Pande
Pande
BAB I
PENDAHULUAN
Hidup dengan ODHA selama ini selalu digambarkan dengan sebuah kondisi
yang sulit untuk dikendalikan oleh kebanyakan orang namun pada
kenyataanya hal ini merupakan cara yang mudah untuk dilakukan. Hidup
dengan ODHA artinya menghilangkan segala batasan antara pasien dengan
orang yang merawatnya, jika hal ini dilakukan dapat membantu pasien HIV
untuk bangkit dari keterpurukan yang dialaminya. AIDS pada ODHA dapat
ditekan apabila tubuh ODHA sehat, dan kesehatan ini secara langsung juga
dipengaruhi oleh mental ODHA.
Terus terang saja, Odha memang menarik. Odha direndahkan tapi diminati
karena adagunanya. Orang mencibir padanya, tetapi tetap berusaha
mengintip.Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) maupun status
AIDS (AquirredImmunodeficiency Syndrome) dapat menimbulkan
dampak yang kompleks terhadapaspek bio-psikososial seorang Odha
(Orang yang hidup Dengan HIV/AIDS). Tidakhanya akan mengalami gejala-
gejala klinis berupa penyakit semata, tetapi juga berbagaipermasalahan
psikis dan sosial.Odha memiliki kehidupannya sendiri yang tentu saja tidak
dapat dihentikan hanyadengan alasan penyakit mematikan yang
dideritanya. Apapun yang terjadi, ODHA tentutetap butuh berinteraksi sosial
guna mematangkan kisi-kisi sosial kepribadiannya dalambermasyarakat.
Akan tetapi interaksi Odha dengan yang lain tetap memerlukan ilmu baikdari
sisi medis maupun psikospirit agar interaksi yang berjalan tidak menjadi
interaksiyang negatif terutama bagi Odha sendiri.Odha agar dapat
berinterksi kembali di tengah-tengah kehidupan, kesehatannyaharus
tetap dijaga, dan ini membutuhkan perhatian bagi orang-orang
yang adadisekitarnya.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
ODHA merupakan singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS. HIV sendiri adalah
Human Immunodefficiency Virus yakni suatu penyakit yang menyebabkan
penderitanya mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga tubuh
menjadi sangat rentan dengan berbagai macam penyakit. Sedangkan AIDS
merupakan Acquired Immuno Defficiency Syndrome yakni tahapan lanjutan
setelah seseorang terinfeksi virus HIV. Hingga saat ini banyak masyarakat
yang mengucilkan odha, bukan hanya secara psikis tetapi mental mereka
juga terkena dampaknya karena di kucilkan ditempat tinggalnya dan tidak
bisa melakukan aktifitas sehari-hari dengan normal seperti dulu.
Hidup dengan ODHA selama ini selalu digambarkan dengan sebuah kondisi
yang sulit untuk dikendalikan oleh kebanyakan orang namun pada
kenyataanya hal ini merupakan cara yang mudah untuk dilakukan. Hidup
dengan ODHA artinya menghilangkan segala batasan antara pasien dengan
orang yang merawatnya, jika hal ini dilakukan dapat membantu pasien HIV
untuk bangkit dari keterpurukan yang dialaminya. AIDS pada ODHA dapat
ditekan apabila tubuh ODHA sehat, dan kesehatan ini secara langsung juga
dipengaruhi oleh mental ODHA.
Oleh karena diskriminasi terhadap ODHA menjadi sumber dari segala bentuk
kesewenangan dan kekerasan yang di alami ODHA, saya perlu
mengutip disinipengertian diskriminasi yang dianut oleh UU HAM sebagai
berikut : “Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau
pengucilan yang langsungataupun tak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin,
bahasa,keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan
atau penghapusanpengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalamkehidupan baik individual maupun
kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum,sosial, budaya, dan aspek
kehidupan lainnya.” Konsepsi diskriminasi tersebut di atas jauh lebih luas
dari konsepsi diskriminasiyang dianut oleh Kovenan Interrnasional
tentang Hak Sipil dan Politik, KovenanInternasional Menentang
Diskriminasi Rasial, dan Kovenan Internasional Penghapusan
(Pasal 3) Ketiga, Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan
pribadi, pikirandan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagaipribadi dan tetap butuh berinteraksi sosial guna
mematangkan kisi-kisi sosial kepribadiannya dalambermasyarakat. Akan
tetapi interaksi Odha dengan yang lain tetap memerlukan ilmu baik dari sisi
medis maupun psikospirit agar interaksi yang berjalan tidak menjadi
interaksiyang negatif terutama bagi Odha sendiri.Odha agar dapat
berinterksi kembali di tengah-tengah kehidupan, kesehatannyaharus
tetap dijaga, dan ini membutuhkan perhatian bagi orang-orang
yang ada disekitarnya
ODHA atau pasien HIV yang mana ada kemungkinan besar telah mengindap
penyakit AIDS pada tubuhnya ada kalanya dikunci dalam ruangan tertutup
karean anggota keluarga yang takut untuk tertular atau ditulari penyakit
yang sedang dialami ODHA. Namun perlu diketahui bahwa cara yang
dilakuan ini tidak akan pernah menyelesaikan masalah atau menyembuhkan
penyakit yang dialami oleh anggota keluarga yang sedang menderita
penyakit HIV/AIDS dan justru akan berdampak sebaliknya yang mana tubuh
pasien mengalami penurun kesehatan yang drastis.
Ada kalanya ODHA akan merasa bahwa dirinya berbeda dengan orang lain
disekitarnya akibat penyakit yang dialaminya, hal ini jika dibiarkan lama
kelamaan akan membuat ODHA menjadi pribadi yang tertutp dan sulit untuk
didekati. Jika melihat situasi ini ODHA sebenarnya membutuhkan seorang
atau tempat yang mana dapat ia percayai untuk mencurahkan isi hati dan
pemikirannya. ODHA yang dalam kehidupan sehari-harinya mengalami
tekanan batin akibat banyak hal dan pemikiran yang dipendamnya sendiri
lama kelamaan akan membuat kesehatan mentalnya menjadi terganggu.
2. Konseling
3. Advokasi
4. Pelatihan
5. Diskusi rutin
6. Klinik
Program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia saat ini, telah dilakukan
oleh beberapa pihak, baik dari sektor pemerintah, swasta maupun LSM.
Upaya tersebut masih perlu diimbangi dengan beberapa hal berikut ini, yaitu
Penguatan perspektif kebijakan kesehatan dalam upaya penanggulangan
HIV dan AIDS di Indonesia masih perlu untuk dilakukan;
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ODHA merupakan seseorang yang seharusnya kita tolong dan kita beri
bimbingan menuju jalan yang lebih baik, dengan cara merangkul bukan
mengucilkan. Karena sebenarnya semakin kita mengucilkan mereka,
semakin kecil pula harapan hidup mereka. Mereka sebenarnya masih
memiliki potensi jika kita mau membantu bangkit. Selangkah bagi kita
bagaikan seribu langkah bagi mereka tidak ada kata terlambat untuk
membantu, mengucilkan bukanlah sebuah solusi, jauhi penyakitnya bukan
orangnya.
3.2 Saran
BERBAGI
Komentar
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Jumlah infeksi HIV/AIDS terus bertambah diseluruh dunia, kasusnya terus
meningkat sampai 100 kali lipat sejak pertama kali ditemu-kan dan
menyebar paling sedikit 166 negara di-dunia (Figueroa et al., 2008).
HIV/AIDS sudah merupakan global e!ect dengan kecepatan pe-nularan
penyebaran yang sangat pesat 1 menit 5 orang tertular di seluruh dunia
(Hawari, 2006; Waning et al., 2009). Menurut Vrisaba (2001), angka
penularan HIV di benua Asia cukup tinggi, yakni 2000 sampai 3000 per hari,
berarti dalam setahun. Penderita HIV akan bertambah lagi antara 700.000
sampai 1.000.000 orang. Sedangkan di Asia Tenggara jumlah penderita AIDS
mencapai 4,6 juta orang dengan tingkat kematian anak sebesar 330-590 ribu
dengan penambahan penderita baru sebesar 11,1 juta orang (Suyono,
2006).
BERBAGI
POSTING KOMENTAR
BACA SELENGKAPNYA
KELOMPOK 3
2018-2019
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya. Penyusun
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 3
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB …
BERBAGI
POSTING KOMENTAR
BACA SELENGKAPNYA
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan