Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PSG

LAPORAN KUNJUNGAN POSYANDU

DISUSUN OLEH :
ALFIYATUL MUSABIKHAH (P1337431218012)
EKA ARGA NUGRAHA (P1337431218014)
BELLA OKTAVIANI M (P1337431218022)
TAMA PUTRI AMALIA (P1337431218024)
NUR UFIYA (P1337431218034)

Dosen Pengampu :

Astidio Noviardhi, S.P, M. Kes (Epid)

PROGRAM DIV GIZI SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Jalan Wolter Monginsidi Nomor 115, Pedurungan Tengah, Pedurungan, Semarang
Nomor Telp/fax : 024-6710378
Website : www.poltekkes-smg.ac.id email : @poltekkes-smg.ac.id
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan yang bersumber daya
masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan. Posyandu sebagai bentuk upaya kesehatan yang berbasis
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat. Posyandu diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan bagi masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar
atau sosial dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi (Kemenkes, 2013).
Kegiatan posyandu tidak terbatas hanya pemberian imunisasi saja, tetapi juga
memonitor tumbuh kembang bayi dan balita melalui kegiatan penimbangan dan
pemberian makanan tambahan. Pencegahan dan penanganan gizi buruk juga dapat
segera ditangani sedini mungkin jika posyandu berjalan baik, karena pada dasarnya
anak balita bergizi buruk tidak semua lahir dalam keadaan berat badan tidak normal
(Soegianto, 2005).
Menurut Kemenkes RI (2013), jumlah posyandu di Indonesia sebanyak
280.225 yang tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaan posyandu sudah menjadi hal
penting di tengah masyarakat karena berfungsi sebagai wadah pemberdayan
masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat
selain itu mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Menurut WHO (World Health Organization) (2014), angka kematian bayi dan balita
secara global telah menurun hampir setengah persen sejak tahun 1990. Angka
kematian bayi dan balita turun dari 90 menjadi 46 kematian balita per 1000 kelahiran
pada tahun 2013. Di Indonesia jumlah kematian anak balita telah berkurang dari
385.000 pada tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2012 dengan demikian lebih
dari 400 anak-anak meninggal setiap hari di Indonesia (Kemenkes, 2013).
Menurut data Dinkes Provinsi Jawa Tengah (2015), Angka Kematian Bayi
(AKB) sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan Angka Kematian Balita
(AKABA) sebesar 11,64 per 1.000 kelahiran. Terjadi penurunan tetapi tidak
signifikan dibandingkan AKB tahun 2014 yaitu 10,08 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka kematian balita (AKABA) sebanyak 8 anak, sedangkan jumlah kelahiran
hidup sebanyak 9.861 anak.
Kunci keberhasilan pengembangan program posyandu adalah tumbuhnya
partisipasi masyarakat (Syarifudin, 2009). Partisipasi didapatkan dari keaktifan ibu
balita datang ke posyandu, hal tersebut dapat dilihat dari motivasi ibu balita untuk
datang ke posyandu. Menurut Notoatmodjo (2010), mencari pelayanan kesehatan
dapat terwujud dalam tindakan jika hal itu dirasakan sebagai kebutuhan sedangkan
kebutuhan merupakan dasar dari terjadinya motivasi. Semakin tinggi motivasi,
semakin tinggi intensitas perilakunya (Asnawi, 2007).
Dengan demikian motivasi yang tinggi untuk membawa balita ke posyandu
menjadi rutin, posyandu merupakan sarana kesehatan untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan balita sehingga motivasi ibu membawa balita ke posyandu
mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu (Notoatmodjo, 2010). Penelitian Imam
dan Nova (2012), menyimpulkan ada hubungan antara motivasi ibu dengan tingkat
kehadiran balita di posyandu. Motivasi ibu bertentangan dengan status pekerjaan ibu.
Ibu yang bekerja cenderung tidak membawa anaknya ke posyandu, karena posyandu
diselenggarakan pada hari kerja dan jam kerja (Widiastuti dan Kristiani, 2006). Hal
tersebut menimbulkan dampak ketidakhadiran balita ke posyandu sehingga ibu tidak
dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya, yang berakibat ibu
balita tidak mengetahui anaknya menderita gizi kurang atau gizi buruk dan kurangnya
cakupan imunisasi (Nursalam dan Pariani, 2001).
Anik dan Risqi (2013), menyatakan ada hubungan antara status pekerjaan ibu
dengan tingkat kehadiran balita di posyandu. Namun, hasil penelitian dari Indah dan
Isnaini (2014), tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan tingkat
kehadiran balita di posyandu. Penelitian Abduramah (2012) menyatakan bahwa ibu
balita yang tidak bekerja berpeluang baik untuk berkunjung ke posyandu
dibandingkan dengan ibu balita yang bekerja. Menurut Simanjuntak (2002), dukungan
suami dan keluarga juga berhubungan dengan keteraturan ibu memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
Penelitian Reihana dan Artha (2012), menyatakan ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran balita di posyandu. Dimana Ibu balita
yang mendapat dukungan keluarga akan lebih berpartisipasi aktif datang ke posyandu
di banding dengan ibu balita yang tidak mendapat dukungan dari keluarga. Ibu balita
yang tidak aktif dalam kegiatan posyandu biasanya tidak mendapatkan informasi atau
penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan balita yang normal, balita tidak atau
terlambat mendapatkan mendapatkan vitamin A untuk kesehatan mata, ibu balita
tidak mengetahui pertumbuhan berat badan balita setiap bulannya, ibu balita tidak
mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT) (Depkes
RI, 2007). Berdasarkan uraian diatas terlihat hasil yang inkonsisten, sehingga
dimungkinkan adanya perbedaan hasil analisis yang akan diperoleh jika dilakukan di
tempat dan waktu yang berbeda. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran balita
ke posyandu Flamboyan RW 3 Sendangmulyo.

B. TUJUAN
1. Sebagai tugas dari mata kuliah PSG.
2. Mengetahui tata cara pelaksanaan kegiatan posyandu.
3. Mempraktekkan tata cara pengukuran balita secara langsung.
4. Mengetahui hal hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
posyandu.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan adalah pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas dan lingkar kepala pada bayi dan balita. Pengukuran ini bertujuan untuk
memantau perkembangan bayi maupun balita. Jika mengalami penurunan, maka
kader yang bertugas dapat menanyakan alasannya serta memberikan saran untuk
meningkatkan aspek tersebut.
Hal pertama yang dilakukan adalah pencatatan bayi dan balita yang hadir.
Dilanjutkan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan
lingkar kepala. Lalu mencatat hasil pengukuran pada kertas pengukuran. Dilanjutkan
dengan pencatatan hasil akhir pada buku KMS. Dari buku KMS tersebut didapatkan
hasil baik penurunan maupun perkembangan dari bayi dan balita yang hadir. Tahap
akhir adalah pemberian makanan tambahan (PMT) kepada setiap bayi atau balita yang
hadir.
Pada posyandu Flamboyan, makanan tambahan yang diberikan berganti tiap
pelaksanaannya. Pembagian jatah pengolahan makanan tambahan ini ditentukan per
RT yang mengikuti penyelenggaraan posyandu. Makanan yang diberikan harus
berupa roti, buah dan agar. Hal ini tentu dapat menarik minat balita untuk mengikuti
kegiatan posyandu tersebut. Dilakukan pula imunisasi serta penambahan vitamin A
pada bulan bulan tertentu
D. HASIL
Bb
Jenis Tgl Umur Bb Tb Z-Score (Sd) Keterangan
N Tgl Nama (Kg)
o Survey Balita Kelami Bln IMT/
Lahir (Bln) (Kg) (Cm) BB/U TB/U BB/TB STATUS GIZI N/T
n Sblm U
BB/U = berat badan normal
13/03/202 M. Alkenzo 26/05/201 TB/U = pendek
1 L 9 7,5 8 67 -1,14 -2,23 -1,22 0,25  
0 R 9 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan kurang
13/03/202 Safitri Nur 18/06/201 TB/U = normal
2
0 A
P
8
20 8,5 8,3 80 -2,23 -0,92 0,23 -2,43  
BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi kurang
BB/U = berat badan normal
13/03/202 04/03/202 TB/U = pendek
3 Alvaro L 1 - 3 47 -1,16 -2,34 1,11 0,12  
0 0 BB/TB = gizi lebih
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan normal
13/03/202 28/11/201 TB/U = normal
4 Sahid H L 51 - 14,7 102 -1,1 -0,76 -0,89 -0,95  
0 5 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan normal
13/03/202 Nadine 16/09/201 TB/U = normal
5 P 41 16,7 16,5 96 0,73 -0,73 1,2 1,7  
0 Elena 6 BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = beresiko gizi lebih
BB/U = berat badan normal
13/03/202 Alesha 18/05/201 TB/U = normal
6 P 49 15,3 15,5 97 -0,08 -1,05 0,93 0,82  
0 Gafa 6 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
13/03/202 08/08/201 BB/U = berat badan normal
7 Silfa Qarin P 31 10,4 10,6 85 -1,62 -1,83 -1,87 -0,66  
0 7 TB/U = normal
BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan kurang
13/03/202 Aqila 18/01/201 TB/U = sangat pendek
8 P 25 9,2 71 -2,12 -4,9 1,19 1,75  
0 Masha 8 - BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = beresiko gizi lebih
BB/U = berat badan normal
13/03/202 Farhana 30/01/201 TB/U = normal
9 L 25 12,3 13,1 86 0,46 -0,73 0,56 1,29  
0 Altha 8 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = beresiko gizi lebih
BB/U = berat badan kurang
13/03/202 21/11/201 TB/U = pendek
10 Alfariza L 27 9,8 9,8 81 -2,35 -2,8 0,98 -0,79  
0 7 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan normal
13/03/202 12/12/201 TB/U = normal
11 M Hanif L 27 10,5 10,5 85 -1,67 -1,43 1,98 -1,18  
0 7 BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan kurang
13/03/202 Najwa TB/U = normal
12 P     9 9,2 82 -2,29 -1,86 -1,9 -1,62  
0 Khaira BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = resiko gizi lebih
13/03/202 23/12/201 TB/U = normal
13 Kania P 26 13 13,8 87 1,08 -0,29 2,09 1,76  
0 7 BB/TB = gizi lebih
IMT/U = beresiko gizi lebih
BB/U = berat badan sgt
13/03/202 10/12/201 kurang
14 Neily A P 51 10,9 10,8 93 -3,26 -2,61 1,5 -2,26 TB/U = pendek  
0 5
BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = gizi kurang
BB/U = berat badan normal
13/03/202 06/10/201 TB/U = normal
15 Nevan L 53 18,7 18,9 106 0,71 -0,05 1,78 1,13  
0 5 BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = beresiko gizi lebih
BB/U = berat badan normal
13/03/202 Gibran 05/06/201 TB/U = normal
16 L 57 - 14,4 102 -1,65 -1,43 -0,11 -1,14  
0 Keanu 5 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan normal
13/03/202 Aqila 09/01/201 TB/U = normal
17 P 50 14,5 14,85 112,5 -0,74 1,95 1,21 -3,04  
0 Masha 6 BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = gizi buruk
BB/U = berat badan normal
13/03/202 Gisel 07/06/201 TB/U = normal
18 P 2 9,5 9,9 78 -0,79 -1,67 0,45 0,34  
0 Kanza 8 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = resiko gizi lebih
13/03/202 Nadia 24/07/201 TB/U = normal
19 P 19 11,7 12,7 85 1,45 1,12 -0,98 1,16  
0 Alisya 8 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = beresiko gizi lebih
BB/U = berat badan kurang
13/03/202 09/03/201 TB/U = pendek
20 Arjuna L 24 - 9,25 80 -2,41 -2,36 -1,91 -1,36  
0 8 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = resiko gizi lebih
13/03/202 07/11/201 TB/U = normal
21 Alvaro L 52 - 19,65 97,6 1,07 -1,76 1,09 3,26  
0 5 BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = obesitas
22 13/03/202 Mika P 17/07/201 43 12,5 12,7 92,5 -1,43 -1,86 1,01 -0,34 BB/U = berat badan normal  
TB/U = normal
0 6 BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = resiko gizi lebih
13/03/202 28/06/201 TB/U = normal
23 Arka P L 32 15,7 16,4 88 1,48 -1,62 -1,23 3,26  
0 7 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = obesitas
BB/U = berat badan normal
13/03/202 21/12/201 TB/U = pendek
24 Jihan P 14 8 8,1 70 -1,36 -2,38 -1,09 0,12  
0 8 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan normal
13/03/202 TB/U = pendek
25 Kanaya P     - 6,5 70 -1,36 -2,38 -1,09 0,12  
0 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan kurang
13/03/202 25/08/201 TB/U = normal
26 Kamea P 18 8,9 9,2 80 -2,84 -1,58 1,44 -2,67  
0 8 BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = gizi kurang
BB/U = berat badan normal
13/03/202 Faris Dian 27/03/201 TB/U = normal
27 L 11 7,4 7,6 71 -0,98 -0,21 -1,1 -1,68  
0 H 9 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = berat badan normal
13/03/202 28/09/201 TB/U = normal
28 Keisha A P 53 16,1 16 100 -0,45 -1,3 1,9 0,5  
0 5 BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = gizi baik (normal)
BB/U = resiko gizi lebih
13/03/202 11/11/201
29 Aleeo M A L 28 17,6 17,6 95 2,63 1,39 1,23 2,51 TB/U = normal  
0 7
BB/TB = beresiko gizi lebih
IMT/U = gizi lebih
BB/U = berat badan normal
13/03/202 Khalwa 24/12/201 TB/U = sangat pendek
30 P 2 - 5,2 53 -1,32 -3,29 -0,44 0,85  
0 Nur R 9 BB/TB = gizi baik (normal)
IMT/U = gizi baik (normal)
INDIKATOR SKDN
S = jumlah balita di wilayah posyandu (169 balita )

K = jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMA (169 balita)

D = jumlah balita yang ditimbang bulan ini (30 balita)

N = jumlah balita yang naik berat badannya (13 balita)

1. Cakupan Program (K/S)

Jumlah balita yang mempunyai KMS(K )


x 100 %
Jumlah Seluruh Balita (S)

169
x 100 %=100 %
169

2. Pencapaian Program (N/S)

Balita yang Naik berat badannya sesuai garis Pertumbuhan( N )


x 100 %
Jumlah Seluruh Balita( S)

13
x 100 %=7,69 %
169

3. Partisipasi Masyarakat (D/S)

Jumlah Seluruh balita yang Ditimbang (D)


x 100 %
Jumlah Seluruh Balita (S )

30
x 100 %=17,75 %
169

4. Kesinambungan Program (D/K)

Jumlah Seluruh BalitaYang Ditimbang(D)


x 100 %
Jumlah Balita yang Mempunyai KMS(K )
30
x 100 %=17,75 %
169

5. Keberhasilan Program (N/D)

Balita yang Naik Berat Badannya Sesuai Garis Pertumbuhan(N )


x 100 %
Jumlah Balita yang Ditimbang ( D)

13
x 100 %=43,34 %
30

E. PEMBAHASAN
a. Dari data yang kami olah didapatkan keterangan N/T dimana N:berat badan
naik sesuai KBM, dan T: berat badan tidak naik sesuai KBM. Beberapa data
tidak dapat diberikan keterangan N/T karena balita tidak hadir ke posyandu
ataupun bulan sebelumnya tidak hadir, sehingga tidak dapat memantau
pertumbuhannya. Berdasarkan KMS didapat KBM pada :
Bayi dan balita perempuan : 800 gram pada usia 1bulan
900 gram pada usia 2 bulan
800 gram pada usia 3 bulan
600 gram pada usia 4 bulan
500 gram pada usia 5 bulan
400 gram pada usia 6 bulan
300 gram pada usia 7-10 bulan
200 gram pada usia 11-60 bulan
Bayi dan balita laki-laki :800 gram pada usia 1bulan
900 gram pada usia 2 bulan
800 gram pada usia 3 bulan
600 gram pada usia 4 bulan
500 gram pada usia 5 bulan
400 gram pada usia 6-7 bulan
300 gram pada usia 8-11 bulan
200 gram pada usia 12-60 bulan

Diharapkan bayi dan balita dapat naik berat badannya setiap


bulan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan BB sama dengan
KBM(kenaikan bb minimal) atau lebih. Balita yang 2 kali berturut-
turut tidak naik berat badannya menurut KBM atau 2 kali BGM
( bawah garis merah) pada grafik KMS dirujuk ke petugas kesehatan.
b. Keterangan status gizi didapatkan dari perhitungan Z-score dari
beberapa indeks, yaitu BB/U, TB/U, BB/TB, dan IMT/U.
Perhitungan z-score dengan cara BBaktual – BB median . (SK
antropometri th 2020)
BB median – BB (-1SD)
Penentuan status gizi didapat dari SK antropometri tahun 2020,
BB/U : bb sangat kurang
Bb kurang
Bb normal
Risiko bb lebih
TB/U : sangat pendek
Pendek
Normal
Tinggi
BB/TB :gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Berisiko gizi lebih
Gizi lebih
Obesitas
IMT/U : gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Berisiko gizi lebih
Gizi lebih
Obesitas
c. Berdasarkan data yang ada dan kemudian dilakukan perhitungan
SKDN didapatkan :
a) Cakupan program menggambarkan berapa jumlah balita diwilayah
tersebut yang telah memiliki KMS ataupun berapa besar cakupan
program di daerah tersebut telah tercapai. Dari hasil perhitungan di
dapatkan hasil 100 % dan hasil tersebut diartikan tingkat cakupan
posyandu baik. Di posyandu tersebut mengganti KMS dengan
kartu bantu jadi jika balita tersebut memounyai kartu bantu maka
dianggap memiliki KMS, hal tersebut di lakukan karena mungkin
banyak orang tua yang lupa bawa, rusak, atau karena hal yang lain.
Dan untuk kartu bantu selalu di bawa oleh petuggas posyandu jadi
memudahkan para orang tua dan petugas posyandu.
b) Pencapaian program menggambarkan jumlah balita yang naik berat
badannya menurut KBM/ sesuai garis pertumbuhan dari seluruh
balita sasaran. Dari data yang diambil dari posyandu flamboyant
mendapatkan hasil 7,69%. Dan untuk pencapaian tersebuat adalah
masih rendah dalam hal tersebut diharapkan semua balita dapat
hadir di posyandu secara rutin dan dapat naik berat badan sesuai
garis pertumbuhan, tapi bisa juga berat badan anak tidak naik
karena keadaan tubuh misalnya setelah sakit, peningkatan aktifitas,
dll.
c) Partisipasi masyarakat. Untuk hasil minimal partisipasi masyarakat
adalah 80%, namun apabila di bawah 80% maka bisa dikatakan
partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan berat badan sangat rendah. Dan dari hasil
perhitungan partisipasi masyarakat di posyandu flamboyant ini di
dapatkan hasil hanya 17,75 % dan hasil tersebut menandakan
bahwa tingkat parrtisipasi masyarakat masih tergolong rendah,
karena hasil tersebut di bawah 80%, dibuktikan dengan balita yang
hadir di posyandu flamboyant sedikit. Hal tersebut berakibat
banyak balita yang perkembakangan, kesehatan tidak terpantau
oleh petugas posyandu flamboyant.
d) Keberhasilan program menggambarkan berapa besar hasil
penimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai dari hasil
perhitungan di posyandu flamboyant di dapatkan 43,34%.
Diharapkan seluruh balita mengalami kenaikan berat badan setiap
bulan sesuai garis pertumbuha. Namun tidak menutup
kemungkinan beberapa kondisi yang menyebabkan balita tidak
naik berat badannya ataupun malah berat badan turun mungkin hal
tersebut di sebabkan karena pola asuh orang tua yang dapat di
pengaruhi oleh pengetahuan orang tua, sedang atau setelah
mengalami sakit, peningkatan aktifitas, ekonomi, dll
F. KESIMPULAN

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai