OLEH:
Ni Kadek Wahyuning Kristina Dewi Andika
NIM 18021112
melalui proses fertilisasi atau proses seksual yang berasal dari induk yang sama,
mempunyai susunan atau jumlah gen yang sama dan kemungkinan besar memiliki
fenotip yang sama. Sejarah kloning sebenarnya sudah dimulai dari berpuluh-puluh tahun
sebelumnya yang dilakukan oleh para ilmuan. pada tanggal 22 Febuari 1997, tim ilmuan
dari Roslin Institute di Edinburgh, Skotlandia dipimpin oleh Profesor lan Walnut yang
keberadaan seekor domba betina hasil dari kloning yang diberi nama Dolly dan
kontroversi. Banyak yang menyatakan bahwa upaya para ilmuan melakukan kloning
terhadap makhluk hidup tidak sesuai dengan ajaran agama dan dinggap tidak etis serta
tidak aman jika diterapkan kepada manusia. Namun beberapa orang berpendapat bahwa
teknologi kloning dapat bermanfaat bagi ilmu kedokteran khususnya dalam menangani
Domba dolly yang merupakan mamalia hasil kloning pertama sebenarnya lahir
pada tanggal 5 juli 1996. Domba Dolly merupakan hasil kloning yang berasal dari sel
telur domba betina jenis Blacface dan sel mamae dari domba betina jenis fin dorset.
Domba Dolly lahir dengan berat 6,6 kilogram dan secara genetis persis dengan domba
pendonor sel kelenjar mamae yaitu domba jenis fin dorset. Semasa hidupnya Dolly
dikawinkan dengan seekor domba jantan dan menghasilkan 6 ekor anak domba
Cotton(2000). Pada tahun 2001, pada usia 4 tahun Dolly menderita arthritis yang
membuat ia kesulitan berjalan dan ditangani dengan menggunakan obat-obatan. Namun
pada tanggal 14 Februari 2003, dolly akhirnya harus disuntik mati karena menderita sakit
paru-paru ditambah arthritis yang semakin parah. Sebenarnya domba jenis Finn Dorset
memiliki usia 10-12 tahun tetapi domba Dolly hanya hidup selama 6,5 tahun. para ilmuan
di institut roslin mengatakan bahwa usia Dolly yang singkat itu tidak terikat asal usulnya
sebagai hewan kloning sebab banyak domba yang mati dengan penyakit yang sama.
Beberapa kalangan kemudian berspekulasi bahwa singkatnya usia Dolly karena ia berasal
dari sel domba betina yang berusia 6 tahun. namun, para ilmuan mengatakan bahwa
pemantauan kesehatan yang ketat terhadap Dolly tidak menunjukkan adanya keanehan
stomatis dari domba betina jenis fin dorset yang berumur 6 tahun yang
sedang hamil. Kemudian sel kelenjar mamae dikultur dalam cawan petri
2. Langkah kedua adalah penggambilan ovum (sel telur) dari domba betina
3. Langkah ketiga adalah memasukan sel kelenjar susu ke dalam sel telur
yang sudah tidak memiliki inti sel lagi. Penggabungan dua sel ini dengan
uterus (Rahim) domba betina pendonor sel telur (jenis blackface) dengan
cara disuntikkan.
Intinya bahwa kloning akan berhasil apabila sel kelenjar mamae yang di
1) Domba hasil kloning tidak bertahan hidup sesuai dengan harapan karena
terkena penyakit;
2) kematian domba Dolly dikarenakan oleh usia domba pendonor yang sudah
tua sehingga ketika dilahirkan maka domba tersebut mengikuti umur dari
si domba pendonor.
dan diferensiasi;
4) Kloning dapat menghasilkan sel, jaringan, atau organ yang sesuai untuk
maupun induknya;
dari sel-sel hasil kloning pun sama dengan induknya, maka individu hasil
Internasional Kompas.2018.
https://internasional.kompas.com/read/2018/02/22/14311191/hari-ini-dalam-sejarah-
keberadaan-domba-hasil-kloning-diumumkan?page=all