Anda di halaman 1dari 164

1 DESAIN SLAB DAN

PLAT DUA-ARAH

11.1 PENDAHULUAN: TINJAUAN METODA-METODA

Kecuali untuk slab pasca-tarik (post-tensioned), sistem lantai yang terdukung biasanya
dikonstruksikan dari beton bertulang cetak setempat. Slab dan plat dua-arah adalah panel
tersebut dimana rasio dimensi panjang terhadap lebar kurang dari 2. Analisis dan desain
sistem slab lantai berangka digambarkan dalam Gambar 11.1 meliputi lebih dari satu aspek.
Keberadaan pengetahuan dewasa ini mengijinkan evaluasi yang sesuai terhadap (1)
kapasitas momen, (2) kapasitas geser slab-kolom, dan (3) perilaku kemampuan layan
sebagaimana ditentukan oleh kontrol defleksi dan kontrol retak. Plat datar (flat plates)
adalah slab yang didukung secara langsung diatas kolom tanpa balok, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 11.1a, dibandingkan dengan Gambar 11.1b untuk slab diatas
balok, atau Gambar 11.1c untuk lantai slab wafel. Slab angkat (lift slab) merupakan bentuk
konstruksi yang lainnya tetapi kebanyakan dalam beton prategang.
Evolusi keberadaan pengetahuan dalam desain slab dalam 50 tahun terakhir secara
singkat akan ditinjau. Analisis perilaku slab terhadap lentur sampai dengan 1940an dan
awal 1950an mengikuti teori klasik elastisitas, terutama di Amerika Serikat. Teori plat
defleksi kecil, mengasumsikan material sebagai homogen dan isotropis, yang membentuk
dasar rekomendasi Peraturan ACI dengan tabel koefisien momen. Suatu kerja, terutamanya
oleh Westergaard, yang secara empiris membolehkan redistribusi momen terbatas
memandu
Foto 11.1 Sydney Opera House (Rumah Opera Sydney), Sydney, Australia. [Jasa Baik dari
Australian Information Service (Pelayanan Informasi Australia).]
482
11.1 Pendahuluan 483

memandu pemikiran penulis peraturan. Karenanya penyelesaian elastis tersebut, rumit


bahkan untuk bentuk dan kondisi batas yang sederhana bila tak ada komputer yang
tersedia, menjadikannya keharusan untuk mengidealisasikan dan adakalanya
mengempiriskan kondisi diluar batasan ekonomis.

Balok tepi
(pilihan)
Kolom
eksterio
r

Dinding
bawah-
tanah
(basemen
t) Kolom
interior

(a)

Balok
tepi

Kolom
interior

(b)

(c)

Gambar 11.1 Sistem lantai aksi dua-arah: (a) lantai plat-datar (flat-
plate) dua-arah; (b) lantai slab dua-arah diatas balok; (c) lantai slab
wafel.
484 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Pada tahun 1943, Johansen menyajikan teori garis-lelehnya untuk mengevaluasi


kapasitas keruntuhan slab-slab. Sejak saat itu, penelitian yang ekstensif kedalam perilaku
ultimat slab-slab beton bertulang telah dilaksanakan. Studi-studi oleh banyak penyelidik,
seperti yang oleh Okleston, Mansfield, Rzhanitsyn, Powell, Wood, Sawczuk, Gamble-
Sozen-Siess, Park dan pengarang sangat menyumbang kepada pemahaman yang lebih jauh
terhadap perilaku keadaan-batas slab-slab dan plat-plat pada saat kegagalan demikian juga
tingkat-tingkat beban yang mampu dilayani.
Berbagai metoda yang digunakan untuk analisis (desain) terhadap slab dan plat aksi
dua-arah diringkas sebagai berikut.

11.1.1 Pendekatan Peraturan ACI Semielastis


Pendekatan ACI memberikan dua alternatif untuk analisis dan disain terhadap suatu sistem
slab atau plat aksi dua-arah berangka: metoda disain langsung (direct design method) dan
metoda rangka ekivalen (equivalent frame method). Kedua metoda didiskusikan secara
lebih detail dalam Sub-bab-Sub-bab 11.3 dan 11.6.

11.1.2 Teori Garis-leleh


Sementara pendekatan peraturan semielastis diterapkan pada kasus-kasus dan bentuk-
bentuk standar dan mempunyai suatu faktor keamanan bawaan yang sangat besar, yang
berkaitan dengan kapasitas dan kondisi-kondisi garis-lelehnya; teori garis-leleh adalah
sebuah teori plastis, yang mudah untuk diterapkan pada bentuk dan kondisi batas yang tak
beraturan. Asalkan bahwa batasan-batasan kemampuan layan diterapkan, teori garis-leleh
Johansen merupakan pendekatan yang paling sederhana dimana pendisain dapat
menggunakannya, yang mewakili perilaku slab-slab dan plat-plat beton bertulang yang
sebenarnya. Ia mengijinkan evaluasi momen-momen lentur dari sebuah mekanisme
keruntuhan asumsi yang merupakan suatu fungsi tipe beban eksternal dan bentuk panel
lantai. Topik ini akan didiskusikan secara lebih detail dalam Sub-bab 11.9.

11.1.3 Teori Batas Plat


Minat didalam mengembangkan suatu penyelesaian batas menjadi perlu akibat
kemungkinan terhadap pencarian sebuah variasi didalam bidang keruntuhan yang dapat
memberikan sebuah beban kegagalan yang lebih rendah. Karena itu sebuah penyelesaian
batas-atas (upper-bound) yang memerlukan suatu mekanisme yang benar ketika
memberikan persamaan kerja adalah dicari, demikian juga sebuah penyelesaian batas-
bawah (lower-bound) memerlukan bahwa bidang tegangan memenuhi dimana saja
persamaan diferensial kesetimbangan; yaitu,

2M x  2 M xy  2 M y
 2   w (11.1)
x 2 xy y 2
dimana Mx, My, dan Mxy adalah momen-momen lentur dan w adalah intensitas satuan beban.
Tulangan yang bervariasi mengijinkan penyelesaian batas-bawah masihlah berlaku. Wood,
Park, dan peneliti-peneliti yang lain telah memberikan prediksi-prediksi semieksak yang
lebih akurat terhadap beban keruntuhan.
Untuk penyelesaian-penyelesaian keadaan-batas, slab tersebut diasumsikan kaku
sepenuhnya sampai dengan keruntuhan. Kerja lebih jauh di Rutgers oleh pengarang
mengikutsertakan efek defleksi pada saat tingkat-tingkat beban yang tinggi demikian juga
efek-efek gaya membran tekan didalam memprediksi beban keruntuhan.
11.2 Perilaku Lentur Slab dan Plat Dua-Arah 485

11.1.4 Metoda Strip


Metoda ini diusulkan oleh Hillerborg, dengan mencoba untuk menempatkan tulangan pada
bidang-bidang strip. Karena pertimbangan-pertimbangan praktis mensyaratkan tulangan
untuk ditempatkan didalam arah-arah ortogonal, Hillerborg menetapkan momen-momen
puntir sama dengan nol dan mentransformasikan slab tersebut menjadi strip-strip balok
yang berpotongan; karena itu namanya metoda strip.
Kecuali untuk teori garis-leleh Johansen, kebanyakan penyelesaian-penyelesaian
yang lain merupakan batas-bawah. Penyelesaian batas-atas Johansen dapat memberikan
beban keruntuhan yang tertinggi sepanjang sebuah mekanisme kegagalan yang benar
dipergunakan didalam memprediksi beban keruntuhan.

11.1.5 Ringkasan
Kedua metoda disain langsung (MDL) [direct design method (DDM)] dan metoda rangka
ekivalen (MRE) [equivalent frame method (EFM)] akan didiskusikan dengan contoh-
contoh yang sesuai. Kedua metoda berdasarkan pada konsep suatu rangka ekivalen, kecuali
bahwa MDL (DDM) mempunyai beberapa batasan, kurang teliti, dan sesuai untuk beban-
beban gravitasi saja, sementara MRE (EFM) lebih umum, dapat dimanfaatkan untuk
pembebanan horisontal, dan dapat disesuaikan untuk pemrograman komputer.

11.2 PERILAKU LENTUR SLAB DAN PLAT DUA-ARAH

11.2.1 Aksi Dua-arah


Sebuah panel persegi tunggal terdukung diatas semua empat sisinya oleh pendukung yang
tidak-meleleh seperti dinding geser atau balok kaku pertama kali ditinjau. Tujuannya
adalah untuk memvisualisasikan perilaku fisik panel tersebut dibawah beban gravitasi.
Panel tersebut akan berdefleksi dalam sebuah bentuk yang menyerupai-cawan dibawah
beban eksternal, dan sudutnya akan terangkat jika ia tidak secara monolit dicetak dengan
pendukungnya. Kontur yang ditunjukkan dalam Gambar 11.2a menunjukkan bahwa
kurvatur dan konsekuensinya momen pada luasan pusat C adalah lebih parah dalam arah
yang lebih pendek y dengan kontur yang tajam daripada dalam arah yang lebih panjang x.
Evaluasi pembagian momen dalam arah x dan y sangatlah kompleks karena
perilakunya adalah sangat tak-tentu secara statika. Diskusi terhadap kasus sederhana panel
tersebut dalam Gambar 11.2a dikembangkan lebih jauh dengan mengambil strip-strip AB
dan DE pada bentang-tengah seperti dalam Gambar 11.2b sehingga defleksi kedua strip
pada titik pusat C adalah sama.
Defleksi sebuah balok dibebani secara seragam yang terdukung sederhana adalah
5w4/384EI; yaitu,  = kw4, dimana k adalah sebuah konstanta. Jika ketebalan kedua strip
adalah sama, defleksi strip AB akan menjadi kwABL4, dan defleksi strip DE akan menjadi
kwDES4, dimana wAB dan wDE adalah porsi-porsi intensitas beban total w yang ditransfer
secara berturut-turut ke strip-strip AB dan DE; yaitu, w = wAB + wDE. Dengan
mempersamakan defleksi-defleksi kedua strip pada titik pusat C, kita mendapatkan

wS 4
wAB = (11.2a)
L4  S 4
dan

wL4
wDE = (11.2b)
L4  S 4
486 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Terlihat dari kedua hubungan wAB dan wDE dalam Pers. 11.2a dan 11.2b bahwa
bentang strip DE yang lebih pendek S menahan porsi beban yang lebih berat. Karenanya
bentang yang lebih pendek dari sebuah panel slab yang seperti itu diatas pendukung-
pendukung tidak-meleleh dikenai oleh momen yang lebih besar, yang mendukung diskusi
terdahulu mengenai kecuraman kontur-kontur kurvatur dalam Gambar 11.2a.

C
L x

(a)
Retak sudut
jika sudut
tersebut
E
dicegah
terhadap
B
pengangkatan

A
D
S
L

(b)

Gambar 11.2 Defleksi panel dan strip: (a) kontur kurvatur dan defleksi
dalam sebuah panel lantai; (b) strip pusat dalam sebuah panel slab dua-
arah.

Catat bahwa sementara Tata Cara ACI 318-05 mengusulkan menggunakan “q” untuk
intensitas satuan beban untuk slab-slab dua-arah, lebih dikehendaki untuk melanjutkan
praktek tradisional dengan mengidentifikasikan intensitas beban sebagai “w,” seperti
dilakukan dalam bab ini.

11.2.2 Efek Kekakuan Relatif


Sebagai alternatif, kita harus meninjau sebuah panel slab yang didukung oleh pendukung-
pendukung yang fleksibel seperti balok-balok dan kolom-kolom atau plat-plat-datar (flat-
plates) yang didukung oleh suatu grid kolom-kolom. Distribusi momen-momen dalam
arah-arah pendek dan panjang adalah jauh lebih kompleks. Kekompleksan tersebut timbul
dari fakta bahwa derajat kekakuan pendukung-pendukung yang meleleh menentukan
11.1 Pendahuluan 487

intensitas kecuraman kontur-kontur kurvatur dalam Gambar 11.2a dalam kedua arah x dan
y dan redistribusi momen-momennya.
11.3 Metoda Desain Langsung (Direct Design Method) 488

Rasio kekakuan pendukung-pendukung balok terhadap kekakuan slab boleh


sedemikian sehingga ia dapat menghasilkan kurvatur-kurvatur dan momen-momen dalam
arah panjang yang lebih besar daripada yang dalam arah pendek, karena lantai keseluruhan
tersebut berperilaku seperti sebuah plat ortotropis yang didukung diatas suatu grid kolom-
kolom tanpa balok-balok. Harga-harga momen dalam arah-arah panjang dan pendek dalam
Contoh-Contoh 11.1 dan 11.2 secara aritmetika menggambarkan diskusi ini. Jika bentang
panjang L dalam sistem-sistem lantai yang seperti itu dari panel-panel slab tanpa balok-
balok adalah jauh lebih besar dari bentang pendek S, momen maksimum pada pusat suatu
panel plat akan mendekati momen di tengah suatu strip yang dibebani secara seragam
dengan bentang L dan terjepit pada kedua ujungnya.
Ringkasnya, karena slab-slab adalah fleksibel dan sangat bertulangan-kurang
(underreinforced), redistribusi momen-momen dalam kedua arah panjang dan pendek
tergantung pada kekakuan-kekakuan relatif pendukung-pendukung dan panel-panel yang
terdukung. Tegangan-lebih dalam sebuah daerah dikurangi oleh redistribusi momen-
momen yang seperti itu ke daerah-daerah yang bertegangan lebih rendah.

11.3 METODA DESAIN LANGSUNG (DIRECT DESIGN METHOD)

Diskusi terhadap metoda disain langsung (MDL) [direct design method (DDM)] berikut
dari analisis untuk sistem-sistem dua-arah meringkas pendekatan Peraturan ACI untuk
evaluasi dan distribusi momen-momen total dalam suatu panel slab dua-arah. Koefisien-
koefisien momen yang bervariasi diambil secara langsung dari ketentuan-ketentuan
Peraturan ACI. Sebuah asumsi dibuat bahwa potongan bidang-bidang vertikal melalui
sebuah persegi secara keseluruhan didalam denah dari sebuah bangunan berlantai-banyak
sepanjang garis-garis AB dan CD dalam Gambar 11.3a jalur-tengah antara kolom-kolom.
Sebuah rangka kaku dihasilkan dalam arah x. Secara serupa, bidang-bidang vertikal EF dan
HG menghasilkan sebuah rangka kaku dalam arah y. Suatu penyelesaian dari sebuah
rangka teridealisasi seperti itu yang terdiri dari balok-balok horisontal atau slab-slab
ekivalen dan kolom-kolom pendukung membolehkan disain slab tersebut sebagai bagian
balok rangka tersebut. Penentuan-penentuan pendekatan terhadap momen-momen dan
geser-geser dengan menggunakan koefisien-koefisien penyederhanaan disajikan sepanjang
metoda disain langsung. Metoda rangka ekivalen (equivalent frame method)
memperlakukan rangka teridealisasi dengan suatu cara yang serupa pada sebuah rangka
aktual, dan karenanya lebih eksak dan mempunyai lebih sedikit batasan-batasan daripada
metoda disain langsung. Ia pada dasarnya melibatkan suatu distribusi momen penuh
dengan banyak siklus, dibandingkan dengan metoda disain langsung, yang melibatkan
suatu pendekatan distribusi momen-satu-siklus.

11.3.1 Batasan Metoda Desain Langsung (Direct Design


Method/DDM)
Berikut adalah batasan-batasan dari metoda ini:

1. Minimum tiga bentang menerus diperlukan dalam setiap arah.


2. Rasio bentang lebih panjang terhadap lebih pendek dalam sebuah panel harus tidak
melebihi 2,0.
3. Panjang-panjang bentang yang berturutan dalam setiap arah harus tidak berbeda
dengan lebih dari sepertiga dari bentang yang lebih panjang.
11.1 Pendahuluan 489

4. Kolom-kolom boleh digeser dengan suatu maksimum sebesar 10% dari bentang
dalam arah pergeseran dari baik sumbu antara garis-garis pusat kolom-kolom yang
berturutan.
490 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

5. Semua beban-beban harus akibat gravitasi saja dan terdistribusi secara seragam pada
panel secara keseluruhan. Beban hidup harus tidak melebihi dua kali beban mati.
6. Jika panel tersebut terdukung oleh balok-balok pada semua sisinya, kekakuan relatif
balok-balok tersebut dalam dua arah tegak lurus harus tidak kurang dari 0,2 juga
tidak lebih besar dari 5,0.
7. Redistribusi momen dalam panel menerus tidak diijinkan dalam Metoda Disain
Langsung (Direct Design Method/DDM).
Harus dicatat bahwa kebanyakan sistem-sistem lantai yang normal memenuhi
kondisi-kondisi ini.

Lebar rangka ekivalen


dalam arah y
Lebar rangka ekivalen

F H
dalam arah x

L
A B

D C
K

E G

Gambar 11.3 (a) Denah lantai dengan rangka ekivalen (daerah terarsir
dalam arah x); (b) strip-kolom dan tengah rangka ekivalen (arah y).

11.3.2 Penentuan Momen Statis Total Berfaktor M0


Pada dasarnya terdapat empat tahap utama dalam desain panel lantai.

1. Tentukan momen statis berfaktor total dalam tiap-tiap dari kedua arah tegak lurus
tersebut.
2. Distribusikan momen disain berfaktor total ke disain penampang-penampang untuk
momen negatif dan positif.
3. Distribusikan momen-momen desain negatif dan positif kepada strip-strip kolom dan
tengah dan ke balok-balok panel, jika ada. Suatu strip kolom adalah suatu lebar =
25% dari lebar rangka ekivalen pada setiap sisi dari garis pusat kolom, dan strip
tengah adalah sisa lebar rangka ekivalen.
11.1 Pendahuluan 491

4. Proporsikan ukuran dan distribusi tulangan dalam kedua arah tegak lurus.
11.3 Metoda Desain Langsung (Direct Design Method) 492

Karenanya penentuan yang benar terhadap harga-harga momen terdistribusi menjadi


sebuah tujuan yang utama. Tinjau panel-panel interior tipikal yang mempunyai dimensi-
dimensi garis-pusat 1 dalam arah momen-momen yang ditinjau dan dimensi-dimensi 2
dalam arah tegak lurus terhadap 1, seperti ditunjukkan dalam Gambar 11.3b. Bentang
bersih n memanjang dari muka ke muka kolom-kolom, kapital-kapital, atau dinding-
dinding. Harganya harus tidak kurang dari 0,651, dan pendukung-pendukung bulat harus
diperlakukan seperti pendukung-pendukung bujursangkar yang mempunyai luasan irisan-
penampang yang sama. Momen statis total dari sebuah balok terdukung sederhana yang
dibebani secara seragam sebagai sebuah anggota satu-dimensi adalah M0 = w2/8. Didalam
sebuah panel slab dua-arah sebagai sebuah anggota dua-dimensi, idealisasi struktur tersebut
melalui konversi menjadi suatu rangka ekivalen menjadikannya mungkin untuk
menghitung M0 pertama dalam arah x dan selanjutnya dalam arah ortogonal y. Jika kita
ambil sebagai sebuah diagram badan-lepas (free-body) panel interior tipikal tersebut
ditunjukkan dalam Gambar 11.4a, kesimetrisan mereduksi geser-geser dan momen-momen
puntir menjadi nol disepanjang tepi-tepi bagian yang terpotong. Jika tak ada kekangan yang
terjadi pada ujung-ujung A dan B, panel tersebut akan diperhitungkan terdukung secara
sederhana dalam arah bentang n. Jika kita memotong pada bentang-tengah seperti dalam
Gambar 11.4b dan meninjau setengah panel tersebut sebagai suatu diagram badan-lepas,
momen M0 pada bentang-tengah akan menjadi

GP GP
Rangka Rangka ekivalen
ekivalen tepi interior
Arah momen akan
ditentukan

2 = (2)a + m 2 = lebar rangka


= [(desain
) + (2)b]

eksterior
2 a

Span
m

Setengah Setengah

(1)a
strip tengah Strip kolom strip tengah

n
GP

(2)a (2)b

Span interior

(2) (2)
(1)b

a b

GP

(b)

Gambar 11.3
Lanjutan
493 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Foto 11.2 Sydney Opera House (Rumah Opera Sydney) pada saat konstruksi.

wu 2 n1 n1 wu 2 n1 n1


M0 = 
2 2 2 4
atau (11.3)

wu 2  n1 
2
M0 =
8

x
MB

MC
B
GP
wu
MB
wu2
MA
MA
M0
M0 A

1
n1
Reaksi 2
R= R=

(a) (b)

Gambar 11.4 Momen sederhana M0 bekerja pada sebuah panel slab dua-arah
interior dalam arah x: (a) momen pada panel; (b) diagram badan-lepas (free-body).
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 494

Akibat keberadaan kekangan aktual pada pendukung-pendukung, M0 dalam arah x


akan didistribusikan ke pendukung-pendukung tersebut dan bentang-tengah sehingga
1
M0 = MC + (MA + MB) (11.4)
2
Distribusi tersebut akan tergantung pada derajat kekakuan pendukung. Dalam suatu
cara yang serupa, M0 dalam arah y akan merupakan jumlah momen-momen pada bentang-
tengah dan rata-rata momen-momen pada pendukung-pendukung didalam arah tersebut.
Distribusi terhadap momen berfaktor statis M0 ke strip kolom rangka ekivalen
membawa pada pemproporsian tulangan dalam strip-strip tersebut.

11.4 MOMEN BERFAKTOR TERDISTRIBUSI DAN TULANGAN SLAB OLEH METODA


DESAIN LANGSUNG

11.4.1 Momen Desain Berfaktor Negatif dan Positif


Dari Gambar 11.5a, faktor momen berfaktor negatif dalam bentang-bentang interior adalah
0,65 dan faktor positif adalah 0,35 momen statis total M0. Untuk bentang-bentang ujung
panel-panel lantai plat-datar (flat-plate), faktor-faktor M0 diberikan dalam Tabel 11.1.

11.4.2 Momen Berfaktor dalam Strip Kolom


Suatu strip kolom adalah sebuah strip disain dengan suatu lebar pada setiap sisi kolom
tersebut sama dengan 0,252 atau 0,251, yang mana yang lebih kecil, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar-Gambar 11.3b dan 11.5. Strip tersebut menyertakan balok-
balok, jika ada. Strip tengah adalah suatu strip desain yang dibatasi oleh kedua strip kolom
panel yang dianalisa.

11.4.2.1 Panel interior. Untuk momen negatif interior, strip kolom haruslah
diproporsikan untuk menahan porsi-porsi berikut dalam persen momen-momen berfaktor
negatif interior, dengan interpolasi linier dibuat untuk harga-harga antaranya.

Tabel 11.1 Faktor Momen untuk Distribusi M0 dalam Bentang Eksterior


Slab tanpa Balok
diantara
Pendukung
Slab dengan Interior Tepi
Tepi Balok Eksterior
Eksterior diantara Tanpa Dengan Dikekang
Tak- Semua Balok Balok secara
dikekang Pendukung Tepi Tepi Penuh
Interior 0,75 0,70 0,70 0,70 0,65
momen
berfaktor
negatif
Positif 0,63 0,57 0,52 0,50 0,35
momen
berfaktor
Eksterior 0 0,16 0,26 0,30 0,65
momen
11.1 Pendahuluan 495

berfaktor
negatif
496 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

0,26M0 0,70M0 0,65M0

0,52M0 0,35M0

(a)

½ strip kolom, panel ½ strip kolom,


A panel B
½ strip tengah, ½ strip tengah,
panel A panel B

Panel A Panel B

A/2 B/2

A B

M0 dihitung untuk daerah


terarsir
(b
)

Gambar 11.5 Distribusi momen berfaktor statis M0 untuk slab


tanpa balok kedalam momen negatif dan positif: (a) koefisien
momen untuk bentang-banyak; (b) luasan slab dimana M0
dihitung.

2/1 0,5 1,0 2,0


f1(2/1) = 0 75 75 75
f1(2/1)  1,0 90 75 45

f1 dalam tabel-tabel ini adalah f dalam arah bentang 1 untuk kasus-kasus slab-slab
dua-arah di atas balok-balok dan adalah sama dengan rasio kekakuan lentur penampang
11.1 Pendahuluan 497

balok tersebut terhadap kekakuan lentur suatu lebar slab yang dibatasi secara lateral oleh
garis-garis pusat panel-panel yang bersebelahan, jika ada, pada setiap sisi balok tersebut f1
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 498

= EcbIb/EcsIs, dimana Ecb dan Ecs adalah harga-harga modulus beton, dan Ib dan Is adalah
berturut-turut momen-momen inersia balok dan slab tersebut. Momen-momen berfaktor
dalam balok-balok diantara pendukung-pendukung haruslah diproporsikan untuk menahan
85% momen strip kolom bila f1(1/2)  1,0. Interpolasi linier antara 85% dan 0% perlu
untuk dibuat untuk kasus-kasus dimana f1(1/2) bervariasi antara 1,0 dan 0. f1 adalah
dalam arah “1” dan f2 adalah dalam arah “2.”

11.4.2.2 Panel-panel eksterior. Untuk momen negatif eksterior, strip kolom


harus diproporsikan untuk menahan porsi-porsi berikut dalam persen momen-momen
berfaktor negatif eksterior, dengan interpolasi linier dibuat untuk harga-harga antaranya,
dimana t adalah rasio kekakuan torsi. t = rasio kekakuan torsi penampang balok tepi
terhadap kekakuan lentur suatu lebar sebuah slab yang sama dengan panjang bentang balok
pusat ke pusat pendukung-pendukung.

2/1 0,5 1,0 2,0


f1(2/1) = 0 t = 0 100 100 100
t  2,5 75 75 75
f1(2/1)  1,0 t = 0 100 100 100
t  2,5 90 75 45

EcbC x3
Rasio kekakuan torsi t dihitung dari t = , dimana C = 1  0,63 x y  .
2 Ecs I s 3

11.4.2.3 Momen Positif. Untuk momen positif, strip kolom haruslah


diproporsikan untuk menahan porsi-porsi berikut dalam persen momen-momen berfaktor
positif, dengan interpolasi linier yang dibuat untuk harga-harga antaranya.

2/1 0,5 1,0 2,0


f1(2/1) = 0 60 60 60
f1(2/1)  1,0 90 75 45

Untuk sebuah panel dengan balok antara pendukung-pendukung pada semua sisi, kekakuan
relatif balok dalam dua arah tegak lurus harus dalam rentang

 f 122
0,2   5,0 (11.5a)
 f 2 12

Nilai rasio kekakuan f1 dan f2 dihitung sesuai dengan


Ecb I b
f  (11.5b)
Ecs I s

11.4.3 Momen Berfaktor dalam Strip Tengah


Porsi momen-momen berfaktor negatif dan positif tersebut yang tidak ditahan oleh strip-
strip kolom harus secara proporsional diberikan pada setengah strip-strip tengah yang
terkait. Bentang-bentang yang bersebelahan tidak perlu harus sama supaya kedua
11.1 Pendahuluan 499

setengahan strip kolom di setiap sisi suatu baris kolom-kolom tidak perlu sama didalam
lebarnya. Karenanya setiap strip tengah harus diproporsikan untuk menahan jumlah
500 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

momen-momen yang diberikan pada kedua setengah strip-strip tengahnya. Suatu strip
tengah yang bersebelahan dengan dan paralel terhadap suatu tepi yang didukung oleh
sebuah dinding haruslah diproporsikan untuk menahan dua-kali momen yang diberikan
pada setengah strip tengah yang berhubungan dengan baris pertama kolom-kolom interior.

11.4.4 Pertimbangan Pembebanan Berpola


Didalam analisis anggota-anggota yang menerus, pembebanan berpola harus ditinjau.
Sebagai akibatnya, momen-momen maksimum diperoleh. Pembebanan berpola dapat
mengakibatkan perubahan arah tegangan, seperti yang terlihat dalam Gambar 11.6, sebagai
suatu fungsi kekakuan relatif balok-balok dan kolom-kolom yang berpotongan pada join.
Analisis pembebanan berpola tidaklah praktis. Dengan membatasi kemudahterapan Metoda
Disain Langsung terhadap slab-slab dengan “Beban hidup tidak melebihi dua kali beban
mati”, tidaklah lagi suatu kebutuhan untuk mengecek terhadap efek-efek beban berpola.
Dimensi-dimensi slab dan kolom untuk semua kasus-kasus praktis secara semu akan
memenuhi harga-harga untuk min yang disyaratkan dalam Tabel 11.2.

11.4.5 Transfer Geser-Momen ke Kolom yang Mendukung Plat


Datar (Flat Plates)
11.4.5.1 Kekuatan geser. Perilaku geser slab-slab dan plat-plat dua-arah adalah
suatu persoalan tegangan tiga-dimensi. Bidang kegagalan geser kritis mengikuti perimeter
luasan yang terbebani dan berlokasi pada suatu jarak yang memberikan suatu perimeter
geser minimum b0. Berdasarkan pada pembuktian analitis dan eksperimental yang
ekstensif, bidang geser tersebut haruslah tidak lebih dekat dari suatu jarak d/2 dari beban
terpusat atau luasan reaksi.

1

(a)

2

(b)

Gambar 11.6 Efek pembebanan berpola terhadap defleksi dan retak: (a)
defleksi besar 1 dengan kolom yang lebih fleksibel; (b) defleksi kecil 2
dengan kolom yang lebih kaku.
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 501

Jika tidak ada tulangan geser khusus disediakan, kekuatan geser nominal penampang
yang diperbolehkan maksimum Vc seperti yang disyaratkan oleh ACI adalah yang terkecil
dari harga-harga dari Pers. 11.6:
 4 
Vc =  2   f cb0 d (11.6a)
  
dimana  adalah rasio sisi panjang terhadap sisi pendek kolom, beban terpusat, atau luasan-
luasan reaksi, dan b0 adalah perimeter penampang kritis:

  sd 
Vc =   2  f cb0 d (11.6b)
 b0 
dimana s adalah 40 untuk kolom-kolom interior, 30 untuk kolom-kolom tepi, dan 20
untuk kolom-kolom sudut dan

Vc = 4 f cb0 d (11.6c)

Tabel 11.2 Harga mina


Kekakuan Balok Relatif,

Rasio Aspek,
a 2/1 0 0,5 1,0 2,0 4,0
2,0 0,5–2,0 0 0 0 0 0
1,0 0,5 0,6 0 0 0 0
0,8 0,7 0 0 0 0
1,0 0,7 0,1 0 0 0
1,25 0,8 0,4 0 0 0
2,0 1,2 0,5 0,2 0 0
0,5 0,5 1,3 0,3 0 0 0
0,8 1,5 0,5 0,2 0 0
1,0 1,6 0,6 0,2 0 0
1,25 1,9 1,0 0,5 0 0
2,0 4,9 1,6 0,8 0,3 0
0,33 0,5 4,8 0,5 0,1 0 0
0,8 2,0 0,9 0,3 0 0
1,0 2,3 0,9 0,4 0 0
1,25 2,8 1,5 0,8 0,2 0
2,0 3,0 2,6 1,2 0,5 0,3
beban mati tak - berfaktor per satuan luasan
a
a =
beban hidup tak - berfaktor per satuan luasan
K c
c =
 K b  K s 
=
jumlah kekakuan kolom - kolom diatas dan
jumlah kekakuan balok - balok dan slab - slab m
join dalam arah bentang dimana momen - mome
502 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Persamaan 11.6(a) dan (b) adalah hasil-hasil tes yang menunjukkan bahwa bilamana rasio
b0/d meningkat kekuatan geser nominal tersedia Vc berkurang agar didalam situasi-situasi
503 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

yang seperti itu Pers. 11.6(c) tidak akan mengontrol karena ia menjadi tidak-aman. Jelas
dari Pers. 11.6(c) bahwa kekuatan geser yang disediakan oleh beton polos tidak dapat
melebihi 4 f c , dimana hampir menggandakan kekuatan geser yang diperbolehkan
didalam anggota satu-arah seperti balok dan slab satu-arah.
Jika tulangan geser khusus disediakan, kekuatan geser nominal maksimum Vn tidak
dapat melebihi 6 f c b0d, asalkan bahwa harga yang dipergunakan untuk Vc dalam
perumusan Vs = Vn – Vc tidak melampaui 2 f c b0d.

11.4.5.2 Transfer geser-momen. Momen tak-seimbang pada pendukung


muka kolom dari sebuah slab tanpa balok-balok merupakan sebuah daripada pertimbangan-
pertimbangan disain yang lebih kritis didalam memproporsikan sebuah pelat datar (flat
plate) atau sebuah slab datar (flat slab). Untuk menjamin kekuatan geser yang cukup
memerlukan pertimbangan terhadap transfer momen ke kolom oleh lentur yang melintasi
perimeter kolom dan oleh tegangan geser eksentris sehingga sekitar 60% ditransfer oleh
lentur dan 40% oleh geser.
Fraksi momen v yang ditransfer oleh eksentrisitas tegangan geser berkurang
sebagaimana lebar muka penampang kritis yang menahan momen meningkat sehingga
1
v = 1 – 2 (11.7a)
1 b1 b2
3
dimana b2 = c2 + d adalah lebar muka penampang kritis yang menahan momen dan b1 = c1
+ d untuk kolom-kolom interior dan b1 = c1 + d/2 untuk kolom-kolom tepi dan b1 = c1 + d
dan b1 = c1 + d/2 untuk kolom-kolom sudut. Sisi b1 adalah lebar muka pada sudut-sudut
yang tegak lurus terhadap sisi b2.
Porsi sisa momen tak-seimbang f yang ditransfer oleh lentur diberikan oleh
1
f = 2 atau f = 1 – v (11.7b)
1 b1 b2
3
yang bekerja pada sebuah slab efektif diantara garis-garis yang mana 1½ kali ketebalan
slab total h pada kedua sisi pendukung kolom.
Tata Cara ACI menyediakan suatu metoda penyederhanaan dimana f = 1,0 dapat
digunakan untuk momen tak-seimbang dibawah kondisi-kondisi berikut untuk geser
terhadap sebuah sumbu paralel pada tepinya:
Untuk pendukung eksterior, asalkan bahwa Vu pada pendukung kurang dari 0,75 Vc,
harga f dapat ditingkatkan menjadi 1,0. Pada pendukung interior, f dapat ditingkatkan
dengan 25% asalkan bahwa Vu sama dengan atau kurang dari 0,4Vc dan  sama dengan
atau kurang dari 0,375b. Akan tetapi, penyederhanaan menggunakan f = 1,0 dan v = 0 ini
bisa tidak berada pada sisi yang aman, sebagaimana telah ditunjukkan oleh beberapa hasil
uji.
Distribusi tegangan-tegangan geser disekeliling tepi-tepi kolom adalah seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 11.7. Ia dianggap bervariasi secara linier terhadap pusat
penampang kritis. Gaya geser berfaktor Vu dan momen berfaktor tak-seimbang Mu,
keduanya diasumsikan bekerja di muka kolom, harus ditransfer ke sumbu pusat c-c
penampang kritis. Jadinya posisi sumbu harus ditentukan lokasinya, dengan demikian
504 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

mendapatkan lengan gaya geser g (jarak dari muka kolom ke bidang sumbu pusat)
penampang kritis c-c untuk transfer geser momen.
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 505

Untuk menghitung tegangan geser maksimum yang ditahan oleh pelat dalam daerah
kolom tepi, Tata Cara ACI mensyaratkan untuk menggunakan kekuatan momen nominal
penuh Mn yang disediakan oleh strip kolom dalam Pers. 11.8a dan b sebagai momen tak-
seimbang, yang dikalikan dengan faktor fraksi transfer v. Momen tak-seimbang ini Mn 
Mue/ tersusun dari dua bagian: momen panel ujung negatif Mne = Me/ di muka kolom dan
momen (Vu/)g, akibat gaya geser perimetris berfaktor eksentris Vu. Harga pembatas
intensitas tegangan geser dirumuskan sebagai
vu  AB  Vu  M c
  v ue AB (11.8a)
 Ac J c
vu  CD  Vu  M c
  v ue CD (11.8b)
 Ac J c
dimana intensitas kekuatan geser nominal adalah
vu
vn = (11.8c)

dan dimana Ac = luasan beton penampang kritis asumsi
= 2d(c1 + c2 + 2d) untuk sebuah kolom interior
Jc = properti penampang kritis asumsi analogi dengan momen inersia polar
Harga Jc untuk suatu kolom interior adalah

d  c1  d  d 3  c1  d  d  c2  d  c1  d 
3 2
Jc =   (11.8d)
6 6 2
Harga Jc untuk sebuah kolom tepi dengan lentur paralel terhadap tepinya adalah

Jc =
 c1  d 2 d  3  2 d  c3 3
 cCD 
  c2  d  d  c AB 
2
(11.8e)
AB
6 3
Dapat diketahui dari prinsip-prinsip dasar mekanika material-material bahwa
tegangan geser
Vu Mc
vu =  v
Ac J
dimana bagian kedua perumusan tersebut adalah tegangan geser yang dihasilkan dari
momen torsi di muka kolom.
Jika kekuatan momen nominal Mn dari daerah transfer momen geser setelah disain
tulangan menghasilkan sebuah harga yang lebih besar daripada Mue/, harga Mn harus
dipergunakan dalam Pers. 11.8a dan b sebagai pengganti dari Mue/. Dalam suatu kasus
yang seperti itu, dimana harga kekuatan momen Mn = Mne + (Vu/)g meningkat karena
penggunaan tulangan lentur yang lebih daripada yang diperlukan untuk menahan Mue/,
ketebalan slab ditingkatkan, dengan demikian meningkatkan tegangan geser yang ditransfer
vu dihitung dari Pers. 11.8a dan b untuk pembentukan transfer momen penuh.
Konsekuensinya, dianjurkan untuk mempertahankan sebuah momen disain Mue dengan
suatu harga yang dekat dengan harga momen berfaktor Mue jika suatu peningkatan dalam
tegangan geser akibat transfer momen tambahan perlu dihindari dan suatu kebutuhan
506 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

diakibatkannya yang mungkin untuk peningkatan tambahan dalam ketebalan disain plat
dicegah.
507 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

GP
c
kolom
c1 + d Vu
D c A VAB
VCD

c2 + d
L Mu
Penampan
g kritis
M

C cCD cAB B
Teganga
n geser
c c
(a)
c1 + d/2
c
GP
c
kolom
X Vu
D g VAB
A VCD
c2 + d

L
Penampan
g kritis Muc
Teganga
M
n geser
B
C

Sumbu pusat c
penampang
kritis
cCD cAB
c
(b)

c
Sumbu pusat Vu
penampang
kritis
c
g
Me
A

c B Mue Bidang
Bidang tegangan
geser maksimum d/2 AB
Mue = Mc Vu
+ Vu  g  Mn Vu
Muka Muka sisi-
eksterior dalam
kolom tepi c kolom
(c)

c1

c2
lom
Lebar slab efektif ko
ip
untuk transfer
l str
momen oleh lentur c2 ina )
26
M0 m /2
+ 2(1,5h) 0, no – a
en f y(d
om A s
m =
an M n
at
eku
K

(d
)

Gambar 11.7 Distribusi tegangan geser disekeliling tepi-tepi kolom: (a)


kolom interior; (b) kolom ujung; (c) permukaan kritis; (d) kekuatan momen
nominal transfer Mn.
508 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 509

Contoh numerikal 11.1 menggambarkan prosedur untuk menghitung tegangan geser


perimeter batas didalam plat di daerah kolom tepi.
Sebuah tegangan geser perimetris yang lebih tinggi vu dapat terjadi daripada yang
dievaluasi dengan Pers. 11.8a atau b bila bentang-bentang yang berhubungan tidaklah-sama
atau dibebani secara tak-sama didalam kasus sebuah kolom interior. Tata Cara ACI
menetapkan didalam penampang slab yang berhubungan dengan momen-momen berfaktor
dalam kolom-kolom dan dinding-dinding dimana elemen pendukung, seperti sebuah kolom
atau sebuah dinding, harus menahan suatu momen tak-seimbang M  , sehingga

M  = 0,07[(wud + 0,5wu)2(n2)2 – wud


 2 (n ) 2 ] (11.9a)

dimana wud  dan n mengacu pada bentang yang lebih pendek.
Kolom pada join monolitik kolom-slab haruslah didisain untuk menahan momen tak-
seimbang M  didalam proporsi langsung terhadap kekakuan-kekakuan mereka kecuali
jika suatu analisis rangka yang umum dibuat. Jadinya, jika kolom-kolom atas dan bawah di
join tersebut mempunyai ketinggian dan kekakuan yang sama, kolom tersebut harus
didisain untuk menahan setengah momen tak-seimbang M  didalam kombinasi dengan
beban aksial. Dalam Pers. 11.9a, setengah intensitas beban hidup diterapkan pada bentang
yang lebih panjang dan beban mati hanya diterapkan pada bentang yang lebih pendek.
Karenanya, suatu tambahan ditambahkan pada Pers. 11.8a atau b dalam kasus-kasus
seperti itu agar
Vu  v M u c AB  v M c
vu =   (11.9b)
Ac Jc J c

dimana J c adalah momen inersia polar dengan luasan-luasan momen diambil dalam
sebuah arah tegak lurus terhadap yang dipergunakan untuk Jc.
Jika kedua bentang yang bersebelahan sama dan dibebani secara sama dengan beban
hidup, Pers. 11.9a untuk momen tak-seimbang dari transfer geser-momen dalam slab di
join kolom menjadi
M  = 0,07 [0,5wu 2(n1)2] (11.9c)

11.4.6 Persyaratan Defleksi untuk Ketebalan Minimum:


Sebuah Pendekatan Tak-Langsung
Kemampuan layan suatu sistem lantai dapat dijaga melalui kontrol defleksi dan kontrol
retak. Karena defleksi merupakan suatu fungsi kekakuan slab sebagai sebuah ukuran
ketebalannya, suatu ketebalan minimum haruslah disediakan yang tak-berkaitan dengan
persyaratan ketebalan lentur. Tabel 11.3 memberikan ketebalan minimum slab-slab tanpa
balok-balok interior. Ini terjadi bilamana fm  0. Tabel 11.4 memberikan defleksi-defleksi
terhitung yang diijinkan maksimum untuk mengamankan terhadap keretakan plaster dan
untuk mempertahankan penampilan estetisnya. Perhitungan-perhitungan defleksi untuk
slab-slab aksi-dua-arah dapat dibuat dengan menggunakan prosedur-prosedur analitis yang
dijelaskan dalam Sub-bab 11.8 dalam upaya untuk menentukan apakah analisis tersebut
memberikan defleksi-defleksi jangka-panjang dalam pembatasan-pembatasan dari Tabel
11.4.
Pembatasan empiris pendekatan pada defleksi melalui penentuan ketebalan minimum
slab tersebut diatas balok-balok atau panel-panel turun (drop panels) atau jalur-jalur dapat
diperoleh dari Tabel 11.3 jika rasio kekakuan fm < 0,2.
510 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Untuk fm > 0,2 tetapi tidak lebih besar dari 2,0,
511 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah


n 0,8  f y 200.000 
h=

36  5  fm  0,2  (11.10a)

dan tidak perlu kurang dari 5 in., dimana fm = nilai rata-rata f untuk semua balok pada
tepi panel.
Untuk fm > 0,2,

n 0,8  f y 200.000 
h= (11.10b)
36  9 
dimana n adalah panjang bentang bersih dalam arah panjang untuk penentuan defleksi.
Untuk perhitungan momen, n adalah panjang bentang bersih dalam arah dimana momen-
momen tersebut dihitung.
Untuk slab-slab tanpa balok-balok, tetapi dengan panel-panel turun yang mempunyai
suatu lebar didalam setiap arah dari garis pusat pendukung sebuah jarak yang tidak kurang
dari seperenam panjang bentang didalam arah tersebut diukur dari pusat ke pusat
pendukung-pendukung dan suatu proyeksi dibawah slab tersebut paling sedikit seperempat
ketebalan slab diluar penurunan tersebut, ketebalan yang disyaratkan oleh Pers. 11.10a atau
b dapat direduksi dengan 10%. Pada tepi-tepi yang tak-menerus, suatu balok tepi harus
disediakan dengan suatu rasio kekakuan f tidak kurang dari 0,80; atau ketebalan minimum
yang disyaratkan oleh Pers. 11.10a atau b harus ditingkatkan dengan paling sedikit 10%
dalam panel tersebut dengan sebuah tepi yang tak-menerus.

Tabel 11.3 Ketebalan Minimum Slab Tanpa Balok Interior


Tanpa Panel Turuna Dengan Panel Turuna
Panel Eksterior Panel Eksterior
Tegangan Tanpa Dengan Tanpa Dengan
Leleh, fy0 Balok Balok Panel Balok Balok Panel
(psi)b Tepi Tepic Interior Tepi Tepic Interior

n n n n n n
40.000
33 36 36 36 40 40
n n n n n n
60.000
30 33 33 33 36 36
n n n n n n
75.000
28 31 31 31 34 34
a
Panel turun seperti ditentukan oleh Peraturan ACI.
b
Untuk harga-harga tegangan leleh tulangan antara harga-harga yang diberikan dalam tabel, ketebalan minimum
harus didapatkan dengan interpolasi linier.
c
Slab-slab dengan balok-balok antara kolom-kolom sepanjang tepi-tepi eksterior. Harga  untuk balok tepi harus
tidak kurang dari 0,8.

Gambar 11.8 memberikan sebuah plot rasio ketebalan h/n terhadap rasio aspek 
untuk kedua persamaan untuk rasio-rasio kekakuan f yang bervariasi. Catat dari plot-plot
tersebut bahwa Pers. 11.10a merupakan sebuah perumusan batas-atas yang dapat
diterapkan pada kondisi-kondisi yang terbatas bila kekakuan-kekakuan pendukung-
512 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

pendukung balok panel sangat rendah dimana rasio kekakuan f mempunyai sebuah harga
yang dekat dengan 0,2, secara bertahap mendekati kondisi suatu plat datar (flat plate). Ia
tidak dapat diterapkan bilamana f = 0. Jika ia untuk dipergunakan dalam kondisi yang
11.4 Momen Berfaktor Terdistribusi dan Tulangan Slab oleh Metoda Desain Langsung 513

terakhir, akan tetapi, kita dapat mengasumsikan bahwa bagian slab tersebut dalam daerah
kolom bekerja sebagai suatu balok. Ketebalan h tidak dapat kurang dari harga-harga
berikut:

Tabel 11.4 Rasio yang Diijinkan Minimum dari Bentang () terhadap Defleksi
(a) ( = Bentang yang Lebih Panjang)
Tipe Anggota Defleksi, a, yang (/a)min
Diperhitungkan
Atap datar tidak mendukung dan tidak Defleksi seketika akibat beban hidup L 180a
berhubungan dengan elemen bukan-
struktural yang kemungkinan dirusakkan
oleh defleksi yang besar
Lantai tidak mendukung dan tidak Defleksi seketika akibat beban hidup L 360
berhubungan dengan elemen bukan-
struktural yang kemungkinan dirusakkan
oleh defleksi yang besar
Konstruksi atap atau lantai mendukung atau Bagian tersebut dari defleksi total yang 480c
berhubungan dengan elemen bukan- terjadi setelah pemasangan elemen
struktural yang kemungkinan dirusakkan bukan-struktural: jumlah defleksi
oleh defleksi yang besar jangka-panjang akibat semua beban
Konstruksi atap atau lantai mendukung atau tetap (beban mati tambah sembarang 240c
berhubungan dengan elemen bukan- porsi tetap beban hidup) dan defleksi
struktural yang kemungkinan tidak seketika akibat sembarang beban
dirusakkan oleh defleksi yang besar hidup tambahanb
a
Batasan tidak ditujukan untuk mengamankan terhadap genangan. Genangan seharusnya dicek dengan
perhitungan-perhitungan defleksi yang sesuai, termasuk defleksi tambahan akibat air genangan, dan
memperhitungkan efek-efek jangka-panjang semua beban-beban tetap, kamber (defleksi ke atas), toleransi-
toleransi konstruksi, dan keandalan ketentuan-ketentuan untuk drainasi.
b
Defleksi jangka-panjang haruslah ditentukan, tetapi boleh direduksi dengan besarnya defleksi yang dihitung
terjadi sebelum pemasangan elemen-elemen bukan-struktural. Reduksi ini dibuat dengan berdasarkan pada data
rekayasa yang diterima berkaitan dengan karakteristik defleksi-waktu anggota-anggota yang serupa dengan yang
diperhitungkan.
c
Batas ratio mungkin lebih rendah jika langkah-langkah yang cukup diambil untuk mencegah kerusakan terhadap
elemen-elemen yang terdukung atau terhubung, tetapi harus tidak lebih rendah dari toleransi terhadap elemen-
elemen bukan-struktural.

Slab tanpa balok atau panel turun 5 in.


Slab tanpa balok, tetapi dengan panel turun 4 in.
Slab dengan balok pada semua empat tepinya dengan harga fm
paling sedikit sama dengan 2,0 3,5 in.

h juga harus ditingkatkan dengan paling sedikit 10% untuk lantai-lantai plat-datar (flat-
plate floors) jika panel-panel ujung tidak mempunyai balok-balok tepi dan dengan 45%
untuk panel-panel sudut.
Sebagai tambahan, dalam persamaan-persamaan diatas,
514 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

f = rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur suatu lebar
slab yang dibatasi secara lateral oleh garis pusat panel yang bersebelahan (jika
ada) pada setiap sisi balok
fm = harga rata-rata  untuk semua balok-balok pada tepi-tepi sebuah panel
 = rasio bentang-bentang bersih dalam arah panjang terhadap pendek slab-slab
dua-arah
515 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

0,035
f = 0

Rasio ketebalan,
0,030
f = 1

h/n
0,025
f = 2

0,020
f = 4

0,015

Pers.
11.10b Pers.
0,010 11.10a

0,005
fy = 60.000 psi

0
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0
Rasio aspek, 

Gambar 11.8 Rasio ketebalan lawan rasio aspek untuk kontrol


defleksi slab dua-arah diatas balok, Pers. 11.10a dan b membatasi.

Haruslah ditekankan bahwa suatu pengecekan defleksi adalah kritis untuk kondisi
pembebanan konstruksi. Pola-pola penopangan dan pelepasan-topangan dapat
mengakibatkan defleksi beban-mati yang lebih daripada keadaan beban-layan normal pada
saat suatu waktu dimana beton hanya mempunyai sebuah kekuatan 7-hari atau kurang dan
bukan kekuatan disain normal 28-hari. Kekakuan EI dalam suatu keadaan yang seperti itu
kurang dari harga disainnya. Retak lentur menurunkan lebih jauh harga-harga kekakuan
slab atau plat dua-arah, dengan suatu peningkatan yang mungkin didalam defleksi jangka-
panjang sebesar beberapa kali defleksi disain yang diantisipasi. Konsekuensinya, slab-slab
dan plat-plat dua-arah beton bertulang haruslah dikonstruksikan dengan sebuah
kamber/defleksi keatas sebesar 1/8 in. dalam bentang 10-ft atau lebih dan kontrol retak
dilakukan seperti dalam Sub-bab 11.9 didalam upaya untuk menghitung efek-efek defleksi
yang berlebihan pada tahap pembebanan konstruksi. Suatu analisis terhadap tegangan-
tegangan dan defleksi-defleksi beban konstruksi penting dalam kebanyakan kasus.
Harus dicatat bahwa sementara Tata Cara ACI menetapkan penggunaan fr = 7,5 f c
untuk modulus runtuh didalam menghitung momen retak, Mcr, disarankan agar suatu harga
yang lebih rendah dari 7,5 didalam perumusan untuk fr dipergunakan, seperti 4,0-4,5.
Dengan cara ini, kemungkinan defleksi sebuah slab dua-arah tak terantisipasi yang lebih
besar dari yang disajikan table-tabel defleksi ACI terhindarkan.

11.5 PROSEDUR DESAIN DAN ANALISIS: METODA DESAIN LANGSUNG

11.5.1 Tahap Operasional


Gambar 11.9 memberikan sebuah diagram-alir yang logis untuk tahap-tahap operasional
berikut:
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 516

Mulai

Data Desain Diberikan: susunan panel,


dimensi panel, beban hidup, beban mati
tambahan, , fy

Lakukan pengecekan geometri untuk penggunaan


metoda desain langsung; periksa pembatasan metoda
desain langsung yang didaftar dalam Sub-bab 11.3.1

Dapatkan ketebalan slab minimum untuk persyaratan-


persyaratan defleksi menggunakan Pers. 11.10a dan b

Asumsikan suatu ketebalan h untuk slab tersebut;


hitung berat-sendiri slab tersebut dan Wu = 1,2WD +
1,6WL

Cek jika ketebalan asumsi h memenuhi persyaratan


geser; jika dimensi balok dan kolom tidak diketahui,
asumsikan dimensi tersebut; coba dimensi kolom dalam
rentang dari 8 sampai 15% dari rata-rata bentang
pendek dan panjang; penampang kritis untuk geser
pada d/2 dari muka pendukung tersebut

Tida Ya
k Penampang diasumsikan memenuhi persyaratan
geser

Buat penyesuaian dengan Bagi struktur tersebut


memperbesar dimensi kolom, menjadi suatu rangka
kekuatan beton, atau ketebalan disain ekivalen yang
slab, atau gunakan tulangan
dibatasi oleh garis pusat
geser khusus
panel (Sub-bab 11.3)

Hitung momen berfaktor statis total,


M0 = Wu2n2/8

Pilih faktor distribusi (Tabel 11.1 dan 11.2 dan Gambar


11.5); dapatkan momen negatif dan positif kritis

Untuk plat datar (flat plates), cek persyaratan geser yang


memperhitungkan momen yang akan ditransfer oleh geser ke
muka kolom

Tida Ya
k Persyaratan geser dipenuhi

Desain tulangan lentur untuk penampang kritis

Pilih ukuran batang dan detail susunan tulangan

Akhir

Gambar 11.9 Diagram alir untuk urutan desain dalam slab dan plat dua-
arah dengan metoda desain langsung.
517 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

1. Tentukan apakah geometri dan pembebanan slab membolehkan penggunaan metoda


desain langsung seperti didaftar dalam Sub-bab 11.3.1.
2. Pilih ketebalan slab untuk memenuhi persyaratan-persyaratan defleksi dan geser.
Perhitungan-perhitungan seperti itu memerlukan suatu pengetahuan terhadap
dimensi-dimensi balok pendukung atau kolom. Sebuah harga yang sesuai untuk suatu
dimensi kolom-kolom atau balok-balok yang seperti itu akan sebesar 8 sampai 15%
dari rata-rata dimensi-dimensi bentang panjang dan pendek, yaitu, ½(1 + 2). Untuk
pengecekan geser, penampang kritis adalah pada suatu jarak d/2 dari muka
pendukung. Jika ketebalan yang ditunjukkan untuk defleksi tidaklah cukup untuk
menahan geser, gunakan satu atau lebih dari berikut ini:
(a) Perbesar dimensi kolom.
(b) Tingkatkan kekuatan kolom.
(c) Perbesar ketebalan slab.
(d) Gunakan tulangan geser khusus.
(e) Gunakan panel turun atau kapital kolom untuk meningkatkan kekuatan geser.
3. Bagi struktur tersebut menjadi rangka-rangka disain ekivalen yang dibatasi oleh
garis-garis pusat panel-panel pada setiap sisi sebuah garis kolom-kolom.
4. Hitung momen berfaktor statis total M0 = (wu2n2)/8.
5. Pilih faktor-faktor distribusi momen-momen negatif dan positif ke kolom-kolom dan
bentang-bentang eksterior dan interior seperti dalam Gambar 11.3b dan Tabel 11.1
dan hitung momen-momen berfaktor masing-masing.
6. Distribusikan momen-momen rangka ekivalen berfaktor dari tahap 5 ke strip-strip
kolom dan tengah.
7. Tentukan apakah ketebalan slab coba-coba yang dipilih cukup untuk transfer momen-
geser dalam kasus plat-plat datar (flat plates) di pertemuan kolom dengan
menghitung porsi momen yang ditransfer tersebut oleh geser dan properti-properti
penampang geser kritis pada jarak d/2 dari muka kolom.
8. Desain tulangan lentur untuk menahan momen-momen berfaktor dalam tahap 6.
9. Pilih ukuran dan spasi tulangan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan untuk
kontrol retak, panjang-panjang penyaluran batang, dan tegangan-tegangan susut dan
suhu.

11.5.2 Contoh 11.1: Desain Plat Datar tanpa Balok dengan


Metoda Desain Langsung
Sebuah bangunan tiga-tingkat dengan empat panel kali empat panel dalam denahnya.
Ketinggian bersih antara lantai adalah 12 ft, dan sistem lantainya adalah sebuah konstruksi
plat-datar (flat-plate) beton bertulang tanpa balok tepi. Dimensi panel ujung demikian juga
ukuran kolom pendukung ditunjukkan dalam Gambar 11.10. Diberikan:
beban hidup = 70 psf (3,35 kPa)
f c = 4000 psi (27,6 MPa), beton bobot-normal
fy = 60.000 psi (414 MPa)
Bangunan tersebut tidak dikenai oleh gempabumi; perhitungkan beban-beban gravitasi saja;
Desain panel ujung tersebut dan ukuran dan spasi tulangan yang diperlukan. Perhitungkan
berat pekerjaan lantai sebesar 10 psf sebagai tambahan pada berat-sendiri lantai.

Penyelesaian: Pengecekan geometri untuk penggunaan metoda desain langsung (tahap 1)


518 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

(a) Rasio bentang lebih panjang/bentang lebih pendek = 24/18 = 1,33 < 2,0, karenanya aksi
dua-arah
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 519

B T

A B C S
GP kolom

Tepi
banguna 20  20 in.
24 ft
n 24 ft
(7,32
m)
3 3

18  20 in.
18 ft

18  20 in. 20  20 in.

2 2

18
in.
(5,49
18 ft

m)

n1

18 18  20 in.
in.

1 1

Tepi
banguna
n
A B C

Gambar 11.10 Denah lantai panel ujung dalam sebuah bangunan


tiga-tingkat.

(b) Lebih dari tiga bentang dalam setiap arah dan bentang-bentang yang berurutan dalam
setiap arah sama dan kolom-kolom tidak digeser.
(c) Asumsikan suatu ketebalan sebesar 9 in. dan pekerjaan lantai sebesar 10 psf.
9
wd = 10 +  150 = 122,5 psf 2wd = 245 psf
12
w = 70 psf < 2wd Diterima.
Karenanya metoda desain langsung dapat diterapkan.

Ketebalan slab minimum untuk persyaratan defleksi (tahap 2)


18 20
Arah T–B n1 = 24  12 – – = 269 in. (6,83 m)
2 2
20 20
Arah U–S n2 = 18  12 – – = 196 in. (4,98 m)
2 2
269
rasio bentang bersih lebih panjang terhadap lebih pendek  = = 1,37
196
520 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Ketebalan pendahuluan minimum h dari Tabel 11.3 untuk sebuah plat datar tanpa balok tepi
atau panel turun yang menggunakan baja fy = 60.000-psi adalah h = n/30, akan ditingkatkan
paling sedikit dengan 10% bila tak ada balok tepi yang digunakan.
521 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

T–B: n = 269 in.


269
h=  1,1 = 9,86 in.
30
Coba sebuah ketebalan slab h = 10 in. Ketebalan ini lebih besar dari ketebalan
minimum absolut sebesar 5 in. yang disyaratkan dalam peraturan untuk plat datar; karenanya
diterima. Asumsikan bahwa d  h – 1 in. = 9 in.

10
wd baru = 10 +  150 = 135,0 psf
12
Oleh karena itu,
2wd = 270 psf
w = 70 psf < 2wd Diterima.
Persyaratan ketebalan geser (tahap 2)
wu = 1,6L + 1,2D = 1,6  70 + 1,2  135,0
= 274 psf (13,12 kPa)
Kolom interior: Bidang kritis pengontrol tegangan geser perimetris maksimum adalah
pada suatu jarak d/2 dari muka-muka kolom; karenanya, gaya geser perimetris berfaktor neto
adalah

Vu = [(1  2) – (c1 + d)(c2 + d)]wu


 20  9 20  9 
= 18  24   274 = 116.768 lb
 12 12 
Vu 116 .768
Vn = = = 155.691 lb
 0,75

Dari Gambar 11.11, perimeter permukaan kegagalan geser kritis adalah

GP
Bidang
A
kritis
L 4,5
in.
29,0 in.
(c2 +
20
in.

d)
c2

M 4,5
B in.

d/2 c1 d/2

4,5 20 4,5
in. in. in.

29,0 in.
(c1 + d)
24 ft 24 ft

Gambar 11.11 Bidang kritis untuk transfer momen geser dalam


Contoh 11.1 kolom interior (garis B–B, Gambar 11.10).
522 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 523

b0 = 2(c1 + d + c2 + d) = 2(c1 + c2 + 2d)


permukaan geser perimeter Ac = b0d = 2d(c1 + c2 + 2d) = 2  9,0(20 + 20 + 18)
= 116  9 = 1044 in.2 (673.400 mm2)
Karena momen tidak diketahui pada saat tahap ini, hanya sebuah pengecekan pendahuluan
untuk geser yang dapat dibuat.
20
 = rasio sisi lebih panjang terhadap lebih pendek kolom = = 1,0
20
Geser nominal tersedia Vc paling sedikit sebesar

 4  4
Vc =  2   f cb0 d =  2   4000  1044 = 369.170 lb (1,64  103 kN)
    1
atau

  sd   40  9 
Vc =   2  f cb0 d =   2  4000  1044 = 336.972 lb (1,5  103 kN)
 b0   116 

atau

Vc = 4 f cb0 d = 4 4000  1044 = 264.113 lb (1,16  103 kN)


Vc pengontrol = 264.113 lb > Vn perlu = 155.691 lb
Karenanya tebal lantai tersebut mencukupi. Catat bahwa karena pemeriksaan awal
sebelumnya untuk geser Vc pada tahap ini tidak memperhitungkan geser yang ditransfer oleh
momen, sehingga bijaksana untuk mengetahui bahwa tebal slab coba-coba yang dipilih harus
lebih besar dari yang diperlukan oleh Vn akibat gravitasi. Sebagai panduan, dalam kasus
kolom interior, tebal slab didasarkan pada kira-kira 1,2Vn yang diterapkan dalam kasus kolom
interior. Untuk kolom tepi, pengali yang direkomedasikan untuk Vn kira-kira harus setinggi
1,6–1,8; dan untuk kolom sudut, nilai yang lebih tinggi dapat diterapkan. Seringkali, kepala
geser (shear heads) atau panel turun (drop panels) diperlukan untuk kolom sudut dalam
mengatasi tebal slab perlu yang terlalu besar. Sebagaimana nilai kemampuan layan yang
ditabelkan dalam Tabel 11.3 untuk tebal slab minimum berlaku hanya untuk zona kolom
interior, harus ditingkatkan sebesar 10-15% untuk kolom tepi dan hampir 50% untuk kolom
sudut, mereka secara tidak langsung memperhitungkan ketentuan di atas untuk memilih tebal
slab coba-coba yang didasarkan pada peningkatan Vc, seperti telah dilakukan di awal sebagai
dasar pemilihan tebal slab dengan meningkatkan nilai Tabel 11.3 sebesar 10%.
Kolom eksterior: Sertakan berat dinding eksterior, dengan mengasumsikan berat
layannya sebesar 270 plf. Gaya geser perimetris berfaktor neto adalah

  24 18  18  4,50 20  9,0  


Vu = 18      274
  2 2  12  144 
 20  66.933
+ 18    270  1,2 = 66.933 lb Vn = = 89.244 lb
 12  0,75

Anggap garis aksi Vu berada di muka kolom LM dalam Gambar 11.12 untuk transfer geser
momen ke bidang pusat c–c. Pendekatan ini mencukupi karena Vu bekerja secara perimeter
mengelilingi muka-muka kolom dan bukan sepanjang garis AB saja. Dari Gambar 11.12,
Ac = d(2c1 + c2 + 2d) = 9,0(2  18 + 20 + 18) = 9  74
= 666 in.2 (429.700 mm2)
524 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Geser nominal tersedia Vc paling sedikit sebesar


525 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

 4  4 
Vc =  2   f cb0 d =  2   4000  666 = 235.881 lb (1,05  103 kN)
   20 18 
atau

  sd   30  9 
Vc =   2  f cb0 d =   2  4000  666 = 237.930 lb (1,06  103 kN)
 b0   74 

dimana s = 30 untuk kolom tepi


atau

Vc = 4 f cb0 d = 4 4000  666 = 168.486 lb (0,75  103 kN) mengontrol


> Vn perlu = 89.244 lb Diterima.

Bidang
c kritis
x

Muka
g
banguna A
n
L d/2

29,0 in.
(c2 +
d/2)
20
in.
M c2
d/2

c B

c1 d/2

18 4,50
in. in.
22,5 in.
(c1 +
d/2) 24
ft

Gambar 11.12 Sumbu pusat untuk transfer momen geser dalam


Contoh 11.1 kolom ujung (garis A–A atau 1–1, Gambar 11.10).

Perhitungan momen statis (tahap-tahap 3 sampai 5)


T–B: n1 = 269 in. = 22,42 ft
U–S: n2 = 196 in. = 16,33 ft
0,651 = 0,65  24 = 15,6 ft Gunakan n1 = 22,42 ft
0,652 = 0,65  18 = 11,7 ft Gunakan n2 = 16,33 ft
(a) Arah T–B

wu 2 2n1 274  18 22,42  2


M0 = = = 309.888 lb-ft (420 kN-m)
8 8
Untuk panel ujung sebuah plat datar tanpa balok ujung, faktor distribusi momen seperti dalam
Tabel 11.1 adalah
526 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

–Mu pada pendukung interior pertama = 0,70M0


+Mu pada bentang-tengah dari panel = 0,52M0
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 527

–Mu pada muka eksterior = 0,26M0


momen desain negatif –Mu = 0,70  309.888
= 216.922 lb-ft (298 kN-m)
momen desain positif +Mu = 0,52  309.888
= 161.142 lb-ft (218 kN-m)
momen negatif pada eksterior –Mu = 0,26  309.888
= 80.571 lb-ft (109 kN-m)
(b) Arah U–S

wu 2 2n1 274  18 22,42


2
M0 = = = 309.888 lb-ft (420 kN-m)
8 8
momen desain negatif –Mu = 0,70  219.202
= 153.441 lb-ft (208 kN-m)
momen desain positif +Mu = 0,52  219.202
= 113.985 lb-ft (154 kN-m)
momen desain negatif pada muka eksterior –Mu1 = 0,26  219.202
= 56.993 lb-ft (77 kN-m)
Catat bahwa faktor momen yang lebih kecil 0,35 dapat dipergunakan untuk momen berfaktor
positif dalam arah U–S didalam contoh ini jika tepi eksterior sepenuhnya dikekang. Untuk
arah U–S, panel BC12 adalah yang ditinjau.

Distribusi momen dalam strip kolom dan tengah (tahap 6 dan 7)


Pada kolom eksterior tidak terdapat balok tepi torsi; karenanya rasio kekakuan torsi t
suatu balok tepi terhadap kolom adalah nol. Karenanya 1 = 0. Dari tabel momen berfaktor
eksterior untuk strip kolom dalam Sub-bab 11.4.2, faktor distribusi untuk momen negatif pada
pendukung eksterior adalah 100%, momen bentang-tengah positif adalah 60%, dan momen
negatif interior adalah 75%. Tabel 11.5 memberikan harga momen yang dihasilkan dari
distribusi momen ke strip kolom dan tengah.

Cek kapasitas transfer geser momen pada pendukung kolom eksterior


–Mc pada kolom interior 2–B = 216.922 lb-ft
–Me pada kolom eksterior 2–A = 80.571 lb-ft
Vu = 66.933 lb bekerja pada muka kolom
Peraturan ACI menetapkan bahwa kekuatan momen nominal yang digunakan didalam
mengevaluasi momen transfer tak-seimbang pada kolom tepi; yaitu, gunakan Mn berdasarkan
pada –Me = 80.571 lb-ft. Gaya geser berfaktor pada kolom tepi yang disesuaikan untuk
momen interior adalah

216.922  80.571
Vu = 66.933 – 9  10 = 60.850 lb
24 
12
Vn = 60.850/0,75 = 81.133 lb, dengan mengasumsikan bahwa desain Mu mempunyai harga
yang sama seperti Mu berfaktor.
Ac dari sebelumnya = 666 in.2
Dari Gambar 11.7c dan 11.12, dengan mengambil momen luasan bidang kritis terhadap
sumbu AB,
528 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

2
 d
d(2c1 + c2 + 2d) x = d  c1  
 2
529

Tabel 11.5 Tabel Operasi Distribusi Momen

f1(2/1): 0 Arah T–B Arah U–S


2/1: 18/24 = 0,75 0 24/18 = 1,33

Momen Momen Momen Momen Momen Momen


interiornegatif bentang-tengah positif eksteriornegatif interiornegatif positifbentang-tengah eksteriornegatif

216.922 161.142 80.571 153.441 113.985 56.993


75 60 100 75 60 100

162.692216.9220,75  96.685161.1420,60  80.57180.5711,0  115.081153.4410,75  68.391113.9850,60  56.99356.9931,0 

–162.692 – 96.685 –80.571 –115.081 – 68.391 –56.993


Bab 11

54.230 216.92264.457 161.142 0 80.571 38.360 153.441 45.594 113.985 0 56.993


Desain Slab dan Plat Dua-Arah
530 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 531

dimana x adalah jarak ke pusat penampang kritis atau


2
 9,0 
(2  18 + 20 + 18) x = 18  
 2 
506,25
x = = 6,84 in. (174 mm)
74
dan g = 6,84 – 9,0/2 = 2,34 in., dimana g adalah jarak dari muka kolom ke sumbu pusat
penampang tersebut.
Untuk mentransfer geser Vu dari muka kolom ke pusat penampang kritis tambahkan sebuah
momen tambahan ke harga Me = 80.571 lb-ft. Oleh karena itu, momen berfaktor eksternal Mue
= 80.571 + 60.850(2,34/12) = 92.437 lb-ft. Kekuatan momen tak-seimbang minimum perlu
adalah

M ue 93.437
Mn = = = 102.708 lb-ft
 0,90

Fraksi kekuatan momen nominal Mn yang ditransfer oleh geser adalah

1
1
v = 1 – 2 =1– = 0,37
1 b1 b2 1  0,59
3
dimana b1 = c1 + d/2 = 18 + 4,5 = 22,5 in. dan b2 = c2 + d/2 = 20 + 9 = 29 in. Harus dicatat
bahwa dimensi c1 + d untuk kolom ujung dalam perumusan diatas menjadi c1 + d/2.
Karenanya Mnv = 0,37 Mn. Momen inersia sisi-sisi paralel dengan arah momen terhadap sumbu
U–S adalah

 bh 3 hb 3 
I1 =   Ar 2  2 untuk kedua muka
 12 12 
I1 =
 9,0 22,5 3  22,50 
2
22,5 9,0 
3
   9,0  22,5   6,84   2
 12  2  12 
= (8543 + 3938 + 1367)2 = 27.696 in.4
Momen inersia sisi-sisi tegak lurus pada arah momen terhadap sumbu U–S adalah

I2 = A x  2 = [(20 + 9,0)9,0](6,84)2 = 12.211 in.4

Maka dari itu,


momen inersia torsi Jc = 27.696 + 12.211
= 39.907 in.4
Jika Pers. 11.8e dipergunakan sebagai pengganti perhitungan-perhitungan prinsip yang
pertama, seperti ditunjukkan diatas, harga yang sama Jc = 39.907 in.4 diperoleh.
Tegangan geser akibat geser perimeter, efek Mn, dan berat dinding adalah

Vu  c M
vn =  v AB n , dimana Mnv = v  Mn
Ac Jc
60.850 0,37  6,84  102.708  12
= 
0,75  666 39.907
532 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

= 121,8 + 78,2 = 200,0 psi

Dari sebelumnya, vc diperbolehkan maksimum = 4 f c = 4 4000 = 253,0 psi dan

vn < vc
533 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Oleh karena itu, terima ketebalan plat. Untuk kolom panel sudut, ketentuan kepala-geser
(shear-head) khusus atau suatu kolom yang diperbesar atau kapital mungkin diperlukan untuk
menahan tegangan-tegangan geser-tinggi di lokasi tersebut.

Cek untuk transfer geser-momen pada join kolom interior:


wu = 1,6  70 = 112 psf.
Dari Pers. 11.9c:
Mue = 0,07(0,5  112  18,0)(22,42)2 = 35.467 ft-lb
66.933  60.850
Vn = 155.691 + = 163.802 lb pada muka kolom
0,75

9 29   9  29  9  29 29
3 3 2
Jc =  = 149.858 in.4
6 6 2
g = 20/2 = 10 in.
35.467  12
Momen tak-seimbang total Mn =  163.802  10 = 2.110.913 lb-in.
0,9
1
v = 1 – = 0,4
1 2 3 1
163.802 0,40  2.110 .913   29 2 
Karenanya, vn aktual =  = 156,9 + 81,7 =
1044 149.858
238.6 psi < 253 psi, Diterima.
Kemudian lanjutkan dengan cara yang sama seperti yang dipergunakan untuk kolom ujung
didalam memilih tulangan terpusat didalam daerah kolom pada bagian teratas slab untuk
memperhitungkan momen f Mn yang ditransfer dalam lentur. Gunakan batang-batang lurus
melintasi kolom tersebut yang memanjang melewati kedua bentang yang bersebelahan dengan
panjang penyaluran yang penuh.

Desain tulangan dalam daerah slab di muka kolom untuk momen tak-seimbang
Dari Pers. 11.7b,
f = 1 – v = 1 – 0,37 = 0,63
Mnf = f Mn = 0,63  102.708  12 = 776.472 lb-in.
Momen ini harus ditransfer didalam 1,5h pada setiap sisi kolom tersebut seperti dalam
Gambar 11.7d.
lebar transfer = (1,5  10,0)2 + 20 = 50,0 in.
 a  a
Mnf = Asfy  d   asumsikan bahwa  d    0,9d
 2  2
atau 776.472 = As  60.000(9,0  0,9) memberikan
As = 1,60 in.2 selebar sebuah lebar strip = 50,0 in.
Dengan membuktikan As,
1,60  60.000
a= = 0,56 in.
0,85  4.000  50,0

Oleh karena itu,


534 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

 0,56 
776.472 = As  60.000  9,0  
 2 
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 535

As = 1,48 in.2  5 batang No. 5 dengan p-p 4 in. dalam zona transfer momen
Untuk Me negatif total (diberikan secara total pada strip negatif – lihat Tabel 11.6), Mn =
80.571/0,9 = 89.523 lb-ft. (d  a/2) yang dihitung = 8,6 in. Karenanya As = 89.523 
12/(60.000  8,6) = 2,08 in2. Konsekuensinya, tulangan di luar zona lebar 50 in. transfer-
momen kolom adalah As = 2,08 – 1,48 = 0,60 in. 2 selebar segmen = 9 ft dikurangi 50 in. =
4,83 ft. Tulangan suhu minimum = 0,0018bh/ft = 0,0018  12  10 = 0,216 in. 2, memerlukan
5 batang No. 4 di sisi kanan dan kiri kolom tepi. 5 batang No. 5 untuk porsi Mnf dari momen
negatif tepi total dikonsentrasikan dalam lebar kolom 20 in. dalam upaya untuk secara efisien
menyalurkan panjang penyaluran yang diperlukan (lihat Gambar 11.13).
Pengecekan haruslah dibuat dalam suatu cara yang serupa untuk transfer geser-momen
pada muka kolom interior C. Seperti juga dijelaskan dalam Sub-bab 11.4.5.2, pengecekan-
pengecekan adakalanya perlu untuk kondisi pembebanan berpola dan untuk kasus dimana
bentang yang berhubungan tidaklah sama atau dibebani secara tidak sama.

Pemproporsian tulangan plat (tahap-tahap 8 dan 9)


(a) Arah T–B (bentang panjang)
1. Ringkasan momen dalam strip kolom (lb-ft)
162.692
Mn negatif kolom interior = = 180.769
  0,9
96.685
Mn positif bentang-tengah = = 107.428
0,9
80.571
Mne negatif kolom eksterior = = 89.523
0,9

2. Ringkasan momen dalam strip tengah (lb-ft)


162.692
Mn negatif kolom interior = = 180.769
  0,9
96.685
Mn positif bentang-tengah = = 107.428
0,9
80.571
Mne negatif kolom eksterior = = 89.523
0,9

3. Desain tulangan untuk strip kolom


–Mn = 180.769 lb-ft bekerja pada lebar strip sebesar 2(0,25  18) = 9,0 ft
180.769  12
satuan –Mn per strip lebar-12-in. = = 241.025 lb-in.
9,0
107.428  12
satuan +Mn = = 143.427 lb-in./strip lebar-12-in.
9,0

As minimum untuk plat dua-arah menggunakan baja fy = 60.000-psi = 0,0018bh


= 0,0018  10  12 = 0,216 in.2 per strip 12-in.
Baja negatif:

 a  a
Mn = As fy  d   atau 241.025 = As  60.000  9,0  
 2  2
536 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Asumsikan bahwa lengan momen d – a/2  0,9d untuk coba-coba pertama dan d = h – ¾ in. –
½ diameter dari batang  9,0 in. untuk semua tujuan-tujuan praktis. Maka dari itu,
537 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

241.025
As = = 0,50 in.2
60.000  0,9  9,0
As f y 0,50  60.000
a = = = 0,74 in.
0,85 f c'b 0,85  4000  12

Untuk siklus coba-coba-dan-penyesuaian kedua,

 0,74 
241.025 = As  60.000  9,0  
 2 
Maka dari itu, As perlu per lebar-12-in. = 0,47 in 2. Coba batang-batang No. 5 (luasan per
batang = 0,305 in2).

luasan satu batang


spasi s =
As perlu per strip 12 - in.
Maka dari itu,
0,305
s untuk momen negatif (batang No. 5) = = 7,79 in. p-p (194 mm)
0,47 12
241.025
s untuk momen positif = 7,79  = 13,11 in. p-p (326 mm)
143.237
Spasi diperbolehkan maksimum = 2h = 2  10 = 20 in. (508 mm). Coba batang No. 4 untuk
momen positif (As = 0,20 in.2).
143.237
As =  0,47 = 0,28 in.2 per strip 12-in.
241.025
tulangan suhu minimum = 0,0018bh = 0,0018  12  10
= 0,216 in.2/ft < 0,28 in.2 Diterima.
0,20
s= = 8,57 in. p-p (218 mm)
0,28 12

Untuk suatu momen negatif eksternal, gunakan batang No. 4.


89.523  12
Momen = = 119.364 lb-in.
9,0
142.237
s = 8,57  = 10,28 in. p-p
119 .364
Gunakan 14 batang No. 5 dengan pusat ke pusat 7½ in. untuk momen negatif pada sisi kolom
interior, 12 batang No. 4 dengan pusat ke pusat 8½ in. untuk momen positif; dan 10 batang
No. 4 dengan pusat ke pusat 10 inci untuk momen negatif eksterior Me dengan 8 dari batang-
batang ini ditempatkan diluar lebar jalur transfer geser momen 50 in., seperti terlihat dalam
Gambar 11.13b.
4. Desain tulangan untuk strip tengah
54.230
satuan –Mn = = 60.256 lb-ft bekerja pada lebar strip sebesar 18,0 – 9,0 = 9,0 ft
0,9
538 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

60.256  12
satuan –Mn per strip lebar-12-in. = = 80.341 lb-in.
9
80.341 = As  60.000(9,0  0,9)
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 539

0,17  60.000
As = 0,17 in.2 a= = 0,25 in.
0,85  4000  12

Siklus kedua:

 0,25 
80.341 = As  60.000  9,0  
 2 
2
As = 0,15 in. /strip 12-in.
As minimum = 0,216 in.2/ strip 12-in.
gunakan As = 0,216 in.2/strip 12-in.

h = 10
in. 20 in.

c1 = 18 in.

1,5h c2 1,5h

(a)

Strip kolom desain

9 ft

20
in.
18 in.

5 No. 4 5 No. 4

5 No. 5

Lebar-jalur plat
efektif untuk
transfer momen
dalam lentur 50 in.

(b)

Gambar 11.13 Daerah transfer geser momen: (a) lebar-jalur


efektif; (b) detail tulangan.
540 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
541 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Coba batang No. 3 (As = 0,11 in.2 per batang).


64.457  12
satuan +Mn = = 95.492 lb-in. per strip 12-in.
9  0,9
95.492
As = = 0,18 in.2 gunakan As minimum = 0,216 in. 2/12
60.000  8,875
in.
Karenanya gunakan spasi baja negatif dan positif s = 0,11/(0,216/12) = 6,11 in. (No. 3 dengan
pusat ke pusat 6 in.). Gunakan batang No. 3 dengan pusat ke pusat 6 in. untuk kedua momen
negatif dan positif.
(b) Arah U–S (bentang pendek): Prosedur yang sama haruslah diikuti seperti untuk
arah T–B. Lebar strip kolom pada setiap sisi kolom = 0,251 = 0,25  24 = 6 ft, dimana lebih
besar dari 0,252 = 4,5 ft; karenanya sebuah lebar sebesar 4,5 ft mengontrol. Lebar total strip
kolom dalam arah U–S = 2  4,5 = 9,0 ft. Lebar strip tengah = 24,0 – 9,0 =15,0 ft. Juga,
kedalaman efektif d2 akan menjadi lebih kecil; d2 = (h – penutup ¾-in. – 0,5 in. – 0,5/2) = 8,5
in. Harga-harga momen dan ukuran dan distribusi batang untuk panel tersebut dalam arah U–S
demikian juga arah-arah T–B didaftar dalam Tabel 11.6. Direkomendasikan untuk tujuan-
tujuan kontrol-retak bahwa sebuah batang-batang minimum No. 3 dengan pusat ke pusat 12
inci untuk dipergunakan dan bahwa spasi batang tidak melebihi pusat ke pusat 12 in. Dalam
kasus ini, tulangan minimum yang disyaratkan oleh Peraturan ACI untuk slab-slab
bertulangan baja fy = 60.000-psi = 0,0018bh = No. 3 dengan 6½ in. pada pusat-pusatnya.
Spasikan dengan 6 in. pada pusat-pusatnya.
Pemilihan ukuran dan spasi tulangan merupakan suatu permasalahan pertimbangan
rekayasa. Sebagai sebuah contoh, pendesain dapat memilih untuk momen positif dalam strip
tengah batang No. 4 dengan pusat ke pusat 12 in., sebagai pengganti dari batang No. 3 dengan
pusat ke pusat 6 in., selama spasi yang diijinkan maksimum tidak dilampaui dan ukuran-
ukuran batang yang praktis dipergunakan untuk strip tengah.

Foto 11.3 Retak lentur dalam slab beton bertulang panel-tunggal yang
terkekang. (Tes oleh Nawy dkk.)
542 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Penempatan tulangan secara skematis ditunjukkan dalam Gambar 11.14. Pemutusan


tulangan untuk persyaratan ikatan dalam lantai plat-datar diberikan dalam Gambar 11.15. Baja
Tabel 11.6 Momen, Ukuran Batang, dan Distribusi

T–B U–S
Momen
Tipe Ukuran Batang Ukuran Batang
(lb-in./12 in.)Momen (in.2/12 in.)As Perlu (lb-in./12 in.)Momen (in.2/12 in.)As Perlu
dan Spasi dan Spasi
Kolom interiorNegarif 170.490
241.025 0,47 No. 5 pada 7½ 0,37 No. 4 pada 6

84.434b
eksteriorNegatif c
119.364 0,23 No. 4 pada 10 0,18 No. 3 pada 6

tengah-bentangPositif 143.237 101.320


0,28 No. 4 pada 8½ 0,22 No. 3 pada 6

Tengah interiorNegarif 80.341 34.098


0,15 No. 3 pada 6 0,07 No. 3 pada 6
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung

eksteriorNegatif 0 0
0,22 No. 3 pada 6a 0,22 No. 3 pada 6

tengah-bentangPositif 95.492 40.528


0,18 No. 3 pada 6 0,09 No. 3 pada 6
a
Baja suhu minimum = 0,0018bh bilamana ia mengontrol.
b
Untuk panel BC12 (lihat komentar pada halaman 470).
c
63% momen ini dipakai untuk tulangan negatif transfer geser-momen Me zona kolom tepi (lihat Gambar 11.13).
543
544 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
545 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

negatif panel eksterior pada tepi luar, jika tidak ada balok tepi yang dipergunakan, haruslah
dibengkokkan menjadi kait penuh dalam upaya untuk menjamin pengangkuran tulangan yang
cukup. Denah tulangan lantai yang memberikan baja T–B untuk panel AB23 dan baja U–S
untuk panel BC12 dari Gambar 11.10.

11.5.3 Contoh 11.2 Desain Slab Dua-arah diatas Balok dengan


Metoda Desain Langsung (MDL)
Sebuah bangunan pabrik dua-tingkat dengan tiga panel kali tiga panel didalam denahnya,
secara monolit didukung diatas balok-balok. Setiap panelnya adalah 18 ft (5,49 m) pusat ke
pusat dalam arah U–S dan 24 ft (7,32 m) pusat ke pusat dalam arah T–B, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 11.16. Ketinggian bersih antar lantai-lantai adalah 16 ft. Dimensi-
dimensi balok pendukung dan kolom juga ditunjukkan dalam Gambar 11.16, dan bangunan
tersebut dikenai oleh beban gravitasi saja. Diberikan:
beban hidup = 135 psf (6,40 kPa)
f c = 4000 psi (27,6 MPa), beton bobot-normal
fy = 60.000 psi (414 MPa)
Asumsikan bahwa  > 2,5
Desain panel interior tersebut dan ukuran dan spasi tulangan yang diperlukan.
Perhitungkan berat pekerjaan lantai sebesar 14 psf sebagai tambahan pada berat-sendiri slab
tersebut.
½ strip kolom

Tepi bangunan U

GP kolom eksterior
B T
Teratas No. 4 Teratas No. 5
dengan 10 in. No. 4 dengan dengan 7½ in.
8½ in.
S
tengah
Strip

Terbawah No. Sisi teratas No.


No. 3 dengan 6 3 dengan 6 in.
3 dengan 6 in. in.
18
9 ft
ft

Terbawah No.
3 dengan 6 in.
½ strip kolom

Sisi teratas No. 4


dengan 6 in.

Teratas No. 3 Teratas No. 3


dengan 6 in. dengan 6 in.

4 ft 6 in. 4 ft 6 in.
GambarStrip
11.14 Skematika
tengah = 15 distribusi
½ strip kolom tulangan.
ft ½ strip kolom

Penyelesaian: Pengecekan geometri untuk penggunaan metoda disain langsung (tahap 1)


(a) Rasio bentang lebih panjang/bentang lebih pendek = 24/18 = 1,33 < 2,0; karenanya aksi
dua-arah.
546 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

(b) Lebih dari tiga panel dalam setiap arah.


Persen
minimum As Tanpa panel turun Dengan panel turun

Strip
Lokasi
pada
penampang

0,30n 0,30n 0,33n 0,33n

Sisa
50 0,20n 0,20n

Atas
0,20n 0,20n

Maks.

Kolom
Maks.
3” 0,1251
Maks. 24 dia. batang atau semua batang
Sisa 0,1251 min. 12”
50

Bawah
6” 6”
Paling sedikit 2 batang menerus
atau diangkur bilamana
Tepi panel
diperlukan
turun
0,22n 0,22n 0,22n 0,22n
100

Atas

Tengah
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung

Sisa 6”
50 Max. Max.

Bawah
0,15 0,15
6” 6”

c1 c1 c1
Bentang bersih – Bentang bersih –
 
Mukan Mukan
pendukung pendukung
Bentang pusat ke pusat Bentang pusat ke pusat
– –
GP Pendukung eksterior GP Pendukung eksterior GP Pendukung eksterior
(tanpa kontinuitas (tanpa kontinuitas (tanpa kontinuitas
slab) slab) slab)

Gambar 11.15 Perpanjangan minimum untuk tulangan dalam slab


tanpa balok.
547
548 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

B T

Kolom S
16  16 in.

12
in.

Balok
12  20 in.

(5,49 m)
18 ft
12
in.

24 ft
(7,32 m)

Gambar 11.16 Denah lantai sebuah panel


interior.

(c) Asumsikan sebuah ketebalan sebesar 7 in.

7
wd = 14 +  150 = 101,5 psf
12
2wd = 203 psf
w = 135 psf < 2wd
Karenanya metoda desain langsung dapat diterapkan.
Ketebalan slab minimum untuk persyaratan defleksi (tahap 2)
n (T–B) = 24  12 – 2  8 = 272 in.
n (U–S) = 18  12 – 2  8 = 200 in.
272
 = = 1,36
200
Untuk sebuah estimasi pendahuluan terhadap ketebalan total diperlukan h, dengan
menggunakan Pers. 11.10b,

 fy 
n  0,8  
h =  200.000 
36  9 
272 0,8  60.000 200.000
=
36  9  1,36
= 6,21 in. (15,8 cm) > 5 in. Diterima.
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 549

Untuk mengecek h dari Pers. 11.10a, rasio kekakuan fm diperlukan. Karena ini merupakan
sebuah panel interior, panel ujung dan sudut disebelahnya akan memerlukan ketebalan yang
lebih besar. Coba h = 7 in.
Untuk mendapatkan lokasi pusat balok untuk penampang tersebut dalam Gambar
11.17,

(38  7)( y + 3,5) +


12 y   2
=
1213  y  2
2 2
y = 0,20 in.
1 1 1
Ib =  12(0,20)3 +  38(7)3 +38  7(0,20 + 3,5)2 +  12(13 – 0,20)3 = 13.116.4
3 12 3
in.4
Is = h3/12  lebar slab yang dibatasi secara lateral oleh garis pusat panel yang bersebelahan
pada setiap sisi penampang balok yang ditunjukkan dalam Gambar 11.16.

38 in. (965 mm)

7 in. y
20 in.

mm)
(508

A A
13 in.

45

12 in.
(305
mm)
Gambar 11.17 Penampang balok berflens
efektif.

Is1 (U–S) =
 7 3  24  12 = 8232 in.4
12

Is2 (T–B) =
 7 3  18  12 = 6174 in.4
12
Maka dari itu,
13.116,4 13.116 ,4
f1 = = 1,59 f2 = = 2,12
8232 6174
1,59  2  2,12  2
fm = = 1,86
4
Dari Pers. 11.10a,


n 0,8  f y 200.000 
h =

36  5  fm  0,2 
550 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

272 0,8  60.000 200.000 


= = 6,21 in. (16 cm)
36  5  1,361,86  0,2
551 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

h minimum dalam kasus ini dari Pers. 11.10a = 6,29 in. Maka dari itu, untuk defleksi,
gunakan h = 7 in. (17,8 cm) yang diasumsikan pada saat awal.

Perhitungan momen statis (tahap-tahap 3 sampai 5)


Diberikan berat-berat pekerjaan lantai 14 psf.
wu = 1,2D + 1,6L
 7 
= 1,2   150  14  + 1,6  135 = 338 psf
 12 
T–B: n1 = 272 in. = 22,7 ft
U–S: n2 = 200 in. = 16,7 ft
0,651 = 15,6 ft gunakan n1 = 22,7 ft
0,652 = 11,7 ft gunakan n2 = 16,7 ft
(a) Arah T–B

wu 2 2n1 338  18,0 22,7 


2
M0 = = = 391.878 lb-ft (532 kN-m)
8 8
Faktor distribusi momen untuk panel interior dari Gambar 11.5 adalah
–Mu = 0,65M0 = 0,65  391.878 = 254.720 lb-ft
+Mu = 0,35M0 = 0,35  391.878 = 137.157 lb-ft
(b) Arah U–S

wu 12n 2 338  24,016,7  2


M0 = = = 282.794 lb-ft (384 kN-m)
8 8
Faktor distribusi momen untuk panel interior dari Gambar 11.5 atau Tabel 11.1 adalah
–Mu = 0,65M0 = 0,65  282.794 = 183.816 lb-ft (249 kN-m)
+Mu = 0,35M0 = 0,35  282.794 = 98.978 lb-ft (134 kN-m)

Distribusi momen dalam strip-strip kolom dan tengah (tahap-tahap 5 sampai 7)


(a) Rasio kekakuan T–B (bentang panjang)

Ecb I b 2 13.116 ,4
f = = = 2,12
Ecs I s 2 6174
2 18 2
= = 0,75 f = 1,59 > 1,0
1 24 1
Faktor momen untuk strip kolom untuk panel ini dari koefisien momen berfaktor untuk strip
kolom sebuah panel interior (Sub-bab 11.4.2, panel interior dan momen positif) secara linier
diinterpolasikan untuk memberikan berikut ini:
0,90  0,75
– M: 0,75 + = 0,83
2
0,90  0,75
+ M: 0,75 + = 0,83
2
(b) Rasio kekakuan U–S f
552 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Ecb I b1 13.116,4
f = = = 1,59
Ecs I s1 8232
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 553

2 24 2
= = 1,33 f = 2,12 > 1,0
1 18 1
Karenanya faktor-faktor momen dalam kasus ini menggunakan tabel-tabel yang sama dengan
interpolasi linier.
1
– M: 0,75 – (0,75 – 0,45) = 0,65
3
1
+ M: 0,75 – (0,75 – 0,45) = 0,65
3
Momen-momen terdistribusi kemudian dievaluasi dengan menggunakan faktor-faktor yang
terinterpolasi diatas untuk menghasilkan sebuah tabel operasi-operasi distribusi momen (Tabel
11.7). Catat dari tabel ini bahwa rasio kekakuan slab terhadap balok-balok pendukung untuk
rasio bentang didalam contoh ini telah menghasilkan momen-momen strip tengah dalam arah
U–S lebih besar daripada momen-momen dalam arah T–B.

Tabel 11.7 Tabel Operasi Distribusi Momen


Arah T–B Arah U–S
2/1: 18/24 = 0,75 24/18 =
f1(2/1): 2,12  0,75 = 1,33
1,59 1,59  1,33 =
2,12
Mome Momen Momen Momen
n Positif Negatif Positif
Strip Negati
Kolom f
Mu (lb-ft) 254.720 137.157 183.816 92.978
Faktor 83 83 65 65
distribusi (%)
Momen desain 211.418 113.840 119.480 60.436
strip kolom
total (lb-ft)
Momen balok, 179.705 96.764 101.558 51.371
85%
Momen slab 31.713 17.076 17.922 9.065
strip kolom
(lb-ft)
Momen desain 254.720 137.157 183.816 92.978
strip tengah  0.17  0,17  0,35  0,35
total (lb-ft) 43.403 23.317 64.336 32.542

Cek ketebalan slab untuk kapasitas geser

2
f1 = 1,59 > 1,0
1
554 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Karenanya geser akan ditransfer ke balok-balok yang mengelilingi slab tersebut menurut suatu
luasan tributari yang dibatasi oleh garis-garis 45 yang ditarik dari sudut-sudut panel tersebut
dan garis pusat panel tersebut paralel terhadap sisi panjangnya.
Bagian terbesar beban tersebut harus ditahan dalam arah pendek dengan harga yang
terbesar pada muka pendukung interior pertama. Geser berfaktor pada sebuah strip lebar-12-
in. yang membentang dalam arah pendek dapat didekati dengan

wu n 2 1,15  338,016,7  12 
Vu = 1,15 = = 3246 lb/ft lebar
2 2  12
555 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

dimana harga 1,15 tersebut adalah faktor kontinuitas.


d efektif slab = 7 – 0,75 – 0,25 = 6,0 in. (152 mm)
Vc = (2 f c bd)

= 0,75  2 4000  12  6 = 6831 lb


Vu < Vc karenanya aman

Pemproporsian tulangan slab (tahap-tahap 7 dan 8)


As minimum menggunakan baja fy = 60.000-psi adalah 0,0018bh atau As minimum =
0,0018  12  7 = 0,15 in.2/strip 12-in. Untuk baja No. 3, s = 0,11/(0,15/12) = 8,8 in. pada
pusat-pusat; gunakan No. 3 dengan pusat ke pusat 8½ in. Sebagaimana telah dilakukan dalam
Contoh 11.1, momen-momen per strip lebar-12-in. tersebut haruslah dievaluasi.
(a) Arah T-B
Strip kolom
31.713
– Mn = = 35.237 lb-ft
  0,9
0,252 = 0,25  18 ft = 4,5 ft < 0,25  24 ft = 6 ft
Karenanya setengah strip kolom tersebut = 4,5 ft mengontrol. Lebar neto slab tersebut dalam
strip kolom dimana momen-momen bekerja = 2  4,5 – 38 in./12 = 5,83 ft.
35.237  12
satuan – M perlu per strip 12-in. = = 75.529 lb-in.
5,83
17.076  12
satuan + M perlu per strip 12-in. = = 39.053 lb-in.
0,9  5,83

Strip tengah
lebar strip = 18 – 9,0 = 9,0 ft
43.403  12
satuan – M perlu per strip 12-in. = = 64.301 lb-in.
0,9  9,0
23.317  12
satuan + M perlu per strip 12-in. = = 35.544 lb-in.
0,9  9,0

(b) Arah U-S (bentang pendek): Dari sebelumnya, lebar setengah strip kolom yang
diperbolehkan maksimum = 4,5 ft.
Strip kolom
lebar neto slab dalam strip kolom dimana momen-momen bekerja = 2  4,5 – 38/12 = 5,83 ft.
17.922  12
satuan – M perlu per strip 12-in. = = 40.988 lb-in.
0,9  5,83
9065  12
satuan + M perlu per strip 12-in. = = 20.732 lb-in.
0,9  5,83
Strip tengah
lebar strip = 24 – 9,0 = 15,0 ft
64.336  12
satuan – M perlu per strip 12-in. = = 57.188 lb-in.
0,9  15,0
556 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

32.542  12
satuan + M perlu per strip 12-in. = = 28.926 lb-in.
0,9  15,0
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 557

Pemilihan ukuran dan spasi tulangan (tahap 9)


Momen satuan maksimum dalam daerah momen negatif strip kolom dalam arah T–B =
72.529 lb-in. per strip lebar-12-in.
 a
Mn = Asfy  d  
 2
Karenanya
72.529 = As  60.000 ( 0,9d)
72.529
As = = 0,22 in.2
60.000  0,9  6,0

Coba-coba penyesuaian

As f y 0,22  60.000
a= = = 0,32 in.
0,85 f cb 0,85  4000  12

Karenanya

 0,32 
72.529 = As  60.000  6,0  
 2 
Maka dari itu, As perlu = 0,21 in. per strip 12-in. Coba batang No. 4 (0,20 in.2) (diameter
2

12,7-mm)
luasan satu batang 0,20
s = = 11,43 in. p-p
luasan perlu per strip 12 - in. 0, 21 12

Karenanya, gunakan batang No. 4 dengan pusat ke pusat 11 in. (diameter 12,7-mm dengan
pusat ke pusat 280 mm).
Dengan cara yang sama, hitung luasan baja yang diperlukan dalam setiap arah untuk
kedua strip kolom dan tengah (Tabel 11.8). Catat bahwa kedalaman efektif d dalam arah U–S
akan menjadi = 7,0 – (0,75 + 0,5 + 0,25) = 5,5 in. karena ia diasumsikan didalam desain ini
bahwa grid tulangan T–B adalah paling dekat dengan permukaan beton.

Tabel 11.8 Perhitungan Strip Kolom dan Tengah


Strip Kolom Strip Tengah
Pendukung Tengah-bentang Pendukung Tengah-bentang
Ukuran Ukuran dan Ukuran Ukuran
As dan Spasi As Spasi As dan Spasi As dan Spasi
12 Batang 12 Batang 12 Batang 12 Batang
in. (dalam p- in. (dalam p- in. (dalam p- in. (dalam p-
Arah p) p)a p) p)a
T–B 0,21 No. 4 pada 11 0,11 No. 3 pada 8½ 0,19 No. 4 pada 12 0,10 No. 3 pada 8½
(d = 6,0)
U–S 0,14 No. 3 pada 9 0,06 No. 3 pada 8½ 0,20 No. 4 pada 12 0,11 No. 3 pada 8½
(d = 5,5)
a
Spasi maksimum batang harus tidak melebihi pusat ke pusat 12-in. untuk kontrol retak.
558 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Bandingkan luasan-luasan tulangan yang diperoleh dalam contoh ini dengan yang dari
Contoh 11.1 bersama dengan diskusi dalam Sub-bab 11.2.1 tentang aksi dua-arah dan
redistribusi momen sebagai suatu fungsi rasio kekakuan. Harus dicatat bahwa, bilamana panel
slab atau plat tersebut didukung baik diatas pendukung yang fleksibel atau diatas kolom saja,
momen tersebut tidaklah perlu lebih berat dalam arah yang lebih pendek.
559 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Tempatkan tulangan tersebut dengan spasi yang sama untuk setiap strip yang berkaitan
sampai dengan web-web balok-balok pendukungnya. Juga, sebagai tahap selanjutnya, disain
(analisa) balok-balok pendukung dengan cara biasanya seperti didiskusikan dalam Bab 5.
Hasil yang lebih teliti dapat diperoleh dengan menggunakan metoda rangka ekivalen
untuk perhitungan-perhitungan momennya. Juga, untuk kasus dimana pembatasan-
pembatasan tersedia, seperti beban-beban horisontal dan yang lainnya didiskusikan dalam
Sub-bab 11.3.1, metoda rangka ekivalen haruslah dipergunakan untuk perhitungan-
perhitungan momennya.

11.6 METODA RANGKA EKIVALEN UNTUK DESAIN SLAB LANTAI

11.6.1 Kemudahterapan
Metoda rangka ekivalen untuk desain sistem slab dan plat dua-arah merupakan sebuah
bentuk metoda desain langsung yang lebih teliti disajikan dalam Sub-bab-Sub-bab 11.3 dan
11.4. Ia hanya berbeda didalam cara-cara perhitungan variasi longitudinal dari momen-
momen lenturnya sepanjang rangka disainnya sehingga ia dapat diterapkan untuk suatu
rentang penerapan yang lebih luas. Ciri-ciri utamanya dapat diringkas sebagai berikut:

1. Momen didistribusikan ke penampang kritis dengan sebuah analisis elastis seperti


distribusi momen, daripada dengan menggunakan faktor-faktor umum. Pembebanan-
pembebanan berpola haruslah ditinjau untuk kondisi-kondisi pembebanan yang
paling kritis.
2. Tidak ada pembatasan terhadap dimensi atau pembebanan.
3. Berlawanan dengan penyederhanaan-penyederhanaan dalam metoda disain langsung,
variasi-variasi dalam momen inersia sepanjang sumbu-sumbu anggota-anggota
haruslah diperhitungkan, seperti efek-efek kapital-kapital kolom.
4. Efek-efek pembebanan lateral dapat diperhitungkan didalam analisis.
5. Berbeda dengan metoda desain langsung, penggunaan sebuah komputer memudahkan
analisis didalam metoda ini melalui evaluasi terhadap kekakuan-kekakuan yang
bervariasi.
6. Karena ketelitian yang memungkinkan didalam penggunaannya, momen statis total
tidak perlu melebihi momen statis M0 yang disyaratkan dalam metoda disain
langsung.

11.6.2 Koefisien Kekakuan


Struktur tersebut, dibagi menjadi rangka-rangka menerus seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 11.3 untuk rangka-rangka dalam kedua arah ortogonal, akan mempunyai baris
kolom-kolom dan sebuah balok menerus yang lebar (slab) ABCD. Setiap lantai dianalisa
secara terpisah dimana kolom-kolom tersebut diasumsikan terjepit pada lantai-lantai diatas
dan dibawahnya. Untuk memenuhi statika dan kesetimbangan, setiap rangka ekivalen harus
menahan beban terapan total. Pembebanan bentang berselang haruslah dipakai untuk
kondisi beban-hidup yang terburuk.
Perlu untuk memperhitungkan tahanan rotasi kolom pada join pada saat melakukan
suatu relaksasi atau distribusi momen kecuali bila kolom-kolom tersebut sangatlah
langsing, dengan kekakuan yang sangat rendah dibandingkan dengan kekakuan slab
tersebut pada join. Didalam kasus-kasus seperti itu, seperti dalam konstruksi slab angkat
(lift slab), hanya sebuah balok menerus diperlukan. Sebuah gambaran skematis elemen-
elemen penyusun rangka ekivalen diberikan dalam Gambar 11.18. Strip-strip slab
diasumsikan didukung oleh slab-slab transversal. Kolom tersebut memberikan sebuah
560 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

momen torsi MT ekivalen dengan intensitas momen torsi yang diterapkan mt. Ujung-ujung
eksterior strip slab berotasi lebih dari penampang pusatnya karena deformasi torsi. Untuk
11.6 Metoda Rangka Ekivalen untuk Desain Slab Lantai 561

memperhitungkan rotasi dan deformasi ini, kolom aktual dan strip slab transversal tersebut
digantikan oleh suatu kolom ekivalen, sehingga fleksibilitas kolom ekivalen sama dengan
jumlah fleksibilitas-fleksibilitas kolom aktual dan strip slab. Asumsi ini diwakili sebagai
berikut:
1 1 1
  (11.11)
K ec K c K t
dimana Kec = kekakuan lentur kolom ekivalen, momen per satuan rotasi
Kc = jumlah kekakuan-kekakuan lentur kolom-kolom atas dan bawah pada join,
momen per satuan rotasi
Kt = kekakuan torsi balok torsi, momen per satuan rotasi
Sebagai alternatif, persamaan fleksibilitas 11.11 dapat ditulis sebagai sebuah persamaan
kekakuan
K c
Kec = (11.12)
1   Kc Kt
Kekakuan kolom untuk sebuah rangka ekivalen (Referensi 11.7) dapat didefinisikan
sebagai

c2 c1 Ketinggia
n lantai

Kolom
diatasny
a
2

Momen
torsi
mt
MT

h
Strip slab
len
2 iva
ek
ka
ng
r ra
Kolom
Anggota ba
torsi dibawahn Le
yang ya
terhubun
g

Strip slab

Gambar 11.18 Elemen penyusun rangka


ekivalen.
562 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

EI    
2

Kc = 1  3   (11.13)
     

dimana I = momen inersia kolom


563 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

 = bentang garis-pusat
 = bentang bersih balok ekivalen
Faktor bawa-lintas (carry-over factors) didekati dengan –½(1 + 1/3h). Sebuah perumusan
yang lebih sederhana untuk Kc (Referensi 11.8) memberikan hasil-hasil didalam 5% dari
harga-harga yang lebih teliti dari Pers. 11.13 sebagai berikut:
4 EI
Kc = (11.14)
L  2h
dimana h adalah ketebalan slab.
Kekakuan torsi slab dalam garis kolom adalah

9E C
Kt =  L 1   ccs (11.15)
2 L2  
3
2

dimana konstanta torsi adalah

1  0,63 x y  x 3 y
C=
3
dan x = dimensi lebih pendek dari bagian persegi irisan penampang pada pertemuan
kolom (seperti kedalaman slab)
y = dimensi lebih panjang dari bagian persegi irisan penampang pada pertemuan
kolom(seperti lebar kolom)
2 = lebar jalur
n = bentang
c2 = dimensi-dimesi kolom dalam arah paralel dengan balok torsi
4 Ecs I s
Ks = (11.16)
Ln  c1 2
Bilamana kekakuan efektif kolom Kec dan kekakuan slab Ks telah terbentuk, analisis
rangka ekivalen dapat dilakukan dengan sembarang metoda-metoda yang sesuai, seperti
relaksasi atau distribusi momen. Faktor distribusi untuk momen ujung-terjepit (MUJ)
adalah
Ks
DF = (11.17)
K
dimana  K = Kec + Ks(kiri) + Ks(kanan).
Untuk faktor bawa-lintas, FBL  ½ dapat digunakan tanpa kehilangan
keakurasiannya karena penampang yang tak-prismatik hanya mengakibatkan efek-efek
yang sangat kecil terhadap momen-momen ujung terjepit dan faktor-faktor bawa-lintas.
Momen-momen ujung terjepit untuk suatu beban terdistribusi secara seragam adalah
wu2(n)2/12 pada pendukung-pendukungnya, sehingga setelah redistribusi momen jumlah
momen terdistribusi negatif pada pendukung dan bentang-tengah akan selalu sama dengan
momen statis M0 = wu2(n)2/8. Faktor redistribusi momen dalam panel menerus dapat
diterapkan seperti dalam Gambar 5.7 untuk desain rangka ekivalen, asalkan bahwa ia tidak
melebihi yang lebih kecil dari 20 persen atau (1000t) persen.

11.6.3 Pembebanan Berpola terhadap Bentang


564 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Pembebanan semua bentang-bentang secara bersamaan tidak selalu menghasilkan


tegangan-tegangan lentur positif dan negatif maksimum. Konsekuensinya, dianjurkan
11.6 Metoda Rangka Ekivalen untuk Desain Slab Lantai 565

untuk menganalisa rangka berbentang-banyak juga dengan menggunakan pola-pola


pembebanan bentang yang berselang untuk beban hidupnya. Untuk sebuah rangka tiga-
bentang, pola-pola yang disarankan untuk beban hidup adalah seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 11.19. Akan tetapi, ACI Code (Tata Cara ACI) mengijinkan beban hidup
berfaktor penuh untuk dipergunakan pada sistem slab secara keseluruhan jika beban
hidupnya kurang dari 75% beban matinya.

11.6.4 Diagram-alir Operasional untuk Desain (Analisis) Slab


Lantai Dua-arah dengan Metoda Rangka Ekivalen
Diagram-alir untuk prosedur ini ditunjukkan dalam Gambar 11.20.

wD

wL

wL

wL

wL

Gambar 11.19 Pola pembebanan untuk beban


hidup.

11.6.5 Contoh 11.3: Desain Plat Datar tanpa Balok Ujung


dengan Metoda Rangka Ekivalen (MRE)
Sebuah sistem lantai apartemen plat-datar beton bertulang tanpa balok-balok ujung dan tanpa
panel turun ditunjukkan dalam Gambar 11.21. Dimensi-dimensi garis-pusat panel ujung
adalah 17’-6”  20’-0” (5,33 m  6,10 m) dan dimensi-dimensi panel interior adalah 24’-0” 
20’-0” (7,32 m  6,10 m). Ketinggian-ketinggian lantai u dari lantai-lantai antaranya secara
tipikal adalah 8’-9” (2,67 m). Evaluasi kekuatan-kekuatan momen nominal yang diperlukan
Mn untuk sebuah panel lantai tipikal dalam arah utara-selatan untuk menahan suatu beban
hidup kerja wL = 60 psf (2,87 kPa) dan suatu beban mati tambahan wD = 17 psf akibat partisi-
partisi dan pekerjaan lantai. Asumsikan bahwa semua panel-panel secara bersamaan dibebani
dengan beban hidup didalam penyelesaian anda. Diberikan:

f c = 4000 psi (27,6 MPa), beton bobot-normal


fy = 60.000 psi (413,7 MPa)

Penyelesaian: Karakteristik-karakteristik rangka ekivalen


566 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Pengecekan ketebalan defleksi: Dari Tabel 11.3, ketebalan minimum h untuk panel-
panel interior menggunakan baja yang mempunyai fy = 60.000 psi dan tampa panel-panel
turun adalah
567 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Mulai

1 Input: Dimensi denah slab: LTB, LUS, u, WL, WD, , fy, Ec, Es

2 Pilih ketebalan pendahuluan h untuk T–B, U–S menggunakan Pers.


11.10a dan b untuk slab dengan balok atau slab dengan panel
turun, dan Tabel 11.3 untuk plat datar. Ketebalan terpilih h harus
selalu memenuhi persyaratan tata cara minimum untuk ketebalan
h. Perbesar h dari Tabel 11.3 dengan paling sedikit 10% jika tidak
ada balok tepi yang dipergunakan.

3 Hitung Ecc, Ecs, Ecb

dimana c = kolom, s = slab, b = balok


Kc 
Kt =
dimana C =
Dapatkan Kec =

4
Hitung Ks 
dimana Ln1 = bentang garis-pusat
c1 = kedalaman kolom
Cari FD =
dimana  K = Kec + Ks(kiri) + Ks(kanan)

5 Hitung MUJ untuk intensitas beban wu dan lakukan distribusi momen


dimana MUJ = . Sesuaikan Mu terdistribusi pada harga muka
pendukung sehingga Mu disesuaikan = Mu terdistribusi –

6 Konversikan harga Mn akhir menjadi kekuatan momen nominal perlu Mn =

Tinjau redistribusi momen tak-elastis jika perlu, tidak melebihi 20% tetapi
7
tidak lebih dari 1000t persen seperti dalam Gambar 5.7

Gambar 11.20 Diagram-alir untuk desain (analisis) slab dan


plat dua-arah beton bertulang dengan metoda rangka ekivalen.
568 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
11.6 Metoda Rangka Ekivalen untuk Desain Slab Lantai 569

8 Gunakan faktor yang sesuai yang berkaitan dengan 1(2/1) dari


Sub-bab 11.4.2 untuk menurunkan momen strip kolom dan strip
tengah.

9 Pilih tulangan. Hitung Mn tersedia = Asfy(d – a/2) untuk penampang


pendukung dan bentang-tengah strip kolom dan tengah.

Tidak Ya
10 Mn tersedia < Mn perlu

Perg
9
i ke

11 Transfer Geser-momen

Hitung Vu, pilih Muc dari tahap 5, hitung g dan momen tak-seimbang
Mn = Muc + Vug.

Hitung r = 1 –

dimana b1 = (c1 + d/2) untuk pendukung eksterior


= (c1 + d) untuk pendukung interior
b2 = c2 + d
f = 1 – v, hitung cAB =

f dapat ditingkatkan menjadi 1,0 pada kolom-kolom ujung asalkan Vu


pada pendukung  0,75 Vc, dan dengan 25% untuk kolom-kolom interior
jika Vu  0,4 Vc dan   0,375g

12 Tentukan vn = memberikan Vn = vnb0d


Kekuatan geser nominal yang diperbolehkan maksimum sebagai
yang terkecil dari
(i) Vc =
(ii) Vc =

dimana s = 40 untuk kolom interior, 30 untuk kolom tepi, dan 20


untuk kolom sudut
(iii) Vc =

Pergi
2
ke

Tidak Ya
Vn < Vc

Perbesar
h
Akhir

Gambar 11.20
Lanjutan
570 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
571 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

B T
A
Rangka S
ekivalen
6
1 2 3 4

18–0

17–6
14
12
12  14
14
C
(18,30 m)
60–0

(7,32 m)
24–0

20

B
18–0

17–6

20  14

12  14

20–0
6 20–0 (6,10 m)
20–0 20–0 20–0

(a
)

A B C D

Ketinggian
Kol. Kol.
tingkat 8–
12”  14” 14”  20”
9 (2,67 m)
12 20 20
17–6 24–0 17–6

60–0

(b
)

Gambar 11.21 Struktur apartemen plat-datar (a) denah; (b)


penampang A–A, U–S.

n
h = untuk panel interior
33
n = bentang bersih = 24 ft kurang 20 in. = 22,33 ft
22,33
h perlu =  12 = 8,12 in. katakan 8,25 in. (21,0 cm)
33
572 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Ketebalan panel eksterior tanpa balok-balok tepi = n/30 yang ditingkatkan pada tepi
yang tak menerus dengan paling sedikit 10%. Panel eksterior n = 20’-0” – 14 in. = 18,82 ft. h
11.6 Metoda Rangka Ekivalen untuk Desain Slab Lantai 573

= 18,82/30  12  1,10 = 8,28 in. Gunakan h = 8,25 in. (21 cm) untuk semua panel sistem
lantai tersebut.
Ambil rangka ekivalen dalam arah U–S yang mempunyai denah yang ditunjukkan
dalam porsi yang terarsir dalam Gambar 11.21.
 8,25 
wu = 1,2   150  17  + 1,6  60 = 240 psf
 12 
Kekakuan lentur pendekatan kolom diatas dan dibawah join lantai (momen per satuan
rotasi), dari Pers. 11.14, adalah

4 Ec I c
Kc = dimana Ln = 8’-9” = 105 in.
Ln  2h

(a) Kekakuan kolom eksterior (14 in.  12 in.)

1412  3
b = 14 in. Ic = = 2016 in.4
12
Asumsikan bahwa Ekol/Eslab = Ecc/Ecs = 1,0. Gunakan Ecc = Ecs = 1,0 dalam perhitungan seperti
Ecs dibuang keluar didalam persamaan untuk Kec.
4  1 2016
Kc total =  2 (untuk kolom teratas dan terbawah)
105   2  8,25
= 182,2 lb-in./rad/Ecc
Konstanta torsi C dari Pers. 11.15 adalah

 x  x3 y
C = 
 1  0, 63 
 y 3
 8,25  12
 8,25 
3
= 1  0,63  = 1273
 12  3
Kekakuan torsi slab tersebut pada garis kolom adalah

9 EcsC

L2 1   c2 L2  
Kt = 3

9  1  1273
=
20  121  14 12  20   3
= 57,1 lb-in./rad/Ecs
Dari Pers. 11.12, kekakuan kolom ekivalen adalah
1 1
 1 1   1 1 
Kec =   
 = 
 182,2  57,2 
 = 43,5 lb-in./rad/Ecc
 Kc Kt   

(b) Kekakuan kolom interior (14 in.  20 in.)

14 20 
3
b = 14 in. I= = 9333 in.4
12
574 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

4  1 9333
Kc total =  2 = 843,7 lb-in./rad/Ecc
105   2  8,25
C = (1 – 0,63  8,25/20)  (8,25)3  20/3 = 2770
9  2770
Kt = +
20  121  14 12  20   3
9  2770
20  121  14 12  20  
3
575 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

= 248,8 lb-in./rad/Ecs
1
 1 1 
Kec = 
 843,7  248,8 
 = 192,1 lb-in./rad/Ecc
 

(c) Kekakuan slab


h = 8,25 in.
Dari Pers. 11.16,

4 E cs I s
Ks =
Ln  c1 2
dimanaLn = bentang garis-pusat
c1 = kedalaman kolom
Lebar jalur slab dalam arah T–B = 20/2 + 20/2 = 20 ft.

12 8,25
3
Is = 20  = 11,230 in.4
12
Slab di kanan kolom eksterior A:

4  1  20 8,25
3
Ks = = 220,2 lb-in./rad/Ecs
12  17,5  12 2
Slab di kiri kolom interior B:

4  1  20 8,25
3
Ks = = 224,6 lb-in./rad/Ecs
12  17,5  20 2
Slab di kanan kolom interior B:

4  1  20 8,25
3
Ks = = 161,6 lb-in./rad/Ecs
12  24  20 2

Dari Pers. 11.17, faktor distribusi slab pada join-join: FD = Ks/ K, dimana
 K = Kec + Ks(kiri) + Ks(kanan)
Slab di luar join A:
220,2
FD = = 0,835
43,5  220,2

Slab di kiri join B:


224,6
FD = = 0,388
192,1  224,6  161,6

Slab di kanan join B:


161,6
FD = = 0,279
192,1  224,6  161,6

Distribusi momen terhadap momen-momen berfaktor Mu


Dari sebelumnya, wu = 240 psf.
576 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Join A, bentang AB:


11.6 Metoda Rangka Ekivalen untuk Desain Slab Lantai 577

wu  LAB 
2
momen ujung-terjepit berfaktor Mu =
12
24017,5
2
=  12 = 73.500 lb-in./ft
12
(27,2 kN-m/m)
Join B, bentang BC:

wu  LBC 
2
momen ujung-terjepit berfaktor Mu =
12
240 24,0 
2
=  12 = 138.240 lb-in./ft
12
(51,2 kN-m/m)
Laksanakan suatu distribusi momen untuk momen berfaktor seperti yang ditunjukkan dalam
Tabel 11.9.

Kekuatan momen nominal berfaktor dan perlu M n


Momen join A (bentang AB) – Mu

Tabel 11.9 Distribusi Momen Beban Berfaktor


A B C
FD 0,835 0,388 0,279 0,279 0,388
FBL 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
MuUJ  103 lb- –73,50 +73,50 –138,24 138,24 –73,50
in. per foot
distribusi +61,37 +25,12 +18,06 –18,06 –25,12
BL +12,56 +30,69 –9,03
distribusi –10,49 –8,40 –6,04
M u  103 lb-in. –10,06 +120,91 –135,25
per foot Garis
akhir simetri

reduksi momen pada muka kolom = Vc/3


 
wu L M u @ B  M u @ A
VAB =  =
2 Ln
240  17,5 120.910  10.060

2 17,5  12
= 2100,0 – 527,9 = 1572,1 lb/ft
c = 12 in.
1572,1  12
Mu muka kolom perlu = 10.060 –
3
578 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

= 10.060 – 6288 = 3772 lb-in./ft (1,40 kN-m/m)


Mu 3772
– Mn perlu = = = 4191 lb-in./ft (1,55 kN-m/m)
 0,9

Momen join B (bentang BA) – Mu


Mu garis pusat = 120.910 lb-in./ft
579 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

VBA = 2100,0 + 527,9 = 2627,9 lb/ft


c = 20 in.
2627,9  20
Mu muka kolom perlu = 120.910 –
3
= 120.910 – 17.519 = 103.391 lb-in./ft (38,3 kN-m/m)
Mu 103.391
– Mn perlu = = = 114.879 lb-in./ft (42,6 kN-m/m)
 0,9

Momen join B (bentang BC) – Mu


Mu garis pusat = 135.250 lb-in./ft
240  24
VBC = = 2880 lb/ft
2
2880  20
–Mu muka kolom perlu = 135.250 –
3
= 135.250 – 19.200 = 116.050 lb-in./ft (43,0 kN-m/m)
Mu 116 .050
– Mn perlu = = = 128.944 lb-in./ft (47,8 kN-m/m)
 0,9

Momen positif maksimum bentang AB + M u: Asumsikan bahwa titik geser nol dan momen
maksimum adalah x ft dari muka A.

V AB 1572,1
x= = = 6,54 ft
wu 240
Mu ujung pada A (Tabel 11.9) = 10.060 lb-in./ft

wu x 2
+ Mu maksimum = VAB  x – – Mu
2
240 6,54  2
= 1572,1  6,54  12 –  12 – 10.060
2
= 123.245 – 61.591 – 10.060 = 51.594 lb-in./ft di 6,54 ft dari A
Mu 51.594
+ Mn perlu = = = 57.327 lb-in./ft (21,3 kN-m/m)
 0,9

Momen positif maksimum bentang BC + Mu

Ln 24
VBC = 2880 lb/ft x= = = 12 ft
2 2
Ln  L  L 
momen bentang-tengah bentang sederhana M = VBC  –  wu   
2  2  4 

240 24
2
24
= 2880  –
2 8
= 17.280 lb-ft/ft = 207.360 lb-in./ft
Alternatifnya,
580 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

wu L2 240 24 2
momen bentang sederhana M0 = =  12
8 8
= 207.360 lb-in./ft
+Mu = M0 – (–Mu)
11.6 Metoda Rangka Ekivalen untuk Desain Slab Lantai 581

M u dari Tabel 11.9 = –135.250 lb-in./ft


+ Mu maksimum perlu = 207.360 – 135.250
= 72.110 lb-in./ft (15,93 kN-m/m) pada bentang-tengah
Mu 72.110
+ Mn perlu = = = 80.122 lb-in./ft (18,90 kN-m/m)
 0,9

Gambar 11.22 memberikan sebuah plot kekuatan-kekuatan momen perlu Mn yang


melintasi bentang-bentang menerus pada muka kolom.
Untuk suatu disain lengkap, sebuah analisis yang serupa harus dilakukan dalam arah T–
B. Dari situ selanjutnya, harga-harga kekuatan momen nominal dipecah menjadi momen-
momen strip kolom dan momen-momen strip tengah dalam kedua arah U–S dan T–B dalam
suatu cara yang identik dengan perosedur dalam Contoh 11.1. Sebuah tabel operasi-operasi
kemudian dibentuk secara serupa dengan yang dari Tabel 11.5 terhadap metoda disain
langsung. Pengecekan transfer geser-momen pada muka-muka kolom harus juga dibuat dan
tulangan geser-momen didisain mengikuti tahap-tahap yang sama seperti dalam Contoh 11.1.
Tak ada keruwetan tulangan hasil dari momen-momen lentur didalam contoh ini (No. 5
dengan maksimum pusat ke pusat 12 in.). Karenanya tidak ada redistribusi tak-elastis terhadap
momen-momen lentur dari pendukung ke bentang-tengahnya (sampai dengan 10%)
diterapkan.

Tengah-bentang
GP Pendukung GP Pendukung BC

128.94
4
114.879

4191

A B C

57.32
6,54 7
80.12
2

Gambar 11.22 Kekuatan momen nominal perlu Mn (lb-in./ft) dengan


metoda rangka ekivalen dalam arah U–S.

11.6.6 Metoda Koefisien terhadap Evaluasi Momen Ultimat


untuk Slab diatas Pendukung Menerus
Untuk slab menerus melintasi beberapa pendukung sepanjang beberapa tepi dan tak-
menerus pada yang lainnya, Gambar 11.23 dapat digunakan untuk sebuah pengecekan
evaluasi yang cepat terhadap koefisien-koefisien momen pendukung pada saat beban
ultimat. Sebuah ketentuan dibuat didalam grafik tersebut pada tepi yang tak-menerus untuk
582 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

kekangan momen yang mungkin terhadap slab tersebut yang secara monolit dicetak dengan
balok tepinya.
583 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

bentang pendek: pendukung Mx =   x1 wu 2x


bentang Mx =   x1wu 2x
bentang panjang: pendukung My =   y1 wu  y
2

My =   y1wu  y
2
bentang
dimana wu adalah intensitas satuan beban berfaktor per satuan luasan slab.

11.7 PERUMUSAN DAN CONTOH DESAIN SLAB DUA-ARAH SI

1. Properti material

Ec = w1c,5 0,0043 f c MPa


Es = 200.000 MPa
600
cb = 600  f d
y

1 = 0,85 – 0,008( f c – 30)


Baja suhu minimum = 0,0018bh. Harga 1 untuk kekuatan-kekuatan diatas 30 MPa
harus direduksi dengan kenaikan sebesar 0,008 untuk setiap 1 MPa yang melebihi
dari 30 MPa, tetapi 1 tidak dapat kurang dari 0,65. Spasi maksimum tulangan = 2h.
2. Defleksi slab dua-arah di atas balok: Untuk fm  0,2, gunakan Tabel 11.3. Untuk 0,2
< fm < 2,0, seperti dalam Persamaan 11.10a,

 fy 
n  0,8  
h=  1500 

36  5  fm  0,2 
Untuk fm > 2,0,
 f 
n  0,8  y 
h=  1500 
36  9 
3. Geser
(a) Slab di atas balok

f c
Vc = b0 d
6
(b) Plat datar: Yang lebih kecil dari

 4  f c
Vc =  2   b0 d
   12
584 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

 d  f c
Vc =  s  2  b0 d
 b0  12
11.7 Perumusan dan Contoh Desain Slab Dua-Arah SI 585

Koefisien momen-lentur-ultimat  dan 

0,12
x1 tanpa kekangan
torsi pada sudutnya

0,10

x1 dengan
kekangan torsi x1
0,08 pada sudutnya
x1

x x
0,06
y y
x1 x
0,04
y1 dengan y1 y
kekangan torsi
0,02 pada sudutnya
y1 y1
y1 tanpa kekangan
Koefisien M.L.U.  dan 

0 torsi pada sudutnya


1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0
Rasio bentang k =
y/x

0,08 x1
x1
x1 x1
0,06

0,04
y1 x x y1 x
x1
y y y
0,02 y1
Koefisien M.L.U.  dan 

y1
y1 y1
0
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0
Rasio bentang k =
y/x

x1 x1
0,06
x1 x1 x1
x1
0,04

Gambar 11.23 Koefisien momen beban


x 

ultimat dalam slab dan

plat x x
 y1

aksi
0,02 dua-arah. (Dari Referensi
 11.9.)  
y1

y y y
y1
y1 y1
0
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 1,0 1,2
1,4 1,6 1,8 2,0 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0
2 Rasio bentang k =
y/x
: tepi yang tak-menerus atau yang dicetak secara monolit dengan pendukungnya.
: tepi yang menerus.
586 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
587 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

4 f c
Vc = b0 d
12
dimana b0 = panjang perimeter penampang kritis dalam slab dan telapak (pada d/2
dari muka kolom dalam aksi dua-arah)
 = rasio sisi lebih panjang terhadap sisi lebih pendek panel
s = 40 untuk kolom interior
= 30 untuk kolom tepi
= 20 untuk kolom sudut
4. Momen tak-seimbang
1
f = 2
1 b1 b2
3
v = 1 – f
(a) Pendukung eksterior: Harga f dapat ditingkatkan sampai dengan 1,0 jika Vu pada
pendukung < 0,75 f c .
(b) Pendukung interior: Harga f dapat ditingkatkan dengan 25% jika Vu  0,4Vc dan
 < 0,375b.

11.7.1 Contoh 11.4: Desain SI Slab dan Plat Dua-arah


Selesaikan Contoh 11.1 menggunakan satuan SI.
Data

f c = 27,6 MPa MPa = N/mm2


fy = 414 MPa Pa = N/m2
beban hidup w = 3,40 kPa 1 kg = 9,81 N
berat satuan beton = 2400 kg/m3
Geometri Gambar 11.10
T–B = 7,32 m
U–S = 5,49 m
wD pekerjaan lantai tambahan = 0,5 kPa
Penyelesaian: Pengecekan geometri untuk penggunaan metoda disain langsung (tahap 1)
(a) Rasio bentang lebih panjang/bentang lebih pendek = 7,32/5,49 =< 2,0; karenanya,
aksi dua-arah.
(b) Lebih dari tiga bentang dalam setiap arah dan bentang-bentang berurutan dalam
setiap arah sama, dengan kolom-kolom tak digeser.
(c) Asumsikan suatu ketebalan sebesar 230 mm, pekerjaan lantai sebesar 500 kN/m 2.

230 9,81 N
wd = 500 + (m)  2400 kg/m3 
1000 kg
= 6000 N/m2 = 6,0 kN/m2
2wd = 12,0 kN/m2 > w = 3,4 kN/m2 Diterima
Untuk nomor-nomor a, b, dan c, MDL (DDM) dapat diterapkan.
Ketebalan slab minimum untuk persyaratan defleksi (tahap 2)
588 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

arah T–B: n1 = 7,32 – 0,225 – 0,254 = 6,84 (m)


11.7 Perumusan dan Contoh Desain Slab Dua-Arah SI 589

arah U–S: n2 = 5,49 – 0,254 – 0,254 = 4,98 (m)


Rasio bentang bersih lebih panjang terhadap lebih pendek  = 6,84/4,98 = 1,37. Ketebalan
pendahuluan minimum h dari Tabel 11.3 untuk sebuah plat datar tanpa balok tepi atau panel
turun yang menggunakan baja fy = 414-MPa adalah h = n/30, ditingkatkan paling sedikit
dengan 10% bila tidak ada balok tepi yang dipergunakan.
T–B: n = 6,84 m
6,84
h =  1,1 = 0,251 m
30
Coba sebuah ketebalan slab h = 260 mm. Ketebalan ini lebih besar dari ketebalan minimum
absolut sebesar 5 in. = 120 mm yang disyaratkan dalam peraturan untuk plat datar; karenanya
diterima. Asumsikan bahwa d = h – 30 mm = 230 mm. wd baru = 6,7 kN/m2 (6,7 kPa). Maka
dari itu,
2wd = 13,4 kPa
w = 3,4 kPa < 2wd Diterima.
Persyaratan ketebalan geser (tahap 3)
wU = 1,6L + 1,2D = 1,6  3,4 + 1,2  6,7 = 13,5 kPa
Kolom interior: Bidang kritis pengontrol tegangan geser perimetris maksimum adalah pada
suatu jarak d/2 dari muka kolom, karenanya, gaya geser perimetris berfaktor neto adalah
Vu = [1  2 – (c1 + d)(c2 + d)]wu
= (7,32  5,49 – 0,74  0,74)13,5  103 = 535  103 N = 535 kN
Vu 535
Vn = = = 713 kN
 0,75

Dari Gambar 11.11, perimeter permukaan kegagalan geser kritis adalah


b0 = 2(c1 + d + c2 + d) = 2(c1 + c2 + 2d)
= 2(0,51 + 0,51 + 0,45) = 2,94 m = 2,94  103 mm
Permukaan geser perimetris adalah
Ac = bod = 2,94  0,225 = 0,66 m2 = 0,66  106 mm2
Karena momen tidak diketahui pada saat tahap ini, hanya sebuah pengecekan pendahuluan
untuk geser yang dapat dibuat.
 = rasio sisi lebih panjang terhadap lebih pendek kolom = 510 mm/510 mm = 1,0
Geser nominal tersedia Vc adalah yang terkecil dari

 4 f c 27,6
Vc =  2   b0 d = (2 + 4)  0,66  106 = 1,70  106 N
   12 12

 sd  f  40  0,23  27,6


Vc =   2  c b0 d =   2
  0,66  106 = 1,50  106
 b0  12  2,94  12
N

4 f c
b0 d = 1,16  10 N
6
Vc =
12
590 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Vc pengontrol = 1,16  106 N > Vn perlu = 0,713  106 N; karenanya ketebalan lantai cukup
pada tahap disain ini.
Kolom eksterior: Sertakan berat dinding eksterior, dengan mengasumsikan berat layannya
sebesar 4 kN/m. Gaya geser perimetris berfaktor neto adalah
591 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Vu =
  7,32 0,457   0,225  
5,49       0,457   0,508  0,225 13,5  103
  2 2   2  
  5,49  0,508  4  103  1,2 = 306  103 N = 306 kN
Vu 306
Vn = = = 408 kN
 0,75

Anggap garis aksi Vu berada di muka kolom LM dalam Gambar 11.12 untuk transfer geser
momen ke bidang pusat c-c. Pendekatan ini cukup karena Vu bekerja secara perimetris
mengelilingi muka kolom dan bukan sepanjang garis AB saja. Dari Gambar 11.12,
Ac = d(2c1 + c2 + 2d) = 0,23(2  0,457 + 0,508 + 2  0,225)
= 0,430 m2 = 0,430  106 mm2
508
 = = 1,11
457
Geser nominal tersedia Vc adalah yang terkecil dari

 4 f c
Vc =  2   b0 d = 1,05  106 N
   12

 d  f c
Vc =   2 
s
b0 d = 1,06  106 N
b
 0  12

4 f c
b0 d = 0,75  10 N > Vn perlu = 0,408  10 N
6 6
Vc = Diterima.
12
Vc 0,75  106 N
vc tersedia = = = 1,74 N/mm2
Ac 0,430  106 mm 2
Perhitungan momen statis (tahap-tahap 3 sampai 5)
T–B: n1 = 6,83 m
U–S: n2 = 4,98 m
0,651 = 0,65  7,32 = 4.76 m Gunakan n1 = 6,83 m
0,652 = 0,65  5,49 = 3.57 m Gunakan n2 = 4,98 m
(a) Arah T–B

wu 2 2n1 13,5  103  5,49 6,83


2
M0 = = = 432 kN-m
8 8
Untuk panel ujung sebuah plat datar tanpa balok ujung, faktor distribusi momen seperti dalam
Tabel 11.1 adalah
–Mu pada pendukung interior = 0,7M0
+Mu pada bentang-tengah panel = 0,52M0
–Mu pada muka eksterior = 0,26M0
momen desain negatif – Mu = 0,70  432 = 302 kN-m
momen desain positif + Mu = 0,52  432 = 225 kN-m
592 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

momen negatif pada eksterior – Mu = 0,26  432 = 112 kN-m


(b) Arah U–S
wu 12n 2 13,5  103  7,32 4,98
2
M0 = = = 306 kN-m
8 8
11.7 Perumusan dan Contoh Desain Slab Dua-Arah SI 593

momen desain negatif – Mu = 0,70  306 = 214 kN-m


momen desain positif + Mu = 0,52  306 = 159 kN-m
momen negatif pada eksterior – Mu = 0,26  306 = 80 kN-m
Distribusi momen dalam strip-strip kolom dan tengah (tahap-tahap 6 dan 7)
Cek kapasitas transfer geser-momen pada pendukung-pendukung kolom eksterior:
–Mc pada kolom interior 2–B = 302 kN-m
–Me pada kolom eksterior 2–A = 112 kN-m
Vu = 306 kN bekerja pada muka dari kolom
Gaya geser berfaktor pada kolom tepi yang disesuaikan untuk momen interior adalah
302  112
Vu = 306 – = 278 kN
7,32  0,483
Vu 278
Vn = = = 371 kN
 0,75

Dengan mengasumsikan bahwa desain Mu mempunyai harga yang sama seperti Mu berfaktor,
Ac dari sebelumnya = 0,430 m2
Dari Gambar 11.7c dan 11,12, dengan mengambil momen luasan bidang kritis terhadap
sumbu AB,
2
 d
d(2c1 + c2 + 2d) x = d  c1  
 2

dimana x adalah jarak ke pusat penampang kritis, atau


2
 0,225 
(2  0,457 + 0,508 + 0,457) x = d  0,457  
 2 
x = 0,174 m
g = 0,174 – 0,225/2 = 0,059 m = 59 mm, dimana g adalah jarak dari muka kolom ke sumbu
pusat penampang tersebut.
Momen berfaktor eksternal total adalah
Mue = 112 + 278  0,059 = 128 kN-m
Kekuatan momen tak-seimbang minimum yang diperlukan total adalah

M ue 128
Mn = = = 143 kN-m
 0,9

Fraksi kekuatan momen nominal Mn yang ditransfer oleh geser adalah

1
v = 2 = 0,37
1 b1 b2
3
dimana b1 = c1 + d/2 = 0,457 + 0,225/2 = 0,572 m
b2 = c2 + d = 0,508 + 0,225 = 0,738 m
Momen inersia sisi yang sejajar dengan arah momen terhadap sumbu U–S adalah
594 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

 bh 3 hb 3 
I1 =   Ad 2   2 untuk semua mukanya
 12 12 
595 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

=
 0,225   0,572 3  0,572 
2
0,572 0,225 
3
  0,225  0,572    0,174   2
 12  2  12 
= [358.702 + 165.029 + 57.996]2 = 1.163.450 cm4
Momen inersia sisi yang tegak lurus dengan arah momen terhadap sumbu U–S adalah
I2 = A(x)2
= [(50,8 + 23)23](17,4)2 = 513.900 cm2
Maka dari itu, momen inertia torsi adalah
Jc = 1.163.450 + 513.900 = 1.677.350 cm2
Tegangan geser akibat efek geser perimeter pada Mn adalah

Vu  c M
Vn =  v AB n
Ac Jc
278 0,37  0,174  143
=  = 862 kPa + 550 kPa
0,75  0,430 1.677.350  10 8
= 1,41 MPa
Dari sebelumnya, vc diperbolehkan maksimum = 1,74 MPa > 1,41 MPa:
vn < vc Diterima
Maka dari itu, terima ketebalan plat.
Desain tulangan dalam luasan slab di muka kolom untuk momen tak-seimbang yang
ditransfer ke kolom oleh lentur
Dari Pers. 11.7b,
f = 1 – v = 1 – 0,37 = 0,63
Mnf = f Mn = 0,63  143 = 90,1 kN-m
Momen ini harus ditransfer didalam 1,5h pada setiap sisi kolom tersebut seperti dalam
Gambar 11.7d.
lebar transfer =_(1,5  0,254)  2 + 0,508 = 1,27 m
 a  a
Mn =_As fy  d   , asumsikan bahwa  d    0,9d
 2  2
atau
90,1  106 = As  414  0,9  230
As = 1050 mm2 selebar lebar strip = 1300 mm
Buktikan As
1050  414
a= = 14,3 mm
0,85  27,6  1300

Maka dari itu,


90,1  106 = As  414  0,9  230
As  1000 mm2
596 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Gunakan lima batang No. 15 M (1000 mm2) dengan p-p 100 mm yang digunakan didalam
lebar kolom 510-mm pada sisi teratasnya dan angkur kedalam kolom tersebut seperti yang
disyaratkan untuk penyaluran panjang ikatan.
11.7 Perumusan dan Contoh Desain Slab Dua-Arah SI 597

Pemproporsian tulangan plat (tahap 8 dan 9)


(a) Arah T–B (bentang panjang)
1. Ringkasan momen-momen dalam strip kolom
0,75  302
Mn negatif kolom interior = = 252 kN-m
  0,9
0,6  225
Mn bentang-tengah = = 150 kN-m
0,9
1 112
Mn negatif kolom eksterior = = 124 kN-m
0,9

2. Ringkasan momen-momen dalam strip tengah


302  0,75  302
Mn negatif kolom interior = = 84 kN-m
0,9
Mn positif bentang-tengah = 225 – 0,6  225 = 90 kN-m
Mn negatif kolom eksterior = 0
3. Desain tulangan untuk strip kolom
–Mn = 252 kN-m bekerja pada lebar strip sebesar 2(0,25  5,49) = 2,745 m
252
–Mn satuan per meter lebar strip = = 91,8 kN-m
2,745
150
+Mn satuan per meter lebar strip = = 54,6 kN-m
2,745

Tulangan baja suhu minimum As untuk plat-plat dua-arah


Dengan menggunakan baja fy = 415 MPa, As = 0,0018bh = 0,0018  1000  260 = 468 mm2
per lebar strip 1-m. Coba batang No. 10 M (As = 100 mm2).

100 mm 2
s=  215 mm p-p
468 mm 2 1000 mm
Baja negatif

 a
91,8  106 = As  414   230  
 2
Dengan mengasumsikan (d – a/2) = 0,9d untuk coba-coba pertama,
91,8  10 6 N - mm
As = = 1070 mm2
414  0,9  230
As f y 1070  414
a= = =
0,85 f cbv 0,85  27,6  1000
18,8 mm
Untuk siklus coba-coba dan penyesuaian kedua,

 18,8 
91,8  106 = As  414   230  
 2 
As negatif = 1010 mm2/m lebar strip.
598 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Coba batang No. 15 M dari Tabel A.2b dalam lampiran (luasan per batang = 200 mm2).
200
spasi s = = 200 mm p-p untuk momen negatif
1010 1000
599 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Baja positif
Spasi s seperti yang diperlukan oleh momen = 200  91,8/54,6 = 330 mm p-p. Spasi
diperbolehkan maksimum = 2h = 2  260 = 520 mm. Coba batang No. 10 M untuk momen
positif (As = 100 mm2) dari Tabel A.2b dalam lampiran.
54,6
As =  1010 = 600 mm2/strip 1-m
91,8
100
s=  170 mm p-p
600 1000

4. Desain tulangan untuk strip tengah


–Mn satuan = 84/0,9 = 93,3 kN-m bekerja pada lebar strip sebesar 2,745 m.
–Mn satuan per meter lebar strip = 93,3/2,745 = 34,0 kN-m = 34  106 N-mm
34  106 = As  414  0,9  230
As = 400 mm2/strip 1-m
400  414
a= = 5,6 mm
0,85  27,6  1000

Siklus kedua menggunakan a = 5,6 mm

 5,6 
34  106 = As  414  230  
 2 
2
As = 363 mm /strip 1-m

Foto 11.4 Slab beton persegi pada saat keruntuhan. (Tes oleh Nawy dkk.)

Dari Tabel A.2b, coba batang No. 10 M (As = 100 mm2).


90 kN - m
+Mn satuan = = 36,4 kN-m = 36,4  106 N-mm/meter strip
0,9  2,745
600 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

36,4  106
As = = 425 mm2
414  0,9  230
11.8 Metoda Langsung Evaluasi Defleksi 601

As minimum = 0,0018bh = 0,0018  100  260 = 468 mm2, mengontrol.


Untuk tulangan positif, spasi yang menggunakan batang No. 10 M adalah
luasan batang 100
s= = = 213 mm p-p
luasan satuan perlu 468 1000

Gunakan batang-batang No. 15 M dengan p-p 200 mm untuk tulangan negatif dan batang No.
10 M dengan p-p 200 mm untuk tulangan positif.
(b) Arah U–S (bentang pendek): Prosedur yang sama diikuti sebagaimana untuk arah T–B
untuk kedua momen negatif dan positifnya. Kedalaman efektif d2 = 260 – 30 – 10 = 220 mm
digunakan untuk arah U–S. Sebuah tabel untuk momen-momen dan ukuran batang kemudian
dibuat seperti dalam Tabel 11.6 dan sebuah denah untuk distribusi skematis tulangan dalam
satuan-satuan SI disediakan secara serupa dengan Gambar 11.14.

11.8 METODA LANGSUNG DARI EVALUASI DEFLEKSI

11.8.1 Pendekatan Rangka Ekivalen


Seperti didalam metoda rangka ekivalen yang didiskusikan secara detail dalam sub-bab-
sub-bab yang terdahulu, struktur tersebut dibagi menjadi rangka-rangka menerus yang
berpusat pada garis-garis kolom didalam masing-masing dari kedua arah yang tegak lurus.
Setiap rangka akan tersusun dari suatu baris kolom-kolom dan sebuah jalur lebar slab
bersama dengan balok-balok garis kolomnya, jika ada, diantara garis-garis pusat panel.
Dengan persyaratan statika, beban yang diterapkan harus diperhitungkan dalam
setiap dari kedua arah yang tegak lurus (ortogonal). Didalam upaya untuk
memperhitungkan deformasi-deformasi torsi balok-balok pendukung, suatu kolom ekivalen
dipergunakan yang fleksibilitasnya merupakan jumlah dari fleksibilitas-fleksibilitas kolom
aktual dan fleksibilitas balok transversal atau strip-strip slab (kekakuan merupakan invers
fleksibilitas). Dengan kata lain,
1 1 1
  (11.18)
K ec K c K t
dimana Kec = kekakuan lentur kolom ekivalen; momen lentur per satuan rotasi
Kc = jumlah kekakuan lentur kolom atas dan bawah, momen lentur per satuan
rotasi
Kt = kekakuan torsi balok transversal atau strip slab, momen torsi per satuan rotasi
Harga Kec jadinya harus diketahui didalam upaya untuk menghitung defleksi dengan
prosedur ini.
Strip slab-balok tersebut dianggap didukung bukan diatas kolom-kolom tetapi diatas
strip slab-balok transversal diatas garis-garis pusat kolom. Gambar 11.24a
menggambarkan hal ini. Deformasi sebuah panel tipikal yang ditinjau dalam satu arah pada
setiap kalinya. Sesudah itu, konstribusi didalam setiap dari kedua arah, x dan y,
ditambahkan untuk mendapatkan defleksi total pada sembarang titik didalam slab atau plat
tersebut.
Pertama, defleksi akibat lentur dalam arah x dihitung (Gambar 11.24b). Kemudian
defleksi akibat lentur dalam arah y didapatkan. Defleksi panel-tengah sekarang dapat
diperoleh sebagai jumlah dari defleksi-defleksi bentang-pusat strip kolom dalam satu arah
dan yang dari strip tengah dalam arah ortogonalnya (Gambar 11.24c).
Defleksi setiap panel dapat dianggap sebagai jumlah dari tiga komponen:
602 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

1. Defleksi bentang-tengah dasar panel, diasumsikan terjepit pada kedua ujungnya,


diberikan oleh
603 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

GP
L/2

GP
y
0,25L 0,25L 0,25L 0,25L

Balok slab
x

0,25s
Kolom
0,25s

Balok slab
Slab terdukung
secara s
sederhana
ekivalen

0,25s
Kolom
0,25s

Garis
kontra-lentur
GP kolom GP kolom
a b
L

(a
)

Ketinggian
slab tak-
terbebani

a a
b b
c

0,25L 0,25L
Profil slab
terbebani pada
tengah-bentang

L
GP kolom GP kolom

(b
)

Gambar 11.24 Metoda rangka ekivalen untuk analisis defleksi: (a)


panel plat ditransfer menjadi rangka ekivalen; (b) profil bentuk
terdefleksi di garis pusatnya; (c) bentuk terdefleksi panel.

w4
 
384 Ec I rangka

Ini harus diproporsikan untuk memisahkan defleksi strip kolom c dan strip tengah s,
sehingga
11.8 Metoda Langsung Evaluasi Defleksi 604

M strip kol Ec I cs
c   
M rangka Ec I c
M strip slab Ec I cs
s   
M rangka Ec I s

dimana Ics adalah momen inersia rangka total, Ic momen inersia strip kolom, dan Is
momen inersia strip slab tengah.
2. Defleksi pusat,  L = 1/8L, akibat rotasi di ujung kiri sementara ujung kanan
dianggap terjepit, dimana L = Mneto/Kec kiri dan Kec adalah kekakuan lentur kolom
ekivalen (momen per satuan rotasi).
3. Defleksi pusat,  R = 1/8L, akibat rotasi di ujung kanan sementara ujung kiri
dianggap terjepit, dimana R = Mneto/Kec kanan. Karenanya

cx atau cy = c +  L +  R (11.19a)


sx atau sy = s +  L +  R (11.19b)

(Gunakan dalam Pers. 11.19a dan b harga-harga c,  L , dan  R yang
berhubungan dengan arah-arah bentang yang sesuai. Dari Gambar 11.24b dan c,
defleksi total adalah

 = sx + cy = sy + cx (11.20)

GP kolom

0,2
5L

0,2 GP kolom
5L

c 5s
0,2
5s
a b 0,2 GP kolom

s
x
5s
0,2
5s
0,2
GP kolom

(c)

Gambar 11.24
Lanjutan

11.8.2 Contoh 11.5: Perhitungan Defleksi Pusat Sebuah Panel


Slab diatas Balok
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 605

Sebuah slab 7-in. (177,8-mm) dari sebuah sistem lantai lima-panel kali lima-panel
membentang 25 ft dalam arah T–B (7,62 m) dan 20 ft dalam arah U–S (6,10 m) yang
606 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

ditunjukkan dalam Gambar 11.25a. Panel tersebut secara monolit didukung oleh balok 15 in.
 27 in. dalam arah T–B (381 mm  686 mm) dan 15 in.  24 in. dalam arah U–S (381 mm 
610 mm). Lantai tersebut dikenai oleh suatu defleksi yang tergantung-waktu akibat suatu
intensitas beban kerja seragam ekivalen w = 450 psf (21,5 kPa). Properti-properti material
lantai tersebut adalah

B T

15  24 in.
15  27 in.
S

240
4 3 in.
LTB

20 ft
(240 in.)

1 2
25 ft
(300
in.)
(a)

240 in. T–B 120 in. T–B 120 in. T–B


300 in. U–S 150 in. U–S 150 in. U–S

7 in. 7 in. 7 in.

(b) (c) (d)

4
25 ft

2
0,26
0,05 10 ft
in.
in. 0,30
1
in.
y
10 ft
Pendukun 2
g T–B 0,07 in.
1
Pendukun x
g U–S

(e
)

Gambar 11.25 Contoh pada evaluasi defleksi rangka


ekivalen.
11.8 Metoda Langsung Evaluasi Defleksi 607

f c = 4000 psi (27,6 MPa)


fy = 60.000 psi (414 MPa)
Ec = 3,6  106 psi (24,8  10 kPa)
Asumsikan berikut ini:
1. Momen neto Mw bentang-bentang yang bersebelahan (lb-ft):
T–B U–S
Pendukung 1: 20  10 3
Pendukung 1: 40  103
Pendukung 2: 5  103 Pendukung 4: 20  103
2. Kekakuan kolom ekivalen Kec  400 Ec lb-inci per radian dalam kedua arah. Cari
defleksi pusat maksimum panel tersebut akibat pembebanan jangka-panjang dan
tentukan jika besarannya dapat diterima bila lantai tersebut mendukung peralatan yang
sensitif yang dapat dirusakkan oleh defleksi-defleksi yang besar.
3. Momen inersia retak:
T–B: Icr = 45.500 in.4
U–S: Icr = 32.500 in.4

Penyelesaian: Hitung momen-momen inersia gros (in.4) penampang-penampang dalam


Gambar 11.25: rangka ekivalen total Ics dalam bagian (b), balok strip kolom Ic dalam bagian
(c), dan slab strip tengah Is dalam bagian (d). Harga-harga ini adalah

Ics Ic Is
T–B 63.600 53.700 3430
U–S 47.000 40.000 4288

Selanjutnya, hitung faktor-faktor f12/1 dan f21/2 seperti dalam Contoh 11.2. Didalam
kedua kasusnya lebih besar dari 1,0. Karenanya koefisien-koefisien momen berfaktor (persen)
diperoleh dari tabel-tabel dalam Sub-bab 11.4.2 adalah sebagai berikut:

Strip Kolom Strip


(+ dan –) Tengah
(+ dan –)
T–B 81,0 19,0
U–S 67,5 32,5

Defleksi-defleksi arah T–B (bentang= 25 ft)


w jangka-panjang = 450 psf
450  20 25  1728
4
 =
 25 = 0,0691 in.
384  3,6  106  63.600
63.600
c = 0,0691  0,81  = 0,0663 in.
53.700
63.600
s = 0,0691  0,19  = 0,243 in.
3.430
Rotasi di ujung 1 adalah
608 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

M1 20  103  12
1 = = = 1,67  10–4 rad
K ec 400  3,6  106
609 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

dan rotasi di ujung 2 adalah

M2 5  103  12
2 = = = 0,42  10–4 rad
K ec 400  3,6  106

dimana  adalah rotasi pada sebuah ujung jika ujung yang lain terjepit.


  = penyesuaian defleksi akibat rotasi pada pendukung-pendukung 1 dan 2 =
8

  =
1,67  0,42  10 4  300 = 0,0078 in.
8
Maka dari itu,
cx neto = 0,0663 + 0,0078 = 0,0741 katakan 0,07 in.
sx neto = 0,243 + 0,0078 = 0,2508 katakan 0,25 in.
Defleksi-defleksi arah U–S (bentang = 20 ft)

450  25 20  1728


4
 =
 20 = 0,0479 in.
384  3,6  106  47.000
47.000
c = 0,0479  0,675  = 0,038 in.
40.000
47.000
s = 0,0479  0,325  = 0,171 in.
4288
M1 40  103  12
rotasi 1 = = = 3,3  10–4 rad
K ec 400  3,6  106
M4 20  103  12
rotasi 4 = = = 1,67  10–4 rad
K ec 400  3,6  106
2  3,3  1,67 10 4  240
  = = = 0,0149 in.
8 8
Maka dari itu,
cy neto = 0,038 + 0,0149 = 0,0529 katakan 0,05 in.
sy neto = 0,171 + 0,0149 = 0,1859 katakan 0,19 in.
defleksi pusat total  = sx + cy + cx
T–B = sx + cy = 0,25 + 0,05 = 0,30 in.
U–S = sy + cx = 0,19 + 0,07 = 0,26 in.
Karenanya, defleksi rata-rata pada pusat panel interior adalah
½ (T–B + U–S) = 0,28 in. (7,1 mm)
Penyesuaian untuk penampang retak: Gunakan persamaan momen inersia efektif Branson,

 M cr 
3
 M 
3

Ie =   I g  1   cr   I cr
   M a  
 Ma    
seperti didiskusikan dalam Bab 8. Perhitungan rasio Mcr/Ma:
610 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

fr I g
Mcr =
yt
11.8 Metoda Langsung Evaluasi Defleksi 611

dimana fr = modulus runtuh beton


yt = jarak pusat gravitasi penampang dari serat-serat tarik terluar
T–B (lebar flens 240-in.): yt = 21,54 in.
U–S (lebar flens 300-in.): yt = 19,20 in.
fr = 7,5 f c = 7,5 4000 = 474 psi

Karenanya
474  63.600 1
Mcr (T–B) =  = 1,17  105 lb-ft
21,54 12
474  47.000 1
Mcr (U–S) =  = 0,97  105 lb-ft
19,20 12

w2 20  450 25 2


Ma panel interior = = untuk T–B
16 16
= 3,52  105 lb-ft
20  450 20 2
= untuk U–S
16
= 2,81  105 lb-ft
Catat bahwa faktor momen 1/16 dipergunakan agar berada pada sisi yang aman, walaupun
koefisien-koefisien momen aktual untuk aksi dua-arah akan lebih kecil.
Momen inersia efektif T–B Ie

M cr 1,17  105
= = 0,332
Ma 3,52  105
3
 M cr 
  = 0,037
M 
 a 
Ie = 0,037  63.600 + (1 – 0,037)45.500 = 46.170 in.4
Momen inersia efektif U–S Ie

M cr 0,97  10 5
= = 0,345
Ma 2,81  105
3
 M cr 
  = 0,041
M 
 a 
Ie = 0,041  47.000 + (1 – 0,041)32.500 = 33.095 in.4
Ig 1  63.600 47.000 
rata-rata =    = 1,40
Ie 2  46.170 33.095 

defleksi pusat disesuaikan untuk efek penampang retak


= 1,40  0,28 = 0,39 in. (9,9 mm)
 25 ft  12
= = 7,69 > 480 diperbolehkan dalam Tabel 11.4
 0,39

Karenanya defleksi pusat jangka-panjang dapat diterima.


612 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
613 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

11.9 PERILAKU KERETAKAN DAN KONTROL RETAK DALAM SLAB DAN PLAT
AKSI-DUA-ARAH

11.9.1 Mekanisme Keretakan Lentur dan Hipotesis Fraktur


Perilaku keretakan lentur didalam lantai-lantai struktural beton dibawah aksi dua-arah
sangatlah berbeda dari yang didalam anggota-anggota satu-arah. Persamaan-persamaan
kontrol-retak untuk balok-balok mengestimasi lebih rendah lebar-lebar retak yang terjadi
didalam slab-slab dan plat-plat dua-arah dan tidak memberitahu pendisain bagaimana untuk
menspasikan tulangannya. Keretakan didalam slab-slab dan plat-plat dua-arah dikontrol
terutama oleh tingkat tegangan baja dan spasi tulangan dalam dua arah yang tegak lurus.
Sebagai tambahan, penutup beton bersih didalam slab-slab dan plat-plat dua-arah hampir
konstan [¾ in. (19 mm) untuk keterbukaan interior], sementara itu ia merupakan sebuah
variabel utama didalam persamaan-persamaan kontrol-retak untuk balok-balok. Hasil-hasil
tes yang ekstensif terhadap slab-slab dan plat-plat oleh Nawy dkk. mendemonstrasikan
perbedaan dalam perilaku ini didalam suatu hipotesis fraktur (fracture) pada pembentukan
dan perambatan retak didalam aksi plat dua-arah. Seperti terlihat dalam Gambar 11.26,
konsentrasi tegangan terjadi mula-mula pada titik-titik perpotongan tulangan didalam
batang-batang tulangan dan pada join-join jaring kawat yang dilas, yaitu, pada titik-titik
nodal grid, dengan demikian secara dinamik menghasilkan garis-garis fraktur sepanjang
jalur-jalur yang mempunyai tahanan yang paling kecil: A1B1, A1A2, A2B2, dan B2B1. Pola
fraktur yang dihasilkan merupakan sebuah grid keretakan berulang total, asalkan bahwa
spasi titik-titik nodal A1, B1, A2, dan B2 cukup dekat untuk menghasilkan mekanisme fraktur
awal dari retak-retak ortogonal dengan lebar yang sempit yang dikehendaki ini sebagai
sebuah mekanisme fraktur.

Baja Longitudinal

A1 A2

Baja Transversal
s1

B1 B2

s2

Pengendalian Keretakan Bukan-Ortogonal yang Menjauh dari


Batang A1B1 atau A2B2 bila Spasi Grid S1 atau S2 Melebihi 7
sampai 12 in.

Gambar 11.26 Satuan grid dalam tulangan aksi-


dua-arah.
614 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Jika spasi perpotongan-perpotongan grid tulangan terlalu besar, besaran konsentrasi


tegangan dan energi yang diserap per satuan grid terlalu rendah untuk menghasilkan retak-
retak disepanjang kawat-kawat atau batang-batang bertulang. Sebagai akibatnya, retak-
11.9 Perilaku Keretakan dan Kontrol Retak dalam Slab dan Plat Aksi-Dua-Arah 615

retak utama tersebut mengikuti keretakan garis-leleh diagonal didalam bidang beton
polosnya yang menjauh dari batang-batang tulangan pada saat awal didalam sejarah
pembebanannya. Retak-retak ini lebar dan jarang.
Hipotesis ini juga membawa pada kesimpulan bahwa deformasi-deformasi
permukaan elemen-elemen tulangan individu mempunyai efek yang kecil didalam
menghentikan pembentukan retak-retak atau mengontrol tipe atau lebarnya dalam sebuah
slab atau plat aksi dua-arah. Dalam suatu cara yang serupa, kita dapat menyimpulkan
bahwa efek skala pada perilaku keretakan aksi dua-arah adalah tak penting, karena grid
keretakan tersebut akan menjadi sebuah refleksi grid tulangan jika lebar-lebar keretakan
yang sempit ortogonal yang dikehendaki terbentuk. Oleh karena itu, didalam mengontrol
keretakan dalam lantai-lantai aksi-dua-arah, parameter utama untuk dipertimbangkan
adalah spasi tulangan dalam dua arah tegak lurus. Penutup beton hanya mempunyai sebuah
efek yang kecil, karena ia biasanya merupakan suatu harga konstan, yang kecil sebesar 0,75
in. (19 mm).
Untuk sebuah luasan konstan baja yang ditentukan untuk lentur dalam satu arah,
yaitu, untuk penyerapan energi per satuan luasan slab, semakin kecil spasi batang-batang
atau kawat-kawat transversal, semakin kecil seharusnya diameter batang-batang
longitudinal. Alasannya adalah bahwa lebih sedikit energi yang harus diserap oleh batang-
batang longitudinal individu. Jika kita menganggap bahwa besaran fraktur ditentukan oleh
energi yang dikenakan per volume spesifik tulangan yang bekerja pada sebuah elemen
hingga dari slab tersebut, sebuah pilihan yang tepat terhadap ukuran grid tulangan dan
ukuran batang dapat mengontrol keretakan menjadi grid-grid ortogonal yang dikehendaki.
Haruslah ditekankan bahwa hipotesis ini penting untuk kondisi-kondisi
kemampulayanan dan beban-lebih yang sesuai. Didalam menghubungkan retak-retak
ortogonal kepada retak-retak garis-leleh, kegagalan sebuah slab pada akhirnya mengikuti
kriteria garis-leleh plastis-kaku yang diterima secara umum.

11.9.2 Persamaan Kontrol Retak


Persamaan dasar (Sub-bab 8.11) untuk menghubungkan lebar retak kepada regangan
didalam tulangan adalah
w = ac  s (11.21)

Efek regangan tarik dalam beton antara retak-retak diabaikan sebagai tak menentukan. ac
adalah spasi retak, s adalah regangan satuan dalam tulangan, dan , , dan  adalah
konstanta-konstanta. Sebagai suatu hasil hipotesis fraktur ini, model matematik dalam Pers.
11.21, dan analisis statistik terhadap data dari 90 slab yang dites sampai kegagalan,
persamaan kontrol-retak berikut adalah penting:

d b1s2
w = K f s (11.22)
Qi1

dimana kuantitas dibawah GI = db1s2/Qi1 yang radikal, diistilahkan indeks grid dapat
ditransformasikan menjadi
s1s2 d c 8
GI = (11.23)
d b1 
dimanaK = koefisien fraktur, yang mempunyai sebuah harga sebesar K = 2,8  10–5 untuk
slab dan plat bujursangkar aksi-dua-arah, yang dikekang, dibebani secara
seragam. Untuk beban terpusat atau reaksi atau bila rasio bentang pendek
terhadap panjang kurang dari 0,75, tetapi lebih besar dari 0,5, sebuah harga
616 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

sebesar K = 2,1  10–5 dapat diterapkan. Untuk sebuah rasio aspek bentang sebesar 0,5, K =
1,6  10–5. Satuan koefisien K adalah dalam lb/in.2.
 = rasio jarak dari sumbu netral ke muka tarik slab terhadap jarak dari sumbu
netral ke pusat grid tulangan (untuk menyederhanakan perhitungan-perhitungan
gunakan  = 1,25, meskipun ia bervariasi antara 1,20 dan 1,35)
fs = tingkat tegangan beban layan rata-rata aktual, atau 40% dari kekuatan leleh
disain, fs (ksi)
db1 = diameter tulangan dalam arah 1 yang terdekat dengan serat-serat luar beton (in.)
dc = penutup beton ke pusat tulangan (in.)
s1 = spasi tulangan dalam arah 1
s2 = spasi tulangan dalam arah tegak lurus 2
1 = arah tulangan yang terdekat dengan serat-serat beton luar; ini adalah arah
dimana pengecekan kontrol retak dibuat.
Qi1 = rasio baja aktif
luasan baja As per foot lebar
=
12 d b1  2c1 
dimana c1 adalah penutup beton bersih diukur dari muka tarik beton ke tepi
terdekat batang tulangan dalam arah 1
w = lebar retak pada muka beton yang diakibatkan oleh beban lentur (in.)
Subskrip 1 dan 2 berhubungan dengan arah tulangan. Harga detail koefisien fraktur
untuk berbagai kondisi batas diberikan dalam Tabel 11.10.
Sebuah penyelesaian secara grafik dari Pers. 11.22 diberikan dalam Gambar 11.27
untuk
fy = 60.000 psi (414 MPa)
fs = 40% fy = 24.000 psi (166 MPa)

Tabel 11.10 Koefisien Fraktur untuk Slab dan Plat


Rasio Koefisien
Tipe Bentuk Kondisi Bentang,c Fraktur,
Pembebanana Slab Batasb S/L 10–5 K
A Bujursangkar 4 tepi r 1,0 2,1
A Bujursangkar 4 tepi s 1,0 2,1
B Persegi 4 tepi r 0,5 1,6
B Persegi 4 tepi r 0,7 2,2
B Persegi 3 tepi r, 0,7 2,3
1 tepi h
B Persegi 2 tepi r, 0,7 2,7
2 tepi h
B Bujursangkar 4 tepi r 1,0 2,8
B Bujursangkar 3 tepi r, 1,0 2,9
1 tepi h
B Bujursangkar 2 tepi r, 1,0 4,2
2 tepi h
a
Tipe pembebanan: A, terpusat; B, terdistribusi secara seragam.
b
Kondisi batas: r, terkekang; s, terdukung sederhana; h, tersendi.
c
Rasio bentang: S, bentang pendek bersih; L, bentang panjang bersih.
11.9 Perilaku Keretakan dan Kontrol Retak dalam Slab dan Plat Aksi-Dua-Arah 617

untuk penentuan cepat terhadap ukuran dan spasi tulangan diperlukan untuk kontrol retak.
Persamaan 11.22 dalam satuan-satuan SI adalah
wmaks (mm) = 0,145 Kfs GI (11.22a)

dimana fs = MPa, GI = s1s2dc/db1  8/, dan s1, s2, dc, dan db1 adalah dalam milimeter.
Indeks grid, GI, menetapkan ukuran dan spasi batang-batang dalam dua arah tegak
lurus dari sembarang sistem lantai beton, dan wmaks adalah lebar retak yang dapat ditoleransi
maksimum.
Persamaan kontrol retak dan garis-garis panduan yang disajikan penting tidak hanya
untuk kontrol korosi dalam tulangan tetapi juga untuk kontrol defleksi. Reduksi kekakuan
EI slab atau plat dua-arah akibat keretakan ortogonal bilamana batas-batas lebar-lebar retak
yang dapat ditoleransi dalam Tabel 8.5 dilampaui dapat mengakibatkan defleksi yang
berlebihan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Harga-harga defleksinya beberapa
kali yang diantisipasi didalam disain, termasuk defleksi akibat pembebanan konstruksi,
dapat secara sesuai dikontrol melalui kamber dan kontrol lebar retak lentur didalam slab
atau plat. Pemilihan yang tepat terhadap spasi tulangan s1 dan s2 dalam kedua arah yang
tegak lurus, seperti yang didiskusikan dalam sub-bab ini, dan tidak melebihi 12 in. pusat ke
pusat dapat mempertahankan penampilan kemampulayanan sebuah sistem slab yang baik
dibawah kondisi-kondisi beban-lebih yang normal dan sesuai. Sebagian besar peraturan-
peraturan pada umumnya mengikuti prinsip-prinsip yang disajikan pada pemilihan ukuran
dan spasi tulangan dalam slab-slab dan plat-plat, dan praktek rekayasa yang baik
mewajibkan perhatian yang seperti itu.

11.9.3 Contoh 11.6: Evaluasi Kontrol-retak untuk Kemampuan


layan dalam sebuah Panel Dua-arah Interior
Cek ukuran dan spasi batang yang digunakan dalam sebuah panel interior untuk menentukan
jika ia memenuhi kemampulayanan melalui kontrol retak. Seperti ditunjukkan dalam Gambar
11.28, panel tersebut mempunyai sebuah rasio lebar/panjang s/ = 1,0, dan ketebalannya
adalah 5 in. (125 mm). Lantai tersebut dikenai oleh kondisi cuaca yang normal. Tulangan
yang dipergunakan untuk lentur adalah batang No. 4 dengan pusat ke pusat 9 in. dalam setiap
arah. Diberikan:
 = 1,25
wmaks = 0,016 in.
fy = 60 ksi (60.000 psi)
K = 2,8  10–5 lb/in.2

Penyelesaian:
fs = 0,40fy = 0,40(60) = 24 ksi
Koefisien fraktur K untuk rasio aspek panel ini adalah K = 2,8  10–5. Lebar retak yang dapat
ditoleransi maksimum untuk kondisi interior normal adalah wmaks = 0,016 in. (0,4 mm) (Tabel
8.4).

wmaks = 0,145 Kfs GI

s1s2 d c 8
indeks grid GI = 
d b1 
0,016 = 2,8  10–5  1,25  24 GI
yang memberikan
618 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

s2 s1d c 8
GI = 363 in.2 = 
d b1 
Jika s1 = s2 untuk panel bujursangkar ini, penutup dc = 0,75 + 0,25 = 1,0 in. ke pusat lapis
tulangan pertama dan db1 = 0,5 in. = diameter batang No. 4.

Lebar Retak w/ in. 1300 2600 3900 5200 cm2

mm
–5
w= 10
0.028  0,7
2
4,
=
K

0.024 –5 0,6
0
1
3,4 –5
0
1
3,0 –5
0.020 0 0,5
1
2,8 –5
10

2,6 0
–5
1
2,4
0.016 0,4

–5
10
2,0 
0.012 0,3
–5
10
1,6 

0.008 0,2

fy = 60 ksi
fs = 24 ksi (=
0.004 0,1
0,40fy)

0 200 400 600 800 in.2

Indeks Grid GI = dbs2/t1

Gambar 11.27 Distribusi tulangan kontrol-retak


= dalam slab dan plat
aksi-dua-arah untuk semua kondisi keterbukaan: fy = 60.000 psi, fs =
24.000 psi (= 0,40fy).

s

hs = 5 in.



Gambar 11.28 Panel


bujursangkar.
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 619
11.9 Perilaku Keretakan dan Kontrol Retak dalam Slab dan Plat Aksi-Dua-Arah 620

s 2  1,0 8
363 =  memberikan s = 8,4 in. atau 8,5 in. maksimum
0,5 
Karenanya spasi pusat-ke-pusat 9-in. yang disyaratkan untuk lentur tidaklah memenuhi.
Reduksi spasi tulangan menjadi batang-batang No. 4 dengan pusat ke pusat 8½ in. (216 mm)
untuk kontrol retak (diameter 12,7-mm dengan pusat ke pusat 216 mm).

11.9.4 Contoh 11.7: Evaluasi Kontrol-retak untuk Kemampuan


layan dalam sebuah Panel Persegi yang Dikenai oleh
Kondisi Keterbukaan yang Parah
Pilih ukuran dan spasi batang perlu untuk kontrol retak pada daerah reaksi kolom dengan slab
ketebalan-7-in. dalam Gambar 11.29 yang dibebani secara seragam. Pilih ukuran batang untuk
dua kondisi:
Kondisi A: Lantai dikenai oleh keterbukaan yang parah terhadap kelembaban dan udara
yang lembab.
Kondisi B: Lantai menahan suatu lingkungan kimia agresif dimana tingkat tegangan
kerja desain dalam tulangan dibatasi sampai 15 ksi (15.000 psi).

s

hs = 7 in.



Gambar 11.29 Panel


persegi.

Diberikan:
 = 1,20
s/ = 0,8
fy = 60 ksi (414 MPa)
Penyelesaian: Kondisi A: Kelembaban dan udara lembab
wmaks dapat ditoleransi = 0,012 in. (0,3 mm) (Tabel 8.4). Coba batang No. 4 db = 0,5, dc
= 0,75 + 0,25 = 1,0 in. Asumsikan bahwa s1 = s2 = s untuk panel yang diberikan. Rasio aspek,
s/ = 0,8. K = 2,1  10–5 untuk reaksi terpusat pada pendukung kolom (Tabel 11.10).

0,012 = 2,1  10–5  1,20  0,4  60 GI

untuk memberikan GI = 394 in.2. Oleh karena itu,

s 2dc 8 s 2  1,0 8
394 =  = 
d b1  0,5 
s = 8,8 in.
Karenanya gunakan batang No. 4 dengan pusat ke pusat 8½ in. setiap arah untuk kontrol
retak.
621 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Kondisi B: Lingkungan kimia agresif


wmaks dapat ditoleransi = 0,007 in. (0,18 mm) (Tabel 8.4). fs = 15 ksi yang digunakan
sebagai suatu tingkat tegangan yang rendah untuk struktur-struktur kebersihan atau penahan-
air sebagai pengganti dari 0,4 fy. Coba batang No. 5 (db1 = 0,625 in.).

0,007 = 2,1  10–5  1,20  15,0 GI

untuk memberikan sebuah indeks grid GI = 343 in.2.


dc1 = 0,75 + 0,312 = 1,06 in.
s 2  1,06 8
GI = 343 =  mendapatkan s = 8,9 in.
0,625 
Gunakan batang No. 5 dengan spasi pusat-ke-pusat 9-in. (229-mm) setiap arah untuk kontrol
retak.
Ringkasan tulangan
Kondisi A: batang No. 4 dengan p-p 8½ in. (diameter 12,7-mm dengan p-p 216 mm)
Kondisi B: batang No. 5 dengan p-p 9 in. (diameter 15,9-mm dengan p-p 229 mm)

11.9.5 Contoh 11.8: Contoh pada Kontrol Retak dalam Slab


dan Plat Dua-arah
Selesaikan Contoh 11.6 menggunakan satuan SI.
Data
fs = 166 MPa
wmaks diperbolehkan maks = 0,40 mm
K = 2,8  10–5,  = 1,25
dc = 25 mm, db1 = 12,7 mm
Penyelesaian:

wmaks (mm) = 0,145 Kfs GI

dimana

s1s2 d c 8
GI = 
d b1 
0,40 = 0,145  2,8  10-5  1,25  166 GI

0,4  105
GI = = 475
0,145  2,8  1,25  166
Jika s1 = s2 untuk panel bujursangkar ini,

s 2  25 8
(475)2 = 
12,7 
12
  475 2  12,7   
s =   = 212 mm
 25  8 

Karenanya spasikan batang tersebut dengan p-p 20 cm secara sama.


622 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 623

11.10TEORI GARIS-LELEH UNTUK PLAT AKSI DUA-ARAH

Sebuah studi terhadap mekanisme bidang-sendi dalam sebuah slab atau plat pada saat
beban-beban dekat dengan kegagalan membantu pelajar rekayasa didalam mengembangkan
suatu perasaan mengenai perilaku aksi-dua-arah plat-plat. Bidang-bidang sendi merupakan
rangkaian-rangkaian jalur-jalur sendi yang diidealisasikan oleh garis-garis; karena itu
dinamakan teori garis-leleh oleh K. W. Johansen.
Untuk menyajikan subyek ini secara layak, suatu diskusi ekstensif sepanjang
beberapa bab atau sebuah buku teks secara keseluruhan diperlukan. Tujuan bab ini
hanyalah untuk memperkenalkan pembaca pada dasar-dasar teori garis-leleh dan
penerapannya.
Teori garis-leleh merupakan sebuah penyelesaian batas-atas pada persoalan plat. Ini
berarti bahwa kapasitas momen slab-slab yang diprediksi mempunyai harga yang
diperkirakan tertinggi dibandingkan dengan hasil-hasil tes. Sebagai tambahan, teori
tersebut mengasumsikan sebuah perilaku plastis-kaku total; yaitu, plat tersebut tetap datar
pada saat keruntuhan, yang menghasilkan sistem-sistem kegagalan bidang yang kaku.
Konsekuensinya, defleksi tidak diperhitungkan, tidak juga gaya-gaya membran tekan yang
akan bekerja didalam bidang slab atau plat yang ditinjau. Plat-plat tersebut diasumsikan
sangat bertulangan-rendah sehingga persentasi tulangan maksimum  tidak melebihi ½%
dari penampang bd.
Karena penyelesaian-penyelesaian tersebut merupakan batas atas, ketebalan slab
yang diperoleh dengan proses ini didalam banyak kejadian lebih tipis daripada yang
diperoleh dengan penyelesaian-penyelesaian batas-bawah yang lain, seperti metoda disain
langsung. Konsekuensinya, penting untuk menerapkan secara teliti persyaratan-persyaratan
kemampulayanan untuk kontrol defleksi dan untuk kontrol retak bersama-sama dengan
penggunaan teori garis-leleh seperti yang diberikan dalam Sub-bab-Sub-bab 11.8 dan 11.9.
Sebuah keuntungan khusus didalam teori ini adalah bahwa penyelesaian-
penyelesaian itu adalah mungkin untuk sembarang bentuk plat, sementara kebanyakan
pendekatan-pendekatan yang lain dapat diterapkan hanya pada bentuk-bentuk persegi
dengan perhitungan-perhitungan yang teliti untuk efek-efek batasnya. Perekayasa bisa
dengan mudah mendapatkan kapasitas momen sebuah bentuk segitiga, trapesium, persegi,
bulat, dan sembarang bentuk lainnya yang mungkin asalkan bahwa mekanisme kegagalan
diketahui atau dapat diprediksi. Karena kebanyakan pola-pola kegagalan dapat
diidentifikasikan sekarang ini, penyelesaian-penyelesaian bisa dengan mudah didapatkan,
seperti terlihat dalam Sub-bab 11.10.2.

11.10.1 Konsep Dasar Mekanisme Kegagalan Bidang-Sendi


dalam Lentur
Dibawah aksi momen lentur sistem dua-dimensi, pelelehan sebuah plat plastis-kaku terjadi
bilamana momen-momen utama memenuhi kriteria leleh bujursangkar Johansen, seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 11.30. Dalam kriteria ini, pelelehan dianggap telah terjadi
bila momen-momen utama yang secara numerik lebih besar mencapai harga sebesar  M
pada retak-retak garis-lelehnya. Arah-arah dari laju-laju kurvatur utama dianggap berimpit
dengan kurvatur momen utamanya. Hubungan momen-kurvatur teridealisasi ditunjukkan
sebagai garis solid dalam Gambar 11.31.
Garis OA dianggap hampir vertikal di titik O dan pengerasan regangan (strain
hardening) diabaikan.
Jika kita meninjau kasus yang paling sederhana dari sebuah slab bujursangkar
dengan pendukung-pendukungnya, dengan derajat dari penjepitan i yang bervariasi dari i =
0 untuk terdukung sederhana sampai i = 1,0 untuk terkekang secara penuh pada kesemua
empat sisinya, mekasnisme kegagalan akan menjadi seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 11.32, bilamana suatu beban terdistribusi secara seragam diterapkan.
624 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah
625 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

My

+M

–M +M
Mx

–M

Gambar 11.30 Kriteria leleh bujursangkar


Johansen.

Ambil kasus terdukung sederhana (a). Momen-momen garis-leleh sepanjang garis-


garis leleh merupakan momen-momen utama. Karenanya momen-momen puntir adalah nol
dalam garis-garis leleh tersebut dan didalam kebanyakan kasus-kasus gaya-gaya geser juga
nol. Konsekuensinya, hanya momen M per satuan panjang garis leleh yang bekerja
terhadap garis-garis AD dan BE dalam Gambar 11.33. Momen-momen total dapat diwakili
oleh sebuah vektor dalam arah garis leleh yang harganya adalah M  panjang garis leleh,
yaitu, M[a/2 cos] dalam Gambar 11.33c. Kerja semu dari momen-momen leleh segmen
segitiga terarsir ABO merupakan produk scalar dari kedua vektor momen M[a/2 cos] pada
garis-garis fraktur AO dan BO dan sebuah rotasi . Dengan kata lain, kerja internal
EI =  M
Jika perpindahan segmen terarsir pada pusat gravitasinya c adalah , kerja eksternal
EE = gaya  perpindahan
=    wu dx dy 
dimana wu adalah intensitas beban eksternal per satuan luasan. Tetapi EI = EE; karenanya
 M =    wu dx dy 
Dengan menerapkan Pers. 11.24 pada kasus tertentu yang didiskusikan memberikan kita

Pengerasan regangan (Strain hardening)


Momen, Mn

Idealisasi
Mn = d2fy(1 – 0,59)

0 Kurvatur, 

Gambar 11.31 Hubungan momen-


kurvatur.
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 626

a a a

(a) (b) (c)

Gambar 11.32 Mekanisme kegagalan slab bujursangkar: (a) i = 0; (b) i = 0,5;


(c) i = 1,0.


M = Ma
a 2

karena sudut  dalam Gambar 11.33b kecil, dimana  = /(a/2).


Kerja per satu segmen segitiga:
EI = M = 2M

A E

a O
 

D
B (b)
a a
2 2

(a
)

A
Ma
2 cos
a
6

C O

M  Ma Ma

2 cos

(c)

Gambar 11.33 Momen vektor pada segmen slab pada saat


kegagalan.
627 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Foto 11.5 Tata-letak pengetesan lantai beton prategang empat-panel. (Tes oleh Nawy
dkk.)

Foto 11.6 Pola garis-leleh pada saat kegagalan pada reaksi kolom dan batas panel lantai
berpanel-banyak dua-arah. (Tes oleh Nawy, Chakrabarti, dkk.)
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 628

wu a 2 
EE = 
4 3
dimana defleksi pada pusat gravitasi segitiga tersebut = /3. Oleh karena itu,

 wu a 2 
4(2M) = 4   
 12 
atau

wu a 2
M satuan = (11.25)
24
Jika slab bujursangkar tersebut secara penuh dijepit pada kesemua empat sisinya, EI =
4(4M) karena garis-garis fraktur terbentuk mengelilingi tidak hanya diagonal-diagonalnya
tetapi juga keempat tepinya, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 11.32c. Karenanya

wu a 2
M satuan = (11.26)
48
Untuk dicatat bahwa suatu penyelesaian batas-bawah seperti yang diusulkan oleh
pola kegagalan Mansfield dalam Gambar 11.32c memberikan sebuah harga M =
Wu/a2/42,88. Karenanya, untuk sebuah slab bujursangkar yang dibebani secara seragam
dengan intensitas beban wu per satuan luasan dan derajat penjepitan pendukung i pada
semua sisinya,
wua2 = M[24(1 + i)] (11.27)
Persamaan umum untuk kapasitas momen garis-leleh sebuah slab isotropik persegi
diatas balok-balok dan mempunyai dimensi-dimensi a  b seperti ditunjukkan dalam
Gambar 11.34, dengan sisi a merupakan dimensi yang lebih pendek, adalah
2
lb - ft  2 
wu ar2  a  a
M satuan = 3   r   r  (11.28)
ft 24   br  br 
 

Garis leleh
4

3 1 a

2
b

(Catat urutan nomor sisinya)

Gambar 11.34 Slab persegi. (Catat urutan nomor


sisinya.)
629 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Foto 11.7 Pola garis-leleh pada saat kegagalan pada muka tarik panel terkekang
persegi. (Tes oleh Nawy, dkk.)

Foto 11.8 Slab empat-panel pada saat kegagalan menunjukkan pola garis-leleh
pada muka tekan pendukungnya. (Tes oleh Nawy dan Chakrabarti.)

2a
dimana ar =
1  i2  1  i4
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 630

2b
br =
1  i1  1  i3
i = derajat kekangan tergantung pada rasio-rasio kekakuan yang didiskusikan
dalam Sub-bab 11.2
Catat bahwa Pers. 11.28 tereduksi menjadi bentuk penyederhanaan dari Pers. 11.26 atau
11.27 untuk kasus suatu slab bujursangkar dikekang pada kesemua empat sisinya (i = 1,0).

11.10.1.1 Slab afinitas. Slab yang ditulangi secara berbeda dalam


dua arah tegak lurus disebut slab atau plat ortotropik. Momen dalam arah x sama dengan
M dan dalam arah y sama dengan M, dimana  adalah sebuah ukuran derajat ortotropik
atau rasionya
My  As  y

Mx  As  x
Untuk menyederhanakan analisis, slab tersebut harus dikonversikan menjadi sebuah
slab afinitas (isotropik) dimana kekuatan dan luasan tulangan didalam kedua arah x dan y
adalah sama. Konversi seperti itu dapat dibuat sebagai berikut:

1. Bagi dimensi linier dengan  dalam arah momen positif M untuk sebuah slab
yang akan ditulangi untuk sebuah momen M dalam kedua arah dengan menggunakan
intensitas beban satuan yang sama wu per satuan luasan.
2. Dalam kasus beban-beban terpusat atau beban-beban total, juga bagi beban-beban
seperti itu dengan  .
3. Dalam kasus beban-beban garis, beban garis tersebut haruslah dibagi dengan
 cos 2   sin 2  , dimana  adalah sudut antara beban garis tersebut dan arah M.

Jika slab tersebut dianalisa sebagai sebuah slab afinitas dengan momen M dalam
kedua arah, dimensi dalam arah M haruslah dikalikan dengan  . Dalam kedua kasus,
hasil-hasilnya tentu saja harus sama (lihat Contoh 11.9).

11.10.2 Mekanisme Kegagalan dan Kapasitas Momen Slab dari


Berbagai Bentuk yang Dikenai oleh Beban Terdistribusi
atau Terpusat
Pendahuluan ringkas terdahulu mengenai metoda kerja-semu dari evaluasi momen-momen
garis-leleh seharusnyalah mempermudah pemahaman yang baik terhadap prosedur-
prosedur matematik dari sebagian besar bentuk-bentuk persegi standar yang dikenai oleh
pembebanan seragam. Bentuk-bentuk slab yang lebih kompleks dan tipe-tipe pembebanan
simetris dan tak-simetris lainnya memerlukan pengetahuan terhadap subyek seperti
didiskusikan dalam pendahuluan tambahan yang lebih tinggi. Juga, bentuk kegagalan yang
diasumsikan dan minimisasi prinsip-prinsip energi dapat memberikan harga-harga untuk
kasus-kasus tertentu yang bias berbeda sedikit dari satu pengarang dengan yang lainnya
tergantung pada asumsi-asumsi matematik yang dibuat berkenaan dengan bentuk
kegagalannya.
Ringkasan pola kegagalan dan kapasitas momen terkait yang berhubungan dengan
beban berikut, banyak daripadanya dihasilkan oleh Mansfield (Ref. 11.13), seharusnyalah
memberikan pembaca liputan yang cukup dalam suatu ringkasan penyelesaian-
penyelesaian terhadap kebanyakan kasus-kasus yang diperkirakan didalam struktur-struktur
dewasa ini dan yang akan datang.
631 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

1. Beban titik pada sudut plat kantilever persegi:

(b)
Kasus (a) P = 2M
a (a)
Kasus (b) P =(M)

45

2. Plat bujursangkar dibebani secara terpusat mempunyai batas-batas yang terdukung


secara sederhanaterhadap baik pergerakan-pergerakan kebawah dan keatas:

a P = 8M

 = 45

3. Plat bersisi-n beraturan dengan tepi-tepi terdukung secara sederhana dan dibebani
secara terpusat (n > 4):

P = M(2n tan)

4. Plat-plat bujursangkar yang dibebani secara terpusat, mempunyai batas-batas yang


terdukung secara sederhana terhadap pergerakan kebawah tetapi bebas untuk
pergerakan keatasnya:

n = 8; dengan
menerapkan
perumusan kasus
3
memberikan
P = 6,63M
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 632

5. Plat dibebani secara terpusat bulat terdukung secara sederhana sepanjang tepi-
tepinya:

P = 2 M

6. Plat bulat dengan tepi-tepi yang dikekang secara penuh dan dibebani secara terpusat
oleh beban titik P:

P = 4 M
untuk keduanya

(a) (b)

7. Beban ttik P diterapkan dimana saja didalam plat berbentuk bebas yang dikekang
secara penuh pada semua batas-batasnya:

P = 4 M

8. Plat segitiga sama-sisi dengan tepi-tepinya terdukung secara sederhana dan dibebani
secara terpusat oleh beban titik P:

P = M(6 cot  + 12 – 2)


Pmin = M(6 + ) untuk  = /4


633 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

9. Plat segitiga bersudut-lancip diatas tepi-tepi yang terdukung secara sederhana


dibebani dengan beban titik P pada pusat lingkaran didalamnya:

P = M(6 + )

10. Plat segitiga bersudut-tumpul dengan tepi-tepi yang terdukung secara sederhana dan
beban P pada pusat lingkaran didalamnya:

 P = M(4 + 2 + 2 cot 1/2)


dimana  dalam radian

Sebagaimana  mendekati ,
plat tersebut turun menjadi
kasus 11

11. Suatu strip panjang yang terdukung secara sederhana sepanjang tepi-tepinya dan
dengan beban titik P dijalur-tengah diantara tepi-tepinya:

P = M(4 + 2)

12. Strip yang terdukung secara sederhana dengan beban-beban P yang sama diantara
tepi-tepinya:

(a) Beban P terpisah cukup


jauh; karenanya tak ada
w interaksi satu sama lain
antara kedua bebannya
P = M(4 + 2)

(b) Beban P cukup dekat


P = M[ + 2(1 + b/w)]
w Spasi pembatas b
antara kedua beban adalah
bbts = (1 + 1/2)w

13. Strip yang terdukung secara sederhana dengan beban-beban P dan kP yang tak-sama
dijalur-tengah diantara tepi-tepinya, dimana k < 1,0 dan beban-beban tersebut secara
cukup terpisah:

P kP
P=
w dimana k adalah kurang dari 1

b
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 634

14. Slab bujursangkar dibebani secara seragam dengan derajat penjepitan i yang
bervariasi antara nol dan 1,0:

i = 0 dan tidak ada pergerakan keatas


a
wua2 = 24M

=
45

a (a)

i = 0 dan bebas pergerakan


keatas
a wua2 = 22,20M
[untuk min = ½ [tan–1(3)]

a
(b)

i = 0,5 (kekangan sebagian)


a
wua2 = 34,72M

a
(c)

i = 1,0 (kekangan
a penuh)
wua2 = 48M (batas atas)
= 42,9M (batas
bawah)

a (d)
635 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

15. Plat segitiga sama-sisi ( = 60) yang dibebani secara seragam:

i = 0 (pendukung sederhana)
a wua2 = 50,85M

a
(a)

i = 1,0 (kekangan
a
wuapenuh)
2
= 86,85M

a
(b)

16. Slab persegi yang dibebani secara seragam dengan beban satuan berintensitas wu
yang terdukung diatas kesemua empat sisinya dengan derajat penjepitan i yang
bervariasi dari nol sampai 1,0 (catat urutan nomor-nomor diberikan pada sisi-sisi
panel):
Garis leleh
pada sisi tarik

Garis leleh pada


4 sisi tekan
Mu =

a 3 1
dimana ar =

2 br =

Catatan umum: Beban P diasumsikan dalam perumusan terdahulu bekerja pada


sebuah titik. Untuk menyesuaikan fakta bahwa P bekerja pada suatu luasan terhingga,
asumsikan bahwa ia bekerja menyeluruh pada sebuah luasan bulat dengan radius . Untuk
sebuah slab yang dikekang secara penuh pada semua batas-batasnya, bidang sendi akan
dibatasi oleh suatu lingkaran yang menyentuh batas slab tersebut (radius lingkaran = r).
Dalam suatu kasus seperti itu,
P  2 
M+ M  = 2 1  3r  (11.29)
 
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 636

dimana M = momen satuan positif


M  = momen satuan negatif
Reaksi kolom-kolom yang mendukung plat-plat datar dapat secara serupa
diperhitungkan didalam menganalisa kapasitas lokal lentur plat dalam luasan kolom. Untuk
pendukung-pendukung persegi, sebuah pendekatan terhadap pendukung bulat ekivalen
dapat dibuat didalam penggunaan dari Pers. 11.29.

M

2M
i4 = 1 M

14 ft 6 in.
M
2M
i3 = 1
M i1 = 0 M
2M M M

i2 = 0 24 ft

24 ft

(a (b
) )

Gambar 11.35 Geometri slab: (a) ortotropik; (b)


afinitas.

11.10.3 Contoh 11.9: Desain Garis-leleh Slab Persegi


Slab beton bertulang yang ditunjukkan dalam Gambar 11.35 adalah 14 ft 6 in.  24 ft didalam
denahnya (4,42 m  7,32 m). Ia menahan sebuah beban seragam ultimat berfaktor eksternal
wu = 220 psf (10,5 kPa), termasuk berat-sendirinya. Ia didukung secara sederhana pada sebuah
tepi panjang dan tepi pendek yang bersebelahan dan dibangun langsung (built in) diatas tepi-
tepi yang berseberangan. Anggap tulangan yang membentang arah pendek sebesar dua kali
tulangan yang membentang arah panjang. Juga asumsikan tulangan tersebut pada tepi-tepi
yang dibangun-langsung sama dengan tulangan kuatnya. Disain struktur slab tersebut untuk
lentur, termasuk tulangan yang diperlukan dan spasinya, menggunakan teori garis-leleh.
Diberikan:

f c = 4000 psi (27,6 MPa), beton bobot-normal


fy = 60.000 psi (414 MPa)

Penyelesaian:  = rasio tulangan dalam arah kuat terhadap arah lemah = 2. Dari Pers. 11.28,
perumusan untuk momen satuan dalam sebuah slab persegi afinitas adalah
2
 2 
w a2 a  a
Mu = u r  3   r   r 
24   br  br 
 

Ubah menjadi slab afinitas dengan mengkonversikan dimensi bentang:


1 1
a = 14,5  = 14,5  = 10,25 ft
 2
637 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

2a 2  10,25
ar = =
i2  1  i4  1 0 1  11
20,50
= = 8,492
2,414
2b 2  24,0
br = =
1  i1  1  i3 1 0  11
48,0
= = 19,884
2,414

ar 8,492
= = 0,427
br 19 ,884

wu
wn = = 244 psf
  0,9

wn  8,492 
2
[ 3   0,427 
2
Mn =  0,427]2
24
wn  72,11
= 1,841 = 5,532 wn = 1350 lb
24
Mn = 2  1350 = 2700 lb-ft/ft

Asumsikan bahwa d = 4 in. (h = 5 in.). Mn = d2fy(1 – 0,59), dimana  = (fy / f c )


(lihat Bab 5); atau

 60.000 
2700 = (4)2  60.000 1  0,59  
 4000 

untuk mendapatkan  = 0,00289 = 0,289% dalam arah pendek.


tulangan As pada strip 12-in. (305-mm) = 0,00289  4  12 = 0,139 in.2/12 in.
Luasan baja ini kurang dari yang diperlukan untuk keadaan batas dalam tarik ( t = 0,005);
karenanya diterima batang No. 3 dengan pusat ke pusat 9½ in.  0,139 in.2. Karena itu
gunakan batang No. 3 dengan pusat ke pusat 9½ in. dalam arah pendek dan pada muka teratas
tarik pendukung yang terjepit (batang 9,53-mm dengan pusat ke pusat 241 mm).
spasi diperbolehkan maksimum s = 2h = 2  5 = 10 in. (254 mm)
Persentasi tulangan dalam arah panjang memberikan  = 0,00143 = 0,143%. Gunakan batang
No. 3 dengan pusat ke pusat 10 in. untuk arah panjang.
Ganti dengan slab afinitas dalam arah tegak lurus
Kalikan arah M dengan  menjadi M dalam kedua arah. b afinitas = 24,0 2 =
33,9 ft.
2  14,5 2  33,9
ar = = 12,0 ft br = = 28,1 ft
2,414 2,414

ar 12,0
= = 0,427 (sama dalam penyelesaian sebelumnya)
br 28,1

Karenanya
638 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

wn 12,0 
2
[ 3   0,427 
2
Mn =  0,427]2
24
= 6wn(1,839) = 2700 lb (seperti sebelumnya)
11.10 Teori Garis-Leleh untuk Plat Aksi Dua-Arah 639

Sebuah pengecekan ketebalan untuk persyaratan-persyaratan defleksi minimum dan


kontrol-retak haruslah dibuat sebelum disain tersebut lengkap.

11.10.4 Contoh 11.10: Kapasitas Momen dan Desain Garis-leleh


sebuah Slab Balkoni Segitiga
Lantai balkoni dalam Gambar 11.36 merupakan segitiga didalam bentuknya dan didukung
pada kedua sisi tegak lurusnya dan menahan sebuah beban garis seragam berfaktor dengan
intensitas p = 400 lb per foot linier (5,84 kN/m) bekerja pada hipotenusa segitiga tersebut.
Tulangan dalam arah pendek tiga kali tulangan dalam arah panjang (  = 3,0). Analisa
kapasitas momen lantai ini dengan teori garis-leleh dan disain ketebalan dan spasi tulangan
dalam kedua arah jika yang lebih panjang dari kedua pendukung yang tegak lurus adalah 16 ft
(4,88 m) dan ia berseberangan dengan sebuah sudut sebesar 30 dengan hipotenusanya. Sisi
yang lebih pendek adalah 9,24 ft (2,82 m). Diberikan:

f c = 4000 psi (27,6 MPa), beton bobot-normal


fy = 60.000 psi (413,7 MPa)
Asumsikan bahwa berat-sendiri plat tersebut dapat diabaikan didalam penyelesaiannya dengan
asumsi bahwa ia kecil dibandingkan dengan beban garis tersebut.

x
C
9,24 ft

60
18
,47 A
 sin 

6f
t
 C 16,8
66 f
t
M M
 
M
 3M
30 
D B D
B 16 ft
16 ft (4,88 M
m)
(a) (b)

Gambar 11.36 Plat lantai balkoni: (a) geometri lantai; (b)


slab afinititas.

Penyelesaian:
AB = 16 tan 30 = 9,24 ft
AD = 16 2  9,24 2 = 18,48 ft

Garis leleh pada saat kegagalan diperkirakan merupakan garis BC berseberangan dengan suatu
sudut  dengan sisi BD. Komponen-komponennya dalam arah-arah x dan y berturut-turut
adalah  cos  dan  sin .
Asumsikan bahwa titik C berdeformasi dengan suatu besaran , yang mengakibatkan
pusat gravitasi beban tersebut pada segmen DC di garis pusatnya berdefleksi ½. Dengan
menjumlah secara vektor, kerja dalam arah-arah x dan y dalam Gambar 11.36 memberikan
 
EI = 3M cos  + M sin 
sin  cos 
640 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah


EE = 18,48p  = 9,24p 
2
Karena EI = EE,
p
= 0,324 cot  + 0,108 tan  = 0
M
d p M 
= –0,324 csc2  + 0,108 sec2  = 0
d
sec 2 
= 3,0 atau tan  = 1,732 min = 60
csc 2 
Karenanya

 1 
 0,324 
p=M   0,108  1,732  = 0,375M
 1,732 
Penyelesaian slab afinitas
AB dalam Gambar 11.36b menjadi 9,24/ 3 = 5,335 ft. Tepi bebas AD menjadi
16,866 ft. Jika
p
p = beban linier afinitas =
 cos   sin 2 
2

dimana  = sudut antara beban garis dan arah M, atau


p
p = = 0,632p
3 cos 30  sin 2 30
2

EI = M cot  + M tan 

EE = p   16.866  = 8,433p 
2
Tetapi EI = EE; oleh karena itu,

p
= 0,1186 cot  + 0,1186 tan 
M
min = 45 tan  = 1,0
Maka dari itu,
p = 2  0,1186M = 0,237M
atau
0,237
p= M = 0,375M (seperti sebelumnya)
0,632

Desain tulangan
400 = 0,375M yang memberikan M = 1067 lb atau M = 3  1067 = 3200 lb atau lb-
ft/ft. Asumsikan bahwa h = 5 in. (d = 4 in. = 100 mm).
3200 = d2fy (1 – 0,59)
atau
11.5 Prosedur Desain dan Analisis: Metoda Desain Langsung 641

 60.000 
3200 = 42  60.000 1  0,59   
 4000 
Referensi Terpilih 642

untuk memberikan  = 0,0034. As perlu = 0,0034  4  12 = 0,163 inci2. Gunakan batang-


batang No. 3 dengan pusat ke pusat 8 inci dalam arah pendek  0,165 inci2 (diameter 9,52-mm
dengan pusat ke pusat 165 mm) dan batang-batang No. 3 dengan pusat ke pusat 2h = 10 inci
dalam arah panjang untuk memenuhi persyaratan-persyaratan momen.

REFERENSI TERPILIH

11.1. ACI Committee 318, Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-05) dan
Commentary (ACI 318R-05), American Concrete Institute, Farmington Hills, MI, 2005, 446
hal.
11.2. CEB-FIP, Concrete Design–U.S. and European Practices, Joint ACI-CEB Symposium,
Bulletin d’Information 113, Comité Euro-International du Béton, Paris, Pebruari 1990.
11.3. Gamble, W. L., Sozen, M. A., dan Siess, C. P., An Experimental Study of Reinforced
Concrete Two-Way Floor Slab, Civil Engineering Studies, Structural Research Series 211,
University of Illinois, Urbana, Ill., 1961, 304 hal.
11.4. Corley, W. G., dan Jirsa, J. O., “Equivalent Frame Analysis for Slab Design,” Journal of the
Amwerican Concrete Institute, Proc. Vol. 67, No. 11, Farmington Hills, MI, Nopember 1970,
hal. 875-884.
11.5. Wang, C. K., dan Salmon, C. G., Reinforced Concrete Design, ed. ke-3, Harper & Row, New
York, 918 hal.
11.6. Branson, D. E., Deformation of Concrete Structures, McGraw-Hill, New York, 1977, 546
hal.
11.7. Cross, H., dan Morgan, N., Continuous Frames of Reinforced Concrete, Wiley, New York,
1954.
11.8. Rice, P. F., Hoffman, E. S., Gustafson, D. P., dan Gouwens, A. J., Structural Design Guide to
the ACI Building Code, ed. ke-3, Van Nostrand Reinhold, New York, 1985, 477 hal.
11.9. Reynolds, C. E., dan Steedman, J. C., Reinforced Concrete Designer’s Handbook, ed. ke-9,
Viewpoint Publications, London, 1981, 505 hal.
11.10. Nawy, E. G., Prestressed Concrete: A Fundamental Approach, ed. ke-4, Prentice Hall, Upper
Saddle River, N.J., 2005, 944 hal.
11.11. Nilson, A. H., dan Walter, D. B., “Deflection of Two-Way Floor Systems by the Equivalent
Frame Method,” Journal of the American Concrete Institute, Proc. Vol. 72, No. 5, Mei 1975,
hal. 210-218.
11.12. Nawy, E. G., dan Chakrabarti, P., “Deflection of Prestressed Concrete Flat Plates,” Journal
of the Prestressed Concrete Institutes, Vol. 21, No. 2, Maret-April 1976, hal. 86-102.
11.13. Mansfield, E. H., “Studies in Collapse Analysis of Rigid-Plastic Plates with a Square Yield
Diagram,” Proceedings of the Royal Society, Vol. 241, Agustus 1957, hal. 311-338.
11.14. Wood, R. H., Plastic and Elastic Design of Slabs and Plates, Thames and Hudson, London,
1962, hal. 225-261.
11.15. Johansen, K. W., Yield-Line Theory, Cement and Concrete Association, London, 1962, 181
hal.
11.16. Hognestad, E., “Yield-Line Theory for the Ultimate Flexural Strength of Reinforced
Concrete Slabs,” Journal of the American Concrete Institute, Proc. Vol. 49, No. 7,
Farmington Hills, MI, Maret 1953, hal. 637-655.
11.17. Hung, T. Y., dan Nawy, E. G., “Limit Strength and Serviceability Factors in Uniformly
Loaded, Isotropically Reinforced Two-Way Slabs,” Symposium on Cracking, Deflection, and
Ultimate Load of Concrete Slab Systems, Special Publication SP-30, American Concrete
Institute, Farmington Hills, MI, 1972, hal. 301-324.
11.18. Nawy, E. G., dan Blair, K. W., “Further Studies on Flexural Crack Control in Structural Slab
Systems,” Symposium on Cracking, Deflection, and Ultimate Load of Concrete Slab Systems,
643 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

Special Publication SP-30, American Concrete Institute, Farmington Hills, MI, 1972, hal. 1-
41.
11.19. Nawy, E. G., “Crack Control through Reinforcement Distribution in Two-Way Acting Slabs
and Plates,” Journal of the American Concrete Institute, Proc. Vol. 69, No. 4, Farmington
Hills, MI, April 1972, hal. 217-219.
11.20. ACI Committee 340, Strength Design Hand Book, Special Publication SP-17(97), American
Concrete Institute, Farmington Hills, MI, 1997, 482 hal.
11.21. Hawkins, N., dan Corley, W. G., “Transfer of Unbalanced Moment and Shear from Plates to
Columns,” Symposium on Cracking, Deflection, and Ultimate Load of Concrete Slab
Systems, Special Publication SP-30, American Concrete Institute, Farmington Hills, MI,
1972, hal. 147-176.
11.22. Park, R., dan Gamble, W. L., Reinforced Concrete Slabs, ed. ke-2, Wiley, 1998, 618 hal.
11.23. Warner, R. F., Rangan, B. V., dan Hall, A. S., Reinforced Concrete, Pitman, Australia, 1982,
471 hal.
11.24. Standards Association of Australia, SAA Concrete Structures Code, 1985, SAA, Sydney,
1985, hal. 1-158.
11.25. Nawy, E. G., “ Strength, Serviceability and Ductility,” Bab 12 dalam Handbook of Structural
Concrete, Pitman Books, London/McGraw-Hill, 1983, 1968 hal.
11.26. Simmonds, S. H., dan Janko, M., “Design Factors for Equivalent Frame Method,” Journal of
the American Concrete Institute, Proc. Vol. 68, No. 11, Farmington Hills, MI, Nopember
1971, hal. 825-831.
11.27. Nawy, E. G., Fundamentals of High Performance Concrete, Ed. ke-2, John Wiley & Sons,
New York, NY., 2001, 470 hal.
11.28. Nawy, E. G., Ed.-in-Chief, Concrete Construction Engineering Handbook, CRC Press, Boca
Raton, FL., 1998, 1250 hal.

SOAL-SOAL UNTUK DISELESAIKAN

11.1. Sebuah panel ujung suatu sistem lantai yang didukung oleh balok-balok pada semua sisinya
menahan suatu beban hidup layan seragam wL = 75 psf dan suatu beban mati eksternal wD =
20 psf sebagai tambahan pada berat-sendirinya. Dimensi-dimensi garis-pusat panel tersebut
adalah 18 ft  20 ft (dimensi sisi tak-menerus adalah 18 ft). Disain panel tersebut dan ukuran
dan spasi tulangannya menggunakan metoda desain langsung Tata Cara ACI. Diberikan:

f c = 4000 psi, beton bobot-normal


fy = 60.000 psi
ukuran kolom 20 in.  20 in.
lebar web balok pendukung = 12 in.
asumsikan rasio tulangan   0,4 b untuk balok pendukung.
11.2. Selesaikan Soal 1.1 dengan metoda disain langsung dan dengan metoda rangka ekivalen Tata
Cara ACI dengan mengasumsikan bahwa lantai tersebut merupakan suatu sistem plat datar
tanpa balok-balok tepi.
11.3. Tentukan ukuran dan spasi tulangan dalam arah U–S slab lantai dalam Contoh 11.3 untuk
kedua strip kolom dan tengah.
11.4. Selesaikan momen-momen berfaktor untuk slab lantai diatas balok-balok dalam Contoh 11.1
dengan menggunakan koefisien-koefisien dalam Gambar 11.23.
11.5. Sebuah panel plat-datar interior didukung diatas kolom-kolom berspasi 18 ft  20 ft. Dimensi-
dimensi panel, pembebanan, dan properti-properti material sama seperti yang dalam Soal
644 Bab 11 Desain Slab dan Plat Dua-Arah

11.1. Desain panel tersebut dan ukuran dan spasi tulangan utamanya demikian juga tulangan
transfer geser-momen dengan metoda disain langsung Tata Cara ACI.
Soal-Soal untuk Diselesaikan 645

11.6. Hitung defleksi tergantung-waktu pada pusat panel dalam (a) Soal 1.1 dan (b) Soal 11.5. Cek
juga jika panel-panel tersebut memenuhi persyaratan-persyaratan kemampuan layan untuk
kontrol defleksi dan kontrol retak untuk lingkungan agresif. Asumsikan bahwa Kec/Ec = 350
in.3 per radian untuk bagian (a) dan = 225 in.3 per radian untuk bagian (b).
11.7. Gunakan teori garis-leleh untuk mengevaluasi ketebalan slab yang diperlukan dalam daerah
kolom plat datar dalam Soal 11.5 untuk lentur, dengan mengasumsikan bahwa bidang sendi
mempunyai suatu radius sebesar 24 in.
11.8. Sebuah strip panjang beton bertulangan isotropic terdukung secara sederhana pada tepi-
tepinya. Sebuah beban terpusat P bekerja pada sumbu lemah slab tersebut dijalur-tengah
diantara tepi-tepi panjangnya. Buktikan bahwa besaran beban keruntuhan adalah P = M(4 +
2).
11.9. Sebuah slab 21 ft  13 ft 6 in. menahan sebuah beban ultimat berfaktor eksternal sebesar 200
lb per foot persegi, termasuk berat-sendirinya. Ia didukung secara sederhana pada sebuah tepi
panjangnya dan tepi pendek disebelahnya dan dibangun langsung pada tepi-tepi yang
berseberangan. Anggap tulangan yang membentang arah pendek sebesar tiga kali tulangan
yang membentang arah panjang. Juga asumsikan tulangan pada tepi-tepi yang dibangun-
langsung sama dengan tulangan kuatnya. Disain struktur-struktur slab tersebut dan tulangan
yang diperlukan dan spasinya menggunakan teori garis-leleh. Diberikan:

f c = 4000 psi, beton bobot-normal


fy = 60.000 psi
11.10. Hitung lebar retak maksimum dalam sebuah panel interior dua-arah suatu sistem lantai beton
bertulang. Ketebalan slab tersebut adalah 8 in. (203 mm) dan ukuran panel tersebut adalah 20
ft  28 ft (6,10 m  8,53 m). Juga disain ukuran dan spasi tulangan perlu untuk kontrol retak
dengan mengasumsikan bahwa (a) lantai tersebut terbuka terhadap lingkungan normal; (b)
lantai tersebut merupakan bagian dari sebuah struktur parkiran. Diberikan: fy = 60,0 ksi (414
MPa).

Anda mungkin juga menyukai