Mengajak ODHA untuk lebih terbuka

Ada kalanya ODHA akan merasa bahwa dirinya berbeda dengan orang lain
disekitarnya akibat penyakit yang dialaminya, hal ini jika dibiarkan lama
kelamaan akan membuat ODHA menjadi pribadi yang tertutp dan sulit untuk
didekati. Jika melihat situasi ini ODHA sebenarnya membutuhkan seorang
atau tempat yang mana dapat ia percayai untuk mencurahkan isi hati dan
pemikirannya. ODHA yang dalam kehidupan sehari-harinya mengalami
tekanan batin akibat banyak hal dan pemikiran yang dipendamnya sendiri
lama kelamaan akan membuat kesehatan mentalnya menjadi terganggu.

2.4 Pemberdayaan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)

Terkait dengan upaya pemberdayaan Odha, secara umum kegiatan yang


dilakukanoleh LSM antara lain

1. KIE/Kampanye ( poster, stiker, talkshow, media massa, dsb )

2. Konseling

3. Advokasi

4. Pelatihan

5. Diskusi rutin

6. Klinik

Program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia saat ini, telah dilakukan
oleh beberapa pihak, baik dari sektor pemerintah, swasta maupun LSM.
Upaya tersebut masih perlu diimbangi dengan beberapa hal berikut ini, yaitu
Penguatan perspektif kebijakan kesehatan dalam upaya penanggulangan
HIV dan AIDS di Indonesia masih perlu untuk dilakukan;

Upaya untuk berbagi pengalaman, pengetahuan dan ilmu yang sesuai


dengan upaya penanggulangan HIV dan AIDS masih tetap perlu untuk
dilakukan, karena hal ini telah terbukti mampu membantu menginisiasi,
mengembangkan serta mengevaluasi pelaksanaan program
penanggulangan HIV dan AIDS.

Pemanfaatan pengetahuan bagi semua pihak perlu untuk ditingkatkan,


untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat.

Untuk menjawab beberapa tantangan tersebut dan untuk mengelola


pengetahuan secara sistematis, Tim Kebijakan HIV dan AIDS PKMK FK UGM
mengembangkan manajemen pengetahuan kebijakan AIDS, yang di
dalamnya terdapat forum-forum diskusi yang berusaha untuk melibatkan
semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan HV dan AIDS. Forum
diskusi ini disebut dengan Community of Practice. Forum ini diharapkan
dapat menjadi satu bentuk manajemen pengetahuan untuk mendorong
terbentuknya kebijakan dan program penanggulangan HIV dan AIDS yang
lebih baik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ODHA merupakan seseorang yang seharusnya kita tolong dan kita beri
bimbingan menuju jalan yang lebih baik, dengan cara merangkul bukan
mengucilkan. Karena sebenarnya semakin kita mengucilkan mereka,
semakin kecil pula harapan hidup mereka. Mereka sebenarnya masih
memiliki potensi jika kita mau membantu bangkit. Selangkah bagi kita
bagaikan seribu langkah bagi mereka tidak ada kata terlambat untuk
membantu, mengucilkan bukanlah sebuah solusi, jauhi penyakitnya bukan
orangnya.

3.2 Saran

Diharapkan masyarakat mulai berangsur memahami dan mampu memberi


solusi yang baik selain menyalahkan dan membunuh secara perlahan,
terutama kita yang berkecimpung dalam dunia kesehatan sudah seharusnya
memberi edukasi bagi masyarakat maupun bagi penderita ODHA sendiri
guna kehidupan mendatang yang lebih baik.

BERBAGI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Family Center bersama ODHA

Oktober 12, 2018

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang
Jumlah infeksi HIV/AIDS terus bertambah diseluruh dunia, kasusnya terus
meningkat sampai 100 kali lipat sejak pertama kali ditemu-kan dan
menyebar paling sedikit 166 negara di-dunia (Figueroa et al., 2008).
HIV/AIDS sudah merupakan global e!ect dengan kecepatan pe-nularan
penyebaran yang sangat pesat 1 menit 5 orang tertular di seluruh dunia
(Hawari, 2006; Waning et al., 2009). Menurut Vrisaba (2001), angka
penularan HIV di benua Asia cukup tinggi, yakni 2000 sampai 3000 per hari,
berarti dalam setahun. Penderita HIV akan bertambah lagi antara 700.000
sampai 1.000.000 orang. Sedangkan di Asia Tenggara jumlah penderita AIDS
mencapai 4,6 juta orang dengan tingkat kematian anak sebesar 330-590 ribu
dengan penambahan penderita baru sebesar 11,1 juta orang (Suyono,
2006).

Infeksi HIV di Indonesia sudah meru-pakan masalah kesehatan yang


memerlukan perhatian dan pertambahan jumlah penderita HIV/AIDS semakin
meroket. Menurut data Departemen Kesehatan RI, kasus…

BERBAGI

POSTING KOMENTAR

BACA SELENGKAPNYA

STIGMA pada ODHA

Oktober 12, 2018

STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ORANG DENGAN HIV/AIDS

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

2018-2019

KATA PENGANTARDengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,


yang telah memberikan rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Tugas ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan HIV-AIDS
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyusun memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya. Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTARi

DAFTAR ISI ii

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Stigma Masyarakat Bila Berhadapan Dengan ODHA 4


2.2 Pengaruh Sikap Seseorang Terhadap ODHA Berdasarkan Pendidikannya
4

2.3 Peran Keluarga Terhadap ODHA 6

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan 8

3.2 Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

BAB …

BERBAGI

POSTING KOMENTAR

BACA SELENGKAPNYA

Arsip

Laporkan Penyalahgunaan

Diberdayakan oleh Blogger

Anda mungkin juga menyukai