Anda di halaman 1dari 10

1.

Masalah-masalah hukum apa saja yang dapat muncul dalam transaksi


perdagangan barang secara online?

Jawab:

Terlepas dari keuntungan yang ditawarkan oleh e-commerce tersebut di atas,sebenamya


dalam transaksi e-commerce itu terdapat permasalahan-permasalahan hukum yang sangat
krusial. Sebagian contoh dari permasalahan hukumnya adaiah mengenai keabsahan transaksi
bisnis melalui jasa net atau elektronik ini dalam perspektif hukum perdata, karena pelaku bisnis
dalam e-com merce mungkin juga dilakukan oleh anak di bawah umur dewasa, atau karena ada
beberapa persyaratan yang masih dianggap kurang memenuhl ketentuan hukum perdata
konvensional seperti masaiah tanda tangan digital dan data massage. Masaiah hukum lainnya
adaiah seperti jaminan keasllan {au thenticity) data dan kerahasiaan dokumen {pri vacy),
masaiah kewajiban dan pengurusan pajak {tax), perlindungan konsumen {protec tions
ofconsumers), rujukan hukumnya ketika terjadi breach of contract tort (perbuatan melanggar
hukum), yurisdiksi, pelaksanaan hukum, dan lain sebagainya. Permasalahan diatas. menunjukkan
bahwa daiam beberapa segi, transaksi dalam e-com-. merce sangat riskan, penuh resiko, terlebih
karena plhak konsumen memiliki kewajiban melakukan pembayaran terlebih dahulu {ad vance
payment) sementara ia tIdak bIsa melihat kebenaran adanya barang yang dipesan ataupun
kualitasnya. Lebih jauh lagi, pembayaran yang dilakukan secara elektronik baik melalui transfer
bank atau, lebih-lebih, lewat pengisian nomorkredit di dalam internet sangat membuka peiuang
terjadinya kecurangan perdata dan pidana, sementara belum ada jaminan pasti (exacf guarantee)
bahwa barang yang dipesan telah dikirimkan' sesuai dengan pesanan.

Dalam transaksi online sering terjadi kecurangan-kecurangan, misalnya kecurangan


terkait dengan kualitas dan harga barang yang tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Seperti halnya yang terjadi dalam pembelian buku di socialagencybaru.com, seorang konsumen
pernah menyampaikan keluhan akibat harga barang tidak sesuai dengan apa yang termuat di
website socialagencybaru.com. Harga barang tersebut secara mendadak mengalami kenaikan,
padahal konsumen tersebut sudah memesan buku sesuai dengan harga yang disepakati
sebelumnya. Kerugian lain yang dialami oleh konsumen juga pernah dialami oleh konsumen
kost-net yakni barang yang konsumen pesan dalam keadaan tidak utuh, beberapa komponen
elektronik tersebut ada yang terlepas. Kerugian tersebut tidak hanya terbatas atas pembelian
buku serta elektronik saja, jual beli produk fashion secara online pun terkadang riskan.

Kekosongan hukum yang mengatur tentang E-commerce menimbulkan masalah-


masalah seperti :

1. Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet;


2. Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan mengikat secara hukum ;
3. Obyek transaksi yang diperjualbelikan;
4. Mekanisme peralihan hak;
5. Hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam
transaksi baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti perbankan,
internet service provider (ISP),dan lain-lain;
6. Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat
bukti;
7. Mekanisme penyelesaian sengketa;
8. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian
sengketa.
9. Masalah perlindungan konsumen, HAKI dan lain-lain.
Dengan munculnya undang-undang No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE) memberikan dua hal penting yakni, pertama pengakuan transaksi elektronik
dan dokumen elektronik dalam kerangka hukum perikatan dan hukum pembuktian, sehingga
kepastian hukum transaksi elektronik dapat terjamin dan yang kedua diklasifikasikannya
tindakan-tindakan yang termasuk kualifikasi pelanggaran hukum terkait penyalahgunaan TI
(Teknologi Informasi) disertai dengan sanksi pidananya. Dengan adanya pengakuan terhadap
transaksi elektronik dan dokumen elektronik maka setidaknya kegiatan ecommerce mempunyai
basis legalnya.
2. Jelaskan mengapa dalam perdagangan barang dan jasa pihak konsumen perlu
diberikan perlindungan hukum?

Jawab:

Menurut UU NOMOR 8 TAHUN 1999 Tentang perlindungan Konsumen Perlindungan


konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen.

Pasal 3
Perlindungan konsumen bertujuan:

a. meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;

b. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses
negatif pemakaian barang dan / atau jasa;

c. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-


haknya sebagai konsumen;

d. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum


dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;

e. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen


sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;

f. meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang, menjamin kelangsungan usaha


produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

Karena itu, transaksi elektronik yang tidak mempertemukan pelaku usaha dengan
konsumen secara langsung, serta tidak adanya kesempatan bagi konsumen melihat secara
langsung barang yang dipesan berpotensi menimbulkan permasalahan yang merugikan
konsumen, antara lain: ketidaksesuaian jenis dan kualitas barang yang dijanjikan, ketidaktepatan
waktu pengiriman barang, ketidakamanan transaksi mulai dari pembayaran menggunakan kartu
kredit milik orang lain (pembajakan), akses ilegal ke sistem informasi (hacking) perusakan
website sampai dengan pencurian data. Lebih jauh pembayaran melalui pengisian nomor kartu
kredit di dalam suatu jaringan publik internet juga mengandung resiko yang tidak kecil, karena
membuka peluang terjadinya kecurangan atau pembobolan. Permasalahan tersebut menunjukkan
transaksi melalui e-commerce memang mempunyai resiko yang cukup besar karena pembayaran
mengandung resiko kerugian pada pihak konsumen, di mana konsumen biasanya diwajibkan
untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu, sementara ia tidak bisa melihat kualitas barang
yang dipesan dan tidak adanya jaminan kepastian bahwa barang yang dipesan akan dikirim
sesuai kesepakatan.

3. Jelaskan mengapa aktivitas kegiatan usaha bank dan lembaga keuangan lainnya
perlu diawasi oleh pemerintah?

JAWAB:

Pertimbangan lain yang mendasari perlunya dilakukan pengawasan adalah karena


bank bertindak sebagai lembaga yang memiliki posisi kunci dalam pelaksanaan kebijakan
pembangunan ekonomi dan moneter. Agar fungsi tersebut dapat terlaksana dengan benar,
perbankan harus diarahkan dan diawasi secara berkesinambungan.

Pengaturan dan pengawasan bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia
sebagai:

-Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur
dana 

-Pelaksana kebijakan moneter; 

-Lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan; agar
tercipta sistem perbankan yang sehat,baik sistem perbankan secara menyeluruh maupun
individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara
wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
4. Untuk apa adanya ketentuan tentang daftar negative investasi (BNI) berdasarkan
perpres No UU Tahun 2016?

JAWAB:

Pemerintah saat ini tengah memberikan kesempatan seluas-luasnya pada perusahaan yang
ingin bekerja sama dalam Penanaman modal Asing. Kebutuhan akan keamanan, kejelasan dan
kenyamanan bagi para penanam modal menjadi faktor yang sangat diperhatikan oleh pemerintah
Indonesia. Dalam bidang penanaman modal ini ada istilah yang biasa disebut Daftar Negatif
Investasi (DNI). DNI ini merupakan salah satu produk hukum yang diciptakan untuk membuat
para investor memiliki kejelasan pilihan bidang usaha yang ada di Negara kita.
turan DNI yang dikeluarkan pada Peraturan Presiden No 44 Tahun 2016, berisi tentang daftar
bidang usaha tertutup dan terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal ini
memperjelas bahwa setiap penanam modal wajib mengetahui bidang apa saja yang menjadi
pilihannya. Dalam Peraturan itu juga dijelaskan tentang apa itu penanaman modal dan
bagaimana bila terjadi perubahan kepemilikan modal usaha. Penanaman modal asing untuk
perluasan usaha serta kewajiban-kewajiban yang perlu dilaksanakan dengan baik.
Artinya, dengan adanya kejelasan Peraturan Presiden ini, Pemerintah berusaha memberikan
ruang untuk mengembangkan sayap bagi para pengusaha, para investor baik investor asing atau
investor lokal untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

5. Mengapa pemilik hak kekayaan intelektual perlu diberikan perlindungan hukum ?

JAWAB:

Melihat realita sekarang banyak masyarakat yang lemah dalam hukum, apalagi
menyangkut masalah HAKI, Kelemahan dalam karya manusia atau dari hasil daya fikir manusia
yang khususnya Indonesia yang lemahnya itu dalam melindungi haknya atau tidak mendaftarkan
hasil karya tersebut ke dirjen haki untuk mendapat pelindungan agar karyanya tidak digunakan
oleh orang lain

 Dengan adanya karya- karya hasil dari pemikiran orang lain itu harus didaftarkan
agar ia dihargai hasil karyanya, di akui oleh pengadilan / umum, setelah karya tersebut di
daftarkan itu sebagai bukti kepemilikan pertama yang nantinya bisa digunakan ketika terdapat
sengketa dalam karya tersebut, dan yang mempunyai karya tersebut mempunyai hak atau
kewajiban untuk menerima premi dari orang- orang yang menggunakan karyanya tersebut,
sebaliknya jika tidak membayar premi maka bisa dikenakan sanksi karena telah menggunakan
karya orang lain tanpa se izin pemiliknya.
 Manfaat perizinandiantaranya :

 Agar tidak di clam yang tidak- tidak oleh orang lain mengenai karya yang digunakan.

 Akan timbul penghasilan dan agar tidak di akui oleh orang lain.

6. Apa maksud dan tujuan adanya PKPU berdasarkan UU kefailedan?

JAWAB:

Maksud dan Tujuan UUK-PKPU 1. Untuk menghindari perebutan harta debitor apabila
dalam waktu yang sama ada beberapa kreditor yang menagih piutangnya dari debitor; 2. Untuk
menghindari adanya kreditor pemegang hak jaminan kebendaan yang menuntut haknya dengan
cara menjual barang milik debitor tanpa memperhatikan kepentingan debitor atau para kreditor
lainnya; 3. Untuk menghindari adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh salah
seorang kreditor atau debitor sendiri, atau adanya perbuatan curang dari debitor untuk melarikan
semua harta kekayaannya dengan maksud untuk melepaskan tanggung jawabnya terhadap para
kreditor.

7. Bedakan antara agen dan distributor dalam perdagangan barang baik dari segi
ekonomi atau hukum? (ADA DI HP JAWABNNYA)

JAWAB:

Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk


dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan
pemindahan hak atas fisik barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang
menunjuknya.

 
Sedangkan distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas
namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan
serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
PERBEDAAN ANTARA KEAGENAN DAN DISTRIBUTOR

Keagenan dan distributor sebenarnya merupakan dua terminologi yang berbeda dan


mempunyai konotasi yang berbeda pula. Namun agen dan distributor mempunyai fungsi dan
manfaat yang hampir sama yaitu memberikan jasa perantara dari prinsipal ke pada konsumen di
wilayah pemasaran tertentu.
a.     Keagenan
·       Pihak yang menjual barang atau jasa untuk dan atas nama prinsipal.
·       Pendapatan yang diterima berupa komisi.
·       Barang dikirimkan langsung dari prinsipal ke konsumen.
·       Pembayaran atas barang yang telah diterima konsumen langsung kepada prinsipal
b.     Distributor
·       Perusahaan yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri.
·  Membeli dari prinsipal dan menjual kembali kepada konsumen kepentingannya sendiri.
·       Prinsipal tidak selalu mengetahui konsumen akhir dari produk-produknya.
· Bertanggung jawab atas keamanan pembayaran barang-barangnya untuk kepentingan sendiri.

8. Jelaskan jawaban saudara dari segi hukum mengapa suatu perusahaan wajib
membuat pembukuan, membuat catatan-catatan penting terkait dengan usaha yang
dijalankan?
JAWAB:
Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 28, pembukuan adalah suatu proses pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi
harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan
laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut. Begitu juga jika ternyata diperoleh informasi bahwa
perusahaan hanya menderita kerugian dari bisnis yang telah dijalankan. Pembukuan ini bisa
dijadikan sebagai bahan acuan untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang akan ditempuh
untuk menghindar dari kerugian dan untuk mendapatkan keuntungan. Acuan terhadap
pembukuan ini dilakukan untuk mencari kesalahan dalam strategi perusahaan yang telah
dilakukan serta menyebabkan hasilnya hanya memberikan kerugian dan bukan keuntungan.

Di Indonesia kewajiban melakukan pembukuan setiap perusahaan didasarkan pada Kitab


Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 6 (Setiap orang yang menjalankan
perusahaan diwajibkan untuk menyelenggarakan catatan-catatan menurut syarat-syarat
perusahaannya tentang keadaan hartanya dan tentang apa yang berhubungan dengan
perusahaannya, dengan cara yang sedemikian sehingga dari catatan-catatan yang
diselenggarakan itu sewaktu-waktu dapat diketahui semua hak dan kewajibannya).Tujuan yang
akan dicapai adalah untuk mendapatkan informasi informasi tentang transaksi keuangan dan
transaksi barang agar dapat ditentukan dengan tepat kebijaksanaan selanjutnya. Selain KUHD
pasal 6, juga UU Pajak tahun 2000 pasal 28 ayat 1 - 12 yang mewajibkan perusahaan
menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui hak dan kewajibannya.

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN


PERUSAHAAN Pasal 8 (1) Setiap perusahaan wajib membuat catatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 sesuai dengan kebutuhan perusahaan. UU NO 8 TAHUN 1997 MENJELASKAN
bahwa pembuatan dan penyimpanan dokumen, tetap diperlukan untuk menjamin kepastian
hukum dan melindungi kepentingan para pihak dalam suatu hubungan hukum, karena itu
kewajiban membuat dan menyimpan dokumen harus tetap dijalankan dengan mengupayakan
tidak menimbulkan beban ekonomis dan administratif yang memberatkan, untuk itu perlu
diadakan pembaharuan mengenai media yang memuat dokumen dan pengurangan jangka waktu
penyimpanannya;

9. Bagaimana pengaturan tentang badan usaha milik desa berdasarkan Uu d


Indoneia?
JAWAB:
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) ramai dibicarakan dalam kurun waktu dua tahun
terakhir ini, yaitu sejak diundangkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU
Desa). UU Desa berlandaskan pada ketentuan pasal-pasal yang tercantum dalam UUD 1945
yang terkait dengan pemerintahan daerah, namun yang paling khusus terkait dengan keberadaan
desa (meskipun tidak secara eksplisit tersebut dalam isi pasal) adalah pada Pasal 18 B ayat (2)
UUD 1954 yaitu: Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

Berkaitan dengan pemerintahan daerah, maka pemahaman tentang desa tidak bisa
terlepas dari peraturan yang terkait dengan pemerintahan daerah, yaitu yang diundangkan dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Dalam undang-undang ini, desa disebut secara definitif dan
keberadaan Bumdes sudah diakui, yaitu disebut dalam Pasal 213: (1) Desa dapat mendirikan
badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa; (2) Badan usaha milik desa
sebagaimana dimaksud ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-undangan; (3) Badan
usaha milik desa sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan
perundang-undangan.

Dalam penjelasan Undang-Undang Pemerintahan Daerah Pasal 213 tersebut, khususnya ayat
(2) disebutkan bahwa Badan Usaha Milik Desa adalah badan hukum sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.

10. Mengapa para pelaku bisnis lebih menyukai penyelesaian sengketa melalui
abritase?
JAWAB:

Penyelesaian sengketa melalui arbitrase, menurut kami, merupakan pilihan terbaik yang


dapat dipilih oleh para pelaku bisnis baik untuk kerjasama di tingkat Nasional maupun
Internasional.

 
Kelebihan arbitrase dari sisi hukum acara terdapat fleksibilitas yang tetap berada dalam koridor
hukum. Di sisi lain, arbiter yang memiliki pengetahuan baik dari segi hukum maupun dari segi
teknis, serta ketepatan waktu persidangan, menjadi kelebihan arbitrase itu sendiri sehingga
sidang dapat berjalan secara efektif. Selain itu, kelanjutan hubungan bisnis antar para pihak juga
diperhatikan. Bahkan tidak menutup kemungkinan hubungan baik dan kerja sama tetap dapat
dilanjutkan.

 Proses persidangan arbitrase lebih fleksibel, dan seringkali disebut “peradilan


swasta”.
Arbitrase menjadi pilihan penyelesaian sengketa yang sangat populer di dunia bisnis karena
memiliki sejumlah kelebihan. Pertama, arbitrase dianggap sebagai cara penyelesaian sengketa
komersial yang efektif. Salah satu ukuran efektivitas itu adalah karena penyelesaian di arbitrase
bersifat rahasia.Pelaku usaha lebih senang jika sengketa yang membelitnya tidak diungkap ke
publik karena sengketa dapat berdampak pada citra perusahaan yang mungkin berakhir pada
berkurangnya pendapatan.

 Arbitrase  dianggap sebagai cara penyelesaian sengketa yang efisien.

Terdapat dua bentuk efisiensi yang diperoleh jika memilih penyelesaian sengketa di arbitrase,
yakni efisien biaya dan waktu. Dengan menempuh jalur arbitrase, perusahaan akan menghemat
biaya. Sebab, mereka tak perlu menghabiskan uang untuk menyewa lawyer di berbagai tingkat
peradilan. Di samping itu, biaya arbitrase transparan sehingga sejak awal sudah dapat
mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan. Dari segi waktu, proses penyelesaian sengketa
melalui arbitrase juga lebih singkat dibandingkan proses di pengadilan.

Intinya, penyelesaian sengketa melalui arbitrase saat ini semakin banyak dipilih oleh
perusahaan. Tentunya, secara langsung, penyelesaian sengketa arbitrase juga mengurangi beban
pengadilan di Indonesia yang masih dipusingkan dengan masalah tumpukan perkara.

Anda mungkin juga menyukai