Anda di halaman 1dari 7

Pasien bernama Bp. NU umur 75 tahun, masuk RS pada tanggal 21 Maret 2011.

Berasal
dari suku jawa dan sudah menikah.kondisi social ekonomi pasien termasuk dalam menengah ke
bawah. Saat masuk RS mengeluh tidak bisa buang air kecil ±30 hari, mual, muntah, kesulitan
menelan, kesulitan mengunyah, konstipasi dan gangguan gigi geligi. Pasien didiagnosis dokter
menderita Ca Prostat dengan retensi urine. Riwayat penyakit dahulu pasien hipertensi dan DM.
penyakit kronik yang di derita Ca prostat. Berat badan pasien 42 kg TB 161 cm dan LILA 26 cm.
pola makan pasien 3x sehari, makanan selingan 2x per hari, dengan mengkonsumsi nasi 3x
sehari @piring, lauk hewani yang sering dikonsumsi daging sapi atau ayam 2x sehari @1 potong
, tidak pernah konsumsi lauk nabati, sayur bening bayam 3x seminggu @1 mangkok, sayur gori
3x seminggu @3-4 sdm , buah pisang 2x sehari @3-4 buah. Dalam 3 bulan pasien mengalami
penurunan berat badan 5 kg. obat yang dikonsumsi pasien Ciprofloxacine tablet 2x500 mg,
Ranitidine tablet 2x150 mg, dan Na Dicloferal tablet 2x50 mg.

A. Interaksi Obat dengan zat gizi

Nama obat Fungsi Interaksi dengan zat gizi


ciprofloxacin tablet Mengobati infeksi yang Pangan : obat diminum saat perut kosong satu jam
2x500 mg disebabkan oleh bakteri sebelum atau dua jam setelah makan
dan jamur Kafein : penggunaan obat – obat ini dengan produk
– produk yang mengandung kafein dapat
meingkatkan kadar protein
Mineral seperti kalsium, magnesium, aluminium
dan zat besi dapat bereaksi dengan ciprofloxacin
akan membentuk senyawa yang sukar diabsorbsi
oleh tubuh
Makanan yang mengandung kalsium dapat
menyebabkan terbentuknya ikatan
kompleks yang susah di absorpsi

Ranitidine tablet Mengurangi rasa sakit, Pangan : penggunaan obat ini dapat dengan atau
2x150 mg mempercepat tanpa makan
penyembuhan dan Kafein : produk ini dapat mengiritasi lambung
mencegah iritasi Alcohol dapat mengiritasi lambung dan
kembali mempersulit penyembuhan
Menyebabkan defisiensi vitamin B12 sekunder
akibat pengurangan penyerapan vitamin B12 yang
terikat makanan
Na Diclofenak tablet sebagai pereda nyeri, Konsumsi makanan terlebih dahulu untuk
2x50 mg mengurangi gangguan mencegah iritasi saluran cerna.
inflamasi, dismenore, Hindari alcohol karena dapat meningkatkan resiko
nyeri ringan sampai pendarahan.
sedang pasca operasi Penggunaan yang sering dari obat golongan ini
khususnya ketika pasien dapat menurunkan absorbsi folat dan vit 4
mengalami peradangan
B. Interaksi Obat dengan obat

Obat 1 Obat 2 Interaksi


Ciprofloxacin Ranitidin menghambat efek ranitidine jika digunakan
bersmaan
Na Diklofenak Ranitidin - ranitidin akan mereduksi natrium diklofenak
sehingga menurunkan laju dan jumlah
absorpsi pada saluran pencernaan (gastrointest
inal. kondisi ini mengakibatkan efek
dari natrium diklofenak berkurang.Interaksi ini
dapat dicegah dengan memisahkan jarak
mengkonsumsi obat Na Diklofenak dengan
ranitidin 1-2 jam
- mengurangi resiko ulserasi
Ciprofloxacin Na diklofenak mekanisme interaksi belum diketahui. Interaksi
kedua obat dapat meningkatkan resiko stimulasi
SSP dan kejang dengan dosis fluroquinolon yang
tinggi (Medscaaape, 2014)

Efek samping

Nama obat Efek samping Dosis


Ciprofloxacin Ringan :
- Mual, muntah.
- Pusing atau mengantuk.
- Penglihatan buram.
- Merasa gugup, cemas, atau mudah marah.
- Gangguan tidur (insomnia atau bermimpi
buruk).
Berat :

- Pusing, pingsan, detak jantung cepat atau


tidak teratur.
- Sendi mendadak nyeri, terdengar suara
menderak atau meletus, memar, bengkak, rasa
nyeri, kekakuan, atau kehilangan kemampuan
bergerak pada sendi mana pun.
- Diare berair atau berdarah.
- Kebingungan, berhalusinasi, depresi,
berpikir atau bertindak lain dari biasanya.
- Sakit kepala, telinga berdenging, pusing,
mual, gangguan penglihatan, sakit di belakang
mata.
- Kulit pucat atau menguning, urin
berwarna gelap, demam, lemas.
- Lebih jarang atau sama sekali tidak buang
air kecil.
- Mudah memar atau berdarah.
- Mati rasa, kesemutan, atau sakit tidak
wajar di bagian tubuh mana pun.
- Gejala awal ruam, seringan apa pun.
- Reaksi alergi parah – demam, sakit
tenggorokan, bengkak pada wajah atau lidah,
mata terasa terbakar, sakit pada kulit, diikuti
dengan ruam merah atau ungu yang menyebar
(terutama ke wajah atau tubuh bagian atas)
dan kulit melepuh dan mengelupas.

Ranitidine  Diare. - 2 x sehari 150 mg


 Muntah-muntah. - penggunaan obat ini
 Sakit kepala. dapat dengan atau tanpa
 Insomnia. makan
 Vertigo.
 Ruam.
 Konstipasi.
 Sakit perut.
 Sulit menelan.
 Urine tampak keruh.
 Bingung.
 Berhalusinasi.
 timbul ruam pada kulit

Na Diclofenak mulas, sembelit, diare, perdarahan yang - 2x sehari 50 mg


tidak dapat dijelaskan, gastritis atau - Diminum setalah makan
tukak pada usus,
perut kembung, mual, muntah, sakit
perut, pusing, sakit kepala, gatal,
telinga berdenging atau ruam pada kulit
Dosis

1. Ranitidine

- Dosis lazim dewasa untuk tukak usus duabelas jari

Oral : 150 mg 2 x sehari, atau 300 mg 1 x sehari setelah makan malam atau sebelum

tidur.Parenteral : 50 mg, intravena atau intramuskular, setiap 6 - 8 jam. Atau, infus intravena

kontinu dapat diberikan dengan rate 6.25 mg / jam selama 24 jam.

- Dosis lazim dewasa untuk dispepsia

75 mg oral 1 x sehari 30 - 60 menit sebelum makan. Dosis dapat ditingkatkan sampai 75 mg 2

x sehari. Durasi maksimal terapi : 14 hari.

Dosis lazim dewasa untuk pencegahan kambuh tukak usus duabelas jari

150 mg oral 1 x sehari pada waktu tidur.

Dosis lazim dewasa untuk erosif esofagitis

Oral :Awal : 150 mg 4 x sehari.Pemeliharaan : 150 mg 2 x sehari.Parenteral : 50 mg, intravena

atau intramuskular, setiap 6 - 8 jam. Atau, infus intravena kontinu dapat diberikan pada rate 6.25

mg / jam selama 24 jam.

Dosis lazim dewasa untuk stres maag profilaksis

Parenteral : 50 mg, intravena atau intramuskular, setiap 6 - 8 jam. Atau, infus intravena kontinu

dapat diberikan pada rate 6.25 mg / jam selama 24 jam. Titrasi untuk mempertahankan pH

lambung ≥

Dosis lazim dewasa untuk zollinger-ellison Syndrome dan hipersekresi fatologis


Oral : 150 mg 2 x sehari. Sesuaikan dosis untuk mengontrol sekresi asam lambung.Parenteral : 1

mg / kg / jam diberikan sebagai infus intravena kontinu sampai maksimal 2.5 mg / kg / jam.

Dosis lazim dewasa untuk gastroesophageal reflux disease (GERD)

Oral : 150 mg dua x sehari.Parenteral : 50 mg, intravena atau intramuskular, setiap 6 - 8 jam.

Dosis lazim dewasa untuk maag

Oral : 150 mg 2 x sehari.Parenteral : 50 mg, intravena atau intramuskular, setiap 6 - 8 jam.

Dosis pemeliharaan dewasa untuk maag

150 mg oral 1 x sehari pada waktu tidur.

Dosis anak

Tukak lambung : 2-4 mg / kg BB 2 x sehari, maksimal 300 mg sehari.Gastroesophageal Reflux

Disease (GERD) :150 mg 2 x sehari atau 300 mg sebelum tidur malam selama sampai 8 minggu,

atau bila perlu sampai 12 minggu (sedang sampai berat, 600 mg sehari dalam 2-4 dosis terbagi

selama 12 minggu). Pengobatan jangka panjang GERD, 150 mg 2 x sehari.Sindrom Zollinger-

Ellison : 150 mg 3 x sehari; dosis sampai 6 g sehari dalam dosis terbagi.

Dosis neonatus

2 mg/kg BB, 3 kali sehari. Maksimal 3 mg/kg BB, 3 x sehari.

Bayi usia 1-6 bulan

1 mg / kg BB 3 x sehari. Maksimal 3 mg / kg BB, 3 x sehari

Bayi usia 6 bulan-12 tahun


2-4 mg / kg BB. Maksimal : 150 mg dibagi 2 x sehari.

1. Ciprofloxacin

Konsumsi  ciprofloxacin dalam sediaan tablet atau sirup dua kali sehari. Tablet ciprofloxacin 

dengan dosis 250mg, 500mg, dan 750mg. Beberapa rincian dosis obat ciprofloxacin untuk

beberapa penyakit sebagai berikut :

 Infeksi saluran kemih              : 250mg; 2 kali sehari dalam 3 hari

 Infeksi bakteri gonokokus       : 250mg; 1 kali minum

 Diare                                       : 500mg; 2 kali sehari dalam 7 hari

 Pneumonia                              : 750mg; 2 kali sehari dalam 7-14 hari

 Prostatitis                                : 500mg; 2 kali sehari dalam 14 hari

 Infeksi tulang & sendi             : 500mg; 2 kali sehari dalam 4-6 minggu

2. Na diklofenak

- osteoarthritis,  50 mg 2 sampai 3 kali sehari atau 75 mg secara oral dua kali sehari.
Dosis lebih besar dari 150 mg/hari tidak dianjurkan untuk osteoarthritis.
- Untuk mengobati ankylosing spondylitis, dosis diclofenac adalah 25 mg secara oral 4 kali
sehari. Tambahan dosis 25 mg dapat diberikan pada waktu tidur, jika perlu.
- Untuk meringankan nyeri had, dosis diclofenac adalah 50 mg secara oral 3 kali sehari.
Pada beberapa pasien, dosis awal 100 mg kalium diclofenac, diikuti oleh dosis 50 mg,
akan memberikan bantuan yang lebih baik. Setelah hari pertama, dosis harian tidak boleh
melebihi 150 mg.
- Untuk meringankan nyeri akut ringan sampai sedang, dosis diclofenac adalah 50 mg
secara oral 3 kali sehari. Pada beberapa pasien, dosis awal 100 mg kalium diclofenac,
diikuti oleh dosis 50 mg, akan memberikan bantuan yang lebih baik. Setelah hari
pertama, dosis harian tidak boleh melebihi 150 mg.
- Untuk mengatasi rheumatoid arthritis, dosis diclofenac adalah 50 mg secara oral 3 sampai
4 kali sehari atau 75 mg secara oral dua kali sehari. Untuk dosis diclofenac 100 mg, Anda
bisa minum sekali sehari. Dosis lebih dari 225 mg/hari tidak dianjurkan untuk rheumatoid
arthritis.

Kesimpulan :
Bp. NU didiagnosis oleh dokter menderita Ca Prostat dengan retensi urine selain itu dia
mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan DM. obat yang dikonsumsi pasien adalah
Ciprofloxacine tablet 2x500 mg, Ranitidine tablet 2x150 mg, dan Na Dicloferal tablet 2x50 mg.
dari setiap obat memiliki interaksi yang menguntungkan dan merugikan.interaksi yang terjadi
bisa dari makanan maupun obat terapi lain yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai