ARTIKEL JURNAL
OLEH
PIAN ANWAR
631410031
PENGARUH LAMA PERENDAMAN PUPUK FORMULA ALAM HIJAU
TERHADAP PERTUMBUHAN ALGA LAUT Kappaphycus alvarezii
ABSTRAK
kelautan dan perikanan yang mempunyai kontribusi penting dalam memenuhi target
untuk pengembangan potensi budidaya tanaman laut seperti alga laut Kappaphycus
diyakini memiliki potensi K. alvarezii yang sangat tinggi serta pulau-pulau dengan
dasar perairan berkarang dan berpasir serta dukungan perairan yang terlindung dan
relatif tenang sangat menunjang dalam usaha budidaya K. alvarezii (Poncomulyo, dkk
2008).
alvarezii banyak dibudidayakan dan sangat diminati oleh petani pembudidaya, karena
teknik pemeliharaanya relatip mudah dan tidak memerlukan persyaratan yang rumit.
organisme yang dapat berupa berat ataupun panjang dalam waktu tertentu.
dan faktor eksternal. Faktor internal yang berpengaruh antara lain jenis,bagian thalus
lingkungan berupa parameter fisika dan kimia perairan. (Supit, 1996) dalam
(Mamang, 2008).
menggunakan pupuk sebelum dilakukan pemeliharaan di laut. salah satu pupuk yang
dapat digunakan untuk pertumbuhan K. alvarezii adalah Pupuk Formula Alam Hijau.
Pupuk Formula Alam Hijau adalah merupakan solusi bagi permasalahan yang
K. alvarzii yang mereka tanam Formula Alam Hijau dibuat dengan melibatkan para
ahli Pertanian dan Pupuk Organik Cair (POC) dengan melakukan riset danpengujian
yang mendalam sehingga menghasilkan produk yang benar – benar berkualitas dan
Formula Alam Hijau mengandung berbagai macam unsur hara yang sangat di
butuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhan dan pembentukan buah. Formula ini juga
diperkaya dengan unsur hara Makro dan Mikro, Asam Amino dan hormon
pertumbuhan seperti Gibberelin, Zeatin dan Inisial Asam Amino (IAA) yang di
formulasikan secara seimbang yang sangat bermanfaat bagi tanaman dalam setiap
penggunaan dosis pupuk Formula Alam Hijau yang berbeda terhadap pertumbuhan
K. alvarzii, namun masih terdapat aspek yang belum dikaji dalam penelitian tersebut,
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yakni mulai bulan Juli sampai
Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
botol aqua, ember plastik, seleng dan batu aerasi, patok, bambu, gelas ukur, kamera,
bahan yang digunakan adalah Pupuk Formula Alam Hijau, K. alvarezii dan air laut.
1. Biota Uji
Biota uji yang digunakan dalam penilitian ini adalah benih K. alvarezi yang
Alam Hijau, dan air 1:500 dimana Formula Alam Hijau sebanyak 1 liter dan air
sebanyak 500 liter. Maka peneliti mengambil bibit K. alvarezi yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 31.25 kg. Formula Alam Hijau sebanyak 125 ml dan air laut
2. Rancangan Penelitian
dengan empat perlakuan dan masing – masing tiga kali pengulangan, yang dilakukan
Hijau.
3. Pelaksanaan Penelitian
1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih K. alvarezi, yang
wadah, dan masing - masing wadah benih K. alvarezi yang digunakan sebanyak
2.6 kg jadi setiap perlakuan K. alvarezi yang digunakan sebanyak 7,8 kg.
3. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk Formula Alam Hijau,
dengan jumlah total 125 ml. kemudian dibagikan pada 12 wadah, dan masing-
4. Jumlah air laut yang digunakan sebanyak 62,5 liter. kemudian dibagikan pada
5. Jarak tanam yang digunakan dalam penelitian budidaya K. alvarezi ini yakni
25 cm.
a. Pertumbuhan Mutlak
dimana bibit di ukur pertambahan berat setiap minggu dan pengukuran ini dilakukan
H = Wt - W0
Keterangan :
b. Pertumbuhan Harian
DGR (Daily Growth Rate), adalah pertumbuhan harian setiap hari. Dawes,
LnWt–LnW0
DGR= ----------------------
t
Dimana :
5 Analisis Data
Acak Lengkap (RAL), dengan empat perlakuan dan masing – masing tiga kali
ulangan. Menurut Hanafiah, (2014), rumus yang digunakan adalah sebaga berikut: :
=
Keterangan :
Yij : Data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
eij : Pengaruh galat hasil percobaan pada perlakuan ke-i dan ulanganke-j
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pertumbuhan Mutlak
Pertumbuhan rata – rata berat mutlak perlakuan A sebesar 1,33 kg, perlakuan
Bsebesar 2,40 kg, perlakuan C sebesar 1,77 kg dan perlakuan D sebesar 1,20 kg.
Hasil pengukuran rata – rata berat mutlak K. alvarezii selama pemeliharaan 28 hari
3
Pertumbuhan Rata -
2.5 2.40
Rata Mutlak
2 1.77
1.5 1.33 1.20
1
0.5
0
2 jam 4 jam 6 jam 0 jam
Perlakuan Perendaman
Gambar 1. Pertumbahan Mutlak K. alvarezii
perendaman empat jam. K. alvarezii mampu menyerap unsur hara yang terkandung
pada pupuk Formula Alam Hijau dan proses osmoregulasi sel pertumbuhan pada K.
2008 dalam Yusuf dkk, 2012) menyatakan bahwa adanya kenaikan pertumbuhan
perlakuan B karena diduga batas penyerapan unsur hara yang terkandung pada pupuk
Formula Alam Hijau melebihi waktu optimal yakni 4 jam, sehingga proses
sesuai pendapat penelitian sebelumnya oleh Daud A., 2013 bahwa perendaman 12
jam Kondisi K. alvarezii pada saat itu sudah mulai layu dan terlihat mulai tumbuh
bintik – bintik putih seperti ice – ice pada bagian thallus K. alvarezii sehingga
perendaman K. alvarezii selama 2 jam dalam larutan pupuk Formula Alam Hijau,
sehingga unsur hara yang terkandung dalam pupuk Formula Alam Hijau tidak
hal ini sesuai penjelasan (Novizan, 2002 dalam Kushartono, dkk 2008) bahwa
kekurangan unsur hara dapat menyebabkan pertumbuhan kerdil, jumlah thalus sedikit
Unsur hara yang terkandung dalam larutan Formula Alam Hijau tersebut
adalah Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat
Kuhl (1974), dalam Kushartono, dkk (2009) nutrisi utama yang dibutuhkan adalah
Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K), Menurut Round (1973), dalam Kushartono,
dkk (2009). Nitrogen diperlukan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis
untuk memacu pertumbuhan. Fosfat merupakan bentuk dari Fosfor yang bermanfaat
bagi tumbuhan Waite, (1984) dalam Kushartono, dkk (2009) Berkaitan dengan
Kalium yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tumbuhan.
Nicholls (1993), dalam Kushartono, dkk (2009) kalium digunakan oleh sel-sel
tanaman selama proses asimilasi energi yang dihasilkan oleh proses fotosintesis.
Selain itu, unsur – unsur hara potensial yang terkandung di dalam Formula
Alam Hijau akan membuat alga tumbuh subur dan sehat yang memungkinkan alga
memiliki pertumbuhan terendah, hal ini disebabkan kuranganya unsur hara untuk
proses pertumbuhan K. alvarezii. Hal ini sesuai dengan pendapat Nicholls (1993),
merupakan bagian dari inti sel, dan penting untuk pembelahan sel. Kekurangan
Selain kekurangan unsur hara perawatan juga perlu dilakukan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Destalino, (2013) yang menyatakan bahwa dalam kegiatan budidaya
Hasil analisis sidik ragam pertumbuhan mutlak sperti tanpak pada tabel 1.
Total 3,82 11
nilai selisi rata – rata kurang dari nilai kritis Uji Tukey yakni sebesar 1.01.
selanjutnya perlakuan B dan A dengan D memiliki nilai selisi rata – rata lebih dari
nilai kritis Uji Tukey. Dengan demikian perlakuan D, A dan C tidak berbeda nyata.
Dan perlakuan B dan A dengan D berbeda nyata. Jadi perlakuan yang optimal dari
perlakuan A, B, C dan D adalah perlakuan C dan B tetapi yang lebih optimal adalah
perlakuan B.
2. Pertumbuhan Harian
perlakuan B sebesar 0.0232 kg/hr, perlakuan C sebesar 0,0184 kg/hr dan perlakuan D
(kontrol) sebesar 0,0135 kg/hr. Hasil pengukuran rata – rata berat harian K. alvarezii
0.025 0.0232
Pertumbuhan Rata -
0.02 0.0184
0.0148
Rata Harian
0.015 0.0135
0.01
0.005
0
2 jam 4 jam 6 jam 0 jam
Perlakuan Perendaman
dengan larutan Formula Alam Hijau menunjukan pertumbuhan rata - rata terbaik dari
perlakuan D yang tidak menggunakan larutan Formula Alam Hijau. Hal ini sesuai
pendapat (Karnan, 2012).bahwa perendaman bibit Alga kedalam larutan
Formula Alam Hijau yang telah dicampur dengan air laut terbukti efektif untuk
meningkatkan hasil produksi alga karena unsur hara Formula Alam Hijau akan
diserap oleh bibit alga untuk pertumbuhannya. Unsur hara tersebut seperti Nitrogen,
sangat mendukung antara lain dengan adanya arus dan gelombang yang dapat
Formula Alam Hijau disebabkan kondisi perairan dan kuranganya unsur hara yang
masuk seperti Nitrogen, Fosfat dan Kalium. Nitrogen merupakan unsur makro
Hasil analisis sidik ragam pertumbuhan mutlak sperti tanpak pada tabel 2.
Tabel 8. Analisis Sidik Ragam pertumbuhan Harian
dengan Uji Tukey (lampiran 8). Dari Hasil Uji Tukey diperoleh perlakuan D, A dan C
memiliki nilai selisi rata – rata kurang dari nilai kritis Uji Tukey yakni sebesar
0,0072. selanjutnya perlakuan B dan A dengan D memiliki nilai selisi rata – rata lebih
dari nilai kritis Uji Tukey.Dengan demikian perlakuan D, A dan C tidak berbeda
nyata. Dan perlakuan B dan A dengan D berbeda nyata. Jadi perlakuan yang optimal
dari perlakuan A, B, C dan D adalah perlakuan C dan B tetapi yang lebih optimal
adalah perlakuan B.
3. Kualitas Air
pengukuran Suhu, pH, Do dan salinitas menunjukkan bahwa kisaran yang diperolah
masih pada kriteria kualitas air yang baik untuk budidaya K. alvarezii.
Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian dapat di lihat pada Tabel 3
Hijau memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada Pertumbuhan Mutlak dan
alvarezii
Mutlak dan Harian memberikan hasil yang terbaik pada perlakuan B yakni sebesar
Daud A, 2013. Pengaruh dosis Perendaman Pupuk Formula Alam Hijau (FAH),
Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut. Jurusan Teknologi Perikanan Fakultas
Ilmu- Ilmu Pertanian UNG. Gorontalo
Hanafiah K.A, 2014. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers.
Jakarta
Karnan, 2012. Pemupukan Rumput Laut Dengan Pupuk Organik Cair Alam Hijau.
Mamang N, 2008. Laju Pertumbuhan Bibit Rumput Laut Eucheuma Cattonii Dengan
Perlakuan Asal Thallus Terhadap Bobot Bibit. Jurusan Ilmu Dan Teknologi
Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Poncomulyo Taurino, Maryani Herti, Kristiani Lusi, 2006. Budidaya dan Pengolahan
Rumput Laut. Agromedia Pustaka; Tanggerang.
Sudrajad A, 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Penebar Swadaya;
Jakarta.
Suparman, 2013. Cara Muda Budidaya Rumput Laut. Pustaka Baru Pres;
Yogyakarta.