Anda di halaman 1dari 17

dr Laura Zeffira, SpA MBiomed

 penyakit
yang disebabkan karena
mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan berbahaya/ toksik atau yang
terkontaminasi

 Kontaminasi bisa oleh bakteri, virus, parasit,


jamur, toksin
 racun terhadap saraf  paralisis
 diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum
 bakteri Gram-positif yang dapat membentuk
spora tahan panas, bersifat anaerobik, dan
tidak tahan asam tinggi
 Bakteri anaerob ini sering tumbuh pada
makanan atau bahan makanan yang diawetkan
dan proses pengawetan tidak baik seperti:
sosis, bakso, ikan kalengan, daging kalengan,
buah dan sayur kalengan, madu.
 Gejala akut dapat muncul 2 jam - 14 hari setelah
menelan makanan yang terkontaminasi

 Gejala awal dapat berupa suara parau, mulut kering dan


tidak enak pada epigastrium. Dapat pula timbul
muntah, diplopia, ptosis, disartria, kelumpuhan otot
skeletal serta yang paling berbahaya adalah
kelumpuhan otot pernapasan. Kesadaran tidak
terganggu, fungsi sensorik dalam batas normal. Pupil
dapat lebar, tidak reaktif atau dapat juga normal

 Gejala pada bayi meliputi hipotoni, konstipasi, sukar


minum atau makan, kepala sukar ditegakkan dan
refleks muntah hilang.
 dekontaminasi  memuntahkan isi lambung
jika korban masih sadar/ bilas lambung
 Arang aktif dapat diberikan (jika tersedia)
 Tempe bongkrek dibuat dari ampas kelapa
 Racun asam bongkrek yang dihasilkan oleh
Pseudomonas cocovenenan yang tumbuh
pada tempe ampas kelapa yang tidak jadi.
Pada tempe yang jadi, pseudomonas ini tidak
tumbuh.
 Bervariasi
 sangat ringan: pusing, mual dan nyeri perut
 berat berupa: gagal sirkulasi dan respirasi,
kejang dan kematian

 .
 Antidotum spesifik  belum ada.
 Terapi nonspesifik ditujukan untuk
menyelamatkan nyawa, mencegah absorbsi
racun lebih lanjut dan mempercepat ekskresi.
 Atasi gangguan sirkulasi dan respirasi, beri
arang aktif
 Sianida merupakan zat kimia yang sangat
toksik dan banyak digunakan dalam berbagai
industri.

 Terdapat pada beberapa jenis umbi atau


singkong
 nyeri kepala, mual, muntah, sianosis,
dispnea, delirium dan bingung.

 Dapat juga segera diikuti pingsan, kejang,


koma dan kolaps kardiovaskular yang
berkembang sangat cepat
 Keadaan gawat darurat:
- lakukan pembebasan jalan napas,
- berikan oksigen 100%
- berikan natrium-tiosulfat 25% IV dengan
kecepatan 2.5-5 ml/menit sampai klinis
membaik.

 Tatalaksana koma, kejang, hipotensi atau syok


dengan tindakan yang sesuai.

 Jangan lakukan emesis karena korban dapat


dengan cepat berubah menjadi tidak sadar.
 Asam jengkol bisa menimbulkan sumbatan
saluran kemih oleh kristal asam jengkol

 Gejala dapat timbul 5-12 jam setelah makan


jengkol.

 Gejala keracunan: kolik, oliguria atau anuria,


hematuria, gagal ginjal akut.
 mencegah terbentuknya kristal dengan
memberikan natrium bikarbonat 0.5– 2 gram
4 kali perhari secara oral.
 Bila terjadi gagal ginjal akut maka
penatalaksanaan sesuai dengan gagal ginjal
akut.
 Tidak ada antidotum spesifik.
 reaksi negatif dari sistem pencernaan terhadap
makanan dan tidak ada kaitannya dengan antibodi
 Kondisi sulit mencerna makanan dapat disebabkan
oleh kurangnya enzim atau makanan mengandung
zat kimia yang sulit dicerna.

 Contoh:
 intoleransi laktosa terjadi saat sistem pencernaan
tidak dapat menghasilkan enzim untuk mencerna
suatu jenis gula dalam produk-produk susu.
 Intoleransi kafein
 Intoleransi glutein celiac disease
 Gejala intoleransi makanan antara lain adalah:
 Mual
 Sakit perut
 Gas, kram, atau kembung
 Muntah
 Mulas
 Diare
 Sakit kepala
 Mudah marah atau gelisah
 Gejala timbul tergantung seberapa banyak
makanan yang dikonsumi

 Pada intoleransi makanan, jika tidak parah


maka sebaiknya kurangi dan perhatikan
pemberian makanan tertentu

 Hal ini tergantung pada seberapa parah


intoleransinya

Anda mungkin juga menyukai