PLAT DUA-ARAH
Kecuali untuk slab pasca-tarik (post-tensioned), sistem lantai yang terdukung biasanya
dikonstruksikan dari beton bertulang cetak setempat. Slab dan plat dua-arah adalah panel
tersebut dimana rasio dimensi panjang terhadap lebar kurang dari 2. Analisis dan desain
sistem slab lantai berangka digambarkan dalam Gambar 11.1 meliputi lebih dari satu aspek.
Keberadaan pengetahuan dewasa ini mengijinkan evaluasi yang sesuai terhadap (1)
kapasitas momen, (2) kapasitas geser slab-kolom, dan (3) perilaku kemampuan layan
sebagaimana ditentukan oleh kontrol defleksi dan kontrol retak. Plat datar (flat plates)
adalah slab yang didukung secara langsung diatas kolom tanpa balok, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 11.1a, dibandingkan dengan Gambar 11.1b untuk slab diatas
balok, atau Gambar 11.1c untuk lantai slab wafel. Slab angkat (lift slab) merupakan bentuk
konstruksi yang lainnya tetapi kebanyakan dalam beton prategang.
Evolusi keberadaan pengetahuan dalam desain slab dalam 50 tahun terakhir secara
singkat akan ditinjau. Analisis perilaku slab terhadap lentur sampai dengan 1940an dan
awal 1950an mengikuti teori klasik elastisitas, terutama di Amerika Serikat. Teori plat
defleksi kecil, mengasumsikan material sebagai homogen dan isotropis, yang membentuk
dasar rekomendasi Peraturan ACI dengan tabel koefisien momen. Suatu kerja, terutamanya
oleh Westergaard, yang secara empiris membolehkan redistribusi momen terbatas
memandu
Foto 11.1 Sydney Opera House (Rumah Opera Sydney), Sydney, Australia. [Jasa Baik dari
Australian Information Service (Pelayanan Informasi Australia).]
482
11.1 Pendahuluan 483
Balok tepi
(pilihan)
Kolom
eksterio
r
Dinding
bawah-
tanah
(basemen
t) Kolom
interior
(a)
Balok
tepi
Kolom
interior
(b)
(c)
Gambar 11.1 Sistem lantai aksi dua-arah: (a) lantai plat-datar (flat-
plate) dua-arah; (b) lantai slab dua-arah diatas balok; (c) lantai slab
wafel.
484 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
2M x 2 M xy 2 M y
2 w (11.1)
x 2 xy y 2
dimana Mx, My, dan Mxy adalah momen-momen lentur dan w adalah intensitas satuan beban.
Tulangan yang bervariasi mengijinkan penyelesaian batas-bawah masihlah berlaku. Wood,
Park, dan peneliti-peneliti yang lain telah memberikan prediksi-prediksi semieksak yang
lebih akurat terhadap beban keruntuhan.
Untuk penyelesaian-penyelesaian keadaan-batas, slab tersebut diasumsikan kaku
sepenuhnya sampai dengan keruntuhan. Kerja lebih jauh di Rutgers oleh pengarang
mengikutsertakan efek defleksi pada saat tingkat-tingkat beban yang tinggi demikian juga
efek-efek gaya membran tekan didalam memprediksi beban keruntuhan.
11.2 Perilaku Lentur Slab dan Plat Dua-Arah 485
11.1.5 Ringkasan
Kedua metoda disain langsung (MDL) [direct design method (DDM)] dan metoda rangka
ekivalen (MRE) [equivalent frame method (EFM)] akan didiskusikan dengan contoh-
contoh yang sesuai. Kedua metoda berdasarkan pada konsep suatu rangka ekivalen, kecuali
bahwa MDL (DDM) mempunyai beberapa batasan, kurang teliti, dan sesuai untuk beban-
beban gravitasi saja, sementara MRE (EFM) lebih umum, dapat dimanfaatkan untuk
pembebanan horisontal, dan dapat disesuaikan untuk pemrograman komputer.
wS 4
wAB = (11.2a)
L4 S 4
dan
wL4
wDE = (11.2b)
L4 S 4
486 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Terlihat dari kedua hubungan wAB dan wDE dalam Pers. 11.2a dan 11.2b bahwa
bentang strip DE yang lebih pendek S menahan porsi beban yang lebih berat. Karenanya
bentang yang lebih pendek dari sebuah panel slab yang seperti itu diatas pendukung-
pendukung tidak-meleleh dikenai oleh momen yang lebih besar, yang mendukung diskusi
terdahulu mengenai kecuraman kontur-kontur kurvatur dalam Gambar 11.2a.
C
L x
(a)
Retak sudut
jika sudut
tersebut
E
dicegah
terhadap
B
pengangkatan
A
D
S
L
(b)
Gambar 11.2 Defleksi panel dan strip: (a) kontur kurvatur dan defleksi
dalam sebuah panel lantai; (b) strip pusat dalam sebuah panel slab dua-
arah.
Catat bahwa sementara Tata Cara ACI 318-05 mengusulkan menggunakan “q” untuk
intensitas satuan beban untuk slab-slab dua-arah, lebih dikehendaki untuk melanjutkan
praktek tradisional dengan mengidentifikasikan intensitas beban sebagai “w,” seperti
dilakukan dalam bab ini.
intensitas kecuraman kontur-kontur kurvatur dalam Gambar 11.2a dalam kedua arah x dan
y dan redistribusi momen-momennya.
11.3 Metoda Desain Langsung (Direct Design Method) 488
Diskusi terhadap metoda disain langsung (MDL) [direct design method (DDM)] berikut
dari analisis untuk sistem-sistem dua-arah meringkas pendekatan Peraturan ACI untuk
evaluasi dan distribusi momen-momen total dalam suatu panel slab dua-arah. Koefisien-
koefisien momen yang bervariasi diambil secara langsung dari ketentuan-ketentuan
Peraturan ACI. Sebuah asumsi dibuat bahwa potongan bidang-bidang vertikal melalui
sebuah persegi secara keseluruhan didalam denah dari sebuah bangunan berlantai-banyak
sepanjang garis-garis AB dan CD dalam Gambar 11.3a jalur-tengah antara kolom-kolom.
Sebuah rangka kaku dihasilkan dalam arah x. Secara serupa, bidang-bidang vertikal EF dan
HG menghasilkan sebuah rangka kaku dalam arah y. Suatu penyelesaian dari sebuah
rangka teridealisasi seperti itu yang terdiri dari balok-balok horisontal atau slab-slab
ekivalen dan kolom-kolom pendukung membolehkan disain slab tersebut sebagai bagian
balok rangka tersebut. Penentuan-penentuan pendekatan terhadap momen-momen dan
geser-geser dengan menggunakan koefisien-koefisien penyederhanaan disajikan sepanjang
metoda disain langsung. Metoda rangka ekivalen (equivalent frame method)
memperlakukan rangka teridealisasi dengan suatu cara yang serupa pada sebuah rangka
aktual, dan karenanya lebih eksak dan mempunyai lebih sedikit batasan-batasan daripada
metoda disain langsung. Ia pada dasarnya melibatkan suatu distribusi momen penuh
dengan banyak siklus, dibandingkan dengan metoda disain langsung, yang melibatkan
suatu pendekatan distribusi momen-satu-siklus.
4. Kolom-kolom boleh digeser dengan suatu maksimum sebesar 10% dari bentang
dalam arah pergeseran dari baik sumbu antara garis-garis pusat kolom-kolom yang
berturutan.
490 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
5. Semua beban-beban harus akibat gravitasi saja dan terdistribusi secara seragam pada
panel secara keseluruhan. Beban hidup harus tidak melebihi dua kali beban mati.
6. Jika panel tersebut terdukung oleh balok-balok pada semua sisinya, kekakuan relatif
balok-balok tersebut dalam dua arah tegak lurus harus tidak kurang dari 0,2 juga
tidak lebih besar dari 5,0.
7. Redistribusi momen dalam panel menerus tidak diijinkan dalam Metoda Disain
Langsung (Direct Design Method/DDM).
Harus dicatat bahwa kebanyakan sistem-sistem lantai yang normal memenuhi
kondisi-kondisi ini.
F H
dalam arah x
L
A B
D C
K
E G
Gambar 11.3 (a) Denah lantai dengan rangka ekivalen (daerah terarsir
dalam arah x); (b) strip-kolom dan tengah rangka ekivalen (arah y).
1. Tentukan momen statis berfaktor total dalam tiap-tiap dari kedua arah tegak lurus
tersebut.
2. Distribusikan momen disain berfaktor total ke disain penampang-penampang untuk
momen negatif dan positif.
3. Distribusikan momen-momen desain negatif dan positif kepada strip-strip kolom dan
tengah dan ke balok-balok panel, jika ada. Suatu strip kolom adalah suatu lebar =
25% dari lebar rangka ekivalen pada setiap sisi dari garis pusat kolom, dan strip
tengah adalah sisa lebar rangka ekivalen.
11.1 Pendahuluan 491
4. Proporsikan ukuran dan distribusi tulangan dalam kedua arah tegak lurus.
11.3 Metoda Desain Langsung (Direct Design Method) 492
GP GP
Rangka Rangka ekivalen
ekivalen tepi interior
Arah momen akan
ditentukan
eksterior
2 a
Span
m
Setengah Setengah
(1)a
strip tengah Strip kolom strip tengah
n
GP
(2)a (2)b
Span interior
(2) (2)
(1)b
a b
GP
(b)
Gambar 11.3
Lanjutan
493 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Foto 11.2 Sydney Opera House (Rumah Opera Sydney) pada saat konstruksi.
wu 2 n1
2
M0 =
8
x
MB
MC
B
GP
wu
MB
wu2
MA
MA
M0
M0 A
1
n1
Reaksi 2
R= R=
(a) (b)
Gambar 11.4 Momen sederhana M0 bekerja pada sebuah panel slab dua-arah
interior dalam arah x: (a) momen pada panel; (b) diagram badan-lepas (free-body).
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 494
11.4.2.1 Panel interior. Untuk momen negatif interior, strip kolom haruslah
diproporsikan untuk menahan porsi-porsi berikut dalam persen momen-momen berfaktor
negatif interior, dengan interpolasi linier dibuat untuk harga-harga antaranya.
berfaktor
negatif
496 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
0,52M0 0,35M0
(a)
Panel A Panel B
A/2 B/2
A B
f1 dalam tabel-tabel ini adalah f dalam arah bentang 1 untuk kasus-kasus slab-slab
dua-arah di atas balok-balok dan adalah sama dengan rasio kekakuan lentur penampang
11.1 Pendahuluan 497
balok tersebut terhadap kekakuan lentur suatu lebar slab yang dibatasi secara lateral oleh
garis-garis pusat panel-panel yang bersebelahan, jika ada, pada setiap sisi balok tersebut f1
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 498
= EcbIb/EcsIs, dimana Ecb dan Ecs adalah harga-harga modulus beton, dan Ib dan Is adalah
berturut-turut momen-momen inersia balok dan slab tersebut. Momen-momen berfaktor
dalam balok-balok diantara pendukung-pendukung haruslah diproporsikan untuk menahan
85% momen strip kolom bila f1(1/2) 1,0. Interpolasi linier antara 85% dan 0% perlu
untuk dibuat untuk kasus-kasus dimana f1(1/2) bervariasi antara 1,0 dan 0. f1 adalah
dalam arah “1” dan f2 adalah dalam arah “2.”
EcbC x3
Rasio kekakuan torsi t dihitung dari t = , dimana C = 1 0,63 x y .
2 Ecs I s 3
Untuk sebuah panel dengan balok antara pendukung-pendukung pada semua sisi, kekakuan
relatif balok dalam dua arah tegak lurus harus dalam rentang
f 122
0,2 5,0 (11.5a)
f 2 12
setengahan strip kolom di setiap sisi suatu baris kolom-kolom tidak perlu sama didalam
lebarnya. Karenanya setiap strip tengah harus diproporsikan untuk menahan jumlah
500 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
momen-momen yang diberikan pada kedua setengah strip-strip tengahnya. Suatu strip
tengah yang bersebelahan dengan dan paralel terhadap suatu tepi yang didukung oleh
sebuah dinding haruslah diproporsikan untuk menahan dua-kali momen yang diberikan
pada setengah strip tengah yang berhubungan dengan baris pertama kolom-kolom interior.
1
(a)
2
(b)
Gambar 11.6 Efek pembebanan berpola terhadap defleksi dan retak: (a)
defleksi besar 1 dengan kolom yang lebih fleksibel; (b) defleksi kecil 2
dengan kolom yang lebih kaku.
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 501
Jika tidak ada tulangan geser khusus disediakan, kekuatan geser nominal penampang
yang diperbolehkan maksimum Vc seperti yang disyaratkan oleh ACI adalah yang terkecil
dari harga-harga dari Pers. 11.6:
4
Vc = 2 f cb0 d (11.6a)
dimana adalah rasio sisi panjang terhadap sisi pendek kolom, beban terpusat, atau luasan-
luasan reaksi, dan b0 adalah perimeter penampang kritis:
sd
Vc = 2 f cb0 d (11.6b)
b0
dimana s adalah 40 untuk kolom-kolom interior, 30 untuk kolom-kolom tepi, dan 20
untuk kolom-kolom sudut dan
Vc = 4 f cb0 d (11.6c)
Persamaan 11.6(a) dan (b) adalah hasil-hasil tes yang menunjukkan bahwa bilamana rasio
b0/d meningkat kekuatan geser nominal tersedia Vc berkurang agar didalam situasi-situasi
503 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
yang seperti itu Pers. 11.6(c) tidak akan mengontrol karena ia menjadi tidak-aman. Jelas
dari Pers. 11.6(c) bahwa kekuatan geser yang disediakan oleh beton polos tidak dapat
melebihi 4 f c , dimana hampir menggandakan kekuatan geser yang diperbolehkan
didalam anggota satu-arah seperti balok dan slab satu-arah.
Jika tulangan geser khusus disediakan, kekuatan geser nominal maksimum Vn tidak
dapat melebihi 6 f c b0d, asalkan bahwa harga yang dipergunakan untuk Vc dalam
perumusan Vs = Vn – Vc tidak melampaui 2 f c b0d.
mendapatkan lengan gaya geser g (jarak dari muka kolom ke bidang sumbu pusat)
penampang kritis c-c untuk transfer geser momen.
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 505
Untuk menghitung tegangan geser maksimum yang ditahan oleh pelat dalam daerah
kolom tepi, Tata Cara ACI mensyaratkan untuk menggunakan kekuatan momen nominal
penuh Mn yang disediakan oleh strip kolom dalam Pers. 11.8a dan b sebagai momen tak-
seimbang, yang dikalikan dengan faktor fraksi transfer v. Momen tak-seimbang ini Mn
Mue/ tersusun dari dua bagian: momen panel ujung negatif Mne = Me/ di muka kolom dan
momen (Vu/)g, akibat gaya geser perimetris berfaktor eksentris Vu. Harga pembatas
intensitas tegangan geser dirumuskan sebagai
vu AB Vu M c
v ue AB (11.8a)
Ac J c
vu CD Vu M c
v ue CD (11.8b)
Ac J c
dimana intensitas kekuatan geser nominal adalah
vu
vn = (11.8c)
dan dimana Ac = luasan beton penampang kritis asumsi
= 2d(c1 + c2 + 2d) untuk sebuah kolom interior
Jc = properti penampang kritis asumsi analogi dengan momen inersia polar
Harga Jc untuk suatu kolom interior adalah
d c1 d d 3 c1 d d c2 d c1 d
3 2
Jc = (11.8d)
6 6 2
Harga Jc untuk sebuah kolom tepi dengan lentur paralel terhadap tepinya adalah
Jc =
c1 d 2 d 3 2 d c3 3
cCD
c2 d d c AB
2
(11.8e)
AB
6 3
Dapat diketahui dari prinsip-prinsip dasar mekanika material-material bahwa
tegangan geser
Vu Mc
vu = v
Ac J
dimana bagian kedua perumusan tersebut adalah tegangan geser yang dihasilkan dari
momen torsi di muka kolom.
Jika kekuatan momen nominal Mn dari daerah transfer momen geser setelah disain
tulangan menghasilkan sebuah harga yang lebih besar daripada Mue/, harga Mn harus
dipergunakan dalam Pers. 11.8a dan b sebagai pengganti dari Mue/. Dalam suatu kasus
yang seperti itu, dimana harga kekuatan momen Mn = Mne + (Vu/)g meningkat karena
penggunaan tulangan lentur yang lebih daripada yang diperlukan untuk menahan Mue/,
ketebalan slab ditingkatkan, dengan demikian meningkatkan tegangan geser yang ditransfer
vu dihitung dari Pers. 11.8a dan b untuk pembentukan transfer momen penuh.
Konsekuensinya, dianjurkan untuk mempertahankan sebuah momen disain Mue dengan
suatu harga yang dekat dengan harga momen berfaktor Mue jika suatu peningkatan dalam
tegangan geser akibat transfer momen tambahan perlu dihindari dan suatu kebutuhan
506 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
diakibatkannya yang mungkin untuk peningkatan tambahan dalam ketebalan disain plat
dicegah.
507 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
GP
c
kolom
c1 + d Vu
D c A VAB
VCD
c2 + d
L Mu
Penampan
g kritis
M
C cCD cAB B
Teganga
n geser
c c
(a)
c1 + d/2
c
GP
c
kolom
X Vu
D g VAB
A VCD
c2 + d
L
Penampan
g kritis Muc
Teganga
M
n geser
B
C
Sumbu pusat c
penampang
kritis
cCD cAB
c
(b)
c
Sumbu pusat Vu
penampang
kritis
c
g
Me
A
c B Mue Bidang
Bidang tegangan
geser maksimum d/2 AB
Mue = Mc Vu
+ Vu g Mn Vu
Muka Muka sisi-
eksterior dalam
kolom tepi c kolom
(c)
c1
c2
lom
Lebar slab efektif ko
ip
untuk transfer
l str
momen oleh lentur c2 ina )
26
M0 m /2
+ 2(1,5h) 0, no – a
en f y(d
om A s
m =
an M n
at
eku
K
(d
)
dimana wud dan n mengacu pada bentang yang lebih pendek.
Kolom pada join monolitik kolom-slab haruslah didisain untuk menahan momen tak-
seimbang M didalam proporsi langsung terhadap kekakuan-kekakuan mereka kecuali
jika suatu analisis rangka yang umum dibuat. Jadinya, jika kolom-kolom atas dan bawah di
join tersebut mempunyai ketinggian dan kekakuan yang sama, kolom tersebut harus
didisain untuk menahan setengah momen tak-seimbang M didalam kombinasi dengan
beban aksial. Dalam Pers. 11.9a, setengah intensitas beban hidup diterapkan pada bentang
yang lebih panjang dan beban mati hanya diterapkan pada bentang yang lebih pendek.
Karenanya, suatu tambahan ditambahkan pada Pers. 11.8a atau b dalam kasus-kasus
seperti itu agar
Vu v M u c AB v M c
vu = (11.9b)
Ac Jc J c
dimana J c adalah momen inersia polar dengan luasan-luasan momen diambil dalam
sebuah arah tegak lurus terhadap yang dipergunakan untuk Jc.
Jika kedua bentang yang bersebelahan sama dan dibebani secara sama dengan beban
hidup, Pers. 11.9a untuk momen tak-seimbang dari transfer geser-momen dalam slab di
join kolom menjadi
M = 0,07 [0,5wu 2(n1)2] (11.9c)
Untuk fm > 0,2 tetapi tidak lebih besar dari 2,0,
511 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
n 0,8 f y 200.000
h=
36 5 fm 0,2 (11.10a)
dan tidak perlu kurang dari 5 in., dimana fm = nilai rata-rata f untuk semua balok pada
tepi panel.
Untuk fm > 0,2,
n 0,8 f y 200.000
h= (11.10b)
36 9
dimana n adalah panjang bentang bersih dalam arah panjang untuk penentuan defleksi.
Untuk perhitungan momen, n adalah panjang bentang bersih dalam arah dimana momen-
momen tersebut dihitung.
Untuk slab-slab tanpa balok-balok, tetapi dengan panel-panel turun yang mempunyai
suatu lebar didalam setiap arah dari garis pusat pendukung sebuah jarak yang tidak kurang
dari seperenam panjang bentang didalam arah tersebut diukur dari pusat ke pusat
pendukung-pendukung dan suatu proyeksi dibawah slab tersebut paling sedikit seperempat
ketebalan slab diluar penurunan tersebut, ketebalan yang disyaratkan oleh Pers. 11.10a atau
b dapat direduksi dengan 10%. Pada tepi-tepi yang tak-menerus, suatu balok tepi harus
disediakan dengan suatu rasio kekakuan f tidak kurang dari 0,80; atau ketebalan minimum
yang disyaratkan oleh Pers. 11.10a atau b harus ditingkatkan dengan paling sedikit 10%
dalam panel tersebut dengan sebuah tepi yang tak-menerus.
n n n n n n
40.000
33 36 36 36 40 40
n n n n n n
60.000
30 33 33 33 36 36
n n n n n n
75.000
28 31 31 31 34 34
a
Panel turun seperti ditentukan oleh Peraturan ACI.
b
Untuk harga-harga tegangan leleh tulangan antara harga-harga yang diberikan dalam tabel, ketebalan minimum
harus didapatkan dengan interpolasi linier.
c
Slab-slab dengan balok-balok antara kolom-kolom sepanjang tepi-tepi eksterior. Harga untuk balok tepi harus
tidak kurang dari 0,8.
Gambar 11.8 memberikan sebuah plot rasio ketebalan h/n terhadap rasio aspek
untuk kedua persamaan untuk rasio-rasio kekakuan f yang bervariasi. Catat dari plot-plot
tersebut bahwa Pers. 11.10a merupakan sebuah perumusan batas-atas yang dapat
diterapkan pada kondisi-kondisi yang terbatas bila kekakuan-kekakuan pendukung-
512 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
pendukung balok panel sangat rendah dimana rasio kekakuan f mempunyai sebuah harga
yang dekat dengan 0,2, secara bertahap mendekati kondisi suatu plat datar (flat plate). Ia
tidak dapat diterapkan bilamana f = 0. Jika ia untuk dipergunakan dalam kondisi yang
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 513
terakhir, akan tetapi, kita dapat mengasumsikan bahwa bagian slab tersebut dalam daerah
kolom bekerja sebagai suatu balok. Ketebalan h tidak dapat kurang dari harga-harga
berikut:
Tabel 11.4 Rasio yang Diijinkan Minimum dari Bentang () terhadap Defleksi
(a) ( = Bentang yang Lebih Panjang)
Tipe Anggota Defleksi, a, yang (/a)min
Diperhitungkan
Atap datar tidak mendukung dan tidak Defleksi seketika akibat beban hidup L 180a
berhubungan dengan elemen bukan-
struktural yang kemungkinan dirusakkan
oleh defleksi yang besar
Lantai tidak mendukung dan tidak Defleksi seketika akibat beban hidup L 360
berhubungan dengan elemen bukan-
struktural yang kemungkinan dirusakkan
oleh defleksi yang besar
Konstruksi atap atau lantai mendukung atau Bagian tersebut dari defleksi total yang 480c
berhubungan dengan elemen bukan- terjadi setelah pemasangan elemen
struktural yang kemungkinan dirusakkan bukan-struktural: jumlah defleksi
oleh defleksi yang besar jangka-panjang akibat semua beban
Konstruksi atap atau lantai mendukung atau tetap (beban mati tambah sembarang 240c
berhubungan dengan elemen bukan- porsi tetap beban hidup) dan defleksi
struktural yang kemungkinan tidak seketika akibat sembarang beban
dirusakkan oleh defleksi yang besar hidup tambahanb
a
Batasan tidak ditujukan untuk mengamankan terhadap genangan. Genangan seharusnya dicek dengan
perhitungan-perhitungan defleksi yang sesuai, termasuk defleksi tambahan akibat air genangan, dan
memperhitungkan efek-efek jangka-panjang semua beban-beban tetap, kamber (defleksi ke atas), toleransi-
toleransi konstruksi, dan keandalan ketentuan-ketentuan untuk drainasi.
b
Defleksi jangka-panjang haruslah ditentukan, tetapi boleh direduksi dengan besarnya defleksi yang dihitung
terjadi sebelum pemasangan elemen-elemen bukan-struktural. Reduksi ini dibuat dengan berdasarkan pada data
rekayasa yang diterima berkaitan dengan karakteristik defleksi-waktu anggota-anggota yang serupa dengan yang
diperhitungkan.
c
Batas ratio mungkin lebih rendah jika langkah-langkah yang cukup diambil untuk mencegah kerusakan terhadap
elemen-elemen yang terdukung atau terhubung, tetapi harus tidak lebih rendah dari toleransi terhadap elemen-
elemen bukan-struktural.
h juga harus ditingkatkan dengan paling sedikit 10% untuk lantai-lantai plat-datar (flat-
plate floors) jika panel-panel ujung tidak mempunyai balok-balok tepi dan dengan 45%
untuk panel-panel sudut.
Sebagai tambahan, dalam persamaan-persamaan diatas,
514 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
f = rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur suatu lebar
slab yang dibatasi secara lateral oleh garis pusat panel yang bersebelahan (jika
ada) pada setiap sisi balok
fm = harga rata-rata untuk semua balok-balok pada tepi-tepi sebuah panel
= rasio bentang-bentang bersih dalam arah panjang terhadap pendek slab-slab
dua-arah
515 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
0,035
f = 0
Rasio ketebalan,
0,030
f = 1
h/n
0,025
f = 2
0,020
f = 4
0,015
Pers.
11.10b Pers.
0,010 11.10a
0,005
fy = 60.000 psi
0
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0
Rasio aspek,
Haruslah ditekankan bahwa suatu pengecekan defleksi adalah kritis untuk kondisi
pembebanan konstruksi. Pola-pola penopangan dan pelepasan-topangan dapat
mengakibatkan defleksi beban-mati yang lebih daripada keadaan beban-layan normal pada
saat suatu waktu dimana beton hanya mempunyai sebuah kekuatan 7-hari atau kurang dan
bukan kekuatan disain normal 28-hari. Kekakuan EI dalam suatu keadaan yang seperti itu
kurang dari harga disainnya. Retak lentur menurunkan lebih jauh harga-harga kekakuan
slab atau plat dua-arah, dengan suatu peningkatan yang mungkin didalam defleksi jangka-
panjang sebesar beberapa kali defleksi disain yang diantisipasi. Konsekuensinya, slab-slab
dan plat-plat dua-arah beton bertulang haruslah dikonstruksikan dengan sebuah
kamber/defleksi keatas sebesar 1/8 in. dalam bentang 10-ft atau lebih dan kontrol retak
dilakukan seperti dalam Sub-bab 11.9 didalam upaya untuk menghitung efek-efek defleksi
yang berlebihan pada tahap pembebanan konstruksi. Suatu analisis terhadap tegangan-
tegangan dan defleksi-defleksi beban konstruksi penting dalam kebanyakan kasus.
Harus dicatat bahwa sementara Tata Cara ACI menetapkan penggunaan fr = 7,5 f c
untuk modulus runtuh didalam menghitung momen retak, Mcr, disarankan agar suatu harga
yang lebih rendah dari 7,5 didalam perumusan untuk fr dipergunakan, seperti 4,0-4,5.
Dengan cara ini, kemungkinan defleksi sebuah slab dua-arah tak terantisipasi yang lebih
besar dari yang disajikan table-tabel defleksi ACI terhindarkan.
Mulai
Tida Ya
k Penampang diasumsikan memenuhi persyaratan
geser
Tida Ya
k Persyaratan geser dipenuhi
Akhir
Gambar 11.9 Diagram alir untuk urutan desain dalam slab dan plat dua-
arah dengan metoda desain langsung.
517 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
(a) Rasio bentang lebih panjang/bentang lebih pendek = 24/18 = 1,33 < 2,0, karenanya aksi
dua-arah
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 519
B T
A B C S
GP kolom
Tepi
banguna 20 20 in.
24 ft
n 24 ft
(7,32
m)
3 3
18 20 in.
18 ft
18 20 in. 20 20 in.
2 2
18
in.
(5,49
18 ft
m)
n1
18 18 20 in.
in.
1 1
Tepi
banguna
n
A B C
(b) Lebih dari tiga bentang dalam setiap arah dan bentang-bentang yang berurutan dalam
setiap arah sama dan kolom-kolom tidak digeser.
(c) Asumsikan suatu ketebalan sebesar 9 in. dan pekerjaan lantai sebesar 10 psf.
9
wd = 10 + 150 = 122,5 psf 2wd = 245 psf
12
w = 70 psf < 2wd Diterima.
Karenanya metoda desain langsung dapat diterapkan.
Ketebalan pendahuluan minimum h dari Tabel 11.3 untuk sebuah plat datar tanpa balok tepi
atau panel turun yang menggunakan baja fy = 60.000-psi adalah h = n/30, akan ditingkatkan
paling sedikit dengan 10% bila tak ada balok tepi yang digunakan.
521 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
10
wd baru = 10 + 150 = 135,0 psf
12
Oleh karena itu,
2wd = 270 psf
w = 70 psf < 2wd Diterima.
Persyaratan ketebalan geser (tahap 2)
wu = 1,6L + 1,2D = 1,6 70 + 1,2 135,0
= 274 psf (13,12 kPa)
Kolom interior: Bidang kritis pengontrol tegangan geser perimetris maksimum adalah
pada suatu jarak d/2 dari muka-muka kolom; karenanya, gaya geser perimetris berfaktor neto
adalah
GP
Bidang
A
kritis
L 4,5
in.
29,0 in.
(c2 +
20
in.
d)
c2
M 4,5
B in.
d/2 c1 d/2
4,5 20 4,5
in. in. in.
29,0 in.
(c1 + d)
24 ft 24 ft
4 4
Vc = 2 f cb0 d = 2 4000 1044 = 369.170 lb (1,64 103 kN)
1
atau
sd 40 9
Vc = 2 f cb0 d = 2 4000 1044 = 336.972 lb (1,5 103 kN)
b0 116
atau
Anggap garis aksi Vu berada di muka kolom LM dalam Gambar 11.12 untuk transfer geser
momen ke bidang pusat c–c. Pendekatan ini mencukupi karena Vu bekerja secara perimeter
mengelilingi muka-muka kolom dan bukan sepanjang garis AB saja. Dari Gambar 11.12,
Ac = d(2c1 + c2 + 2d) = 9,0(2 18 + 20 + 18) = 9 74
= 666 in.2 (429.700 mm2)
524 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
4 4
Vc = 2 f cb0 d = 2 4000 666 = 235.881 lb (1,05 103 kN)
20 18
atau
sd 30 9
Vc = 2 f cb0 d = 2 4000 666 = 237.930 lb (1,06 103 kN)
b0 74
Bidang
c kritis
x
Muka
g
banguna A
n
L d/2
29,0 in.
(c2 +
d/2)
20
in.
M c2
d/2
c B
c1 d/2
18 4,50
in. in.
22,5 in.
(c1 +
d/2) 24
ft
216.922 80.571
Vu = 66.933 – 9 10 = 60.850 lb
24
12
Vn = 60.850/0,75 = 81.133 lb, dengan mengasumsikan bahwa desain Mu mempunyai harga
yang sama seperti Mu berfaktor.
Ac dari sebelumnya = 666 in.2
Dari Gambar 11.7c dan 11.12, dengan mengambil momen luasan bidang kritis terhadap
sumbu AB,
528 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
2
d
d(2c1 + c2 + 2d) x = d c1
2
529
M ue 93.437
Mn = = = 102.708 lb-ft
0,90
1
1
v = 1 – 2 =1– = 0,37
1 b1 b2 1 0,59
3
dimana b1 = c1 + d/2 = 18 + 4,5 = 22,5 in. dan b2 = c2 + d/2 = 20 + 9 = 29 in. Harus dicatat
bahwa dimensi c1 + d untuk kolom ujung dalam perumusan diatas menjadi c1 + d/2.
Karenanya Mnv = 0,37 Mn. Momen inersia sisi-sisi paralel dengan arah momen terhadap sumbu
U–S adalah
bh 3 hb 3
I1 = Ar 2 2 untuk kedua muka
12 12
I1 =
9,0 22,5 3 22,50
2
22,5 9,0
3
9,0 22,5 6,84 2
12 2 12
= (8543 + 3938 + 1367)2 = 27.696 in.4
Momen inersia sisi-sisi tegak lurus pada arah momen terhadap sumbu U–S adalah
Vu c M
vn = v AB n , dimana Mnv = v Mn
Ac Jc
60.850 0,37 6,84 102.708 12
=
0,75 666 39.907
532 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
vn < vc
533 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Oleh karena itu, terima ketebalan plat. Untuk kolom panel sudut, ketentuan kepala-geser
(shear-head) khusus atau suatu kolom yang diperbesar atau kapital mungkin diperlukan untuk
menahan tegangan-tegangan geser-tinggi di lokasi tersebut.
9 29 9 29 9 29 29
3 3 2
Jc = = 149.858 in.4
6 6 2
g = 20/2 = 10 in.
35.467 12
Momen tak-seimbang total Mn = 163.802 10 = 2.110.913 lb-in.
0,9
1
v = 1 – = 0,4
1 2 3 1
163.802 0,40 2.110 .913 29 2
Karenanya, vn aktual = = 156,9 + 81,7 =
1044 149.858
238.6 psi < 253 psi, Diterima.
Kemudian lanjutkan dengan cara yang sama seperti yang dipergunakan untuk kolom ujung
didalam memilih tulangan terpusat didalam daerah kolom pada bagian teratas slab untuk
memperhitungkan momen f Mn yang ditransfer dalam lentur. Gunakan batang-batang lurus
melintasi kolom tersebut yang memanjang melewati kedua bentang yang bersebelahan dengan
panjang penyaluran yang penuh.
Desain tulangan dalam daerah slab di muka kolom untuk momen tak-seimbang
Dari Pers. 11.7b,
f = 1 – v = 1 – 0,37 = 0,63
Mnf = f Mn = 0,63 102.708 12 = 776.472 lb-in.
Momen ini harus ditransfer didalam 1,5h pada setiap sisi kolom tersebut seperti dalam
Gambar 11.7d.
lebar transfer = (1,5 10,0)2 + 20 = 50,0 in.
a a
Mnf = Asfy d asumsikan bahwa d 0,9d
2 2
atau 776.472 = As 60.000(9,0 0,9) memberikan
As = 1,60 in.2 selebar sebuah lebar strip = 50,0 in.
Dengan membuktikan As,
1,60 60.000
a= = 0,56 in.
0,85 4.000 50,0
0,56
776.472 = As 60.000 9,0
2
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 535
As = 1,48 in.2 5 batang No. 5 dengan p-p 4 in. dalam zona transfer momen
Untuk Me negatif total (diberikan secara total pada strip negatif – lihat Tabel 11.6), Mn =
80.571/0,9 = 89.523 lb-ft. (d a/2) yang dihitung = 8,6 in. Karenanya As = 89.523
12/(60.000 8,6) = 2,08 in2. Konsekuensinya, tulangan di luar zona lebar 50 in. transfer-
momen kolom adalah As = 2,08 – 1,48 = 0,60 in. 2 selebar segmen = 9 ft dikurangi 50 in. =
4,83 ft. Tulangan suhu minimum = 0,0018bh/ft = 0,0018 12 10 = 0,216 in. 2, memerlukan
5 batang No. 4 di sisi kanan dan kiri kolom tepi. 5 batang No. 5 untuk porsi Mnf dari momen
negatif tepi total dikonsentrasikan dalam lebar kolom 20 in. dalam upaya untuk secara efisien
menyalurkan panjang penyaluran yang diperlukan (lihat Gambar 11.13).
Pengecekan haruslah dibuat dalam suatu cara yang serupa untuk transfer geser-momen
pada muka kolom interior C. Seperti juga dijelaskan dalam Sub-bab 11.4.5.2, pengecekan-
pengecekan adakalanya perlu untuk kondisi pembebanan berpola dan untuk kasus dimana
bentang yang berhubungan tidaklah sama atau dibebani secara tidak sama.
a a
Mn = As fy d atau 241.025 = As 60.000 9,0
2 2
536 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Asumsikan bahwa lengan momen d – a/2 0,9d untuk coba-coba pertama dan d = h – ¾ in. –
½ diameter dari batang 9,0 in. untuk semua tujuan-tujuan praktis. Maka dari itu,
537 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
241.025
As = = 0,50 in.2
60.000 0,9 9,0
As f y 0,50 60.000
a = = = 0,74 in.
0,85 f c'b 0,85 4000 12
0,74
241.025 = As 60.000 9,0
2
Maka dari itu, As perlu per lebar-12-in. = 0,47 in 2. Coba batang-batang No. 5 (luasan per
batang = 0,305 in2).
60.256 12
satuan –Mn per strip lebar-12-in. = = 80.341 lb-in.
9
80.341 = As 60.000(9,0 0,9)
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 539
0,17 60.000
As = 0,17 in.2 a= = 0,25 in.
0,85 4000 12
Siklus kedua:
0,25
80.341 = As 60.000 9,0
2
2
As = 0,15 in. /strip 12-in.
As minimum = 0,216 in.2/ strip 12-in.
gunakan As = 0,216 in.2/strip 12-in.
h = 10
in. 20 in.
c1 = 18 in.
1,5h c2 1,5h
(a)
9 ft
20
in.
18 in.
5 No. 4 5 No. 4
5 No. 5
Lebar-jalur plat
efektif untuk
transfer momen
dalam lentur 50 in.
(b)
Foto 11.3 Retak lentur dalam slab beton bertulang panel-tunggal yang
terkekang. (Tes oleh Nawy dkk.)
542 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
T–B U–S
Momen
Tipe Ukuran Batang Ukuran Batang
(lb-in./12 in.)Momen (in.2/12 in.)As Perlu (lb-in./12 in.)Momen (in.2/12 in.)As Perlu
dan Spasi dan Spasi
Kolom interiorNegarif 170.490
241.025 0,47 No. 5 pada 7½ 0,37 No. 4 pada 6
84.434b
eksteriorNegatif c
119.364 0,23 No. 4 pada 10 0,18 No. 3 pada 6
eksteriorNegatif 0 0
0,22 No. 3 pada 6a 0,22 No. 3 pada 6
negatif panel eksterior pada tepi luar, jika tidak ada balok tepi yang dipergunakan, haruslah
dibengkokkan menjadi kait penuh dalam upaya untuk menjamin pengangkuran tulangan yang
cukup. Denah tulangan lantai yang memberikan baja T–B untuk panel AB23 dan baja U–S
untuk panel BC12 dari Gambar 11.10.
Tepi bangunan U
GP kolom eksterior
B T
Teratas No. 4 Teratas No. 5
dengan 10 in. No. 4 dengan dengan 7½ in.
8½ in.
S
tengah
Strip
Terbawah No.
3 dengan 6 in.
½ strip kolom
4 ft 6 in. 4 ft 6 in.
GambarStrip
11.14 Skematika
tengah = 15 distribusi
½ strip kolom tulangan.
ft ½ strip kolom
Strip
Lokasi
pada
penampang
Sisa
50 0,20n 0,20n
Atas
0,20n 0,20n
Maks.
Kolom
Maks.
3” 0,1251
Maks. 24 dia. batang atau semua batang
Sisa 0,1251 min. 12”
50
Bawah
6” 6”
Paling sedikit 2 batang menerus
atau diangkur bilamana
Tepi panel
diperlukan
turun
0,22n 0,22n 0,22n 0,22n
100
Atas
Tengah
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung
Sisa 6”
50 Max. Max.
Bawah
0,15 0,15
6” 6”
c1 c1 c1
Bentang bersih – Bentang bersih –
Mukan Mukan
pendukung pendukung
Bentang pusat ke pusat Bentang pusat ke pusat
– –
GP Pendukung eksterior GP Pendukung eksterior GP Pendukung eksterior
(tanpa kontinuitas (tanpa kontinuitas (tanpa kontinuitas
slab) slab) slab)
B T
Kolom S
16 16 in.
12
in.
Balok
12 20 in.
(5,49 m)
18 ft
12
in.
24 ft
(7,32 m)
7
wd = 14 + 150 = 101,5 psf
12
2wd = 203 psf
w = 135 psf < 2wd
Karenanya metoda desain langsung dapat diterapkan.
Ketebalan slab minimum untuk persyaratan defleksi (tahap 2)
n (T–B) = 24 12 – 2 8 = 272 in.
n (U–S) = 18 12 – 2 8 = 200 in.
272
= = 1,36
200
Untuk sebuah estimasi pendahuluan terhadap ketebalan total diperlukan h, dengan
menggunakan Pers. 11.10b,
fy
n 0,8
h = 200.000
36 9
272 0,8 60.000 200.000
=
36 9 1,36
= 6,21 in. (15,8 cm) > 5 in. Diterima.
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 549
Untuk mengecek h dari Pers. 11.10a, rasio kekakuan fm diperlukan. Karena ini merupakan
sebuah panel interior, panel ujung dan sudut disebelahnya akan memerlukan ketebalan yang
lebih besar. Coba h = 7 in.
Untuk mendapatkan lokasi pusat balok untuk penampang tersebut dalam Gambar
11.17,
7 in. y
20 in.
mm)
(508
A A
13 in.
45
12 in.
(305
mm)
Gambar 11.17 Penampang balok berflens
efektif.
Is1 (U–S) =
7 3 24 12 = 8232 in.4
12
Is2 (T–B) =
7 3 18 12 = 6174 in.4
12
Maka dari itu,
13.116,4 13.116 ,4
f1 = = 1,59 f2 = = 2,12
8232 6174
1,59 2 2,12 2
fm = = 1,86
4
Dari Pers. 11.10a,
n 0,8 f y 200.000
h =
36 5 fm 0,2
550 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
h minimum dalam kasus ini dari Pers. 11.10a = 6,29 in. Maka dari itu, untuk defleksi,
gunakan h = 7 in. (17,8 cm) yang diasumsikan pada saat awal.
Ecb I b 2 13.116 ,4
f = = = 2,12
Ecs I s 2 6174
2 18 2
= = 0,75 f = 1,59 > 1,0
1 24 1
Faktor momen untuk strip kolom untuk panel ini dari koefisien momen berfaktor untuk strip
kolom sebuah panel interior (Sub-bab 11.4.2, panel interior dan momen positif) secara linier
diinterpolasikan untuk memberikan berikut ini:
0,90 0,75
– M: 0,75 + = 0,83
2
0,90 0,75
+ M: 0,75 + = 0,83
2
(b) Rasio kekakuan U–S f
552 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Ecb I b1 13.116,4
f = = = 1,59
Ecs I s1 8232
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 553
2 24 2
= = 1,33 f = 2,12 > 1,0
1 18 1
Karenanya faktor-faktor momen dalam kasus ini menggunakan tabel-tabel yang sama dengan
interpolasi linier.
1
– M: 0,75 – (0,75 – 0,45) = 0,65
3
1
+ M: 0,75 – (0,75 – 0,45) = 0,65
3
Momen-momen terdistribusi kemudian dievaluasi dengan menggunakan faktor-faktor yang
terinterpolasi diatas untuk menghasilkan sebuah tabel operasi-operasi distribusi momen (Tabel
11.7). Catat dari tabel ini bahwa rasio kekakuan slab terhadap balok-balok pendukung untuk
rasio bentang didalam contoh ini telah menghasilkan momen-momen strip tengah dalam arah
U–S lebih besar daripada momen-momen dalam arah T–B.
2
f1 = 1,59 > 1,0
1
554 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Karenanya geser akan ditransfer ke balok-balok yang mengelilingi slab tersebut menurut suatu
luasan tributari yang dibatasi oleh garis-garis 45 yang ditarik dari sudut-sudut panel tersebut
dan garis pusat panel tersebut paralel terhadap sisi panjangnya.
Bagian terbesar beban tersebut harus ditahan dalam arah pendek dengan harga yang
terbesar pada muka pendukung interior pertama. Geser berfaktor pada sebuah strip lebar-12-
in. yang membentang dalam arah pendek dapat didekati dengan
wu n 2 1,15 338,016,7 12
Vu = 1,15 = = 3246 lb/ft lebar
2 2 12
555 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Strip tengah
lebar strip = 18 – 9,0 = 9,0 ft
43.403 12
satuan – M perlu per strip 12-in. = = 64.301 lb-in.
0,9 9,0
23.317 12
satuan + M perlu per strip 12-in. = = 35.544 lb-in.
0,9 9,0
(b) Arah U-S (bentang pendek): Dari sebelumnya, lebar setengah strip kolom yang
diperbolehkan maksimum = 4,5 ft.
Strip kolom
lebar neto slab dalam strip kolom dimana momen-momen bekerja = 2 4,5 – 38/12 = 5,83 ft.
17.922 12
satuan – M perlu per strip 12-in. = = 40.988 lb-in.
0,9 5,83
9065 12
satuan + M perlu per strip 12-in. = = 20.732 lb-in.
0,9 5,83
Strip tengah
lebar strip = 24 – 9,0 = 15,0 ft
64.336 12
satuan – M perlu per strip 12-in. = = 57.188 lb-in.
0,9 15,0
556 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
32.542 12
satuan + M perlu per strip 12-in. = = 28.926 lb-in.
0,9 15,0
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 557
Coba-coba penyesuaian
As f y 0,22 60.000
a= = = 0,32 in.
0,85 f cb 0,85 4000 12
Karenanya
0,32
72.529 = As 60.000 6,0
2
Maka dari itu, As perlu = 0,21 in. per strip 12-in. Coba batang No. 4 (0,20 in.2) (diameter
2
12,7-mm)
luasan satu batang 0,20
s = = 11,43 in. p-p
luasan perlu per strip 12 - in. 0, 21 12
Karenanya, gunakan batang No. 4 dengan pusat ke pusat 11 in. (diameter 12,7-mm dengan
pusat ke pusat 280 mm).
Dengan cara yang sama, hitung luasan baja yang diperlukan dalam setiap arah untuk
kedua strip kolom dan tengah (Tabel 11.8). Catat bahwa kedalaman efektif d dalam arah U–S
akan menjadi = 7,0 – (0,75 + 0,5 + 0,25) = 5,5 in. karena ia diasumsikan didalam desain ini
bahwa grid tulangan T–B adalah paling dekat dengan permukaan beton.
Bandingkan luasan-luasan tulangan yang diperoleh dalam contoh ini dengan yang dari
Contoh 11.1 bersama dengan diskusi dalam Sub-bab 11.2.1 tentang aksi dua-arah dan
redistribusi momen sebagai suatu fungsi rasio kekakuan. Harus dicatat bahwa, bilamana panel
slab atau plat tersebut didukung baik diatas pendukung yang fleksibel atau diatas kolom saja,
momen tersebut tidaklah perlu lebih berat dalam arah yang lebih pendek.
559 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Tempatkan tulangan tersebut dengan spasi yang sama untuk setiap strip yang berkaitan
sampai dengan web-web balok-balok pendukungnya. Juga, sebagai tahap selanjutnya, disain
(analisa) balok-balok pendukung dengan cara biasanya seperti didiskusikan dalam Bab 5.
Hasil yang lebih teliti dapat diperoleh dengan menggunakan metoda rangka ekivalen
untuk perhitungan-perhitungan momennya. Juga, untuk kasus dimana pembatasan-
pembatasan tersedia, seperti beban-beban horisontal dan yang lainnya didiskusikan dalam
Sub-bab 11.3.1, metoda rangka ekivalen haruslah dipergunakan untuk perhitungan-
perhitungan momennya.
11.6.1 Kemudahterapan
Metoda rangka ekivalen untuk desain sistem slab dan plat dua-arah merupakan sebuah
bentuk metoda desain langsung yang lebih teliti disajikan dalam Sub-bab-Sub-bab 11.3 dan
11.4. Ia hanya berbeda didalam cara-cara perhitungan variasi longitudinal dari momen-
momen lenturnya sepanjang rangka disainnya sehingga ia dapat diterapkan untuk suatu
rentang penerapan yang lebih luas. Ciri-ciri utamanya dapat diringkas sebagai berikut:
momen torsi MT ekivalen dengan intensitas momen torsi yang diterapkan mt. Ujung-ujung
eksterior strip slab berotasi lebih dari penampang pusatnya karena deformasi torsi. Untuk
11.6 Metoda Rangka Ekivalen untuk Desain Slab Lantai 561
memperhitungkan rotasi dan deformasi ini, kolom aktual dan strip slab transversal tersebut
digantikan oleh suatu kolom ekivalen, sehingga fleksibilitas kolom ekivalen sama dengan
jumlah fleksibilitas-fleksibilitas kolom aktual dan strip slab. Asumsi ini diwakili sebagai
berikut:
1 1 1
(11.11)
K ec K c K t
dimana Kec = kekakuan lentur kolom ekivalen, momen per satuan rotasi
Kc = jumlah kekakuan-kekakuan lentur kolom-kolom atas dan bawah pada join,
momen per satuan rotasi
Kt = kekakuan torsi balok torsi, momen per satuan rotasi
Sebagai alternatif, persamaan fleksibilitas 11.11 dapat ditulis sebagai sebuah persamaan
kekakuan
K c
Kec = (11.12)
1 Kc Kt
Kekakuan kolom untuk sebuah rangka ekivalen (Referensi 11.7) dapat didefinisikan
sebagai
c2 c1 Ketinggia
n lantai
Kolom
diatasny
a
2
Momen
torsi
mt
MT
h
Strip slab
len
2 iva
ek
ka
ng
r ra
Kolom
Anggota ba
torsi dibawahn Le
yang ya
terhubun
g
Strip slab
EI
2
Kc = 1 3 (11.13)
= bentang garis-pusat
= bentang bersih balok ekivalen
Faktor bawa-lintas (carry-over factors) didekati dengan –½(1 + 1/3h). Sebuah perumusan
yang lebih sederhana untuk Kc (Referensi 11.8) memberikan hasil-hasil didalam 5% dari
harga-harga yang lebih teliti dari Pers. 11.13 sebagai berikut:
4 EI
Kc = (11.14)
L 2h
dimana h adalah ketebalan slab.
Kekakuan torsi slab dalam garis kolom adalah
9E C
Kt = L 1 ccs (11.15)
2 L2
3
2
1 0,63 x y x 3 y
C=
3
dan x = dimensi lebih pendek dari bagian persegi irisan penampang pada pertemuan
kolom (seperti kedalaman slab)
y = dimensi lebih panjang dari bagian persegi irisan penampang pada pertemuan
kolom(seperti lebar kolom)
2 = lebar jalur
n = bentang
c2 = dimensi-dimesi kolom dalam arah paralel dengan balok torsi
4 Ecs I s
Ks = (11.16)
Ln c1 2
Bilamana kekakuan efektif kolom Kec dan kekakuan slab Ks telah terbentuk, analisis
rangka ekivalen dapat dilakukan dengan sembarang metoda-metoda yang sesuai, seperti
relaksasi atau distribusi momen. Faktor distribusi untuk momen ujung-terjepit (MUJ)
adalah
Ks
DF = (11.17)
K
dimana K = Kec + Ks(kiri) + Ks(kanan).
Untuk faktor bawa-lintas, FBL ½ dapat digunakan tanpa kehilangan
keakurasiannya karena penampang yang tak-prismatik hanya mengakibatkan efek-efek
yang sangat kecil terhadap momen-momen ujung terjepit dan faktor-faktor bawa-lintas.
Momen-momen ujung terjepit untuk suatu beban terdistribusi secara seragam adalah
wu2(n)2/12 pada pendukung-pendukungnya, sehingga setelah redistribusi momen jumlah
momen terdistribusi negatif pada pendukung dan bentang-tengah akan selalu sama dengan
momen statis M0 = wu2(n)2/8. Faktor redistribusi momen dalam panel menerus dapat
diterapkan seperti dalam Gambar 5.7 untuk desain rangka ekivalen, asalkan bahwa ia tidak
melebihi yang lebih kecil dari 20 persen atau (1000t) persen.
wD
wL
wL
wL
wL
Pengecekan ketebalan defleksi: Dari Tabel 11.3, ketebalan minimum h untuk panel-
panel interior menggunakan baja yang mempunyai fy = 60.000 psi dan tampa panel-panel
turun adalah
567 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Mulai
1 Input: Dimensi denah slab: LTB, LUS, u, WL, WD, , fy, Ec, Es
4
Hitung Ks
dimana Ln1 = bentang garis-pusat
c1 = kedalaman kolom
Cari FD =
dimana K = Kec + Ks(kiri) + Ks(kanan)
Tinjau redistribusi momen tak-elastis jika perlu, tidak melebihi 20% tetapi
7
tidak lebih dari 1000t persen seperti dalam Gambar 5.7
Tidak Ya
10 Mn tersedia < Mn perlu
Perg
9
i ke
11 Transfer Geser-momen
Hitung Vu, pilih Muc dari tahap 5, hitung g dan momen tak-seimbang
Mn = Muc + Vug.
Hitung r = 1 –
Pergi
2
ke
Tidak Ya
Vn < Vc
Perbesar
h
Akhir
Gambar 11.20
Lanjutan
570 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
571 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
B T
A
Rangka S
ekivalen
6
1 2 3 4
18–0
17–6
14
12
12 14
14
C
(18,30 m)
60–0
(7,32 m)
24–0
20
B
18–0
17–6
20 14
12 14
20–0
6 20–0 (6,10 m)
20–0 20–0 20–0
(a
)
A B C D
Ketinggian
Kol. Kol.
tingkat 8–
12” 14” 14” 20”
9 (2,67 m)
12 20 20
17–6 24–0 17–6
60–0
(b
)
n
h = untuk panel interior
33
n = bentang bersih = 24 ft kurang 20 in. = 22,33 ft
22,33
h perlu = 12 = 8,12 in. katakan 8,25 in. (21,0 cm)
33
572 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Ketebalan panel eksterior tanpa balok-balok tepi = n/30 yang ditingkatkan pada tepi
yang tak menerus dengan paling sedikit 10%. Panel eksterior n = 20’-0” – 14 in. = 18,82 ft. h
11.6 Metoda Rangka Ekivalen untuk Desain Slab Lantai 573
= 18,82/30 12 1,10 = 8,28 in. Gunakan h = 8,25 in. (21 cm) untuk semua panel sistem
lantai tersebut.
Ambil rangka ekivalen dalam arah U–S yang mempunyai denah yang ditunjukkan
dalam porsi yang terarsir dalam Gambar 11.21.
8,25
wu = 1,2 150 17 + 1,6 60 = 240 psf
12
Kekakuan lentur pendekatan kolom diatas dan dibawah join lantai (momen per satuan
rotasi), dari Pers. 11.14, adalah
4 Ec I c
Kc = dimana Ln = 8’-9” = 105 in.
Ln 2h
1412 3
b = 14 in. Ic = = 2016 in.4
12
Asumsikan bahwa Ekol/Eslab = Ecc/Ecs = 1,0. Gunakan Ecc = Ecs = 1,0 dalam perhitungan seperti
Ecs dibuang keluar didalam persamaan untuk Kec.
4 1 2016
Kc total = 2 (untuk kolom teratas dan terbawah)
105 2 8,25
= 182,2 lb-in./rad/Ecc
Konstanta torsi C dari Pers. 11.15 adalah
x x3 y
C =
1 0, 63
y 3
8,25 12
8,25
3
= 1 0,63 = 1273
12 3
Kekakuan torsi slab tersebut pada garis kolom adalah
9 EcsC
L2 1 c2 L2
Kt = 3
9 1 1273
=
20 121 14 12 20 3
= 57,1 lb-in./rad/Ecs
Dari Pers. 11.12, kekakuan kolom ekivalen adalah
1 1
1 1 1 1
Kec =
=
182,2 57,2
= 43,5 lb-in./rad/Ecc
Kc Kt
14 20
3
b = 14 in. I= = 9333 in.4
12
574 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
4 1 9333
Kc total = 2 = 843,7 lb-in./rad/Ecc
105 2 8,25
C = (1 – 0,63 8,25/20) (8,25)3 20/3 = 2770
9 2770
Kt = +
20 121 14 12 20 3
9 2770
20 121 14 12 20
3
575 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
= 248,8 lb-in./rad/Ecs
1
1 1
Kec =
843,7 248,8
= 192,1 lb-in./rad/Ecc
4 E cs I s
Ks =
Ln c1 2
dimanaLn = bentang garis-pusat
c1 = kedalaman kolom
Lebar jalur slab dalam arah T–B = 20/2 + 20/2 = 20 ft.
12 8,25
3
Is = 20 = 11,230 in.4
12
Slab di kanan kolom eksterior A:
4 1 20 8,25
3
Ks = = 220,2 lb-in./rad/Ecs
12 17,5 12 2
Slab di kiri kolom interior B:
4 1 20 8,25
3
Ks = = 224,6 lb-in./rad/Ecs
12 17,5 20 2
Slab di kanan kolom interior B:
4 1 20 8,25
3
Ks = = 161,6 lb-in./rad/Ecs
12 24 20 2
Dari Pers. 11.17, faktor distribusi slab pada join-join: FD = Ks/ K, dimana
K = Kec + Ks(kiri) + Ks(kanan)
Slab di luar join A:
220,2
FD = = 0,835
43,5 220,2
wu LAB
2
momen ujung-terjepit berfaktor Mu =
12
24017,5
2
= 12 = 73.500 lb-in./ft
12
(27,2 kN-m/m)
Join B, bentang BC:
wu LBC
2
momen ujung-terjepit berfaktor Mu =
12
240 24,0
2
= 12 = 138.240 lb-in./ft
12
(51,2 kN-m/m)
Laksanakan suatu distribusi momen untuk momen berfaktor seperti yang ditunjukkan dalam
Tabel 11.9.
Momen positif maksimum bentang AB + M u: Asumsikan bahwa titik geser nol dan momen
maksimum adalah x ft dari muka A.
V AB 1572,1
x= = = 6,54 ft
wu 240
Mu ujung pada A (Tabel 11.9) = 10.060 lb-in./ft
wu x 2
+ Mu maksimum = VAB x – – Mu
2
240 6,54 2
= 1572,1 6,54 12 – 12 – 10.060
2
= 123.245 – 61.591 – 10.060 = 51.594 lb-in./ft di 6,54 ft dari A
Mu 51.594
+ Mn perlu = = = 57.327 lb-in./ft (21,3 kN-m/m)
0,9
Ln 24
VBC = 2880 lb/ft x= = = 12 ft
2 2
Ln L L
momen bentang-tengah bentang sederhana M = VBC – wu
2 2 4
240 24
2
24
= 2880 –
2 8
= 17.280 lb-ft/ft = 207.360 lb-in./ft
Alternatifnya,
580 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
wu L2 240 24 2
momen bentang sederhana M0 = = 12
8 8
= 207.360 lb-in./ft
+Mu = M0 – (–Mu)
11.6 Metoda Rangka Ekivalen untuk Desain Slab Lantai 581
Tengah-bentang
GP Pendukung GP Pendukung BC
128.94
4
114.879
4191
A B C
57.32
6,54 7
80.12
2
kekangan momen yang mungkin terhadap slab tersebut yang secara monolit dicetak dengan
balok tepinya.
583 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
My = y1wu y
2
bentang
dimana wu adalah intensitas satuan beban berfaktor per satuan luasan slab.
1. Properti material
fy
n 0,8
h= 1500
36 5 fm 0,2
Untuk fm > 2,0,
f
n 0,8 y
h= 1500
36 9
3. Geser
(a) Slab di atas balok
f c
Vc = b0 d
6
(b) Plat datar: Yang lebih kecil dari
4 f c
Vc = 2 b0 d
12
584 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
d f c
Vc = s 2 b0 d
b0 12
11.7 Perumusan dan Contoh Desain Slab Dua-Arah SI 585
0,12
x1 tanpa kekangan
torsi pada sudutnya
0,10
x1 dengan
kekangan torsi x1
0,08 pada sudutnya
x1
x x
0,06
y y
x1 x
0,04
y1 dengan y1 y
kekangan torsi
0,02 pada sudutnya
y1 y1
y1 tanpa kekangan
Koefisien M.L.U. dan
0,08 x1
x1
x1 x1
0,06
0,04
y1 x x y1 x
x1
y y y
0,02 y1
Koefisien M.L.U. dan
y1
y1 y1
0
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0
Rasio bentang k =
y/x
x1 x1
0,06
x1 x1 x1
x1
0,04
aksi
0,02 dua-arah. (Dari Referensi
11.9.)
y1
y y y
y1
y1 y1
0
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 1,0 1,2
1,4 1,6 1,8 2,0 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0
2 Rasio bentang k =
y/x
: tepi yang tak-menerus atau yang dicetak secara monolit dengan pendukungnya.
: tepi yang menerus.
586 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
587 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
4 f c
Vc = b0 d
12
dimana b0 = panjang perimeter penampang kritis dalam slab dan telapak (pada d/2
dari muka kolom dalam aksi dua-arah)
= rasio sisi lebih panjang terhadap sisi lebih pendek panel
s = 40 untuk kolom interior
= 30 untuk kolom tepi
= 20 untuk kolom sudut
4. Momen tak-seimbang
1
f = 2
1 b1 b2
3
v = 1 – f
(a) Pendukung eksterior: Harga f dapat ditingkatkan sampai dengan 1,0 jika Vu pada
pendukung < 0,75 f c .
(b) Pendukung interior: Harga f dapat ditingkatkan dengan 25% jika Vu 0,4Vc dan
< 0,375b.
230 9,81 N
wd = 500 + (m) 2400 kg/m3
1000 kg
= 6000 N/m2 = 6,0 kN/m2
2wd = 12,0 kN/m2 > w = 3,4 kN/m2 Diterima
Untuk nomor-nomor a, b, dan c, MDL (DDM) dapat diterapkan.
Ketebalan slab minimum untuk persyaratan defleksi (tahap 2)
588 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
4 f c 27,6
Vc = 2 b0 d = (2 + 4) 0,66 106 = 1,70 106 N
12 12
4 f c
b0 d = 1,16 10 N
6
Vc =
12
590 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Vc pengontrol = 1,16 106 N > Vn perlu = 0,713 106 N; karenanya ketebalan lantai cukup
pada tahap disain ini.
Kolom eksterior: Sertakan berat dinding eksterior, dengan mengasumsikan berat layannya
sebesar 4 kN/m. Gaya geser perimetris berfaktor neto adalah
591 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Vu =
7,32 0,457 0,225
5,49 0,457 0,508 0,225 13,5 103
2 2 2
5,49 0,508 4 103 1,2 = 306 103 N = 306 kN
Vu 306
Vn = = = 408 kN
0,75
Anggap garis aksi Vu berada di muka kolom LM dalam Gambar 11.12 untuk transfer geser
momen ke bidang pusat c-c. Pendekatan ini cukup karena Vu bekerja secara perimetris
mengelilingi muka kolom dan bukan sepanjang garis AB saja. Dari Gambar 11.12,
Ac = d(2c1 + c2 + 2d) = 0,23(2 0,457 + 0,508 + 2 0,225)
= 0,430 m2 = 0,430 106 mm2
508
= = 1,11
457
Geser nominal tersedia Vc adalah yang terkecil dari
4 f c
Vc = 2 b0 d = 1,05 106 N
12
d f c
Vc = 2
s
b0 d = 1,06 106 N
b
0 12
4 f c
b0 d = 0,75 10 N > Vn perlu = 0,408 10 N
6 6
Vc = Diterima.
12
Vc 0,75 106 N
vc tersedia = = = 1,74 N/mm2
Ac 0,430 106 mm 2
Perhitungan momen statis (tahap-tahap 3 sampai 5)
T–B: n1 = 6,83 m
U–S: n2 = 4,98 m
0,651 = 0,65 7,32 = 4.76 m Gunakan n1 = 6,83 m
0,652 = 0,65 5,49 = 3.57 m Gunakan n2 = 4,98 m
(a) Arah T–B
Dengan mengasumsikan bahwa desain Mu mempunyai harga yang sama seperti Mu berfaktor,
Ac dari sebelumnya = 0,430 m2
Dari Gambar 11.7c dan 11,12, dengan mengambil momen luasan bidang kritis terhadap
sumbu AB,
2
d
d(2c1 + c2 + 2d) x = d c1
2
M ue 128
Mn = = = 143 kN-m
0,9
1
v = 2 = 0,37
1 b1 b2
3
dimana b1 = c1 + d/2 = 0,457 + 0,225/2 = 0,572 m
b2 = c2 + d = 0,508 + 0,225 = 0,738 m
Momen inersia sisi yang sejajar dengan arah momen terhadap sumbu U–S adalah
594 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
bh 3 hb 3
I1 = Ad 2 2 untuk semua mukanya
12 12
595 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
=
0,225 0,572 3 0,572
2
0,572 0,225
3
0,225 0,572 0,174 2
12 2 12
= [358.702 + 165.029 + 57.996]2 = 1.163.450 cm4
Momen inersia sisi yang tegak lurus dengan arah momen terhadap sumbu U–S adalah
I2 = A(x)2
= [(50,8 + 23)23](17,4)2 = 513.900 cm2
Maka dari itu, momen inertia torsi adalah
Jc = 1.163.450 + 513.900 = 1.677.350 cm2
Tegangan geser akibat efek geser perimeter pada Mn adalah
Vu c M
Vn = v AB n
Ac Jc
278 0,37 0,174 143
= = 862 kPa + 550 kPa
0,75 0,430 1.677.350 10 8
= 1,41 MPa
Dari sebelumnya, vc diperbolehkan maksimum = 1,74 MPa > 1,41 MPa:
vn < vc Diterima
Maka dari itu, terima ketebalan plat.
Desain tulangan dalam luasan slab di muka kolom untuk momen tak-seimbang yang
ditransfer ke kolom oleh lentur
Dari Pers. 11.7b,
f = 1 – v = 1 – 0,37 = 0,63
Mnf = f Mn = 0,63 143 = 90,1 kN-m
Momen ini harus ditransfer didalam 1,5h pada setiap sisi kolom tersebut seperti dalam
Gambar 11.7d.
lebar transfer =_(1,5 0,254) 2 + 0,508 = 1,27 m
a a
Mn =_As fy d , asumsikan bahwa d 0,9d
2 2
atau
90,1 106 = As 414 0,9 230
As = 1050 mm2 selebar lebar strip = 1300 mm
Buktikan As
1050 414
a= = 14,3 mm
0,85 27,6 1300
Gunakan lima batang No. 15 M (1000 mm2) dengan p-p 100 mm yang digunakan didalam
lebar kolom 510-mm pada sisi teratasnya dan angkur kedalam kolom tersebut seperti yang
disyaratkan untuk penyaluran panjang ikatan.
11.7 Perumusan dan Contoh Desain Slab Dua-Arah SI 597
100 mm 2
s= 215 mm p-p
468 mm 2 1000 mm
Baja negatif
a
91,8 106 = As 414 230
2
Dengan mengasumsikan (d – a/2) = 0,9d untuk coba-coba pertama,
91,8 10 6 N - mm
As = = 1070 mm2
414 0,9 230
As f y 1070 414
a= = =
0,85 f cbv 0,85 27,6 1000
18,8 mm
Untuk siklus coba-coba dan penyesuaian kedua,
18,8
91,8 106 = As 414 230
2
As negatif = 1010 mm2/m lebar strip.
598 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Coba batang No. 15 M dari Tabel A.2b dalam lampiran (luasan per batang = 200 mm2).
200
spasi s = = 200 mm p-p untuk momen negatif
1010 1000
599 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Baja positif
Spasi s seperti yang diperlukan oleh momen = 200 91,8/54,6 = 330 mm p-p. Spasi
diperbolehkan maksimum = 2h = 2 260 = 520 mm. Coba batang No. 10 M untuk momen
positif (As = 100 mm2) dari Tabel A.2b dalam lampiran.
54,6
As = 1010 = 600 mm2/strip 1-m
91,8
100
s= 170 mm p-p
600 1000
5,6
34 106 = As 414 230
2
2
As = 363 mm /strip 1-m
Foto 11.4 Slab beton persegi pada saat keruntuhan. (Tes oleh Nawy dkk.)
36,4 106
As = = 425 mm2
414 0,9 230
11.8 Metoda Langsung Evaluasi Defleksi 601
Gunakan batang-batang No. 15 M dengan p-p 200 mm untuk tulangan negatif dan batang No.
10 M dengan p-p 200 mm untuk tulangan positif.
(b) Arah U–S (bentang pendek): Prosedur yang sama diikuti sebagaimana untuk arah T–B
untuk kedua momen negatif dan positifnya. Kedalaman efektif d2 = 260 – 30 – 10 = 220 mm
digunakan untuk arah U–S. Sebuah tabel untuk momen-momen dan ukuran batang kemudian
dibuat seperti dalam Tabel 11.6 dan sebuah denah untuk distribusi skematis tulangan dalam
satuan-satuan SI disediakan secara serupa dengan Gambar 11.14.
GP
L/2
GP
y
0,25L 0,25L 0,25L 0,25L
Balok slab
x
0,25s
Kolom
0,25s
Balok slab
Slab terdukung
secara s
sederhana
ekivalen
0,25s
Kolom
0,25s
Garis
kontra-lentur
GP kolom GP kolom
a b
L
(a
)
Ketinggian
slab tak-
terbebani
a a
b b
c
0,25L 0,25L
Profil slab
terbebani pada
tengah-bentang
L
GP kolom GP kolom
(b
)
w4
384 Ec I rangka
Ini harus diproporsikan untuk memisahkan defleksi strip kolom c dan strip tengah s,
sehingga
11.8 Metoda Langsung Evaluasi Defleksi 604
M strip kol Ec I cs
c
M rangka Ec I c
M strip slab Ec I cs
s
M rangka Ec I s
dimana Ics adalah momen inersia rangka total, Ic momen inersia strip kolom, dan Is
momen inersia strip slab tengah.
2. Defleksi pusat, L = 1/8L, akibat rotasi di ujung kiri sementara ujung kanan
dianggap terjepit, dimana L = Mneto/Kec kiri dan Kec adalah kekakuan lentur kolom
ekivalen (momen per satuan rotasi).
3. Defleksi pusat, R = 1/8L, akibat rotasi di ujung kanan sementara ujung kiri
dianggap terjepit, dimana R = Mneto/Kec kanan. Karenanya
(Gunakan dalam Pers. 11.19a dan b harga-harga c, L , dan R yang
berhubungan dengan arah-arah bentang yang sesuai. Dari Gambar 11.24b dan c,
defleksi total adalah
GP kolom
0,2
5L
0,2 GP kolom
5L
c 5s
0,2
5s
a b 0,2 GP kolom
s
x
5s
0,2
5s
0,2
GP kolom
(c)
Gambar 11.24
Lanjutan
Sebuah slab 7-in. (177,8-mm) dari sebuah sistem lantai lima-panel kali lima-panel
membentang 25 ft dalam arah T–B (7,62 m) dan 20 ft dalam arah U–S (6,10 m) yang
606 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
ditunjukkan dalam Gambar 11.25a. Panel tersebut secara monolit didukung oleh balok 15 in.
27 in. dalam arah T–B (381 mm 686 mm) dan 15 in. 24 in. dalam arah U–S (381 mm
610 mm). Lantai tersebut dikenai oleh suatu defleksi yang tergantung-waktu akibat suatu
intensitas beban kerja seragam ekivalen w = 450 psf (21,5 kPa). Properti-properti material
lantai tersebut adalah
B T
15 24 in.
15 27 in.
S
240
4 3 in.
LTB
20 ft
(240 in.)
1 2
25 ft
(300
in.)
(a)
4
25 ft
2
0,26
0,05 10 ft
in.
in. 0,30
1
in.
y
10 ft
Pendukun 2
g T–B 0,07 in.
1
Pendukun x
g U–S
(e
)
Ics Ic Is
T–B 63.600 53.700 3430
U–S 47.000 40.000 4288
Selanjutnya, hitung faktor-faktor f12/1 dan f21/2 seperti dalam Contoh 11.2. Didalam
kedua kasusnya lebih besar dari 1,0. Karenanya koefisien-koefisien momen berfaktor (persen)
diperoleh dari tabel-tabel dalam Sub-bab 11.4.2 adalah sebagai berikut:
M1 20 103 12
1 = = = 1,67 10–4 rad
K ec 400 3,6 106
609 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
M2 5 103 12
2 = = = 0,42 10–4 rad
K ec 400 3,6 106
dimana adalah rotasi pada sebuah ujung jika ujung yang lain terjepit.
= penyesuaian defleksi akibat rotasi pada pendukung-pendukung 1 dan 2 =
8
=
1,67 0,42 10 4 300 = 0,0078 in.
8
Maka dari itu,
cx neto = 0,0663 + 0,0078 = 0,0741 katakan 0,07 in.
sx neto = 0,243 + 0,0078 = 0,2508 katakan 0,25 in.
Defleksi-defleksi arah U–S (bentang = 20 ft)
M cr
3
M
3
Ie = I g 1 cr I cr
M a
Ma
seperti didiskusikan dalam Bab 8. Perhitungan rasio Mcr/Ma:
610 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
fr I g
Mcr =
yt
11.8 Metoda Langsung Evaluasi Defleksi 611
Karenanya
474 63.600 1
Mcr (T–B) = = 1,17 105 lb-ft
21,54 12
474 47.000 1
Mcr (U–S) = = 0,97 105 lb-ft
19,20 12
M cr 1,17 105
= = 0,332
Ma 3,52 105
3
M cr
= 0,037
M
a
Ie = 0,037 63.600 + (1 – 0,037)45.500 = 46.170 in.4
Momen inersia efektif U–S Ie
M cr 0,97 10 5
= = 0,345
Ma 2,81 105
3
M cr
= 0,041
M
a
Ie = 0,041 47.000 + (1 – 0,041)32.500 = 33.095 in.4
Ig 1 63.600 47.000
rata-rata = = 1,40
Ie 2 46.170 33.095
11.9 PERILAKU KERETAKAN DAN KONTROL RETAK DALAM SLAB DAN PLAT
AKSI-DUA-ARAH
Baja Longitudinal
A1 A2
Baja Transversal
s1
B1 B2
s2
retak utama tersebut mengikuti keretakan garis-leleh diagonal didalam bidang beton
polosnya yang menjauh dari batang-batang tulangan pada saat awal didalam sejarah
pembebanannya. Retak-retak ini lebar dan jarang.
Hipotesis ini juga membawa pada kesimpulan bahwa deformasi-deformasi
permukaan elemen-elemen tulangan individu mempunyai efek yang kecil didalam
menghentikan pembentukan retak-retak atau mengontrol tipe atau lebarnya dalam sebuah
slab atau plat aksi dua-arah. Dalam suatu cara yang serupa, kita dapat menyimpulkan
bahwa efek skala pada perilaku keretakan aksi dua-arah adalah tak penting, karena grid
keretakan tersebut akan menjadi sebuah refleksi grid tulangan jika lebar-lebar keretakan
yang sempit ortogonal yang dikehendaki terbentuk. Oleh karena itu, didalam mengontrol
keretakan dalam lantai-lantai aksi-dua-arah, parameter utama untuk dipertimbangkan
adalah spasi tulangan dalam dua arah tegak lurus. Penutup beton hanya mempunyai sebuah
efek yang kecil, karena ia biasanya merupakan suatu harga konstan, yang kecil sebesar 0,75
in. (19 mm).
Untuk sebuah luasan konstan baja yang ditentukan untuk lentur dalam satu arah,
yaitu, untuk penyerapan energi per satuan luasan slab, semakin kecil spasi batang-batang
atau kawat-kawat transversal, semakin kecil seharusnya diameter batang-batang
longitudinal. Alasannya adalah bahwa lebih sedikit energi yang harus diserap oleh batang-
batang longitudinal individu. Jika kita menganggap bahwa besaran fraktur ditentukan oleh
energi yang dikenakan per volume spesifik tulangan yang bekerja pada sebuah elemen
hingga dari slab tersebut, sebuah pilihan yang tepat terhadap ukuran grid tulangan dan
ukuran batang dapat mengontrol keretakan menjadi grid-grid ortogonal yang dikehendaki.
Haruslah ditekankan bahwa hipotesis ini penting untuk kondisi-kondisi
kemampulayanan dan beban-lebih yang sesuai. Didalam menghubungkan retak-retak
ortogonal kepada retak-retak garis-leleh, kegagalan sebuah slab pada akhirnya mengikuti
kriteria garis-leleh plastis-kaku yang diterima secara umum.
Efek regangan tarik dalam beton antara retak-retak diabaikan sebagai tak menentukan. ac
adalah spasi retak, s adalah regangan satuan dalam tulangan, dan , , dan adalah
konstanta-konstanta. Sebagai suatu hasil hipotesis fraktur ini, model matematik dalam Pers.
11.21, dan analisis statistik terhadap data dari 90 slab yang dites sampai kegagalan,
persamaan kontrol-retak berikut adalah penting:
d b1s2
w = K f s (11.22)
Qi1
dimana kuantitas dibawah GI = db1s2/Qi1 yang radikal, diistilahkan indeks grid dapat
ditransformasikan menjadi
s1s2 d c 8
GI = (11.23)
d b1
dimanaK = koefisien fraktur, yang mempunyai sebuah harga sebesar K = 2,8 10–5 untuk
slab dan plat bujursangkar aksi-dua-arah, yang dikekang, dibebani secara
seragam. Untuk beban terpusat atau reaksi atau bila rasio bentang pendek
terhadap panjang kurang dari 0,75, tetapi lebih besar dari 0,5, sebuah harga
616 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
sebesar K = 2,1 10–5 dapat diterapkan. Untuk sebuah rasio aspek bentang sebesar 0,5, K =
1,6 10–5. Satuan koefisien K adalah dalam lb/in.2.
= rasio jarak dari sumbu netral ke muka tarik slab terhadap jarak dari sumbu
netral ke pusat grid tulangan (untuk menyederhanakan perhitungan-perhitungan
gunakan = 1,25, meskipun ia bervariasi antara 1,20 dan 1,35)
fs = tingkat tegangan beban layan rata-rata aktual, atau 40% dari kekuatan leleh
disain, fs (ksi)
db1 = diameter tulangan dalam arah 1 yang terdekat dengan serat-serat luar beton (in.)
dc = penutup beton ke pusat tulangan (in.)
s1 = spasi tulangan dalam arah 1
s2 = spasi tulangan dalam arah tegak lurus 2
1 = arah tulangan yang terdekat dengan serat-serat beton luar; ini adalah arah
dimana pengecekan kontrol retak dibuat.
Qi1 = rasio baja aktif
luasan baja As per foot lebar
=
12 d b1 2c1
dimana c1 adalah penutup beton bersih diukur dari muka tarik beton ke tepi
terdekat batang tulangan dalam arah 1
w = lebar retak pada muka beton yang diakibatkan oleh beban lentur (in.)
Subskrip 1 dan 2 berhubungan dengan arah tulangan. Harga detail koefisien fraktur
untuk berbagai kondisi batas diberikan dalam Tabel 11.10.
Sebuah penyelesaian secara grafik dari Pers. 11.22 diberikan dalam Gambar 11.27
untuk
fy = 60.000 psi (414 MPa)
fs = 40% fy = 24.000 psi (166 MPa)
untuk penentuan cepat terhadap ukuran dan spasi tulangan diperlukan untuk kontrol retak.
Persamaan 11.22 dalam satuan-satuan SI adalah
wmaks (mm) = 0,145 Kfs GI (11.22a)
dimana fs = MPa, GI = s1s2dc/db1 8/, dan s1, s2, dc, dan db1 adalah dalam milimeter.
Indeks grid, GI, menetapkan ukuran dan spasi batang-batang dalam dua arah tegak
lurus dari sembarang sistem lantai beton, dan wmaks adalah lebar retak yang dapat ditoleransi
maksimum.
Persamaan kontrol retak dan garis-garis panduan yang disajikan penting tidak hanya
untuk kontrol korosi dalam tulangan tetapi juga untuk kontrol defleksi. Reduksi kekakuan
EI slab atau plat dua-arah akibat keretakan ortogonal bilamana batas-batas lebar-lebar retak
yang dapat ditoleransi dalam Tabel 8.5 dilampaui dapat mengakibatkan defleksi yang
berlebihan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Harga-harga defleksinya beberapa
kali yang diantisipasi didalam disain, termasuk defleksi akibat pembebanan konstruksi,
dapat secara sesuai dikontrol melalui kamber dan kontrol lebar retak lentur didalam slab
atau plat. Pemilihan yang tepat terhadap spasi tulangan s1 dan s2 dalam kedua arah yang
tegak lurus, seperti yang didiskusikan dalam sub-bab ini, dan tidak melebihi 12 in. pusat ke
pusat dapat mempertahankan penampilan kemampulayanan sebuah sistem slab yang baik
dibawah kondisi-kondisi beban-lebih yang normal dan sesuai. Sebagian besar peraturan-
peraturan pada umumnya mengikuti prinsip-prinsip yang disajikan pada pemilihan ukuran
dan spasi tulangan dalam slab-slab dan plat-plat, dan praktek rekayasa yang baik
mewajibkan perhatian yang seperti itu.
Penyelesaian:
fs = 0,40fy = 0,40(60) = 24 ksi
Koefisien fraktur K untuk rasio aspek panel ini adalah K = 2,8 10–5. Lebar retak yang dapat
ditoleransi maksimum untuk kondisi interior normal adalah wmaks = 0,016 in. (0,4 mm) (Tabel
8.4).
s1s2 d c 8
indeks grid GI =
d b1
0,016 = 2,8 10–5 1,25 24 GI
yang memberikan
618 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
s2 s1d c 8
GI = 363 in.2 =
d b1
Jika s1 = s2 untuk panel bujursangkar ini, penutup dc = 0,75 + 0,25 = 1,0 in. ke pusat lapis
tulangan pertama dan db1 = 0,5 in. = diameter batang No. 4.
mm
–5
w= 10
0.028 0,7
2
4,
=
K
0.024 –5 0,6
0
1
3,4 –5
0
1
3,0 –5
0.020 0 0,5
1
2,8 –5
10
2,6 0
–5
1
2,4
0.016 0,4
–5
10
2,0
0.012 0,3
–5
10
1,6
0.008 0,2
fy = 60 ksi
fs = 24 ksi (=
0.004 0,1
0,40fy)
s
hs = 5 in.
s 2 1,0 8
363 = memberikan s = 8,4 in. atau 8,5 in. maksimum
0,5
Karenanya spasi pusat-ke-pusat 9-in. yang disyaratkan untuk lentur tidaklah memenuhi.
Reduksi spasi tulangan menjadi batang-batang No. 4 dengan pusat ke pusat 8½ in. (216 mm)
untuk kontrol retak (diameter 12,7-mm dengan pusat ke pusat 216 mm).
s
hs = 7 in.
Diberikan:
= 1,20
s/ = 0,8
fy = 60 ksi (414 MPa)
Penyelesaian: Kondisi A: Kelembaban dan udara lembab
wmaks dapat ditoleransi = 0,012 in. (0,3 mm) (Tabel 8.4). Coba batang No. 4 db = 0,5, dc
= 0,75 + 0,25 = 1,0 in. Asumsikan bahwa s1 = s2 = s untuk panel yang diberikan. Rasio aspek,
s/ = 0,8. K = 2,1 10–5 untuk reaksi terpusat pada pendukung kolom (Tabel 11.10).
s 2dc 8 s 2 1,0 8
394 = =
d b1 0,5
s = 8,8 in.
Karenanya gunakan batang No. 4 dengan pusat ke pusat 8½ in. setiap arah untuk kontrol
retak.
621 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
dimana
s1s2 d c 8
GI =
d b1
0,40 = 0,145 2,8 10-5 1,25 166 GI
0,4 105
GI = = 475
0,145 2,8 1,25 166
Jika s1 = s2 untuk panel bujursangkar ini,
s 2 25 8
(475)2 =
12,7
12
475 2 12,7
s = = 212 mm
25 8
Sebuah studi terhadap mekanisme bidang-sendi dalam sebuah slab atau plat pada saat
beban-beban dekat dengan kegagalan membantu pelajar rekayasa didalam mengembangkan
suatu perasaan mengenai perilaku aksi-dua-arah plat-plat. Bidang-bidang sendi merupakan
rangkaian-rangkaian jalur-jalur sendi yang diidealisasikan oleh garis-garis; karena itu
dinamakan teori garis-leleh oleh K. W. Johansen.
Untuk menyajikan subyek ini secara layak, suatu diskusi ekstensif sepanjang
beberapa bab atau sebuah buku teks secara keseluruhan diperlukan. Tujuan bab ini
hanyalah untuk memperkenalkan pembaca pada dasar-dasar teori garis-leleh dan
penerapannya.
Teori garis-leleh merupakan sebuah penyelesaian batas-atas pada persoalan plat. Ini
berarti bahwa kapasitas momen slab-slab yang diprediksi mempunyai harga yang
diperkirakan tertinggi dibandingkan dengan hasil-hasil tes. Sebagai tambahan, teori
tersebut mengasumsikan sebuah perilaku plastis-kaku total; yaitu, plat tersebut tetap datar
pada saat keruntuhan, yang menghasilkan sistem-sistem kegagalan bidang yang kaku.
Konsekuensinya, defleksi tidak diperhitungkan, tidak juga gaya-gaya membran tekan yang
akan bekerja didalam bidang slab atau plat yang ditinjau. Plat-plat tersebut diasumsikan
sangat bertulangan-rendah sehingga persentasi tulangan maksimum tidak melebihi ½%
dari penampang bd.
Karena penyelesaian-penyelesaian tersebut merupakan batas atas, ketebalan slab
yang diperoleh dengan proses ini didalam banyak kejadian lebih tipis daripada yang
diperoleh dengan penyelesaian-penyelesaian batas-bawah yang lain, seperti metoda disain
langsung. Konsekuensinya, penting untuk menerapkan secara teliti persyaratan-persyaratan
kemampulayanan untuk kontrol defleksi dan untuk kontrol retak bersama-sama dengan
penggunaan teori garis-leleh seperti yang diberikan dalam Sub-bab-Sub-bab 11.8 dan 11.9.
Sebuah keuntungan khusus didalam teori ini adalah bahwa penyelesaian-
penyelesaian itu adalah mungkin untuk sembarang bentuk plat, sementara kebanyakan
pendekatan-pendekatan yang lain dapat diterapkan hanya pada bentuk-bentuk persegi
dengan perhitungan-perhitungan yang teliti untuk efek-efek batasnya. Perekayasa bisa
dengan mudah mendapatkan kapasitas momen sebuah bentuk segitiga, trapesium, persegi,
bulat, dan sembarang bentuk lainnya yang mungkin asalkan bahwa mekanisme kegagalan
diketahui atau dapat diprediksi. Karena kebanyakan pola-pola kegagalan dapat
diidentifikasikan sekarang ini, penyelesaian-penyelesaian bisa dengan mudah didapatkan,
seperti terlihat dalam Sub-bab 11.10.2.
My
+M
–M +M
Mx
–M
Idealisasi
Mn = d2fy(1 – 0,59)
0 Kurvatur,
a a a
M = Ma
a 2
A E
a O
D
B (b)
a a
2 2
(a
)
A
Ma
2 cos
a
6
C O
M Ma Ma
2 cos
(c)
Foto 11.5 Tata-letak pengetesan lantai beton prategang empat-panel. (Tes oleh Nawy
dkk.)
Foto 11.6 Pola garis-leleh pada saat kegagalan pada reaksi kolom dan batas panel lantai
berpanel-banyak dua-arah. (Tes oleh Nawy, Chakrabarti, dkk.)
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 628
wu a 2
EE =
4 3
dimana defleksi pada pusat gravitasi segitiga tersebut = /3. Oleh karena itu,
wu a 2
4(2M) = 4
12
atau
wu a 2
M satuan = (11.25)
24
Jika slab bujursangkar tersebut secara penuh dijepit pada kesemua empat sisinya, EI =
4(4M) karena garis-garis fraktur terbentuk mengelilingi tidak hanya diagonal-diagonalnya
tetapi juga keempat tepinya, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 11.32c. Karenanya
wu a 2
M satuan = (11.26)
48
Untuk dicatat bahwa suatu penyelesaian batas-bawah seperti yang diusulkan oleh
pola kegagalan Mansfield dalam Gambar 11.32c memberikan sebuah harga M =
Wu/a2/42,88. Karenanya, untuk sebuah slab bujursangkar yang dibebani secara seragam
dengan intensitas beban wu per satuan luasan dan derajat penjepitan pendukung i pada
semua sisinya,
wua2 = M[24(1 + i)] (11.27)
Persamaan umum untuk kapasitas momen garis-leleh sebuah slab isotropik persegi
diatas balok-balok dan mempunyai dimensi-dimensi a b seperti ditunjukkan dalam
Gambar 11.34, dengan sisi a merupakan dimensi yang lebih pendek, adalah
2
lb - ft 2
wu ar2 a a
M satuan = 3 r r (11.28)
ft 24 br br
Garis leleh
4
3 1 a
2
b
Foto 11.7 Pola garis-leleh pada saat kegagalan pada muka tarik panel terkekang
persegi. (Tes oleh Nawy, dkk.)
Foto 11.8 Slab empat-panel pada saat kegagalan menunjukkan pola garis-leleh
pada muka tekan pendukungnya. (Tes oleh Nawy dan Chakrabarti.)
2a
dimana ar =
1 i2 1 i4
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 630
2b
br =
1 i1 1 i3
i = derajat kekangan tergantung pada rasio-rasio kekakuan yang didiskusikan
dalam Sub-bab 11.2
Catat bahwa Pers. 11.28 tereduksi menjadi bentuk penyederhanaan dari Pers. 11.26 atau
11.27 untuk kasus suatu slab bujursangkar dikekang pada kesemua empat sisinya (i = 1,0).
1. Bagi dimensi linier dengan dalam arah momen positif M untuk sebuah slab
yang akan ditulangi untuk sebuah momen M dalam kedua arah dengan menggunakan
intensitas beban satuan yang sama wu per satuan luasan.
2. Dalam kasus beban-beban terpusat atau beban-beban total, juga bagi beban-beban
seperti itu dengan .
3. Dalam kasus beban-beban garis, beban garis tersebut haruslah dibagi dengan
cos 2 sin 2 , dimana adalah sudut antara beban garis tersebut dan arah M.
Jika slab tersebut dianalisa sebagai sebuah slab afinitas dengan momen M dalam
kedua arah, dimensi dalam arah M haruslah dikalikan dengan . Dalam kedua kasus,
hasil-hasilnya tentu saja harus sama (lihat Contoh 11.9).
(b)
Kasus (a) P = 2M
a (a)
Kasus (b) P =(M)
45
a P = 8M
= 45
3. Plat bersisi-n beraturan dengan tepi-tepi terdukung secara sederhana dan dibebani
secara terpusat (n > 4):
P = M(2n tan)
n = 8; dengan
menerapkan
perumusan kasus
3
memberikan
P = 6,63M
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 632
5. Plat dibebani secara terpusat bulat terdukung secara sederhana sepanjang tepi-
tepinya:
P = 2 M
6. Plat bulat dengan tepi-tepi yang dikekang secara penuh dan dibebani secara terpusat
oleh beban titik P:
P = 4 M
untuk keduanya
(a) (b)
7. Beban ttik P diterapkan dimana saja didalam plat berbentuk bebas yang dikekang
secara penuh pada semua batas-batasnya:
P = 4 M
8. Plat segitiga sama-sisi dengan tepi-tepinya terdukung secara sederhana dan dibebani
secara terpusat oleh beban titik P:
633 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
P = M(6 + )
10. Plat segitiga bersudut-tumpul dengan tepi-tepi yang terdukung secara sederhana dan
beban P pada pusat lingkaran didalamnya:
Sebagaimana mendekati ,
plat tersebut turun menjadi
kasus 11
11. Suatu strip panjang yang terdukung secara sederhana sepanjang tepi-tepinya dan
dengan beban titik P dijalur-tengah diantara tepi-tepinya:
P = M(4 + 2)
12. Strip yang terdukung secara sederhana dengan beban-beban P yang sama diantara
tepi-tepinya:
13. Strip yang terdukung secara sederhana dengan beban-beban P dan kP yang tak-sama
dijalur-tengah diantara tepi-tepinya, dimana k < 1,0 dan beban-beban tersebut secara
cukup terpisah:
P kP
P=
w dimana k adalah kurang dari 1
b
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 634
14. Slab bujursangkar dibebani secara seragam dengan derajat penjepitan i yang
bervariasi antara nol dan 1,0:
=
45
a (a)
a
(b)
a
(c)
i = 1,0 (kekangan
a penuh)
wua2 = 48M (batas atas)
= 42,9M (batas
bawah)
a (d)
635 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
i = 0 (pendukung sederhana)
a wua2 = 50,85M
a
(a)
i = 1,0 (kekangan
a
wuapenuh)
2
= 86,85M
a
(b)
16. Slab persegi yang dibebani secara seragam dengan beban satuan berintensitas wu
yang terdukung diatas kesemua empat sisinya dengan derajat penjepitan i yang
bervariasi dari nol sampai 1,0 (catat urutan nomor-nomor diberikan pada sisi-sisi
panel):
Garis leleh
pada sisi tarik
a 3 1
dimana ar =
2 br =
M
2M
i4 = 1 M
14 ft 6 in.
M
2M
i3 = 1
M i1 = 0 M
2M M M
i2 = 0 24 ft
24 ft
(a (b
) )
Penyelesaian: = rasio tulangan dalam arah kuat terhadap arah lemah = 2. Dari Pers. 11.28,
perumusan untuk momen satuan dalam sebuah slab persegi afinitas adalah
2
2
w a2 a a
Mu = u r 3 r r
24 br br
2a 2 10,25
ar = =
i2 1 i4 1 0 1 11
20,50
= = 8,492
2,414
2b 2 24,0
br = =
1 i1 1 i3 1 0 11
48,0
= = 19,884
2,414
ar 8,492
= = 0,427
br 19 ,884
wu
wn = = 244 psf
0,9
wn 8,492
2
[ 3 0,427
2
Mn = 0,427]2
24
wn 72,11
= 1,841 = 5,532 wn = 1350 lb
24
Mn = 2 1350 = 2700 lb-ft/ft
60.000
2700 = (4)2 60.000 1 0,59
4000
ar 12,0
= = 0,427 (sama dalam penyelesaian sebelumnya)
br 28,1
Karenanya
638 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
wn 12,0
2
[ 3 0,427
2
Mn = 0,427]2
24
= 6wn(1,839) = 2700 lb (seperti sebelumnya)
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 639
x
C
9,24 ft
60
18
,47 A
sin
6f
t
C 16,8
66 f
t
M M
M
3M
30
D B D
B 16 ft
16 ft (4,88 M
m)
(a) (b)
Penyelesaian:
AB = 16 tan 30 = 9,24 ft
AD = 16 2 9,24 2 = 18,48 ft
Garis leleh pada saat kegagalan diperkirakan merupakan garis BC berseberangan dengan suatu
sudut dengan sisi BD. Komponen-komponennya dalam arah-arah x dan y berturut-turut
adalah cos dan sin .
Asumsikan bahwa titik C berdeformasi dengan suatu besaran , yang mengakibatkan
pusat gravitasi beban tersebut pada segmen DC di garis pusatnya berdefleksi ½. Dengan
menjumlah secara vektor, kerja dalam arah-arah x dan y dalam Gambar 11.36 memberikan
EI = 3M cos + M sin
sin cos
640 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
EE = 18,48p = 9,24p
2
Karena EI = EE,
p
= 0,324 cot + 0,108 tan = 0
M
d p M
= –0,324 csc2 + 0,108 sec2 = 0
d
sec 2
= 3,0 atau tan = 1,732 min = 60
csc 2
Karenanya
1
0,324
p=M 0,108 1,732 = 0,375M
1,732
Penyelesaian slab afinitas
AB dalam Gambar 11.36b menjadi 9,24/ 3 = 5,335 ft. Tepi bebas AD menjadi
16,866 ft. Jika
p
p = beban linier afinitas =
cos sin 2
2
EI = M cot + M tan
EE = p 16.866 = 8,433p
2
Tetapi EI = EE; oleh karena itu,
p
= 0,1186 cot + 0,1186 tan
M
min = 45 tan = 1,0
Maka dari itu,
p = 2 0,1186M = 0,237M
atau
0,237
p= M = 0,375M (seperti sebelumnya)
0,632
Desain tulangan
400 = 0,375M yang memberikan M = 1067 lb atau M = 3 1067 = 3200 lb atau lb-
ft/ft. Asumsikan bahwa h = 5 in. (d = 4 in. = 100 mm).
3200 = d2fy (1 – 0,59)
atau
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 641
60.000
3200 = 42 60.000 1 0,59
4000
Referensi Terpilih 642
REFERENSI TERPILIH
11.1. ACI Committee 318, Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-05) dan
Commentary (ACI 318R-05), American Concrete Institute, Farmington Hills, MI, 2005, 446
hal.
11.2. CEB-FIP, Concrete Design–U.S. and European Practices, Joint ACI-CEB Symposium,
Bulletin d’Information 113, Comité Euro-International du Béton, Paris, Pebruari 1990.
11.3. Gamble, W. L., Sozen, M. A., dan Siess, C. P., An Experimental Study of Reinforced
Concrete Two-Way Floor Slab, Civil Engineering Studies, Structural Research Series 211,
University of Illinois, Urbana, Ill., 1961, 304 hal.
11.4. Corley, W. G., dan Jirsa, J. O., “Equivalent Frame Analysis for Slab Design,” Journal of the
Amwerican Concrete Institute, Proc. Vol. 67, No. 11, Farmington Hills, MI, Nopember 1970,
hal. 875-884.
11.5. Wang, C. K., dan Salmon, C. G., Reinforced Concrete Design, ed. ke-3, Harper & Row, New
York, 918 hal.
11.6. Branson, D. E., Deformation of Concrete Structures, McGraw-Hill, New York, 1977, 546
hal.
11.7. Cross, H., dan Morgan, N., Continuous Frames of Reinforced Concrete, Wiley, New York,
1954.
11.8. Rice, P. F., Hoffman, E. S., Gustafson, D. P., dan Gouwens, A. J., Structural Design Guide to
the ACI Building Code, ed. ke-3, Van Nostrand Reinhold, New York, 1985, 477 hal.
11.9. Reynolds, C. E., dan Steedman, J. C., Reinforced Concrete Designer’s Handbook, ed. ke-9,
Viewpoint Publications, London, 1981, 505 hal.
11.10. Nawy, E. G., Prestressed Concrete: A Fundamental Approach, ed. ke-4, Prentice Hall, Upper
Saddle River, N.J., 2005, 944 hal.
11.11. Nilson, A. H., dan Walter, D. B., “Deflection of Two-Way Floor Systems by the Equivalent
Frame Method,” Journal of the American Concrete Institute, Proc. Vol. 72, No. 5, Mei 1975,
hal. 210-218.
11.12. Nawy, E. G., dan Chakrabarti, P., “Deflection of Prestressed Concrete Flat Plates,” Journal
of the Prestressed Concrete Institutes, Vol. 21, No. 2, Maret-April 1976, hal. 86-102.
11.13. Mansfield, E. H., “Studies in Collapse Analysis of Rigid-Plastic Plates with a Square Yield
Diagram,” Proceedings of the Royal Society, Vol. 241, Agustus 1957, hal. 311-338.
11.14. Wood, R. H., Plastic and Elastic Design of Slabs and Plates, Thames and Hudson, London,
1962, hal. 225-261.
11.15. Johansen, K. W., Yield-Line Theory, Cement and Concrete Association, London, 1962, 181
hal.
11.16. Hognestad, E., “Yield-Line Theory for the Ultimate Flexural Strength of Reinforced
Concrete Slabs,” Journal of the American Concrete Institute, Proc. Vol. 49, No. 7,
Farmington Hills, MI, Maret 1953, hal. 637-655.
11.17. Hung, T. Y., dan Nawy, E. G., “Limit Strength and Serviceability Factors in Uniformly
Loaded, Isotropically Reinforced Two-Way Slabs,” Symposium on Cracking, Deflection, and
Ultimate Load of Concrete Slab Systems, Special Publication SP-30, American Concrete
Institute, Farmington Hills, MI, 1972, hal. 301-324.
11.18. Nawy, E. G., dan Blair, K. W., “Further Studies on Flexural Crack Control in Structural Slab
Systems,” Symposium on Cracking, Deflection, and Ultimate Load of Concrete Slab Systems,
643 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
Special Publication SP-30, American Concrete Institute, Farmington Hills, MI, 1972, hal. 1-
41.
11.19. Nawy, E. G., “Crack Control through Reinforcement Distribution in Two-Way Acting Slabs
and Plates,” Journal of the American Concrete Institute, Proc. Vol. 69, No. 4, Farmington
Hills, MI, April 1972, hal. 217-219.
11.20. ACI Committee 340, Strength Design Hand Book, Special Publication SP-17(97), American
Concrete Institute, Farmington Hills, MI, 1997, 482 hal.
11.21. Hawkins, N., dan Corley, W. G., “Transfer of Unbalanced Moment and Shear from Plates to
Columns,” Symposium on Cracking, Deflection, and Ultimate Load of Concrete Slab
Systems, Special Publication SP-30, American Concrete Institute, Farmington Hills, MI,
1972, hal. 147-176.
11.22. Park, R., dan Gamble, W. L., Reinforced Concrete Slabs, ed. ke-2, Wiley, 1998, 618 hal.
11.23. Warner, R. F., Rangan, B. V., dan Hall, A. S., Reinforced Concrete, Pitman, Australia, 1982,
471 hal.
11.24. Standards Association of Australia, SAA Concrete Structures Code, 1985, SAA, Sydney,
1985, hal. 1-158.
11.25. Nawy, E. G., “ Strength, Serviceability and Ductility,” Bab 12 dalam Handbook of Structural
Concrete, Pitman Books, London/McGraw-Hill, 1983, 1968 hal.
11.26. Simmonds, S. H., dan Janko, M., “Design Factors for Equivalent Frame Method,” Journal of
the American Concrete Institute, Proc. Vol. 68, No. 11, Farmington Hills, MI, Nopember
1971, hal. 825-831.
11.27. Nawy, E. G., Fundamentals of High Performance Concrete, Ed. ke-2, John Wiley & Sons,
New York, NY., 2001, 470 hal.
11.28. Nawy, E. G., Ed.-in-Chief, Concrete Construction Engineering Handbook, CRC Press, Boca
Raton, FL., 1998, 1250 hal.
11.1. Sebuah panel ujung suatu sistem lantai yang didukung oleh balok-balok pada semua sisinya
menahan suatu beban hidup layan seragam wL = 75 psf dan suatu beban mati eksternal wD =
20 psf sebagai tambahan pada berat-sendirinya. Dimensi-dimensi garis-pusat panel tersebut
adalah 18 ft 20 ft (dimensi sisi tak-menerus adalah 18 ft). Disain panel tersebut dan ukuran
dan spasi tulangannya menggunakan metoda desain langsung Tata Cara ACI. Diberikan:
11.1. Desain panel tersebut dan ukuran dan spasi tulangan utamanya demikian juga tulangan
transfer geser-momen dengan metoda disain langsung Tata Cara ACI.
Soal-Soal untuk Diselesaikan 645
11.6. Hitung defleksi tergantung-waktu pada pusat panel dalam (a) Soal 1.1 dan (b) Soal 11.5. Cek
juga jika panel-panel tersebut memenuhi persyaratan-persyaratan kemampuan layan untuk
kontrol defleksi dan kontrol retak untuk lingkungan agresif. Asumsikan bahwa Kec/Ec = 350
in.3 per radian untuk bagian (a) dan = 225 in.3 per radian untuk bagian (b).
11.7. Gunakan teori garis-leleh untuk mengevaluasi ketebalan slab yang diperlukan dalam daerah
kolom plat datar dalam Soal 11.5 untuk lentur, dengan mengasumsikan bahwa bidang sendi
mempunyai suatu radius sebesar 24 in.
11.8. Sebuah strip panjang beton bertulangan isotropic terdukung secara sederhana pada tepi-
tepinya. Sebuah beban terpusat P bekerja pada sumbu lemah slab tersebut dijalur-tengah
diantara tepi-tepi panjangnya. Buktikan bahwa besaran beban keruntuhan adalah P = M(4 +
2).
11.9. Sebuah slab 21 ft 13 ft 6 in. menahan sebuah beban ultimat berfaktor eksternal sebesar 200
lb per foot persegi, termasuk berat-sendirinya. Ia didukung secara sederhana pada sebuah tepi
panjangnya dan tepi pendek disebelahnya dan dibangun langsung pada tepi-tepi yang
berseberangan. Anggap tulangan yang membentang arah pendek sebesar tiga kali tulangan
yang membentang arah panjang. Juga asumsikan tulangan pada tepi-tepi yang dibangun-
langsung sama dengan tulangan kuatnya. Disain struktur-struktur slab tersebut dan tulangan
yang diperlukan dan spasinya menggunakan teori garis-leleh. Diberikan: