Anda di halaman 1dari 3

ASPIRASI TRAKEA

a. Definisi
Aspirasi benda asing ialah masuknya benda yang berasal dari luar tubuh atau dari
dalam tubuh ke saluran napas. Benda asing di saluran nafas merupakan keadaan emergensi
yang memerlukan penanganan segera. Aspirasi benda asing dapat berupa bahan organik
maupun anorganik.

b. Etiologi
Benda asing yang dapat masuk ke dalam saluran respiratorik sangat beragam.
Penggolongan dapat dilakukan berdasarkan asal, jenis, dan sifatnya.
- Menurut asalnya, benda asing terdiri dari benda asing eksogen, yaitu benda asing
yang berasal dari luar tubuh, dan benda asing endogen, yaitu benda asing yang
berasal dari dalam tubuh sendiri.
- Menurut jenisnya, benda asing dapat dibagi menjadi benda asing organik dan
benda asing anorganik.
- Menurut sifatnya, benda asing yang dapat masuk ke dalam saluran respiratorik,
baik organik maupun anorganik, kadang-kadang memiliki sifat khusus tertentu.
Benda asing organik, terutama yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
kacang-kacangan dan biji-bijian, dapat mengembang dengan cepat di dalam
saluran respiratorik karena bersifat higroskopis. Benda asing anorganik, lebih
sering terjadi pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, tidak bersifat
higroskopis dan tidak mengembang, sehingga aspirasi benda tersebut umumnya
tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan gejala yang ringan. Kadang-
kadang benda-benda logam dapat mempunyai sifat magnetik atau menimbulkan
rasa metal yang khas.

c. Patofisiologi
Benda asing masuk ke saluran nafas saat laring terbuka atau pada saat terjadi aspirasi.
Benda asing yang masuk ke saluran nafas akan mengakibatkan terjadinya reflek batuk,
kemudian akan muncul gejala sesuai dengan lokasi, besarnya sumbatan dan lamanya benda
asing berada di dalam saluran nafas.
Benda asing yang masuk ke dalam saluran nafas akan menimbulkan reaksi pada
jaringan sekitarnya. Reaksi jaringan yang timbul dapat berupa inflamasi lokal, edema,
ulserasi, dan terbentuknya jaringan granulasi yang dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas.
Akibat obstruksi ini maka bagian distal dari sumbatan akan terjadi air trapping, empisema,
atelektasis, abses paru dan bronkiektasi. Reaksi inflamasi akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan vaskularisasi mukosa, edema, dan bertambahnya sekret mukoid. Berkurangnya
gerakan silia mengakibatkan menumpuknya lendir atau sekret di ujung bronkiolus sehingga
dapat mengakibatkan atelektasis maupun komplikasi lainnya. Bila terdapat infeksi dapat
terbentuk pus serta dapat terbentuk jaringan granulasi.

d. Faktor Resiko
Banyak faktor yang dapat memudahkan terjadinya aspirasi benda asing pada anak,
antara lain adalah faktor usia, anatomis, pertahanan saluran respiratorik, sosial ekonomi, dan
lain-lain.
e. Gejala dan Tanda
Benda asing di dalam trakea akan dikeluarkan melalui batuk dan eskalasi mukosiliar.
Apabila gagal benda asing tersebut akan menetap di dalam trakea atau masuk ke dalam
bronkus. Di dalam trakea benda asing dapat menimbulkan berbagai akibat yang dapat
berubah-ubah karena masih dapat berpindah tempat (mobile). Akibat yang ditimbulkan dapat
berupa obstruksi, reaksi peradangan, atau konstriksi. Gejala patognomonik terdiri dari batuk,
sesak, dan suara mengi yang terdengar sangat mirip dengan asma, sehingga disebut sebagai
asmatoid. Apabila benda asing masih dapat berpindah tempat (mobile) pada saat batuk atau
ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi di daerah tiroid, dapat didengar suara hentakan
benda asing ke pita suara atau daerah subglotis. Tanda ini disebut audible slap. Dengan
palpasi tanda ini kadang-kadang dapat dirasakan dan disebut sebagai palpatory thud.

f. Diagnosis
- Bagian terpenting pada saat mengevaluasi kasus aspirasi adalah anamnesa yang diberikan
oleh saksi pada saat kejadian.
- Untuk penegakan diagnosis, pemeriksaan radiologi juga dibutuhkan. Sebagian besar benda
asing yang tertelan bersifat radiolusen. Oleh karena itu, hasil foto x-ray hanya menunjukkan
bukti tidak langsung dari aspirasi, seperti atelektasis, dan air trapping. Penemuan yang
paling sering dari X-ray yaitu, normal tanpa kelainan, air trapping, pergeseran mediastinum,
atelektasis, pneumonia, lobar collapse,konsolidasi, dan benda asing radioopak. X-ray rutin
dilakukan dari dua posisi, yaitu anterioposterior dan lateral.
- Fluoroskopi merupakan metode yang lebih sensitf untuk menilai pergerakan mediastinum
dan diafragma.
- Beberapa teknik pencitraan lainnya seperti MRI dan VQ-scan mempunyai keterbatasan
masing-masing dalam mendiagnosa aspirasi benda asing.
- CT-scan toraks dan bronkoskopi virtual adalah metode baru untuk mengevaluasi aspirasi
benda asing dan lebih sensitif daripada ronsen toraks. Sekret, tumor dan lesi obstruktif
lainnya dapat menghasilkan hasil positif palsu. Namun, metode ini memiliki paparan radiasi
yang tinggi. Selain itu, faktor biaya dan ketersediaan peralatan serta tenaga kerja yang ada
harus dipertimbangkan. Anestesi dapat digunakan untuk mereka yang kurang kooperatif,
tetapi akan meningkatkan risiko terjadinya obstruksi saluran napas.

g. Tatalaksana
Benda asing di trakea dikeluarkan dengan bronkoskopi. Tindakan ini merupakan
tindakan yang harus segera dilakukan dengan pasien tidur telentang posisi Trendelenburg,
supaya benda asing tidak lebih turun ke bronkus. Bila tidak ada fasilitas bronkoskopi, dapat
dilakukan tindakan trakeostomi. Dan bila diperlukan harus segera dirujuk ke fasilitas yang
memiliki endoskopi.

h. Komplikasi
- Akibat benda asing : sesak nafas, hipoksia, asfiksia, henti jantung, bronkiektasis
- Akibat bronkoskopi : aritmia jantung, benda asing masuk lebih dalam, edema laring
Sumber :

1. Naragund AI, Mudhol RS, Harugop AS, Patil PH, Hajare PS, Metgudmath VV. Indian J
Otolaryngol Head Neck Surg. 2014; 66(S1): 180–5
2. Dikensoy O, Usalan C, Filiz A. Foreign body aspiration: Clinical utility of flexible
bronchoscopy. Postgrad Med J 2002; 78: 399-403.
3. Tamin S, Hadjat F, Abdillah F. Penatalaksanaan aspirasi benda trakeobronkial bengan
berbagai manifestasi klinis. Med J ORLI 2005; 35: 16-25.

Anda mungkin juga menyukai