terlepas dari peran aktif semua pihak khususnya anggota tim yang
Ir. JAKATAN
NIP. 19601212 198803 1 02
A. Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu faktor kunci bagi
pembangunan sumber daya manusia berkualitas, yang
diperlukan untuk menyelenggarakan pembangunan nasional.
Dalam kerangka pembangunan pangan, data/informasi
tentang situasi ketersediaan pangan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi dan
perencanaan pangan.
Salah satu metode dan pendekatan yang dapat
digunakan utuk memperoleh data dan informasi akan
produksi, pemanfaatan dan ketersediaan pangan untuk
dikonsumsi di suatu wilayah pada suatu periode adalah
melalui Tabel Neraca Bahan Makanan (NBM). Tabel NBM
menyajikan gambaran menyeluruh tentang pola penyediaan
pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. NBM
Kabupaten Kotawaringin Timur disusun setiap tahun dengan
mengacu pada metode Food and Agriculture Organization (FAO)
dengan mempertimbangkan kondisi dan ketersediaan data
yang ada.
Sumber informasi yang resmi, kontinyu dan dapat
dipercaya akan menghasilkan data yang valid sebagai bahan
analisis sehingga dapat menjadi dasar penyusunan kebijakan
yang tepat. Data dasar yang terkandung dalam NBM
merupakan data resmi dan dapat digunakan secara luas oleh
para pengambil kebijakan khususnya yang terkait dengan
ketersediaan pangan wilayah. Meningat pentingnya kebijakan
yang akan dibuat, sebaiknya para pengambil kebijakan
memiliki pemahaman yang baik mengenai NBM, baik data
B. Pengertian
Neraca Bahan Makanan (NBM) adalah tabel yang
menyajikan gambaran menyeluruh tentang
penyediaan/pengadaan (supply), penggunaan/pemanfaatan
(utilization) pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu
(dalam kurun waktu satu tahun).
NBM menunjukkan ketersediaan bahan pangan untuk
setiap komoditas dan olahannya yang lazim dikonsumsi
penduduk berdasarkan sumber penyediaan dan
penggunaannya. NBM menyajikan angka rata-rata bahan
makanan per komoditas yang tersedia untuk dikonsumsi
penduduk dalam kilogram per kapita per tahun
(kg/kapita/tahun), serta dalam gram per kapita per hari
(gram/kapita/hari). Selanjutnya untuk mengetahui nilai gizi
bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut,
maka angka ketersediaan bahan makanan per kapita per hari
diterjemahkan ke dalam satuan energi, protein, dan lemak.
F. Pengolahan Data
Langkah pertama yang dilakukan dalam penyusunan
NBM adalah pengumpulan data ke instansi terkait. Selanjutnya
data diolah dan dianalisis secara sederhana menggunakan
aplikasi microsoft excel oleh Tim Penyusunan Neraca Bahan
Makanan (NBM) Kabupaten Kotawaringin Timur.
2. Komponen NBM
Tabel NBM terdiri atas 19 kolom yang terbagi dalam 3
(tiga) kelompok penyajian yaitu:
a. Pengadaan/penyediaan (supply), terdiri dari komponen
produksi, perubahan stok, impor dan ekspor.
b. Penggunaan (utilization) untuk keperluan pakan, bibit,
industri makanan dan non makanan, tercecer, serta
bahan makanan yang tersedia pada tingkat pedagang
pengecer.
A. Ketersediaan Energi
Banyaknya kalori yang tersedia untuk dikonsumsi oleh
penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2017 adalah
sebesar 3.854 Kkal per kapita per hari, diantaranya 3.745
Kkal atau 97,17% berasal dari bahan pangan nabati dan 109
Kkal atau 2,82% berasal dari bahan pangan hewani.
Kalori kkal/hari
44% 50%
1%
0%
0%
1% 0% 1% 1% 1%
1%
Padi-padian Makanan Berpati Gula Buah biji Berminyak
Buah-buahan Sayur-sayuran Daging Telur
Susu Ikan Minyak dan Lemak
B. Ketersediaan Protein
Banyaknya protein yang tersedia untuk dikonsumsi
penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2017 adalah
sebesar 6.505,12 gram per kapita per hari, diantaranya 67,49
gram atau 1,04% berasal dari bahan pangan nabati dan
6437,63 gram atau 98,96% berasal dari bahan pangan hewani.
7000,00
6000,00
5000,00
4000,00
3000,00
2000,00
1000,00
0,00
gram/kap/hari
96%
C. Ketersediaan Lemak
Banyaknya lemak yang tersedia untuk dikonsumsi
penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2017 adalah
sebesar 7.701,49 gram per kapita per hari, diantaranya 158,54
gram atau 2,06 % berasal dari bahan pangan nabati dan
7.542,95 gram atau 97,94 % berasal dari bahan pangan
hewani.
8.000,00
7.000,00
6.000,00
5.000,00
4.000,00
3.000,00
2.000,00
1.000,00
-
gram/kap/hari
95%
Kabupaten/Kota
No. 2012 2013 2014 2015 2016
Regency/Municipality
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kotawaringin Barat 253 036 261 240 269 629 278 141 286 714
2 Kotawaringin Timur 395 747 405 738 416 151 426 176 436 276
3 Kapuas 338 056 341 558 344 955 348 049 351 043
Kecamatan
No 2010 2015 2016 2010-2016 2015-2016
Subdistrict
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mentaya Hilir Selatan 20 801 23 287 23 750 2,23 1,99
2 Teluk Sampit 8 935 10 003 10 201 2,23 1,98
3 Pulau Hanaut 15 473 17 324 17 667 2,23 1,98
4 Mentawa Baru Ketapang 76 951 84 313 85 623 1,80 1,55
5 Seranau 9 587 10 504 10 667 1,80 1,55
6 Mentaya Hilir Utara 15 840 17 237 17 482 1,66 1,42
7 Kota Besi 14 980 18 169 18 823 3,88 3,60
8 Telawang 16 823 20 404 21 140 3,88 3,61
9 Baamang 51 538 57 063 58 068 2,01 1,76
10 Cempaga 19 076 24 014 25 063 4,65 4,37
11 Cempaga Hulu 23 262 29 284 30 563 4,65 4,37
12 Parenggean 35 608 28 114 28 643 *) 1,88
13 Tualan Hulu *) 11 539 11 756 *) 1,88
14 Mentaya Hulu 28 522 27 778 28 300 *) 1,88
15 Bukit Santuai 8 038 11 152 11 863 6,70 6,38
16 Antang Kalang 28 741 15 684 15 979 *) 1,88
17 Telaga Antang *) 20 307 20 688 *) 1,88
Kotawaringin Timur 374 175 426 176 436 276 *) 2,37
KAB. KAB.
URAIAN URAIAN
KOTIM KOTIM
A. LUAS TANAM (Ha) C. PRODUKTIVITAS (Ton/Ha)
1. Padi 26,195.00 1. Padi 35.85
- Padi Sawah 16,294.00 - Padi Sawah 42.19
- Padi Ladang 9,901.00 - Padi Ladang 25.30
2. Jagung 477.00 2. Jagung 25.64
3. Kedelai 282.00 3. Kedelai 14.00
4. Kacang Tanah 35.00 4. Kacang Tanah 13.33
5. Kacang Hijau 2.00 5. Kacang Hijau 10.00
6. Ubi Kayu 291.00 6. Ubi Kayu 160.77
7. Ubi Jalar 70.00 7. Ubi Jalar 96.50
B. LUAS PANEN (Ha) D PRODUKSI (Ton)
1. Padi 23,483.00 1. Padi 84,183.00
- Padi Sawah 14,665.00 - Padi Sawah 61,872.00
- Padi Ladang 8,818.00 - Padi Ladang 22,311.00
2. Jagung 429.00 2. Jagung 1,100.00
3. Kedelai 240.00 3. Kedelai 336.00
4. Kacang Tanah 30.00 4. Kacang Tanah 40.00
5. Kacang Hijau 2.00 5. Kacang Hijau 2.00
6. Ubi Kayu 247.00 6. Ubi Kayu 3,971.00
7. Ubi Jalar 60.00 7. Ubi Jalar 579.00
B. PRODUKTIVITAS (Ton/Ha)
C PRODUKSI (Ton)
Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan
1
(BST)*) 69,000.000
Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim
2
(SBS) 27,278.000
3 Tanaman Biofarmaka (TBF)*) 272,133.000
1. P a d i
- Gabah kering giling (GKG) ke beras sebesar 62,74 % (sejak
2009).
- Gabah untuk pakan 0,44%, gabah tercecer 5,4%.
- Beras untuk pakan 0,17%, beras tercecer 2,5%
- Tepung gandunm tercecer 0,29%.
2. Ubi Kayu
-Untuk makanan ternak 2% dan yang tercecer adalah 2,13%.
- Ubi kayu basah menjadi gaplek adalah 36%.
- Gaplek tercecer 0,72%.
- Ubi kayu basah menjadi tapioka adalah 28%.
- Tapioka tercecer 0,71%.
- Sagu menjadi tepung sagu adalah 20%.
- Tepung sagu tercecer 0,72%.
3. Ubi Jalar
- Untuk makanan ternak 2% dan yang tercecer adalah 10%.
4. Gula
- Gula pasir tercecer 0,98%.
5. Kacang Tanah
- Konversi kacang tanah berkulit kering ke kacang tanah
lepas kulit adalah 60%.
- Kacang tanah berkulit tercecer adalah 5%.
- Kacang tanah lepas kulit diolah untuk makanan adalah
8,51%,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemenuhan hak atas kecukupan pangan telah menjadi
komitmen pemerintah yang dinyatakan dalam Undang-undang
No 18 tahun 2012 tentang Pangan, yang menyatakan bahwa
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan. Untuk dapat mencapai
ketahanan pangan tersebut diperlukan empat elemen yang
mesti dipenuhi, yaitu a) tersedianya pangan yang sebagian
besar merupakan produksi sendiri, b) stabilitas dan
kontinuitas ketersediaan pangan, c) aksesibilitas dan
keterjangkauan pangan secara memadai, dan d) kualitas
konsumsi yang sehat dan aman. Hal ini telah menjadi
komitmen pemerintah terkait dengan peran strategis
ketahanan pangan yaitu sebagai prasyarat kualitas
sumberdaya manusia maupun sebagai salah satu pilar
ketahanan nasional. Komitmen tersebut terkait dengan peran
strategis ketahanan pangan yaitu sebagai prasyarat kualitas
sumberdaya manusia maupun sebagai salah satu pilar
ketahanan nasional.
Oleh karena itu, pembangunan ketahanan pangan
diarahkan untuk ”mewujudkan kemandirian pangan yang
C. Kegunaan
Analisa situasi ketersediaan pangan dapat digunakan
sebagai salah satu acuan dalam perencanaan kebijakan
penyediaan kebutuhan pangan – gizi penduduk menuju
kemandirian dan kestabilan pangan. Selain itu dapat menjadi
A. Sumber data
Data ketersediaan pangan diperoleh dari data NBM
(Neraca Bahan Makanan) yang telah disusun pada tahun yang
sama. Selain data sekunder yang diperoleh dari buku
literatur, laporan-laporan serta daftar bacaan yang berkaitan
dengan penyusunan buku ini.
B. Metode Analisa
Data ketersediaan pangan yang telah dikumpulkan
terlebih dahulu dikelompokkan sesuai dengan
pengelompokan pada Pola Pangan Harapan (PPH) yang terdiri
dari 9 (sembilan) kelompok pangan yaitu :
(1) Padi-padian : beras, jagung, terigu.
(2) Umbi-umbian/Makanan berpati : ketela pohon, ketela
rambat, kentang, talas dan sagu.
(3) Pangan Hewani : daging, ikan, susu, telur.
(4) Minyak dan lemak : minyak kelapa, minyak jagung,
minyak goreng/minyak kelapa sawit dan margarin.
(5) Buah dan biji : kelapa, kemiri, kenari, mete, coklat
berminyak.
(6) Kacang-kacangan : Kedele, kacang tanah, kacang hijau,
kacang merah, kacang polong, kacang tunggak dan
kacang lainnya.
(7) Gula : gula pasir dan gula merah/mangkok
(8) Sayur dan buah
A. Ketersediaan Pangan
Penyediaan pangan yang cukup di suatu wilayah dapat
dijadikan indikator tingkat pemenuhan konsumsi pangan
masyarakat. Tingkat ketersediaan pangan dapat diketahui
dari Neraca Bahan Makanan (NBM)/Food Balance Sheet.
Dalam NBM disajikan angka rata-rata jumlah jenis bahan
makanan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk per
kapita per tahun serta perkapita per hari pada kurun waktu
tertentu.
Berdasarkan Rekomendasi Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi ke X Tahun 2012, ditetapkan Angka
Kecukupan Energi pada penyediaan kalori minimal 2.400
kkal/kapita/hari dan penyediaan protein minimal 63
gr/kapita/hari.
Kelompok Pangan 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Padi-padian 65,1 64,3 63,4 62,5 61,6 60,7 59,8 58,9 50,0
2. Umbi-umbian 8,1 8,0 7,9 7,7 7,6 7,5 7,3 7,2 6,0
3. Pangan Hewani 6,3 6,6 6,9 7,3 7,6 7,9 8,3 8,6 12,0
4. Minyak dan Lemak 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0
5. Buah/Biji Berminyak 7,0 6,8 6,6 6,3 6,1 5,9 5,6 5,4 3,0
6. Kacang-kacangan 1,3 1,6 1,8 2,0 2,2 2,4 2,6 2,8 5,0
7. Gula 6,5 6,4 6,3 6,2 6,1 6,0 6,0 5,9 5,0
8. Sayur dan Buah 2,7 2,9 3,1 3,3 3,5 3,7 3,9 4,1 6,0
9. Lain-Lain 2,1 2,1 2,2 2,2 2,3 2,3 2,4 2,4 3,0
Skor PPH 64,8 66,8 69,0 71,0 73,2 75,1 77,4 79,2 100,0
No. Kelompok Energi % AKE Bobot Skor riil Skor PPH Skor Maks Ket
Bahan Pangan (Kalori)
1. Padi-padian 1.917 79,9 0,5 39,9 25,0 25,0
2. Umbi-umbian 28 1,1 0,5 0,6 0,6 2,5
3. Pangan Hewani 106 4,4 2,0 8,9 8,9 24,0
4. Minyak dan Lemak 1.691 70,5 0,5 35,2 5,0 5,0
5. Buah/biji berminyak - - 0,5 - - 1,0
6. Kacang-kacangan 26 1,1 2,0 2,2 2,2 10,0
7. Gula 56 2,3 0,5 1,2 1,2 2,5
8. Sayuran dan buah 31 1,3 5,0 6,4 6,4 30,0
9. Lain-lain - - - - -
Jumlah 3.854 160,6 94,3 49,14 100,0