Dasar Teknik Elektro

Hukum Dasar (1)

• Hukum Ohm
• Nodus (Titik), cabang, dan loop
• Hukum Kirchhoff

2
Georg Simon Ohm (1787-1854)

Ch02_Basic Laws 3
Hukum Ohm
• Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan 𝑣 pada sebuah resistor
berbanding lurus dengan arus 𝑖 yang melewati resistor tersebut.
• Secara matematis,

v = tegangan dalam volt (V),

v = iR i = arus dalam ampere (A)
R = resistansi dalam ohm ()

4
Resistor
• Setiap material secara umum memiliki suatu karakteristik untuk
menahan laju muatan yang lewat.
• Sifat fisik ini disebut resistansi , diukur dalam 
• Resistansi sebuah resistor didapatkan dari

 = resistivity in ohm-meters (.m)

 
R=
= length of material (m),
A A = cross-sectional area (m2)
R = resistance in ohms ()

Ch02_Basic Laws 5
 (a) Resistor,
(b) Lambang rangkaian untuk resistor.

Ch02_Basic Laws 6
Resistivitas
• Konduktor (resistivitas dalam ohm-meter):
• Tembaga (1.47×10-8 ohm-meter)
• Aluminium (1.72×10-8 ohm-meter)
• Semikonduktor:
• Germanium (0.60 ohm-meter)
• Silikon (23000 ohm-meter)
• Isolator:
• Sulfur (1015 ohm-meter)
• Kaca (1010-1014 ohm-meter)

Ch02_Basic Laws 7
• Resistansi R (diukur dalam ohm) sebuah komponen menyatakan
kemampuan untuk menahan laju arus listrik.
• Digunakan resistor ideal (linear) dalam analisis rangkaian.
Diasumsikan nilainya konstan dan tidak berubah terhadap waktu.

Ch02_Basic Laws 8
Linear and Nonlinear Resistors
v v

i i

Linear Resistor Nonlinear Resistor

Ch02_Basic Laws 9
Further Topics Related to Ohm’s Law

• short circuit (rangkaian pendek) merupakan komponen rangkaian

yang memiliki resistansi menuju nol (R→0),
v = iR= 0

• open circuit (rangkaian terbuka) merupakan komponen rangkaian

yang memiliki resistansi menuju tak hingga (R→∞),
v
i = lim = 0
R → R

Ch02_Basic Laws 10
 v
(a) Short circuit (R = 0),
(b) Open circuit (R = )

Ch02_Basic Laws 11
 Fixed resistors:
(a) wirewound type,
(b) carbon film type.

Ch02_Basic Laws 12
 Lambang Rangkaian untuk:
(a) variable resistor,
(b) potentiometer.

Ch02_Basic Laws 13
 Variable resistors:
(a) composition type,
(b) slider pot.

Ch02_Basic Laws 14
• Conductance, diukur dalam siemen (S), adalah kemampuan
komponen untuk mengalirkan arus listrik,

v = tegangan dalam tegangan (V)

1 i
G= = i = arus dalam ampere (A)
R v R = resistansi dalam ohm ()

Ch02_Basic Laws 15
Daya pada Resistor
• Dengan menggunakan hukum ohm, daya dapat
diekspresikan dalam bentuk resistansi

p = vi = (iR)i = i R
2

v2
p=
R

Ch02_Basic Laws 16
Example 2.2
v 30
i= = = 6 mA
R 5  10 3

1 1
G= = = 0.2 mS
R 5  10 3

p = vi = 30(6  10 −3 ) = 180 mW
or
p = i 2 R = (6  10 −3 ) 2  103 = 180 mW
or
p = v 2G = (30) 2 0.2  10 −3 = 180 mW
Ch02_Basic Laws 17
Nodus (Titik), Cabang, dan Loop
• Cabang merepresentasikan komponen seperti sumber tegangan
atau resistor.
• Nodus (titik) adalah titik koneksi antar dua atau lebih cabang.
• Loop adalah setiap lintasan tertutup pada rangkaian.

Ch02_Basic Laws 18
 Nodus, cabang, dan loop

Ch02_Basic Laws 19
 Rangkaian digambar ulang

Ch02_Basic Laws 20
• Sebuah loop disebut independen jika setidaknya terdapat satu
cabang yang tidak berada pada loop independen lainnya.

Ch02_Basic Laws 21
Example 2.4

Ch02_Basic Laws 22
Ch02_Basic Laws 23
Practice Problem 2.4

Ch02_Basic Laws 24
Practice Problem 2.4

Ch02_Basic Laws 25
26
Gustav Robert Kirchhoff
(1824-1887)

Ch02_Basic Laws 27
Hukum Arus Kirchhoff (KCL)
• Kirchhoff’s current law (KCL): Jumlah dari seluruh arus yang
masuk ke dalam nodus pada sebuah rangkaian sama dengan nol.
N
 in = 0
n =1

N = banyaknya cabang yang tersambung pada nodus tersebut

in = arus ke-n yang memasuki nodus tersebut

Ch02_Basic Laws 28
 Jumlah arus masuk = Jumlah arus keluar

i1 + (−i2 ) + i3 + i4 + (−i5 ) = 0

Ch02_Basic Laws
i1 + i3 + i4 = i2 + i5 29
Ch02_Basic Laws 30
Hukum Tegangan Kirchhoff
• Kirchhoff’s voltage law (KVL): jumlah dari tegangan pada setiap
loop di suatu rangkaian adalah nol.
M
 vm = 0
m =1

M = banyaknya tegangan pada loop

vm = tegangan ke-m

Ch02_Basic Laws 31
 A single-loop circuit illustrating KVL.

Ch02_Basic Laws 32
 − v1 + v2 + v3 − v4 + v5 = 0

v2 + v3 + v5 = v1 + v4

Jumlah tegangan jatuh = Jumlah tegangan naik

Ch02_Basic Laws 33
Example 2.5

Ch02_Basic Laws 34
Example 2.5
v1 = 2i, v2 = −3i
− 20 + v1 − v2 = 0
− 20 + 2i + 3i = 0 or 5i = 20  i = 4 A
v1 = 8 V, v2 = −12 V.

Ch02_Basic Laws 35
Example 2.6
− 12 + 4i + 2v0 − 4 + 6i = 0
v0 = −6i
− 16 + 10i − 12i = 0  i = −8 A
v0 = 48 V .

Ch02_Basic Laws 36
Example 2.7
3 + 0.5i0 = i0  i0 = 6 A
v0 = 4i0 = 24 V

Ch02_Basic Laws 37
Example 2.8

Ch02_Basic Laws

38
Example 2.8
v1 = 8i1 , v2 = 3i2 , v3 = 6i3
Applying KVL to loop 1 as in Fig 2.27(b),
i1 − i2 − i3 = 0
− 30 + v1 + v2 = 0
− 30 + 8i1 + 3i2 = 0
(30 − 3i2 )
i1 =
8

Ch02_Basic Laws 39
Example 2.8
Applying KVL to loop 2,
− v2 + v3 = 0  v3 = v2
i2
6i3 = 3i2  i3 =
2
30 − 3i2 i2
− i2 − = 0
8 2
i1 = 3 A, i3 = 1 A, v1 = 24 V, v2 = 6 V, v3 = 6V.

Ch02_Basic Laws 40